• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) PENGOLAHAN AMPLANG KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR MARATUA NIKMAT. Submitted by: PT. Osana International Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) PENGOLAHAN AMPLANG KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR MARATUA NIKMAT. Submitted by: PT. Osana International Indonesia"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Submitted by:

PT. Osana International Indonesia

Desember 2016

BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS)

PENGOLAHAN AMPLANG

(2)

BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS)

PENGOLAHAN AMPLANG

KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR MARATUA NIKMAT

Penanggung Jawab : Dra. Melva Nababan

Direktur Utama PT. Osana Internasional Indonesia

Tim penyusun :

Zulhamsyah Imran, S.Pi, MSi, PhD Dr. Ir. Amiruddin Tahir, MSc Benny Osta Nababan, S.Pi, M.Si Muhammad Qustam Sahibuddin

Iriani, S.Pi. Patrick Sullivan, MA

Azhar Ishaq, SPi. Widaryanti, S.Pi, MM

Nur Simanjuntak Mimin Kustini, SE

(3)

KATA PENGANTAR

Pada saat ini perkembangan dunia usaha semakin memasuki persaingan yang sangat tinggi. Perencanaan yang baik diperlukan dalam menjalankan setiap usaha yang akan dilakukan untuk menjamin manajemen usaha yang teratur, sehingga target yang ingin dicapai dapat terpenuhi.

Business Plan ini merupakan perencanaan usaha dari setiap aspek utama dan aspek pendukung berdirinya usaha “Pengolahan Amplang” KMP Maratua Nikmat. Setiap aspek mulai dari latar belakang usaha, personil yang terlibat dalam usaha, proses produksi, keunggulan produk yang dihasilkan, dan peluang bisnis dan pemasaran dari produk yang dihasilkan diuraikan dalam Business Plan ini. Semoga dengan adanya Business Plan ini, usaha Pengolahan Amplang yang dilakukan oleh KMP Maratua Nikmat dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan target yang ingin dicapai, sehingga kesuksesan dapat diraih.

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN 1. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Personil ... 1 1.3. Proses Produksi ... 2 1.4. Keunggulan Produk ... 3

2. PELUANG BISNIS DAN PEMASARAN ... 4

2.1. Peluang Bisnis ... 4

2.2. Target Pasar ... 4

2.3. Persaingan Produk ... 5

2.4. Strategi Promosi ... 5

2.5. Kemitraan Usaha ... 5

3. ANALISIS KEUANGAN (LABA DAN RUGI) ... 6

3.1. Investasi ... 6

3.2. Biaya Tetap ... 7

3.3. Biaya Kebutuhan Modal Kerja (Biaya Operasional) ... 7

3.4. Analisis usaha KMP Maratua Nikmat ... 8

3.5. Analisis Cash Flow KMP Maratua Nikmat ... 9

3.6. Analisis Sensitifitas ... 10

4. PENUTUP ... 12

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Persaingan produk sejenis ... 5

Tabel 2 Investasi KMP Maratua Nikmat ... 6

Tabel 3 Biaya Tetap KMP Maratua Nikmat ... 7

Tabel 4 Biaya operasional KMP Maratua Nikmat ... 7

Tabel 5 Analisis Usaha KMP Maratua Nikmat... 8

Tabel 6 Analisis Cash Flow KMP Maratua Nikmat ... 9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur organisasi KMP Maratua Nikmat ... 2

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga KMP

Maratua Nikmat ... 13 Lampiran 2 Produksi amplang KMP Maratua Nikmat ... 14 Lampiran 3 Rumah produksi amplang KMP Maratua Nikmat ... 14 Lampiran 4 Mesin Diesel / Genset KMP Maratua Nikmat Bantuan Pemerintah 15 Lampiran 5 Mesin pengadon kue /Mixer KMP Maratua Nikmat

Bantuan Pemerintah ... 15 Lampiran 6 Peralatan pengolahan amplang KMP Maratua Nikmat Bantuan ... 16

(6)

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jenis usaha yang dilakukan adalah produksi pengolahan amplang. Alasan utama memilih usaha ini dikarenakan saat ini amplang merupakan produk yang sudah tidak asing lagi di telinga konsumen Kalimantan khususnya dan masyarakat diluar Kalimantan pada umumnya, karena amplang sangat digemari oleh masyarakat. Selain itu, di Pulau Maratua banyak sekali ikan bandeng laut yang tersedia untuk di jadikan bahan baku pembuatan amplang yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh khas Maratua.

Keinginan Kelompok Masyarakat Pesisir Maratua Nikmat untuk mengembangkan usaha tersebut sangat antusias. Berdasarkan alasan tersebut, maka tujuan yang diharapkan dari kegiatan usaha yaitu mengatur manajemen sebuah usaha bisnis yang dijalankan. Manajemen usaha yang teratur akan mudah mencapai titik kesuksesan usaha bisnis tersebut, mengkomersilkan bisnis baru untuk mendapatkan kepercayaan konsumen maupun menarik investor untuk mendapatkan modal guna kelancaran usaha. Adanya kepercayaan dan pembinaan (MoU) dengan perusahaan akan menimbulkan kerjasama yang sangat diperlukan untuk kelangsungan sebuah usaha bisnis, serta meningkatkan omset. Apabila sebuah usaha memiliki business plan yang bagus, maka akan lebih mudah untuk meningkatkan penjualan, sehingga omset yang dihasilkan bisa maksimal. Untuk mendukung usaha yang dilaksanakan, maka jenis produk yang akan dipasarkan oleh kelompok masyarakat pesisir Maratua Nikmat adalah amplang.

1.2. Personil

KMP Maratua Nikmat terdiri dari 5 orang yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan anggota kelompok yang disajikan dalam Gambar 1. Tugas masing-masing personil KMP Maratua Nikmat antara lain :

 Ketua bertugas sebagai motor penggerak anggota KMP Maratua Nikmat,

baik mengatur sekretaris, bendahara maupun anggota

 Sekretaris bertugas mencatat kegiatan administrasi KMP Maratua Nikmat

 Bendahara bertugas mencatat dan melakukan transaksi keuangan KMP

Maratua Nikmat

 Anggota bertugas membantu ketua, sekertaris dan bendahara dalam

melaksanakan kegiatan kelompok.

Selain menjalankan tugas berdasarkan struktur di atas, masing-masing orang/ personil di KMP Maratua Nikmat secara bersama-sama melakukan usaha pengolahan amplang.

(7)

2 Gambar 1 Struktur organisasi KMP Maratua Nikmat

1.3. Proses Produksi

Amplang ini menggunakan bahan baku ikan bandeng laut. Satu kali produksi dalam seminggu, KMP Maratua Nikmat dapat menghasilkan sebanyak 30 kilo amplang ikan bandeng laut. Bahan baku yang di gunakan untuk membuat amplang adalah ikan bandeng laut, tepung kanji, telur ayam, penyedap rasa, soda kue dan minyak goreng. Tempat produksi pengolahan atau pembuatan amplang ikan bandeng laut dilakukan di rumah ketua kelompok. Tempat produksi ini terletak di Jalan Si Tunggal, RT II, Kampung Teluk Harapan, Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau. Proses produk mulai dari pembersihan ikan bandeng laut yang diperoleh. Secara rinci proses produksi Amplang “Maratua Nikmat” ini disajikan pada Gambar 2.

(8)

3 Dalam proses pembuatan amplang ikan bandeng laut, sebelum menerima bantuan pemerintah, produksi yang dilakukan hanya sebulan sekali yang menghasilkan amplang sebanyak 30 kilo amplang. Setelah menerima bantuan pemerintah, KMP Maratua Nikmat akan meningkatkan produksi menjadi 4 kali produksi dalam sebulan dan menghasilkan amplang sebanyak 120 kg.

1.4. Keunggulan Produk

Untuk menghadapi persaingan di pasar, maka produk yang akan dipasarkan harus mempunyai keunggulan tertentu. Keunggulan utama produk ini antara lain :

1. Bahan Baku masih segar (Ikan Bandeng Laut) 2. Rasa yang bersaing (Gurih dan renyah)

(9)

4

2. PELUANG BISNIS DAN PEMASARAN

2.1. Peluang Bisnis

Sejumlah peluang telah teridentifikasi supaya dapat mendukung kegiatan usaha. Peluang-peluang tersebut bisa merupakan kekuatan dan juga bisa menjadi kelemahan bagi eksistensi dan pengembangan kegiatan usaha. Kekuatan yang dimiliki dari aspek sumber daya alam adalah adanya sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah dan beraneka ragam, sedangkan kelemahannya adalah bahan baku tersedia, namun belum dikelola dengan baik dan benar. Dalam hal ini, kelemahannya adalah pada pemanfaatan bahan baku yang belum optimal untuk menjadi produk yang berkualitas dan bermutu. Jika produk yang dihasilkan berkualitas dan bermutu, maka produk dapat diterima di pasar dan memiliki daya saing, sehingga dapat meningkatkan penghasilan. Kelebihan pada aspek sumber daya manusia adalah sumberdaya manusia yang produktif, tenaga kerja yang banyak dan murah, adanya etos kerja yang tinggi. Sedangkan kelemahan SDM adalah keterampilan, kreativitas, dan inovasi dari kelompok masyarakat pesisir masih sangat rendah, minimnya pengetahuan tentang pengolahan, dan diversifikasi produk. Berdasarkan aspek pemasaran, yang menjadi kendala adalah sarana dan prasarana transportasi yang kurang memadai, sangat jauh, sulit terjangkau dengan akses darat, kemasan masih sederhana dan kurang menarik. Sedangkan supermarket dan minimarket hanya mau menerima produk yang sudah ada P-IRT nya serta pada saat ada permintaan produknya harus selalu ada dan tersedia (kontinuitas terjamin). Oleh karena itu, KMP Maratua Nikmat harus terus bekerja keras demi keberhasilan usaha yang dijalankan, dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat.

Adapun alasan kenapa masyarakat berminat dengan bisnis yang dijalankan adalah permintaan konsumen yang tinggi, bisnisnya sangat merakyat dan populer dimasyarakat, harganya terjangkau, produk bebas dari bahan kimia, proses pengolahan higienis sehingga aman untuk dikonsumsi. Usaha pengolahan amplang ikan ini sangat mungkin untuk dikembangkan, karena produk ini banyak digemari semua kalangan masyarakat, baik anak-anak, dewasa, maupun orang tua, dapat dijadikan lauk saat makan, rasanya pun gurih dan renyah. Hal-hal yang mungkin dapat dikembangkan, yaitu sosialisasi produk ke kantin-kantin sekolah, rumah makan dan kios-kios yang berada di kota Kabupaten Berau dan sekitarnya, serta dapat dijadikan oleh-oleh untuk para pendatang yang akan pulang ke daerahnya baik melalui jalur udara, laut maupun darat. Target awal konsumen amplang KMP Maratua Nikmat adalah memasarkan ke masyarakat Pulau Maratua hingga ke wisatawan yang berkunjung ke Pulau Maratua, dimana wisatawan lebih banyak dan dominan tinggal di lingkungan Teluk Harapan.

2.2.. Target Pasar

Produk amplang ikan bandeng laut ini dipasarkan ke warung makan, warung sembako yang berada di Kampung Teluk Harapan, Bohesilian, Payung-payung, dan Teluk Alulu. Apabila usaha kelompok amplang ikan berkembang maka KMP Maratua Nikmat juga akan memasarkan untuk ke daerah Tanjung Redep.

(10)

5 Guna mendukung kelancaran kegiatan pemasaran usaha amplang diatas, maka pengamatan segmen (kelompok) pasar yang ada, target pasar dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu :

1. Target pasar utama (potensial) dengan profil target adalah pasar nasional, supermarket, minimarket, dan swalayan.

2. Target pasar pendukung, dengan target profil pasar antara lain ; pasar lokal dan pasar tradisional, rumah makan, kios atau toko oleh-oleh, dan kantin sekolah. 2.3. Persaingan Produk

Dalam memasarkan suatu produk, tentu saja ada pesaing. Sesuai hasil identifikasi, terdapat dua pesaing utama dengan kekuatan dan kelemahan tersendiri yang disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Persaingan produk sejenis

No Nama Pesaing Kekuatan Pesaing Kelemahan Pesaing

1 Amplang “SN”  Sudah Terkenal

 Sudah masuk

swalayan

Informasi yang diperoleh, bahan baku yang digunakan kurang segar

2 Amplang merk lain

yang sejenis

Sudah ada di pasaran terlebih dahulu, baik pasar di Kabupaten Berau maupun pasar di Provinsi Kalimantan Timur

Harga jual cukup mahal, menggunakan bahan pengawet

2.4. Strategi Promosi

Strategi yang akan dilakukan dalam mendukung kegiatan pemasaran adalah promosi langsung dan promosi tidak langsung. Untuk itu dilakukan promosi penjualan dengan cara produk dijual di rumah produksi dan dipasarkan ke Tanjung Redep, melalui sosialisasi ke jaringan pemasaran dan kerabat, ke instansi pemerintah DKP dan pemberdayaan perempuan atau perkantoran.

Kegiatan promosi lain yang dilakukan adalah membuat iklan, antara lain melalui spanduk dan dilakukan melalui kerjasama dengan bagian humas pemerintah daerah Kabupaten Berau dan staf Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas UKM dan Koperasi serta Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB. Hal ini dilakukan untuk memamerkan produk dalam kegiatan pameran atau kegiatan tertentu, melakukan komunikasi dengan konsumen, memberi penghargaan dan perhatian khusus kepada pelanggan tetap dengan memberi hadiah cuma-cuma jika membeli dua produk atau lebih, dan memberikan discount. Selain itu promosi juga dilakukan dengan via telepon atau sms.

2.5. Kemitraan Usaha

Menjalin mitra kerjasama adalah cara yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan. Adapun mitra usaha yang sudah diajak kerjasama antara lain : Swalayan Solo Swa, Tops Jaya, Hokky, Mardatillah, Unggul Market, Toko Basinang, Pasar Sanggam, Outlet Bandara Basinang, Pusat Oleh-oleh Basinang di Tanjung Redep.

(11)

6

3. ANALISIS KEUANGAN (LABA DAN RUGI)

KMP MARATUA NIKMAT

Analisis laba rugi terdiri dari komponen biaya dan penerimaan, dimana komponen biaya input yang digunakan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan produksi. Sedangkan komponen penerimaan yang diperoleh dari penjualan hasil produksi. Penerimaan yang dihasilkan dapat terdiri dari produk berdasarkan rasa dan ukuran yang dijual.

KMP Maratua Nikmat sudah melakukan produksi dengan cara tradisional untuk menghasilkan amplang. Oleh karena itu, produk dan pemasarannya juga terbatas. Business plan ini juga dapat digunakan untuk mengukur perubahan produksi dan penerimaan yang diterima KMP Maratua Nikmat setelah mendapatkan Bantuan Pemerintah. Harapannya adalah Bantuan Pemerintah yang diberikan oleh JFPR (Japan Fund for Poverty Reduction) dapat secara signifikan memberikan peningkatan produksi yang secara langsung akan meningkatkan pendapatan kelompok dan pada akhirnya peningkatan kesejahteraan anggota yang merupakan masyarakat itu sendiri.

3.1. Investasi

Investasi yang dibutuhkan untuk usaha pengolahan amplang dari bahan baku bandeng laut oleh KMP Maratua Nikmat sebesar Rp. 38.800.000,-. Investasi ini terdiri dari 13 item, yang membutuhkan biaya investasi di atas 1 juta rupiah dan dibawah 1 juta rupiah. Investasi yang di atas 1 juta rupiah (bahkan di atas 5 juta rupiah) terdiri dari investasi yang membutuhkan modal besar yaitu mesin pengadon kue, mesin pengering minyak dan diesel/dinamo sebagai pembangkit listrik. Modal investasi yang cukup besar (di atas 5 juta) ini dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan frekuensi produksi. Oleh karena itu, JFPR menyalurkan bantuan melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam bentuk bantuan pemerintah. Secara rinci investasi yang dibutuhkan oleh KMP Maratua Nikmat disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Investasi KMP Maratua Nikmat

No Uraian Jumlah Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)

1 Wajan besar 7 kg 1 Unit 250.000 250.000

2 Baskom 1 Unit 150.000 150.000

3 Mesin pengadon kue 1 Unit 15.000.000 15.000.000

4 Kompor gas komplit 1 Unit 1.000.000 1.000.000

5 Mesin pengering minyak 1 Unit 15.000.000 15.000.000

6 Serok minyak besar 2 Unit 35.000 70.000

7 Serok minyak kecil 1 Unit 25.000 25.000

8 Sendok goreng 1 Unit 30.000 30.000

9 Parang 1 Buah 50.000 50.000

10 Pisau 1 Buah 25.000 25.000

11 Mesin penjepit plastik 2 Unit 600.000 1.200.000

(12)

7

No Uraian Jumlah Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)

13 Stavol 1000 watt 1 Unit 700.000 700.000

Sub Total 38.800.000 3.2. Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya rutin yang dikeluarkan setiap tahunnya. Pada KMP Maratua Nikmat terdiri dari 3 item biaya tetap dengan total biaya tetap yang dibutuhkan sebesar Rp.1.560.000,- yang terdiri dari administrasi keuangan, pembelian oli dan perawatan mesin. Administrasi keuangan digunakan untuk biaya-biaya yang digunakan dalam rangka mengurus administrasi kelompok seperti perijinan dan lainnya supaya dapat mengembangkan KMP. Oli digunakan untuk pelumas mesin genset yang harus diganti setiap 1,5 bulan. Mesin-mesin yang digunakan oleh KMP Maratua Nikmat harus dilakukan perawatan rutin 2 kali dalam setahun. Secara rinci biaya tetap KMP Maratua Nikmat disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3 Biaya Tetap KMP Maratua Nikmat

No Uraian Jumlah Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)

1 Administrasi Keuangan 1 Paket 800.000 800.000

2 Oli 8 Liter 20.000 160.000

3 Perawatan mesin 2 Paket 300.000 600.000

Sub Total 1.560.000 3.3. Biaya Kebutuhan Modal Kerja (Biaya Operasional)

Biaya kebutuhan modal kerja merupakan biaya operasional untuk melakukan produksi amplang. Secara keseluruhan, dalam melakukan 1 kali produksi dibutuhkan biaya operasional sebesar Rp. 1.527.000,- yang terdiri dari 9 item. Biaya produksi terbesar adalah untuk pembelian ikan bandeng laut, dimana dibutuhkan bandeng laut sebanyak 30 kg setiap kali produksi dengan jumlah biaya untuk pembelian ikan bandeng laut sekali produksi sebesar Rp. 450.000,- Secara rinci biaya-biaya untuk operasional produksi amplang KMP Maratua Nikmat disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Biaya operasional KMP Maratua Nikmat

No Uraian Jumlah Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)

1 Ikan bandeng laut 30 Kg 15.000 450.000

2 Tepung kanji 15 Kg 15.000 225.500

3 Royco 96 Bungkus 500 45.000

4 Soda kue 6 Bungkus 2.000 12.000

5 Telur ayam 36 Butir 2.000 72.000

6 Minyak goreng 20 Liter 10.000 200.000

7 Plastik 4 Pack 40.000 160.000

8 BBM 12 Liter 10.000 120.000

9 Gas 6 Tabung 40.000 240.000

(13)

8 3.4. Analisis usaha KMP Maratua Nikmat

Pada Tabel 5 analisis usaha dibawah ini, menunjukkan bahwa keuntungan yang diterima per tahun sebesar 123,77 juta rupiah atau keuntungan per bulan yang diterima sebesar 10,31 juta rupiah. Nilai R/C yang diperoleh sebesar 3,52 artinya penerimaan kotor yang diterima dapat menutupi 3,52 kali dari total biaya yang dikeluarkan atau dari 1 rupiah yang dikeluarkan untuk total biaya maka memperoleh penerimaan sebesar 3,52 rupiah. BEP (nilai rupiah) sebesar 15,71 juta rupiah yang artinya Break Even Point dalam bentuk mata uang (BEP rupiah) terjadi saat penerimaan sebesar 15,71 juta rupiah, sehingga di atas 15,71 juta rupiah sudah merupakan keuntungan. Untuk BEP unit (kg) sebesar 131 kg yang artinya Break Even Point dalam bentuk unit (BEP unit) terjadi saat produksi amplang ikan sebesar 131 kg, sehingga lebih dari 131 kg sudah merupakan keuntungan. PP (payback period) dari kegiatan pengolahan amplang ikan sebesar 0,31 artinya periode lunas pengembalian dari seluruh biaya yang dikeluarkan dalam waktu 4 bulan. Nilai ROI sebesar 318,99 persen yang artinya keuntungan bersih yang dihasilkan dari usaha pengolahan amplang ikan sebesar 318,99 persen dari seluruh biaya yang dikeluarkan.

Tabel 5 Analisis Usaha KMP Maratua Nikmat

No Keterangan Jumlah Satuan Harga Jumlah

A Penerimaan

1 Kerupuk Ikan 1.440 Kg 120.000 172.800.000

Total penerimaan 1.440 Kg 172.800.000

B. Biaya Investasi

1 Wajan besar 7 kg 1 Unit 250.000 250.000

2 Baskom 1 Unit 150.000 150.000

3 Mesin pengadon kue 1 Unit 15.000.000 15.000.000

4 Kompor gas komplit 1 Unit 1.000.000 1.000.000

5 Mesin pengering minyak 1 Unit 15.000.000 15.000.000

6 Serok minyak besar 2 Unit 35.000 70.000

7 Serok minyak kecil 1 Unit 25.000 25.000

8 Sendok goreng 1 Unit 30.000 30.000

9 Parang 1 Buah 50.000 50.000

10 Pisau 1 Buah 25.000 25.000

11 Mesin penjepit plastik 2 Unit 600.000 1.200.000

12 Disel/dinamo 5 kg 1 Unit 5.300.000 5.300.000

13 Stavol 1000 watt 1 Unit 700.000 700,000

Total biaya investasi 38.800.000

C Biaya Tetap

1 Penyusutan per tahun 1 Paket 7.824.167 7.824.167

2 Oli 48 Liter 20,000 960.000

3 Perawatan mesin 12 Paket 300,000 3.600.000

Total Biaya Tetap 12.384.167

8.600

(14)

9

No Keterangan Jumlah Satuan Harga Jumlah

1 Ikan bandeng 720 Kg 15.000 10.800.000

2 Tepung kanji 360 Kg 15.000 5.400.000

3 Roiko 2.304 Bungkus 500 1.152.000

4 Soda kue 144 Bungkus 2.000 288.000

5 Telur ayam 864 Butir 2.000 1.728.000

6 Minyak goreng 480 Liter 10.000 4.800.000

7 Plastik 96 Pack 40.000 3.840.000

8 BBM 288 Liter 10.000 2.880.000

9 Gas 144 Tabung 40.000 5.760.000

Total Biaya Variabel 36.648.000

Biaya variabel per unit 25.450

E Total Biaya 49.032.167

Totak Biaya per unit 34.050

F Analisis Usaha 1 Keuntungan Rp 123.767.833 2 R/C Rasio 3,52 3 BEP Rp 15.717.610 4 BEP Kg 131 5 PP Tahun 0,31 6 ROI % 318,99

3.5. Analisis Cash Flow KMP Maratua Nikmat

Selanjutnya dalam analisis cash flow dengan menggunakan interest rate yang digunakan sebesar 13 % per tahun yang mengacu dari suku bunga pinjaman Bank BRI di Kabupaten Berau. Lama analisis cash flow diasumsikan selama 5 tahun. Berdasarkan analisis cash flow dari kegiatan pengolahan amplang ikan maka diperoleh nilai NPV sebesar 417,90 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan KMP Maratua Nikmat selama 5 tahun memberikan keuntungan bersih setelah dikurangi discount rate sebesar 13 % adalah sebesar 417,90 juta rupiah. Net B/C yang diperoleh sebesar 11,92 yang artinya setiap 1 rupiah yang digunakan untuk pembuatan amplang ikan selama 5 tahun, maka akan diperoleh keuntungan bersih sebesar 11,92 rupiah. Sedangkan nilai IRR sebesar 337,13 persen memberikan informasi bahwa usaha kegiatan pengolahan amplang ikan selama 5 tahun memberikan pengembalian usaha sebesar 337,13 persen. Artinya dengan suku bunga pinjaman bank sebesar 13 % dari Bank BRI, usaha KMP Maratua Nikmat dapat mengembalikan pinjaman dan masih menguntungkan. Secara lebih jelas analisis cash flow ini disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6 Analisis Cash Flow KMP Maratua Nikmat

Uraian Tahun

- 1 2 3 4 5

INFLOW

Kerupuk amplang 172.800.000 172.800.000 172.800.000 172.800.000 172.800.000

(15)

10 Uraian Tahun OUTFLOW Wajan besar 7 kg 250 Baskom 150 150

Mesin pengadon kue 15.000.000

Kompor gas komplit 1.000.000

Mesin pengering minyak 15.000.000

Serok minyak besar 70 70

Serok minyak kecil 25 25

Sendok goreng 30 30 30

Parang 50 50 50

Pisau 25 25 25

Mesin penjepit plastik 1.200.000

Disel/dinamo 5 kg 5.300.000 Stavol 1000 watt 700 Total Investasi 38.800.000 - 105 245 105 - Biaya tetap Oli 960 960 960 960 960 Perawatan mesin 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

Total biaya tetap - 4.560.000 4.560.000 4.560.000 4.560.000 4.560.000

Biaya Variabel Ikan bandeng 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000 Tepung kanji 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000 Roiko 1.152.000 1.152.000 1.152.000 1.152.000 1.152.000 Soda kue 288.000 288.000 288.000 288.000 288.000 Telur ayam 1.728.000 1.728.000 1.728.000 1.728.000 1.728.000 Minyak goreng 4.800.000 4.800.000 4.800.000 4.800.000 4.800.000 Plastik 3.840.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000 BBM 2.880.000 2.880.000 2.880.000 2.880.000 2.880.000 Gas 5.760.000 5.760.000 5.760.000 5.760.000 5.760.000

Total biaya variabel - 36.648.000 36.648.000 36.648.000 36.648.000 36.648.000

Total Biaya Operasional - 41.208.000 41.208.000 41.208.000 41.208.000 41.208.000

TOTAL OUT FLOW 38.800.000 41.208.000 41.313.000 41.453.000 41.313.000 41.208.000

Net Benefit -38.800.000 131.592.000 131.487.000 131.347.000 131.487.000 131.592.000 Discount Factor 13 % 1.000 0.885 0.783 0.693 0.613 0.543 PV Net Benefit/Tahun -38.800.000 116.453.097 102.973.608 91.030.060 80.643.440 71.422.865 NPV 417.904.225 NET B/C 11.92 IRR 337.13 3.6. Analisis Sensitifitas

Tujuan dilakukan analisis sensitifitas adalah untuk mengetahui seberapa sensitif terjadinya perubahan nilai analisis usaha akibat adanya perubahan output maupun input. Perubahan output biasanya digunakan penurunan harga jual atau penurunan jumlah produksi. Perubahan input biasanya digunakan kenaikan harga variabel. Pada analisis sensitifitas, analisis usaha diskenariokan sampai mencapai nilai paling minim yaitu keuntungan sama dengan nol (π = 0), nilai R/C sama dengan satu (R/C = 1), dan return of investment sama dengan nol (ROI = 0).

Pada analisis sensitifitas kegiatan pengolahan amplang ikan KMP Maratua Nikmat dilakukan pada skenario penurunan harga jual. Dari skenario tersebut

(16)

11 menghasilkan analisis usaha paling minimum yaitu pada saat harga jual amplang ikan turun menjadi 34.500 rupiah per kg atau sebesar 71,25 persen akan menyebabkan keuntungan sama dengan nol, R/C sama dengan satu dan ROI sama dengan nol.

(17)

12

4. PENUTUP

Usaha pengolahan amplang di Pulau Maratua dengan bahan baku ikan bandeng laut merupakan sesuatu yang baru, dimana selama ini produksi amplang menggunakan ikan tenggiri atau ikan lainnya. Penggunaan bahan baku ini karena cukup banyaknya ikan bandeng laut di sekitar Pulau Maratua sehingga tidak perlu kuatir kekurangan stok bahan baku utama. Usaha produksi amplang KMP Maratua Nikmat merupakan usaha yang telah berlangsung lama, namun masih sangat sederhana dimana produksi yang dilakukan masih secara manual. Pangsa pasar yang tersedia masih terbuka luas, dimana selama ini hasil produksi hanya mampu untuk memenuhi permintaan masyarakat sekitar dan warung-warung saja. Hal ini terjadi ketidakmampuan KMP yang terbatas. Untuk keberlanjutan usaha,

KMP Maratua Nikmat perlu mendapatkan pelatihan-pelatihan untuk

meningkatkan kapasitas SDM seperti pelatihan pembuatan amplang supaya rasa yang dihasilkan dapat beraneka rasa, pelatihan pemasaran, pelatihan manajemen keuangan dan kelompok, pelatihan packaging supaya produk yang dihasilkan bernilai jual yang lebih tinggi dapat masuk ke retail dan pelatihan higienis pengolahan.

Bantuan pemerintah yang diberikan ini mampu meningkatkan kapasitas produksi, dari sebelumnya hanya 1 kali dalam sebulan (30 kg) kini bisa dilakukan 4 kali dalam sebulan (120 kg). Pasar yang terpenuhi pun masih di Pulau Maratua, artinya pangsa pasar dan peluang pasar yang tersedia masih cukup luas. Berdasarkan analisis keuangan yaitu analisis usaha tahunan dan analisis cashflow menunjukkan bahwa usaha pengolahan ikan bandeng laut menjadi amplang oleh KMP Maratua Nikmat merupakan usaha yang menjanjikan dan menguntungkan anggota kelompok. Bantuan pemerintah dari JFPR ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan setiap anggota kelompok sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga anggota KMP dan pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kemiskinan yang terjadi di masyarakat Kecamatan Maratua.

(18)

13 Lampiran 1 Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga KMP Maratua

(19)

14 Lampiran 2 Produksi amplang KMP Maratua Nikmat

(20)

15 Lampiran 4 Mesin Diesel / Genset KMP Maratua Nikmat Bantuan Pemerintah

Lampiran 5 Mesin pengadon kue /Mixer KMP Maratua Nikmat Bantuan Pemerintah

(21)

16 Lampiran 6 Peralatan pengolahan amplang KMP Maratua Nikmat Bantuan

Gambar

Gambar 2 Alur Produksi pelaku usaha pembuatan Amplang Ikan Bandeng
Tabel 1 Persaingan produk sejenis
Tabel 2 Investasi KMP Maratua Nikmat
Tabel 3 Biaya Tetap KMP Maratua Nikmat
+3

Referensi

Dokumen terkait

21.Setelah wire tester selesai dan semua petugas beserta peralatan berada di tempat aman lakukan pengangkatan life boat dengan menggunakan manual tromol handle hingga life boat

Gambar 10 merupakan tampilan menu utama, dimana pemain dapat memilih berbagai menu yang tersedia seperti menu play game untuk memulai permainan, menu load game

Dilihat dari distribusi PDRB Kabupaten Blora atas dasar harga berlaku, pada tahun 2013 menunjukan bahwa Komponen Pengeluaran yang meliputi pengeluaran konsumsi rumah tangga,

Pada pembahasan ini, analisa yang penulis lakukan lebih memfokuskan berdasarkan data kerusakan yang penulis dapatkan pada PT Takabeya Perkasa Group, maka untuk analisa

Pengujian alat di lapangan dengan 2 lokasi yang berbeda, yaitu lokasi pertama dengan asumsi kondisi udara bersih dan lokasi kedua dengan asumsi udara tercemar

Seluruh kegiatan mahasiswa praktik industri yang dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2....

[r]

rancangan form yang ada pada bab sebelumnya. Pengimplementasian dan pembahasan pembuatan website pemesanan kamar hotel dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL