• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SEMESTER II SMAN 10 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SEMESTER II SMAN 10 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING

MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X

SEMESTER II SMAN 10 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

Arfin Suhendra NIM 408131032

Program Studi Pendidikan Kimia

2

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

Judul Penelitian : Penerapan Model Pembelajaran Probing-Prompting Menggunakan Media Peta Konsep Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok

Bahasan Hidrokarbon Kelas X Semester II SMAN 10 Medan Tahun Ajaran 2011/2012

Nama Mahasiswa : Arfin Suhendra

NIM : 408131032

Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Kimia

Menyetujui :

Dosen Pembimbing Skripsi,

Dra. Ani Sutiani, M.Si NIP.196807301992032001

Mengetahui :

FMIPA UNIMED Jurusan Kimia

Dekan, Ketua,

Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D Drs. Jamalum Purba, M.Si

NIP.195908051986011001 NIP.196412071991031002

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat dan karunia-Nya yang bagitu melimpah yang telah diberikan kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran Probing-Prompting Menggunakan Media Peta Konsep

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon

Kelas X Semester II SMA Negeri 10 Medan Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi

ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk

memperolah gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu melalui bimbingan, dukungan, motivasi dan do’a

dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada : Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si yang

telah banyak memberikan saran-saran dan bimbingan kepada penulis sejak awal

penulisan sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan Ibu Dra. Nurmalis, M.Si, Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si,

dan Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si, M.Si yang telah memberikan saran-saran

mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku Dosen

Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf

Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Penghargaan juga diberikan kepada Bapak dan Ibu Guru Kimia beserta Staf

Pegawai SMA Negeri 10 Medan yang telah banyak membantu selama penelitian

ini. Teristimewa saya sampaikan terima kasih yang sangat mendalam kepada

kedua orang tua tercinta, Ayahanda Jhon Sugiarto dan Ibunda Nurhayani

Rangkuti beserta saudara-saudara penulis : Arfan Hanafi, SE dan Ahmad Fauzi

yang telah mengasihi, membimbing, mendoakan, memberikan motivasi dan

dukungan baik materi maupun moril kepada saya dalam menyelesaikan studi di

Unimed. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh Teman-teman di

(4)

teman-v

teman kelas Dik Kimia-A 2008 yang telah memberikan senyuman yang hangat

dan dukungan selama menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2012

Penulis,

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SEMESTER II SMAN 10 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012

Arfin Suhendra (NIM 408131032)

ABSTRAK

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran probing-prompting menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan Hidrokarbon di Sekolah Menengah Atas (SMA) di jelaskan dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan. Penelitian ini menggunakan dua kelas, adapun kelas pertama sebagai kelas kontrol (kelas X-5) dan kelas kedua sebagai kelas eksperimen (kelas X-6) dan kedua kelas sama-sama menggunakan media peta konsep. Yang membedakan kedua kelas ini adalah model pembelajarannya, yaitu kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran probing-prompting sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Probing-Prompting dengan menggunakan media peta konsep dapat memberikan hasil belajar kimia siswa yang lebih tinggi daripada model pembelajaran konvensional dengan menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan senyawa hidrokarbon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran probing-prompting menggunakan media peta konsep memberikan hasil belajar (Xpretest =37,20 dan Xposttest =71,29dengan persen peningkatan 54,28 %) lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran

konvensional menggunakan media peta konsep (Xpretest =39,76dan

juga menunjukkan bahwa persen peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran probing-prompting dengan menggunakan media peta konsep 9,94 % lebih tinggi daripada siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional dengan menggunakan media peta konsep. Analisis statistik

menunjukaan uji hipotesis menunjukkan thitung (6,418) > ttabel (1,997) berarti Ha

(6)

vi

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 4

2.1.3. Karakteristik Pembelajaran Kimia 10

2.1.4. Hakikat Model Pembelajaran 11

2.1.5. Model Pembelajaran Konvensional 13

2.1.6. Model Pembelajaran Probing-Prompting 14

2.1.7. Media Pembelajaran 22

2.1.7.1. Pengertian Media 22

2.1.7.2. Media Sebagai Alat Bantu 22

2.1.7.3. Media sebagai Sumber Belajar 23

2.1.7.4. Peran Media 23

2.1.7.5. Media Peta Konsep 24

2.1.7.6. Ciri-ciri Peta Konsep 25

2.1.8. Hidrokarbon 25

2.1.8.1. Kekhasan Atom Karbon 25

2.1.8.2. Pengelompokan Hidrokarbon 26

(7)

vii

2.3. Hipotesis Penelitian 40

2.3.1. Hipotesis Verbal 40

2.3.2. Hipotesis Statistik 41

BAB III METODE PENELITIAN 42

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 42

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 42

3.2.1. Populasi Penelitian 42

3.5. Alat Pengumpul Data 46

3.5.1. Validitas Tes 46

3.5.2. Reliabilitas Tes 46

3.5.3. Taraf Kesukaran Soal 47

3.5.4. Daya Pembeda 48

3.6. Teknik Analisis Data 48

3.6.1. Uji Normalitas 48

3.6.2. Uji Homogenitas 49

3.6.3. Uji Hipotesis 49

3.6.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 51

4.1. Alat Pengumpul Data 51

4.1.1. Validitas Instrumen Tes 51

4.1.2. Reliabilitas Instrumen Tes 51

4.1.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 52

4.1.4. Daya Pembeda Instrumen Tes 53

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 54

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian 54

4.3.1. Uji Normalitas Data 55

4.3.2. Uji Homogenitas Data 56

4.3.3. Uji Hipotesis Penelitian 56

4.4. Temuan Penelitian 57

(8)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 60

5.1. Kesimpulan 60

5.2. Saran 61

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Nama, Rumus Molekul dan Sifat Fisis Alkana 28

Tabel 2.2. Senyawa Alkena 31

Tabel 2.3. Beberapa Alkena dan Titik Didihnya 33

Tabel 2.4. Beberapa Jenis Plastik 34

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 44

Tabel 4.1. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 52

Tabel 4.2. Daya Beda Instrumen Tes 54

Tabel 4.3. Hasil Perolehan Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test

Kelas Sampel 55

Tabel 4.4. Uji Normalitas 55

Tabel 4.5. Uji Homogenitas 56

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

(11)

xi

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Untuk Kelas Eksperimen 68

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Untuk Kelas Kontrol 79

Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Tes 85

Lampiran 7 Instrumen Tes Penelitian 91

Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal-Soal Instrumen Tes 113

Lampiran 9 Tabel persiapan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran

dan daya beda soal 115

Lampiran 10 Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Tingkat

Kesukaran dan Daya Beda 123

Lampiran 11 Tabel Validitas, Tingkat Kesukaran Dan Daya Beda 127

Lampiran 12 Daftar Nilai Siswa 128

Lampiran 13 Uji Normalitas Data 131

Lampiran 14 Uji Homogenitas Data 135

Lampiran 15 Uji Hipotesis 139

Lampiran 16 Perhitungan Persen Peningkatan Hasil Belajar Secara

Keseluruhan 142

Lampiran 17 Daftar Nilai Gain Siswa 143

Lampiran 18 Uji Normalitas Data Nilai Gain 145

Lampiran 19 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat, Nilai

Distribusi-t dan Nilai r-Product Moment 147

Lampiran 20 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 150

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Belajar dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan

sesuatu yang sudah ada dengan sesuatu yang baru (Milfayetty, dkk., 2011). Proses

belajar itu dimulai dengan mendapat rangsangan dari lingkungan melalui alat-alat

indera dan berakhir dengan mendapat petunjuk dari lingkungan bahwa proses

belajar telah berlangsung dengan baik (feedback). Makna dan hakikat belajar

diartikan sebagai proses membangun pemahaman terhadap informasi dan

pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh

siswa atau bersama orang lain. Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan

yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda

padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat

yang sama (Winkel, 1996).

Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan

berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap

materi pelajaran (Sagala, 2003). Kegiatan pembelajaran dituntut untuk

menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan

pokok bahasan yang diberikan. Dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk

lebih menguasai konsep dari pokok bahasan yang diberikan. Upaya peningkatan

kualitas pendidikan tidak dapat berhasil dengan maksimal tanpa didukung adanya

peningkatan kualitas pembelajaran. Tujuan umum dalam kegiatan pembelajaran

yaitu pokok bahasan yang diajarkan akan diserap sepenuhnya oleh siswa atau

belajar tuntas.

Ada berbagai macam model yang diterapkan dalam proses belajar

mengajar. Suatu model pembelajaran yang cocok diterapkan pada pokok bahasan

tertentu belum tentu cocok diterapkan pada pokok bahasan yang lain. Untuk itu

(13)

2

siswa akan memperoleh hasil belajar yang maksimal. Model pembelajaran

merupakan salah satu faktor yang paling penting bagi siswa, sebab pada dasarnya

setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Meskipun telah banyak

dikembangkan berbagai jenis model pembelajaran, namun masih ditemui guru

yang belum mampu menentukan model pembelajaran yang efektif dan efisien

dalam proses belajar mengajar, terutama pada mata pelajaran kimia.

Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi

antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila

siswa mencapai kompetensi yang diharapkan, karena hal itu merupakan cerminan

dari kemampuan siswa dalam menguasai suatu materi. Hal ini tidak terlepas dari

kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran dan

media yang tepat dan efektif, bila model pembelajaran dan media yang digunakan

guru tidak tepat dan tidak efektif maka akan menyebabkan rendahnya hasil belajar

siswa. Selain ketidaktepatan model pembelajaran dan media yang digunakan,

sikap siswa yang pasif saat proses pembelajaran juga menjadi salah satu faktor

penyebab rendahnya nilai siswa. Arikunto (2009) menyatakan usaha dan

kebiasaan bekerja siswa merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penilaian.

Berdasarkan hasil observasi di kelas X SMAN 10 Medan bahwa proses

pembelajaran kimia masih berpusat pada guru dengan pengajaran bersifat verbal

dan kurangnya variasi dalam proses belajar mengajar kimia. Lebih lanjut, dalam

pembelajaran kimia siswa tampak pasif, dan merasa bosan karena siswa hanya

menerima apa yang diberikan oleh guru. Hasil pengamatan di kelas serta

wawancara dengan guru dan siswa, dapat diidentifikasikan permasalahan yang

terjadi adalah sebagai berikut: 1) perlu adanya pemanfaatan media pembelajaran

untuk memotivasi siswa agar belajar lebih giat, 2) siswa perlu dirangsang untuk

aktif bertanya agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif, 3) perlu

adanya penggunaan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dicari alternatif model dan media

pembelajaran yang lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran

kimia. Salah satu alternatif yang digunakan adalah dengan menggunakan

(14)

3

ini merupakan salah satu model pembelajaran dengan cara guru menyajikan

serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi

proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya

dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.

Model probing-prompting bertujuan untuk memperoleh sejumlah

informasi yang telah ada pada diri siswa agar dapat digunakan untuk memahami

pengetahuan atau konsep baru sehingga model ini dapat membuat siswa berperan

aktif dalam pembelajaran karena setiap siswa dituntut untuk dapat berpartisipasi

dalam proses belajar mengajar terutama dalam hal menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru. Dalam model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan

dengan menunjukan siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus

berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap

saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Model pembelajaran

probing-prompting ini dipadukan dengan peta konsep agar siswa semakin aktif dan

mampu membentuk pengetahuan mereka sendiri.

Pembelajaran dengan bantuan peta konsep sebagai suatu sarana supaya

siswa lebih mudah untuk menemukan apa yang dipelajari siswa karena peta

konsep merupakan media dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian

pendukung yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat

membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topik pelajaran.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media peta konsep mempunyai

arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang

disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media peta konsep sebagai

perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat

disederhanakan dengan bantuan media peta konsep. Media dapat mewakili apa

yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.

Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa

bantuan media peta konsep.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Surpita (2009) pada

pokok bahasan minyak bumi menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

(15)

4

ketuntasan belajar meningkat sebesar 36,11 %. Setyoningsih (2011) menyatakan

bahwa penerapan model pembelajaran probing prompting pada pokok bahasan

sistem reproduksi dapat memberikan peningkatan aktivitas sebesar 24,93 % dan

prestasi belajar siswa meningkat sebesar 38,89 %.

Hidrokarbon merupakan materi yang memerlukan kecakapan,

keterampilan, pengetahuan konsep yang tinggi serta kemampuan berpikir yang

kritis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan

materi tersebut, sehingga guru dituntut untuk meningkatkan kualitas

pembelajarannya guna meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk menggunakan model

pembelajaran probing-prompting terhadap pokok bahasan hidrokarbon dan

memadukannya dengan media peta konsep. Oleh sebab itulah peneliti melakukan

penelitian dengan judul, ” Penerapan Model Pembelajaran Probing-Prompting

Menggunakan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Kelas X Semester II SMA Negeri 10 Medan Tahun Ajaran 2011/2012”.

1.2.Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar

masih kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan

guru.

2. Ketidaktepatan pemilihan model dan media pembelajaran yang dilakukan

oleh guru yang menyebabkan pelajaran kimia mendapat kesan sulit dari

siswa.

3. Hasil belajar kimia siswa masih rendah.

4. Penerapan model pembelajaran probing-prompting menggunakan media

peta konsep diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

(16)

5

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

“Apakah Penerapan Model Pembelajaran Probing-Prompting

Menggunakan Media Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Dapat

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa ?”

1.4.Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari pembicaraan ini,

serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian

ini dibatasi pada :

1. Penerapan model pembelajaran probing-prompting menggunakan media

peta konsep.

2. Pokok bahasan senyawa hidrokarbon di kelas X SMA.

3. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah nilai post-tes yang dilakukan

setelah pembelajaran senyawa hidrokarbon.

4. Penelitian ini akan dilakukan di kelas X SMA Negeri 10 Medan.

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

penerapan model pembelajaran probing-prompting menggunakan media peta

konsep dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa khususnya pada pokok

bahasan hidrokarbon.

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan

dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.

2. Bagi guru kimia, sebagai bahan masukan agar dapat menggunakan model

(17)

6

sekolah sebagai salah satu upaya untuk dapat meningkatkan hasil belajar

kimia siswa.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah dalam rangka

meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

1.7. Defenisi Operasional

1. Model Pembelajaran Probing-Prompting

Menurut arti katanya, probing adalah penyelidikan, pemeriksaan dan

prompting adalah mendorong atau menuntun. Penyelidikan atau pemeriksaan

disini bertujuan untuk memperoleh sejumlah informasi yang telah ada pada diri

siswa agar dapat digunakan untuk memahami pengetahuan atau konsep baru.

Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru

menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali

sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan

pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya

siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan

demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Dengan model pembelajaran ini

proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap

siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari

prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab

(Pristiadiutomo, 2010).

2. Media Peta Konsep

Peta konsep merupakan media pendidikan yang dapat menunjukkan

konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai dari inti permasalahan sampai pada

bagian pendukung yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya, sehingga

dapat membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topic

pelajaran (Situmorang, 2010). Untuk membuat media peta konsep terlebih dahulu

memikirkan apa yang menjadi pusat konsep dari topik yang akan diajarkan

(18)

7

pendukung lainnya yang diorganisasikan secara baik dengan memilih kata istilah

dan rumus atau ungkapan tertentu yang memiliki arti dan mempunyai hubungan

terhadap konsep sentral. Hubungan ini dapat berbentuk hubungan hirarkikal (ke

atas dan ke bawah) atau hubungan horizontal (klasikal) (Tambunan dan

Simanjuntak, 2010). Peta konsep dapat berbentuk pohon jaringan (network tree),

rantai kejadian (events chains), konsep siklus (cycle consept) dan peta konsep

laba-laba (spider concept map) (Milfayetty, dkk., 2011).

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat

adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk

penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai

aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian

terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai

aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku

secara kuantitatif (Sanjaya, 2011).

4. Model Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran dengan model konvensional pada umumnya memiliki

kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian,

menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada

proses, dan pengajaran berpusat pada guru (Siregar, 2010). Dalam proposal

penelitian ini, model pembelajaran konvensional yang digunakan adalah

menggunakan metode ceramah, tanya jawab disertai dengan penggunaan media

peta konsep.

5. Pokok Bahasan Hidrokarbon

Pokok bahasan Hidrokarbon membahas seperti kekhasan atom karbon,

senyawa alkana, alkena, alkuna, dan reaksi-reaksi senyawa hidrokarbon. Pokok

Bahasan Hidrokarbon ini merupakan materi pelajaran kimia yang terdapat di kelas

(19)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

probing-prompting menggunakan media peta konsep lebih tinggi dibandingkan

dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional

menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan senyawa

hidrokarbon di SMA Negeri 10 Medan.

2. Persen peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran

probing-prompting dengan menggunakan media peta konsep (54,28 %)

lebih tinggi daripada siswa yang diberikan model pembelajaran

konvensional menggunakan media peta konsep (44,34 %).

3. Persen peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran

probing-prompting dengan menggunakan media peta konsep 9,94 % lebih

tinggi daripada siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional

(20)

61

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, penulis dapat memberikan

saran sebagai berikut :

1. Bagi guru bidang studi kimia agar dapat menerapkan model pembelajaran

probing-prompting dengan menggunakan media peta konsep untuk dapat

meningkatkan minat dan hasil belajar belajar siswa dalam mempelajari

kimia, sehingga pelajaran kimia menjadi pelajaran yang menyenangkan

dan hasil belajar kimia siswa dapat meningkat.

2. Dalam pemilihan model pembelajaran dan media pembelajaran guru

hendaknya memperhatikan faktor siswa dan pokok bahasan yang akan

disampaikan.

3. Penelitian ini perlu dilanjutkan pada pokok bahasan pelajaran yang lain,

atau dapat juga dibandingkan lagi dengan model pembelajaran yang lain.

4. Dalam menerapkan model pembelajaran probing-prompting maka

sebaiknya guru mampu menciptakan suasana yang tidak tegang dan

mampu mendorong seluruh siswa untuk berani mengemukakan

pendapatnya.

5. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak cukup waktu untuk memberikan

pertanyaan kepada setiap siswa, untuk itu guru hendaknya mencari cara

untuk menyampaikan pertanyaan dalam model pembelajaran

(21)

62

Fessenden, dan Fessenden, (1990), Kimia Organik, Edisi ketiga, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

FMIPA., (2010), Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program

Studi Pendidikan FMIPA Unimed, FMIPA Unimed.

Jacobsen, D.A., dkk., (2009), Methods For Teaching: Metode-metode Pengajaran

Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA, Edisi ke-8, Penerbit Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Justiana, S., dan Muchtaridi, (2009), Kimia 1 SMA Kelas X, Penerbit Yudhistira, Jakarta.

Kuswati, T.M., dkk., (2004), Sains Kimia IB, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Milfayetty, S., dkk., (2011), Psikologi Pendidikan, Penerbit Pascasarjana Unimed, Unimed.

Munadi, Y., (2008), Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Penerbit Gaung Persada (GP) Press, Jakarta.

Nurindahca, (2011), Kelebihan dan Kekurangan Probing-Prompting,

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2201100-kelebihan-dan kekurangan-probing-prompting/ (diakses 24 Februari 2012).

Parhusip, D.S., (2011), Pengaruh Penggunaan Media Peta Konsep Terhadap

Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

(22)

63

Pristiadiutomo, (2010), Model - model Pembelajran,

http://pristiadiutomo.blog.co.uk/2010/09/02/model-model-pembelajaran-9297440/ (diakses 24 Februari 2012).

Rooijakkers, A., (1991), Mengajar Dengan Sukses, Petunjuk Untuk

Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran, Penerbit Gramedia

Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Sagala, S., (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Penerbit Alfabeta,

Bandung.

Sanjaya, A., (2011), Pengertian Definisi Hasil Belajar,

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html (diakses 24 Februari 2012).

Sanjaya, A., (2011), Model Pembelajaran Konvensional,

http://alitadisanjaya.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran konvensional.html (diakses 21 Februari 2012).

Sanjaya, W., (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.

Saragih, I., (2006), Efektivitas Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa SMA Pada Pengajaran Hidrokarbon, Skripsi,

FMIPA, Unimed, Medan.

Setyoningsih, D., (2011), Pengaruh Penerapan Metode Probing Prompting

dengan Complete Sentence terhadap Kualitas Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi di SMAN 1 Juwana, Abstrak, Universitas Negeri

Semarang.

Siregar, L., (2009), Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme Dengan Metode

Penugasan Di Sekolah Dan Penugasan Di Rumah Pada Pokok Bahasan Senyawa Hidrokarbon Di Sma Negeri 2 Medan T.A 2008/2009, Skripsi,

FMIPA, Unimed, Medan.

Siregar, N., (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer dan

Pemberian Rangkuman Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Redoks Di Kelas X Semester II SMAN 14 Medan 2009/2010, Skripsi,

FMIPA, Unimed, Medan.

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran

(23)

64

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (1992), Metoda Statistika, Edisi ke-5, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudrajat, A., (2008),

http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran (diakses 24 Februari 2012).

Surpita, Y., (2009), Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Probing-Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan Minyak Bumi Di Kelas X Siswa MAN Kota Manna (Clasroom Action Research), Abstrak, Bandung.

Tambunan, M.M., dan Simanjuntak, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit FMIPA Unimed, Medan.

Unit Program Pengalaman Lapangan, (2011), Microteaching Berbasis

Kompetensi, Unimed.

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 3.1.          Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN.. ANGGARAN DAN

Peraturan Daerah Kabupaten Bima nomor 6 tahun 2011 tentang Pengelolaan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL-BM). Perda AMPL Berdampak Luas Bagi

[r]

variabel terikat. Populasi penelitian diambil mahasiswa Pendidikan Ekonomi Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sampel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id. commit

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah yang mempunyai potensi obyek/daya tarik wisata berpotensi tinggi adalah Kecamatan Mojolaban, untuk wilayah berpotensi sedang

Obeidat (2009) menyatakan bahwa metode emulsi-penguapan pelarut menghasilkan mikrokapsul dengan mekanisme pelepasan material yang dikungkung secara optimum karena

Sumber data primer ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara kepada narasumber-narasumber yang terkait dengan Kelompok Ternak Hidayah Alam, antara lain