• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN & MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN & MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PROSEDUR PENGEMBANGAN

INSTRUMEN & MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

Oleh:

DESY WISMASARI 16713251012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang bertema “Prosedur Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling” Makalah ini diajukan guna memenuhi mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi penulis dan pembaca agar bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Yogyakarta, 19 Februari 2017

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Kata pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan ... 2

BAB II Pembahasan A. Pengembangan Instrumen Bimbingan dan Konseling ... 3

1. Definisi Instrumen Bimbingan dan Konseling ... 3

2. Macam-macam Instrumen Bimbingan dan Konseling ... 3

3. Prosedur PengembanganInstrumen Bimbingan dan Konseling ... 9

B. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling 1. Definisi media bimbingan dan koneling ... 15

2. Macam-macam media bimbingan dan konseling ... 15

3. Manfaat Media Bimbingan dan Konseling ... 18

4. Fungsi Media Bimbingan dan Konseling ... 18

5. Prosedur Media Bimbingan dan Konseling ... 19

BAB III Penutup A. Simpulan ... 30

B. Saran ... 30

BAB IV Daftar Pustaka ... 31

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang diberikan oleh seorang guru BK dengan tujuan membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami klien, sehingga peserta didik mampu mengentaskan permasalahannya dan berkembang secara optimal.

Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling guru BK banyak menemukan tantangan dan dihadapkan berbagai masalah yang dialami peserta didik. Baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir. Untuk membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan peserta didik, guru BK harus mampu kreatif dan memahami ruang lingkup yang ada dalam bimbingan dan konseling, seperti; jenis layanan bimbingan dan konseling, bidang layanan, kegiatan pendukung, instrumen BK, dan media bimbingan konseling. Sehingga guru BK dapat memberikan bimbingan kepada peserta didik dengan efektif dan efisien. Langkah awal yang harus dipahami oleh guru BK adalah instrumen pengumpulan data baik instrumen tes maupun non tes. Langkah selanjutnya guru BK mampu memilih media sesuai dengan hasil instrumen dan assesmen yang sudah dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling.

Dengan pengembangan isntrumen dan media bimbingan dan konseling diharapkan materi bimbingan konseling yang diberikan kepada peserta didik, mampu memiliki tampilan yang lebih menarik sehingga tujuan bimbingan dan konseling dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu dalam pembuatan makalah ini akan coba menjabarkan bagaimana prosedur pengembangan instrumen dan media dalam bimbingan dan konseling.

(5)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain: 1. Bagaimana definisi Instrumen bimbingan dan koneling?

2. Apa sajakah macam-macam instrumen bimbingan dan konseling?

3. Bagaimanakah prosedur pengembangn instrumen bimbingan dan konseling? 4. Bagimana definisi media bimbingan dan koneling?

5. Apa sajakah macam-macam media bimbingan dan konseling? 6. Apa saja manfaat media bimbingan dan konseling?

7. Apa saja fungsi media bimbingan dan konseling? 8. Bagaimana prosedur media bimbingan dan konseling?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat rumusan masalah dalam makalah ini antara lain: 1. Mahasiswa dapat memahami definisi Instrumen bimbingan dan koneling? 2. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam instrumen bimbingan dan

konseling?

3. Mahasiswa dapat menerapkan prosedur pengembangan instrumen bimbingan dan konseling?

4. Mahasiswa dapat memahami definisi media bimbingan dan konseling?

5. Mahasiswa mampu mengaplikasikan macam-macam media bimbingan dan konseling?

6. Mahasiswa memahami manfaat media bimbingan dan konseling? 7. Mahasiswa mampu memahami fungsi media bimbingan dan konseling? 8. Mahasiswa dapat menerapkan prosedur media bimbingan dan konseling?

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGEMBANGAN INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Definisi Instrumen

Purwanto (2007:9) menjelaskan bahwa instrumen adalah alat ukur yang digunkan untuk mengumpulkan data. Sebagaimana dalam ilmu alam, sebuah alat ukur hnya cocok untuk mengukur keadaan tertentu yang memang tepat diukur menggunakan alat ukur tersebut.

Suryabrata (2013:52) menjelaskan bahwa instrumen adalah alat yang digunakan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atribut-atribut psikologis secara teknis digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif.

Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrument merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang variabel yang sedang diteliti yang dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai bahan need assessment guru bimbingan dan konseling atau konselor dilapangan.

2. Macam-macam Instrumen

Sudaryono.dkk (2013:63) membedakan pengembngan instrument menjadi dua, yaitu instrument tes dan instrument non tes.

a. Instrument tes: tes benar salah,tes pilihan ganda, ragam bentuk tes pilihan ganda, soal menjodohkan, tes isian, soal jawaban singkat, tes hasil belajar, tes intelegensi tes bakat

(7)

b. Instrumen non tes : pedoman wawancara, angket, pedoman bservasi, daftar cek, skala penilaian.

Winkel & Hastuti (2012:260) menjelaskan bahwa pemakaian alat-alat tes terbatas pada lingkungan tertentu dan administrasinya serta penafsirannya berada ditangan psikolog yang ahli di bidang testing atau ditangan lembaga testing. Disini konselor sekolah dapat menggunakan jasa seseorang psikolog atau suatu lembaga testing, yang terpenting mempelajari secara saksama brosur atau laporan hasil testing. Untuk dapat memahami brosur atau laporaan hasil testing itu, konselor di institusi pendidikan harus mengetahui instrument tes yang ada dalam lingkup Bimbingan dan Konseling. Adapun jenis-jenis instrumen tes sebagai berikut :

a. Tes Hasil Belajar (Achievement Test)

Tes hasil belajar (Achievement Test) merupakan alat tes yang mengukur apa yang telah dipelajari diberbagi bidang studi. Ada tes yang khusus meneliti penguasaan materi bidang studi tertentu saja, ada pula tes yang meliputi materi beberapa bidang studi dalam lingkup yang agak luas, yang menghasilkan skor-skor erpisah untuk saling dibandingkan.

b. Tes Kemampuan Intelektual

Tes kemampuan intelektual merupakan tes yang mengukur taraf kemampuan berpikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapai taraf prestasi tertentu dalambelajar disekolah (mental ability, intellegensi test, academic ability test, scholastic aptitude test).

c. Tes Kemampuan Khusus atau Tes Bakat Khusus

Merupakan tes yang mnegukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu.

(8)

Tes minat merupakan tes yang mengukur kegiatan apa yang paling disukai seseorang dan bertujuan membantu rang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai bagi dirinya.

e. Tes Perkembangan Vokasional

Tes perkembangan vokasional merupakan tes yang mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesdaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan.

f. Tes Kepribadian

Tes kepribadian merupakan tes yang mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif seperti sifat karakter, gaya temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, jaringan relasi social dengan orang lain, dan aneka bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri.

Winkel & Hastuti (2012:269) menjelaskan bahwa alat tes dapat sangat bermanfat untuk memperoleh data tentang siswa, namun penggunaan alat itu pula mengandung kelemahan dan keterbatasan. Oleh karena itu, diperlukan juga alat-alat nontes sebagai alat pengumpul data, khususnya dalam hal memperoleh data social yang relevan, untuk menyimpan serta mengolah keseluruhan data yang masuk. Adapun alat nontes yang digunakan dalam layanan Bimbingan dan Konseling sebagai berikut:

a. Angket Tertulis

Angket tertulis merupakan sejumlah item atau pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis. Kegunaan dari angket tertulis adalah diperoleh banyak keterangan,pengisiannya dapat dikerjakan dikelas, siswa dapat menjawab sesuai dengan keadaannya tanpa dipengaruhi orang lain. Kelemahannya adalah siswa tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut karena jawabannya terbatas pada hal-hal yang ditanyakan. Bentuk item atau pertanyaan dapat berupa pertanyaan terbuka, yang memungkinkan siswa menjawab secara agak luas, atau pertanyaan tertutup,

(9)

yang mengharuskan siswa memilih salah satu alternatif, atau pertanyaan tertutup.

Adapun persyaratan dalam pembuatan angket adalah sebagai berikut: a) Dkitentukan dengan tujuan apa angket diberikan dan dipikirkan luas

informasi yang dibutuhkan.

b) Harus ada introduksi yang menjelaskan kepada siswa dengan tujuan apa mereka diminta mengisi angket, sesuai dengan keadannya yang sebenarnya.

c) Perumusan semua item harus jelas dan isinya mudah ditangkap. d) Suatu item jangan menanyakan dua hal sekaligus (pertanyaan ganda). e) Jangan ditanyakan hal-hal yang dirasa mempermalukan atau

mempunyai konotasi emosional negative.

f) Perumusan item jangan mengandung petunjuk tentang jawaban yang baik atau mengandung sugesti mengenai jawaban yang ideal.

g) Bilamana item tertentu ada lanjutannya, sebaiknya dipisahkan menjadi dua bagian, bagian pertama dapt dijawab dengan Ya-Tidak lebih dahulu.

h) Susunan teknis perlu diperhatikan, misalnya dalam hal penggunaan huruf besar kecil, letak item, dan letak ruang untuk menulis jawaban. i) Suatu butir yang cara menjawabnya berbeda dengan butir lainnya,

harus disertai instruksi yang jelas.

j) Pengisian angket harus dilangsungkan pada waktu yang tepat.

k) Mengingatkeadaan siswa dalam beberapa hal mungkin sudah berubah pada waktu setahun sesudah mengisi angket untuk pertama kali, anget dapat dikembalikan kepada siswa di kelas II dan III untuk disesuaikan seperlunya, dengan menggunakan lat tulis yang berbeda warnanya. b. Wawancara Informasi

Wawancara informasi adalah alat pengumpul data untuk memperoleh data dan infrmasi dari siswa secara lisan. Wawancara imi lebih terstruktur dan

(10)

terencana, dengan berpegang pada suatu daftar pertanyaan tertulis yang memuat ruang kosong untuk menulis jawaban.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara informasi sebagai berikut:

a) Mengadakan persiapan

b) Befrpegang pada urutan fase dalam wawancara.

c) Menunjukan sikap yang serasi, tidk bersikap menampakan keheranan atas jawaban tertentu.

d) Merumuskan pertanyaan dalam corak bahasa yang jelas dan mudah ditangkap.

e) Tidak memaksa siswa yang sulit berbicara atau lambat dalam menjawab untuk memberikan penjelasan panjang lebar.

f) Membatasi lamanya wawancara.

g) Menghindari rumusan pertanyaan sugestif.

h) Waspada terhadapkemungkinan, bahwa informasi yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

c. Otobiografi

Otobiografi merupakan karangan yang ditulis oleh siswa mengenai riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang.

d. Anekdota

Anekdota merupakan laporan singkat tentang perilaku seseorang siswa dan memuat deskripsi obyektif tentang tingkah laku siswa pada saat tertentu. Deskripsi seolah-olah merupakan pengambilan foto dalam bentuk kata-kata, yang dideskripsikan adalah suatu pefrbuatan sswa yang berupa ucapan kata-kata yang didengar dan atau tindakan yang disaksikan, berdasarkan observasi langsung terhadap kata-kata atau tindakan.

e. Skala Penelitian

Skala penilaian adalah sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai butir atau item tertentu. Penilaian dituangkan dalam bentuk

(11)

penentuan gradasi antara sedikit sekali dan banyak sekali, atau antara tidak ada dan sangat ada, penilaian diberikan berdasarkan observasi spontan terhadap perilaku orang lain, yang berkomunikasi sosial dengan orang itu selama periode waktu tertentu.

Terdapat beberapa tipe skala penilaian sebagai berikut:

a) Skala numerik, merupakan skala yang menggunakan rentetan angka (skor) untuk menunjukan titik gradasi, disertai penjelasan singkat pada masing-masing angka. Misalnya,butir yang berbunyi: bagaimana penilaian anda terhadap antusiasme dalam belajar ?

Apatis Jarang Antusias Sering-sering Antusias Biasanya Antusias Penuh Kegairahan (1) (2) (3) (4) (5)

b) Skala penilaian grafis, merupakan skala yang menggunakan suatu garis sebagai kontinum. Titik gradasi ditunjuk pada garis itu dengan menyajikan rangkaian deskripsi singkat dibawah garisnya. Pengamat memberikan tanda silang di garis pada tempat yang sesuai dengan gradisi yang dipilih. Misalnya, butir berbunyi: kerelaan untuk bekerja sama dengan teman-teman sekelas.

Menolak kerjasama dan suka bertengkar Sukar kerjasama, namun kadang-kadang mau. Biasnya bersedia kerjasama kalau diajak Kerap menawarkan kerjasama Antusias mencari kesempatan kerjasama f. Daftar Cek.

Daftar cek merupakan skala yang menyerupai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda. Pada masing-masing sifat atau sikap yang harus dinilai, disajikan empat sampai lima

(12)

pilihan dengan deskripsi singkat pda msing-masing pilihan. Pengamat memberikan tanda cek pada pilihan tertentu diruang yng disediakan. g. Sosiometri

Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentanng jaringan hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang (10-50 orang), berdasarkan preferensi antara anggota kelompok satu sama lain.

h. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah bertujuan lebih mengenal lingkungan hidup siswa sehari-hari, bila informasi yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh melalui angket atau wawancara informasi. Hal ini dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling mendatangi rumah siswa untuk membicarkan kasus seorang siswa bila memerlukan kerja sma dengan orang tua, meskipun dalam hal ini orangtua biasanya diundang ke sekolah.

i. Kartu Pribadi

Kartu pribadi adalah suatu arsip perorangan, yang diorganisasi dengan baik dan bersifat komprehensif, sehingga akhirnya dapat menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif dan kualitatif tentang kepribadian siswa dalam berbagai aspeknya. Maka, disamping itu berfungsi sebagai alat pengumpul data, juga bermanfaat sebagai alat penyimpan dan pengolahan data.

3. Prosedur Pengembangan Instrumen Bimbingan dan Konseling

Suryabrata (2013:53) menjelaskan prosedur instrumen Bimbingan dan Konseling sebagai berikut:

a. Pengembangan spesifikasi instrumen

Spesifikasi instrument dalah rancangan pokok (grand design) instrument. Hal-hal yang perlu dimjuat dalam spesifikasi dalam instrumen adalah wilayah yang akan direkam, dasar konseptual atau dasar teoritis yang akan

(13)

dipakai sebagai landasan, subjek yang akan diambil datanya, tujuan pengambilan data, materi instrument, jumlah butir pertanyaan atau pernyataan, kriteria seleksi butir pertanyaan atau pernhyataan yang dianggap baik.

b. Penulisan butir-butir pertanyaan atau pernyataan

Instrumen dalam aspek kognitif yang paling digunakan adalah pilihan ganda dengan lima kemungkinan jawaban. Sedangakan non kognitif, instrument yang paling popular dan relatif paling banyak digunakan adalah skala model likert.

c. Telaah dan revisi butir-butir pertanyaan atau pernyataan

Butir-butir pertanyaan atau pernyataan harus ditelaah secara cermat apakah sudah sesuai dengan yang dirancngkan, dan apakah perlu direvisi. Aspek-aspek yang perlu dicermati adalah kesesuaian dengan spesifikasi, kesesuaian dengan landasan teoritis, kesesuaian dengan format dilihat dari sudut ilmu pengetahuan, ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan response.

d. Perakitan butir-butir pertanyaan atau pernyatan ke dalam instrumen

Hal penting yang harus selalu diingat adalah bahwa response terhadap suatu pertanyaan tidak boleh mempengaruhi response terhadap pertanyaan lain, karena secara teori masing-masing pertanyaan itu bebas satu sama lain.

e. Uji coba instrumen

Syarat utama uji coba adalah bahwa karakteristik subjek uji coba harus sama dengan karakteristik subjek penelitian, dan kondisi uji coba (misalnya waktu, alat-alat yang dipakai, cara penyelenggaraan) harus sama dengan kondisi penelitian yang sebenarnya.

f. Analisis hasil uji coba

Hasil uji coba dianalisis butir demi butir pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan diteliti kualitasnya.

(14)

Untuk instrument atribut kognitif a) Analisis distribusi jawaban b) Analisistaraf kesukaran, dan c) Analisis daya beda

Untuk instrument atribut non-kognitif a) Analisis distribusi jawaban

b) Analisis daya beda

g. Penentuan perangkat akhir instrumen

Berdasar atas hasil analisis butir-butir pertanyan atau pernyataan yang baik, sesuai dengan spesifikasi.

h. Pengujian realibilitas

Realibilitas instrumen merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan atau kalau instrument yang digunakan oleh orang atau kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.

i. Pengujian validitas

Validitas instrumen merupakan sejauh mana instrument itu merekam atau mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam atau diukur.

Djaali (Sudaryono, dkk 2013:65) menjelaskan prosedur instrument tes sebagai berikut:

a. Menetapkan tujuan tes b. Analisis kurikulum

c. Analisis buku pelajaran dan sumber materi belajar lainnya d. Membuat kisi-kisi

e. Penulisan tujuan instruksional kkhusus f. Penulisan soal

(15)

h. Reporduksi tes terbatas i. Uji coba tes

j. Analisis hasil uji coba k. Revisi soal

l. Merakit soal menjadi tes.

Djali dan Muljono (Sudaryono, dkk 2013:83) menjelaskan prosedur instrumen Bimbingan dan Konseling sebagai berikut:

a. Sintesa teori-teori yang sesuai dengan konsep variable yang akan diukur dan membuat konstruk variable.

b.Mengembangakn dimensi dan indikator variable sesuai dengan rumusan konstruk variabel.

c. Membuat kisi-kisi instrument dalam bentuk table spesifikasi yang membuat dimensi, indicator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap dimensi dan indikator.

d.Menetapkan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu rentangan kontinum dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan.

e. Menulis butir-butir instrument baik dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan.

f. Butir yang ditulis divalidasi secara teoritik dan empiric.

g.Validasi pertama yaitu validasi teoritik ditempuh melaluipemeriksaan pakar atau penilaian panelis.

h.Setelah konsep instrument dianggap valid secara teoritik dilanjutkan penggandan instrument secara terbatas untuk keperluan uji coba.

i. Validasi kedua adalah uji coba indtrumen di lapangan yang merupakan bagian dari proses validasi empirik.

j. Pengujian validitas kriteria empiris dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria internal maupun eksternal.

(16)

k.Berdasarkan kriteria tersebut dapat diperoleh butir mana yang valid dn butir yang tidak valid.

l. Untuk validitas kriteria internal, berdasarkan hasil analisis butir yang tidak valid dikeluarkan atau direvisi untuk diujicobakan kembali sehingga menghasilkan semua butir valid.

m. Dihitung koefisien realibilitas yang memiliki rentangan 0-1, makin tinggi tingkat koefisien realibilitas instrument berarti semakin baik kualitas instrument,

(17)

Azwar (2012:15) menjelaskan prosedur dalam pengembangan instrument Bimbingan dan Konseling sebagai berikut:

Penjelasan :

a. Identifikasi Tujuan Ukur

Identifikasi tujuan ukur yaitu memilih suatu definisi, mengenli dan memahami dengan seksama teori yang mendasari konstrak psikologi atribut yang hendak diukur.

Identifikasi Tujuan Ukur Menetapkan konstrak teoritik

Pembatasan Domain Ukur Merumuskan aspek keperibadian

Operasional Aspek Menghimpun indikator keperibadian

Penulisan Aitem Reviu Aitem

Uji Coba Bahasa Evaluasi kualitatif Validasi Konstrak Kompilasi Final Field Test Evaluasi Kuantitatif Seleksi Aitem estimasi Kisi-kisi (Blue – print) & Spesifikasi Skala Penskalaan

(18)

b. Pembatasan Domain Ukur

Pembatasan domain ukur dilakukan dengan cara menguraikan konstrak teoritik atribut yang diukur menjadi beberapa rumusan dimensi atau aspek keperilakuan yang keperilakuannya lebih jelas.

c. Operasional Aspek

Operasional ini dirumuskan kedalam bentuk indikator keperilakuan (behavioral indikator). Himpunan indikator-indikator keperilakuan beserta dimensinya diwakilinya kemudian dituangkan dalam bentuk kisi-kisi.sebelum penulisan item dimulai, perancang skala perlu menetapkan bentuk atau format stimulus yang hendak digunakan. Format stimulus in erat berkaitan dengan metode penskalannya.

d. Penulisan Aitem

Penulisan aitem harus selalu memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang sudah ditentukan.

e. Ujicoba Bahasa

a) Reviu (review) pertama harus dilakukan oleh penulis aitem sendiri, yaitu dengan memeriksa ulang setiap aitem yang ditulis apakah juga tidak keluar dari pedoman penulisan item.

b) Review selanjutnya dilakukan oleh beberapa orang yang berkompeten (sebagai panel). Kompetensi ini meliputi penguasaan masalah skala, masalah atribut yang diukur dan bahasa tulis standar.

f. Filed Test

Hanya aitem-item yang diyakini akan berfungsi dengan baik yang boleh diloloskan untuk mengikuti uji-coba empiric di lapangan.

g. Seleksi Aitem

Analisis aitem merupakan proses pengujian aitem secara kuantitatif guna mengetahui apakah aitem memenuhi persyaratan psikometrik untuk disertakan sebagai bagian dari skala. Hasil analisis aitem menjadi dasar dalam seleksi aitem. Aitem-aitem yang tidak memenuhi persyaratan psikometrik kan

(19)

disingkirkan atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat menjadi bagian dari skala.

h. Validasi Konstrak

Validasi skala pada hakikatnya merupakan suatu proses berkelanjutan. Validasi isi yang dilkaukan melalui proses reviu aitem oleh panel ahli (expert judgment) namun sebenrnya semua skala psikologis harus diuji konstraknya. i. Kompilasi Final

Format akhir skala dirakit dalam bentuk tampilan yang menarik namun tetap memudahkan bagi responden untuk membaca dan menjawabnya. Dalam bentuk final berkas skala dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan dan mungkin pula lembar jawaban yang terpisah.

B. PENGEMBANGAN MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Definisi Media Bimbingan dan Konseling

Nursalim (2015:6) mejelaskan bahwa media Bimbingan dan konseling merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin sampaikan adalah pesan bimbingan dan konseling, tujuan yang ingin dicapai adalah perkembangan siswa secara optimal.

Smaldino (2008:7) menjelskan bahwa media adalah sarana komunikasi antara pembawa infrmasi dengan penerima informasi dan memiliki kategori yang sangat luas seperti; teks, audio, visual, video, perekayasa, dan orang-orang.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media bimbingan dan konseling merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin sampaikan adalah pesan bimbingan dan konseling, baik dengan media teks, audio, visual, video, perekayasa, dan orang-orang dengan tujuan siswa mampu berkembang secara optimal.

(20)

Mustaji (Nursalim 2015:9) menjelaskan macam-macam media bimbingan dan konseling sebagai berikut:

a. Media Grafis, Bahan Cetak, dan Gambar Diam a) Media Grafis

Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide, atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan symbol atau gambar. Grafis digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian/ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan dapat diingat. Yang termasuk media grafis seperti; grafik,diagram, bagan, sketsa, poster, dan papan.

b) Bahan Cetak

Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan, media ini menyajikan pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis media bahan cetak seperti, buku teks, dan modul. Smaldino (2008:7) menjelaskan bahwa media teks merupakan krakter alfanumerik yang mungkin ditmpilkan dalam format apa pun, buku, poster, papan tulis, layar komputer.

c) Gambar Diam

Media gambar media diam adlah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini adalah foto. Media gambar diam dapat digunakan untu berbagai macam layanan bimbingan dan konseling misalnya untuk menjelaskan tentang macam-macam pelanggaran yang sering dilkukan siswa, tentng pengembngan diri sisa, kegiatan ekstrakulikuler dan sebagainya.

b. Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam adalah media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau

(21)

memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media proyeksi diam sebagai berikut:

a) Media OHT

OHT adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebjut OHP. OHTterbuat dari bahan transparansi yang berukuran 8,5 X 11 inci.

b) Media OHP adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan rogram-program transparansi pada sebuah layar. Biasanya alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis. Selain itu untuk menunjang pelaksanaan layanan orientasi, layanan informasi, bimbingan kelompok maupun bimbingan klasikal.

c. Media Audio

Media audio adalah media yang menyimpan pesannya hanya dapat diterima oleh indra pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambing-lambang audit yang erupa kata-kata, musik,dan sound effect. Jenis media audi diantaranya media alatperekam pita magnetik. Dalam bimbingan konseling media ini biasanya berupa kaset relaksasi dan meditasi. Smaldino (2008:7) menjelaskan bahwa audio mencakup apa saja yang anda bisa dengar, suara orang, music, suara mekanis, suara brisik, sura tersebut bis langsung didengar atau direkam. d. Media Film

Media film dalah media yang menyajikan pesn audiovisual dan gerak. Oleh karenanya film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya. Jenis film dalam bimbingan konseling seperti, film bisu, film bersuara dan film gelang yang ujungnya sling bersambungan dan proyeksinya tak memerlukan penggelapan ruangan.

(22)

Multimedia merupakan suatu system penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya sumber modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual.

f. Media Objek

Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnannya, dan fungsinya. Media objek dibagi menjadi dua kelompok, yitu media objek sebenarnya dan media objek pengganti. Media objek sebenranya dibagi menjadi media objek alami dan media objek buatan.

g. Media Interaktif

Media interaktif merupakan media yang mempunyai karakteristik bahwa siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi dengan sebuah program, mislnya siswa diminta mengisi isian angket pada program aplikasi tertentu dengan menggunakan komputer.

3. Manfaat Media Bimbingan dan Konseling

Nursalim (2015:7) menjelaskan bahwa manfaat media bimbingan dan konseling yaitu:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis

b. Mengatasi keterbtasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra

c. Menimbulkan minat siswa, intereaksi lebih langsung antara siswa dengan guru bimbingan dan konseling.

d. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalamn dan menimbulkan persepsi yang sama.

(23)

f. Proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih interaktif. g. Kualitas layanan bimbingan dan konseling dapat ditingkatkan

h. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap materi layanan bimbingan dan konseling.

4. Fungsi Media Bimbingan dan Konseling

Nursalim (2015:8) menjelaskan bahwa fungsi Bimbingn dan Konseling sebagai berikut:

a. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi bimbingan dan konseling yang lebih efektif.

b. Media bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari keseluruhan layanan bimbingan dan konseling.

c. Media bimbingan dan konseling berfungsi sebagai alt hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya sekedar untuk permainan atau untuk memancing perhatian siswa.

d. Melalui media bimbingan dan konseling siswa dapat lebih mudh memahami masalah yang dialami atau menangkap bahan yang disajikan lebih mudh dn lebih cepat.

e. Media bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningktakan kualitas layanan bimbingan dan konseling.

5. Prosedur Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling

Smaldino (2008:110) menjelaskan bahwa prosedur pengembangan media dengan model ASSURE sebagai berikut:

a. Menganalisis Pembelajar

Langkah pertama dalam merencanakan mata pelajaran adalah mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik pembelajar yang disesuaikan dengan hasil-hasil belajar. Area kunci yang harus dipertimbangkan selama analisis pembelajar meliputi; karakteristik umum,

(24)

kompetensi dasar spesifik (pengetahuan, kemampuan, dan sikap tentang topik), dan gaya belajar.

b. Menyatakan Standar dan Tujuan

Menentkan standard an tujuan belajar dengan spesifik, memperjelas tujuan, perilaku yang harus ditampilkan, kondisi yang perilaku atau kinerja akan diamati, dan tingkat pengetahuan atau kemmapuan baru harus dikuasai siswa.

c. Memilih strategi, Teknologi, Media, dan Materi

Membangun jembatan diantara kedua titik tersebut dengan memilih strategi pengajaran,teknologi, dan media yang sesuai, kemudian memutuskan mteri untuk menerapkan pilihan-pilihan tersebut.

d. Mengharuskan Partisipasi Pembelajar

Agar efektif, pengajaran sebaliknya mengharuskan keterlibatan aktif mental para pembelajar, sebaliknya terdapat aktivitas yang memungkinkan mereka menerapkan pengetahuan atau kemampuan baru dan menerima umpan balik mengenai kesesuaian usaha mereka sebelum secara formal dinilai.

e. Mengevaluasi dan Merevisi

Penilaian ini sebaiknya tidak hanya memeriksa tingkat dimana para siswa telah mencapai tujuan belajar, tetapi juga memeriksa keseluruhan proses pengajaran dan dampak penggunaan teknolog dan media. Sekiranya terdapat ketidakcocokan antara tujuan belajar dan hasil-hasil siswa. Langkah yang harus dialkukan adalah memperbaiki rencana awal untuk membahas area-area pertimbangan tersebut.

Nursalim (2015:25) menjelaskan prosedur pengembangan media Bimbingan dan Konseling sebagai berikut: Apa langkah-langkah dalam perencanaan media? Secara umum dapat dirinci sebagai berikut: (1) Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) Perumusan tujuan bimbingan dan konseling, (3) Perumusan butir-butir materi yang terperinci, (4) mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (5) GBPM (Garis Besar

(25)

Pengembangan (6) Menuliskan naskah media, (7) Merumuskan instrumen dan tes, (8) Revisi.

Prosedur Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling

Ya

Tidak

GBPM = Garis Besar Pengembangan Media Penjelasan:

a. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa

Kebutuhan adalah adanya kesenjangan taraf perkembangan siswa dalam berbagai aspek pribadi yang diinginkan dengan taraf perkembangan siswa dalam berbagai aspek pribdi yang diinginkan dengan taraf perkembangan siswa dalam berbagai aspek pribadi yang telah dicapai sekarang.

Perumusan Butir-butir Materi Layanan Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan GBPM Penulisan Naskah Media Tes/Uji Coba Naskah Siap Produksi Perumusan Tujuan Identifikasi Kebutuhan & Karakteristik Siswa Revisi ?

(26)

Karakteristik siswa lebih mengarah pada modalitas yang dimiliki seseorang, diantaranya adalah kinestik, visual, dan auditori.

b. Perumusan Tujuan

Dalam bimbingan dan konseling tujuan merupakan factor yang sangat penting, karena tujuan itu akan menjadi arah kepada siswa untuk melakukan perilaku yang diharapkan dengan tujuan tersebut. Dengan tujuan yang jelas seperti itu, maka dengan guru BK dapat mengetahui sejauh mana sisw mampu mencapai tujuan itu. Tujuan yang memiliki ciri: jelas, terukur dan operasional. Ketentuan dalam menentukan rumusn tujuan sebagai berikut:

a) Client Oriented: dalam merumuskan tujuan, harus selalu berpatokan pada perilaku siswa, dan bukan perilaku guru BK.sehingga dalam perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit dituliskan. Selain itu, perilaku yang diharapkan dicapai harus mungkin dapat dilakukan siswa dan bukan perilaku yang tidak mungkin dilakukan siswa.

b) Operasional : perumusan tujuan dibuat secara spesifik dan operasional sehingga mudah untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Tujuan yang spesifik ini terkait dengan penggunaan kata kerja. Kata kerja yang umum akan menghasilkan perilaku atau tindakan siswa yang juga bersifat umum, namun sebaliknya kata kerja yang khusus akan menghasilkan perilkau yang khusus pula.

c. Perumusan Materi

Titik tolak perumusan materi bimbingan dan konseling adalah dari rumusan tujuan. Materi perlu disusun dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu, diantaranya :

a) Sahih atau valid

Materi yang dituangkan dalam media untuk bimbingan dan konseling benar-benar telah teruji kebenarannya kesahihannya. Hal ini juga berkaitan dengan keaktualan materi sehingga materi yang disiapkan

(27)

tidak ketinggalan zaman, dan memberikan kontribusi untuk masa yang akan dating.

b) Tingkat signifikansi.

Dalammemilih materi perlu dipertimbangkan pertanyaan berikut: sejauh mana materi itu penting untuk dipelajari? Penting untuk siapa? Dimana dan mengapa? Dengan demikian materi yang diberikan kepada siswa tersebut benar-benar yang dibutuhkan.

c) Kebermanfaatan.

Kebermanfaatan yang dimaksud haruslah dipandang dari dua sudut pandang yaitu kebermanfaatan secara akademis dan nonakademis. Secara kademis materi harus bermanfaat untuk meningkatkan kemmapuan siswa, sedangkan secara nonakademis materi harus menjad bekal berupa life skill baik berupa pengetahuan aplikatif, keterampilan dan sikap yang dibutuhkannya dalam kehidupan keseharian.

d) Learnability.

Sebuah program harus dimungkinkan untuk dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak mudah, sulit, ataupun sukar) dan bahan ajar tersebut layak digunakan sesuai dengan kebutuhan setempat.

e) Menarik minat

Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memtivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus menimbulkan keingintahuan lebih lanjut, sehingga memunculkan doroongan lebih tinggi untuk belajar secara aktif dn mandiri.

d. Perumusan alat pengukur keberhasilan

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan haruslah diukur apakah tujuan bimbingan dan konseling sudah tercapai tau tidak? Untuk mengukur hal tersebut, maka diperlukan alat pengukur hasil layanan bimbingan konseling yang berupa tes, penugasan atau daftar cek perilaku.

(28)

Yang perlu diukut tiga kemampuan utama yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yan telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara tujuan, materi, dan tespengukur keberhasilan.

e. Penulisan Garis Besar Pengembangan Media (GBPM)

GBPM merupakan petunjuk yang dijadikan pedomn oleh para penulis naskah di alam penulisan naskah program media. GBPM mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan , dan materi. Untuk program media, GBPM disusun setelah dilakukan telaah topik yang akan dibuat programnya. Kegiatan telaah topik ini perlu dilakukan, karena tidak semua topik dalam layanan bimbingan dan konseling cocok untuk dibuat media tertentu misalnya video atau radio. Misalnya topik-topik berisi materi bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik lebih cocok di produksi untuk media video, media cetak atau tatap muka. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari sajian media antara lain adalah:

a) Terjadinya persamaan persepsi

b) Efisien: tidak memerlukan penjelasan yang panjang c) Efektif: sampai ke sasaran

d) Motivatif dan rekreatif

Didalam penyusunan GBPM dan jabaran materi melibatkan ahli materi, yakni orang yang menguasai isi atau materi. Umumnya ahli materi berasal dari perguruan tinggi, juga bisa jadi guru BK sendiri. Tugasnya adalah menilai naskah program dari kelayakan materinya. Yang kedua adalah ahli media. Ahli media inimenilai dari segi pemilihan medianya, dan juga segi estetika program ditinjau dari segi kelayakan medianya. Dan yang terahir adalah petugas bimbingan dan konseling, yang umumnya guru BK/konselor. Mereka berpengalaman dalam menyampaikan materi di kelas. Ia bertugas untuk mengembangkan isi GBMP dan jabaran materi.

(29)

Dalam hal ini GBPM dan jabaran materi yang dikembangkan walaupun sudah dianggap memadai karena disusun berdasarkan pengealaman melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, keabsahan program baik dari segi isi ataupun media, naskah program yang telah ditulismasih perlu diperiksa lagi oleh ahli materi dan ahli media.

f. Menuliskan Naskah Media

Istilah naskah mungkin tidak begitu asing buat anda karena istilah ini juga digunakan untuk membuat media cetak seperti halnya buku, koran, majalah, dan sebagainya. Namun demikian secara umum naskah dalam perencanaan program media dapat diartikan sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentul visual, grafis, dan audio sebagai acuan dalam pembuatan media tertentu. Secara sederhana naskah juga dapat berupa gambaran umum media atau juga outline media yang akan dibuat. Mengapa naskah perlu dibuat? Hal ini perlu dilakukan karena media bimbingan dan konseling yang mengandung isi materi dan tujuan diharapkan tercapai, melalui naskah inilah tujuan dan materi tersebut dituangkan dengan kemasan sesuai dengan jenis media, sehingga media yang dibuat benar-benar akan memiliki kesesuaian sesuaian dengan tujuan.

Apakah setiap jenis media membutuhkan naskah? Dapat dipastikan bahwa setiap media apapun yang akan dibuat membutuhkan naskah dan perlu dibuat naskahnya, karena fungsi dari naskah adalah pedoman bagi pengguna dan terutama pembuat media. Dilihat dari formatnya naskah memiliki bermacam-macam jenis, tiap jenis memiliki bentuk yang berbeda. Namun demikian dilihat dari fungsinya sama, yaitu sebagai penuntun dalam memproduksi media, unsur-unsur audio, teks, dan visual yang harus ditampilkan dalam media beserta urutanya dengan jelas tertera dalam naskah.

(30)

Feedback Revisi Naskah Ya Tidak Penjelasan:

a. Pembuatan naskah media diawali dengan ide atau gagasan. Menghasilkan media yang bagusdiperlukan kreativitas dan cemerlang. Dengan demikian

Ide/Gagasan Pengumpulan Informasi/ Penelitian Penulisan Sinopsis dan Treatment Penulisan Naskah/ Skenario Pengkajian/Review Revisi?

Prosedur

Pengembangan

Naskah

Naskah Final

(31)

diperlukan pemikiran-pemikiran kira-kira ide seprti apa yang menarik namun tetap memiliki substansi materi yang jelas.

b. Dalam pengembangan naskah adalah mengumpulkan data dan informasi untuk membuat, melengkapi, dan memperkaya naskah tersebut. Mengumpulkn bahan ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji literature, melakukan survey ederhana atau juga terlebih dahulu dilakukan penelitian secara mendalam.

c. Membuat synopsis dan treatmen. Synopsis secara singkat diartikan sebagai ringkasan program atau ringkasan cerita. Sinopsis ini diperlukan untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok materi yng akan ditangkap.

d. Treatmen merupakan pengembangan dari synopsis. Sinopsis dan treatmen umumnya dibuat untuk media sound slide, film, video. Program media audio. 1) Jenis Naskah Media

(a) Naskah Media Audio

Media audio adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk audio atu suaran dan untuk menerima informasi tersebut menggunakan indra pendengaran. Format audio yang dapat disajikan adalah suara manusia (naratif), musik, lagu/vokal, dan sound effect. Dengan format tersebut informasi dapat dikemas sedemikian rupa sehingga membutuhkan daya imajinasi untuk membuat program audio lebih hidup dn menarik. Dilihat dari bentuknya yang termasuk media audio diantaranya audio rekaman. (b) Naskah Media Video

Media video adalah media yang menyajikan informasi dalam suara dan visual. Unsur suara yang ditampilkan berupa narasi, dialog, sound effect, dan musik, sedangkan unsur berupa gambar/foto diam (stil image), gambar bergerak (motion picture), animasi dan teks.

(32)

Keterangan-keterangan yang didapat dari hasil exsperimen coba-coba dengan storyboard tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk skrip atau naskah program menurut tata urutan yang dianggap sudah benar. 2. Shooting Script/ Skenario

Bila diatas disebutkan bahwa skrip terutama ditunjukan untuk bahan pegangan sutradara dan pemain, skenario lebih merupakan petunjuk operasional dalam pelaksanaan produksia atau pembuatan programnya.

3. Petunjuk Pengembilan gambar

Petunjuk pengambilan gambar adalah posisi pengambilan oleh kamera pada objek yang diambil.

(c) Naskah Media Grafis

Media grafis adalah media yang dihasilkan dengan cara dicetak melalui teknik manual atau dibuat dengan cara menggambar atau melukis, teknik printing, sablon, atau offset, sehingga media ini disebut juga media printed material atau bahan bahan yang tersetak. Yang termasuk media grafis diantaranya: bagan, poster, diagram, karikatur, komik pendidikan, dan media foto. Dalam perkembanganya membuat media cetak menjadi lebih praktis dibandingkn dengan cara manual menuntut keterampilan dan keahlian khusus yaitu menggambar dan melukis dan kita sadari kemampuan ini tidak semua guru BK memilikinya. Kemudahan dalam membuat media grafis sekarang ini karena dibantu dengan menggunakan komputer.

Prosedur umum dalam merancang media grafis dapat dilakukan dengan mengikuti lagkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi program. 2) Mengkaji literatur.

3) Membuat naskah. Naskah untuk media grafis berisi sketsa visual yang akan ditampilkan berisi objek gambar, grafik, diagram, objek

(33)

foto, dan isi pesan visual dalam bentuk teks. Naskah media untuk media presentasi berupa storyboard dengan format double columm berisi kolom visual yang diisi dengan semua tampilan dalam bentuk visual dan kolom audio.

4) Kegiatan produksi.

Proses Pengembangan Media Grafis

Analisis tujuan dan materi

Ide/

gagasan Data Collecting

Pembuatan outline naskah

(34)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang variabel yang sedang diteliti yang dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai bahan need assessment guru bimbingan dan konseling atau konselor dilapangan. Prosedur pengembangan instrument bimbingan dan konseling; identifikasi tujuan ukur, pembatasan domain ukur, operasional aspek penulisan aitem, ujicoba bahasa, filed test, seleksi aitem, validasi konstrak, kompilasi final.

Media bimbingan dan konseling merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin sampaikan adalah pesan bimbingan dan konseling, baik dengan media teks, audio, visual, video, perekayasa, dan orang-orang dengan tujuan siswa mampu berkembang secara optimal. Prosedur pengembangan media bimbingan dan konseling yaitu, identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) perumusan tujuan bimbingan dan konseling, (3) perumusan butir-butir materi yang terperinci, (4) mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (5) gbpm (garis besar pengembangan (6) menuliskan naskah media, (7) merumuskan instrumen dan tes, (8) revisi.

B. Saran

Dengan adanya penulisan makalah ini, semoga pembaca mendapatkan penjelasan mengenai pengembangan instrumentasi dan media bimbingan dan konseling. Hal yang harus diperhatikan oleh pemabaca bahwa prosedur pengembangan instrumen dan media bimbingan dan konseling sangat penting untuk memuali rencana awal dalam menggunakan media dalam bimbingan konseling. Karena dengan memperhatikan prosedur materi bimbingan konseling dapat efektif dan siswa mampu berkembang secara optimal.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifudin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hadjar,Ibnu.1996.Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nursalim,Mochamad.2015.Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling.Jakarta: PT Indeks.

Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sadiman,Arief S.2011.Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Smaldino, Sharon, dkk. 2008. Instructional Technology & Media For Learning. Jakarta: Kencana.

Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryabrata, Sumadi. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(36)

LAMPIRAN

INSTRUMEN DAN MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING Media Bahan Cetak

Media Objek

Gambar Diam Media Grafis

(37)

INSTRUMEN SKALA PSIKOLOGIS I. IDENTITAS DIRI Nama Lengkap : _______________________ Nama Panggilan : ________________________ Sekolah : ________________________ Kelas : ________________________ No. Hp : ________________________ Alamat Akun : ________________________

II. PETUNJUK MENGERJAKAN

Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan diri anda sebenarnya. Semua pilihan jawaban adalah benar. Usahakan semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda silang ( X ) pada salah satu dari 4 (Empat) alternatif jawaban di bawah ini :

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya termasuk anak paling kuper di bandingkan teman-teman lainnya.

2 Saya marah ketika ada teman yang berperilaku tidak sopan.

3 Saya sering sedih dan tidak dapat menghilangkannya.

4 Saya tidak mempunyai pemikiran sedikit pun untuk bunuh diri.

(38)

5 Saya lebih memilih menyendiri dari pada bercanda dengan teman-teman di sekolah.

6 Saya termasuk tipe orang yang disiplin dan rajin belajar.

7 Kadang-kadang saya sering sakit kepala, mual-mual, dan tidak enak badan tanpa tahu penyebabnya

8 Saya selalu tampil percaya diri di kelas maupun di tempat umum.

9 Saya tidak berani melawan teman-teman yang sering berbuat kasar di sekolah.

10 Saya tidak merasa sebagai pribadi yang sedang di hukum.

11 Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri namun tidak berani melakukanya.

12

Saya termasuk tipe orang yang mudah bersosialisasi dengan semua orang.

13 Saya mengalami kesulitan berkonsentrasi ketika mengikuti pelajaran di sekolah.

14 Saya selalu menikmati kegiatan yang di lakukan setiap hari.

15 Saya tidak berani untuk mengawali pembicaraan dengan teman-teman di sekolah.

16 Saya menyalahkan diri untuk semua hal buruk yang terjadi

17 Ketika ada masalah saya lebih memilih berbicara kepada orang lain dari pada harus mengakhiri hidup.

(39)

18 Saya terpaksa menuruti permintaan dan perintah teman di sekolah.

19 Saya senang dengan rutinitas kegiatan yang dilakukan.

20 Saya akan bunuh diri jika ada kesempatan.

21 Jika ada masalah saya selalu berusaha menyelesaikannya dan berpikir panjang.

22 Saya selalu menyalahkan diri dan lebih memilih untuk mengakhiri hidup.

** Terima Kasih

Blue Print Try Out

Kisi-Kisi Instrumen Korban Cyber Bullying siswa

No Indikator Deskriptor No item Jumlah

(+) (-)

1. Korban merasa rendah diri.

Korban sering

mendapat ancaman dari pelaku dan

mengakibatkan korban cemas dan takut untuk melawan ancaman dari pelaku.

1, 15, 29 8, 22, 26 6

2. Harga diri rendah

Korban menilai dirinya secara negatif sehingga merasa harga dirinya rendah.

(40)

3. Korban depresi

Korban tidak mampu menceritakan kepada orang lain ancaman yang menyerangnya, dan tidak mampu menyelesaikanya sendiri sehingga korban mengalami stres yang berlebihan dan berkelanjutan menjadi depresi. 3, 17, 31 10, 24, 38 6 4. Berpikiran untuk bunuh diri

Korban merasa dirinya tidak berguna sehingga lebih memilih untuk bunuh diri. 11, 25, 39 4, 18, 32 6 5. Kurangnya teman dan kualitas persahabtan yang rendah.

Korban merasa rendah diri dan orang lain akan berbuat jahat pada dirinya sehingga malas untuk berteman dan sering menarik diri dari lingkungan sosial. 5, 19, 33 12, 26, 40 6 6. Prestasi akademik yang rendah Kemampuan akademik korban yang rendah, yang diakibatkan kurangnya rasa nyaman

(41)

dengan teman-teman disekolah.

7. Mengalami gejala

psikosomatik

Gejala yang timbul pada korban disebabkan korban merasa cemas berlebihan yang

ditandai rasa sakit pada tubuh.

7, 21, 35 14, 28, 42

6

Jumalah Item Pernyataan 21 21 42

Blue Print Penelitian

Kisi-Kisi Instrumen Korban Cyber Bullying siswa

No Indikator Deskriptor No item Jumlah

(+) (-) 1. Korban

merasa rendah diri.

Korban sering mendapat ancaman dari pelaku dan mengakibatkan korban cemas dan takut untuk melawan ancaman dari pelaku. 1(1), 15(15) 8(36) 3 2. Harga diri rendah

Korban menilai dirinya secara negatif sehingga merasa harga dirinya rendah.

9(23), 18(37)

2(2) 3

(42)

depresi menceritakan kepada orang lain ancaman yang

menyerangnya, dan tidak mampu menyelesaikanya sendiri sehingga korban mengalami stres yang berlebihan dan berkelanjutan menjadi depresi. 16(17) ,19(38 ) 4. Berpikiran untuk bunuh diri

Korban merasa dirinya tidak berguna sehingga lebih memilih untuk bunuh diri.

11(11), 20(25), 22(39) 4(4), 17(18) , 21(32) 6 5. Kurangnya teman dan kualitas persahabtan yang rendah.

Korban merasa rendah diri dan orang lain akan berbuat jahat pada dirinya sehingga malas untuk berteman dan sering menarik diri dari lingkungan sosial. 5(5) 12(26) 2 6. Prestasi akademik yang rendah Kemampuan akademik korban yang rendah, yang diakibatkan kurangnya rasa nyaman dengan teman-teman disekolah.

13(41) 6(20) 2

7. Mengalami gejala

Gejala yang timbul pada korban disebabkan korban

(43)

psikosomatik merasa cemas berlebihan yang ditandai rasa sakit pada tubuh.

(44)

PEDOMAN WAWANCARA

A. Tema : Perilaku Cyber Bulying Siswa

B. Tujuan : Guna Mencegah perilaku Cyber Bullying siswa C. Jenis Wawancara : Wawancara Terstruktur

D. Target Person : Guru Bimbingan dan Konseling E. Tanggal :22 Februari 2017

F. Waktu : 09.00 (Jam Pelajaran Berlangsung)

Daftar Pertanyaan :

1. Apakah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Yogyakarta ada yang berperilaku cyber bullying di lingkungan sekolah ?

2. Perilaku seperti apa yang masih ditunjukkan siswa dari perilaku cyber bullying Siswa ?

3. Berapa persen siswa melakukan perilaku cyber bullying verbal ? 4. Siapa yang menjadi sasaran perilaku cyber bullying verbal siswa?

5. Apakah hanya kelas XI saja yang melakukan perilaku cyber bullying verbal?

6. Apakah siswa kelas XI sudah pernah diberi layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok untuk mencegahdan mengentaskan perilaku cyber bulllying ?

Yogyakarta, 19 Februari 2017

Guru Bimbingan Konseling Pewawancara

Guru BK Desy Wismasari

Gambar

Gambar  Diam Media Grafis

Referensi

Dokumen terkait

Umat Buddha yang merupakan sebagaian dari bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dalam pembinaan yang di dalamnya mencakup sarana Tempat ibadah yang dibutuhkan

(3) Kawasan peruntukan perikanan budidaya air tawar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdapat di Kecamatan Belang, Kecamatan Ratahan, Kecamatan Ratahan Timur,

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah lalu lintas harian rata-rata yang melalui jalan perkerasan lentur Simpang Fajar – Lintas Bono Kabupaten

Kadar air pada kerupuk merupakan salah satu parameter yang berpengaruh terhadap penilaian konsumen karena berhubungan dengan tekstur maupun kerenyahan kerupuk

Diberlakukannya kebijakan otonomi daerah menyebabkan kewenangan yang lebih luas kepada daerah untuk berperan dalam pembangunan semakin besar di daerahnya dan diharapkan

Menemukan hubungan panjang tali dengan perioda bandul atau hubungan antara massa benda dengan perioda pegas melalui percobaan. Mampu menyimpulkan hasil percobaan dengan benar

Dari pemaparan para tokoh di atas mengenai pengertian korban cyber bullying dapat ditarik kesimpulan bahwa korban cyber bullying merupakan individu atau sekelompok

Banyak bidang ilmu lain yang menggunakan program linier sebagai alat analisisnya antara lain ekonomi, teknik, ilmu sosial, komputer, dll.. Selain itu juga dipakai