• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan hal yang selalu dilakukuan setiap individu dari lahir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan hal yang selalu dilakukuan setiap individu dari lahir"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kebiasaan Belajar 2.1.1. Definisi Belajar

Belajar merupakan hal yang selalu dilakukuan setiap individu dari lahir hingga tua maka tidakmengherankan bila belajar merupakan istilah yang tidak asing bagi kita. Menurut Slameto, “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukanseseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barusecara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalaminteraksi dengan lingkungannya” (2003).

Menurut Walker (1973) dikatakan bahwa, “belajar adalah perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman.” Pengertian ini didukung dan lebih ditegaskan oleh T. Raka Joni (1973) yang mengatakan bahwa, “belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang disebabakan oleh proses menjad matangnya seseorang atau perubahan yang instingtif atau yang bersifat temporer.”

Dari kedua rumusan tersebut kita melihat bahwa proses belajar tidak sama dengan perbuatan (performance) juga tidaklah sama dengan kematangan (yaitu) saat dimana suatu fungsi berada dalam keadaan siap pakai. Tetapi langkah dalam proses belajar Pengertian dari R. S. Woodworth (1961) adalah, “belajar merupakan suatu perubahan yang relatif permanen yang terjadi dari individu sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan.”

(2)

8 2.1.2. Definisi Kebiasaan

Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002), disebutkan bahwa kebiasaan merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang individu secara berulang-ulang untuk hal yang sama. Sedangkan menurut Poerwodarwinto “kebiasaan ialah sesuatu yang biasa dilakukan atau merupakan adat (2006).

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar

Drs. Totok Santoso (1988) proses kebiasaan belajar dipengaruhi oleh dua bagian besar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang tergolong faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri subyek yang belajar seperti faktor fisiologis dan psikologis, sedangkan yang tergolong faktor eksternal adalah segala faktor yang bersumber dari luar subyek yang belajar seperti faktor lingkungan belajar dan faktor sistem instruktusional dan kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswayang bersifat teratur dan otomatis yang dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut.

Kebiasaan belajar adalah segenap perilaku siswa yang ditujukan secara langsung dari waktu-kewaktu dalam rangka pelaksanaan studi di sekolah. Menurut Gie (1995), kebiasaan belajar didefinisikan sebagai “segenap perilaku yang ditunjukkan secara ajeg dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan belajar”. Kebiasaan belajar bukanlah bakat alamiah atau bawaan (hereditas) akan tetapi merupakan perilaku yang dipelajari secara sengaja ataupun tanpa sadar dari waktu-waktu yang lalu. Karena selalu diulang-ulang maka perilaku tersebut terbiasakan dan pada akhirnya terlaksana secara spontan. Jadi kebiasaan belajar

(3)

9

ini mula-mula dibentuk sendiri oleh individu secara sadar atau tidak, dan kemudian kebiasaan belajar yang telah tertanam akan membentuk corak dari individu tersebut, yaitu individu yang sukses dan individu yang gagal dalam studinya. Perlu diperhatikan bahwa kebiasaan belajar tidaklah sama dengan ketrampilan belajar. Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang dari waktu kewaktu dengan cara yang sama, sedang ketrampilan belajar adalah suatu sistem, metode, teknik yang telah dikuasai untuk melakukan studi.

Seseorang yang ingin berhasil dalam belajar hendaknya mempunyai sikap dan cara belajar yang baik. Cara-cara belajar ini yang disebut dengan kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar seseorang akan menentukan keberhasilan belajarnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), kebiasaan diartikan sebagai sesuatu yang biasa dikerjakan.

Slameto mengemukakan (2003) kebiasaan belajar diperoleh dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan belajar.Dalam kaitannya dengan kebiasaan belajar, Oemar Hamalik (1995) mengemukakan seseorang yang ingin berhasil dalam belajar hendaknya mempunyai sikap serta kebiasaan belajar yang baik. Dari definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kebiasaan belajar adalah cara-cara yang ditempuh siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan tertentu yang dilaksanakan secara rutin sehingga menjadi suatu kebiasaan.

Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah yang berasal darifaktor bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan secarasengaja dan sadar selama beberapa waktu. Karena diulang sepanjang waktu, berbagai perilaku itu begitu terbiasakan sehingga akhirnya terlaksana secaraspontan tanpa

(4)

10

memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadapsesuatu proses belajar. Tentu saja kebiasaan belajar adakalanya merupakankebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang buruk kebiasaan belajar yang baik akan membantu peserta didik untuk menguasi. Pembentukan kebiasaan belajar bisa dipengaruhi oleh imitasi dansugesti.Kebiasaan belajar yang baik dapat terbentuk karena lingkungantempat peserta didik belajar merupakan lingkungan yang sudah terbiasamelakukan aktivitas belajar secara teratur.Kebiasaan ini bisa terbentuk secaratidak sadar sejak kecil melalui imitasi dari keluarga.Yang kedua sugesti, emosi seseorang tergantung pada emosi dan sikap orang banyak.

Pembentukan kebiasaan belajar harus dimulai sejak dini kepada seorang siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa merasa terbiasa melakukan kegiatan belajar dalam kesehariannya. Menurut Suryabrata (1995) ada cara-cara dalam membentuk Kebiasaan Belajar yang baik yaitu :

1. penyusunan jadwal belajar yang baik, 2. kontinuitas dalam belajar,

3. belajar mandiri di luar jam pelajaran sekolah, 4. mengalokasikan waktu belajar secara adil,

5. menyediakan waktu belajar untuk mempersiapkan materi pelajaran, 6. menyediakan waktu belajar untuk mengulangi materi yang telah didapat di

sekolah.

Menurut Sudjana (2005) dalam proses belajar di sekolah, sebagai siswa diberikan oleh guru tentang apa dan bagaimana bahan belajar yang harus dikuasai.

(5)

11

Nana Sudjana memberikan beberapa petunjuk bagaimana mengikuti pelajaran di sekolah, yaitu:

1) Baca dan pelajari bahan pelajaran yang telah lalu dan bahan yang akan dipelajari selanjutnya agar selalu siap menghadapi pelajaran. Catat beberapa hal yang belum dipahami untuk ditanyakan guru pada saat pelajaran.

2) Periksa keperluan belajar sebelum anda berangkat ke sekolah, datanglah lebih cepat agar mendapat tempat paling depan sehingga mudah berkomunikasi dengan guru.

3) Konsentrasikan pikiran anda kepada pembahasan guru dengan cara memandang gerak dan mimik guru dan mendengarkan apa apa yang dijelaskan penuh perhatian.

4) Catatlah pokok-pokok pembahasan guru pada kertas lepas setelah anda menangkap maknanya. Catatan pada kertas lepas tersebut harus anda kembangkan dengan bahasa anda sendiri setelah pelajaran selesai atau setelah tiba di rumah.

5) Ajukan pertanyaan kepada guru apabila ada bagian yang belum jelas, dan catat hal-hal yang penting dari jawabannya.

6) Jika pada saat itu anda diberikan tugas untuk dikerjakan namun belum jelas, mintalah penjelasan secukupnya sebelum anda mengerjakannya. 7) Seandainya guru tidak merangkum pembicaraannya, mintalah kepada

beliau supaya menjelaskan rangkuman pembahasaannya sehingga anda mengerti betul ruang lingkup materi ruang yang telah dibahasnya.

(6)

12

Tanyakan pula kepada beliau buku apa yang perlu dibaca sehubungan dengan pendalaman materi yang telah dibahasnya.

8) Setelah guru meninggalkan ruangan sebaiknya anda menyamakan materi yang anda catat kepada teman anda untuk menjaga jangan terjadi kesalahan penafssiran anda terhadap apa yang telah dibahas guru.

9) Jika guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah, sebaiknya anda menghimpun diri dengan teman untuk membicarakan pokok pembahasan tersebut. Lebih bagus lagi diadakan diskusi di tempat tertentu pada waktu khusus.

10) Biasakan masuk dan belajar di perpustakaan apabila ada waktu luang setelah atau sebelum pelajaran dilaksanakan.

Sudjana (2005) mengatakan belajar mandiri di rumah merupakan tugas seorang siswa. Seorang siswa yang melakukan belajar mandiri di rumah harus dapat mengatur jadwal belajar sendiri meskipun terbatas waktunya.Yang harus diutamakan dalam belajar mandiri di rumah yaitu seringnya materi yang dipelajari meskipun materi yang dipelajari sedikit. Beberapa cara belajar mandiri di rumah yaitu :

1) Buka dan pelajari kembali catatan singkat hasil pelajaran di sekolah yang anda catat pada kertas lepas. Baca buku sumber yang berkenaaan dengan materi tersebut. Kemudian anda membuat catatan lengkap dari bahana tersebut dengan gaya berbahasa anda sendiri.

2) Pada akhir catatan yang anda buat rumuskan pertanyaanpertanyaan dari bahan tersebut.

(7)

13

3) Setiap pertanyaan yang anda buat, tulis pula pokok-pokok jawabannya dibalik halaman tersebut.

4) Cara belajar berikutnya anda tinggal melatih pertanyaaan tersebut sampai anda menguasainya. Bila belum menguasai pertanyaan yang anda buat baca kembali catatan anda sehingga jawabannya betul-betul anda kuasai. 5) Apabila anda masih ragu akan jawabannya sebaiknya ajukan pertanyaan

tersebut kepada guru pada saat pelajaran berlangsung.

6) Belajarlah pada saat tertentu yang paling memungkinkan bagi anda. 7) Jangan sekali-kali anda memforsir belajar terus menerus dalam waktu

yang cukup lama.

8) Sebelum anda tidur bacalah pertanyaan yang anda buat lalu jawab dalam hati anda.

Sudjana (2005) mengatakan berbagai cara belajar harus dimulai oleh diri sendiri dengan membiasakan diri dalam belajar.

2.2. Bimbingan Kelompok

2.2.1. Definisi Bimbingan kelompok

Bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjng perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri (Winkel & Sri Hastuti, 2004).

Ditinjau dari segi sejarah perkembangannya, pelayanan bimbingan secara kelompok pun berakar dalam gerakan bimbingan di Amerika Serikat yang dipelopori oleh Frank Persons pada awal abad ini, sama seperti pelayanan

(8)

14

bimbingan secara individual. Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing atau konselor sekelompok peserta bimbing agar mereka dapat mengembangkan diri semaksimal mungkin, lebih mengenal diri, dapat menyesuaikan diri dan dapat mencapai hidup bahagia. Selama tahun 1920-an istilah bimbingan (guidance) dan pendididkan (education) memiliki arti yang tidak jauh berbeda satu sama lain. Bentuk pelaksanaan bimbingan kelompok secara klasikal (group guidance class) menjadi ciri khas dari model bimbingan, sebagaimana dikembangkan oleh Brewer (1932). Brewer berpandangan bahwa tugas pokok semua tenaga pendidik adalah mempersiapkan siswa untuk mengatur berbagai bidang kehidupan sedemikian rupa sehingga bermakna dan memberikan kepuasaan, seperti bidang kesehatan, bidang kehidupan keluarga, bidang pendidikan, dan bidang kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian bidang bimbingan sangat bervariasi.

Menurut Romlah (2001), bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Bimbingan kelompok diperuntukan bagi semua siswa dan disajikan secara reguler, diberkan kepada siswa yang mempunyai masalah yang sama.

2.2.2. Tujuan Bimbingan Kelompok

Tujuan bimbingan kelompok yang diuraikan berikut ini berlaku juga bagi teknik-teknik kelompok yang lain asal bertujuan untuk membantu individu

(9)

15

menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Romlah, 2001).

2.2.3. Dinamika Kelompok

Bekerja dalam kelompok atau bekerja dengan kelompok (gruop work) menunjuk pada seperangkat metode dan tekhnik yang dirancang untuk mendampingi suatu kelompok dalam meningkatkan cara dan mutu berinteraksi sedimikian rupa, sehingga menunjang pencapaian tujuan yang ditetapkan dan pengembangan kepribadian masing-masing anggota yang tergabung dalam suatu kelompok. Tujuan dinamika kelompok adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna mencapai aneka tujuan yang bermakna bagi partisipan.

2.2.4. Fungsional

Kelompok (a group) dalam rangka bimbingan kelompok adalah suatu himpunan individu-individu yang karena satu atau lain alasan tergabung bersama, melainkan suatusatuan/unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu berkumpul, salingtergantung dalam proses bekerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota yang tergabung dalam satuan itu.

(10)

16

Ditinjau dari sudut kegiatan yang dilakukan, kelompok dibedakan atas : a. Kelompok aksi (action group), yang dirancang dengan tugas utama

mengerjakan sesuatu.

b. Kelompok studi (study group), yang dirancang dengan tugas utama mempelajari seluk beluk suatu bidang dengan menggunakan sumber tertentu.

c. Kelompok diskusi (discussion group), yang dirancang dengan tujuan utama membahas bersama suatu masalah yang dihadapi.

Tujuan pelayanan bimbingan secara kelompok tidak berbeda dengan tujuan pelayanan bimbingan, yaitu supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupan sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar membebek pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri efek serta konsekuensinya dan tindakan-tindakannya.

2.3. Teknik Homeroom

Teknik homerom adalah teknik untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa diluar jam-jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan dan dipimpin oleh guru atau konselor (Pietrofesa, 1980). Yang ditekankan dalam pertemuan ”homeroom” adalah terciptanya suasana yang penuh kekeluargaan seperti suasana rumah yang menyenangkan. Dengan suasana yang menyenangkan dan akrab, siswa merasa aman dan diharapkan dapat mengungkapkan masalah-masalah yang tak dapat dibicarakan dalam kelas pada waktu jam pelajaran bidang studi. Dengan menggunakan homeroom siswa dapat terbuka dengan

(11)

17

permasalahannya dan tidak merasa adanya tekanan waktu seperti dalam jam pelajaran maupun tekanan situasi didalam kelas.

Ditinjau dari pelaksanaannya, homeroom mempunyai dua fungsi yaitu menyediakan program bimbingan yang sistematis dan merupakan suatu proses penyaringan yang efektif terhadap siswa yang mempunyai masalah yang lebih mendalam yang perlu dikirim ke konselor. Masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam homeroom diteruskan ke konselor untuk mendapat layanan lebih lanjut baik berupa konseling individual atau kegiatan kelompok kecil, Romlah (2001).

Langkah-langkeh tekhnik Homeroom :

1. Menciptakan suasana yang penuh kekeluargaan.

2. Dengan suasana rumah yang menyenangkan siswa dapat mengungkapkan masalah-masalah yang tak dapat dibicarakan dalam kelas pada waktu jam pelajaran.

3. Konselor memberikan respon dan motivasi terhadap hal-hal yang dikemukakan siswa.

4. Hubungan antara pembimbing dan siswa diupayakan seperti hubungan orang tua dan anak.

2.4. Penelitian yang Relevan

Dari penelitian sebelumnya oleh Poppy Mayangsari (2012) tentang Peningkatan kreativitas siswa TK pertiwi Banjaran Salatiga melalui tehnik homeroom dengan menggunakan pendekatan inquiry mendapatkan hasil yang signifikan.

(12)

18 2.5. Hipotesis

Bimbingan kelompok dengan tekhnik homeroom dapat meningkatkan kebiasaan belajar siswa kelas XII.A SMK PGRI 1 Salatiga.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Dalam hal pelapor datang ke kantor Bawaslu Provinsi untuk melengkapi laporan Pelanggaran Administrasi Pemilihan TSM dan/atau dokumen sesuai dengan batas waktu

Penghubung sistem merupakan media penghubung yang memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya Keluaran (output) dari satu

Ketakutan- ketakutan itulah yang memaksa individu untuk tetap bertahan di dalam organisasi, apapun yang terjadi ia akan tetap bekerja di perusahaan (dalam Yuwono, dkk., 2005:

Pada proses rehabilitasi narkoba, pecandu narkoba mengalami suatu pengalaman perubahan positif yang terjadi sebagai hasil perjuangan individu menghadapi tantangan

Alat itu digunakan pada proses terakhir yaitu pada proses pengaduk telur omlet, dimana alat tersebut bekerja menggunakan sumber daya dari motor listrik yang menggerakkan

Retensi memori pasca penyuluhan Keluarga Berencana yang diukur melalui selisih hasil kuesioner sesaat dan 7 hari setelah penyuluhan dengan media ceramah lebih

26 28 29 32 d BUMDES Mandiri X100% 16,67% 18 20 22 24 30 33 c P3EL Mandiri X100% 15,08% 17 20 23 26 35 39 b UED-SP Mandiri X100% 16,15% 18 21 24 27 70% 75% a UPPKS Mandiri X100%

tanaman merupakan karakter kuantitatif agro-morfologi yang berbeda nyata pada genotipe yang diteliti, sementara untuk karakter diameter batang, jumlah cabang, dan lebar bunga