Introduction to
Health Economics
(Pengantar
Ekonomi Kesehatan)
Prof. Bhisma Murti
Department of Public Health,
Faculty of Medicine,
What is Economics?
• Economics is the study of how
people choose to use resources.
• Economics is the social science that
analyzes the production,
distribution, and consumption of
goods and services.
• Ekonomi adalah ilmu untuk
membuat pilihan yang efisien dan
adil (equitable) dalam penggunaan
sumber daya, baik untuk
memproduksi barang/ pelayanan
atau mengkonsumsi barang/
pelayanan, untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat (social
welfare)
Why Do We Need Economics?
• Ekonomi diperlukan karena sumber
daya di alam terbatas, sedang
keinginan (wants) manusia tidak
terbatas. Karena itu sumber daya perlu
digunakan dengan efisien dan adil
• Resources include money, the time
and talent people have available, the
land, buildings, equipment, and other
tools on hand, and the knowledge of
how to combine them to create useful
products and services.
Types of Resources
Various types of resources are needed
to produce health care:
1. Lahan (land):
Gedung dan tanah untuk
Puskesmas, RS.
2. Modal (capital):
Obat-obatan, alat-alat
kedokteran, bahan habis pakai, kendaraan.
3. Pekerja (labour):
Dokter, perawat, bidan,
paramedis, tenaga administrasi.
4. Perusahaan:
Organisasi/ manajemen
faktor-faktor produksi untuk memproduksi
barang dan pelayanan
5. Informasi (ilmu pengetahuan,
teknologi)
Relevance of Economics to Health
•
There is relationship between
economy and health:
– Kesehatan mempengaruhi ekonomi (e.g. Ill-health reduces healthy days, in turn reduces productivity and income of individuals)
– Ekonomi mempengaruhi kesehatan (e.g. Individuals with stronger ability to pay for health inputs can produce more health. That is why people in wealthy countries are healthier than those in poor
countries).
•
Resources for health care are scarce
(e.g. Number of doctors, nurses,
medicine, hospital beds), while the
demand and need for health care
are high
Positive Economics and
Normative Economics
1. Ekonomi positif
– Mempelajari efisiensi, yaitu
penggunaan dan alokasi sumber daya
yang efisien.
– Positive economics addresses “what is”
and predicts observable and testable
tendencies in economic relationships.
2. Ekonomi normatif
– Mempelajari keadilan, yaitu
penggunaan, alokasi sumber daya, dan
distribusi barang/ pelayanan yang adil
– Normative economics depends on
value judgments and addresses what
“should be.”
Ekonomi Kesehatan
• Ekonomi kesehatan adalah
ilmu yang mempelajari
suplai (penyediaan) dan
demand (permintaan)
sumber daya pelayanan
kesehatan dan sumber
daya kesehatan, serta
dampak sumber tersebut
terhadap kesehatan
populasi
• Health economics is the study of how scarce resources are allocated
among alternative uses for the care of sickness and the promotion,
maintenance and improvement of health, including the study of how
health care and health-related services, their costs and benefits, and
health itself are distributed among individuals and groups in society.
Need, Demand, and Want
1.Need (kebutuhan)
Kuantitas barang atau pelayanan yang secara objektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien/ populasi, biasanya ditentukan tenaga kesehatan profesional.
2.Demand (permintaan)
Barang atau pelayanan yang digunakan/ dibeli oleh pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter, dan faktor lain seperti pendapatan dan harga obat. Dalam ekonomi, demand (permintaan)= use (penggunaan)= purchase (pembelian) barang/ pelayanan
3.Wants (keinginan)
Barang atau pelayanaan yang diinginkan orang karena
dianggap terbaik bagi mereka (misalnya, obat yang bekerja cepat), tetapi orang belum menggunakannya
Want Need Demand Need, demand, dan want pelayanan kesehatan perlu diupayakan agar cocok.
Characteristics of Health Care that
Distinguish It From Other Services
1. Intangibility
• Pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar,
membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan.
2. Inseparability
• Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama). Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh pasien.
3. Inventory (Perishability)
• Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya.
4. Inconsistency (Variability)
• Untuk diagnosis penyakit yang sama, komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien bervariasi menurut dokter, rumahsakit, dan waktu.
Demand dan Supply
• Demand (permintaan) adalah jenis danjumlah barang/ pelayanan yang diminta (digunakan) oleh orang
• Penyediaan (supply) adalah jenis dan jumlah barang/ pelayanan yang
disediakan atau diproduksi
• Salah satu determinan penting yang menentukan kuantitas permintaan dan suplai adalah harga (price)
• Efisien jika jumlah barang yang disuplai sama dengan jumlah barang yang
diminta
• Efisien jika biaya marginal (untuk memproduksi) sama dengan manfaat marginal (dari mengkonsumsi)
Pasar Kompetitif
1. Prinsip ekonomi menyatakan, penggunaansumberdaya akan efisien pada pasar kompetitif 2. Pada pasar kompetitif (competitive market, perfect
market), demand dan supply ditentukan secara independen. Produsen menentukan supply, konsumen menentukan demand.
3. Pada pasa kompetitif, demand akan sama dengan supply. Harga barang naik atau turun hingga jumlah yang disuplai sama dengan jumlah yang diminta, yaitu tercapainya ekuilibrium.
4. Contoh: jika hanya terdapat seorang dokter spesialis di sebuah kota, maka permintaan dan penyediaan pelayanan medis spesialis itu tidak berlangsung dalam pasar kompetitif. Jumlah permintaan lebih besar daripada suplai, dan harga pelayanan medis spesialis itu akan lebih tinggi daripada normal
Kondisi untuk Pasar Kompetitif
Conditions for existence of a perfect competitivemarket:
1. Multiple buyers, multiple sellers 2. Perfect information
3. Homogenous product 4. No externalities
5. No barrier to entry or exit to market 6. No government intervention
• When a market fails to allocate resources efficiently, there is said to be market failure. Market failure may occur because of imperfect knowledge, differentiated goods, concentrated market power (e.g., monopoly or oligopoly), or externalities.
• Meskipun terjadi market failure (kegagalan pasar), beberapa aspek supply dan demand tetap berlaku.
Kegagalan Pasar: Akibat Monopoli
Terhadap Kuantitas dan Harga Pelayanan
• Monopoli terjadi jika hanya
terdapat seorang dokter
spesialis/ RS di sebuah kota
• Monopoli mengakibatkan pasar
gagal berfungsi dengan efisien
• Dokter/ RS monopoli bisa
menetapkan harga tinggi dan
jumlah pelayanan yang
disediakan (suppply) lebih
rendah daripada yang diminta
(demand)
• Banyak permintaan pelayanan
yang tidak terpenuhi, dan/ atau
pelayanan dibeli dengan harga
lebih tinggi daripada normal
Productive Efficiency and
Technical Efficiency
• Efisiensi produktif
(productive efficiency)
• Sebuah puskesmas atau RS mencapai efisiensi produktif jika memproduksi kuantitas output (misalnya, jumlah pasien yang dilayani)
dengan kuantitas input seminimal mungkin, atau memproduksi semaksmimal mungkin kuantitas output dengan kuantitas input yang tersedia.
• Efisiensi teknis (technical
efficiency, cost efficiency)
• Sebuah puskesmas atau RS mencapai efisiensi teknis jika memproduksi kuantitas output dengan kombinasi biaya seminimal mungkin, atau memproduksi semaksmimal mungkin kuantitas output dengan biaya yang tersedia
Allocative Efficiency
• Allocative efficiency is using our limitedresources to produce:
– THE RIGHT MIX OF GOODS – MORE OF WHAT PEOPLE WANT – LESS OF WHAT PEOPLE DON'T WANT
in order to maximize society's satisfaction • If we want to achieve the maximum
satisfaction possible from our limited
resources, we not only have to be productively efficient (use as few resources as possible, use our resources where they are best suited, and use the appropriate technology), BUT WE ALSO HAVE TO PRODUCE THE RIGHT GOODS AND SERVICES.
• It would be a waste of our limited resources to produce a lot of things that we don't want and few of the things that we do want.
• Example of a question
addressing allocative efficiency:
Should available money be allocated for primary care at puskesmas or secondary care at hospital?
Keadilan
• Horizontal equity
“Equal treatment for equal need/ condition” – Semua pasien TB diberi DOTS
– Semua penduduk di kecamatan disediakan sebuah puskesmas
• Vertical equity
“Unequal treatment for unequal need/ condition”
» Pasien flu burung diberi prioritas lebih tinggi daripada flu biasa
“Health financing based on ability to pay”.
» Orang yang lebih kaya membayar lebih besar daripada orang yang lebih miskin untuk
pelayanan kesehatan yang sama
• Keadilan (equity) tidak sama dengan
kesamaan (equality).
Untuk bisa adil tidak harus semua pihak mendapatkan porsi yang sama.
• Cakupan semesta (universal
coverage) = Setiap warga
memiliki akses terhadap
pelayanan kesehatan yang
bermutu dan dibutuhkan,
dengan biaya yang terjangkau
• Syarat cakupan semesta:
1.
Akses pelayanan kesehatan
2.
Perlindungan terhadap risiko
mengeluarkan biaya kesehatan
yang tinggi (melalui sistem
pembiyaan pra-upaya)
1. Pembayaran langsung
(out-of-pocket)
• Pasien membayar langsung kepada dokter atau pemberi pelayanan kesehatan lainnya untuk pelayanan kesehatan yang sudah diterima. • Diupayakan untuk dihentikan,
karena memiskinkan individu-individu sakit dan keluarganya
2. Pembiayaan pra-upaya
(prepaid system)
• Dianjurkan di semua negara untuk menuju cakupan semesta
Persen rumah tangga yang mengalami pengeluaran kesehatan katastrofik
Out-Of-Pocket dan Pengeluaran
Kesehatan Katastrofik
Persen out-of-pocket expenditure dari total pengeluaran pelayanan kesehatan
Pengeluaran kesehatan katastrofik > 40% kemampuan membayar (pendapatan dikurangi makanan/ kebutuhan dasar) Pembayaran langsung menyebabkan pengeluaran kesehatan katastrofik, memiskinkan individu sakit dan keluarganya
Pembiayaan Pra-Upaya
1.
Pajak (Taxation).
Pemerintah menarik pajak umum (general taxation) dari warga yang antara lain
digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan. Contoh: NHS, Jamkesmas
2.
Asuransi (Insurance).
Perusahaan asuransi menarik dan mengumpulkan premi dari peserta,
membayar pemberi pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta
1. Asuransi wajib (compulsory insurance). Contoh: Askes
2. Asuransi sukarela (voluntary insurance). Contoh: Prudential
3. Asuransi sosial (social insurance)