Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 1
P
P
A
A
N
N
D
D
U
U
A
A
N
N
P
P
E
E
N
N
G
G
A
A
J
J
U
U
A
A
N
N
N
N
A
A
S
S
K
K
A
A
H
H
K
K
O
O
N
N
S
S
E
E
P
P
(
(
C
C
O
O
N
N
C
C
E
E
P
P
T
T
N
N
O
O
T
T
E
E
)
)
B
B
A
A
N
N
D
D
A
A
R
R
L
L
A
A
M
M
P
P
U
U
N
N
G
G
,
,
P
P
E
E
R
R
I
I
O
O
D
D
E
E
2
2
0
0
1
1
2
2
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 1
P
P
AN
A
ND
DU
UA
AN
N
P
P
EN
E
NG
G
AJ
A
J
UA
U
A
N
N
N
N
AS
A
SK
KA
A
H
H
K
K
ON
O
NS
SE
EP
P
(
(
C
C
ON
O
NC
CE
EP
PT
T
N
N
OT
O
TE
E
)
)
B
B
AN
A
ND
DA
A
R
R
L
L
A
A
MP
M
PU
UN
NG
G
,
,
P
P
ER
E
R
IO
I
O
DE
D
E
2
2
0
0
1
1
2
2
Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan arahan mengenai mekanisme pengajuan naskah konsep (concept note) di Bandar Lampung untuk periode 2012. Pengajuan naskah konsep akan dilaksanakan melalui serangkaian proses seleksi dan peninjauan, serta melibatkan Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung (disingkat Tim Kota1). Panduan ini dibuat untuk dapat dipergunakan oleh peminat2, dan secara rinci dipaparkan sebagai berikut:
1
1
L
L
A
A
T
T
A
A
R
R
B
B
E
E
L
L
A
A
K
K
A
A
N
N
G
G
Pemerintah Kota Bandar Lampung bekerjasama dengan MercyCorps telah melaksanakan Program Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (Asian Cities Climate Change Resilience Network, disingkat ACCCRN3) sejak 2009. Program ACCCRN bertujuan untuk mengembangkan, menguji dan mendemonstrasikan strategi-strategi praktis dalam menghadapi dampak perubahan iklim di wilayah perkotaan. Melalui program tersebut, sejumlah aktivitas telah dilaksanakan sampai 2011, meliputi penyusunan dan pelaksanaan: Kajian Kerentanan (Vulnerability Assessment), Studi Sektor (Sector Studies), Proyek Percontohan (Pilot Project) dan Strategi Ketahanan Kota (City Resilience Strategy). Bersama dengan jejaring 10 kota di Asia (Thailand, Vietnam dan India), program ACCCRN sedang dan akan terus mendorong serangkaian kegiatan adaptasi dalam upaya mewujudkan ketahanan perubahan iklim perkotaan (urban climate change resilience, disingkat UCCR).
Sejak pertengahan tahun 2010, program ACCCRN telah menapaki tahap intervensi yang akan dilaksanakan hingga 2016. Pada tahap ini, kegiatan akan difokuskan bagi upaya implementasi program adaptasi dalam rangka membangun ketahanan kota terhadap perubahan iklim. Sepanjang tahun 2011, telah dilaksanakan 1 kegiatan intervensi adaptasi mengenai “Penyusunan Master Plan Pengelolaan Sampah Padat Terpadu untuk Meningkatkan Ketahanan terhadap Perubahan Iklim”. Kemudian, 2 kegiatan intervensi adaptasi lainnya yang dilaksanakan sepanjang 2012 – 2014 adalah: 1. Pemberdayaan dan Penguatan Kapasitas Para Guru dan Siswa dalam Ketahanan Kota terhadap Perubahan Iklim, dan 2. Konservasi Air Bawah Tanah melalui Penerapan Teknologi Lubang Resapan Biopori bagi Adaptasi Perubahan Iklim.
Dalam rangka memperluas upaya untuk membangun ketahanan kota terhadap perubahan iklim, maka diperlukan serangkaian kegiatan adaptasi dalam skala kota. The Rockefeller Foundation, selaku donor program ACCCRN telah membuka kembali kesempatan pengajuan naskah konsep bagi kegiatan adaptasi. Untuk menjaring ide yang luas dan beragam dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders), telah dibuka kesempatan untuk mengajukan usulan adaptasi terhadap perubahan iklim yang relevan bagi Kota Bandar Lampung. Kegiatan yang diajukan dapat memiliki durasi waktu 12-36 bulan, yang dilaksanakan sebagai kolaborasi beberapa lembaga (pemerintah daerah, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan perguruan tinggi) dan dapat berupa: adaptasi berbasis masyarakat, infrastruktur, mata pencaharian,
1
Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung merupakan tim yang dibentuk melalui Surat Keputusan Walikota Nomor 154/23/HK/2011 untuk merencanakan, mengelola, dan mengawasi berbagai kegiatan dalam rangka membangun ketahanan terhadap perubahan iklim di Kota Bandar Lampung.
2
Peminat merujuk kepada individu yang mewakili suatu lembaga, organisasi atau institusi tertentu yang memiliki ketertarikan, sedang atau telah mengajukan naskah konsep.
3
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 2
penelitian, dan peningkatan kapasitas. Panduan ini disiapkan sebagai arahan mekanisme pengajuan naskah konsep bagi peminat dan dipaparkan lebih detail di sub-bagian berikutnya.
2
2
T
T
U
U
J
J
U
U
A
A
N
N
D
D
A
A
N
N
S
S
A
A
S
S
A
A
R
R
A
A
N
N
S
S
P
P
E
E
S
S
I
I
F
F
I
I
K
K
Tujuan dari penyusunan panduan ini adalah untuk memberikan pemahaman yang jelas dan menyeluruh mengenai proses pengajuan naskah konsep dalam program ACCCRN di Bandar Lampung untuk periode 2012. Beberapa sasaran spesifik dari tujuan tersebut adalah untuk:
1. Memberikan informasi mengenai proses seleksi dan peninjauan naskah konsep ditinjau dari sisi tahapan, waktu dan format pengajuan naskah konsep;
2. Memberikan pemahaman mengenai peran dan wewenang para pemangku kepentingan utama dalam proses seleksi dan peninjauan naskah konsep, yakni Pemerintah Kota Bandar Lampung (melalui Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung), MercyCorps dan The Rockefeller Foundation;
3. Menyajikan dokumen-dokumen utama bagi penyusunan naskah konsep, termasuk template, panduan, kajian kerentanan, dan strategi ketahanan kota;
4. Memberikan petunjuk yang memadai mengenai proses pengambilan keputusan dan siapa yang dapat mengajukan naskah konsep;
5. Memberikan informasi orang yang dapat dihubungi untuk memperoleh dokumen-dokumen terkait dan menyampaikan sejumlah pertanyaan; dan
6. Memperoleh beragam naskah konsep yang memenuhi prinsip dan kriteria pendanaan serta mendukung portofolio ACCCRN.
3
3
T
T
A
A
H
H
A
A
P
P
A
A
N
N
D
D
A
A
N
N
F
F
O
O
R
R
M
M
A
A
T
T
P
P
E
E
N
N
G
G
A
A
J
J
U
U
A
A
N
N
Dua sub-bagian berikut dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai proses seleksi dan peninjauan, serta beberapa ketentuan dalam menyusun naskah konsep.
3.1. Tahapan Pengajuan
Tahapan pengajuan naskah konsep dilaksanakan melalui serangkaian proses seleksi dan peninjauan, serta melibatkan Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung dan MercyCorps. Selain itu, The Rockefeller Foundation memiliki kedudukan akhir untuk memutuskan naskah konsep yang akan memperoleh rekomendasi persetujuan. Berikut adalah tahapan penyusunan naskah konsep dan waktu terkait:
No Tahapan Waktu
1 Pengumuman Senin, 6 Agustus 2012 2 Penjelasan Teknis Kamis, 9 Agustus 2012 3 Penerimaan Naskah Konsep Senin, 10 September 2012
4 Proses Seleksi Selasa-Jumat, 11-14 September 2012 5 Pengambilan Keputusan Senin, 17 September 2012
6 Asistensi 18 September – 11 Oktober 2012 7 Pengumuman Akhir November 2012
1. Pengumuman
Tahap pengumuman dipergunakan untuk memberikan informasi kepada khalayak umum mengenai pembukaan pengajuan naskah konsep. Pengumuman secara resmi dimulai pada hari Senin, 6 Agustus 2012 melalui pengumuman di surat kabar, namun juga secara terbuka melalui pemberitahuan dan surat elektronik (email) kepada para pemangku kepentingan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh perhatian serta menggaet ketertarikan yang luas dan beragam dari para peminat bagi pengajuan naskah konsep. Setiap peminat yang tertarik dapat memperoleh informasi yang lengkap dan dokumen terkait pengajuan naskah konsep.
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 3
2. Penjelasan Teknis
Penjelasan teknis dilakukan untuk menjembatani penerimaan informasi secara tertulis dan lisan. Hal ini juga untuk memberikan kesempatan kepada peminat untuk memperoleh penjelasan mengenai proses pengajuan naskah konsep secara langsung, dan melakukan korespondensi melalui tanya-jawab. Penjelasan teknis akan dilakukan pada hari Kamis, 9 Agustus 2012 pukul 09.00 s.d selesai di ruang rapat BAPPEDA Kota Bandar Lampung. 3. Penerimaan Naskah Konsep
Setiap naskah konsep disampaikan dengan mencantumkan nama lengkap, nama institusi, dan nomor telepon yang dapat dihubungi ke alamat email: [email protected]
(Erwin Nugraha) dan [email protected] (Supriyanto). Naskah konsep yang diterima diharapkan sesuai dengan format pengajuan serta memenuhi prinsip dan kriteria pendanaan – yang akan disampaikan pada sub-bagian berikutnya. Naskah konsep diterima selambatnya pada hari Senin, 10 September 2012 pukul 17.00 WIB.
4. Proses Seleksi
Semua naskah konsep yang diterima akan diseleksi menurut kesesuaiannya dengan kriteria seleksi, yang meliputi: prinsip dan kriteria pendanaan. Proses seleksi akan melibatkan Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung (disingkat Tim Kota) dan MercyCorps. Proses ini adalah tahap pertama pengambilan keputusan terhadap naskah konsep yang direkomendasikan memperoleh asistensi dan akan diajukan kepada The Rockefeller Foundation. Meskipun keputusan akhir mengenai naskah konsep yang diterima adalah oleh The Rockefeller Foundation selaku donor utama program ACCCRN, namun Tim Kota mempunyai peran sangat penting. Hal ini karena hanya naskah konsep yang mendapat persetujuan dan rekomendasi dari Tim Kota yang akan diajukan kepada donor.
5. Pengambilan Keputusan
Waktu pengambilan keputusan adalah secepatnya 1 minggu sejak batas waktu pengajuan naskah konsep. Pemberitahuan resmi akan disampaikan kepada para peminat terkait pengambilan keputusan tersebut. Segala keputusan adalah keputusan resmi dan final. 6. Asistensi
Para peminat yang naskah konsepnya lolos proses seleksi, kemudian diharapkan untuk mengalokasikan sumber daya manusia, waktu dan tenaga untuk mengikuti proses asistensi. Kegiatan asistensi akan dilakukan melalui beberapa aktivitas berikut, namun tidak terbatas pada: diskusi, lokakarya, korespondensi via surat elektronik (email) dan telepon, termasuk melalui rekomendasi masukan perbaikan (feedback). Proses asistensi akan dipandu oleh MercyCorps dengan melibatkan Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung. Setiap hasil perbaikan akan disampaikan kepada Tim Kota. Waktu pelaksanaan asistensi adalah 18 September – 11 Oktober 2012. Perbaikan naskah konsep diharapkan diterima pada selambatnya hari Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 17.00 WIB, yang kemudian akan diteruskan untuk diajukan kepada The Rockefeller Foundation.
7. Pengumuman
Pengumuman mengenai naskah konsep bagi rekomendasi persetujuan dari The Rockefeller Foundation diharapkan diterima pada selambatnya akhir November 2012. Pemberitahuan resmi akan disampaikan kepada para peminat terkait hal tersebut. Segala keputusan yang diambil adalah keputusan resmi dan final. Naskah konsep yang memperoleh rekomendasi persetujuan, kemudian akan diteruskan bagi penyusunan proposal. Pengambilan keputusan akhir oleh donor bagi dukungan pendanaan akan diperoleh setelah pengajuan proposal. Peminat diharapkan kembali untuk mengalokasikan sumber daya manusia, waktu dan
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 4
tenaga jika kemudian memperoleh rekomendasi persetujuan bagi penyusunan proposal. Panduan dan informasi terkait akan diberitahukan lebih lanjut.
3.2. Format Pengajuan
Setiap peminat diminta menyampaikan naskah konsep (concept note) dalam template yang sudah disediakan pada Lampiran 1 (halaman 15). Template tersebut adalah format baku bagi penyusunan naskah konsep yang memuat beberapa informasi sebagai berikut:
1. Judul dan Lokasi, yang meliputi: judul konsep, lokasi konsep, dan tanggal pengajuan. 2. Pelaksana, yang meliputi: pelaksana utama dan para mitra pelaksana.
3. Penjelasan, yang meliputi: deskripsi ringkas, sasaran dan hasil yang diharapkan, metodologi, penerima manfaat, kesesuaian dengan strategi ketahanan kota, pembiayaan kolaboratif, potensi replikasi dan peningkatan skala.
4. Anggaran dan waktu.
Beberapa ketentuan mengenai naskah konsep dari sisi penulisan adalah sebagai berikut: 1. Dibuat dalam format Word (.doc atau .docx).
2. Ukuran kertas A4 dengan jumlah halaman antara 3-4 halaman. 3. Margin atas-bawah 2cm-2cm dan margin kiri-kanan 2,5cm-2cm. 4. Font Arial, ukuran font 11, dan spasi paragraf 1,1.
5. Ditulis dalam bahasa Indonesia.
Contoh naskah konsep dari The Rockefeller Foundation dapat dilihat pada Lampiran 2 (halmaan 16). Contoh tersebut diambil dari kegiatan yang telah disetujui dan sedang dilaksanakan di salah satu kota jejaring ACCCRN di India, yakni Kota Surat4. Kegiatan tersebut berfokus pada pengurangan risiko bencana dengan meningkatkan kapasitas sistem reaksi dan peringatan terhadap bahaya iklim ekstrim, berupa ancaman banjir. Contoh tersebut diharapkan memberikan gambaran mengenai tipe dan tujuan kegiatan yang disusun dengan memperhatikan kesesuaian terhadap format pengajuan dan mendukung ketahanan kota.
4
4
P
P
R
R
I
I
N
N
S
S
I
I
P
P
D
D
A
A
N
N
K
K
R
R
I
I
T
T
E
E
R
R
I
I
A
A
P
P
E
E
N
N
D
D
A
A
N
N
A
A
A
A
N
N
Setiap naskah konsep akan diseleksi berdasarkan peninjauan dan penilaian terhadap kesesuaiannya dengan prinsip dan kriteria pendanaan dari The Rockefeller Foundation (lihat Tabel 1, halaman 5). Secara umum, prinsip dan kriteria pendanaan adalah meliputi 2 prinsip dan 14 kriteria yang dibedakan menurut bobot prasyarat, primer dan sekunder. Penjelasan mengenai definisi prinsip dan kriteria pendanaan bisa ditemui di Lampiran 3 (halaman 21).
4
Bahan berupa brosur dan poster mengenai kegiatan di Kota Surat tersebut dapat diunduh pada laman berikut: http://acccrn.org/sites/default/files/documents/Brochure_EWS%20Project_Surat_Final_0.pdf dan
http://acccrn.org/sites/default/files/documents/InterventionProjects_Posters_11Feb2011_0.pdf.
YANG PERLU DIINGAT:
1. Hindari kata-kata percakapan, namun gunakan contoh-contoh.
2. Gunakan bahasa yang jelas dan konsisten.
3. Gunakan istilah yang sama untuk menjelaskan sesuatu dan beri penjelasan pada terminologi.
4. Gunakan kata yang sederhana atau singkat, dan pastikan berguna – naskah konsep bukan jurnal akademik atau untuk keperluan kompetisi intelektual.
5. Pergunakan kalimat aktif dan hindari kalimat hiperbolik atau spekulatif.
6. Tabel atau grafik dapat disajikan, namun harus berhubungan dengan penjelasan. 7. Hindari penggunaan gambar, kecuali jika sangat diperlukan.
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 5
TABEL 1 PRINSIP DAN KRITERIA PENDANAAN
PRINSIP-PRINSIP Pembangunan yang Berkelanjutan secara Ekologis (Ecologically Sustainable Development)
Kontribusi kepada ketahanan kota terhadap perubahan iklim tanpa secara negatif mengancam atau menurunkan sistem ekologis atau menghasilkan praktik lingkungan yang tidak berkelanjutan
Tidak Menimbulkan Kerugian (Do No Harm)
Kontribusi kepada ketahanan kota terhadap perubahan iklim tanpa membangkitkan konsekuensi negatif atau menghasilkan penukaran yang akan memberikan dampak merugikan bagi masyarakat miskin dan rentan serta terhadap integritas ekosistem dalam mencapai solusi dengan skala lebih besar
KRITERIA BOBOT KRITERIA*
1. Kontribusi untuk membangun ketahanan kota terhadap perubahan iklim
PRASYARAT
2. Dampak bagi kehidupan masyarakat
miskin dan rentan PRASYARAT
3. Potensi bagi integrasi kepada langkah dalam membangun upaya ketahanan yang lain di tingkat kota
PRIMER Kredibilitas (Credibility)
4. Skala dari dampak PRIMER
5. Secara teknis dan operasional dapat
dilaksanakan PRIMER
6. Secara finansial dapat dilaksanakan
dan berkelanjutan PRIMER
7. Memungkinkan dilaksanakan
menurut waktu yang tersedia PRIMER
Keberlangsungan dan Keberlanjutan (Viability and Sustainability)
8. Kepemilikan lokal PRIMER
Pengungkitan kapasitas (Leverare Capacity)
9. Kemampuan untuk mengungkit sumberdaya yang lain (finansial, manusia, teknis)
PRIMER
10. Memungkinkan untuk direplikasi di
tempat lain PRASYARAT
11. Kemampuan untuk mencapai skala
target PRASYARAT
Dapat direplikasi dan diukur menurut skala (Replicable
and Scalable) 12. Kemampuan untuk berkontribusi bagi pemahaman dan praktik baru dari ketahanan terhadap perubahan iklim
SEKUNDER
Inovasi (Innovation) 13. Inovatif SEKUNDER
Keseimbangan Portofolio (Portofolio Balance)
14. Kontribusi bagi keragaman dan seperangkat keseimbangan dari proyek dan intervensi bagi program ACCCRN secara luas
SEKUNDER
* Kriteria tertentu dipertimbangkan sebagai prasyarat atau inti [PRASYARAT] – yang secara fundamental mampu memenuhi tahap awal dari peninjauan. Kriteria lain, yang juga penting, namun secara peringkat lebih rendah [PRIMER] dan/atau dapat diperluas jika naskah konsep diteruskan bagi pengembangan lebih lanjut atau proses perbaikan. Beberapa kriteria sangat diperlukan, namun dengan bobot yang lebih ringan [SEKUNDER].
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 6
Namun pada tahap naskah konsep, peninjauan akan dikhususkan hanya pada pemenuhan naskah konsep terhadap 2 prinsip dan 4 kriteria prasyarat berikut:
1. Prinsip: Pembangunan yang berkelanjutan secara ekologis (ecologically sustainable development);
2. Prinsip: Tidak menimbulkan kerugian (do no harm);
3. Kriteria 1: Kontribusi untuk membangun ketahanan kota terhadap perubahan iklim (contribution to building urban climate change resilience);
4. Kriteria 2: Dampak bagi kehidupan masyarakat miskin dan rentan (impact on lives of poor and vulnerable populations);
5. Kriteria 10: Memungkinkan untuk direplikasi di tempat lain (prospects for replication in other places); dan
6. Kriteria 11: Kemampuan untuk mencapai skala target (ability to achieve scale).
Peninjauan juga akan dilakukan terhadap bagaimana kegiatan yang diajukan pada naskah konsep mempertimbangkan portofolio5 program ACCCRN secara keseluruhan (lihat Tabel 2 di bawah), serta apakah dan bagaimana kegiatan yang diusulkan sesuai dengan Kajian Kerentanan dan Strategi Ketahanan Kota Bandar Lampung terhadap Perubahan Iklim 2011 – 2030 (lihat bagian 5). Naskah konsep yang secara kreatif mengidentifikasi peluang pembiayaan kolaboratif atau menggaet pengungkitan dukungan akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk bisa diterima. Setiap naskah konsep akan ditinjau secara terpisah, namun pertimbangan juga akan diambil terhadap kelompok kegiatan yang saling berkaitan dan memperkuat satu sama lain untuk meningkatkan ketahanan kota terhadap perubahan iklim di Bandar Lampung (baik yang didukung oleh program ACCCRN maupun bukan).
TABEL 2 PORTOFOLIO ACCCRN
Negara Jenis
Kegiatan Indonesia India Thailand Vietnam
Perencaaan, Koordinasi – – – Kantor Koordinasi Bersama Ketahanan Iklim Sampah Padat Masterplan Pengelolaan
Sampah Padat Terpadu – –
Pendidikan
Peningkatan Kapasitas Guru dan Siswa (Bahan Ajar Sisipan Ketahanan Iklim) – – Membangun Ketahanan Iklim Perkotaan dengan Pendidikan Integratif Air
• Konservasi Air Bawah Tanah melalui Biopori • Studi Kelayakan Sistem
Pemanenan Air Hujan
Diversifikasi Sumber dan Pemantauan Kualitas Penyediaan Air
– Pemantauan Salinitas
Banjir
Peramalan Banjir dan dan Sistem Peringatan Banjir
Sistem Peringatan Dini Banjir Menyeluruh Peningkatan Kapasitas berbasis Masyarakat terhadap Banjir • Permodelan Hidrologi bagi Perencanaan Kota • Permodelan Hidrologi dan Pembangunan Kota 5
Portofolio ACCCRN adalah kumpulan beragam kegiatan intervensi dalam program ACCCRN yang telah dan sedang dilaksanakan oleh 10 kota jejaring di 4 negara (Indonesia, India, Thailand dan Vietnam). The Rockefeller Foundation, selaku donor, mempertimbangkan naskah konsep untuk mendukung inovasi dan keberagaman jenis kegiatan yang diusulkan dalam rangka membangun ketahanan perubahan iklim perkotaan.
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 7 Negara
Jenis
Kegiatan Indonesia India Thailand Vietnam
Pertanian – Perlindungan Mata Pencaharian pada Pertanian Pinggiran Perkotaan –
Kesehatan – Sistem Pengawasan
Penyakit Menular – Penelitian Epidemologi Kaitan Demam Berdarah dengan Perubahan Iklim Ekosistem – –
Konservasi Ekosistem dan Pembangunan
Berkelanjutan
Pelayanan Ekosistem bagi Ketahanan Iklim
Perumahan – – –
• Studi Kelayakan Skema Kredit Perumahan bagi Perempuan (2010) • Skema Kredit dan
Perumahan (2011)
Pemuda/i – – – Program Inisiatif
Pemuda
Multi Sektor – Perencanaan Ketahanan
Tingkat Mikro – –
Perlu dipahami, bahwa naskah konsep hendaknya menekankan lebih besar pada penjelasan mengenai mengapa (why) dibanding bagaimana (how), yang menjadi alasan suatu kegiatan diusulkan. Hal ini berarti lebih menekankan pada alasan “mengapa” suatu kegiatan diajukan dan penting untuk memperoleh dukungan. Hal tersebut dapat meliputi namun tidak terbatas pada penjelasan mengenai apa, dimana, siapa, latar belakang, serta kaitan dengan ketahanan kota dan manfaat bagi masyarakat miskin dan rentan. Penjelasan yang lebih mendalam mengenai “bagaimana”, yang meliputi metodologi, pendekatan, penilaian risiko serta mekanisme pemantauan dan evaluasi, akan memiliki porsi yang lebih besar ketika naskah konsep telah disetujui dan diteruskan pada tahap proposal.
5
5
K
K
A
A
J
J
I
I
A
A
N
N
K
K
E
E
R
R
E
E
N
N
T
T
A
A
N
N
A
A
N
N
D
D
A
A
N
N
S
S
T
T
R
R
A
A
T
T
E
E
G
G
I
I
K
K
E
E
T
T
A
A
H
H
A
A
N
N
A
A
N
N
K
K
O
O
T
T
A
A
Kajian Kerentanan dan Strategi Ketahanan Kota Bandar Lampung terhadap Perubahan Iklim 2011 – 2030 merupakan 2 dokumen utama yang harus dijadikan landasan dalam menyusun naskah konsep. Kedua dokumen tersedia dalam salinan lunak (softcopy), namun berikut deskripsi ringkas mengenai kedua dokumen tersebut.
5.1. Kajian Kerentanan
Kajian kerentanan merupakan studi kunci yang memberikan pengetahuan dasar mengenai bagaimana individu, komunitas, dan sistem kota mendapat pengaruh dari dampak iklim – baik secara langsung maupun tidak langsung, dan kapasitas yang dimiliki untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dan memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim. Kajian tersebut merupakan hasil kerja kolaboratif antara 3 lembaga, yakni Pusat Pengelolaan Peluang dan Risiko Iklim Asia Pasifik, Institut Pertanian Bogor (CCROM SEAP IPB), Institut Pembanguan Wilayah dan Kota (URDI) dan MercyCorps, serta melibatkan Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung. Secara umum, kajian mencakup 3 aspek utama, yakni: kondisi iklim, pemerintahan dan kelembagaan, serta kapasitas adaptasi.
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 8
Karakteristik kerentanan di Kota Bandar Lampung secara ringkas dapat dilihat dari 2 aspek, yakni wilayah dan kelompok yang rentan di Bandar Lampung dan diringkas sebagai berikut: 1. Tipe Wilayah yang Rentan, yang meliputi:
a. Permukiman pesisir yang berada dekat atau di atas laut; dimana wilayah ini rentan terhadap fenomena musiman, hempasan gelombang laut secara terus menerus dan kerusakan struktur bangunan. Wilayah ini secara fisik rentan dengan masyarakat yang kemampuan finansialnya terbatas dan biaya bagi pemeliharaan yang tinggi. b. Permukiman yang berada di lereng bukit; dimana wilayah ini sering mengalami erosi
dan longsor yang mengakibatkan kerusakan rumah, fasilitas publik dan infrastruktur. Deforestasi dan curah hujan yang intensif meningkatkan kerentanan di wilayah ini. c. Permukiman yang berada di bantaran sungai di pusat kota; dimana wilayah ini
rentan terhadap banjir bandang (flash flood) dan luapan air hujan dari sungai. d. Permukiman yang berada pada wilayah padat; dimana ketersediaan fasilitas umum
berupa sekolah, kesehatan, air bersih dan sanitasi yang dihadapkan dengan tingkat kebutuhan yang tinggi, seperti di Kelurahan Kangkung dan Pasir Gintung.
2. Kelompok Masyarakat yang Rentan, yang meliputi:
a. Anak-anak yang tinggal di permukiman nelayan, dimana kelompok ini seringkali tidak memiliki tingkat pendidikan tinggi dan bekerja membantu orangtuanya di bidang perikanan dengan menjadi anak buah kapal atau bekerja di pasar ikan. b. Keluarga muda yang sedang membangun tempat tinggal baru; dimana kelompok ini
seringkali menempati lahan di lereng bukit untuk memperoleh lahan dengan harga murah dan mudah tersedia. Kelompok ini menghadapi risiko dari bahaya longsor. c. Kelompok pendatang dari wilayah lain; dimana kelompok ini tidak memiliki status
kependudukan lokal yang formal dan memiliki aset modal yang terbatas.
d. Keluarga yang dipimpin oleh perempuan; dimana kelompok ini adalah para janda nelayan yang telah meninggal atau isteri nelayan yang berada di laut untuk jangka waktu yang lama, serta mengelola rumah tangga dengan kondisi finansial terbatas. e. Kelompok lanjut usia; dimana kelompok ini memiliki kapasitas yang rendah untuk
menghadapi kejadian yang tidak menentu dan terkadang tidak lagi punya keluarga. f. Kelompok nelayan atau orang-orang yang bergantung pada satu jenis mata
pencaharian; dimana kelompok ini sangat bergantung pada perolehan pendapatan pada mata pencaharian yang dimiliki dan tidak memiliki keahlian tambahan.
5.2. Strategi Ketahanan Kota Bandar Lampung terhadap Perubahan Iklim 2011 – 2030
Strategi Ketahanan Kota Bandar Lampung terhadap Perubahan Iklim 2011 – 2030 merupakan rencana adaptasi Kota Bandar Lampung terhadap perubahan iklim. Strategi tersebut mencakup 6 sektor, yakni: air bersih, lingkungan hidup, infrastruktur, kelautan, pesisir dan perikanan, pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan kapasitas kelembagaan. Berdasarkan jenis strateginya, terdapat 17 strategi utama prioritas. Namun, implementasi bagi pelaksanaan strategi berikut: pembuatan sumur resapan dan biopori, pemeliharaan dan pembangunan drainase terpadu, pembentukan unit pelaksana daerah, penegakan peraturan daerah, saat ini telah dilaksanakan atau merupakan wewenang dari Pemerintah Kota Bandar Lampung. Sedangkan bagi ketiga belas strategi lainnya diharapkan ada keterlibatan aktif dan luas dari para pemangku kepentingan di Bandar Lampung.
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 9
TABEL 3 STRATEGI KETAHANAN KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PERUBAHAN IKLIM 2011 – 2030
Strategi Utama6 Sektor Rincian Strategi
1. Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Sumber Daya
Manusia
• Sosialisasi tentang dampak dan upaya adaptasi perubahan iklim;
• Penyusunan kurikulum pendidikan adaptasi perubahan iklim;
• Pelatihan kurikulum kepada tenaga pendidik;
• Implementasi kurikulum menjadi muatan lokal dalam pendidikan formal;
• Pelatihan ketrampilan kepada masyarakat rentan, nelayan, perempuan dan pemuda;
• Fasilitasi akses permodalan;
• Pengembangan sistem peringatan dini (early warning system); dan
• Pembentukan serta pengembangan kelembagaan dan jejaring ketahanan perubahan iklim multi pemangku kepentingan (stakeholder).
2. Rehabilitasi Hutan dan
Lahan Kritis Lingkungan Hidup
• Penyusunan rencana pengelolaan hutan dan lahan kritis; • Inventarisasi ruang terbuka hijau;
• Penghijauan gunung, bukit, wilayah resapan air dan bantaran sungai;
• Penanaman mangrove;
• Pengadaan lahan untuk ruang terbuka hijau dan wilayah tangkapan air; dan
• Pemantauan dan pengawasan.
3. Pengolahan Sampah
secara Terpadu Infrastruktur
• Studi manajemen sampah;
• Pemberdayaan satuan operasi kebersihan lingkungan (SOKLI); dan
• Pengembangan pengelolaan sampah rumah tangga melalui 4R + P (reduce, reuse, recycle, replace dan participation);
4. Penghematan dan Pemanfaatan Kembali (Re-use) Air
Air Bersih
• Pengadaan lahan lokasi dam dan embung;
• Pembangunan dan pemeliharaan dam dan embung; • Penerapan pemanenan air hujan atau tabungan air hujan
(rainwater harvesting); dan
• Penyimpanan air di saluran utama (main drain).
5. Asuransi Pengembangan Sunber Daya Manusia – 6. Peningkatan Cakupan
Layanan Air Bersih Air Bersih
• Pengadaan air baku;
• Pemeliharaan dan pembangunan sarana dan prasarana air bersih;
• Pengadaan hidran umum dan tangki air; dan • Pengembangan teknologi pengolahan air bersih.
7. Pengolahan Limbah Terpadu (Rumah Tangga, Pasar dan Industri)
Lingkungan Hidup
• Penyusunan Master Plan Air Limbah dan detail engineering design (DED) instalasi pengolahan air limbah (IPAL) terpadu;
• Pengadaan lahan lokasi pembangunan IPAL;
• Pembuatan IPAL terpadu untuk rumah tangga dan
6 Urutan strategi utama adalah berdasarkan prioritas, yang berarti urutan diatasnya lebih diprioritaskan dibanding urutan dibawahnya. Contoh: strategi nomor 1 lebih prioritas dibanding strategi nomor 2.
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 10
Strategi Utama6 Sektor Rincian Strategi
industri; dan • Pengawasan.
8. Pembangunan Tauld di
Wilayah Longsor Infrastruktur • Pembangunan dan pemeliharaan talud.
9. Penyaringan Air Payau Kelautan, Pesisir dan Perikanan
• Pengembangan teknologi pengolahan air payau dan penyaringan air payau.
10.Pembangunan Talud Pemecah Ombak
Kelautan, Pesisir dan Perikanan
• Kajian penerapan tanggul pemecah ombak; dan • Pembangunan dan pemeliharaan tanggul.
11.Pengendalian Intrusi Air Laut
Kelautan, Pesisir dan Perikanan
• Studi intrusi air laut;
• Pengendalian pemanfaatn air bawah tanah; dan • Pemantauan dan pengawasan.
12.Penataan Permukiman yang Tahan Iklim dan Bencana
Infrastruktur
• Inventarisasi permukiman rawan bencana; • Penyusunan DED;
• Permukiman kembali (resettlement);
• Pembangunan rusunawa (rumah susun sewa) atau rusunami (rumah susun milik);
• Rumah panggung; dan
• Penyediaan infrastruktur pada lokasi evakuasi bencana.
13.Penyelamatan Biota Laut
Kelautan, Pesisir dan Perikanan
• Inventarisasi kondisi biota laut; • Penyelamatan biota laut; • Pengendalian limbah; dan • Pemantauan dan pengawasan.
6
6
P
P
R
R
O
O
S
S
E
E
S
S
P
P
E
E
N
N
G
G
A
A
M
M
B
B
I
I
L
L
A
A
N
N
K
K
E
E
P
P
U
U
T
T
U
U
S
S
A
A
N
N
Proses pengambilan keputusan akan dilakukan dalam 2 tahap, yakni:
1. Pengambilan keputusan dalam tahap seleksi: pada tahap ini, proses pengambilan keputusan akan dilakukan oleh Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung (disingkat Tim Kota). Proses seleksi akan mempertimbangkan pemenuhan naskah konsep terhadap prinsip dan kriteria pendanaan. Waktu pengambilan keputusan adalah secepatnya 1 minggu sejak batas waktu pengajuan naskah konsep. Pengambilan keputusan ini memegang peranan sangat penting karena hanya naskah konsep yang memperoleh persetujuan dan rekomendasi dari Tim Kota yang akan diajukan kepada The Rockefeller Foundation.
2. Pengambilan keputusan dalam tahap donor: pengambilan keputusan final terhadap naskah konsep akan dilakukan oleh The Rockefeller Foundation selaku donor utama program ACCCRN. Pengambilan keputusan ini diharapkan diterima pada selambatnya akhir November 2012.
Setiap keputusan yang diambil oleh Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung dan The Rockefeller Foundation adalah keputusan resmi dan final. Pemberitahuan resmi akan disampaikan kepada para peminat terkait dengan pengambilan keputusan.
7
7
S
S
I
I
A
A
P
P
A
A
Y
Y
A
A
N
N
G
G
D
D
A
A
P
P
A
A
T
T
M
M
E
E
N
N
G
G
A
A
J
J
U
U
K
K
A
A
N
N
Pada prinsipnya, pengajuan naskah konsep adalah bersifat terbuka dan tidak terbatas pada pemangku kepentingan tertentu. Peminat atau calon penyusun dapat berasal dari organisasi sosial masyarakat, sektor swasta maupun perguruan tinggi. Namun, memperhatikan peran penting dari pelaksana, skala kegiatan yang akan dilakukan, dan pengalaman dari kegiatan terdahulu, maka diharapkan bahwa peminat adalah lembaga, organisasi atau institusi yang
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 11
dapat dipercaya dan memiliki kemampuan (sumber daya manusia, teknis, kelembagaan dan lain-lain) untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan. Oleh karena itu, beberapa persyaratan bagi peminat yang dapat mengajukan naskah konsep adalah:
1. Lembaga, organisasi atau institusi yang masih aktif pada saat mengajukan;
2. Memiliki legalitas hukum (seperti akta notaris, nomor pokok wajib pajak / NPWP, dan nomor rekening lembaga, organisasi atau institusi);
3. Memiliki sumberdaya yang memadai (manusia, teknis, kelembagaan dan lain-lain); 4. Mempunyai pengalaman yang cukup untuk melaksanakan kegiatan yang diajukan; dan 5. Berdomisili di Bandar Lampung.
Lembaga, organisasi atau institusi yang menerima rekomendasi lebih lanjut bagi penyusunan naskah konsep akan diminta untuk menyerahkan persyaratan-persyaratan tersebut di atas. Persyaratan tersebut tidak untuk membatasi bahwa ide mengenai naskah konsep dapat datang dari individu atau lembaga yang belum memiliki sumberdaya yang memadai. Namun juga untuk mendorong individu atau lembaga tersebut untuk dapat berkolaborasi dengan lembaga, organisasi atau institusi lain yang memiliki kesamaan minat, mempunyai kedudukan yang jelas dan pengalaman dalam melaksanakan kegiatan yang akan diusulkan.
8
8
O
O
R
R
A
A
N
N
G
G
Y
Y
A
A
N
N
G
G
D
D
A
A
P
P
A
A
T
T
D
D
I
I
H
H
U
U
B
B
U
U
N
N
G
G
I
I
Untuk memperoleh sejumlah dokumen terkait: template naskah konsep, panduan pengajuan naskah konsep, kajian kerentanan dan strategi ketahanan kota dalam bentuk salinan lunak (softcopy), serta untuk menyampaikan pertanyaan dapat ditujukan kepada: 1. Erwin Nugraha: HP 0813 220 78 535 dan email: [email protected]; dan 2. Supriyanto: HP 0812 720 12 46 dan email: [email protected].
9
9
L
L
A
A
M
M
A
A
N
N
(
(
W
W
E
E
B
B
S
S
I
I
T
T
E
E
)
)
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 13
L
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 15 1. LAMPIRAN 1 – Template Naskah Konsep (Concept Note), setiap naskah konsep harus dibuat
dengan mengikuti template atau format pengajuan sebagai berikut:
Naskah konsep (concept note) agar dibuat dalam maksimum 3-4 halaman (A4).
BAGIAN 1 – JUDUL DAN KONTAK DETAIL (TITLE AND CONTACT DETAILS)
1.1 Judul konsep (concept title): 1.2 Lokasi konsep (concept location): 1.3 Diajukan oleh (submitted by):
1.4 Mitra-mitra pelaksana (implementing partners):
Mohon masukkan semua organisasi yang akan terlibat dalam implementasi, termasuk mitra bagi asistensi teknis (technical assistance / TA)
1.5 Tanggal Diajukan (date submitted):
BAGIAN 2 – DESKRIPSI KONSEP, METODA, DAN RUANG LINGKUP (CONCEPT DESCRIPTION, METHOD AND SCOPE)
2.1 Deskripsi konsep proposal (Concept proposal description): Mohon jelaskan:
Deskripsi ringkas dari proyek (Summary description of the project)
Sasaran-sasaran dan hasil yang diharapkan (Objectives and anticipated outcomes)
Metodologi / Pendekatan (Methodology / Approach) – Jelaskan sifat aktivitas dan proses dari proyek yang akan diimplementasikan (sebagai contoh: penyediaan pelayanan, infrastruktur, mata pencaharian, penelitian, peningkatan kapasitas, intervensi kebijakan, dan sebagainya)
Penerima manfaat (Beneficiaries) – Siapa yang akan menerima manfaat secara langsung, dan bagaimana proyek yang diusulkan berdampak langsung kepada masyarakat miskin dan rentan (poor and vulnerable populations)?
Kesesuaian dengan Strategi Ketahanan Kota (Fit with the City Resilience Strategy / CRS) – Bagaimana proyek yang diusulkan sesuai dengan CRS? Apa relevansi proyek dengan konteks ketahanan kota terhadap perubahan iklim (urban climate change resilience / UCCR)?
Berpotensi bagi pembiayaan kolaboratif (Potential for co-financing) – Mohon jelaskan indikasi-indikasi spesifik bagi potensi pembiayaan kolaboratif dalam proyek, termasuk menyebutkan donor dan/atau badan pemerintah yang telah menunjukkan minat, serta perkiraan skala finansial dan waktu.
Berpotensi bagi replikasi dan peningkatan skala (Potential for replication and scaling up) – Jelaskan potensi intervensi bagi peningkatan skala atau replikasi melalui dukungan dari pemerintah atau donor baik bagi kota maupun tempat lain (sebagai contoh proyek di tingkat kota yang berpotensi atau memberikan bukti ketertarikan sebagai sebuah model proyek di tingkat nasional). Jika relevan, mohon sebutkan diskusi spesifik yang telah dilakukan, termasuk menyebutkan donor dan/atau badan pemerintah yang menunjukkan minat, perkiraan skala finansial dan waktu bagi potensi tersebut.
2.2 Anggaran (Budget): Berapa total biaya yang diperkirakan? Hal ini termasuk semua biaya langsung dan tidak langsung sebagai tambahan dari biaya proyek aktual. Mohon sajikan rinciannya jika dimungkinkan.
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 16
2. LAMPIRAN 2 – Contoh Naskah Konsep (Concept Note), contoh naskah konsep ini untuk menunjukkan gambaran naskah konsep yang dapat diterima dan memenuhi persyaratan.
Sebagai bagian upaya mempersingkat, naskah konsep agar dibuat menjadi 3-4 halaman (A4) BAGIAN 1 – JUDUL DAN KONTAK DETAIL (TITLE AND CONTACT DETAILS)
1.1 Judul konsep (concept title): Sistem Peringatan Dini Menyeluruh terhadap Banjir (End-to-End Early Warning System for Floods)
1.2 Lokasi konsep (concept location): Kota Surat, India 1.3 Diajukan oleh (submitted by): TARU Leading Edge Ltd 1.4 Mitra-mitra pelaksana (implementing partners):
Mohon masukkan semua organisasi yang akan terlibat dalam implementasi, termasuk mitra bagi asistensi teknis (technical assistance / TA)
− Badan Penanggulangan Bencana Negara Bagian Gujarat (Gujarat State Disaster Management Authority)
− Pemerintah Kota Surat (Surat Municipal Corporation)
− Badan Pembangunan Kota Surat (Surat Urban Development Authority)
− Badan Penyediaan dan Sumber Daya Air Narmada (Narmada Water Supply, Water resources and Water Supply Department)
− Institut Teknologi Nasional Sardar Vallabhbhai, Surat (Sardar Vallabhbhai National Institute of Technology, Surat)
− Sistem Peringatan Dini Multi-Bahaya Wilayah Terpadu (Regional Integrated Multi-Hazard Early Warning System)
− Institut Teknologi India, Delhi (Indian Institute of Technology, Delhi)
1.5 Tanggal Diajukan (date submitted): 2 Juni 2010
BAGIAN 2 – DESKRIPSI KONSEP, METODA, DAN RUANG LINGKUP (CONCEPT DESCRIPTION, METHOD AND SCOPE)
2.1 Deskripsi konsep proposal (Concept proposal description): Mohon jelaskan:
Deskripsi ringkas dari proyek (Summary description of the project)
Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan sistem permodelan meteorologi, hidrologi, dan reservoar (penampungan) dalam upaya meningkatkan pelaksanaan penyimpanan (air) bagi mitigasi bencana; dan untuk meningkatkan kapasitas reaksi masyarakat terhadap bencana (yang dikembangkan dari rencana pengelolaan bencana tingkat lingkungan yang sudah ada), yang bertujuan untuk mengurangi kerusakan berulang akibat bencana di Surat. Surat menghadapi banjir setidaknya dua (2) kali per dekade dikarenakan kondisi darurat tidak berfungsinya penampungan lokal akibat curah hujan yang tinggi di wilayah resapan air. Dan proyeksi perubahan iklim memperkirakan peningkatan variabilitas dan kejadian hujan yang lebih parah. Sebagai akibatnya, kapasitas untuk menghadapi variabilitas iklim melalui sistem peringatan dini yang memberikan peringatan dini jangka pendek (4 sampai 7 hari) adalah hal kritis bagi ketahanan, dan agar lebih efektif, sistem peringatan harus diikuti dengan tanggapan perilaku yang efektif.
Sasaran-sasaran dan hasil yang diharapkan (Objectives and anticipated outcomes)
Tujuan kunci dari proyek ini adalah untuk mengurangi dampak banjir berulang terhadap Kota Surat di bawah konteks perubahan iklim saat ini dan di masa depan. Hasil yang diharapkan meliputi: meningkatkan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) yang dapat dipergunakan untuk mengelola banjir yang diakibatkan oleh curah hujan ekstrem di daerah aliran sungai (DAS) Tapi bagian atas dan tengah, demikian juga banjir (luapan anak sungai) Khadi; dan meningkatkan kapasitas dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) termasuk masyarakat, khususnya yang paling tidak mampu (miskin), untuk menghadapi banjir – dihubungkan secara langsung dengan rencana pengelolaan bencana tingkat lingkungan saat ini.
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 17
Metodologi / Pendekatan (Methodology / Approach) – Jelaskan sifat aktivitas dan proses dari proyek yang akan diimplementasikan (sebagai contoh: penyediaan pelayanan, infrastruktur, mata pencaharian, penelitian, peningkatan kapasitas, intervensi kebijakan, dan sebagainya).
Proyek mempergunakan pendekatan peningkatan kapasitas (capacity building) dengan perhatian terhadap peningkatan kapasitas sistem, institusi, dan masyarakat; yang dilaksanakan melalui:
a) Pelibatan para pemangku kepentingan untuk membentuk Komite Pengelolaan Banjir (Engagement with stakeholders to set up a Flood Management Committee). Pembentukan komite koordinasi antara Badan Penanggulangan Bencana Negara Bagian Gujarat (GSDMA), Badan Penyediaan dan Sumber Daya Air Narmada (NWRWSD), dan Pemerintah Kota Surat (SMC) bagi pengambilan keputusan dan eksekusi pelaksanaan. NWRWSD bertanggung jawab dalam pengelolaan bendungan, mengelola irigasi, dan penyediaan air. GSDMA bertanggung jawab bagi koordinasi di tingkat negara bagian bagi segala upaya pengelolaan kedaruratan. Dan SMC bertanggung jawab dalam reaksi aktual dibawah panduan GSDMA.
b) Pengembangan permodelan perubahan iklim terinformasi (Development of climate change informed modelling), yang meliputi penyiapan stasiun penerima data di NWRWSD dibantu oleh SVNIT untuk peramalan meteorologi dari berbagai sumber termasuk IMD dan RIMES (Sistem Peringatan Dini Multi-Bahaya Wilayah Terpadu atau Regional Integrated Multi-Hazard Early Warning System).
c) Peningkatan sistem pengelolaan bencana dan peringatan dini (Upgrading early warning and disaster management system), termasuk pengembangan model operasi reservoir dan hidrologi waktu riil terpadu oleh INRM-IIT, pelatihan dan pengalihan kepada SVNIT, Surat. Sistem akan dipelihara melalui kalibrasi regular dari model pengelolaan reservoar dan hidrologi untuk menampung perubahan kapasitas saluran dan topografi daerah banjir yang diintegrasikan dengan data peramalan meteorologi. Penandaan zona-zona risiko banjir menggunakan pengkodean warna sebagai upaya untuk meningkatkan komunikasi peringatan bencana. Peningkatan kapasitas dari departemen-departemen terkait dalam menggunakan sistem reaksi dan peringatan bencana model waktu riil dan ramah masyarakat.
d) Peningkatan kapasitas tingkat komunitas (Community level capacity building), termasuk untuk mempersiapkan basis data masyarakat rentan yang dapat diberi informasi rencana evakuasi, dan memberikan pelatihan dalam penggunaan berbagai jenis informasi yang ditargetkan bagi peringatan bencana (melalui sms dan radio).
Penerima manfaat (Beneficiaries) – Siapa yang akan menerima manfaat secara langsung, dan bagaimana proyek yang diusulkan berdampak langsung kepada masyarakat miskin dan rentan (poor and vulnerable populations)?
Penerima manfaat utama dari proyek ini adalah lebih dari 20% dari rumah tangga yang miskin secara sosial-ekonomi, khususnya mereka yang bertempat tinggal di pinggir sungai. Hampir 50% dari seluruh rumah tangga akan memperoleh manfaat dari pengurangan risiko oleh karena kontrol kejadian banjir dan waktu respon yang cukup untuk berpindah ke lokasi yang lebih aman dan memindahkan barang-barang berharga. Hampir semua rumah tangga akan memperoleh manfaat dari gangguan mata pencaharian yang lebih pendek. Masyarakat pekerja pendatang akan memperoleh manfaat dari berkurangnya kerugian kerja selama banjir. Industri akan memperoleh manfaat dari berkurangnya gangguan terhadap bisnis selama banjir. Potensi ekonomi akan diperoleh secara luas. Laporan kerugian dari banjir tahun 2006 diperkirakan sekitar 220 milyar Rupee (~ Rp. 42 triliun). Bahkan dengan setengah dari kerugian tersebut terjadi dalam empat (4) tahun, kerugian tahunan yang dialami adalah sekitar 27,5 milyar Rupee (~ Rp. 5,3 triliun). Sistem peringatan terdepan yang menyeluruh, penzonasian risiko banjir, dan pengaturan bangunan berdasarkan hukum, akan membutuhkan kurang dari 0,5% (0,135 milyar Rupee atau sekitar Rp. 60,8 milyar) dari kerugian tahunan. Sistem tersebut dapat secara potensial mengurangi kerugian setidaknya 25% (6,9 milyar Rupee atau sekitar Rp. 1,3 triliun pengurangan kerugian tahunan).
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 18
Kesesuaian dengan Strategi Ketahanan Kota (Fit with the City Resilience Strategy / CRS) – Bagaimana proyek yang diusulkan sesuai dengan CRS? Apa relevansi proyek dengan konteks ketahanan kota terhadap perubahan iklim (urban climate change resilience / UCCR)?
Model iklim global dan regional mengindikasikan peningkatan frekuensi kejadian hujan yang lebih tinggi di DAS Tapi yang dapat menyebabkan luapan banjir ke bendungan Ukai yang membutuhkan penanganan darurat. Sistem yang diusulkan dibangun pada sistem peringatan terdepan dan menambahkan redundansi-nya (redundancy). Sistem tersebut fleksibel dikarenakan memberikan waktu peringatan yang lebih lama dikaitkan dengan besarnya banjir. Sistem mereorganisasi sistem dengan melibatkan semua pemangku kepentingan untuk melakukan pengambilan keputusan dengan segera. Di setiap kejadian, sistem akan menangkap pelajaran kunci yang akan meningkatkan peramalan. Model hidrologi juga akan membantu meningkatkan pengaturan penzonasian banjir berbasis pada kejadian ilmiah.
Sistem yang diusulkan akan membantu masyarakat, khususnya masyarakat miskin, untuk membantu menghadapi banjir dengan waktu respon yang lebih lama, yang memberikan kesempatan mereka untuk melakukan evakuasi dan memindahkan anggota rumah tangga dan barang-barang mereka ke tempat yang aman.
Basis ekonomi dasar dari kota adalah industri tekstil dan berlian yang sebagian besar berlokasi di wilayah rawan banjir. Proyek akan membangun ketahanan industri-industri tersebut, yang merupakan sumber pendapatan utama bagi sebagian besar masyarakat miskin.
Berpotensi bagi pembiayaan kolaboratif (Potential for co-financing) – Mohon jelaskan indikasi-indikasi spesifik bagi potensi pembiayaan kolaboratif dari proyek, termasuk menyebutkan donor dan/atau badan pemerintah yang telah menunjukkan ketertarikan dan perkiraan skala financial dan waktu.
???
Berpotensi bagi replikasi dan peningkatan skala (Potential for replication and scaling up) – Jelaskan potensi intervensi bagi peningkatan skala atau replikasi melalui dukungan dari pemerintah atau donor baik bagi kota maupun tempat lain (sebagai contoh proyek di tingkat kota yang berpotensi atau memberikan bukti ketertarikan sebagai sebuah model proyek di tingkat nasional). Jika relevan, mohon sebutkan diskusi spesifik yang telah dilakukan, termasuk menyebutkan donor dan/atau badan pemerintah yang menunjukkan ketertarikan dan perkiraan skala finansial dan waktu bagi investasi potensial tersebut.
Proyek ini dapat menjadi model sukses dalam pengelolaan bencana yang dapat direplikasi di kota lain di Negara Bagian Gujarat, khususnya karena salah satu mitra pelaksana kunci adalah departemen tingkat-negara bagian, Badan Penanggulangan Bencana Negara Bagian Gujarat.
Penggunaan teknologi SMS dalam peringatan evakuasi komunikasi dapat diperluas dan dihubungkan dengan sistem peringatan dini dan pemantauan dari pengiriman pelayanan lain.
2.4 Anggaran (Budget): Berapa total biaya yang diperkirakan? Hal ini termasuk semua biaya langsung dan tidak langsung sebagai tambahan dari biaya proyek aktual. Mohon sajikan rinciannya jika dimungkinkan.
Total Anggaran = xxx USD
Rincian anggaran utama meliputi:
1 Biaya data dan model meteorologi.
2 Survei topografi, model dan integrasi operasi hidrologi dan reservoar. 3 Perangkat keras dan lunak (hardware and software).
4 Pelatihan dan peningkatan kapasitas dari pegawai departemen lokal dan masyarakat. 5 Integrasi ke dalam Rencana Pengembangan Kota Surat
6 Biaya tidak langsung. 7 Pengelolaan proyek. 8 Pemeriksaan (auditing)
2.5 Waktu (Timeline): Berapa lama kerangka waktu yang diperkirakan bagi implementasi proyek? Secara total, proyek akan dilaksanakan dalam 24 bulan.
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 19
3. LAMPIRAN 3 – Panduan Kriteria Pendanaan, penjelasan detail mengenai prinsip dan kriteria pendanaan dari The Rockefeller Foundation disajikan secara rinci pada halaman 21 – 31. Perlu diingat bahwa untuk tahap naskah konsep, hanya 2 prinsip dan 4 kriteria yang akan dipertimbangkan dalam peninjauan naskah konsep – sebagaimana dijelaskan di halaman 6.
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 21
ACCCRN: PANDUAN MENGENAI KRITERIA PENDANAAN
INTERVENSI DAN PENGAJUAN NASKAH KONSEP
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 23
TINJAUAN
The Rockefeller Foundation (RF) akan mengalokasikan setengah dari anggaran ACCCRN untuk mendukung intervensi kota secara spesifik yang akan muncul dari Tahap Ketiga ACCCRN. RF juga akan mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan melalui keikutsertaan yang beragam namun secara jelas berkaitan dengan temuan-temuan dari hasil kerja Tahap Kedua yang diperoleh di kota yang bersangkutan. RF tidak memiliki kedudukan atau keputusan awal mengenai seberapa besar pendanaan yang akan dialokasikan di setiap kota-kota ACCCRN dalam mendukung intervensi. Keputusan mengenai bagaimana dana RF dikeluarkan akan didasarkan pada tipe dan kualitas naskah konsep/proposal yang muncul sebagaimana penilaian dari keseimbangan portofolio menyeluruh pada tingkat lingkup ACCCRN.
Ini sangat memungkinkan bahwa sumberdaya RF yang akan dialokasikan dalam kondisi bahwa tidak sama rata; beberapa kota akan menerima secara signifikan pendanaan lebih banyak sedangkan kota lain mungkin akan menerima sumberdaya yang lebih rendah. Alasan yang mendasari hal tersebut ada dua. Pertama, sumberdaya RF yang tersedia bagi pendanaan kota terbatas dan Yayasan (RF) memiliki komitmen yang kuat untuk memaksimalkan dampak yang potensial dari setiap dolar yang dialokasikan untuk intervensi. Kedua, RF mengakui bahwa lingkup yang beragam dari naskah konsep/proposal akan muncul untuk mendukung Tahap Ketiga dan bahwa pendanaan/investasi yang dibutuhkan untuk mencapai masing-masing akan secara signifikan bergantung pada jenis intervensi. RF ingin melihat kota-kota mengidentifikasi intervensi-intervensi dan proses-proses yang akan membangun ketahanan berdasarkan skala yang dibutuhkan, daripada menyesuaikan atau membentuk ukuran kegiatan untuk mencocokkan skala yang diantisipasi dari dukungan RF, sebagaimana dipaparkan bahwa kita ingin melihat peningkatan sumberdaya tambahan dari pemerintah dan donor sebisa mungkin.
Dokumen ini, dikembangkan untuk pemangku kepentingan (stakeholder) kota ACCCRN, yang menguraikan kriteria pendanaan secara spesifik bahwa RF akan mempergunakannya dalam menentukan mana naskah konsep/proposal yang akan menerima dukungan dari Yayasan (RF).
APA YANG DIMAKSUD INTERVENSI KOTA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM?
Intervensi. Sepanjang dokumen ini, RF menggunakan istilah ‘intervensi’ untuk merujuk pada aktivitas yang diusulkan secara spesifik atau seperangkat aktivitas di kota yang akan berkontribusi untuk membangun ketahanan kota terhadap perubahan iklim. Intervensi merujuk kepada proyek spesifik atau kegiatan tertentu yang direncanakan atau aktivitas yang secara jelas menyatakan sasaran-sasaran yang akan diraih dalam kurun waktu tertentu.
Intervensi dapat merujuk kepada sejumlah jenis aktivitas, yang cocok dimasukkan ke dalam lingkup berbagai kategori, termasuk peningkatan kapasitas (capacity building) sosial dan/atau institusional, pelatihan atau aktivitas peningkatan kesadaran, reformasi regulasi atau kebijakan, infrastruktur, penelitian pemantauan dan penilaian, perencanaan proyek dan implementasi. Intervensi dapat dan sebaiknya menampung berbagai isu-isu sektor, meliputi perencanaan dan kebijakan perkotaan, pengembangan infrastruktur, pengelolaan sumberdaya alam, kesehatan, pengelolaan air, penyediaan pelayanan perkotaan, pengentasan kemiskinan, pengembangan ekonomi, dan lain-lain. Dalam setiap kategori-kategori, intervensi dapat berhubungan dengan hasil (produk) atau proses: dapat mencakup studi kelayakan (fisibilitas) atau pengembangan ketrampilan untuk mengarusutamakan ketahanan ke dalam rencana perkotaan yang sudah ada atau mengukur hal-hal yang sudah ada untuk melindungi aset fisik.
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 24
1 TUJUAN
Tujuan dari dokumen ini adalah untuk menyediakan panduan bagi mitra kota ACCCRN terhadap kriteria pendanaan yang The Rockefeller Foundation akan pergunakan untuk menentukan apa dan intervensi tingkat kota yang mana yang menerima pendanaan langsung dari RF. Kriteria juga akan dipergunakan oleh RF untuk mengevaluasi naskah konsep/proposal mana yang mungkin dipilih untuk jenis dukungan lainnya dari Yayasan (RF), meliputi: pembiayaan kolaboratif (co-finance), dukungan perantara (brockering) kepada donor lain; atau pemasaran (marketing).
2 LATAR BELAKANG
Sebagai tambahan terhadap dua lingkup PRINSIP, kriteria dibagi ke dalam enam kategori dan berupaya melihat untuk merespon pertanyaan-pertanyaan berikut: apakah intervensi DAPAT DIPERCAYA (CREDIBLE) dan terkait? Apakah BERKELANGSUNGAN (VIABLE) dan berkelanjutan (sustainable)? Dapatkah sumberdaya lain TERUNGKIT (LEVERAGE)? Apakah MAMPU DIREPLIKASI (REPLICABLE) dan dapat diukur skalanya ke dalam kota dan tempat lain? Apakah INOVATIF (INNOVATIVE)? Bagaimana akan berkontribusi untuk memperluas PORTOFOLIO dari intervensi kota ACCCRN? Dalam banyak kasus, RF akan berupaya melihat naskah konsep/proposal intervensi untuk secara langsung menampung bagaimana upaya yang diusulkan akan mampu memenuhi kriteria pendanaan. Bagaimanapun, beberapa kriteria akan dievaluasi berdasarkan pada pemahaman RF terhadap medan dan berdasarkan kebutuhan program secara keseluruhan (contoh: pertimbangan portofolio, mampu direplikasi dan diukur menurut skala).
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 25
TABEL 1 PRINSIP DAN KRITERIA PENDANAAN
PRINSIP-PRINSIP Pembangunan yang Berkelanjutan secara Ekologis (Ecologically Sustainable Development)
Kontribusi kepada ketahanan kota terhadap perubahan iklim tanpa secara negatif mengancam atau menurunkan sistem ekologis atau menghasilkan praktik lingkungan yang tidak berkelanjutan
Tidak Menimbulkan Kerugian (Do No Harm)
Kontribusi kepada ketahanan kota terhadap perubahan iklim tanpa membangkitkan konsekuensi negatif atau menghasilkan penukaran yang akan memberikan dampak merugikan bagi masyarakat miskin dan rentan serta terhadap integritas ekosistem dalam mencapai solusi dengan skala lebih besar
KRITERIA BOBOT KRITERIA*
1. Kontribusi untuk membangun ketahanan kota terhadap perubahan iklim
PRASYARAT
2. Dampak bagi kehidupan
masyarakat miskin dan rentan PRASYARAT 3. Potensi bagi integrasi kepada
langkah dalam membangun upaya ketahanan yang lain di tingkat kota
PRIMER Kredibilitas (Credibility)
4. Skala dari dampak PRIMER
5. Secara teknis dan operasional dapat
dilaksanakan PRIMER
6. Secara finansial dapat dilaksanakan
dan berkelanjutan PRIMER
7. Memungkinkan dilaksanakan
menurut waktu yang tersedia PRIMER
Keberlangsungan dan Keberlanjutan (Viability and Sustainability)
8. Kepemilikan lokal PRIMER
Pengungkitan kapasitas (Leverare Capacity)
9. Kemampuan untuk mengungkit sumberdaya yang lain (finansial, manusia, teknis)
PRIMER
10. Memungkinkan untuk direplikasi di
tempat lain PRASYARAT
11. Kemampuan untuk mencapai skala
target PRASYARAT
Dapat direplikasi dan diukur menurut skala (Replicable
and Scalable) 12. Kemampuan untuk berkontribusi bagi pemahaman dan praktik baru dari ketahanan terhadap
perubahan iklim
SEKUNDER
Inovasi (Innovation) 13. Inovatif SEKUNDER
Keseimbangan Portofolio (Portofolio Balance)
14. Kontribusi bagi keragaman dan seperangkat keseimbangan dari proyek dan intervensi bagi program ACCCRN secara luas
SEKUNDER
* Kriteria tertentu dipertimbangkan sebagai prasyarat atau inti [PRASYARAT] – yang secara fundamental mampu memenuhi tahap awal dari peninjauan. Kriteria lain, yang juga penting, namun secara peringkat lebih rendah [PRIMER] dan/atau dapat diperluas jika naskah konsep diteruskan bagi pengembangan lebih lanjut atau proses perbaikan. Beberapa kriteria sangat diperlukan, namun dengan bobot yang lebih ringan [SEKUNDER].
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 26
3 KRITERIA SELEKSI INTERVENSI
Setiap naskah konsep/proposal akan dinilai secara individual, namun tinjauan akan dilakukan untuk mempertimbangkan apakah kelompok intervensi yang diusulkan kota yang bersangkutan saling berkaitan dan mendukung upaya penguatan bagi ketahanan kota.
Tabel 1 menunjukkan tinjauan secara menyeluruh mengenai kriteria dan panduan yang akan dipertimbangkan untuk mengidentifikasi proyek-proyek kota dan intervensi-intervensi yang akan secara langsung mendapat dukungan dari Rockefeller Foundation.
3.1. PRINSIP-PRINSIP PENDANAAN
Pembangunan yang Berkelanjutan secara Ekologis (Ecologically Sustainable Development) Sebagai tambahan terhadap kriteria di atas, pertimbangan lain yang akan dilakukan saat menilai masing-masing naskah konsep/proposal ialah keberlanjutan lingkungan dan, secara spesifik, jejak lingkungan (environmental footprint) dari proyek atau intervensi yang diajukan. Tingkat ketelitian dari prinsip ini akan sangat bergantung pada besarnya pengaruh dan peninjauan akan dilakukan ketika diperlukan. Bagaimanapun, sebagai sebuah prinsip, kita berupaya mencari dukungan intervensi yang dapat meningkatkan ketahanan kota terhadap perubahan iklim yang tidak berkontribusi bagi penggunaan sumber daya yang berlebihan (intensif) atau praktik kegiatan yang tidak berkelanjutan.
Tidak Menimbulkan Kerugian (Do No Harm)
Adalah tidak mungkin untuk memberikan prediksi menyeluruh terhadap implikasi-implikasi – positif dan negatif – yang akan dihasilkan dari intervensi yang diberikan. Bagaimanapun, RF meminta kepada setiap naskah konsep/proposal untuk membahas risiko potensial dari konsekuensi negatif yang mungkin timbul sebagai hasil dari proses intervensi (contoh: proyek relokasi perumahan untuk menyelamatkan penduduk dari wilayah terkena banjir akan menghilangkan risiko banjir, namun dapat juga mengganggu sistem sosial, budaya, dan mata pencaharian dimana masyarakata bergantung). RF akan meminta suatu penilaian pertukaran (trade-off) terhadap apa yang akan dibutuhkan bagi intervensi, terutama mempertimbangkan dampak negatif dari segi sosial, budaya, dan lingkungan sebagai konsekuensi dari implementasi. Penilaian akan membantu menentukan apakah atau bagaimana hak dan pertimbangan terhadap masyarakat miskin dan rentan dan bagaimana integritas ekosistem secara transparan telah dipertimbangkan dalam pengembangan naskah konsep/proposal intervensi.
3.2. KRITERIA PENDANAAN KREDIBILITAS (CREDIBILITY)
1. Kontribusi dalam Membangun Ketahanan Kota terhadap Perubahan Iklim [kriteria PRASYARAT]
Semua intervensi diminta untuk berfokus pada upaya meningkatkan ketahanan kota-kota ACCCRN terhadap perubahan iklim yang terjadi saat ini dan yang akan datang. Karena itu, setiap naskah konsep/proposal harus berdasarkan pada pemahaman yang baik terhadap kondisi saat ini dari: a) risiko iklim (climate risk); b) konteks kota (urban context) dan sistem kota (urban systems); c) kerentanan (vulnerability), dan berlandaskan pada titik temu ketiga agenda tersebut.
RF akan melihat naskah konsep/proposal yang mendemonstrasikan intervensi yang mencakup: a. Respon terhadap informasi dan risiko perubahan iklim saat ini dan yang akan datang secara
spesifik (contoh: dari studi dampak perubahan iklim, studi-studi sektor, dan studi kerentanan yang diambil dari kegiatan ACCCRN Tahap Kedua).
Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (ACCCRN) – Bandar Lampung 27
b. Membahas dan mengantisipasi konteks kota saat ini dan masa yang akan datang dalam hal pembangunan dan perkiraan pertumbuhan, pola guna lahan, pengembangan infrastruktur, pelayanan ekosistem, penggunaan dan ketersediaan sumber daya alam (contoh: berdasarkan pada proyeksi dan pemahaman yang muncul dari Dialog Pembelajaran Bersama - SLDs). Naskah konsep/Proposal diharuskan secara jelas memiliki sasaran terhadap sistem kota (contoh: sektor, yang dapat meliputi pelayanan ekosistem, transportasi, kesehatan, dan lain-lain) yang terkena dampak dari perubahan iklim atau variabilitas iklim, dimana meliputi persimpangan antara sistem sosial, teknis, ekologis, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan dalam batas kota dan pada sumber daya yang menuju atau keluar dari kota. Dampak dapat dipertimbangkan dalam istilah kehilangan nyawa, mata pencaharian, atau kerusakan infrastruktur dan/atau ekosistem yang mendukung kehidupan di dalam batas kota; (merujuk pada Gambar 1 sebagai representasi gambaran sistem kota).
c. Membantu mengurangi kerusakan dari risiko iklim dan meningkatkan kapasitas penanggulangan (coping capacity) dan ketahanan dari masyarakat rentan (terutama kelompok miskin dan terpinggirkan), dan/atau sektior di dalam sistem kota. Naskah konsep/proposal dapat juga berupaya untuk membantu penduduk rentan menangkap manfaat dari dampak perubahan iklim di dalam sistem kota.
Gambar 1 Keseluruhan Sistem Kota
BATAS ADMINISTRATIF
• Batas administratif dibawah satu pemerintahan • Kota dan pinggiran kota
• Seringkali dibagi ke dalam batas administratif khusus yang lebih kecil (BWK, kecamatan, dan lain-lain)
WILAYAH METROPOLITAN / BATAS FUNGSIONAL
• Melingkupi batas administratif
• Dalam beberapa kasus setara dengan wilayah
metropolitan atau agglomerasi kota-kota • Kota, pinggiran, dan perdesaan
TOTAL SISTEM
• Segalanya dluar batas ruang yang dijelaskan sebelumnya
• Meliputi elemen bukan ruang, seperti
pendapatan, pangan, air, tenaga kerja,
perdagangan
2. Dampak bagi Kehidupan Masyarakat Miskin dan Rentan [kriteria PRASYARAT]
Dampak dari perubahan iklim akan sangat dirasakan oleh penduduk miskin dan rentan yang merupakan pihak yang paling rendah memiliki kemampuan untuk menghadapi gunjangan dan tekanan. Kriteria inti bagi RF untuk mendukung intervensi ACCCRN adalah dengan menunjukkan bagaimana aktivitas yang diusulkan akan bermanfaat bagi penduduk miskin dan rentan kota, yang berada di pinggiran kota, atau wilayah pengembangan kota di masa depan. Penilaian ini akan didasarkan pada:
• Cara dimana masyarakat miskin dan rentan berkontribusi bagi proses-proses penilaian kebutuhan (needs), kerentanan (vulnerabilities), dan strategi penanggulangan (coping strategies) mereka; dan
• Bagaimana intervensi yang diusulkan mampu mengurangi dampak perubahan iklim negatif dari masyarakat miskin dan rentan dan/atau membantu komunitas tersebut untuk memperoleh manfaat dari dampak perubahan iklim.
Diadaptasi dari UrbanAge 2007 (London School of Economics) Sumber batas fungsional: Antikainen 2005