• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan.

PTP.Nusantara II merupakan salah satu Badan Usaha milik Negara (BUMN) yang sebelumnya perusahaan ini di kuasai oleh Verenigde Dely My (VDM), yang merupakan salah satu Maskapai Belanda yang terbatas pada sektor Perkebunan Tembakau Deli dan setelah terjadi peralihan kekuasaan Belanda kepada Indonesia. Perusahaan ini di kenal dengan N.V.Deli Maskapai yang terdiri dari 34 Perkebunan yang berkantor pusat di Medan hingga sampai saat ini.Dengan peraturan pemerintah No.143 Tahun 1961 pada Tanggal 1 Juni 1961, perusahaan ini di beri nama Perusahaan Perkebunan Sumatera Utara I yang bergerak dalam bidang pengembangan tembakau. Berdasarkan peraturan pemerintah No.14 Tahun 1968, perkebunan ini di ubah menjadi perusahaan Negara Perkebunan IX yang terdiri dari 23 perkebunan dengan luas area 58.319,75 Ha.

Setelah melakukan penelitian, maka dapat memenuhi ketentuan-ketentuan untuk di alihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan. Perusahaan status ini di lakukan dengan akte No.6 Tanggal 1 April 1974 sehingga nama perusahaan perseroan menjadi PT. Perkebunan IX (PTP-IX) dan pada bulan April Tahun 1994 PT.Perkebunan II, sehingga menjadi PT. Perkebunan Nusantara II.

Walaupun terjadi pemisahan pabrik dengan kebun namun keduanya saling mendukung karena pengadaan persediaan bahan baku untuk di olah setiap harinya

(2)

Pembangunan Pabrik Gula Kwala Madu di mulai dari proyek gula

PT.Perkebunan Nusantara IX sebagai pengelola hanya memanfaatkan area

perkebunan ini untuk tanaman tembakau sebagai komoditi ekspor utama. Karena adanya berbagai permasalahan dalam hal pengusahaan tembakau dipasaran serta pemanfaatan tanah secara khusus pada selang waktu penanaman tembakau, maka dari itu proyek pengembangan industi gula (PPIG) tahun 1975 dilakukan di tempat yaitu :

• Perkebunan Tanjung Morawa • Perkebunan Batang Kuis • Perkebunan Sei Semayang • Perkebunan Kwala Madu

Pada tahun 1978 dilakukan studi kelayakan dan diperoleh ijin pembangunan Proyek Gula PTP IX , Akhirnya pada tahun 1997 didirikan Pabrik Gula Kwala Madu

2.1.1. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Pabrik Gula Kwala Madu merupakan industri manufaktur yang memproduksi gula. Bahan Baku utama dari produk tersebut adalah tebu, yang tidak jauh dari penyediaan bahan baku. Perusahaan ini dalam masa opersainya, sering disebut masa giling gula, yaitu apabila bahan baku (tebu), mengalami masa panen yang cukup untuk digiling dapat diproduksikan.Pabrik Gula Kwala Madu memiliki kapasitas yakni rata-rata 4000 ton/hari pada masa gilingan.

(3)

2.1.2. Lokasi Perusahaan

Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berada di Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, kira-kira 36 km dari kota Medan. PGKM PTPN II telah memiliki sarana jalan yang baik sebagai lintas atau arus perdagangan keperusahaan sehingga penyaluran produk ke konsumen atau pasar dapat terpenuhi. Sarana jalan juga telah tersedia di sekitar perkebunan yang menghubungkan kebun dengan pabrik sehingga pengadaan bahan baku yang di perlukan dapat langsung di angkut dengan mobil truk pengangkut dan di bawa ke pabrik untuk diproses. Lokasi ini jauh dari keramaian penduduk dan cukup dekat dengan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu yang berada disekitar pabrik.

2.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi, dimana satuan-satuan tersebut mempunyai tanggung jawab tugas dan wewenang yang tertentu dalam jalinan kesatuan yang lebih utuh.

Struktur organisasi digambarkan pada skema organisasi (Organization

Chart). Skema organisasi ini memberikan gambaran mengenai seluruh kegiatan

serta proses yang terjadi pada suatu organisasi.

Terdapat empat komponen dasar merupakan kerangka dalam memberikan definisi dari suatu struktur organisasi, yaitu:

1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada satu organisasi.

(4)

2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan laporan yang ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. Tercakup dalam hubungan pelaporan yang resmi ini banyaknya tingkat hirarki serta besarnya rentang kendali dari semua pemimpin diseluruh tingkatan dalam organisasi.

3. Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi, yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi, baik kearah vertical maupun horizontal.

4. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian organisasi, dan pengelompokan bagian-bagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh.

Dalam sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda, diperlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada di dalam organisai dapat diarahkan sehingga dapat mendorong mereka melaksanakan aktivitas masing-masing dengan baik dengan mendukungnya sasaran perusahaan.

Adapun struktur yang belaku di Pabrik Gula Kwala Madu adalah berbentuk garis, dimana wewenang berjalan menurut garis lurus dari pimpinan tertinggi terus sampai kepada karyawan pelaksana. Jadi setiap atasan mempunyai bawahan-bawahan menerima perintah secara lisan maupun tulisan.

Gambar struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(5)

2.2.1. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah :

1. Nama Jabatan : Manajer Pabrik

Kewajiban :

a. Membantu Direksi mengerjakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan.

b. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan di pabrik, guna menunjang usaha pokok secara efektif dan efisien.

Tanggung Jawab :

Manajer pabrik bertanggung jawab terhadap direksi PTPN II.

2. Nama Jabatan : Kepala Dinas Teknik

Kewajiban :

a. Membantu manajemen pabrik melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan

b. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan pabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manajemen pabrik.

c. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan manajemen pabrik.

d. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada manajer mengenai situasi kerja di lapangan.

(6)

Wewenang :

a. Membuat rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk pemeliharann dan pengoperasian mesin/instalansi.

b. Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan berjalan efektif dan efisien.

c. Memantau, mengevaluasi dan membuat tindakan terhadap penyimpanan operasional di pabrik.

d. Memberikan usul dan saran perbaikan Manajer pabrik yang dapat meningkatkan kinerja pabrik.

Tugas :

a. Dalam menjalankan tugas, Kepala Dinas Teknik harus berkoordinasi dengan kepala pengolahan dibantu oleh asisten.

b. Mengkoordinasikan seluruh asisten yang di bawahi untuk mencapai target dan sasaran yang ditetapkan.

c. Mengoptimalkan kerja mesin dan peralatan agar proses produksi berjalan efektif dan efisien.

d. Membuat laporan pertanggung jawaban kerja.

3. Nama Jabatan : Asisten Kepala Bagian Boiler

Kewajiban :

Membantu Ka. Dinas Teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengoperasian stasiun boiler

(7)

Wewenang :

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan perbaikan dan penanganan peralatan pada stasiun Boiler.

b. Menyusun program perawatan mesin/peralatan stasiun Boiler. c. Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu yang telah ditetapkan.

d. Melakukan inspeksi secara teratur terhadap inventarisasi beserta kondisinya

e. Memantau, mengevaluasi dan memperbaiki hasil kerja stasiun. Tugas :

Stasiun boiler dipimpin oleh seorang staf dan dibantu mandor, bertugas mengolah peralatan dan sumber daya lainnya pada stasiun boiler.

Tanggung jawab :

Asisten boiler bertanggun jawab kepada Ka. Dinas Teknik.

4. Nama Jabatan : Asisten Kepala Bagian Milling

Kewajiban :

Membantu Ka. Dinas Teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan, pengoperasian stasiun giling. Wewenang :

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan perbaikan dan penanganan peralatan pada stasiun gilingan.

b. Menyusun program perawatan mesin/peralatan stasiun giling. c. Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu yang telah ditetapkan. d. Melakukan inventarisasi fisik.

(8)

e. Memantau, menganalisa, memperbaiki hasil kegiatan di stasiun giling. f. Membuat laporan pertanggung jawaban hasil kerja.

Tugas :

Stasiun milling dipimpin oleh seorang staf yang bertugas mengolah peralatan dan tenaga kerja pada stasiun milling. Asisten milling dalam melaksanakan tugasnya dibantu mandor.

Tanggung Jawab :

Asisten milling bertanggung jawab kepada Ka. Dinas Teknik

5. Nama Jabatan : Asisten Kepala Bagian Listrik/Instrumen

Membantu Ka.Dinas Tenik dalam melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan layout, pengoperasian seluruh peralatan pabrik, kantor, perumahan, pembangkit yang berkaitan dengan listrik/instrumen.

Wewenang :

a. Memuat rencana jangka pendek dalam hal pengadaan perbaikan dan penggunaan peralatan-peralatan listrik/instrument.

b. Menyusun program peralatan listrik/instrument.

c. Melakukan standar baik biaya, fisik maupun mutu sesuai dengan ketetapan.

d. Melakukan inspeksi secara teratur.

e. Memantau menganalisa dan memperbaiki pekerjaan di bidang listrik/instrument.

(9)

Tugas :

Bidang Listrik/Instrument dipimpin oleh staf dan dibantu oleh mandor, bertugas mengolah peralatan listrik dan sumber daya lainnya yang berkaitan.

6. Nama Jabatan : Asisten Kepala Bagian Work Shop

Kewajiban :

a. Membantu Ka. Dinas teknik dalam pekerjaan mengolah Work Shop b. Mewakili Ka. Dinas Teknik bila KDT tidak berada di tempat. Wewenang :

a. Membuat rencana jangka pendek dalam pengadaan perbaikan/modifikasi dan penggunaan mesin/peralatan Work Shop.

b. Menyusun program perawatan peralatan Work Shop. c. Melaksanakan standart biaya, fisik dan mutu.

d. Memantau, mengevaluasi dan memperbaiki hasil kerja Work Shop. Tugas :

Work Shop dipimpin oleh seorang staf dibantu mandor serta tenaga

administrasi. Asisten Work Shop bertugas untuk melayani perbaikan, pembuatan suku cadang.

Tanggung Jawab :

Asisten Work Shop bertanggung jawab kepada Ka. Dinas Teknik.

7. Nama Jabatan : Asisten Kepala Bagian Cane Yard.

Kewajiban :

(10)

Wewenang :

a. Menentukan operasi Cane Staker, Forklift, Tractor, dll.

b. Menyusun anggaran dan program perawatan peralatan yang dipergunakan di Cane Yard beserta keberhasilannya.

c. Pengawasan dan pengendalian administrasi, biaya serta operasi Cane Yard.

d. Menjaga kebersihan halaman, lingkungan, jalan saluran air, pasar infrastruktur lainnya milik pabrik.

Tugas :

Cane yard dibantu mandor dan dipimpin oleh seorang staf dan tenaga

administrasi. Bertugas mengatur kelancaran dan pengolahan tebu serta memelihara lingkungan/infrastruktur milik pabrik.

Tangung Jawab :

Asisten Cane Yard bertanggung jawab kepada manajer pabrik.

8. Nama Jabatan : Kepala Dinas Pengolahan

Kewajiban :

a. Membantu manajer pabrik melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan.

b. Melaksanakan perencanaan, pengoperasian, pengendalian dan pengawasan di pabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang ditetapkan oleh menager pabrik.

c. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan manager pabrik

(11)

Wewenang :

a. Membuat rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk memelihara dan pengoperasian mesin pengolahan.

b. Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan berjalan efektif dan efisien.

c. Memantau, mengevaluasi dan membuat tindakan perbaikan terhadap penyimpangan operasional.

d. Menilai kondisi staf dan mengusulakan mutasi, demosi atau promosi. Tugas :

a. Dalam melaksanakan tugas Ka. Dinas pengolahan harus berkoordinasi dengan kepala dinas teknik, dibantu oleh asisten.

b. Mengkoordinasi seluruh asisten yang dibawahi untuk mencapai target/sasaran yang sudah ditetapkan.

c. Mengoptimalkan kerja mesin/peralatan. Tanggung Jawab :

Ka. Dinas Pengolahan bertanggung jawab kepada manager pabrik

9. Nama Jabatan : Asisten Kepala Bagian Pemurnian

Kewajiban :

Membantu Ka. Dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses pada stasiun pemurnian.

Wewenang :

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan, perbaikan dan pengoperasian peralatan pada stasiun pemurnian.

(12)

b. Menyusun program perawatan peralatan. c. Melaksanakan standard fisik, biaya dan mutu.

d. Melaksanakan insfeksi secara teratur dan membuat recording. e. Pengendalian biaya dan sistem kerja

Tugas :

Stasiun pemurnian dipimpin oleh seorang staf dibantu mandor dan tenaga admnistrasi. Bertugas memaksimalkan rendemen, menekan kehilangan dengan kualitas sebaik mungkin secara efisien.

Tanggung jawab :

Asisten pemurnian bertanggung jawab kepada Ka. Dinas pengolahan.

10. Nama Jabatan : Asisten Kepala Bagian Putaran

Kewajiban :

Membantu Ka. Dinas Pengolahan melaksanakan pekerjaan proses pengolahan pada stasiun putaran.

Wewenang :

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan dan perbaikan dan pengoperasian peralatan pada stasiun putaran.

b. Menyusun program peralatan-peralatan. c. Melaksanakan standart fisik, biaya dan mutu.

d. Melaksanakan insfeksi secara teratur dan membuat recording. e. Pengendalian biaya dan sistem kerja.

(13)

Tugas :

Stasiun putaran dipimpin oleh seorang staf dan dibantu mandor serta tenaga administrasi. Bertugas memisahkan kristal dan melakukan pengeringan dengan prinsip efisien.

Tanggung Jawab :

Asisten putaran bertanggung jawab kepada Ka. Dinas pengolahan.

11. Nama Jabatan : Asisten Kepala Bagian Penguapan

Kewajiban :

Membantu Kepala Dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses pengolahan pada stasiun penguapan.

Wewenang :

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan dan perbaikan dan pengoperasian peralatan pada stasiun penguapan.

b. Menyusun program peralatan-peralatan. c. Melaksanakan standard fisik, biaya dan mutu.

d. Melaksanakan insfeksi secara teratur dan membuat recording. e. Pengendalian biaya dan sistem kerja.

Tanggung jawab :

Asisten penguapan bertanggung jawab kepada Ka. Dinas pengolahan.

12. Nama Jabatan : Asisten Kepala Bagian Masakan

Kewajiban :

Membantu Ka. Dinas pengolahan melaksanakan tugasnya di pengolahan pada stasiun masakan.

(14)

Wewenang :

a. Membuat rencana jangka pendek tentang pangadaan dan perbaikan serta pengoperasian peralatan pada stasiun masakan.

b. Menyusun program peralatan-peralatan. c. Melaksanakan standart fisik, biaya dan mutu.

d. Melaksanakan insfeksi secara teratur dan membuat recording Tanggung jawab :

Asisten masakan bertanggung jawab kepada Ka. Dinas Pengolahan dibantu seorang koordinator.

13. Nama Jabatan : Kepala Tata Usaha

Kewajiban :

Membantu manager pabrik dalam melaksanakan tugasnya dibidang administrasi.

Wewenang :

a. Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi kantor. b. Bersama bagian lain, menyusun rencana kerja tahunan. c. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana tahunan. d. Pengendalian sumber dana dan pengunaan dana.

e. Menyimpan uang kas dan surat-surat berharga milik perusahaan. f. Melakukan insfeksi kekantor unit dalam linkup pabrik/kebun. g. Pengamanan terhadap aset perusahaan.

(15)

Tugas :

Mengolah administrasi perusahaan secara menyeluruh yang dikelola oleh tiga orang asisten dengan dibantu tenaga administrasi.

14. Nama Jabatan : Asisten Umum

Kewajiban :

Membantu Ka. Tata Usaha dalam mengawasi bagian umum perusahaan Wewenang :

a. Mengelola sumber daya manusia yang ada di perusahaan. b. Mengelola perkoperasian perusahaan.

c. Sebagai hubungan masyarakat di perusahaan. Tugas :

Membantu Ka. Tata Usaha menlakukan pengawasan pada bagian umum seperti personalia, koperasi.

Tanggung jawab :

Asisten umum bertanggung jawab kepada Ka. Tata Usaha dibantu seorang koordinator.

15. Nama Jabatan : Asisten Kantor

Kewajiban :

Membantu Ka. Tata Usaha dalam pengawasan dibagian akuntansi, finansial, perencanaan perusahaan.

Wewenang :

a. Membuat perencanaan perusahaan dalam tahunan.

(16)

c. Mengawasi bagian gaji dalam keuangan d. Mengelola peralatan kantor seperti komputer Tanggung jawab :

Asisten kantor bertanggung jawab kepada Ka. Tata Usaha mengenai kondisi kantor dibantu seorang koordinator.

16. Nama Jabatan : Asisten Kepala Bagian Gudang

Kewajiban :

Membantu Ka. Tata Usaha dalam mengawasi bagian gudang di pabrik. Wewenang :

a. Melakukan pemeriksaan di gudang material dan gudang hasil. b. Melakukan insfeksi secara teratur.

c. Menyusun laporan mengenai jumlah barang masuk dan keluar. Tanggung jawab :

Asisten bertanggung jawab kepada Ka. Tata Usaha dalam melakukan pengawasan di gudang di bantu seorang koordinator.

17. Nama Jabatan : Kepala Laboratorium

Kewajiban :

Membantu manager pabrik dalam melaksanakan pekerjaan dibidang laboratorium sebagai alat kontrol.

Wewenang :

a. Membuat rencana jangka pendek tentang operasional laboratorium.

b. Membuat program perawatan alat laboratorium dan unit pengolahan limbah.

(17)

c. Pengawasan terhadap bahan-bahan pembantu/kimia. d. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada manager. Tanggung jawab :

Kepala Laboatorium bertanggung jawab kepada manager dibantu dua orang asisten.

18. Nama Jabatan : Asisten Kepala bagian Laboratorium

Kewajiban :

Membantu tugas Ka. Laboratorium dalam pengawasan laboratorium. Wewenang :

a. Mengkoordinir dan mengevaluasi kegiatan di laboratorium. b. Menganalisa dan memperbaiki hasil kerja.

c. Membuat rencana kerja tahunan dengan bagian lain. Tanggung jawab :

Asisten laboratorium bertanggung jawab langsung kepada Ka. Laboratorium dibantu seorang koordinator.

19. Nama Jabatan : Asisten Kepala Bagian Timbangan

Kewajiban :

Membantu Ka. Laboratorium dalam pengawasan di bagian timbangan. Wewenang :

a. Melakukan pemeriksaan di bagian timbangan

b. Membuat rencana jangka pendek di bagian timbangan. c. Melaksanakan standart fisik perusahaan.

(18)

Tanggung Jawab :

Asisten timbangan bertanggung jawab kepada Ka. Laboratorium dibantu seorang koordinator.

20. Nama Jabatan : Perwira Pengaman (Papam)

Kewajiban :

Membantu Manager dalam melaksanakan tigasnya dibidang keamanan. Wewenang :

a. Menyusun rencana kerja tahunan bidang keamanan

b. Bersama unit lainnya mengkoordinir latihan bersama untuk keamanan kerja.

c. Melakukan insfeksi/patroli secara sistematis.

d. Pengawasan terhadap keamanan aset perusahaan, tenaga kerja. e. Menganalisa serta meningkatkan hasil kerja di bidang keamanan. Tugas :

Perwira pengaman pemimpin oleh seorang perwira TNI yang dibantu komandan regu hansip.

Tanggung jawab :

Papam bertanggung jawab kepada Manager perusahaan.

21. Nama Jabatan : Koordinator

Kewajiban :

Membantu Asisten-Asisten dalam melaksanakan tugasnya serta melakukan pengawasan lapangan serta evaluasi kerja.

(19)

Tugas :

a. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh asisten untuk diteruskan kepada mandor.

b. Melakukan pengawasan kerja sesuai instruksi. c. Menggantikan asisten bila tidak hadir.

d. Mengkordinir pekerjaan yang akan dilakukan. e. Mengevaluasi hasil kerja dan memperbaikinya. Tanggung jawab :

Koordinator bertanggung jawab langsung kepada asisten dibantu seorang mandor.

22. Nama Jabatan : Mandor

Kewajiban :

Membantu Koordinator dalam melaksakan tugas dari asisten. Tugas :

a. Melaksanakan tugas dari koordinator untuk diteruskan kepada karyawan pelaksana.

b. Membuat laporan harian kepada koordinator. c. Menggantikan koordinator bila berhalangan. Tanggung jawab :

Mandor bertanggung jawab kepada koordinator mengenai keadaan kerja dibantu oleh karyawan pelaksana.

(20)

2.3. Jumlah Tenaga kerja dan Jam Kerja

Karyawan di Pabrik Gula Kwala Madu umumnya telah bekerja sejak berdirinya pabrik pada tahun 1983 sampai saat ini, dan telah mengalami pendidikan khusus Pabrik Gula baik dari Lembaga Pendidikan Perkebunan di Yogyakarta maupun Job Training di Pabrik Gula yang ada di pulau Jawa, Pabrik Gula Cot Girek di Aceh maupun Pabrik Gula yang ada di luar seperti di Filipina.

2.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Komposisi tenaga kerja di PG. Kwala Madu terdiri dari :

a. Staf Pimpinan = 13 orang

b. Karyawan Pelaksana = 560 orang

c.

Jumlah = 733 orang

Karyawan Tidak Tetap = 160 orang

Adapun komposisi susuna tenaga kerja di Pabrik Gula Kwala Madu ditunjukkan pada Tabel 2.1.

2.3.2. Jam Kerja

Supaya perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk mencapai tujuannya, maka jam kerja diatur (bagian operasional) menjadi tiga shift, yaitu: 1. Shift I mulai pukul 07.00 sampai 15.00 WIB

2. Shift II mulai pukul 15.00 sampai 23.00 WIB 3. Shift III mulai pukul 23.00 sampai 07.00 WIB

(21)

2.3.3. Sistem Pengupahan.

Sistem pengupahan yang dilakukan di Pabrik Gula Kwala Madu sesuai dengan keputusan pemerintah berdasarkan surat keputusan bersama yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja. Sistem pengupahan di bedakan berdasarkan golongan pegawai yang ada di Pabrik Gula Kwala Madu.

Masa giling di Pabrik gula Kwala Madu adalah sekitar 7 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai bulan Juli dalam 1 tahun, akan tetapi seluruh karyawan tetap dan pegawai staf tetap aktif bekerja walaupun pada saat itu diluar jam kerja yang telah ditentukan, maka karyawan tersebut mendapat upah lembur sesuai dengan perjanjian perburuhan pasal X yang mengatur upah lembur.

Upah/gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah standart, ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan akan menerima seperti jaminan untuk hari tua/pensiun dan tunjangan hari raya dan tahun baru.

2.4. Proses Produksi

2.4.1. Standar Mutu produk

Standar mutu produksi yang di tetapkan oleh Pabrik Gula kwala Madu adalah standart mutu produk berdasarkan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang berada di Pasuruan.

Adapun standar mutu produk yang ditetapkan oleh pihak pabrik

PT.Perkebunan Nusantara II adalah sebagai berikut :

(22)

b. Ukuran kristal gula yang memenuhi persyaratan standart yaitu 0,7-0,9 mm. c. Gula hasil produksi haruslah benar-benar kering.

d. Gula yang dihasilkan tidak berbau.

2.4.2. Bahan yang digunakan 1. Bahan Baku

Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang terdapat di. Pabrik Gula Kwala Madu adalah tebu.

Tebu yang dipanen mempunyai rendemen (kadar gula) rata-rata sekitar 6,5-7%. Penanaman tebu dilakukan antara 10-12 bulan sejak di tanam, dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil sepuluh batang tebu secara acak sebagai sampel/contoh. Tebu yang baik untuk diolah adalah yang matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama.

Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor intern yaitu varietas tebu dan faktor extern adalah iklim tanah, serta perawatan/pemeliharaan. Faktor yang paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim, karena itu panen dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Agustus.

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang di tambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan mutu produk. Bahan yang di tambahkan dalam proses pembuatan gula antara lain adalah sebagai berikut:

(23)

1. Air

2. Susu Kapur ( Ca(OH)2 )

3. Gas Belerang (SO2)

4. Flokulant

3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, dimana keberadaannya bukan menjadi bagian dari proses produksi tetapi tidak mengurangi nira produk tersebut. Bahan-bahan penolong yang di gunakan dalam produksi gula adalah:

a. Karung plastik yang digunakan untuk pengarungan gula b. Benang jahit untuk menjahit karung plastik

2.4.3. Uraian Proses Produksi

Tebu merupakan bahan baku yang di gunakan dalam produksi pabrik gula Kwala Madu. Sakarosa dikenal dalam masyarakat luas sebagai gula, gula pasir atau gula putih, sakarosa atau sukrosa adalah suatu zat disakarida yang pada hidrolisa menghasilkan glukosa dan fruktosa.

Proses pembuatan gula dari tebu pada pabrik gula di bagi dalam beberapa stasiun. Adapun tahap-tahap proses produksi dari awal sampai akhir pengolahan tebu menjadi keristal gula dapat di lihat pada Gambar 2.2.

1. Stasiun Penimbangan

Tebu dari areal perkebunan diangkut dengan dua jenis mobil yaitu mobil truk besar dan mobil truk kecil. Tebu yang telah ditebang diangkut ke pabrik

(24)

dengan truk. Sebelum sampai ke halaman pabrik, tebu beserta truk timbang terlebih dahulu, setelah tebu di timbang maka akan di peroleh berat dari masing-masing mobil truk yang mengangkut tebu yang dari kebun tebu.

Tebu yang diangkut dengan mobil truk kecil dengan kapasitas 5-6 ton sedangkan mobil truk besar dengan kapasitas 10-12 ton berat . Berdasarkan sistem pembongkaran muatan mobil truk terbagi dua sistem yaitu dengan cane lifter yang dikendalikan dengan elektromotor dan alat trippler berupa plat yang di gerakkan oleh hidrolik.

3. Stasiun Mill/Gilingan

Tebu yang telah halus di potong-potong dari catter I dan catter II dan selanjutnya masuk kedalam mesin giling agar lebih halus lagi sehingga mudah untuk diperas dan memperbesar kapasitas pemerasan. Mesin giling ini berfungsi untuk mendapatkan air nira sebanyak mungkin. Penggilingan (pemerasan) di lakukan lima kali gilingan (Lima Set Three Roller Mill) yang di susun seri dengan memakai tekanan hidrolik yang berbeda-beda.

3. Stasiun Boiler

Ketel uap (boiler) merupakan suatu pesawat konversi energi yang mengkonversikan energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas. Komponen utama dari ketel uap adalah :

1. Dapur (furnace) sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas.

2. Alat penguap (evaporator) yang mengubah energi pembakaran (energi panas) menjadi energi potensial uap (energi panas).

(25)

Ketel uap memproduksi uap yang berasal dari penguapan air yang telah memperoleh panas atau kalor dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel. Uap tersebut mempunyai tekanan suhu dan enthalpy. Sedangkan enthalpy yang dimaksud adalah sejumlah kalor yang diperlukan oleh ketel uap untuk memanaskan air menjadi uap. Air yang digunakan untuk mengisi ketel uap harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan karena dapat mengakibatkan kerugian pada bagian-bagaian instalasi yang bersinggungan dengan air ketel.

4. Stasiun Pemurnian

Nira yang berasal dari stasiun penggilingan merupakan nira mentah, masih mengandung kotoran disamping gula, dapat dikatakan nira mentah ini hampir masih semua komponen/artikel pada tebu masih ada di dalamnya. Pada pemurnian ada 3 cara yaitu :

1. Cara fisik yaitu pemisahan kotoran-kotoran yang ada dalam nira mentah dengan pengendapan dan penyaringan

2. Cara kimia yaitu dengan menambahkan zat imia pada proses pemurnian. 3. Cara kimia-fisik yaitu proses penggabungan ini diendapkan pada clarifier

dengan menambahkan Flokulant

5. Stasiun Penguapan (Evaporator Station)

Stasiun penguapan pada proses pengolahan gula dipabrik Gula Kwala Madu Menggunakan empat unit, yang disebut Quadruple Evaporator dan memakai cara Forward Feed yang bertujuan untuk menguapkan air dan nira yang menggunakan proses pem vakuman. Tujuan dari stasiun penguapan adalah untuk

(26)

menguapkan air yang terkandung dalam nira encer, sehingga nira akan lebih mudah di kristalkan dalam proses selanjutnya. Penguapan di lakukan pada temperatur 50-1000C dan untuk menghindari kerusakan sukrosa maupun monosakaridanya di lakukan penurunan tekanan di dalam evaporator sehingga titik didih nira turun.

6. Stasiun Masakan

Untuk mencapai kualitas gula dalam nira kental tidak cukup di kristalkan dalam satu kali proses kristalisasi. Untuk mengeluarkan gula sebanyak mungkin dari nira kental. Pada stasiun masakan ini dilakukan pemasakan nira sampai dengan cara menguapkan sampai terbentuk kristal gula dengan suhu masakan 50-650C.

7. Stasiun Putaran

Hasil dari proses pengkristalan dalam pemasakan adalah campuran antara kristal gula, stroop dan tetes. Fungsi dari stasiun pemutaran adalah untuk memisahkan kristal gula dari stroop dan tetes yang terdapat dalam masakan, alat ini bekerja berdasarkan gaya sentrifugal. Untuk mendapatkan kristal dalam bentuk murni,maka campuran ini harus di pisahkan, pemisahan di lakukan dengan penyaringan. Saringan yang digunakan untuk masa campuran ini dengan menggunakan kekuatan gaya sentrifugal.

8. Stasiun Laboratorium

Laboratorium juga memiliki peranan penting dalam pengawasan dan penentuan mutu hasil produksi yang merupakan tujuan utama dari seluruh produksi pengawasan yang dilakukan di laboratorium adalah :

(27)

1. Analisa pada proses

- Tebu meliputi persentase kadar air dan kotoran.

- Nira gilingan I s/d IV meliputi persentase hasil pemurnian (HK) - Ampas meliputi persentase pol. Zat kering, kadar air.

- Nira mentah meliputi persentase HK, gula reduksi, sacharosa kotoran. - Nira encer meliputi persentase HK, kadar kapur, kadar phospet. - Blotong meliputi persentase pol, zat kering, air dan ampas. - Kapur meliputi persentase CaO aktif derajat kotoran. 2. Analisa pada utilitas yaitu meliputi :

- Pengolahan air - Air boiler

9. Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi

Gula SHS telah dikeringkan dari dryer dan cooler dinaikkan oleh bucket

conveyer yang mempunyai kapasitas 25 ton/jam dan tinggi Gula produksi SHS

m di kirim ke vibarting screen. Pada vibarting screen kristal gula SHS di pisahkan dengan saringan bertingkat untuk memisahkan gula kasar dengan gula halus.

Gula produk dari vibarting screen di angkut dengan sugar conveyer dibawa ke pengarungan. Gula di tampung oleh sugar bin yang berbentuk segi empat, kemudian di timbang oleh sugar weigher yang berfungsi untuk menimbang dan mengisi karung dengan gula sebanyak 50 kg secara otomatis.

Karung plastik yang telah terisi gula di jatuhkan diatas slat conveyer yang akan dibawa karung yang berisi gula ke bag sewing machine dan langsung di jahit, seterusnya dibawa ke gudang.

(28)

2.4.4. Mesin dan Peralatan

Spesifikasi mesin dan peralatan produksi yang di gunakan pada pengolahan dari mulai bahan baku sampai gula di Pabrik Gula Kwala Madu

PTP. Nusantara II di uraikan sebagai berikut : 2.4.4.1. Mesin Produksi

1. Nama Mesin : First Cane Cutter

Kegunaan : Untuk memotong tebu

Ukuran : 1500 x 1980 mm

Pisau : 30 pes

Kapasitas : 400 ton/hari

Merek : KHI Japan

Tahun : 1981

Jumlah : 2 unit

2. Nama Mesin : Cane Mill ( No.!/5 )

Kegunaan : Menggiling/memeras tebu Putaran Mill : 3,8 – 5,3 rpm

Merek : KHI Japan

Tahun : 1981

(29)

2.4.4.2. Peralatan

1. Nama Peralatan : Weight Bridge

Kegunaan : Menimbang tebu yang masuk dari truk/container

Kapasitas : 20 ton

Merek : Kawatetsu Japan

Tahun : 1981

Jumlah : 2 unit

2. Nama Peralatan : Cane Lifter

Kegunaan : Memindahkan tebu dari Cane Yard ke Cane Table

Kapasitas : 10 ton

Type : Fixed Type

Model : Pompa Hidrolik !5 KW

Jumlah : 2 unit

3. Nama Peralatan : Raw Juice Tank

Kegunaan : Tangki penampung nira mentah

Volume : 20 m3

Ukuran : 2000 x 8350 x 1200 mm

Jumlah : 1 unit

4. Nama Peralatan : Juice Heater

Kegunaan : Pemanas nira mentah

(30)

Tahun : 1981

Jumlah : 5 unit

5. Nama Peralatan : Quadruple Evaporator

Kegunaan : Tangki untuk penguapan nira

Heating Surface : 1500 m2

Merek : KHI/Calandria

Tahun : 1981

Jumlah : 2 unit

6. Nama Peralatan : Toladura Reaction Tank

Kegunaan : Tangki untuk pencampuran nira kental dengan susu kapur dan asam phospat.

Kapasitas : 1,5 m3

Tipe : Vertical Cylindrical

Jumlah : 1 unit

7. Nama Peralatan : Toladura Areaction Tank

Kegunaan : Tangki pencampuran nira kental dan flucolant

Kapasitas : 90 liter

Ukuran : 450 x 2738 mm

(31)

2.4.4.3. Utilitas

Utilitas adalah pendukung kelancaran proses produksi di suatu pabrik. Kebutuhan akan utilitas di Pabrik Gula Kwala Madu meliputi :

1. Air

Air merupakan kebutuhan yang sagat penting dalam proses pembuatan gula. Air yang digunakan untuk Pabrik Gula Kwala Madu adalah berasal dari sungai binge yang berjarak 4 Km dari lokasi pabrik, sumber air cukup dekat dengan lokasi pabrik kapasitas pengambilannya cukup mudah air umumnya di gunakan sebagai :

a. Air umpan ketel b. Air pendingin c. Air pencuci

d. Air untuk pambangkit vacum e. Kebutuhan domestik

2. Sumber Tenaga

Sumber tenaga yang di pakai di pabrik Gula Kuala Madu ada 2 yaitu: 1. Tenaga Uap

Uap merupakan hal penting dalam mendapatkan tenaga pada proses pengolahan gula. Pembentukan uap ini ditunjang oleh 2 hal penting yaitu ketel/boiler.

2. Tenaga Listrik

Unntuk memenuhi kebutuan tenaga listrik yang cukup besar maka harus digunakan unit pembangkit listrik sendiri. Tenaga listrik di

(32)

peroleh dari 2 pembangkit listrik yaitu pembangkit listrik tenaga uap dan pembangkit listrik tenaga diesel.

3. Bengkel Listrik (Work Shop)

Kegunaan work shop adalah pelayanan teknis, produksi dan pelayanan jasa. PTP.Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu memiliki work shop yang bertugas melayani perbaikan dan perawatan peralatan.

(33)

Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu No Uraian Karyawan Pimpinan Karyawan Pelaksana Karyawan

Tidak Tetap Jumlah 1 Kantor Manager • Manager • TUK/Umum/G.Material • Gudang Hasil 1 - 1 - 44 12 - 8 41 1 52 54 2 Dinas Teknik

• Kantor Dinas Teknik • Boiler • Mill • Power House/Listrik • Instrument • Work Shop • Cane Yard • Keamanan 1 1 1 1 - 1 - - 9 57 53 58 17 48 40 28 2 6 6 8 - 8 - - 12 64 60 67 17 57 40 28 3 Dinas Pengolahan • Kantor Dinas • Pengolahan • Pemurnian • Penguapan • Masakan • Putaran • Pengarungan 1 1 1 1 1 - 5 5 50 49 24 24 2 154 - 8 8 9 11 18 54 6 59 58 34 36 20 4 Laboratorium • Lab. Pabrik • Weater Treatment • Instalasi Limbah • Timbangan 1 - - - 25 3 3 9 15 3 3 6 41 6 6 15 Total 13 560 160 733

(34)

Gambar 2.3. Blok Diagram Proses Pengolahan Tebu Stasiun penimbangan Stasiun Penimbangan Stasiun Mill/Gilingan Stasiun Boiler Stasiun Pemurnian Stasiun Masakan Stasiun Penguapan Stasiun Putaran Laboratorium Stasiun Penyelesaian/Packing

Gambar

Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu  No  Uraian  Karyawan  Pimpinan  Karyawan Pelaksana  Karyawan
Gambar 2.3. Blok Diagram Proses Pengolahan Tebu Stasiun penimbangan Stasiun Penimbangan Stasiun Mill/Gilingan Stasiun Boiler Stasiun Pemurnian Stasiun Masakan Stasiun Penguapan Stasiun Putaran Laboratorium Stasiun Penyelesaian/Packing

Referensi

Dokumen terkait

Pekerjaan : Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Paket I Pada Kantor Wilayah DJP Kalimantan Selatan dan Tengah dan KPP Pratama Banjarmasin.. Sumber pendanaan :

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disumpulkan bahwa : Semua Variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

[r]

diastole pada lansia hipertensi di Desa Wironanggan Kecamatan Gatak Sukoharjo dapat nilai p-value = 0,007 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak, sehingga

Cara membacanya dipanjangkan sampai satu Alif atau dua harokah atau seperti panjang Mad Thobi’ie, demikian itu jika tidak didahului huruf mati/sukun atau tidak dihubungkan

20 Lebih lanjut, menurut Siagian (2003) bahwa bagi organisasi, hasil penilaian prestasi kerja para pegawai sangat penting arti dan peranannya dalam pengambilan keputusan

Kinerja merupakan hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur da perilaku industry dimana hasil biasa diidentikkan dengan besarnya penguasaan pasar atau

Bersama ini kami sampaikan bahwa Kementerian Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, pada tahun 2016 kembali