• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMAKAIAN COOLING FAN PADA PROSES PENDINGINAN MESIN SEPEDA MOTOR MATIC HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT EFISIENSI BAHAN BAKAR DAN TEMPERATUR MESIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMAKAIAN COOLING FAN PADA PROSES PENDINGINAN MESIN SEPEDA MOTOR MATIC HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT EFISIENSI BAHAN BAKAR DAN TEMPERATUR MESIN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2 September 2014

Pengaruh Pemakaian Cooling. . .

91

PENGARUH PEMAKAIAN COOLING FAN PADA PROSES

PENDINGINAN MESIN SEPEDA MOTOR MATIC

HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT EFISIENSI BAHAN BAKAR

DAN TEMPERATUR MESIN

1)

Basuki Rohmad ,

2)

Rohmat Subodro

1)

Teknik Mesin, Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta (basukirohmad86@yahoo.co.id) 2)

Teknik Mesin, Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta (rohmadsubodro@yahoo.com)

ABSTRACT

The role of the cooling system on a machine is vital existence because the

system acts to maintain the condition and temperature of the engine work to keep

it stable, so there is no excessive heat (over heating). Data taken with the two

phases of data collection is by using a standard media (cooling fan is mounted)

and the modified medium (cooling fan is removed). In every medium there are

two data collection, namely the amount of fuel consumption and temperature

(temperature) machines, where each stage there are nine data collection

consisting of three variations of the RPM is 2000, 3000, and 4000, each variation

RPM consists of three data at 2000 RPM the lowest fuel consumption rate is

upon use standard media with the amount of fuel consumption 85 ml, at 3000

RPM level of the lowest fuel consumption occurs during the use of the media and

media standards with a number of modifications to the fuel consumption of 95

ml, and at 4000 RPM level of consumption the lowest fuel consumption occurs

when the standard media with the amount of fuel consumption 115 ml. While the

engine temperature is at 2000 RPM is the lowest temperature data when using a

standard medium with a temperature of 74.3 0C, at 3000 RPM data is the lowest

temperature occurs during the use of a standard medium with a temperature of

76.8 0C, and at 4000 RPM data is the lowest temperature occurs upon use

standard media with temperature of 83.7 0C. From these data it can be

concluded that the use of a cooling fan on a motorcycle matic effect on the level

of fuel efficiency and temperature (temperature) engine.

(2)

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2 September 2014

Pengaruh Pemakaian Cooling. . .

92

PENDAHULUAN

Perkembangan

dunia

otomotif disaat sekarang sangat

pesat karena didukung dengan

sistem yang semakin canggih. Hal

tersebut dimaksudkan agar efisiensi

motor bakar tercapai sesempurna

mungkin dan mengurangi faktor

kerugian yang ditimbulkan dan

biaya

perbaikan

yang

mahal.

Diantara

sistem

pendukung

terpenting

adalah

sistem

pendinginan pada mesin ( IN.

Sutantra ,2002).

Peranan sistem pendinginan

pada sebuah mesin sangatlah vital

keberadaannya

karena

sistem

tersebut berperan menjaga kondisi

dan suhu kerja mesin agar selalu

stabil, sehingga tidak terjadi panas

yang berlebih (over heating) (Jalius

Jama , 2008).

Jenis

pendinginan

yang

dikenal pada sebuah mesin dapat

dikelompokkan dalam dua jenis

yaitu pendinginan paksa dan sirip.

Pada era generasi sekarang ini

keberadaan sistem pendinginan sirip

pada

mesin

sudah

mulai

ditinggalkan dikarenakan efisiensi

pendinginannya

yang

kurang

(Boentarto ,2005).

Dalam sistem pendinginan pada

sepeda motor matic, hampir semua

menggunakan teknologi yang sama

yaitu menggunakan cooling fan,

dimana sistem ini merupakan sistem

pendinginan

paksa

dengan

memanfaatkan

udara

yang

di

hembuskan oleh kipas pendingin

(cooling

fan

)

(Suzuki,

2007).

Berikut adalah gambar konstruksi

air coop

dan fan cooling pada

sepeda motor Suzuki Spin :

Gambar 1 Kipas Pendingin (Cooling

Fan)

Sistem pendinginan pada motor

matic

merupakan

proses

pendinginan mesin dengan sistem

tertutup karena memiliki saluran

tersendiri. Dan sistem pendinginan

pada motor matic sangat berbeda

dengan motor dengan transmisi

manual pada umumnya (Suzuki,

2007)

DASAR TEORI

Engine

Di dalam mesin bensin bisa

diketahui bagaimana mesin bensin

mengubah bahan bakar menjadi

tenaga, yaitu dengan jalan campuran

udara dan bahan bakar dihisap ke

dalam

silinder,

kemudian

dikompresikan oleh piston saat

bergerak naik (langkah kompresi).

Bila campuran udara dan bahan

bakar terbakar dengan adanya api

dari busi yang panas sekali, maka

akan menghasilkan tekanan gas

pembakaran yang besar di dalam

silinder (Toyota New Step I ,1995).

Sistem bahan bakar

Sistem bahan bakar terdiri

dari beberapa komponen mulai dari

tangki bahan bakar sampai pada

charcoal canister. Bahan bakar yang

(3)

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2 September 2014

Pengaruh Pemakaian Cooling. . .

93

tersimpan dalam tangki bahan bakar

dikirim oleh pompa bahan bakar ke

karburator melalui pipa-pipa dan

selang-selang. Air, pasir, kotoran

dan benda-benda asing lainnya

dikeluarkan dari bahan bakar oleh

saringan bahan bakar. (Toyota New

Step I ,1995).

Sistem pendinginan

Gas pembakaran di dalam

silinder dapat mencapai temperatur

± 2500

0

C. Karena proses itu terjadi

berulang-ulang , maka dinding

silinder, kepala silinder, piston,

katup dan beberapa komponen

lainnya menjadi panas. Sebagian

dari minyak pelumas, terutama yang

membasahi dinding silinder, akan

menguap dan akhirnya akan

terbakar bersama-sama bahan bakar

( Toyota Pedoman Reparasi Mesin

Seri K ,1995).

Berdasarkan

fluida

pendinginnya motor bakar itu dapat

dibedakan menjadi dua sistem yaitu

sistem pendinginan udara dan sistem

pendinginan air. Kedua cara ini

dapat menyerap 33% panas mesin

ke atmosfer (udara luar) melalui

atau dengan cara konveksi, yakni

udara dihamburkan ke permukaan

logam yang panas (Bolianto ,2008).

METODE PENELITIAN

Diagram Alur Penelitian

Gambar 2. Diagram Alur Penelitian

Pengujian dan penelitian yang

dilakukan

oleh

peneliti

dalam

bahasan ini, adalah cover dan

cooling fan

pada sepeda motor

Suzuki Spin 125.

Variabel Penelitian

Tabel 1. Variable Penelitian

Populasi Sampel Variabel Sub Variabel Sepeda Motor Suzuki Spin 125 Cooling fan Tanpa Cooling fan  Jumlah Bensin  Suhu  RPM Rentang waktu mesin opersional (10’)

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

PENELITIAN

ANALISIS

FINISH

a. Menyiapkan

Sepeda Motor

Suzuki Spin 125

b. Menyiapkan

peralatan yang

diperlukan

a. Pengambilan data

dengan kondisi

standart (cooling

fan

terpasang)

b. Pengambilan data

tanpa cooling fan

(4)

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2

Pengaruh Pemakaian Cooling. . .

1. Teknik Pengumpulan data

a. Sumber Data :Data Primer

b. Metode Pengumpulan Data :

Data

Primer

(data

yang

diambil

saat

pelaksanaan

penelitian)

c. Alat

dan

bahan

yang

digunakan

Alat-alat

yang

digunakan

untuk

mendapatkan

data

dalam penelitian ini adalah :

1. Tool set

Tool

set ini digunakan

untuk membongkar dan

memasang cover, cooling

fan

, dan bagian-bagian

lain yang diperlukan.

2.

Tachometer

Gambar 3 Tacho meter

Tachometer

digunakan

untuk mengukur putaran

motor sesuai kebutuhan

yang

diinginkan,

saat

pengambilan data yang

diperlukan.

3.

Gelas Ukur

Gelas

ukur

digunakan

untuk menakar/mengukur

banyaknya

konsumsi

bahan

bakar

saat

pengambilan data.

XIII NO. 2 September 2014

94

Metode Pengumpulan Data :

Data

Primer

(data

yang

diambil

saat

pelaksanaan

yang

alat

yang

digunakan

untuk

mendapatkan

data

ini digunakan

untuk membongkar dan

cooling

bagian

digunakan

untuk mengukur putaran

motor sesuai kebutuhan

yang

diinginkan,

saat

yang

Gelas

ukur

digunakan

menakar/mengukur

banyaknya

konsumsi

bahan

bakar

saat

4.

Thermometer Digital

Gambar 4 Thermometer Digital

Thermometer

Digital

digunakan untuk mengukur dan

mengetahui

suhu

yang

dihasilkan oleh mesin dengan

tingkat ketelitian yang lebih

besar

dibandingkan

dengan

thermometer biasa.

b. Lembar observasi

Digunakan

untuk

mencatat

hasil

pengamatan

atau

pengujian.

c. Bahan (Kendaraan)

Bahan yang digunakan untuk

melakukan

pengujian

dan

penelitian ini adalah kendaraan

Suzuki Spin 125 cc.

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam

penelitian dilakukan

melalui

beberapa

tahap

(5)

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2 September 2014

Pengaruh Pemakaian Cooling. . .

95

Gambar 5. Teknik Analisis

Data

Keterangan :

1. Pengambilan instrument dengan

menguji

sebuah

kendaran

bermotor Suzuki spin sesuai

dengan

kondisi

standart.

Melakukan pemanasan mesin

beberapa saat sampai dicapai

suhu kerja mesin.

2. Dengan

kondisi

standart

(komponen pendukung sistem

pendinginan terpasang semua)

mesin dihidupkan dengan rpm

(2000, 3000, 4000) selama 10

menit. Setelah itu matikan mesin

dan cek suhu antara blok silinder

dan head cylinder mesin dengan

menggunakan

3. Thermometer

digital dan mengecek konsumsi

bahan

bakar

yang

terpakai

kemudian

mencatat

hasilnya

pada lembar yang tersedia dan

pekerjaan tersebut dilakukan 3

kali.

4. Dengan

kondisi

modifikasi

(sebagian komponen pendukung

sistem

pendingin

dilepas

diantaranya tutup kipas/cooling

fan

dan

belalai)

mesin

dihidupkan dengan rpm (2000,

3000, 4000) selama 10 menit.

Setelah itu matikan mesin dan

cek suhu pada head cylinder

dengan

menggunakan

thermometer

digital

dan

mengecek konsumsi bahan bakar

yang

terpakai

kemudian

mencatat hasilnya pada lembar

yang tersedia dan pekerjaan

tersebut dilakukan 3 kali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

1.

Deskripsi Data

Dari hasil pengamatan yang

telah dilakukan dalam beberapa

tahapan penelitian didapatkan data

sebagai berikut. Data ini merupakan

data primer yang dihasilkan dari

penelitian ( data murni penelitian ).

PENGKONDISIA

N MESIN

1 0

@ 3x

RP

M 1

RP

M 2

RP

M 3

SUHU

MESIN

&

BAHAN

BAKAR

STANDART

(COOLING FAN TERPASANG)

MODIFIKASI

(COOLING FAN DILEPAS)

(6)

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2

Pengaruh Pemakaian Cooling. . .

Tabel 2. Data konsumsi bahan bakar

cooling fan terpasang (standart)

Tabel 3. Data konsumsi bahan bakar

Cooling Fan Dilepas (Modifikasi)

Tabel 4. Data Temperatur (Suhu) cooling fan terpasang (standart)

Tabel 5.. Data cooling fan dilepas (Modifikasi)

Tabel 6. Data rata-rata konsumsi bahan bakar No RPM Waktu (menit) Bahan bakar (ml) Rata-rata (ml) 1 2 3 1 2000 10 85 90 90 88.33 2 3000 10 95 105 100 100.00 3 4000 10 115 120 115 116.67 No RPM Waktu (menit) Bahan bakar (ml) Rata rata (ml) 1 2 3 1 2000 10 85 90 90 88.33 2 3000 10 100 95 110 101.67 3 4000 10 115 120 120 118.33 No RPM Waktu (menit) Suhu (oC) Rata-rata (oC) 1 2 3 1 2000 10 74.3 75.9 75.3 75.17 2 3000 10 77.9 76.8 81.7 78.80 3 4000 10 83.7 86 86.2 85.30 No RPM Waktu (menit)

Suhu (oC) Rata rata (oC) 1 2 3 1 2000 10 76.6 82.4 83.9 80.97 2 3000 10 79 84.2 84.2 82.47 3 4000 10 87.8 94 90.4 90.73 No Alat Waktu (menit) Bahan Bakar (ml) 2000 3000 4000 1 Standart (cooling fan terpasang) 10 88.33 100.00 116.67 2 Modifikasi (cooling fan dilepas) 10 88.33 101.67 118.33

XIII NO. 2 September 2014

96

konsumsi bahan bakar

konsumsi bahan bakar

rata konsumsi bahan

Tabel 7. Data rata-rata temperatur (suhu) mesin

2. Grafik Data

Grafik

perbandingan

hubungan pemakaian cooling fan

dengan tingkat konsumsi bahan

bakar bensin dan suhu mesin dalam

tiga variasi rpm.

Grafik 1. Perbandingan jumlah konsumsi bahan bakar terhadap pemakaian cooling fan

Grafik 2. Perbandingan temperatur (suhu) mesin terhadap pemakaian

cooling fan 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 Standart Modifikasi 88.33 88.33 100 101.67 116.67 118.33 B a h a n B a k a r (m l) Media/Alat RPM 2000 RPM 3000 RPM 4000 50 60 70 80 90 100 Standart Modifikasi 75.17 80.97 78.8 82.47 85.3 90.73 S u h u M e si n ( 0 C ) Media/Alat RPM 2000 RPM 3000 RPM 4000 -rata (ml) 88.33 100.00 116.67 Rata-rata (ml) 88.33 101.67 118.33 -rata 75.17 78.80 85.30 Rata-rata C) 80.97 82.47 90.73 Rata-rata (ml) 4000 116.67 101.67 118.33 102.78 No Alat Waktu (menit) Suhu (0C) Rata-rata (0C) 2000 3000 4000 1 Standart (cooling fan terpasang) 10 75.17 78.80 85.30 79.76 2 Modifikasi (cooling fan dilepas) 10 80.97 82.47 90.73 84.72

(7)

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2

Pengaruh Pemakaian Cooling. . .

PEMBAHASAN

Tingkat Konsumsi Bahan Bakar

Berikut ini akan disajikan

data

melalui

grafik

yang

menggambarkan perbandingan atau

perbedaan yang terjadi pada setiap

kondisi (standart dan modifikasi)

dengan tiga variasi rpm yaitu 2000,

3000, dan 4000.

Grafik 3.Perbandingan jumlah konsumsi bahan bakar terhadap pemakaian cooling fan

Dari grafik tersebut diatas

dapat kita lihat rata-rata konsumsi

bahan bakar dari pemakaian cooling

fan

dalam tiga variasi rpm yaitu

2000, 3000, dan 4000. Dari grafik

pemakaian media standart (cooling

fan

terpasang) didapat hasil rata-rata

pada rpm 2000 = 88,33 ml, rpm

3000 = 100 ml, dan rpm 4000 =

116,67 ml. Sedangkan dari grafik

pemakaian

media

yang

sudah

dimodifikasi (cooling fan dilepas)

didapat hasil rata-rata pada rpm

2000 = 88,33 ml, rpm 3000 =

101,67 ml, dan rpm 4000 = 118,33

ml dengan waktu pengujian tiap rpm

10 menit. Dari uraian hasil tersebut

dapat dilihat perbedaan yang terjadi

pada tiap-tiap pemakaian media

standart dan modifikasi dengan tiga

variasi rpm yang berbeda. Pada

grafik diatas terdapat dua buah

70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 Standart Modifikasi 88.33 88.33 100 101.67 116.67 118.33 B a h a n B a k a r (m l) Media/Alat

XIII NO. 2 September 2014

97

Berikut ini akan disajikan

data

melalui

grafik

yang

menggambarkan perbandingan atau

00,

erbandingan jumlah konsumsi bahan bakar terhadap

Dari grafik tersebut diatas

rata konsumsi

cooling

dalam tiga variasi rpm yaitu

2000, 3000, dan 4000. Dari grafik

cooling

rata

pada rpm 2000 = 88,33 ml, rpm

3000 = 100 ml, dan rpm 4000 =

116,67 ml. Sedangkan dari grafik

pemakaian

media

yang

sudah

dilepas)

rata pada rpm

33 ml, rpm 3000 =

101,67 ml, dan rpm 4000 = 118,33

ml dengan waktu pengujian tiap rpm

10 menit. Dari uraian hasil tersebut

perbedaan yang terjadi

media

standart dan modifikasi dengan tiga

da

grafik diatas terdapat dua buah

grafik yang memiliki perbedaan

yang menonjol mengenai konsumsi

bahan bakarnya yaitu pada rpm

3000 dan 4000. Pada rpm 3000

jumlah konsumsi bahan bakar saat

pemakaian media standart adalah

100 ml sedangkan saat pemakaian

media yang dimodifikasi adalah

101,67 ml dan didapatkan selisih

konsumsi bahan bakar sebesar 1,67

ml. Sehingga pada pemakaian media

standart pada rpm 3000 lebih hemat

sebesar 1,67%. Pada rpm 4000

jumlah konsumsi bahan bakar saat

pemakaian media standart adalah

116,67

ml

sedangkan

saat

pemakaian media yang dimodifikasi

adalah 118,33 ml dan didapatkan

selisih

konsumsi

bahan

bakar

sebesar 1,66 ml. Sehingga pada

pemakaian media standart pada rpm

4000 lebih hemat sebesar 1,42 %.

Dari grafik tersebut diatas

bila dari setiap pemakaian media

diakumulasi dan dirata-rata maka

akan didapatkan hasil seperti pada

tabel dibawah ini :

Tabel 8. Perbandingan konsumsi

bahan bakar setelah

dirata-rata

Pada tabel 8. setelah dilakukan

akumulasi atau dirata-rata dari dua

media yang berbeda dengan tiga

variasi rpm dapat kita ketahui

bahwa tingkat konsumsi bahan

bakar terendah adalah pada saat

pengambilan data dengan media

standart dengan jumlah rata-rata

konsumsi bahan bakar 101,67 ml.

Keadaan tersebut dapat terjadi

RPM 2000 RPM 3000 RPM 4000 No Alat Waktu (menit)

Bahan Bakar (ml)

Rata-rata (ml) 2000 3000 4000 1 Standart (cooling fan terpasang) 10 88.33 100.00 116.67 101.67 2 Modifikasi (cooling fan dilepas) 10 88.33 101.67 118.33 102.78

(8)

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2 September 2014

Pengaruh Pemakaian Cooling. . .

98

karena beberapa faktor diantaranya

adalah sebagai berikut :

Sirkulasi udara dalam mesin

Dengan

kondisi

posisi

mesin matik yang hampir semua

tertutup oleh body, maka cooling

fan

dalam hal ini memiliki peran

yang sangat penting sekali dalam

proses

sirkulasi

udara

dan

pendinginan.

Dengan

adanya

cooling fan

maka suhu panas yang

dihasilkan

oleh

mesin

dapat

dibuang keluar sehingga suhu

kerja mesin dapat terjaga. Apabila

udara panas dalam mesin tidak

disirkulasikan maka bisa terjadi

panas yang berlebih (overheating)

dan bahan bakar

akan cenderung

lebih cepat menguap sebelum

terbakar.

Gambar 6. Arah sirkulasi udara

Kondisi suhu lingkungan sekitar

(udara atmosfer)

Suhu

lingkungan

juga

berpengaruh pada kinerja mesin saat

hidup. Konsumsi bahan bakar mesin

pada saat suhu dingin tentu berbeda

dengan konsumsi bahan bakar pada

saat suhu panas. Pada saat suhu

dingin efisiensi pendinginan pada

mesin sangat efektif karena selain

proses pendinginan yang dilakukan

oleh sistem pendingin pada mesin,

suhu sekitar (udara luar) secara

tidak langsung juga membantu

proses pendinginan sehingga tidak

terjadi panas yang berlebihan (over

heating

). Dengan tidak terjadinya

panas yang berlebihan maka tidak

akan terjadi pula penguapan bahan

bakar didalam sistem bahan bakar

sebelum dibakar oleh bunga api dari

busi.

Hal

ini

mengakibatkan

konsumsi bahan bakar cenderung

lebih hemat.

Berbeda pada saat suhu

panas, selain sistem pendingin pada

mesin harus mendinginkan mesin itu

sendiri, sistem pendingin juga harus

bekerja untuk mendinginkan suhu

disekitar mesin yang panas. Hal ini

akan

mengakibatkan

terjadinya

panas yang berlebihan pada mesin.

Dengan panas yang berlebihan maka

pada sistem bahan bakar akan

terkena imbas atau efek dari panas

tersebut sehingga didalam sistem

bahan bakar akan terjadi penguapan

bahan bakar sebelum dibakar oleh

percikan bunga api dari busi. Hal ini

mengakibatkan

konsumsi

bahan

bakar cenderung lebih boros.

Suhu Mesin

Berikut ini akan disajikan

data

melalui

grafik

yang

menggambarkan perbandingan atau

perbedaan yang terjadi pada setiap

kondisi (standart dan modifikasi)

dengan tiga variasi rpm yaitu 2000,

3000, dan 4000.

(9)

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2

Pengaruh Pemakaian Cooling. . .

Grafik 4.Perbandingan temperatur

(suhu) mesin terhadap

pemakaian cooling fan

Dari grafik diatas dapat kita

lihat rata-rata suhu yang dihasilkan

dari pemakaian cooling fan dalam

tiga variasi rpm yaitu 2000, 3000,

dan 4000. Dari grafik pemakaian

media

standart

(cooling

fan

terpasang) didapat hasil rata-rata

pada rpm 2000 = 75,17

0

C, rpm

3000 = 78,80

0

C, dan rpm 4000 =

85,30

0

C. Sedangkan dari grafik

pemakaian media yang sudah

dimodifikasi (cooling fan dilepas)

didapat hasil rata-rata pada rpm

2000 = 80,97

0

C, rpm 3000 =

82,47

0

C, dan rpm 4000 = 90,73

0

C

dengan waktu pengujian tiap rpm

10 menit. Dari uraian hasil

tersebut dapat dilihat perbedaan

yang

terjadi

pada

tiap-tiap

pemakaian media standart dan

modifikasi dengan tiga variasi rpm

yang berbeda. Pada grafik diatas

dari dua media yang digunakan

pada tiap rpm terjadi perbedaan

yang signifikan. Pada rpm 2000

suhu

yang

dihasilkan

dari

pemakaian media standart adalah

75,17

0

C sedangkan pada media

yang sudah dimodifikasi suhu

50 60 70 80 90 100 Standart Modifikasi 75.1778.8 80.97 82.47 85.3 90.73 S u h u M e s in ( 0 C ) Media/Alat RPM 2000 RPM 3000 RPM 4000

XIII NO. 2 September 2014

99

Dari grafik diatas dapat kita

rata suhu yang dihasilkan

dalam

tiga variasi rpm yaitu 2000, 3000,

rafik pemakaian

cooling

fan

rata

C, rpm

C, dan rpm 4000 =

C. Sedangkan dari grafik

pemakaian media yang sudah

dilepas)

rata pada rpm

C, rpm 3000 =

C

dengan waktu pengujian tiap rpm

10 menit. Dari uraian hasil

perbedaan

tiap

media standart dan

yang berbeda. Pada grafik diatas

dari dua media yang digunakan

pada tiap rpm terjadi perbedaan

2000

suhu

yang

dihasilkan

dari

pemakaian media standart adalah

C sedangkan pada media

h dimodifikasi suhu

yang dihasilkan adalah 80,97

0

C

dan

didapatkan

selisih

suhu

sebesar 5,80

0

C. Sehingga pada

pemakaian media

standart pada rpm 2000

lebih

efektif

dalam

proses

pendinginan mesin sebesar 7,71

%. Pada rpm 3000 suhu yang

dihasilkan dari pemakaian media

standart

adalah

78,80

0

C

sedangkan pada media yang sudah

dimodifikasi suhu yang dihasilkan

adalah 82,47

0

C dan didapatkan

selisih suhu sebesar 3,67

0

C.

Sehingga pada pemakaian media

standart pada rpm 3000 lebih

efektif dalam proses pendinginan

mesin sebesar 4,65 %. Pada rpm

4000 suhu yang dihasilkan dari

pemakaian media standart adalah

85,30

0

C sedangkan pada media

yang sudah dimodifikasi suhu

yang dihasilkan adalah 90,73

0

C

dan

didapatkan

selisih

suhu

sebesar 5,43

0

C. Sehingga pada

pemakaian media standart pada

rpm 4000 lebih efektif dalam

proses pendinginan mesin sebesar

6,37 %.

Dari grafik tersebut diatas

bila dari setiap pemakaian media

diakumulasi dan dirata-rata maka

akan didapatkan hasil seperti pada

tabel dibawah ini :

Tabel 9. Perbandingan temperature

suhu)

mesin

setelah

dirata- rata

No Alat Waktu (menit) Suhu (0C) Rata-rata (0C) 2000 3000 4000 1 Standart (cooling fan terpasang) 10 75.17 78.80 85.30 79.76 2 Modifikasi (cooling fan dilepas) 10 80.97 82.47 90.73 84.72

(10)

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2 September 2014

Pengaruh Pemakaian Cooling. . .

100

Pada

tabel

9.

setelah

dilakukan akumulasi atau dirata-rata

dari dua media yang berbeda dengan

tiga variasi rpm dapat kita ketahui

bahwa suhu terendah adalah pada

saat pengambilan data dengan media

standart dengan jumlah rata-rata

suhu mesin sebesar 79,76

0

C.

Keadaan tersebut dapat terjadi

karena faktor sirkulasi udara dalam

mesin dan suhu udara lingkungan

sekitar (udara atmosfer) dengan

penjelasan yang sama pada saat

pengambilan data konsumsi bahan

bakar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pelaksanaan penelitian,

pengujian dan pembahasan hasil

pengujian

pengaruh

pemakaian

cooling

fan

pada

proses

pendinginan mesin sepeda motor

matic hubungannya dengan tingkat

efisiensi bahan bakar dan temperatur

mesin,

maka

dapat

ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

Cooling fan

berpengaruh

signifikan

terhadap

proses

pendinginan mesin sepeda motor,

khususnya pada sepeda motor jenis

transmisi otomatis (matic) Sekitar

2%. Hal ini juga didukung dengan

posisi mesin yang tertutup oleh

bodi, sehingga udara tidak dapat

bersirkulasi sendiri didalam mesin.

Dari uraian kesimpulan di atas

dapat digunakan sebagai peringatan

kepada

pengguna

kendaraan

khususnya sepeda motor jenis matic

akan pentingnya peran cooling fan

dalam proses pendinginan mesin.

Hasil dari penelitian yang

telah selesai dilaksanakan, penulis

menyadari

masih

banyak

kekurangan. Oleh karena itu penulis

berharap ada pihak yang bersedia

untuk melakukan penelitian yang

sama untuk mendapatkan hasil yang

lebih valid demi kesempurnaan hasil

penelitian tersebut. Maka penulis

mempunyai bebrapa saran sebagai

berikut :

1. Mencantumkan kondisi sepeda

motor yang akan digunakan

dengan pernyataan yang spesifik

dan jelas.

2. Menambahkan beberapa variabel

yang

dapat

mendukung

penelitian ini diantaranya jarak,

beban,

kondisi

jalan,

rpm

maksimal atau variabel lain.

3. Setiap

penggantian/perubahan

harus

memperhatikan

buku

manual dan standart keamanan

agar

tidak

membahayakan

pengguna kendaraan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Boentarto. Mengatasi Kerusakan

pada Metic

. Puspa Swara,

Yogyakarta : 2005.

Bolianto.

Cara

Pemeriksaan,

Penyetelan dan Perawatan

Sepeda

Motor

.

errwin

Offset, Jakarta : 2008.

N.

Sutantra,

2002,

Teknologi

Otomotif

Teori

dan

Aplikasinya,

Guna Widya,

Surabaya

Jalius Jama dkk. Teknik sepeda

motor Jilid 1

. Direktorat

Pembinaan

Sekolah

Menengah

Kejuruan.

Jakarta. 2008

Jalius Jama dkk. Teknik sepeda

motor Jilid 2

. Direktorat

Pembinaan

Sekolah

Menengah

Kejuruan.

Jakarta. 2008.

Jalius Jama dkk. Teknik sepeda

(11)

POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2 September 2014

Pengaruh Pemakaian Cooling. . .

101

Pembinaan

Sekolah

Menengah

Kejuruan.

Jakarta. 2008.

Materi

Pelatihan

Berbasis

Kompetensi Sektor Otomotif

Sub Sektor Sepeda Motor

Departemen Tenaga Kerja

Dan

Transmigrasi

R.I.

Jakarta Selatan. 2006

Suzuki. Pedoman Perawatan Suzuki

Spin

125

, Jakarta: PT.

Indomobil

Niaga

International, 2007.

Team

Penyusun.

Dasar

dasar

sepeda

motor

.

PPPGT,

VEDC, Malang : 2003.

Team penyusun. Hand out training

mecahanic

Suzuki. Jakarta.

2007

Toyota, New Step 1 Training

Manual,

Jakarta: PT.Toyota

Astra Motor, 1995.

Toyota, Pedoman Reparasi Mesin

Seri K,

Jakarta: PT. Toyota

Astra Motor, 1995.

Gambar

Gambar 1 Kipas Pendingin (Cooling                        Fan)
Diagram Alur Penelitian
Grafik  3.Perbandingan  jumlah  konsumsi  bahan  bakar  terhadap  pemakaian cooling fan
Tabel  9.  Perbandingan  temperature   suhu)  mesin  setelah   dirata-   rata  No  Alat  Waktu  (menit)  Suhu ( 0 C)  Rata-rata (0C) 2000 3000 4000  1  Standart  (cooling fan  terpasang)  10  75.17  78.80  85.30  79.76  2  Modifikasi  (cooling fan  dilepas

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah siklus I yang terdiri dari perencanaan yaitu pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, LKS, soal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh leverage yang diukur dengan debt to equity ratio (DER)dan debt to assets ratio (DAR)terhadap kinerja keuangan

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka mahasiswa KKNM UNPAD periode Juli – Agustus 2010 di Desa Linggapura, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat bermaksud menjalin

4 untuk membandingkan ketepatan servis atas dengan servis bawah yaitu dengan menggunakan bentuk tes servis atas dan servis bawah dari AAHPER dengan membuat

Meskipun perencanaan organisasi dan pengawasan sudah sempurna, suatu organisasi tidak akan mencapai hasil yang maksimal jika hubungan antar karyawan tidak berjalan dengan

Penelitian ini membahas tentang K.H.Abdurrahman Wahid dan dinamika pemikiran pendidikan Islam toleransi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang: 1) Konsep

Berdasarkan analisis internal control dari RSUP Nasion- al DR Cipto Mangunkusumo, dapat dilihat bahwa kes- empatan untuk melakukan tindakan fraud dirasa sangat sulit karena sudah

Pada putaran mesin 1500 rpm sampai 6000 rpm mengalami perubahan nilai konsumsi bahan bakar untuk masing masing variasi jumlah lilitan alat magnetisasi bahan bakar, di