#
ISLAM
#
POKOK BAHASAN
1. Definisi Islam
Etimologis
Terminologis
2. Sumber Ajaran Islam
Al-Qur’an
As-Sunnah
Ijtihad
#
#
Definisi Bahasa
Islam akar katanya (
م ل س)
Kata kerja
َمِلَس =damai,
selamat, sejahtera.
Kata kerja bentuk ini tidak
digunakan dalam
al-Qur`an, tetapi
ungkapan-ungkapan bahasa tertentu
dari akar kata tersebut
#
Di antaranya ialah kata
silm
(
ٌمْلِس)
dalam QS. al-Baqarah: 208 yang
berarti “
damai
”;
salam
(
مَلاَس) dalam QS. az-Zumar:
29, dengan arti “
utuh
” sebagai
lawan dari “
pemilahan-pemilahan dalam bagian-bagian
yang bertentangan
”, juga dalam
surat an-Nisa`:91 yang juga
digunakan dalam pengertian
“
damai
”.
#
Dengan demikian kata
tersebut dalam al-Qur`an
seringkali digunakan
dengan makna “
damai
”,
“
aman
” atau “
ucapan
salam
”
Kata kerja
aslama
(
َمَلْسَا),
artinya “
ia menyerahkan
dirinya
” atau “
memberikan
dirinya
”.
#
Dengan demikian kata
tersebut dalam al-Qur`an
seringkali digunakan
dengan makna “
damai
”,
“
aman
” atau “
ucapan
salam
”
Kata kerja
aslama
(
َمَلْسَا),
artinya “
ia menyerahkan
dirinya
” atau “
memberikan
dirinya
”.
#
Sering digunakan dalam
ungkapan
aslama wajhahu
(“ia menyerahkan pribadi
atau dirinya”) yang diikuti
dengan
lillah
(“kepada
Tuhan”).
Ada pendapat lain yang
menambahkannya dengan arti
“memelihara dalam keadaan
selamat sentosa, tunduk patuh
dan taat”.
#
Kata
`islam
merupakan
verbal noun
(
mashdar
) dari
bentuk ini, yang berarti
“penyerahan yang
sesungguhnya” atau
“keberserahan diri yang
amat sangat”, “ketundukan
dan ketaatan”.
Muncul dalam al-Qur`an
#
• Dengan pengertian
kebahasaan tersebut, kata
Islam
dekat dengan arti
kata agama (
ad-Din
) yang
berarti
menguasai,
menundukkan, patuh,
hutang, balasan dan
kebiasaan.
#
• Subjek (
fa`il
)
aslama
ialah
muslim
(
مِلْسُم). Baik dalam
bentuk tunggal, dua atau
jamak kata
muslim sering
muncul dengan pengertian
“
seseorang yang
menyerah-kan dirinya kepada (hukum)
Tuhan
”.
• Dalam QS. Ali Imran:83, alam semesta dikatakan sebagai muslim sebab ia mematuhi hukum-hukum Tuhan.
#
Fazlur Rahman:
“Kata
`islam
dan
muslim
selalu
digunakan oleh al-Qur`an
kadang dalam makna
harfiahnya, yakni “berserah
diri” atau “orang yang
menyerahkan dirinya kepada
(hukum) Tuhan, kadang juga
dalam makna sebagai nama diri
untuk pesan keagamaan yang
dikumandangkan oleh al-Qur`an
dan bagi komunitas yang
#
Bahkan dalam QS. al-Hajj:78,
pesan keagamaan ini
dinisbatkan kepada
Ibrahim, yang dikatakan
telah memberikan nama
Muslim kepada komunitas
yang menerima pesan
al-Qur`an ini.
#
Maka nyatalah bahwa
Islam
di masa Madinah, selain
bermakna harfiah, telah
direifikasi menjadi nama
agama yang dibawa oleh
Muhammad SAW. Dan
muslimun
menjadi
komunitas formal yang
memeluk Islam (lihat QS.
5:111).
#
Definisi Istilah
Syaikh Mahmud Syaltut:
“Agama yang
disyariat-kan oleh Allah melalui
nabi-Nya Muhammad
SAW. untuk disampaikan
dan diajarkan kepada
#
Maulana Muhammad Ali:
“Agama perdamaian, di mana
dua ajaran pokoknya yaitu
keesaan Tuhan dan kesatuan
atau persaudaraan umat
manusia menjadi bukti nyata,
bahwa Islam selaras benar
dengan namanya. Islam bukan
saja sebagai agama seluruh
Nabi Allah, melainkan pula
sebagai hakikat ketundukan
dan keberserahan diri alam
#
Majlis Tarjih Muhammadiyah:
“Apa yang telah disyariatkan Allah dengan perantaraan para Rasul-Nya berupa perintah, larangan dan
petunjuk untuk kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat
mereka. Sedangkan agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW adalah apa yang telah
diturunkan oleh Allah dalam
al-Qur`an dan termuat dalam sunnah shahihah berupa perintah, larangan dan petunjuk untuk kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat
#
Di kalangan masyarakat Barat,
Islam sering diidentikkan
dengan istilah
Muhammadanism
atau
Muhammedan
.
Peristilahan ini merupakan
bentuk analog dengan nama
agama di luar Islam yang pada
umumnya disandarkan pada
#
Penyebutan
Muhammadanism
atau
Muhammedan
untuk
agama Islam bukan saja tidak
tepat, tetapi secara prinsipil
salah.
Peristilahan itu bisa
mengandung arti bahwa Islam
adalah paham Muhammad atau
pemujaan terhadap Muhammad
seperti yang terdapat dalam
#
Atau peristilahan itu juga
bisa membawa pengertian
bahwa agama Islam hanya
untuk bangsa atau
komunitas tertentu yang
berkaitan dengan
Muhammad, seperti agama
Yahudi untuk bani Israel
#
Analogi nama dengan
agama-agama lainnya jelas tidaklah
mungkin bagi Islam. Karena:
1. Agama Islam bersumber dari
wahyu yang datang dari Allah
SWT. Bukan dari manusia,
bukan pula Muhammad. Posisi
Nabi SAW dalam agama Islam
diakui sebagai manusia yang
ditugasi untuk menyebarkan
ajaran Islam tersebut kepada
ummat manusia.
#
2. Islam bersifat universal,
rahmatan lil alamin
, untuk
siapa saja, tidak terbatas
komunitas atau bangsa
tertentu seperti
agama-agama sebelum Islam,
muthabiqun likulli zaman wa
makan
, menembus batas
ruang dan waktu, sesuai
untuk manusia kapan dan di
mana saja
#
Dari beberapa pengertian di
atas dapat dipahami
bahwa:
1. Islam, dilihat dari misi
ajarannya berarti semua
agama Allah (wahyu Allah)
yang diturunkan kepada
para Rasul (utusan) Allah
sejak Nabi Adam AS
sampai Nabi Muhammad
SAW.
#
2. Secara istilah, yang resmi
disebut sebagai agama Islam
ialah agama yang diwahyukan
oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW,
khotimul
anbiya`
(penutup para Nabi)
untuk disampaikan dan
diajarkan kepada seluruh
manusia sebagai penyempurna
misi keislaman yang diajarkan
oleh Nabi-Nabi sebelumnya.
#
#
“Dan Tiada kami mengutus
kamu, melainkan untuk
(menjadi)
rahmat
bagi alam
semesta.” (Q.S. Al-Anbiya:
107)
“Tidaklah Aku ciptakan jin
dan manusia kecuali untuk
beribadah (kepadaKu)”
#
RUANG LINGKUP
AJARAN ISLAM
#
Tuhan
Manusia
Alam semesta
Penciptaan
Keselamatan
#
#
Pada umumnya, sumber agama
Islam ada 4, yaitu Qur`an, Sunnah,
`Ijma’
(kesepakatan pendapat di
antara jama’ah muslimin) dan
Qiyas
(penggunaan akal).
Qur`an dan sunnah (atau hadits)
disebut
al-Adillah al-Qoth’iyyah,
dalil yang mutlak benar. Sedang
`ijma’
dan
qiyas
disebut
al-Adillah
al-Ijtihadiyyah, dalil yang
#
1. al-Qur’an
DEFINISI BAHASA
Ada perbedaan pengertian
etimologis al-Qur`an.
Asy-Syafi’i:
“al-Qur`an tidak berasal dari
akar kata apapun, dan tidak
pula ditulis dengan hamzah.
Lafadz tersebut sudah lazim
digunakan dalam pengertian
kalam Allah yang diturunkan
#
Al-Farra’:
“Lafadz Qur`an berasal
dari kata
qara`in,
jamak
dari kata
qarinah
yang
berarti “kaitan”, karena
dilihat dari segi makna dan
kandungannya ayat-ayat
al-Qur`an itu satu sama
lain saling berkaitan.
#
al-Asy’ari dan para
pengikutnya:
“Lafadz itu diambil dari
akar kata
qarn
yang
berarti “menggabungkan
sesuatu atas yang lain”,
karena surah-surah dan
ayat-ayat al-Qur`an satu
dan lainnya saling
#
Ada juga yang menyebut
Qur`an sebagai
isim masdar
(verbal noun) dari akar
qara`a
,
yang makna aslinya ialah
“mengumpulkan dan
menghimpun”.
Kata ini berarti pula
“membaca”, karena dalam
membaca, huruf dan kata-kata
dihubungkan satu sama lain
#
Sehingga
qur`an
seringkali
disamakan dengan
qira`at
(penamaan
maf’ul
dengan
masdar
), yang berarti
“bacan”, yakni himpunan
huruf dan kata-kata dalam
suatu ucapan yang
#
DEFINISI ISTILAH
Abd al-Wahhab al-khallaf :
Firman Allah yang
diturunkan kepada hati
Rosulullah, Muhammad bin
Abdullah, melalui Jibril
dengan menggunakan
lafadz bahasa Arab dan
maknanya yang benar,
#
agar ia menjadi
hujjah
bagi
Rasul, bahwa ia
benar-benar Rasulullah; menjadi
undang-undang bagi
manusia; memberi
petunjuk kepada mereka
dan menjadi sarana untuk
melakukan pendekatan diri
dan ibadah kepada Allah
#
Ia terhimpun dalam
mushhaf, dimulai dari
surat al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat
an-Nas, disampaikan kepada
kita secara mutawatir dari
generasi ke generasi, baik
secara lisan maupun
tulisan serta terjaga dari
#
PEWAHYUAN AL-QUR’AN
wahyu ada tiga macam
(QS. Asy-Syura [42]:51):
1. pengetahuan yang
tiba-tiba dirasakan seseorang
timbul dalam dirinya;
timbul dengan tiba-tiba
sebagai suatu cahaya yang
menerangi jiwanya (
#
2. wahyu berupa pengalaman
dan penglihatan dalam
keadaan tidur atau dalam
keadaan
trance
,
rukyat
atau
kasyf
(
vision
);
3. wahyu dalam bentuk yang
diberikan melalui utusan
atau malaikat, yaitu Jibril,
dan wahyu serupa ini
disampaikan dalam bentuk
kata-kata.
#
Wahyu dalam bentuk
kata-kata itu diturunkan tidak
secara sekaligus tetapi
berangsur-angsur dan
bertahap dalam masa
kurang lebih 22 tahun 2
bulan 22 hari;
Hikmahnya (QS. al-Furqan
[25]:32):
1. untuk meneguhkan hati (tatsbit al-Fu`ad) Nabi SAW
#
2. untuk memudahkan pembacaan dan penghafalannya
(penjagaannya) serta
penerimaannya dalam konteks pentahapan hukum yang
terdapat di dalamnya.
3. dari hadits-hadits Nabawi dapat diketahui bahwa al-Qur`an diturunkan sesuai kebutuhan. Kadang-kadang diturunkan lima ayat atau
kadang-kadang sepuluh ayat, kurang sedikit dari itu atau
#
SEJARAH KODIFIKASI
1. Masa Rasulullah SAW
2. Masa Abu Bakar
ash-Shiddiq
3. masa ‘Usman bin Affan
#
KANDUNGAN AL-QUR`AN
1. Ayat-ayat mengenai
dasar-dasar keyakinan
atau kredo dalam Islam
yang dari situ lahir
teologi Islam.
2. Ayat-ayat mengenai soal
hukum yang melahirkan
ilmu hukum Islam (
fiqh
).
#
3. Ayat-ayat mengenai soal
pengabdian kepada
Tuhan yang membawa
keentuan-ketentuan
tentang ibadah dalam
Isalam.
4. Ayat-ayat mengenai budi
pekerti luhur yang
#
5. Ayat-ayat mengenai dekat dan rapatnya hubuingan manusia dengan Tuhan yang kemudian melahirkan mistisme dalam Islam.
6. Ayat-ayat mengenai tanda-tanda alam yang menunjukkan adanya Tuhan, yang membicarakan soal
kejadian alam di sekitar manusia. Ayat-ayat yang serupa ini
menumbuhkan pemikiran filosofis dalam Islam.
#
7. Ayat-ayat mengenai hubungan golongan kaya dengan golongan miskin, dan ini membawa pada ajaran-ajaran sosiologis dalam Islam.
8. Ayat-ayat yang ada hubungannya dengan sejarah terutama
mengenai nabi-nabi dan umat
mereka sebelum Nabi Muhammad SAW, dan umat-umat lainnya yang hancur karena keangkuhan
mereka. Dari ayat-ayat ini dapat diambil pelajaran.
9. Ayat-ayat mengenai hal-hal lainnya.
#
2. as-Sunnah
DEFINISI BAHASA
• As-Sunnah berasal dari kata kerja
Sanna-Yasunnu (“berjalan”,
“menjelaskan” atau “menetapkan”) yang berarti as-Sirah, “prikehidupan” atau “prilaku”, ath-Thariqah; “jalan”, “cara”, dan metode” dan
asy-Syari’ah; “syari’at”, “peraturan” dan “hukum”. Adapun kata hadits
jamaknya `ahadits makna aslinya adalah “ucapan”, “perkataan” dan “pembicaraan”.
#
DEFINISI ISTILAH
Ahlul hadits: “Sabda (qaul),
pekerjaan (fi’il), ketetapan (taqrir), sifat atau tingkah laku Nabi baik
sebelum maupun sesudahnya”. Di sini ahlul hadits menyamakan sunnah
dengan hadits.
Ahlul ushul: “Sabda Nabi yang bukan
dari Qur`an, pekerjaan atau ketetapannya”.
Ahlul Fiqh: “Hal-hal yang berasal dari
Nabi baik ucapan maupun pekerjaan, tetapi hal itu tidak wajib dikerjakan”
#
SEBAGAI SUMBER KEDUA
1. QS. an-Nisa` [4]: 59:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulul amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur`an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman akepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
#
QS. al-Hasyr [59]: 7:
“….Apa yang diberikan Rasul
kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya”.
Hadits Rasulullah SAW.:
“Saya telah tinggalkan kepadamu dua urusan yang kamu sekali-kali tidak akan sesat selama kamu
berpegang teguh kepadanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul” (HR. Malik).
#
2. Fungsi hadits sendiri sebagai bayan, penjelas dan penafsir pelaksanaan al-Qur`an (QS. an-Nahl [16]: 44).
3. Tidak bisa dilepaskan dari hakikat as-Sunnah itu sendiri. Pada
hakikatnya, as-Sunnah juga
merupakan wahyu ilahi yang bukan al-Qur`an. Pengertiannya adalah
bahwa ruh dari kandungan
as-Sunnah juga dari Allah dalam bentuk dan konteks yang berbeda dengan al-Qur`an.
#
3. IJTIHAD
DEFINISI BAHASA
Kata ijtihad berasal dari akar kata
jahada yang artinya “berusaha keras” atau “berusaha sekuat tenaga”.
kata ijtihad yang secara harfiah
mempunyai makna yang sama, secara teknis diterapkan bagi
seorang ahli hukum yang dengan
kemampuan akalnya berusaha keras untuk menentukan pendapat di
lapangan hukum mengenai hal yang pelik dan meragukan
#
DEFINISI ISTILAH
Endang Saifuddin Anshari:
“Usaha sungguh-sungguh seseorang (beberapa orang) ulama tertentu,
yang memiliki syarat-syarat tertentu, pada suatu tempat dan waktu
tertentu, untuk merumuskan
kepastian atau penilaian hukum
mengenai sesuatu (atau beberapa) perkara, yang tidak terdapat
kepastian hukumnnya secara
eksplisit dan positif, baik dalam al-Qur`an maupun al-Hadits”.
#
Imam Syaukani:
“Mengerahkan segala kemampuan daya nalar secara maksimal dalam memperoleh hukum syar’i yang
bersifat amali melalui cara istinbat.
Secara sederhana pengertian ijtihad
dapat disimpulkan sebagaimana berikut: 1. Pengerahan daya nalar secara maksimal. 2. Oleh seorang
Faqih (Mujtahid yang telah memenuhi segala persaratan), 3. Produkknya
adalah dugaan kuat tentang hukum syari’ah yang bersifat amaliah. 4. Usaha ijtihad melalui istinbat.
#
#
PRINSIP DASAR:
Islam mempunyai prinsip-prinsip
dasar yang harus mewarnai sikap
dan aktivitas pemeluknya.
Puncak dari prinsip itu adalah
tauhid
. Di sekelilingnya beredar
unit-unit bagaikan planet-planet
tata surya yang beredar di
sekeliling matahari, yang tidak
dapat melepaskan diri dari
orbitnya.
#
1. Kesatuan alam semesta. Dalam
arti, Allah menciptakannya dalam
keadaan amat serasi, seimbang
dan berada di bawah pengaturan
dan pengendalian Allah SWT
melalui hukum-hukum yang
ditetapkan-nya.
2. Kesatuan kehidupan. Bagi
manusia ini berarti bahwa
kehidupan duniaminya menyatu
dengan kehidupan ukhrowinya.
Sukses atau kegagalan ukhrowi,
ditentukan oleh amal duniawinya.
#
3. Kesatuan ilmu. Tidak ada
pemisahan antara ilmu-ilmu
agama dan ilmu umum, karena
semuanya bersumber dari satu
sumber yaitu Allah SWT.
4. Kesatuan iman dan rasio.
Karena masing-masing
dibutuhkan dan masing-masing
mempunyai wilayahnya
sehingga harus saling
melengkapi.
#
5. Kesatuan agama. Agama yang
dibawa oleh para Nabi
kesemuanya bersumber dari
Allah SWT., prinsip-prinsip
pokoknya menyangkut aqidah,
syari’ah dan akhlaq tetap sama
dari zaman dahulu sampai
sekarang.
6. Kesatuan kepribadian manusia.
Mereka semua diciptakan dari
tanah dan Ruh Ilahi.
7. Kesatuan individu dan
masyarakat. Masing-masing
harus saling menunjang.
#
SIFAT KHAS AJARAN ISLAM:
1. Kesederhanaan, rasionalitas dan
praktis (amaliah). Islam adalah
agama yang tidak memiliki
mitologi. Ajarannya cukup
sederhana dan dapat dipahami.
2. Kesatuan antara materi dan
ruhani. Islam tidak memisahkan
secara ketat antara materi dan
ruhani.
3. Sebuah jalan/cara hidup (way of
life) yang lengkap.
#
4. Keseimbangan antara
individualisme dan
kolektivisme.
5. Universalitas dan humanitas.
Pesan Islam disampaikan
untuk seluruh umat manusia.
Allah dalam pengertian Islam
adalah Tuhan bagi seluruh
alam (lihat QS. 1:1), dan
Rasulullah SAW diutus bagi
seluruh umat manusia (lihat
QS. 7:158 dan QS. 21:107).
#
Pembahasan
• Perlu dilihat definisi Islam dari sisi
hakikatnya (substantif)
• Nama2 dan fungsi al-Qur`an bagi
kehidupan
• Kedudukan as-Sunnah, sebagai sumber
kedua
• Komitmen seorang muslim terhadap
al-Qur`an dan as-Sunnah.
#
Pembahasan
• Ijtihad? Sebagai polemik ketika menjadi
sumber, apakah pas kalau dijadikan sumber?
Prof. Munir:
• Ini bukan kuliah di IAIN, mungkin lebih
ditekankah pada domain afeksinya. Sehingga
perlu diperkaya dengan kisah2. seperti
kuatnya amal shaleh (kisah orang2 yg
terjebak di gua) dan kisah2 kontemporer,
dalam kehidupan sehari2.
#
Pembahasan
• Perlu dijelaskan reasoningnya Barat
menyebut
“Muhammadanism”.
• Konteks mahasiswa, ada lulusan
aliyah/pesantren, tetapi yg banyak adalah
lulusan umum, sentuhan afektifnya lebih
ditekankan.
• Ada baiknya dosen2 AIK memperkaya diri
dgn membaca buku yg mencerminkan
banyak disiplin ilmu, sehingga bisa
mengkontekkan ayat2 al-Qur`an dengan
kehidupan.
#