PERENCANAAN PERPUSTAKAAN UMUM PROPINSI
di JALAN DIPONEGORO KEL. BELAKANG TANGSI, PADANG
Roudolf Herladiano, Elfida Agus, Hasan Basri
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta, Padang
e-mail :[email protected],[email protected]
Abstrak
Akibat musibah yang melanda kota Padang pada tanggal 30 September 2009 lalu, mengakibatkan gedung perpustakaan yang ada mengalami kehancuran, sehingga bidang pendidikan yang ada di kota Padang mengalami penurunan. Kota Padang dulunya merupakan salah satu kota pendidikan yang ada di pulau Sumatera dengan memiliki gedung perpustakaan dengan koleksi judul mencapai 30.000 jenis buku. Dengan adanya perencanaan gedung perpustakaan ini bertujuan untuk memberikan, menyediakan dan memfasilitasi serta mewadahi kebutuhan masyarakat kota Padang dalam hal mencari berbagai jenis informasi dan ilmu pengetahuan. Disediakannya sarana dan fasilitas gedung perpustakaan umum ini diharapkan nantinya dapat membantu masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan, dengan memiliki kualitas dan sistem perpustakaan yang lebih baik. Gedung perpustakaan ini menggunakan metode sistem teknologi informatika yang dapat diakses oleh seluruh perpustakaan yang ada di dunia pendidikan.
Kata kunci : gedung perpustakaan, fasilitas perpustakaan, sistem perpustakaan.
PERENCANAAN PERPUSTAKAAN UMUM PROPINSI
di JALAN DIPONEGORO KEL. BELAKANG TANGSI, PADANG
Roudolf Herladiano, Elfida Agus, Hasan Basri
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta, Padang
e-mail :[email protected],[email protected]
Abstrak
Akibat musibah yang melanda kota Padang pada tanggal 30 September 2009 lalu, mengakibatkan gedung perpustakaan yang ada mengalami kehancuran, sehingga bidang pendidikan yang ada di kota Padang mengalami penurunan. Kota Padang dulunya merupakan salah satu kota pendidikan yang ada di pulau Sumatera dengan memiliki gedung perpustakaan dengan koleksi judul mencapai 30.000 jenis buku. Dengan adanya perencanaan gedung perpustakaan ini bertujuan untuk memberikan, menyediakan dan memfasilitasi serta mewadahi kebutuhan masyarakat kota Padang dalam hal mencari berbagai jenis informasi dan ilmu pengetahuan. Disediakannya sarana dan fasilitas gedung perpustakaan umum ini diharapkan nantinya dapat membantu masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan, dengan memiliki kualitas dan sistem perpustakaan yang lebih baik. Gedung perpustakaan ini menggunakan metode sistem teknologi informatika yang dapat diakses oleh seluruh perpustakaan yang ada di dunia pendidikan.
Kata kunci : gedung perpustakaan, fasilitas perpustakaan, sistem perpustakaan.
PERENCANAAN PERPUSTAKAAN UMUM PROPINSI
di JALAN DIPONEGORO KEL. BELAKANG TANGSI, PADANG
Roudolf Herladiano, Elfida Agus, Hasan Basri
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta, Padang
e-mail :[email protected],[email protected]
Abstrak
Akibat musibah yang melanda kota Padang pada tanggal 30 September 2009 lalu, mengakibatkan gedung perpustakaan yang ada mengalami kehancuran, sehingga bidang pendidikan yang ada di kota Padang mengalami penurunan. Kota Padang dulunya merupakan salah satu kota pendidikan yang ada di pulau Sumatera dengan memiliki gedung perpustakaan dengan koleksi judul mencapai 30.000 jenis buku. Dengan adanya perencanaan gedung perpustakaan ini bertujuan untuk memberikan, menyediakan dan memfasilitasi serta mewadahi kebutuhan masyarakat kota Padang dalam hal mencari berbagai jenis informasi dan ilmu pengetahuan. Disediakannya sarana dan fasilitas gedung perpustakaan umum ini diharapkan nantinya dapat membantu masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan, dengan memiliki kualitas dan sistem perpustakaan yang lebih baik. Gedung perpustakaan ini menggunakan metode sistem teknologi informatika yang dapat diakses oleh seluruh perpustakaan yang ada di dunia pendidikan.
PROVINCIAL PUBLIC LIBRARY PLANNING
IN DIPONEGORO STREET BELAKANG TANGSI VILLAGE, PADANG
Roudolf Herladiano, Elfida Agus, Hasan BasriDepartement Of Architecture, Faculty Of Civil Engineering and Planning Bung Hatta University, Padang
e-mail : [email protected],[email protected]
Abstract
As a result of the disaster that struck the city of Padang on September 30, 2009, resulting in the existing library building was destroyed, so the field of education in the city of Padang has decreased. Padang city was once one of the city education in the island of Sumatra has a library with a collection of 30,000 types of book titles. With the planning of the building is intended to provide a library, provide and facilitate and accommodate the needs of the town of Padang in finding various types of information and knowledge. Provision of facilities for public library building is expected later to help the community in a variety of activities, with a quality and a better library system. The library system using information technology which can be accessed by all libraries in the world of education.
Keywords : building libraries, library facilities, library systems.
PROVINCIAL PUBLIC LIBRARY PLANNING
IN DIPONEGORO STREET BELAKANG TANGSI VILLAGE, PADANG
Roudolf Herladiano, Elfida Agus, Hasan BasriDepartement Of Architecture, Faculty Of Civil Engineering and Planning Bung Hatta University, Padang
e-mail : [email protected],[email protected]
Abstract
As a result of the disaster that struck the city of Padang on September 30, 2009, resulting in the existing library building was destroyed, so the field of education in the city of Padang has decreased. Padang city was once one of the city education in the island of Sumatra has a library with a collection of 30,000 types of book titles. With the planning of the building is intended to provide a library, provide and facilitate and accommodate the needs of the town of Padang in finding various types of information and knowledge. Provision of facilities for public library building is expected later to help the community in a variety of activities, with a quality and a better library system. The library system using information technology which can be accessed by all libraries in the world of education.
Keywords : building libraries, library facilities, library systems.
PROVINCIAL PUBLIC LIBRARY PLANNING
IN DIPONEGORO STREET BELAKANG TANGSI VILLAGE, PADANG
Roudolf Herladiano, Elfida Agus, Hasan BasriDepartement Of Architecture, Faculty Of Civil Engineering and Planning Bung Hatta University, Padang
e-mail : [email protected],[email protected]
Abstract
As a result of the disaster that struck the city of Padang on September 30, 2009, resulting in the existing library building was destroyed, so the field of education in the city of Padang has decreased. Padang city was once one of the city education in the island of Sumatra has a library with a collection of 30,000 types of book titles. With the planning of the building is intended to provide a library, provide and facilitate and accommodate the needs of the town of Padang in finding various types of information and knowledge. Provision of facilities for public library building is expected later to help the community in a variety of activities, with a quality and a better library system. The library system using information technology which can be accessed by all libraries in the world of education.
PENDAHULUAN
Perpustakaan adalah sebuah tempat, gedung yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan sebagainya. Dapat juga diartikan sebagai koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan. (kamus besar bahasa Indonesia).
Hampir pada setiap daerah memiliki sebuah gedung perpustakaan yang berfungsi sebagai wadah untuk memfasilitasi masyarakat dalam hal mencari informasi. Khususnya di kota Padang, yang dulunya memiliki sebuah gedung perpustakaan propinsi yang melayani kebutuhan masyarakat dalam hal memberikan informasi khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Akan tetapi, akibat adanya gempa bumi pada tanggal 30 September 2009, mengakibatkan kota Padang mengalami kehancuran dan kerusakan, dan kerusakan tersebut tak luput dari hancurnya gedung perpustakaan yang ada. Akibatnya, kota Padang mengalami penurunan dalam bidang pendidikan, padahal sebelumnya kota Padang
Sekarang, akibat dampak yang di timbulkan dari gempa tersebut, membuat gedung perpustakaan yang ada di kota Padang dialihkan sementara ke Jalan Sudirman nomor 1. Permasalahan yang timbul sekarang hilangnya minat masyarakat untuk pergi ke gedung perpustakaan, dan menurunya tingkat pendidikan yang ada di kota Padang. Permasalahan lainnya yaitu kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang seharusnya ada pada sebuah gedung perpustakaan, yang mengakibatkan pelayanan yang diberikan sangat terbatas.
Permasalahan-permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya sebuah gedung perpustakaan umum di kota Padang. Perpustakaan umum yang memiliki berbagai macam fasilitas dan pelayanan yang seharusnya sesuai dengan standar yang ada, sehingga dapat mengembalikan minat masyarakat dalam bidang pendidikan.
TEORI
Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam perancangan gedung perpustakaan umum ini, tahapan tersebut terdiri dari :
a. Metoda
1.Studi Literatur : dilakukan untuk
PENDAHULUAN
Perpustakaan adalah sebuah tempat, gedung yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan sebagainya. Dapat juga diartikan sebagai koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan. (kamus besar bahasa Indonesia).
Hampir pada setiap daerah memiliki sebuah gedung perpustakaan yang berfungsi sebagai wadah untuk memfasilitasi masyarakat dalam hal mencari informasi. Khususnya di kota Padang, yang dulunya memiliki sebuah gedung perpustakaan propinsi yang melayani kebutuhan masyarakat dalam hal memberikan informasi khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Akan tetapi, akibat adanya gempa bumi pada tanggal 30 September 2009, mengakibatkan kota Padang mengalami kehancuran dan kerusakan, dan kerusakan tersebut tak luput dari hancurnya gedung perpustakaan yang ada. Akibatnya, kota Padang mengalami penurunan dalam bidang pendidikan, padahal sebelumnya kota Padang
Sekarang, akibat dampak yang di timbulkan dari gempa tersebut, membuat gedung perpustakaan yang ada di kota Padang dialihkan sementara ke Jalan Sudirman nomor 1. Permasalahan yang timbul sekarang hilangnya minat masyarakat untuk pergi ke gedung perpustakaan, dan menurunya tingkat pendidikan yang ada di kota Padang. Permasalahan lainnya yaitu kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang seharusnya ada pada sebuah gedung perpustakaan, yang mengakibatkan pelayanan yang diberikan sangat terbatas.
Permasalahan-permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya sebuah gedung perpustakaan umum di kota Padang. Perpustakaan umum yang memiliki berbagai macam fasilitas dan pelayanan yang seharusnya sesuai dengan standar yang ada, sehingga dapat mengembalikan minat masyarakat dalam bidang pendidikan.
TEORI
Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam perancangan gedung perpustakaan umum ini, tahapan tersebut terdiri dari :
a. Metoda
1.Studi Literatur : dilakukan untuk
PENDAHULUAN
Perpustakaan adalah sebuah tempat, gedung yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan sebagainya. Dapat juga diartikan sebagai koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan. (kamus besar bahasa Indonesia).
Hampir pada setiap daerah memiliki sebuah gedung perpustakaan yang berfungsi sebagai wadah untuk memfasilitasi masyarakat dalam hal mencari informasi. Khususnya di kota Padang, yang dulunya memiliki sebuah gedung perpustakaan propinsi yang melayani kebutuhan masyarakat dalam hal memberikan informasi khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Akan tetapi, akibat adanya gempa bumi pada tanggal 30 September 2009, mengakibatkan kota Padang mengalami kehancuran dan kerusakan, dan kerusakan tersebut tak luput dari hancurnya gedung perpustakaan yang ada. Akibatnya, kota Padang mengalami penurunan dalam bidang pendidikan, padahal sebelumnya kota Padang
Sekarang, akibat dampak yang di timbulkan dari gempa tersebut, membuat gedung perpustakaan yang ada di kota Padang dialihkan sementara ke Jalan Sudirman nomor 1. Permasalahan yang timbul sekarang hilangnya minat masyarakat untuk pergi ke gedung perpustakaan, dan menurunya tingkat pendidikan yang ada di kota Padang. Permasalahan lainnya yaitu kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang seharusnya ada pada sebuah gedung perpustakaan, yang mengakibatkan pelayanan yang diberikan sangat terbatas.
Permasalahan-permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya sebuah gedung perpustakaan umum di kota Padang. Perpustakaan umum yang memiliki berbagai macam fasilitas dan pelayanan yang seharusnya sesuai dengan standar yang ada, sehingga dapat mengembalikan minat masyarakat dalam bidang pendidikan.
TEORI
Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam perancangan gedung perpustakaan umum ini, tahapan tersebut terdiri dari :
a. Metoda
dan isu-isu yang terjadi, serta peraturan-peraturan dari pemerintah tentang pengembangan kota.
2.Studi Banding : dilakukan untuk membandingkan objek-objek yang telah ada, dan kemudian mengambil kesimpulan dari perbandingan tersebut, dijadikan sebagai acuan dalam proses perencanaan.
3.Survey Lapangan : dilakukan untuk melihat dan mengetahui keadaan tapak, melihat batasan-batasan yang ada, sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan dan permasalahan terhadap tapak pada saat proses perencanaan.
b. Metodologi
1.Tapak : tapak yang ada pada kawasan ini memiliki bentuk yang datar dan tanah yang keras. Bentuk dari tapak memiliki bentuk persegi, sehingga nantinya pada desain dapat dimanfaatkan secara maksimal.
2.Kawasan : Kawasan pada perencanaan berada pada pusat keramaian, Sekitar kawasan merupakan perumahan penduduk dan sektor pendidikan. Sehingga diusahakan nantinya bangunan ini dapat menarik dan mengundang masyarakat untuk berkunjung.
Gambar 1 : Lokasi Perencanaan
dan isu-isu yang terjadi, serta peraturan-peraturan dari pemerintah tentang pengembangan kota.
2.Studi Banding : dilakukan untuk membandingkan objek-objek yang telah ada, dan kemudian mengambil kesimpulan dari perbandingan tersebut, dijadikan sebagai acuan dalam proses perencanaan.
3.Survey Lapangan : dilakukan untuk melihat dan mengetahui keadaan tapak, melihat batasan-batasan yang ada, sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan dan permasalahan terhadap tapak pada saat proses perencanaan.
b. Metodologi
1.Tapak : tapak yang ada pada kawasan ini memiliki bentuk yang datar dan tanah yang keras. Bentuk dari tapak memiliki bentuk persegi, sehingga nantinya pada desain dapat dimanfaatkan secara maksimal.
2.Kawasan : Kawasan pada perencanaan berada pada pusat keramaian, Sekitar kawasan merupakan perumahan penduduk dan sektor pendidikan. Sehingga diusahakan nantinya bangunan ini dapat menarik dan mengundang masyarakat untuk berkunjung.
Gambar 1 : Lokasi Perencanaan
dan isu-isu yang terjadi, serta peraturan-peraturan dari pemerintah tentang pengembangan kota.
2.Studi Banding : dilakukan untuk membandingkan objek-objek yang telah ada, dan kemudian mengambil kesimpulan dari perbandingan tersebut, dijadikan sebagai acuan dalam proses perencanaan.
3.Survey Lapangan : dilakukan untuk melihat dan mengetahui keadaan tapak, melihat batasan-batasan yang ada, sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan dan permasalahan terhadap tapak pada saat proses perencanaan.
b. Metodologi
1.Tapak : tapak yang ada pada kawasan ini memiliki bentuk yang datar dan tanah yang keras. Bentuk dari tapak memiliki bentuk persegi, sehingga nantinya pada desain dapat dimanfaatkan secara maksimal.
2.Kawasan : Kawasan pada perencanaan berada pada pusat keramaian, Sekitar kawasan merupakan perumahan penduduk dan sektor pendidikan. Sehingga diusahakan nantinya bangunan ini dapat menarik dan mengundang masyarakat untuk berkunjung.
3.Bentuk : Perencanaan gedung perpustakaan ini nantinya akan menyesuaiakan dari bentuk sekitar tapak. Kawasan akan dijadikan lebih kontras dan menonjol, sehingga memiliki perbedaan dari keadaan bentuk-bentuk dan bangunan yang ada disekitar kawasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang telah didapatkan, lokasi perancangan berada di Jalan Diponegoro, Kelurahan Belakang Tangsi, Padang, memiliki luas lahan 3600 m2.
Setelah melihat dan menganalisa keadaan sekitar tapak, maka nantinya akan diterapkan konsep-konsep yang dapat membantu proses kegiatan yang terjadi pada lokasi perencanaan. Konsep tersebut meliputi konsep pada ruang luar, maupun pada ruang dalam dari bangunan Memanfaatkan lahan yang terbatas, dan menjadikan sebuah tempat yang nyaman bagi masyarakat pada saat dikunjungi.
Pengembangan tapak dan konsep massa pada bangunan dilakukan dengan menggunakan pendekatan arsitektur tropis. Pendekatan ini memanfaatkan pencahayaan alami dan penghawaan alami pada bangunan.
Gambar 2 : Filosofi Bentuk Bangunan
3.Bentuk : Perencanaan gedung perpustakaan ini nantinya akan menyesuaiakan dari bentuk sekitar tapak. Kawasan akan dijadikan lebih kontras dan menonjol, sehingga memiliki perbedaan dari keadaan bentuk-bentuk dan bangunan yang ada disekitar kawasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang telah didapatkan, lokasi perancangan berada di Jalan Diponegoro, Kelurahan Belakang Tangsi, Padang, memiliki luas lahan 3600 m2.
Setelah melihat dan menganalisa keadaan sekitar tapak, maka nantinya akan diterapkan konsep-konsep yang dapat membantu proses kegiatan yang terjadi pada lokasi perencanaan. Konsep tersebut meliputi konsep pada ruang luar, maupun pada ruang dalam dari bangunan Memanfaatkan lahan yang terbatas, dan menjadikan sebuah tempat yang nyaman bagi masyarakat pada saat dikunjungi.
Pengembangan tapak dan konsep massa pada bangunan dilakukan dengan menggunakan pendekatan arsitektur tropis. Pendekatan ini memanfaatkan pencahayaan alami dan penghawaan alami pada bangunan.
Gambar 2 : Filosofi Bentuk Bangunan
3.Bentuk : Perencanaan gedung perpustakaan ini nantinya akan menyesuaiakan dari bentuk sekitar tapak. Kawasan akan dijadikan lebih kontras dan menonjol, sehingga memiliki perbedaan dari keadaan bentuk-bentuk dan bangunan yang ada disekitar kawasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang telah didapatkan, lokasi perancangan berada di Jalan Diponegoro, Kelurahan Belakang Tangsi, Padang, memiliki luas lahan 3600 m2.
Setelah melihat dan menganalisa keadaan sekitar tapak, maka nantinya akan diterapkan konsep-konsep yang dapat membantu proses kegiatan yang terjadi pada lokasi perencanaan. Konsep tersebut meliputi konsep pada ruang luar, maupun pada ruang dalam dari bangunan Memanfaatkan lahan yang terbatas, dan menjadikan sebuah tempat yang nyaman bagi masyarakat pada saat dikunjungi.
Pengembangan tapak dan konsep massa pada bangunan dilakukan dengan menggunakan pendekatan arsitektur tropis. Pendekatan ini memanfaatkan pencahayaan alami dan penghawaan alami pada bangunan.
Konsep pada bangunan ini diambil dari fungsi dari bangunan tersebut, yaitu mengambil bentuk dari buku. Nantinya bentuk tersebut digabungkan dan dijadikan sebuah massa bangunan. Presentase pembangunan bangunan pada tapak sekitar 60%, sedangkan 40% digunakan sebagai ruang terbuka dan taman. Konsep perletakkan bangunan ditempatkan pada bagian dalam pada tapak, sedangkan untuk ruang terbuka ditempatkan pada bagian depan. Hal ini bertujuan agar pengguna bangunan merasa tenang dan nyaman pada saat melakukan aktifitas didalam bangunan, menjauhkan bangunan dari kebisingan yang terjadi.
Sirkulasi untuk kendaraan ditempatkan pada bagian kiri dari tapak, hal ini telah diperkirakan bahwa pengunjung akan lebih banyak masuk ke kawasan melalui jalan arteri. Konsep ini memudahkan pengunjung untuk langsung sampai ke bangunan.
Lokasi parkir pada kendaraan pengunjung ditempatkan pada lantai dasar dengan menyediakan basement, sehingga kendaraan berhenti di satu titik. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir polusi dan menjaga agar kawasan terutama ruang terbuka tetap terasa nyaman.
Gambar 3 : Site Plan Kawasan
Konsep pada bangunan ini diambil dari fungsi dari bangunan tersebut, yaitu mengambil bentuk dari buku. Nantinya bentuk tersebut digabungkan dan dijadikan sebuah massa bangunan. Presentase pembangunan bangunan pada tapak sekitar 60%, sedangkan 40% digunakan sebagai ruang terbuka dan taman. Konsep perletakkan bangunan ditempatkan pada bagian dalam pada tapak, sedangkan untuk ruang terbuka ditempatkan pada bagian depan. Hal ini bertujuan agar pengguna bangunan merasa tenang dan nyaman pada saat melakukan aktifitas didalam bangunan, menjauhkan bangunan dari kebisingan yang terjadi.
Sirkulasi untuk kendaraan ditempatkan pada bagian kiri dari tapak, hal ini telah diperkirakan bahwa pengunjung akan lebih banyak masuk ke kawasan melalui jalan arteri. Konsep ini memudahkan pengunjung untuk langsung sampai ke bangunan.
Lokasi parkir pada kendaraan pengunjung ditempatkan pada lantai dasar dengan menyediakan basement, sehingga kendaraan berhenti di satu titik. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir polusi dan menjaga agar kawasan terutama ruang terbuka tetap terasa nyaman.
Gambar 3 : Site Plan Kawasan
Konsep pada bangunan ini diambil dari fungsi dari bangunan tersebut, yaitu mengambil bentuk dari buku. Nantinya bentuk tersebut digabungkan dan dijadikan sebuah massa bangunan. Presentase pembangunan bangunan pada tapak sekitar 60%, sedangkan 40% digunakan sebagai ruang terbuka dan taman. Konsep perletakkan bangunan ditempatkan pada bagian dalam pada tapak, sedangkan untuk ruang terbuka ditempatkan pada bagian depan. Hal ini bertujuan agar pengguna bangunan merasa tenang dan nyaman pada saat melakukan aktifitas didalam bangunan, menjauhkan bangunan dari kebisingan yang terjadi.
Sirkulasi untuk kendaraan ditempatkan pada bagian kiri dari tapak, hal ini telah diperkirakan bahwa pengunjung akan lebih banyak masuk ke kawasan melalui jalan arteri. Konsep ini memudahkan pengunjung untuk langsung sampai ke bangunan.
Lokasi parkir pada kendaraan pengunjung ditempatkan pada lantai dasar dengan menyediakan basement, sehingga kendaraan berhenti di satu titik. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir polusi dan menjaga agar kawasan terutama ruang terbuka tetap terasa nyaman.
Sedangkan bagi sirkulasi pejalan kaki disediakannya jalur pedestrian, dan
entrance untuk masuk ke dalam
kawasan ditempatkan pada bagian tengah. Hal ini bertujuan agar sebelum pengunjung masuk kedalam bangunan, pengunjung dapat menikmati ruang terbuka terlebih dahulu.
Ruang terbuka pada bagian depan ini memiliki fungsi lain, yaitu sebagai ruang baca outdoor. Disediakannya fasilitas seperti tenda-tenda dan kursi, sehingga kegiatan belajar dan membaca pengunjung tidak hanya bisa pada bagian dalam dari bangunan, tetapi juga bisa pada bagian luar.
Ruang terbuka ini juga dilengkapi dengan elemen-elemen tambahan, seperti elemen perkerasan, yaitu dengan adanya paving block pada jalur pedestrian taman dan juga adanya kolam dan air mancur.
Sistem keamanan pada bangunan juga diterapkan, yaitu dengan menempatkan posko penjaga pada bagian depan dari kawasan, dan juga menempatkan posko penjagaan pada bagian dalam bangunan. Sistem ini digunakan agar pengguna bangunan merasa lebih aman dan nyaman pada saat melakukan berbagai aktifitas.
Sedangkan bagi sirkulasi pejalan kaki disediakannya jalur pedestrian, dan
entrance untuk masuk ke dalam
kawasan ditempatkan pada bagian tengah. Hal ini bertujuan agar sebelum pengunjung masuk kedalam bangunan, pengunjung dapat menikmati ruang terbuka terlebih dahulu.
Ruang terbuka pada bagian depan ini memiliki fungsi lain, yaitu sebagai ruang baca outdoor. Disediakannya fasilitas seperti tenda-tenda dan kursi, sehingga kegiatan belajar dan membaca pengunjung tidak hanya bisa pada bagian dalam dari bangunan, tetapi juga bisa pada bagian luar.
Ruang terbuka ini juga dilengkapi dengan elemen-elemen tambahan, seperti elemen perkerasan, yaitu dengan adanya paving block pada jalur pedestrian taman dan juga adanya kolam dan air mancur.
Sistem keamanan pada bangunan juga diterapkan, yaitu dengan menempatkan posko penjaga pada bagian depan dari kawasan, dan juga menempatkan posko penjagaan pada bagian dalam bangunan. Sistem ini digunakan agar pengguna bangunan merasa lebih aman dan nyaman pada saat melakukan berbagai aktifitas.
Sedangkan bagi sirkulasi pejalan kaki disediakannya jalur pedestrian, dan
entrance untuk masuk ke dalam
kawasan ditempatkan pada bagian tengah. Hal ini bertujuan agar sebelum pengunjung masuk kedalam bangunan, pengunjung dapat menikmati ruang terbuka terlebih dahulu.
Ruang terbuka pada bagian depan ini memiliki fungsi lain, yaitu sebagai ruang baca outdoor. Disediakannya fasilitas seperti tenda-tenda dan kursi, sehingga kegiatan belajar dan membaca pengunjung tidak hanya bisa pada bagian dalam dari bangunan, tetapi juga bisa pada bagian luar.
Ruang terbuka ini juga dilengkapi dengan elemen-elemen tambahan, seperti elemen perkerasan, yaitu dengan adanya paving block pada jalur pedestrian taman dan juga adanya kolam dan air mancur.
Sistem keamanan pada bangunan juga diterapkan, yaitu dengan menempatkan posko penjaga pada bagian depan dari kawasan, dan juga menempatkan posko penjagaan pada bagian dalam bangunan. Sistem ini digunakan agar pengguna bangunan merasa lebih aman dan nyaman pada saat melakukan berbagai aktifitas.
Konsep pada bagian depan fasad bangunan lebih mengacu kepada bentuk ornamen yang menarik. Konsep ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat dan menjadikan bangunan yang memiliki kesan untuk mengundang, sehingga membuat minat masyarakat untuk membaca lebih meningkat.
Penggunaan sunshading pada fasad bagian depan juga bertujuan untuk memfilter cahaya panas matahari yang masuk secara langsung kedalam bangunan. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu aktifitas pengguna bangunan.
Konsep Bentuk sunshading pada bagian depan terinspirasi dari lembaran dan helaian buku yang sedang terbuka. Dengan adanya bentuk sunshading ini diharapkan dapat memberikan bayangan yang menarik pada bagian dalam dari bangunan.
Bentuk bangunan yang simetris dan tipikal bertujuan agar menguatkan bangunan dalam hal struktur, mengoptimalkan ruang-ruang yang ada dan memberikan kesan kokoh pada bangunan.
Warna bangunan yang lembut didapat dari konsep arsitektur tropis yang mana memiliki ciri-ciri roof colour pada
desainnya. Warna putih dan cokelat merupakan salah satu warna dari ciri-ciri dari arsitektur tropis.
Penerapan konsep bentuk atap selain terinspirasi dari bentuk buku yang sedang terbuka, bertujuan untuk memanfaatkan air hujan. Air hujan yang telah berkumpul pada bagian tengah dari atap dialirkan melalui pipa dan ditampung, lalu dimanfaatkan sebagai pelayanan servis dari bangunan.
Fasilitas yang disediakan pada perencanaan gedung perpustakaan ini menggunakan sistem teknologi informatika. Seperti adanya fasilitas ruang baca digital dan ruang internet yang memfasilitasi kebutuhan pengunjung. Bangunan empat lantai ini juga memiliki fasilitas lain, seperti adanya ruang serba guna, ruang seminar, ruang pelatihan, ruang diskusi dan juga dilengkapi dengan restoran.
KESIMPULAN
Dari evaluasi yang telah dilakukan terhadap konsep dan desain, maka dapat disimpulkan :
1.Gedung perpustakaan ini dapat memfasilitasi dan mewadahi masyarakat dalam melakukan aktiftas dan mencari informasi terutama dalam bidang pendidikan.
Konsep pada bagian depan fasad bangunan lebih mengacu kepada bentuk ornamen yang menarik. Konsep ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat dan menjadikan bangunan yang memiliki kesan untuk mengundang, sehingga membuat minat masyarakat untuk membaca lebih meningkat.
Penggunaan sunshading pada fasad bagian depan juga bertujuan untuk memfilter cahaya panas matahari yang masuk secara langsung kedalam bangunan. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu aktifitas pengguna bangunan.
Konsep Bentuk sunshading pada bagian depan terinspirasi dari lembaran dan helaian buku yang sedang terbuka. Dengan adanya bentuk sunshading ini diharapkan dapat memberikan bayangan yang menarik pada bagian dalam dari bangunan.
Bentuk bangunan yang simetris dan tipikal bertujuan agar menguatkan bangunan dalam hal struktur, mengoptimalkan ruang-ruang yang ada dan memberikan kesan kokoh pada bangunan.
Warna bangunan yang lembut didapat dari konsep arsitektur tropis yang mana memiliki ciri-ciri roof colour pada
desainnya. Warna putih dan cokelat merupakan salah satu warna dari ciri-ciri dari arsitektur tropis.
Penerapan konsep bentuk atap selain terinspirasi dari bentuk buku yang sedang terbuka, bertujuan untuk memanfaatkan air hujan. Air hujan yang telah berkumpul pada bagian tengah dari atap dialirkan melalui pipa dan ditampung, lalu dimanfaatkan sebagai pelayanan servis dari bangunan.
Fasilitas yang disediakan pada perencanaan gedung perpustakaan ini menggunakan sistem teknologi informatika. Seperti adanya fasilitas ruang baca digital dan ruang internet yang memfasilitasi kebutuhan pengunjung. Bangunan empat lantai ini juga memiliki fasilitas lain, seperti adanya ruang serba guna, ruang seminar, ruang pelatihan, ruang diskusi dan juga dilengkapi dengan restoran.
KESIMPULAN
Dari evaluasi yang telah dilakukan terhadap konsep dan desain, maka dapat disimpulkan :
1.Gedung perpustakaan ini dapat memfasilitasi dan mewadahi masyarakat dalam melakukan aktiftas dan mencari informasi terutama dalam bidang pendidikan.
Konsep pada bagian depan fasad bangunan lebih mengacu kepada bentuk ornamen yang menarik. Konsep ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat dan menjadikan bangunan yang memiliki kesan untuk mengundang, sehingga membuat minat masyarakat untuk membaca lebih meningkat.
Penggunaan sunshading pada fasad bagian depan juga bertujuan untuk memfilter cahaya panas matahari yang masuk secara langsung kedalam bangunan. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu aktifitas pengguna bangunan.
Konsep Bentuk sunshading pada bagian depan terinspirasi dari lembaran dan helaian buku yang sedang terbuka. Dengan adanya bentuk sunshading ini diharapkan dapat memberikan bayangan yang menarik pada bagian dalam dari bangunan.
Bentuk bangunan yang simetris dan tipikal bertujuan agar menguatkan bangunan dalam hal struktur, mengoptimalkan ruang-ruang yang ada dan memberikan kesan kokoh pada bangunan.
Warna bangunan yang lembut didapat dari konsep arsitektur tropis yang mana memiliki ciri-ciri roof colour pada
desainnya. Warna putih dan cokelat merupakan salah satu warna dari ciri-ciri dari arsitektur tropis.
Penerapan konsep bentuk atap selain terinspirasi dari bentuk buku yang sedang terbuka, bertujuan untuk memanfaatkan air hujan. Air hujan yang telah berkumpul pada bagian tengah dari atap dialirkan melalui pipa dan ditampung, lalu dimanfaatkan sebagai pelayanan servis dari bangunan.
Fasilitas yang disediakan pada perencanaan gedung perpustakaan ini menggunakan sistem teknologi informatika. Seperti adanya fasilitas ruang baca digital dan ruang internet yang memfasilitasi kebutuhan pengunjung. Bangunan empat lantai ini juga memiliki fasilitas lain, seperti adanya ruang serba guna, ruang seminar, ruang pelatihan, ruang diskusi dan juga dilengkapi dengan restoran.
KESIMPULAN
Dari evaluasi yang telah dilakukan terhadap konsep dan desain, maka dapat disimpulkan :
1.Gedung perpustakaan ini dapat memfasilitasi dan mewadahi masyarakat dalam melakukan aktiftas dan mencari informasi terutama dalam bidang pendidikan.
2.Penerapan tema yaitu pendekatan arsitektur tropis dipilih dikarenakan iklim kota Padang yang hanya memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan.
3.Kawasan yang dipilih merupakan kawasan yang tepat, karena sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Padang.
4.Dengan adanya perencanaan gedung perpustakaan ini diharapkan mampu mengembalikan minat masyarakat untuk membaca, dan mengembalikan predikat kota Padang sebagai salah satu kota pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
D.K. Ching, Francis, 2008, bentuk, ruang
dan tatanan. Erlangga, Jakarta.
Jas, Walneg, dan Widodo Windo, 2012.
Padang di Persimpangan Jalan,
Cetakan 1. Padang: PT.Visi Nusantara.
Neufert, Ernest. 2008. Data Arsitek. Erlangga: Jakarta.
Subiyantoro, Heru, 2008, Strategi perancangan iklim tropis lembab.
Jawa Timur : Universitas Pembangunan Nasional.
White, Edward T, 1985, Buku Pedoman
Konsep. Intermedia : Bandung.
Internet :
http://digilib.petra.ac.id, 2013.
http://Dirjen Dikti, 2004, buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi. http://herusu71.blogspot.com/2008/11/str ategi-perancangan-iklim-tropis.html http://perpustakaan.narotama.ac.id/2012/ 02/13/tujuan-dan-peran-perpustakaan/). http://pujihastuti.blogspot.com/2012/02/je nis-perpustakaan.html.
2.Penerapan tema yaitu pendekatan arsitektur tropis dipilih dikarenakan iklim kota Padang yang hanya memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan.
3.Kawasan yang dipilih merupakan kawasan yang tepat, karena sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Padang.
4.Dengan adanya perencanaan gedung perpustakaan ini diharapkan mampu mengembalikan minat masyarakat untuk membaca, dan mengembalikan predikat kota Padang sebagai salah satu kota pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
D.K. Ching, Francis, 2008, bentuk, ruang
dan tatanan. Erlangga, Jakarta.
Jas, Walneg, dan Widodo Windo, 2012.
Padang di Persimpangan Jalan,
Cetakan 1. Padang: PT.Visi Nusantara.
Neufert, Ernest. 2008. Data Arsitek. Erlangga: Jakarta.
Subiyantoro, Heru, 2008, Strategi perancangan iklim tropis lembab.
Jawa Timur : Universitas Pembangunan Nasional.
White, Edward T, 1985, Buku Pedoman
Konsep. Intermedia : Bandung.
Internet :
http://digilib.petra.ac.id, 2013.
http://Dirjen Dikti, 2004, buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi. http://herusu71.blogspot.com/2008/11/str ategi-perancangan-iklim-tropis.html http://perpustakaan.narotama.ac.id/2012/ 02/13/tujuan-dan-peran-perpustakaan/). http://pujihastuti.blogspot.com/2012/02/je nis-perpustakaan.html.
2.Penerapan tema yaitu pendekatan arsitektur tropis dipilih dikarenakan iklim kota Padang yang hanya memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan.
3.Kawasan yang dipilih merupakan kawasan yang tepat, karena sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Padang.
4.Dengan adanya perencanaan gedung perpustakaan ini diharapkan mampu mengembalikan minat masyarakat untuk membaca, dan mengembalikan predikat kota Padang sebagai salah satu kota pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
D.K. Ching, Francis, 2008, bentuk, ruang
dan tatanan. Erlangga, Jakarta.
Jas, Walneg, dan Widodo Windo, 2012.
Padang di Persimpangan Jalan,
Cetakan 1. Padang: PT.Visi Nusantara.
Neufert, Ernest. 2008. Data Arsitek. Erlangga: Jakarta.
Subiyantoro, Heru, 2008, Strategi perancangan iklim tropis lembab.
Jawa Timur : Universitas Pembangunan Nasional.
White, Edward T, 1985, Buku Pedoman
Konsep. Intermedia : Bandung.
Internet :
http://digilib.petra.ac.id, 2013.
http://Dirjen Dikti, 2004, buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi. http://herusu71.blogspot.com/2008/11/str ategi-perancangan-iklim-tropis.html http://perpustakaan.narotama.ac.id/2012/ 02/13/tujuan-dan-peran-perpustakaan/). http://pujihastuti.blogspot.com/2012/02/je nis-perpustakaan.html.