PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING
MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X
SEMESTER II SMAN 10 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
Arfin Suhendra NIM 408131032
Program Studi Pendidikan Kimia
2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
Judul Penelitian : Penerapan Model Pembelajaran Probing-Prompting Menggunakan Media Peta Konsep Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Hidrokarbon Kelas X Semester II SMAN 10 Medan Tahun Ajaran 2011/2012
Nama Mahasiswa : Arfin Suhendra
NIM : 408131032
Program Studi : Pendidikan Kimia
Jurusan : Kimia
Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi,
Dra. Ani Sutiani, M.Si NIP.196807301992032001
Mengetahui :
FMIPA UNIMED Jurusan Kimia
Dekan, Ketua,
Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D Drs. Jamalum Purba, M.Si
NIP.195908051986011001 NIP.196412071991031002
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan karunia-Nya yang bagitu melimpah yang telah diberikan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Probing-Prompting Menggunakan Media Peta Konsep
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon
Kelas X Semester II SMA Negeri 10 Medan Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk
memperolah gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu melalui bimbingan, dukungan, motivasi dan do’a
dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada : Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si yang
telah banyak memberikan saran-saran dan bimbingan kepada penulis sejak awal
penulisan sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan Ibu Dra. Nurmalis, M.Si, Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si,
dan Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si, M.Si yang telah memberikan saran-saran
mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
Penghargaan juga diberikan kepada Bapak dan Ibu Guru Kimia beserta Staf
Pegawai SMA Negeri 10 Medan yang telah banyak membantu selama penelitian
ini. Teristimewa saya sampaikan terima kasih yang sangat mendalam kepada
kedua orang tua tercinta, Ayahanda Jhon Sugiarto dan Ibunda Nurhayani
Rangkuti beserta saudara-saudara penulis : Arfan Hanafi, SE dan Ahmad Fauzi
yang telah mengasihi, membimbing, mendoakan, memberikan motivasi dan
dukungan baik materi maupun moril kepada saya dalam menyelesaikan studi di
Unimed. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh Teman-teman di
teman-v
teman kelas Dik Kimia-A 2008 yang telah memberikan senyuman yang hangat
dan dukungan selama menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2012
Penulis,
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SEMESTER II SMAN 10 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012
Arfin Suhendra (NIM 408131032)
ABSTRAK
Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran probing-prompting menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan Hidrokarbon di Sekolah Menengah Atas (SMA) di jelaskan dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X semester II SMA Negeri 10 Medan. Penelitian ini menggunakan dua kelas, adapun kelas pertama sebagai kelas kontrol (kelas X-5) dan kelas kedua sebagai kelas eksperimen (kelas X-6) dan kedua kelas sama-sama menggunakan media peta konsep. Yang membedakan kedua kelas ini adalah model pembelajarannya, yaitu kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran probing-prompting sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Probing-Prompting dengan menggunakan media peta konsep dapat memberikan hasil belajar kimia siswa yang lebih tinggi daripada model pembelajaran konvensional dengan menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan senyawa hidrokarbon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran probing-prompting menggunakan media peta konsep memberikan hasil belajar (Xpre−test =37,20 dan Xpost−test =71,29dengan persen peningkatan 54,28 %) lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran
konvensional menggunakan media peta konsep (Xpre−test =39,76dan
juga menunjukkan bahwa persen peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran probing-prompting dengan menggunakan media peta konsep 9,94 % lebih tinggi daripada siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional dengan menggunakan media peta konsep. Analisis statistik
menunjukaan uji hipotesis menunjukkan thitung (6,418) > ttabel (1,997) berarti Ha
vi
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Ruang Lingkup 4
2.1.3. Karakteristik Pembelajaran Kimia 10
2.1.4. Hakikat Model Pembelajaran 11
2.1.5. Model Pembelajaran Konvensional 13
2.1.6. Model Pembelajaran Probing-Prompting 14
2.1.7. Media Pembelajaran 22
2.1.7.1. Pengertian Media 22
2.1.7.2. Media Sebagai Alat Bantu 22
2.1.7.3. Media sebagai Sumber Belajar 23
2.1.7.4. Peran Media 23
2.1.7.5. Media Peta Konsep 24
2.1.7.6. Ciri-ciri Peta Konsep 25
2.1.8. Hidrokarbon 25
2.1.8.1. Kekhasan Atom Karbon 25
2.1.8.2. Pengelompokan Hidrokarbon 26
vii
2.3. Hipotesis Penelitian 40
2.3.1. Hipotesis Verbal 40
2.3.2. Hipotesis Statistik 41
BAB III METODE PENELITIAN 42
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 42
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 42
3.2.1. Populasi Penelitian 42
3.5. Alat Pengumpul Data 46
3.5.1. Validitas Tes 46
3.5.2. Reliabilitas Tes 46
3.5.3. Taraf Kesukaran Soal 47
3.5.4. Daya Pembeda 48
3.6. Teknik Analisis Data 48
3.6.1. Uji Normalitas 48
3.6.2. Uji Homogenitas 49
3.6.3. Uji Hipotesis 49
3.6.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 51
4.1. Alat Pengumpul Data 51
4.1.1. Validitas Instrumen Tes 51
4.1.2. Reliabilitas Instrumen Tes 51
4.1.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 52
4.1.4. Daya Pembeda Instrumen Tes 53
4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 54
4.3. Analisis Data Hasil Penelitian 54
4.3.1. Uji Normalitas Data 55
4.3.2. Uji Homogenitas Data 56
4.3.3. Uji Hipotesis Penelitian 56
4.4. Temuan Penelitian 57
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 60
5.1. Kesimpulan 60
5.2. Saran 61
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Nama, Rumus Molekul dan Sifat Fisis Alkana 28
Tabel 2.2. Senyawa Alkena 31
Tabel 2.3. Beberapa Alkena dan Titik Didihnya 33
Tabel 2.4. Beberapa Jenis Plastik 34
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 44
Tabel 4.1. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 52
Tabel 4.2. Daya Beda Instrumen Tes 54
Tabel 4.3. Hasil Perolehan Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test
Kelas Sampel 55
Tabel 4.4. Uji Normalitas 55
Tabel 4.5. Uji Homogenitas 56
ix
DAFTAR GAMBAR
xi
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Untuk Kelas Eksperimen 68
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Untuk Kelas Kontrol 79
Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Tes 85
Lampiran 7 Instrumen Tes Penelitian 91
Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal-Soal Instrumen Tes 113
Lampiran 9 Tabel persiapan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
dan daya beda soal 115
Lampiran 10 Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Tingkat
Kesukaran dan Daya Beda 123
Lampiran 11 Tabel Validitas, Tingkat Kesukaran Dan Daya Beda 127
Lampiran 12 Daftar Nilai Siswa 128
Lampiran 13 Uji Normalitas Data 131
Lampiran 14 Uji Homogenitas Data 135
Lampiran 15 Uji Hipotesis 139
Lampiran 16 Perhitungan Persen Peningkatan Hasil Belajar Secara
Keseluruhan 142
Lampiran 17 Daftar Nilai Gain Siswa 143
Lampiran 18 Uji Normalitas Data Nilai Gain 145
Lampiran 19 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat, Nilai
Distribusi-t dan Nilai r-Product Moment 147
Lampiran 20 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan
sesuatu yang sudah ada dengan sesuatu yang baru (Milfayetty, dkk., 2011). Proses
belajar itu dimulai dengan mendapat rangsangan dari lingkungan melalui alat-alat
indera dan berakhir dengan mendapat petunjuk dari lingkungan bahwa proses
belajar telah berlangsung dengan baik (feedback). Makna dan hakikat belajar
diartikan sebagai proses membangun pemahaman terhadap informasi dan
pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh
siswa atau bersama orang lain. Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan
yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda
padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat
yang sama (Winkel, 1996).
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan
berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
materi pelajaran (Sagala, 2003). Kegiatan pembelajaran dituntut untuk
menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan
pokok bahasan yang diberikan. Dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk
lebih menguasai konsep dari pokok bahasan yang diberikan. Upaya peningkatan
kualitas pendidikan tidak dapat berhasil dengan maksimal tanpa didukung adanya
peningkatan kualitas pembelajaran. Tujuan umum dalam kegiatan pembelajaran
yaitu pokok bahasan yang diajarkan akan diserap sepenuhnya oleh siswa atau
belajar tuntas.
Ada berbagai macam model yang diterapkan dalam proses belajar
mengajar. Suatu model pembelajaran yang cocok diterapkan pada pokok bahasan
tertentu belum tentu cocok diterapkan pada pokok bahasan yang lain. Untuk itu
2
siswa akan memperoleh hasil belajar yang maksimal. Model pembelajaran
merupakan salah satu faktor yang paling penting bagi siswa, sebab pada dasarnya
setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Meskipun telah banyak
dikembangkan berbagai jenis model pembelajaran, namun masih ditemui guru
yang belum mampu menentukan model pembelajaran yang efektif dan efisien
dalam proses belajar mengajar, terutama pada mata pelajaran kimia.
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi
antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila
siswa mencapai kompetensi yang diharapkan, karena hal itu merupakan cerminan
dari kemampuan siswa dalam menguasai suatu materi. Hal ini tidak terlepas dari
kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran dan
media yang tepat dan efektif, bila model pembelajaran dan media yang digunakan
guru tidak tepat dan tidak efektif maka akan menyebabkan rendahnya hasil belajar
siswa. Selain ketidaktepatan model pembelajaran dan media yang digunakan,
sikap siswa yang pasif saat proses pembelajaran juga menjadi salah satu faktor
penyebab rendahnya nilai siswa. Arikunto (2009) menyatakan usaha dan
kebiasaan bekerja siswa merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penilaian.
Berdasarkan hasil observasi di kelas X SMAN 10 Medan bahwa proses
pembelajaran kimia masih berpusat pada guru dengan pengajaran bersifat verbal
dan kurangnya variasi dalam proses belajar mengajar kimia. Lebih lanjut, dalam
pembelajaran kimia siswa tampak pasif, dan merasa bosan karena siswa hanya
menerima apa yang diberikan oleh guru. Hasil pengamatan di kelas serta
wawancara dengan guru dan siswa, dapat diidentifikasikan permasalahan yang
terjadi adalah sebagai berikut: 1) perlu adanya pemanfaatan media pembelajaran
untuk memotivasi siswa agar belajar lebih giat, 2) siswa perlu dirangsang untuk
aktif bertanya agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif, 3) perlu
adanya penggunaan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dicari alternatif model dan media
pembelajaran yang lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
kimia. Salah satu alternatif yang digunakan adalah dengan menggunakan
3
ini merupakan salah satu model pembelajaran dengan cara guru menyajikan
serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi
proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya
dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Model probing-prompting bertujuan untuk memperoleh sejumlah
informasi yang telah ada pada diri siswa agar dapat digunakan untuk memahami
pengetahuan atau konsep baru sehingga model ini dapat membuat siswa berperan
aktif dalam pembelajaran karena setiap siswa dituntut untuk dapat berpartisipasi
dalam proses belajar mengajar terutama dalam hal menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru. Dalam model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan
dengan menunjukan siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus
berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap
saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Model pembelajaran
probing-prompting ini dipadukan dengan peta konsep agar siswa semakin aktif dan
mampu membentuk pengetahuan mereka sendiri.
Pembelajaran dengan bantuan peta konsep sebagai suatu sarana supaya
siswa lebih mudah untuk menemukan apa yang dipelajari siswa karena peta
konsep merupakan media dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian
pendukung yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat
membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topik pelajaran.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media peta konsep mempunyai
arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media peta konsep sebagai
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat
disederhanakan dengan bantuan media peta konsep. Media dapat mewakili apa
yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa
bantuan media peta konsep.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Surpita (2009) pada
pokok bahasan minyak bumi menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
4
ketuntasan belajar meningkat sebesar 36,11 %. Setyoningsih (2011) menyatakan
bahwa penerapan model pembelajaran probing prompting pada pokok bahasan
sistem reproduksi dapat memberikan peningkatan aktivitas sebesar 24,93 % dan
prestasi belajar siswa meningkat sebesar 38,89 %.
Hidrokarbon merupakan materi yang memerlukan kecakapan,
keterampilan, pengetahuan konsep yang tinggi serta kemampuan berpikir yang
kritis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
materi tersebut, sehingga guru dituntut untuk meningkatkan kualitas
pembelajarannya guna meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk menggunakan model
pembelajaran probing-prompting terhadap pokok bahasan hidrokarbon dan
memadukannya dengan media peta konsep. Oleh sebab itulah peneliti melakukan
penelitian dengan judul, ” Penerapan Model Pembelajaran Probing-Prompting
Menggunakan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Kelas X Semester II SMA Negeri 10 Medan Tahun Ajaran 2011/2012”.
1.2.Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
masih kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan
guru.
2. Ketidaktepatan pemilihan model dan media pembelajaran yang dilakukan
oleh guru yang menyebabkan pelajaran kimia mendapat kesan sulit dari
siswa.
3. Hasil belajar kimia siswa masih rendah.
4. Penerapan model pembelajaran probing-prompting menggunakan media
peta konsep diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
5
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
“Apakah Penerapan Model Pembelajaran Probing-Prompting
Menggunakan Media Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa ?”
1.4.Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari pembicaraan ini,
serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian
ini dibatasi pada :
1. Penerapan model pembelajaran probing-prompting menggunakan media
peta konsep.
2. Pokok bahasan senyawa hidrokarbon di kelas X SMA.
3. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah nilai post-tes yang dilakukan
setelah pembelajaran senyawa hidrokarbon.
4. Penelitian ini akan dilakukan di kelas X SMA Negeri 10 Medan.
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
penerapan model pembelajaran probing-prompting menggunakan media peta
konsep dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa khususnya pada pokok
bahasan hidrokarbon.
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan
dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.
2. Bagi guru kimia, sebagai bahan masukan agar dapat menggunakan model
6
sekolah sebagai salah satu upaya untuk dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah dalam rangka
meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
1.7. Defenisi Operasional
1. Model Pembelajaran Probing-Prompting
Menurut arti katanya, probing adalah penyelidikan, pemeriksaan dan
prompting adalah mendorong atau menuntun. Penyelidikan atau pemeriksaan
disini bertujuan untuk memperoleh sejumlah informasi yang telah ada pada diri
siswa agar dapat digunakan untuk memahami pengetahuan atau konsep baru.
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru
menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali
sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan
pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya
siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan
demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Dengan model pembelajaran ini
proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap
siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari
prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab
(Pristiadiutomo, 2010).
2. Media Peta Konsep
Peta konsep merupakan media pendidikan yang dapat menunjukkan
konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai dari inti permasalahan sampai pada
bagian pendukung yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya, sehingga
dapat membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topic
pelajaran (Situmorang, 2010). Untuk membuat media peta konsep terlebih dahulu
memikirkan apa yang menjadi pusat konsep dari topik yang akan diajarkan
7
pendukung lainnya yang diorganisasikan secara baik dengan memilih kata istilah
dan rumus atau ungkapan tertentu yang memiliki arti dan mempunyai hubungan
terhadap konsep sentral. Hubungan ini dapat berbentuk hubungan hirarkikal (ke
atas dan ke bawah) atau hubungan horizontal (klasikal) (Tambunan dan
Simanjuntak, 2010). Peta konsep dapat berbentuk pohon jaringan (network tree),
rantai kejadian (events chains), konsep siklus (cycle consept) dan peta konsep
laba-laba (spider concept map) (Milfayetty, dkk., 2011).
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat
adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian
terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku
secara kuantitatif (Sanjaya, 2011).
4. Model Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran dengan model konvensional pada umumnya memiliki
kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian,
menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada
proses, dan pengajaran berpusat pada guru (Siregar, 2010). Dalam proposal
penelitian ini, model pembelajaran konvensional yang digunakan adalah
menggunakan metode ceramah, tanya jawab disertai dengan penggunaan media
peta konsep.
5. Pokok Bahasan Hidrokarbon
Pokok bahasan Hidrokarbon membahas seperti kekhasan atom karbon,
senyawa alkana, alkena, alkuna, dan reaksi-reaksi senyawa hidrokarbon. Pokok
Bahasan Hidrokarbon ini merupakan materi pelajaran kimia yang terdapat di kelas
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
probing-prompting menggunakan media peta konsep lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional
menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan senyawa
hidrokarbon di SMA Negeri 10 Medan.
2. Persen peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran
probing-prompting dengan menggunakan media peta konsep (54,28 %)
lebih tinggi daripada siswa yang diberikan model pembelajaran
konvensional menggunakan media peta konsep (44,34 %).
3. Persen peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran
probing-prompting dengan menggunakan media peta konsep 9,94 % lebih
tinggi daripada siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional
61
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut :
1. Bagi guru bidang studi kimia agar dapat menerapkan model pembelajaran
probing-prompting dengan menggunakan media peta konsep untuk dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar belajar siswa dalam mempelajari
kimia, sehingga pelajaran kimia menjadi pelajaran yang menyenangkan
dan hasil belajar kimia siswa dapat meningkat.
2. Dalam pemilihan model pembelajaran dan media pembelajaran guru
hendaknya memperhatikan faktor siswa dan pokok bahasan yang akan
disampaikan.
3. Penelitian ini perlu dilanjutkan pada pokok bahasan pelajaran yang lain,
atau dapat juga dibandingkan lagi dengan model pembelajaran yang lain.
4. Dalam menerapkan model pembelajaran probing-prompting maka
sebaiknya guru mampu menciptakan suasana yang tidak tegang dan
mampu mendorong seluruh siswa untuk berani mengemukakan
pendapatnya.
5. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak cukup waktu untuk memberikan
pertanyaan kepada setiap siswa, untuk itu guru hendaknya mencari cara
untuk menyampaikan pertanyaan dalam model pembelajaran
62
Fessenden, dan Fessenden, (1990), Kimia Organik, Edisi ketiga, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
FMIPA., (2010), Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Pendidikan FMIPA Unimed, FMIPA Unimed.
Jacobsen, D.A., dkk., (2009), Methods For Teaching: Metode-metode Pengajaran
Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA, Edisi ke-8, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Justiana, S., dan Muchtaridi, (2009), Kimia 1 SMA Kelas X, Penerbit Yudhistira, Jakarta.
Kuswati, T.M., dkk., (2004), Sains Kimia IB, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Milfayetty, S., dkk., (2011), Psikologi Pendidikan, Penerbit Pascasarjana Unimed, Unimed.
Munadi, Y., (2008), Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Penerbit Gaung Persada (GP) Press, Jakarta.
Nurindahca, (2011), Kelebihan dan Kekurangan Probing-Prompting,
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2201100-kelebihan-dan kekurangan-probing-prompting/ (diakses 24 Februari 2012).
Parhusip, D.S., (2011), Pengaruh Penggunaan Media Peta Konsep Terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
63
Pristiadiutomo, (2010), Model - model Pembelajran,
http://pristiadiutomo.blog.co.uk/2010/09/02/model-model-pembelajaran-9297440/ (diakses 24 Februari 2012).
Rooijakkers, A., (1991), Mengajar Dengan Sukses, Petunjuk Untuk
Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran, Penerbit Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Sagala, S., (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Sanjaya, A., (2011), Pengertian Definisi Hasil Belajar,
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html (diakses 24 Februari 2012).
Sanjaya, A., (2011), Model Pembelajaran Konvensional,
http://alitadisanjaya.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran konvensional.html (diakses 21 Februari 2012).
Sanjaya, W., (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.
Saragih, I., (2006), Efektivitas Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa SMA Pada Pengajaran Hidrokarbon, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.
Setyoningsih, D., (2011), Pengaruh Penerapan Metode Probing Prompting
dengan Complete Sentence terhadap Kualitas Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi di SMAN 1 Juwana, Abstrak, Universitas Negeri
Semarang.
Siregar, L., (2009), Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme Dengan Metode
Penugasan Di Sekolah Dan Penugasan Di Rumah Pada Pokok Bahasan Senyawa Hidrokarbon Di Sma Negeri 2 Medan T.A 2008/2009, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.
Siregar, N., (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer dan
Pemberian Rangkuman Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Redoks Di Kelas X Semester II SMAN 14 Medan 2009/2010, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.
Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran
64
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (1992), Metoda Statistika, Edisi ke-5, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudrajat, A., (2008),
http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran (diakses 24 Februari 2012).
Surpita, Y., (2009), Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Probing-Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan Minyak Bumi Di Kelas X Siswa MAN Kota Manna (Clasroom Action Research), Abstrak, Bandung.
Tambunan, M.M., dan Simanjuntak, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit FMIPA Unimed, Medan.
Unit Program Pengalaman Lapangan, (2011), Microteaching Berbasis
Kompetensi, Unimed.