47 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mempermudah penelitian, maka perlu ditentukan suatu metodologi. Metode penelitian ini dirancang sedemikian rupa, sehingga pembaca lebih bisa mengikuti cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk meneliti produk penerjemahan yaitu buku hukum Konsep Hukum dari judul asli The Concept of
Law oleh H. L. A. Hart. Hal-hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian ini
dapat dijelaskan singkat sebagai berikut:
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian di bidang penerjemahan, dengan berfokus pada produk terjemahan (product-oriented). Hal ini disebabkan penelitian ini menggunakan teks BSu berupa buku berbahasa Inggris dan teks BSa berupa buku berbahasa Indonesia untuk diteliti dan dianalisis. Produk terjemahan yang akan dikaji disini adalah penggunaan teknik penerjemahan loss dan gain pada buku
The Concept of Law dan versi terjemahannya. Penelitian ini merupakan penelitian
di bidang penerjemahan yang tergolong deskriptif kualitatif karena satuan terjemahan yang dikaji atau data yang dianalisa berada pada tataran atau berbentuk kata, frasa, klausa, maupun kalimat. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2008: 4), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan data berupa kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka-angka atau frekuensi.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif karena penelitian kualitatif itu sendiri memiliki ciri deskriptif. Data yang muncul dari penelitian kualitatif itu bersifat deskriptif, yaitu data dilaporkan melalui kata-kata. Cresswell (1994: 145) mengatakan bahwa “Qualitative research itself is descriptive in that the
researcher is interested in process, meaning, and understanding gained through words or utterances.” Jadi penelitian deskriptif kualitatif merupakan pemaparan
deskripsi dari analisa terhadap teks dalam segala bentuknya, tidak menggunakan statistik dalam proses penelitian, tetapi terkadang menggunakan angka untuk membantu penjabaran hasilnya.
Penelitian ini berbentuk studi kasus terpancang (embedded case-study) karena peneliti terlebih dahulu telah memilih dan menentukan masalah yang menjadi fokus penelitian sebagaimana tercantum di dalam subbab latar belakang masalah pada Bab I. Dalam hal ini, penelitian ini mendeskripsikan bentuk atau wujud loss and gain dalam terjemahan buku hukum serta faktor penyebab penggunaan teknik penerjemahan loss dan gain tersebut yang diterapkan oleh penerjemah untuk menerjemahkna buku hukum The Concept of Law, dan mengkaji kualitas terjemahannya dalam hal keakuratan, keberterimaan, serta keterbacaan. Namun, data yang ditemukan dalam penelitian tersebut tidak hanya sebatas dicatat, dikumpulkan, dan disusun, tetapi juga dianalisis dan diuraikan secara jelas untuk
kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini juga akan melakukan kegiatan penyebaran kuesioner terhadap para informan, yang mengharuskan peneliti untuk terjun langsung ke lapangan untuk melakukan Focus Group Discussion demi memperoleh data yang lengkap dan valid mengenai penilaian keakuratan, keberterimaan, serta keterbacaan terjemahan buku hukum The Concept of Law.
B. Lokasi Penelitian
Lincoln dan Guba (1985) mendefinisikan lokasi penelitian sebagai
focus-determined boundary, batas yang digunakan untuk menentukan fokus atau objek
penelitian. Lokasi penelitian tidak selalu bersifat geografis atau demografis. Media pun bisa menjadi lokasi penelitian. Oleh karena itu, lokasi penelitian dalam penelitian ini mengambil media berupa buku The Concept of Law oleh H. L. A Hart. Buku ini merupakan buku ilmu hukum, berisi mengenai pemahaman hukum, paksaan, dan moralitas sebagai hal yang berbeda namun terkait dengan gejala sosial serta membahas klarifikasi kerangka umum pemikiran hukum, alih-alih kritik hukum atau kebijakan hukum.
Lokasi penelitian memiliki tiga elemen utama yaitu partisipan, kejadian, dan tempat (Spradely dalam Santosa, 2014: 48). Partisipan dalam buku ini adalah ahli bidang hukum, karena penelitian ini mengenai kajian hukum, tepatnya kajian penerjemahan dalam ilmu tertentu atau khusus, yaitu hukum. Penelitian mengenai bahasa di media sering melibatkan persepsi ahli. Kejadian yang terkandung dalam
buku The Concept of Law adalah pemahaman dan penjelasan mengenai pemikiran hukum, serta mengenai hukum, paksaan, dan moralitas sebagai hal yang berbeda namun terkait dengan gejala sosial. Lokasi utama dalam buku ini adalah penggunaan teknik loss dan gain dalam menerjemahkan bahasa atau register teks yang mencerminkan kekhususan ilmu atau bidang yang sedang dibahas.
Lebih jauh, buku The Concept of Law dipilih dan digunakan sebagai lokasi penelitian karena 1) Buku ini merupakan produk ilmu khusus mengenai teori hukum, dimana kajian penerjemahan bidang ini masih jarang diangkat sebagai penelitian. Dengan demikian, buku ini diharapkan menyediakan banyak unsur-unsur bahasa berhubungan dengan hukum baik dalam bahasa Inggris atau Bahasa Sumber maupun terjemahannya dalam Bahasa Sasaran atau Bahasa Indonesia; 2) Buku The Concept of Law disebut sebagai kitab suci dalam ilmu hukum. Karya tersebut selalu menjadi rujukan utama kaum intelektual hingga sekarang. Buku ini telah diterjemahknan ke berbagai bahasa di dunia. Dengan demikian, ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya buku tersebut.
C. Sumber Data dan Data 1. Data
Penelitian ini menggunakan dokumen sebagai sumber data objektif dan beberapa informan sebagai data afektif. Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini merupakan data kualitatif yang berupa data ortografis, kata, frasa,
klausa, dan kalimat. Seperti yang diungkapkan oleh Lofland dan Lofland dalam Moleong (2008: 157) bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.
Data yang akan dikaji dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara mengumpulkan bentuk atau wujud loss dan gain dalam buku The Concept of Law oleh H. L. A. Hart, versi bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Data primer berikutnya adalah faktor penyebab loss dan gain tersebut, serta hasil kuesioner berupa penilaian kualitas terjemahan mengenai tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan dari informan atau rater. Di sisi lain, data sekunder dalam penelitian ini berupa informasi dan ulasan-ulasan mengenai beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji penerjemahan hukum sebagai referensi oleh peneliti.
2. Sumber Data 1) Dokumen.
Dokumen yang berupa buku terjemahan Konsep Hukum oleh M. Khozim dari judul asli The Concept of Law oleh H. L. A. Hart. Tertulis dalam buku ini bahwa buku ini seperti kitab suci dalam ilmu hukum yang selalu menjadi rujukan utama kaum intelektual di dunia dari diterbitkannya buku tersebut hingga sekarang. Jadi
buku terjemahan buku ini sangatlah penting dan diminati. Sehingga peneliti menggunakan buku tersebut dalam penelitian ini untuk meneliti terjemahannya. 2) Informan.
Informan dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua yaitu rater dan pembaca. Adapun criteria rater dan pembaca adalah sebagai berikut:
a. Rater
Informan mengenai keakuratan dan keberterimaan hasil terjemahan, mereka yaitu mereka yang menguasai teori penerjemahan atau menguasai bahasa Inggris dan bahasa Indonesia serta ahli di bidang hukum sebagai expert judgement.
b. Pembaca
Untuk informan keterbacaan, peneliti menetapkan dosen bidang hukum atau mahasiswa hukum, karena memang subyek atau buku yang diteliti untuk penelitian ini merupakan buku teori ilmu hukum dimana pembaca sasarannya adalah praktisi ilmu hukum atau mahasiswa hukum.
D. Sampling
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau dinyatakan juga sebagai criterion-based sampling. Sampling dilakukan agar sampel yang diperoleh dapat mengantarkan peneliti mencapai tujuan peneliti. Oleh karena itu
sampling di dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan teknik random sampling atau representative sampling, tetapi menggunakan teknik sampling yang
berdasarkan tujuan penelitian (Santosa, 2014: 54). Jadi, dalam penelitian kualitatif, cuplikan yang diambil lebih bersifat selektif. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Sampel ditentukan dari sumber data yang telah diseleksi secara matang berdasarkan pertimbangan dalam bentuk kriteria-kriteria tertentu yang disusun oleh peneliti (Sutopo, 2006: 64).
Purposive sampling digunakan sebagai dasar penentuan kriteria rater dan
informan yang merupakan sumber data penelitian. Kriteria rater yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini
2. Memahami penerjemahan, dan / atau ahli penerjemahan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia
3. Memahami tata bahasa Inggris dan / atau Indonesia khususnya yang berkaitan dengan dunia hukum.
4. Menguasai atau berkecimpung di bidang hukum
Adapun kriteria informan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini
2. Mampu membaca dan memahami teks berbahasa Inggris dan / atau Indonesia dengan baik
3. Aktif dalam dunia hukum.
Rater dan informan dalam penelitian ini yaitu Dosen sekaligus Kepala Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNS, Dr. Hari Purwadi, SH, MH, Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta (UNSA), Dr. Yovita Arie Mangesti, SH, MH, serta mahasiswa S3 Fakultas Hukum UNS sekaligus Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta (UNSA), Hervina Puspitosari, SH, MH.
E. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan tiga cara yaitu mengkaji dokumen (content analysis), kuesioner, dan Focus Group Discussion (FGD).
1. Mengkaji Dokumen (Content Analysis)
Dalam penelitian ini, peneliti berupaya untuk mendalami penerjemahan loss dan
gain dalam buku bidang hukum dengan menganalisis teknik loss dan gain yang
diterapkan dalam menerjemahkan buku tersebut dan menilai kualitas terjemahannya dalam tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaannya. Berikut ini akan dijabarkan langkah-langkah yang dilalui peneliti dalam melakukan pengkajian dokumen (content analysis):
a. Membaca buku The Concept of Law dan terjemahannya
b. Mencari tahu dan mengumpulkan bentuk-bentuk loss dan gain dalam buku bidang hukum The Concept of Law serta dalam terjemahannya untuk digunakan sebagai data
c. Memberi tanda loss dan gain dalam buku bidang hukum The Concept of Law serta dalam terjemahannya untuk digunakan sebagai data
d. Mengidentifikasi penyebab munculnya loss dan gain
e. Menganalisis kualitas terjemahan (keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan)
f. Menarik kesimpulan.
2. Kuesioner
Kuesioner bertujuan untuk mengetahui pendapat rater dan pembaca tentang keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan terjemahan telah mengalami loss dan
gain dalam terjemahan buku The Concept of Law.
Dalam kuesioner tersebut, peneliti akan menggunakan skala penilaian yang dikembangkan oleh Nababan (2012: 50-51). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tiga tabel berikut ini:
Tabel 3.1. Skala Penilaian Keakuratan Terjemahan Kategori Terjemahan Skor Parameter Kualitatif
Akurat 3 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber
dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna.
Kurang Akurat 2 Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan.
Tidak Akurat 1 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber
dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan (deleted).
Tabel 3.2. Skala Penilaian Keberterimaan Terjemahan Kategori Terjemahan Skor Parameter Kualitatif
Berterima 3 Terjemahan terasa alamiah; istilah teknis yang digunakan lazim
digunakan dan akrab bagi pembaca; frasa, klausa, dan kalimat yang
digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Kurang Berterima 2 Pada umumnya terjemahan sudah terasa alamiah; namun ada sedikit masalah pada penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan
gramatikal.
Tidak Berterima 1 Terjemahan tidak alamiah atau terasa seperti karya terjemahan; istilah teknis yang digunakan tidak lazim digunakan dan tidak akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Tabel 3.3. Skala Penilaian Keterbacaan Terjemahan Kategori Terjemahan Skala Parameter Kualitatif
Tinggi 3 Kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks terjemahan dapat dipahami dengan mudah.
Sedang 2 Pada umumnya terjemahan dapat dipahami oleh pembaca; namun ada bagian tertentu yang harus dibaca lebih dari satu kali untuk memahami
terjemahan.
Rendah 1 Terjemahan sulit dipahami oleh pembaca.
Bentuk kuesioner untuk menilai kualitas terjemahan terdiri dari dua jenis, yaitu kuesioner untuk mengukur tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan untuk diberikan kepada rater dan kuesioner untuk mengukur tingkat keterbacaan untuk diberikan kepada informan pembaca.
Tabel 3.4. Kuesioner Penilaian Keakuratan No. Data Data Kualitas Terjemahan Alasan/ Komentar BSu BSa Nilai Keakuratan 3 2 1 055 It is, however, important to notice, if only because of the great influence on jurists of Austin's definition of the notion of a command, that the simple situation, where threats of harm and nothing else is used to force obedience, is not the situation where we naturally speak of 'commands ' . Bagaimanapun juga, (...) perlu diperhatikan (...) bahwa situasi sederhana diatas, dimana hanya ancaman risiko tanpa hal lain untuk memaksakan kepatuhan, bukanlah situasi dimana kita secara alamiah berbicara tentang ‘command’ (seruan atau perintah seruan). √ Pendapat Austin dapat tidak diketahui. Terkesan menyembunyi kan pandangan Austin tersebut.
Tabel 3.5. Kuesioner Penilaian Keberterimaan
No. Data Data Kualitas Terjemahan Alasan/ Komentar BSa Nilai Keberterimaan 3 2 1
045 Dalam berbagai situasi dalam kehidupan sosial kita mungkin mengungkapkan keinginan kita agar orang lain melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
√ -
Tabel 3.6. Kuesioner Kualitas Keterbacaan No. Data Data Kualitas Terjemahan Alasan/ Komentar BSa Nilai Keterbacaan 3 2 1
025 Sekali konsep ini dipertanyakan, seperti yang terutama terjadi dalam ilmu hukum (jurisprudensi) abad ini, pendapat yang besar pun muncul. √ Salah mengartikan “jurisprudensi”. Jurisprudensi adalah putusan pengadilan berkekuatan tak tetap dan diikuti pengadilan sesudahnya.
3. Focus Group Dscussion (FGD)
Kegiatan FGD dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh kemantapan data yang telah diperoleh. Adapun langkah melakukan FGD sebagai berikut: a. FGD dilakukan bersama dengan informan narasumber dan informan pembaca
sasaran.
b. Bahan-bahan FGD adalah jawaban terhadap kuesioner yang telah diisi sebelumnya oleh para informan.
c. FGD berfokus pada mendiskusikan jawaban-jawaban yang belum sepakat diantara para informan sehingga diperoleh pemahaman bersama (tidak selalu berarti jawaban yang sama). Dengan cara ini, akan didapatkan data-data yang belum tersaring dari tahap penilaian kuesioner.
d. Dalam FGD, peneliti berperan sebagai moderator dengan tugas yaitu menjaga arah diskusi agar semua peserta aktif tetapi tetap fokus pada topik diskusi, mengikuti diskusi tetapi tidak terlibat langsung dalam diskusi, dan mencatat hasil-hasil diskusi dan kesimpulannya.
F. Validitas
Pada setiap penelitian, kebenaran dan kualitas kevalidan data sangat diperlukan. Hal ini akan berdampak positif terhadap kualitas hasil penelitian ini sendiri. Untuk memperoleh derajat validitas dan realibilitas data dalam penelitian ini, data yang telah terkumpul diteliti kembali dengan menggunakan salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu teknik triangulasi. Teknik triangualsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode.
1. Triangulasi Sumber Data
Triangulasi sumber mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Triangulasi sumber bisa menggunakan satu jenis sumber data seperti misalnya informan.
Dalam penelitian ini, triangulasi sumber data dilakukan dengan cara membandingkan kedua data primer yang berupa loss dan gain pada terjemahan
bidang ilmu hukum dan kuesioner hasil penilaian keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan terjemahan dari rater atau infroman. Data hasil pengkajian dokumen akan dibandingkan dengan data kuesioner hasil penelitian kualitas terjemahan. 2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode yakni mengecek data yang ditemukan di dalam kuesioner dengan mewawancari rater serta informan. Jadi, triangulasi metode ini diperlukan untuk mendapatkan data penelitian menggunakan metode observasi: simak catat, kuesioner, dan FGD. Hal ini bertujuan untuk memverifikasi data yang ada sehingga kesahihannya bisa dipertanggungjawabkan.
G. Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2008: 248). Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara induktif sesuai dengan ciri metode penelitian kualitatif yang datanya dikumpulkan satu per satu untuk menyusun teori yang utuh. Tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari empat tahap analisis data menurut Spradley (1980) yang meliputi analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya. Keempat tahapan tersebut dapat dilihat dari gambar berikut:
Gambar 3.1. Skema Analisis Data Spradley (dalam Santosa, 2014: 66)
1. Analisis Domain
Tahap analisis data pertama adalah analisis domain. Pada tahap ini, peneliti membaca buku The Concept of Law. Kemudian, peneliti mencatat dan mengumpulkan data yang merupakan loss dan gain pada buku ilmu hukum dalam bahasa Inggris (BSu) atau buku orisinilnya dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia (BSa). Pada tahap ini juga dilakukan pemilahan data, artinya peneliti menentukan mana yang termasuk data dan bukan data dalam penelitian ini. Hal tersebut bertujuan untuk mengarahkan penelitian agar lebih terfokus dan menghindari data yang menyimpang. Setelah semua data terkumpul, data tersebut kemudian ditempatkan ke dalam domain atau ranah yang benar.
Berikut ini adalah contoh data.
BSu: Once the notion is queried, as it has been especially in the jurisprudence of this century, major divergencies in opinion appear.
BSa: Sekali konsep ini dipertanyakan, seperti yang terutama terjadi dalam ilmu hukum (jurisprudensi) abad ini, pendapat yang besar pun muncul.
Domain Taksonomi Komponensial
Analisis Tema Budaya
Sementara itu, yang merupakan contoh bukan data misalnya sebagai berikut.
BSu: Laws, Commands, and Orders
BSa: Hukum, Perintah, dan Seruan
Tabel 3.7. Contoh Data dalam Analisis Domain
Domain (Bentuk dalam Tataran) BSu BSa Kata
Once the notion is queried, as it has been especially in the jurisprudence of this century, major
divergencies in opinion appear.
Sekali konsep ini
dipertanyakan, seperti yang terutama terjadi dalam ilmu hukum (jurisprudensi) abad ini, pendapat yang besar pun muncul.
Frasa The social situations in which we thus address others in imperative form are extremely diverse; yet they include some
recurrent main types, the importance of which is marked by certain familiar classifications.
Situasi-situasi sosial pada saat kita menyampaikan bentuk imperatif ini kepada orang lain amat beragam; namun semua itu bisa digolongkan ke dalam beberapa tipe pokok yang (...) ditandai oleh klasifikasi familiar tertentu.
2. Analisis Taksonomi
Tahap analisis taksonomi berfungsi untuk mengklasifikasikan semua data yang telah dikumpulkan berdasarkan variable-variabel yang sudah ditetapkan. Analisis taksonomi pertama dilakukan dengan menganalisis bentuk-bentuk atau wujud loss dan gain pada buku ilmu hukum dalam bahasa Inggris (BSu) dan pada terjemahannya dalam bahasa Indonesia (Bsa).
Tabel 3.8. Contoh Analisis Taksonomi Wujud/Bentuk Loss dan Gain
No. BSu BSa Loss Gain Jenis/Bentuk
Kt Frs Kls Kal 001 Even if we confine our attention to the legal theory of the last 150 years and neglect classical and medieval speculation about the ' nature' of law, we shall find a situation not paralleled in any other subject systematically studied as a separate academic discipline.
Bahkan jika kita membatasi pembahasan kita hanya pada teori hukum dari 150 tahun terakhir ini dan mengesampingkan spekulasi klasik dan masa pertengahan mengenai ‘hakikat’ hukum, kita akan menemukan suatu situasi yang tidak ada bandingannya dalam pokok bahasan lainnya yang dikaji secara sistematis sebagai sebuah disiplin akademik sendiri. √ hanya √ commit to user
Analisis taksonomi kedua dilakukan dengan menabulasi hasil penilaian kualitas terjemahan oleh para rater dan informan melalui kuesioner dan focus
group discussion.
Tabel 3.9. Contoh Analisis Taksonomi Penilaian Kualitas Terjemahan
No. BSu BSa Kualitas Terjemahan
Keakuratan Keberterimaan Keterbacaan
A KA TA B KB TB T S R 003 If at all existent, the first norm is contained in the second norm which is the only genuine norm. Jika memang ada (…), norma yang pertama terkandung dalam norma yang kedua dan merupakan norma satu-satunya yang asli. √ √ √ 3. Analisis Komponensial
Analisis komponensial merupakan hubunagn antar kategori terhadap kualitas terjemahan. Tahap ini menghubungkan data yang sudah dikelompokkan berdasarkan wujud/bentuk loss dan gain pada buku ilmu hukum dalam bahasa Inggris (BSu) dan pada terjemahannya dalam bahasa Indonesia (Bsa) dengan pengaruh penggunaan teknik Loss dan Gain tersebut terhadap kualitas terjemahannya yang melibatkan tiga aspek, yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.
Tabel 3.10. Contoh Analisis Komponensial Teknik Penerje ma h an Bentuk/ Wujud Loss dan Gain Jml
Faktor Penyebab Keakuratan Keberterimaan Keterbacaan
Penerje ma h Sendi ri Subyek Te re n tu Untrans la tab ilit y Bahasa L atin A KA TA B KB TB T S R Loss Kata Frasa Klausa Kalimat ∑ Gain Kata Frasa Klausa Kalimat ∑ TOTAL
4. Analisis Tema Budaya
Tahap ini merupakan interpretasi dari semua analisis yaitu menghubungkan analisis domain, analisis taksonomi, serta analisis komponensial yang membentuk gambaran umum dari data. Setelah itu mengaitkan semuanya dengan kuesioner serta wawancara. Setelah melalui semua tahapan tersebut, barulah kemudian dapat diperoleh kesimpulan dari penelitian ini, sehingga menemukan temuan baru. Dengan begitu, dalam tahap ini akan terlihat jelas kaitan antara penerapan teknik loss dan gain dalam buku hukum tersebut dengan kualitas terjemahan dalam tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tahapan yang berurutan untuk dilaksanakan, dan urutannya adalah sebagai berikut:
1. Membaca buku The Concept of Law dan terjemahannya dan berfokus pada penghilangan (loss) dan penambahan (gain) informasi pada bahasa sumber (BSu) maupun bahasa sasaran (BSa).
2. Memilih data, mencatat semua bentuk penghilangan (loss) dan penambahan
(gain) informasi pada bahasa sumber (BSu) maupun bahasa sasaran (BSa).
3. Menganalisis data yang telah dikumpulkan.
4. Menyebarkan kuesioner pada rater/informan.
5. Melakukan FGD (Focus Group Discussion) dengan rater/informan guna mendiskusikan jawaban-jawaban yang belum sepakat diantara para informan sehingga diperoleh pemahaman bersama (tidak selalu berarti jawaban yang sama).
6. Mengumpulkan hasil kuesioner dan FGD (Focus Group Discussion)
7. Analisis tahap akhir.
8. Menarik Kesimpulan.