• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artificial Intelegence EKA YUNIAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Artificial Intelegence EKA YUNIAR"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Artificial Intelegence

(2)

Pokok Bahasan

• Ketidak Pastian

• Teorema Bayes

(3)

Ketidakpastian

• Dalam menghadapi suatu masalah, sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh.

• Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu kejadian.

• Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor yaitu:

Aturan yang tidak pasti

Jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem

(4)

• Hal ini bisa dilihat pada sistem diagnosa penyakit dimana pakar tidak dapat mendefinisikan hubungan antara gejala dengan penyebabnya secara pasti, Dan pasien tidak dapat merasakan suatu gejala dengan pasti pula.

• Sedangkan menurut (Giarattano dan Riley, 1994), sistem pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian.

(5)

Teori Penyelesaian Ketidakpastian

• Probabilitas klasik (classical probability)

• Probabilitas Bayes (Bayesian probability)

• Teori Hartley berdasarkan himpunan klasik (Hartley theory based on classical sets)

• Teori Shannon berdasarkan pada probabilitas (Shanon theory based on probability)

• Teori Dempster-Shafer (Dempster-Shafer theory)

• Teori fuzzy Zadeh (Zadeh’s fuzzy theory)

(6)

Ketidakpastian Aturan

• Ada tiga penyebab ketidakpastian aturan yaitu

Aturan tunggal

Ketidakcocokan (incompatibility) antar konsekuen dalam aturan

(7)

Aturan Tunggal

• Kesalahan

Ambiguitas, sesuatu didefinisikan dengan lebih dari satu cara

Ketidaklengkapan data

Kesalahan informasi

Ketidakpercayaan terhadap suatu alat

Adanya bias

• Probabilitas

disebabkan ketidakmampuan seorang pakar merumuskan suatu aturan secara pasti

(8)

Incompability Aturan

• Kontradiksi aturan • Subsumpsi aturan • Redundancy aturan • Kehilangan aturan • Penggabungan data

(9)

Kontradiksi Aturan

• aturan 1 :

JIKA anak demam

MAKA harus dikompres

• aturan 2 :

JIKA anak demam

(10)

Subsumpsi Aturan

• aturan 3 : JIKA E1 MAKA H

• aturan 4 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H

• jika hanya E1 yang muncul, maka masalah tidak akan timbul karena aturan yang akan digunakan adalah aturan 3, tetapi apabila E1 dan E2 sama-sama muncul maka kedua aturan (aturan 3 dan 4) sama-sama akan dijalankan

(11)

Redudancy Aturan

• aturan 5 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H

• aturan 6 : JIKA E2 DAN E1 MAKA H

dalam kasus ini ditemui aturan-aturan yang sepertinya berbeda tetapi memiliki makna yang sama

(12)

Kehilangan Aturan

• aturan 7 : JIKA E4 MAKA H

ketika E4 diabaikan maka H tidak pernah tersimpulkan

(13)

Probabilitas

• Untuk mengetahui besarnya kemungkinan dihitung dari prosentase jumlah premis yang dialami

(14)
(15)

Probabilitas Berbobot

• Untuk mengetahui besarnya kemungkinan dihitung dari prosentase jumlah bobot premis yang dialami

(16)
(17)

Teori Probabilitas

Digunakan dalam menarik kesimpulan dari eksperimen yang memuat suatu kejadian yang tidak pasti

Konsep Probabilitas

Eksperimen yang diulan-ulang dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil yang berbeda-beda. Hasil eksperimen ini, sangat bervariasi dan tidak tunggal

(18)

Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali diantara N peristiwa yang saling eksklusif (saling asing/ terjadinya peristiwa yang satu mencegah terjadinya

peristiwa yang lain) dan masing-masing terjadi dengan

kesempatan yang sama, maka probabilitas terjadinya peristiwa E adalah :

Jika P(E) = 0, maka diartikan peristiwa E pasti tidak terjadi, sedangkan P(E)=1, dapat diartikan peristiwa E pasti terjadi, apabila E menyatakan buka peristiwa E, maka diperoleh :

(19)

Probabilitas Bersyarat

• Jika P(A) menyatakan probabilitas kejadian A, P(B) menyatakan probabilitas kejadian B, dan probabilitas A dan B terjadi bersama-sama disimbolkan oleh P(A |B), dan besarnya adalah :

• Dengan cara yang sama, probabilitas bahwa kejadian B terjadi jika kejadian A terjadi terlebih dahulu adalah :

(20)

Contoh

• P(Dila terkena cacar|Dila mempunyai bintik-bintik di wajah) adalah 0,8

• Ini sama dengan rule berikut :

• IF Dila mempunyai bintik-bintik di wajah THEN Dila terkena cacar (0,8)

• Rule ini mempunyai arti sbb :

• Jika Dila mempunyai bintik-bintik diwajah, maka probabilitas (kemungkinan) Dila terkena cacar adalah 0,8

(21)

Teorema Bayes

• Ditemukan oleh Reverend Thomas Bayes abad ke 18.

• Dikembangkan secara luas dalam statistik inferensia.

(22)

• Brntuk teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis tunggal H adalah :

• Dengan :

• p(H|E) = probabilitas hipotesis H terjadi jika evidence E terjadi

• P(E|H) = probabilitas munculnya evidence E, jika hipotesis H terjadi

• P(H) = probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence apapun

• P(E) = probabilitas evidence E tanpa memandang apa pun

(23)

Soal

• Diketahui : p (demam)= 0,4 p (muntah)= 0,3 p (demam|muntah) = 0,75 • Pertanyaan :

a. Berapa nilai dari p(muntah|demam) ?

b. Berapa nilai dari p(muntah|demam) jika p(demam) = 0,1

(24)

Jawaban Soal A

• p(muntah|demam) = p(demam|muntah) x p(muntah)

▫ p(muntah)

▫ = 0,75 x 0,3

▫ 0,4

▫ = 0,56

(25)

Bentuk Teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1, H2, …. Hn

dengan:

p(Hi|E) = probabilitas hiposesis Hi benar jika diberikan evidence E.

p(E|Hi) = probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar.

p(Hi) = probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang evidence apapun. n = jumlah hipotesis yang mungkin.

(26)

Untuk evidence ganda E1, E2,…., Em dan hipotesis ganda H1, H2, …., Hn adalah :

untuk mengaplikasikan persamaan di atas, maka harus diketahui probabilitas bersyarat dari semua kombinasi yang mungkin dari evidence-evidence untuk seluruh hipotesis. Secara praktis, ini tidak mungkin. Oleh karena itu, persamaan di atas, diganti dengan persamaan :

(27)

Contoh Kasus

• Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat evidence E1E2E3 dan hipotesis H1H2H3. Misalkan pertama kali kita hanya mengamati evidence E3, hitung probabilitas terjadinya hipotesis : a. H1 jika semula hanya evidence E3 yang teramati

b. H2 jika semula hanya evidence E3 yang teramati c. H3 jika semula hanya evidence E3 yang teramati

Probabilitas Hipotesis i = 1 i = 2 i = 3 P(Hi) 0,4 0,35 0,25 P(E1|Hi) 0,3 0,8 0,5 P(E2|Hi) 0,9 0 0,7 P(E3|Hi) 0,6 0,7 0,9

(28)

• Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk

evidence tunggal E dan hipotesis ganda H1H2H3 dengan persamaan berikut :

(29)
(30)

Kesimpulan

tampak bahwa setelah evidence E3 teramati, kepercayaan terhadap hipotesis Hi berkurang dan menjadi sama dengan kepercayaan terhadap H2 kepercayaan terhadap hipotesis H3 bertambah bahkan hampir sama dengan H1 dan H2

(31)

Contoh Lainnya

• Si Ani mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya.

Dokter menduga bahwa Si Ani terkena:

1.Cacar, dengan:

 Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani terkena cacar; p(Bintik2|Cacar) = 0,8.

 Probabilitas Si Ani terkena cacar tanpa memandang gejala apapun; p(Cacar) = 0,4

2.Alergi, dengan :

 Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani alergi; p(Bintik2|Alergi) = 0,3.

 Probabilitas Si Ani terkena alergi tanpa memandang gejala apapun; p(Alergi) = 0,7.

(32)

3.Jerawat, dengan

 Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani jerawatan;

p(Bintik2|Jerawatan) = 0,9.

 Probabilitas Si Ani jerawatan tanpa

memandang gejala apapun; p(Jerawatan) = 0,5.

(33)
(34)
(35)
(36)

• Bintik-bintik di wajah merupakan gejala bahwa seseorang terkena cacar.

• Observasi baru menunjukkan bahwa selain adanya bintik-bintik di wajah, panas badan juga merupakan gejala orang terkena cacar.

• Antara munculnya bintik-bintik di wajah dan panas badan juga memiliki keterkaitan satu sama lain

(37)
(38)
(39)
(40)

• Probabilitas YA di PENYAKIT 1 terhadap semua penyakit P(PENYAKIT 1 | YA)

= P(YA | PENYAKIT 1)*P(PENYAKIT 1) / P(YA) = 0.4*0.33/0.4818 = 0.274

• Probabilitas YA di PENYAKIT 2 terhadap semua probabilitas di semua penyakit:

P(PENYAKIT 2 | YA)

= P(YA | PENYAKIT 2)*P(PENYAKIT 2) / P(YA) = 0.4*0.33/0.4818 = 0.274

• Probabilitas YA di PENYAKIT 3 terhadap semua probabilitas di semua penyakit:

P(PENYAKIT 3 | YA)

= P(YA | PENYAKIT 3)*P(PENYAKIT 3) / P(YA) = 0.66*0.33/0.4818 = 0.452

Referensi

Dokumen terkait

Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang menurut Hakim Ketua sudah tepat dan benar ; --- Menimbang, bahwa menurut dalil-dalil gugatannya Penggugat dalam hal

Pertambahan bobot badan pada ternak yang diberi ransum kulit buah kakao amoniasi sama dengan ternak yang mendapat ransum rumput lapangan disebabkan konsumsi dan kecernaan

Mengingat pentingnya ball handling dalam meningkatkan keterampilan dasar bola voli, untuk itu sangat dibutuhkan bentuk latihan yang dapat meningkatkan kemampuan

Pada karakter kimia diketahui bahwa varietas Kencana dan Lembang (Varietas Balitbangtan Kemtan) memiliki potensi untuk bahan baku olahan karena memiliki kadar abu

Pada saat pedal kopling di injak, garpu pembebas menekan bantalan pembebas kedepan sekaligus menekan pegas diafragma / tuas penekan, plat penekan tertarik mundur sehingga plat

Untuk mendukung strategi perusahaan, Departemen Personalia menetapkan sasaran-sasaran strategis yaitu meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan keselamatan dan

Kebijakan pertanahan terkait dengan pembatasan hak milik atas tanah bagi WNI keturunan Tionghoa, secara historis bermula ketika pada tahun 1975 tepatnya pada tanggal 5

Lemma yang sangat berguna dalam menurunkan fungsi permintaan input variabel dari fungsi keuntungan adalah Hotelling Lemma (Young, et. Lemma ini menyatakan bahwa