Ketidakpastian
dan teorema
bayes
Ketidakpastian
Dalam menghadapi suatu masalah, sering ditemukan
jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh.
Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau
kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu
kejadian.
Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor
yaitu:
aturan yang tidak pasti
jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan
Hal ini bisa dilihat pada sistem diagnosa penyakit dimana
pakar tidak dapat mendefinisikan hubungan antara gejala dengan penyebabnya secara pasti, Dan pasien tidak daapat merasakan suatu gejala dengan pasti pula.
Sedangkan menurut (Giarattano dan Riley, 1994), sisten
Teori Penyelesaian
Ketidakpastian
probabilitas klasik (classical probability)
probabilitas Bayes (Bayesian probability)
teori Hartley berdasarkan himpunan klasik (Hartley
theory based on classical sets)
teori Shannon berdasarkan pada probabilitas (Shanon
theory based on probability)
teori Dempster-Shafer (Dempster-Shafer theory)
teori fuzzy Zadeh (Zadeh’s fuzzy theory)
Ketidakpastian Aturan
Ada tiga penyebab ketidakpastian aturan yaitu
aturan tunggal
ketidakcocokan (incompatibility) antar konsekuen dalam aturan penyelesaian konflik
Aturan Tunggal
Kesalahan
ambiguitas, sesuatu didefinisikan dengan lebih dari satu cara ketidaklengkapan data
kesalahan informasi
ketidakpercayaan terhadap suatu alat adanya bias
probabilitas
disebabkan ketidakmampuan seorang pakar merumuskan suatu aturan secara pasti
Incompability Aturan
kontradiksi aturan subsumpsi aturan redundancy aturan kehilangan aturan penggabungan dataKontradiksi Aturan
aturan 1 :
JIKA anak demam
MAKA harus dikompres aturan 2 :
JIKA anak demam
Subsumpsi Aturan
aturan 3
: JIKA E1 MAKA H
aturan 4
: JIKA E1 DAN E2 MAKA H
jika hanya E1 yang muncul, maka masalah tidak akan
timbul karena aturan yang akan digunakan adalah
aturan 3, tetapi apabila E1 dan E2 sama-sama muncul
maka kedua aturan (aturan 3 dan 4) sama-sama akan
dijalankan
Redundancy Aturan
aturan 5 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H aturan 6 : JIKA E2 DAN E1 MAKA H
dalam kasus ini ditemui aturan-aturan yang sepertinya berbeda tetapi memiliki makna yang sama
Kehilangan Aturan
aturan 7 : JIKA E4 MAKA H
Probabilitas
Untuk mengetahui besarnya kemungkinan dihitung dari
Pilihan User:
Premis1
Premis2
Premis3
Probabilitas berbobot
Untuk mengetahui besarnya kemungkinan dihitung dari
Pilihan User:
Premis1
Premis2
Premis3
probabilitas
Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali
diantara N peristiwa yang saling eksklusif (saling
asing/terjadinya peristiwa yang satu mencegah terjadinya peristiwa yang lain) dan masing-masing terjadi dengan
kesempatan yang sama, maka probabilitas terjadinya peristiwa E adalah :
Jika P(E) = 0, maka diartikan peristiwa E pasti tidak terjadi,
sedangkan P(E)=1, dapat diartikan peristiwa E pasti terjadi, apabila E menyatakan buka peristiwa E, maka diperoleh :
Probabilitas bersyarat
Jika P(A) menyatakan probabilitas kejadian A, P(B)
menyatakan probabilitas kejadian B, dan probabilitas A dan B terjadi bersama-sama disimbolkan oleh P(A |B), dan
besarnya adalah :
Dengan cara yang sama, probabilitas bahwa kejadian B
terjadi jika kejadian A terjadi terlebih dahulu adalah :
Contoh :
P(Dila terkena cacar|Dila mempunyai bintik-bintik di wajah) adalah 0,8
Ini sama dengan rule berikut :
IF Dila mempunyai bintik-bintik di wajah THEN Dila terkena cacar (0,8)
Rule ini mempunyai arti sbb :
Jika Dila mempunyai bintik-bintik diwajah, maka probabilitas (kemungkinan) Dila terkena cacar adalah 0,8
Teorema Bayes
Ditemukan oleh Reverend Thomas Bayes abad ke 18. Dikembangkan secara luas dalam statistik inferensia. Aplikasi banyak untuk : DSS
Brntuk teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis
tunggal H adalah :
Dengan
p(H|E) = probabilitas hipotesis H terjadi jika evidence E terjadi P(E|H) = probabilitas munculnya evidence E, jika hipotesis H
terjadi
P(H) = probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence
apap pun
Contoh :
Diketahui p(demam)=0,4. p(muntah)=0,3.
p(demam|muntah)=0,75.
Pertanyaan :
a. Berapa nilai dari p(muntah|demam) ? b. Berapa nilai dari p(muntah|demam) jika
JAWAB SOAL A :
p(muntah|demam)= p(demam|muntah) x p(muntah)
p(demam) = 0,75 x 0,3
0,4 = 0,56
JAWAB SOAL B
p(muntah|demam) = p(demam|muntah)xp(muntah)
p(demam) = (0,75 x 0,3)/0,1 = 2,25
Jawaban di atas salah. Mengapa ? Karena nilai probabilitas haruslah antara 0 dan 1. lalu apa yang salah ?
Perhatikan : p(demam) harus lebih besar atau sama dengan p(demam
n
muntah). untuk menghitung p(demam
n
muntah) rumusnya adalah p(demamn
muntah) = p(demam|muntah) x p (muntah)= 0,75 x 0,3 = 0,225 Jadi, p(demam) ≥ 0,225
Untuk nilai p(demam) = 0,1 tidak memenuhi syarat sehingga menghasilkan perhitungan yang salah.
Bentuk Teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1, H2, …. Hn
dengan:
p(Hi|E) = probabilitas hiposesis Hi benar jika diberikan
evidence E.
p(E|Hi) = probabilitas munculnya evidence E, jika
diketahui hipotesis Hi benar.
p(Hi) = probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil
sebelumnya) tanpa memandang evidence apapun.
Untuk evidence ganda E1, E2,…., Em dan hipotesis
ganda H1, H2, …., Hn adalah :
untuk mengaplikasikan persamaan di atas, maka harus diketahui probabilitas bersyarat dari semua kombinasi yang mungkin dari evidence-evidence untuk seluruh
hipotesis. Secara praktis, ini tidak mungkin. Oleh karena itu, persamaan di atas, diganti dengan persamaan :
Contoh kasus
Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat
evidence E1E2E3 dan hipotesis H1H2H3 . Misalkan pertama kali kita hanya mengamati evidence E3 , hitung probabilitas
terjadinya hipotesis :
a. H1 jika semula hanya evidence E3 yang teramati b. H2 jika semula hanya evidence E3 yang teramati c. H3 jika semula hanya evidence E3 yang teramati
Probabilitas Hipotesis
i=1 i=2 i=3
P(Hi) 0,4 0,35 0,25
P(E1|Hi) 0,3 0,8 0,5
P(E2|Hi) 0,9 0 0,7
Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk
evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1H2H3 dengan persamaan berikut :
tampak bahwa setelah evidence E3 teramati, kepercayaan
terhadap hipotesis Hi berkurang dan menjadi sama dengan kepercayaan terhadap H2. kepercayaan terhadap hipotesis H3 bertambah bahkan hampir sama dengan H1 dan H2.
Misalkan setelah kita mengamati evidence E3 kemudian
teramati pula adanya evidence E1 hitung probabilitas terjadinya hipotesis:
a. H1 jika kemudian teramati pula adanya evidence E1 b. H2 jika kemudian teramati pula adanya evidence E1 c. H3 jika kemudian teramati pula adanya evidence E1
Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk
evidence ganda E1 E3 dan hipotesis ganda H1 , H2 , H3 dengan persamaan
Misalkan setelah kita mengamati evidence E1 teramati pula
adanya evidence E2 , hitung probabilitas terjadinya hipotesis :
a. H1 jika kemudian teramati pula adanya evidence E2 b. H2 jika kemudian teramati pula adanya evidence E2 c. H3 jika kemudian teramati pula adanya evidence E2
Contoh soal lainnya :
Si Ani mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Si Ani terkena:
1. Cacar, dengan:
• Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si
Ani terkena cacar; p(Bintik2|Cacar) = 0,8.
• Probabilitas Si Ani terkena cacar tanpa memandang
gejala apapun; p(Cacar) = 0,4
2. Alergi, dengan :
• Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si
Ani alergi; p(Bintik2|Alergi) = 0,3.
• Probabilitas Si Ani terkena alergi tanpa memandang
3. Jerawat, dengan
• Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si
Ani jerawatan; p(Bintik2|Jerawatan) = 0,9.
• Probabilitas Si Ani jerawatan tanpa memandang gejala
Bintik-bintik di wajah merupakan gejala bahwa seseorang
terkena cacar.
Observasi baru menunjukkan bahwa selain adanya
bintik-bintik di wajah, panas badan juga merupakan gejala orang terkena cacar.
Antara munculnya bintik-bintik di wajah dan panas badan
Contoh 2 :
Seorang dokter
mengetahui bahwa penyakit maningitis
menyebabkan ”stiff neck” adalah
50%. Probabilitas pasien
menderita maningitis adalah 1/50000 dan probabilitas pasien
menderita stiff neck
adalah 1/20 dari nilai-nilai tersebut didapatkan :
Contoh
Ada 3 penyakit terkuat, maka
probabilitas tiap penyakit diantara 3 adalah :
Probabilitas P(PENYAKIT 1) = 0.33 Probabilitas P(PENYAKIT 2) = 0.33 Probabilitas P(PENYAKIT 3) = 0.33
Probabilitas terjawab YA di setiap penyakit adalah :
P(YA|PENYAKIT 3) = 2/3 = 0.66 P(YA|PENYAKIT 2) = 2/5 =0.4 P(YA|PENYAKIT 1) = 2/5 = 0.4 Probabilitas jawaban YA di semua penyakit :
P(YA) = 0.33*0.66+0.33*0.4+0.33*0.4 = 0.2178+0.132+0.132
Probabilitas YA di PENYAKIT 1 terhadap semua penyakit
P(PENYAKIT 1 | YA) = P(YA | PENYAKIT 1)*P(PENYAKIT 1) / P(YA) = 0.4*0.33/0.4818 = 0.274
Probabilitas YA di PENYAKIT 2 terhadap semua probabilitas di semua
penyakit :
P(PENYAKIT 2 | YA) = P(YA | PENYAKIT 2)*P(PENYAKIT 2) / P(YA) = 0.4*0.33/0.4818 = 0.274
Probabilitas YA di PENYAKIT 3 terhadap semua probabilitas di semua
penyakit :
P(PENYAKIT 3 | YA) = P(YA | PENYAKIT 3)*P(PENYAKIT 3) / P(YA) = 0.66*0.33/0.4818 = 0.452