• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan cara pendekatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan cara pendekatan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sifat dan Jenis Penelitian

Sifat penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan cara pendekatan deskriptif, Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji atau membuat prediksi.1

Pendekatan deskriptif adalah menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya, pendekatan ini tidak mengutamakan besarnya populasi, atau sampelnya terbatas, tetapi kedalaman penjelasan suatu fenomena jadi yang ditekankan dalam

penelitian ini adalah persoalan kualitas data bukan banyaknya atau kuantitas data2

Sebagai konsekuensi dari dari paradigma pemikiran yang berlandas pada paradigma konstruktivisme penelitian ini memiliki sifat kualitatif. Penelitian

Jenis metode yang digunakan adalah Analsis Framing, analisis framing adalah suatu metode analisis media yang mengkaji pembingkaian realitas, analisis framing menayakan mengapa suatu peristiwa diberitakan dan peristiwa lainnya tidak.

3.2 Paradigma Penelitian

1

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1998, hal : 28

(2)

dengan jenis kualitatif ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan kuantitatif yang memiliki basis peradigma positivistik. Karena paradigma konstruktivisme berbeda dengan paradigma positivistik, maka dalam operasional penelitian, penelitian ini tidak membicarakan lagi mengenai masalah reliabilitas dan validitas penelitian serta masalah sampel dan populasi seperti yang biasa terdapat pada penelitian berbasiskan paradigma positivistik. Sedangkan dengan paradigma kritikal , penelitian dengan pendekatan ini pada prosesnya nanti , tidak akan sampai pada membedah kepentingan atau ideologi yang berada di balik teks dan tayangan media. Penelitian ini hanya akan sampai pada bagaimana media mengkonstruksi atau membahasakan realitas dan sebagai tambahannya adalah bagaimana kebijakan program Editorial Media Indonesia dalam mengkonstruksi dan membuat penonjolan isu-isu yang bertemakan korupsi dalam program tayanganya. Satu sisi agaknya menjadi kelaemahan dari penelitian dengan paradigma konstruktivisme.Namun memang demikinanlah karakterisrik dari

penelitian dengan paradigma ini.3

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu pertama adalah isi yaitu situasi sosial seputar dokumen (pesan/teks) yang diriset, kedua mengenai proses atau bagaimana suatu produk media /isi pesannya dikreasi secara aktual dan diorganisasikan secara bersama, yang terakhir yaitu emergence, adalah pembentukan secara gradual/bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi. Di sini periset menggunakan dokumen atau teks untuk membantu memahami proses dan makna dari aktivitas-aktivitas sosial.

(3)

Dalam proses ini periset akan mengetahui apa dan bagaimana si pembuat pesan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya atau bagaimana si pembuat pesan

mendefinisikan sebuah situasi.4Analisis isi kualitatif ini bersifat sistematis, analitis

tapi tidak kaku seperti dalam analisis isi kuantitatif. Kategorisasi dipakai hanya sebagai guide, diperbolehkan konsep-konsep atau kategorisasi yang lain muncul selama periode riset. Saat ini telah banyak metode analisis yang berpijak dari analisis isi kualitatif, antara lain: analisis framing, analisi wacana, analisis tekstual, semiotik, analisis retorika, dan ideological critisism. Periset dalam melakaukan analisis bersikap kritis terhadap realitas yang ada dalam teks yang dianalisis.5

Dalam analisis framing mengenai Pemilihan isu dalam Program Editorial Media Indonesia bertujuan untuk mengetahui bagaimana realitas dikonstruksi oleh media tersebut. Juga dengan cara apa peristiwa itu ditonjolkan. Apakah dalam

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Framing Entman. Proses framing tidak hanya melibatkan para pekerja pers, tetapi juga pihak-pihak yang bersengketa dalam kasus-kasus tertentu yang masing-masing berusaha menampilkan sisi informasi yang ingin ditonjolkannya (sambilmenyembunyikan sisi lain). Proses framing menjadikan media massasebagai arena di mana informasi tentang masalah tertentu diperebutkan dalam suatu perang simbolik antara berbagai pihak yang sama-sama menginginkan pandangannya didukung pembaca.

3.3 Metode Penelitian

4 Ida, Rachma, Analisi Isi Kualitatif, Ragam Penelitian Isi MediaKualitatif & Kuantitatif, Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2001

(4)

pemberitaannya ada bagian yang dihilangkan, luput atau disengaja disembunyikan. Dengan cara seperti itu peneliti berharap mampu mengidentifikasi ideologi yang diperjuangkan. Jenis metode kulaitatif yang digunakan adalah Analsis Framing, analisis framing adalah suatu metode analisis media yang mengkaji pembingkaian realitas, analisis framing menayakan mengapa suatu peristiwa diberitakan dan peristiwa lainnya tidak? Mengapa sisi atau angle tertentu yang ditonjolkan dan bukan yang lain? Mengapa fakta tertentu ditonjolkan dan bukan yang lain? Mengapa menampilkan suber berita A dan mengapa bukan

sumber berita yang lain?6

6Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi,Kencana. Jakarta, 2006 Hal-254

, Subjek dalam penelitian ini adalah narasi dalam program tayangan Editorial Media Indonesia dengan tema korupsi pada bulan Agustus 2011, Dengan batasan-batasan teori yang menjadi landasannya maka peneliti harus bisa menelaah lebih lanjut mengenai objek penelitiannya yakni narasi yang terdapat dalam program Editorial Media Indonesia Analisi Framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas suatu peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada ’cara melihat’ terhadap realitas yang dijadikan berita. Entman (dalam Eryanto) melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas. Kedua faktor ini dapat mempertajam framing berita melalui seleksi isu yang layak ditampilkan dan penekanan isi beritanya, perspektif wartawanlah yang akan menentukan fakta yang dipilihnya , ditonjolkannya, dan dibuangnya. Di balik semua ini, pengambilah keputusan mengenai sisi mana yang ditonjolkan tentu melibatkan nilai dan ideologi para wartawan yang terlihat dalam proses produksi

(5)

sebuah berita.7

Konsep framing, dalam pandangan Entman, secara konsisten menawarkan sebuah cara untuk mengungkap the power of the communication text, framing

analysis dapat menjelaskan dengan cara yang tepat pengaruh atas keasadaran

manusia yang didesak oleh transfer (atau komunikasi) informasi dari sebuah lokasi, seperti pidato, ucapan/ungkapan, news report, atau novel.

Sebagai suatu metode, analisis framing banyak mendapat pengaruh dari sosiologi dan psikologi. Dari sosiologi banyak mendapat sumbangan pemikiran dari Peter Berger dan ErvinGoffman. Dari psikolog mendapat sumbangan dari teori yang berhubungan dengan skema dan kognisi. Dalam ranah penelitian media, Analisis ini masuk dalam paradigma konstruksionis. Pandangan in banyak dipengaruhi Berger dan Luckaman.

Analisis Framing model Robert N Entman dipilih karena analisis ini fokus kepada penonjolan isu pada suatu media, hal tersebut yang menjadi landasan penulis untuk membuat penelitian ini, mengenai bagaimana suatu media membuat suatu penonjolan isu dan mengabaikan isu-isu yang lain, selain itu Entman juga membuat bentuk model framing seperti definisi masalah, memperkirakan sumber masalah, membuat keputusan moral, menekankan penyelesaian, hal tersebut didasarkan atas penonjolan aspek-aspek tertentu dari suatu isu yang berkaitan dengan fakta.

8

7 Eriyanto,Kekuasaan Otoriter: Dari Gerakan Penindasan Menuju Politik Hagemoni (Studi Atas

Pidato-Pidato Politik Soeharto).Yogyakarta; INSIST dan Pustaka Belajar .2000

8 Sobur, Alex. ANALISIS TEKS MEDIA (Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing), Rosda , Bandung,2001

Dalam penelitian ini isu korupsi yang menjadi fokus penelitian, frame mengenai korupsi lebih ditonjolkan dibandingkan dengan sapek-aspek yang lain seperti aspek

(6)

ekonomi, pendidikan, dan budaya. Membuat frame adalah menyeleksi beberapa aspek dari suatu pemahaman atas realitas, dan membuatnya lebih menonjol di dalam suatu teks yang dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga mempromosikan sebuah definisi permasalahan yang khusus, interpretasi kasual,

evaluasi moral, dan atau merekomendasikan penanganannya.9

Dalam proses framing pada akhirnya akan membawa efek. Karena sebuah realitas bisa jadi dibingkai dan dimaknai berbeda oleh media, bahkan pemaknaan itu bisa jadi akan sangat berbeda. Realitas sosial yang kompleks penuh dimensi Dalam penelitian ini isu khusus tersebut adalah korupsi. Analisis framing dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian ini melalui proses yang disebut konstruksi. Di sini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu.

Analisis ini berangkat dari pertanyaan-pertanyaan, kenapa peristiwa yang satu diberitakan sementara peristiwa yang lainnya tidak diberitakan? mengapa sisi yang ini dibicarakan sementara sisi yang itu tidak dibahas sama sekali? mengapa realitas didefinisikan seperti itu? Mengapa narasumber itu yang diwawancarai, bukan yang lain? Pertanyaan itu adalah bagaimana pentingnya melihat framing atau bingkai dalam pemberitaan media.

Media dilihat dari paradigma kontruksionis bahwa fakta/peristiwa yang disajikan adalah hasil dari konstruksi realitas. Dalam media, realitas bersifat subjektif. Realitas hadir karena konsep subjektifitas dan sudut pandang tertentu dari wartawan.

9 Siahaan, Hotman M. et. al. Pers yang Gamang ; Studi Pemberitaan Jajak Pendapat Timor Timur.

(7)

dan tidak beraturan, disajikan dalam berita sebagai sesuatu yang sederhana, beraturan dan memenuhi logika tertentu. Berdasarkan penyederhanaan atas kompleksnya realitas yang disajikan media, menimbulkan efek framing, yaitu: Pertama. Framing yang dilakukan media akan menonjolkan aspek tertentu dan mengaburkan aspek yang lain. Framing umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dari realitas, akibatnya ada aspek lain yang tidak mendapat perhatian yang memadai. Kedua, Framing yang dilakukan oleh media akan menampilkan sisi tertentu dan melupakan sisi yang lain. Dengan menampilkan sisi tertentu dalam berita ada sisi lain yang terlupakan, menyebabkan aspek lain yang penting dalam memahami realitas tidak mendapat liputan dalam berita. Ketiga. Framing yang dilakukan media akan menampilkan aktor tertentu dan menyembunyikan aktor yang lain. Efek yang segera terlihat dalam pemberitaan yang memfokuskan pada satu pihak, menyebabkan pihak lain yang mungkin relevan dalam pemberitaan menjadi tersembunyi.

3.4 Unit Analisis

Unit analisis atau subjek penelitian di dalam penelitian ini adalah narasi yang digunakan dan disampaikan dalam program Editorial Media Indonesia. Editorial Media Indonesia selalu menampilkan suatu narasi yang dianggap merepresentasikan pesan yang disampikan oleh Media Indonesia. Unit analisis dalam peneliian ini adalah narasi dan yang menjadi populasi adalah narasi program tayangan Editorial Media Indonesia periode bulan Agustus yang bertemakan korupsi. Langkah ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa dalam

(8)

penelitian kualitatif sampel bukanlah hal yang penting tetapi lebih kepada kebutuhan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk bisa menganalisis objek maka dibutuhkan data-data, data yang diperlukan dibagi menjadi dua yaitu :

3.5.1 Data Primer

Dalam memperoleh data primer peneliti lebih menekankan kepada proses pengumpulan data-data dan pesan mengenai tayangan Editorial Media Indonesia versi televisi.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder dapat diperoleh dari media cetak,televisi,internet/website serta arsip-arsip dan penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan tema penelitian penelitian.

3.6 Definisi Konsep dan Fokus Penelitian 3.6.1 Definisi Konsep

Dalam penelitian ini terdapat berbagai definisi konsep yang menjelakan arah penelitian ini, untuk lebih jelasnya akan mengenai definisi konsep akan digambarkan pada tabel berikut:

Matrik 3. Penjabaran Definisi Konsep

Konsep Definisi

Isu masalah yang dikedepankan bisa dikatakan juga

(9)

tidak terjamin kebenarannya.

Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja

corrumpere yang bermakna busuk, rusak,

menggoyahkan, memutarbalik, menyogok). Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus|politisi maupunpegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Tajuk rencana atau editorial opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu

media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.

Editorial Media Indonesia merupakan suatu tayangan editorial yang

disampaikan melalui media televisi yaitu Metro TV tayang setiap hari senin-sabtu jam 07:05 pagi.

(10)

3.6.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini akan memfokuskan kepada objek-objek penelitian yang akan di teliti yaitu narasi yang ditayangkan oleh editorial media indonesia yang memiliki tema Korupsi, narasi menjadi sesuatu yang dipilih oleh peneliti dikarenakan dalam narasi tersebut merupakan opini media Indonesia terhadap isu korupsi yang terjadi di Indonesia. Hal tersebut tentu akan difikirkan secara matang sehingga pesan yang ditayangkan oleh tayangan tersebut bisa menjadi sesuatu yang diterima dan dipahami masyarakatyang menyaksikan program tersebut.

3.7 Teknik Analisis Data

Pada analisa data, peneliti harus mengerti terlebih dahulu tentang konsep dasar analisa data. Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.10

Teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis framing Entman. Robert N. Entman adalah salah seorang

Analisa data dalam penelitian kualitatif sudah dapat dilakukan semenjak data diperoleh di lapangan. Usahakan jangan sampai data tersebut sudah terkena bermacam-macam pengaruh, antara lain pikiran peneliti sehingga menjadi terpolusi. Apabila terlalu lama baru dianalisa maka data menjadi kadaluwarsa.Dari analisa data dapat diperoleh tema dan rumusan hipotesa.Untuk menuju pada tema dan mendapatkan rumusan hipotesa, tentu saja harus berpatokan pada tujuan penelitian dan rumusan masalahnya.

(11)

ahli yang meletakan dasar-dasar bagi analisis framing untuk studi isi media.Konsep mengenai framing ditulis dalam sebuah artikel untuk Journal of

Political Communication.11

3.7.1 Kategorisasi

Konsep framing, Entman sering digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu lain. Framing memberikan tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan oleh pembuat teks.

Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak. Dalam praktiknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain; dan menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana- penempatan yang mencolok, pengulangan, pemakaian grafis yang mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang yang diberitakan, asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi, simplifikasi. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan dan hendak dibawa kemana berita tersebut.

11Robert N. Entman, "Framing: Toward Clarification of a Fractured Pradigm", Journal of

(12)

Matrik 4. Aspek Framing Entman

Seleksi isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas

yang kompleks dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan? Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada bagian berita yang dimasukan (included), tetapi ada juga berita yang dikeluarkan (excluded). Tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu

Penonjolan aspek tertentu dari isu

Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa tersebut telah dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.

Dalam konsep Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberitaan definisi, penjelasan, evaluasi dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan. Wartawan memutuskan apa yang akan ia beritakan, apa yang diliput dan apa yang harus dibuang, apa yang ditonjolkan dan apa yang harus disembunyikan kepada khalayak

Matrik 5. Skema analisis tekstual model Entman

(13)

(Pendefinisian masalah) dilihat? Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?

Diagnose causes

(Memperkirakan masalah atau

sumber masalah)

Bagaimana suatu peristiwa/isu korupsi dilihat? Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?

Make moral judgement

(Membuat keputusan moral)

Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah korupsi tersebut? Nilai moral apa yang dipakai untuk meligitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan?

Treatment Recommendation

(Menekankan penyelesaian)

Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah korupsi? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah korupsi ?

Frame berita timbul dalam dua level. Pertama, konsepsi mental yang digunakan untuk memproses informasi dan sebagai karakteristik dari teks berita. Kedua, perangkat spesifik dari narasi berita yang dipakai untuk membangun pengertian mengenai peristiwa. Frame berita dibentuk dari kata kunci, metafora, konsep, simbol, citra yang ada dalam narasi berita.

(14)

Define problems adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat

mengenai framing, yang merupakan master frame paling utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan dan oleh suatu tim redaksional, ketika ada masalah atau peristiwa.

Diagnose causes merupakan elemen framing untuk membingkai siapa

yang dianggap sebagai aktor utama suatu peristiwa. Penyebab disini bisa berarti apa (what), tetapi bisa juga berarti siapa (who).

Make moral judgement adalah elemen framing yang dipakai untuk

membenarkan argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan sesuatu yang familiar dan dikenal oleh khalayak.

Treatment recommendation elemen ini dipakai untuk menilai apa yang

dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyeleasikan masalah. Penyelesaian itu tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah.

Media massa pada dasarnya adalah media diskusi publik tentang suatu masalah yang melibatkan tiga pihak: wartawan, sumber berita dan khalayak. Ketiga pihak itu mendasarkan keterlibatannya pada peran sosial masing-masing dan hubungan di antara mereka terbentuk melalui operasionalisasi teks yang

mereka konstruksi.12

12Robert N. Entman and Andrew Rojecky, "Freezing Out the Public : Elite and Media Framing of

the U.S. Anti Nuclear Movement", op.cit., hlm. 155.

Masing-masing pihak menyajikan perspektif untuk memberikan pemaknaan terhadap suatu persoalan agar diterima oleh khalayak. Media massa dilihat sebagai forum bertemunya pihak-pihak dengan kepentingan,

(15)

latar belakang dan sudut pandang yang berbeda pula13

13

Eriyanto, Analisis Framing, "Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media", (Yogyakarta: LKiS, 2002).

. Editorial Media Indonesia mengungkapkan isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan oleh publik tetapi dalam penelitian ini akan mengungkap tentang bagaimana proses pemilihan isu bertemakan korupsi dalam program acara televisi Editorial Media Indonesia, analisis framing Entman dipilih sebagi suatu metode penelitian yang dapat merepresentasikan hal tersebut yakni mengenai penonjolan-penonjolan isu di dalam suatu media massa khususnya televisi.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Kemampuan dosan dalam mengelola pembelajaran meliputi

Menurut Scott A.Bernard (2005, p73), Teknologi adalah jenis sumber daya yang memungkinkan informasi dan sumberdaya lainya mengalor untuk mendukung penciptaan dan

untuk menemukan dan memcahkan masalah pembelajarn di kelas, proses pemecahan dilakukan secara bersiklus, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar di

Perseroan mempunyai keyakinan bahwa dengan menciptakan dan membangun satu budaya yang kokoh dimana setiap orang di Perusahaan membuat perbedaan, membentuk opini konsumen & sales

Surah al-Ka-firu-n [109] merupakan penegasan larangan mencampur- adukkan akidah dan keimanan Islam dengan ajaran agama lain. Kemurnian akidah Islam harus dijaga. Inilah

Hasil pengambilan keputusan: PT Alam Permata Riau telah “MEMENUHI” standar verifikasi legalitas kayu untuk seluruh norma penilaian setiap verifier dan dinyatakan “LULUS”

Meskipun ada kecenderungan bahwa siswa SMA masih belum memiliki ciri-ciri yang kuat sebagai manusia yang berkarakter karena masih dalam proses, akan tetapi siswa secara umum juga

Dengan demikian, penggunaan limbah media jamur merang dan pupuk kandang sapi sebagai salah satu komponen campuran pada perlakuan media tanam dapat memberikan