• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORITIS. setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan ini"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian

Notoatmodjo (2003) mengatakan pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan ini terjadi melalui pancaindera manusia meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan. Pengetahuan manusia diperoleh sebagaian besar melalui pendidikan,pengalaman pribadi ataupun melalui pengalaman orang lain, media massa dan melalui lingkungan sekitar kita.

2.1.2 Cara memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara guna memperoleh kebenaran pengetahuan. Serpanjang sejarah cara memperolah pengetahuan pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua cara yaitu :

2.1.2.1 Cara Tradisional

Yang termasuk cara memperoleh pengetahuan dengan tradisional adalah : 1). Trial and Error ( Cara coba-caba Salah)

Cara ini dilakukan dengan cara coba-coba dengan menggunakan kemungkinan, jika percobaan pertama tidak tepat, dicoba lagi mungkin yang berikutnya akan benar, sehingga ditemukan yang benat pada akhirnya.

(2)

2) Cara Otoritas ( Kekuasaan )

Cara ini diperoleh karena adanya suatu unsur paksaan karena kekuasaan baik dari pemerintah, pemimpin agama, maupun ahli pengetahuan.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Cara ini diperoleh dengan pernah mengalami sendiri, dan diulang pengalam pribadi tersebut untuk menetapkan yang benar, umumnya hal ini dalam seseorang mempunyai masalah dan berusaha memecahkan masalahnya sendiri.

4) Melalui Jalan Pikiran

Manusia memiliki jalan pemikiran dengan menggunakan penalarannya sehingga memperoleh pengetahuan.

2.1.2.2 Cara Modern

Pengetahuan dapat di[peroleh dengan cara modern yaitu dimana pengetahuan itu dipelajari secara sistematis, logis, dan ilmiah, cara ini sering kita kenal dengan metode ilmiah ( Notoatmodjo, 2003).

2. 2 Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan dapat dibagi menjadi enam tahapan yaitu :

2.2.1. Tahu (Know)

Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau diterima. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

(3)

2.2.2 Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara jelas suatu objek.

2.2.3 Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengganakan suatu materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata ialah mampu menggunakan rumus-rumus, metode, prinsip, dalam suatu situasi yang lain misalnya menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kasus yang diberikan, memilah dan menerapkan suatu ilmu ke dalam keadaan secara nyata.

2.2.4 Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata-kata seperti menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan lain sebagainnya.

2.2.5 Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada sebelummya.

2.2.6.Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek.

(4)

2.3 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara tau angket yang menyatakan tentang isi materi dari apa yang ingin diukur dari suatu objek penelitian atau responden mengisi angket untuk menggambarkan pengetahuannya tentang apa yang ingin kita ketahui, pengukuran pengetahuan ini dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan yang kita harapkan sesuaii tingkatan pengetahuan diatas.

Pengetahuan adalah proses dari kegiatan mental yang dikembangkan melalui proses belajar yang umumnya sebagai aktifitas kognitif berupa mengingat dan berfikir. Kegiatan mencakup ingatan akan hal yang pernah dipelajari, disimpan, didalam ingatan meliputi : fakta, kaidah, dan prinsip serta metode yang ingin dilakukan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan akan digali pada saat dibutuhkan (Recall), dan proses mengenali kembalii (Recogniting) dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologi (Notoatmodjo, 2003).

2.4 Tumbuh Kembang

2.4.1 Pengertian

Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dari jumlah serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Jadi bersifat kuantitif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.

Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi dari lebih kompleks, jadi bersifat kuantitatif yang lebih kompleks, jadi bersifat kualitatif yang

(5)

pengukurannya jauh lebih sulit dari pada pengukuran pertumbuhan (Narendra,B, dkk, 2002).

Pertumbuhan fisik yaitu pertambahan masa tumbuh, seperti berat, panjang, serta tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan sebagainya, merupakan kandisi kuantitif. Sedang perkembangan, yaitu intelektualitas yang terlihat dalam bentuk kemampuan motorik, psikososial, dan bahasa merupakan kondisi kualitatif (Pujiarto, 2005).

Tahun Pertama pertumbuhan merupakan saat-saat yang menyenangkan. Bayi bertumbuh lebih cepat selama masa ini disbanding tahun-tahun lainya kecuali masa sembilan bulan dalam kandungan, bertumbuh dengan cepat dan menakjubkan dalam segala bidang yaitu : pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan psikologis (Penny Warner, 2005)

2.4.2. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan

Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara stimulant. Pertumbuhan ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan perkembangan anak. (Nursalam, 2005).

Adapun ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Suganda Tanuwijaya (Narendra, B, dkk, 2002) adalah :

(6)

1. Ciri Pertumbuhan.

Ciri pertumbuhan dapat dinilai dari beberapa perubahan antara lain : a. Perubahan ukuran

Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lain-lain

b. Perubahan proporsi

Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa. Pada bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan umur-umur lainnya.

c. Hilangnya ciri-ciri lama.

Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan menghilanganya repleks-repleks primitif.

d. Timbulnya ciri-ciri baru

Timbulnya cirri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi organ. Pertumbuhan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang tetap lepas.

(7)

2. Ciri Perkembangan

a. Perkembangan melibatkan perubahan.

Karena perkembangan terjadinya bersamaan dengan pertumbuhan maka setiap pertumbuhan disertai dengan peruhan fungsi, perkembangan sistim reproduksi misalnya, disertai dengan perubahan organ kelamin, perkembangan intelegensia menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya.

Perkembangan awal merupakan awal masa kritis karena akan menetukan perkembangan selanjutnya.

c. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.

Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang mengatur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bias terjadi terbalik. Misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum membuat gambar kotak berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

2.4.3. Tahapan Tumbuh Kembang Bayi.

Pada dasarnya tumbuh kembang merupakam dasar kehidupan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan tumbuh kembang yang mempunyai cirri khas dengan kebutuhan dan permasalahannya (Narendra, B, dkk, 2002).

Adapun tahapan-tahapan tumbuh kembang bayi menurut Nursalam (2005) adalah :

(8)

a. Usia 1 – 3 bulan

Anak berusaha mengelola koordinasi bola mata untuk mengikuti suatu objek, membedakan seseorang dengan benda, senyum naluri, dan bersuara, pada posisi tertelungkup anak berusaha mengangkat kepala, jika tertidur telentang, anak lebih menyukai sikap memiringkan kepala.

b. Usia 4 – 6 bulan.

Anak mampu mengangkat kepala dan menoleh ke kiri ke kanan saat telungkup, anak mampu membalikkan benda pada posisi telungkup dan sebaliknya, berusahan meraih benda-benda disekitarnya untuk dimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan cerewet / menangis pada suasana tidak menyenangkan.

c. Usia 7 – 9 bulan.

Anak mulai bergerak memutar posisi telungkup untuk menjangkau benda-benda sekitarnya, anak mulai bergerak merayap atau merangkak dan duduk sendiri tanpa bantuan. Apabila dibantu berdiri, anak berusaha untuk melangkah sambil berpegangan. d. Usia 10 – 12 bulan.

Anak suka sekali bermain cilukba, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola, memuku l-mukul, dan memberikan benda yang dipegang bila diminta.

2.4.4. Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak.

Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak secara garis besar dikelompokkan kedalam 3 kelompok (Narendra, B, dkk, 2002), yaitu :

(9)

1. Kebutuhan akan fisik – biomedis (Asuh) a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang

Nutrisi adalah termasuk perkembangan tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan dimana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat peka terutama pertumbuhan otak.

b. Perawatan Kesehatan Dasar.

Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal diperlukan beberapa upaya, misalnya imunisasi, kontrol ke Puskesmas atau Posyandu secara berkala, diperiksa segera bila sakit, dengan upaya tersebut kesehatan anak dapat dipantau secara dini bila kelainan anak segera mendapatkan penanganan yang benar.

c. Pakaian

Anak perlu mendapatkan pakaian bersih dan nyaman dipakai, karena aktivitas akan lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat bahan yang mudah menyerap keringat.

d. Perumahan

Tempat tinggal yang layak kan membantu untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal.

e. Higiene diri dari lingkungan.

Kebersihan, baik kebersihan diri maupun lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak, kebersihan yang kurang memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan seperti diare, cacing dan lain-lain.

(10)

f. Kesegaran jasmani.

Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan otot-otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga membantu meningkatkan motorik anak, dan aspek perkembangan lainnya.

2. Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang (Asih).

Ikatan emosi dan kasih saying yang erat antara ibu/orang tua sangatlah penting, karena untuk menentukan perilaku anak kemudian hari, merangsang perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian anak terhadap dunia luar, oleh kerena itu, kebutuhan asih meliputi :

a. Kasih saying orang tua.

Kasih saying orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtra yang memberikan bimbingan, perlindungan, perasaan aman pada anak merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin.

b. Rasa aman.

Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.

c. Harga diri

Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginanya. d. Dukungan.

Orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi masalah yang dihadapi.

(11)

e. Mandiri

Dalam melatih anak untuk mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan anak.

f. Rasa memiliki

Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.

3. Kebutuhan akan stimulus (Asah)

Stimulus adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa latihan bermain, stimulus merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulus yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulus.

2.5 Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan

Selama satu tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat pesat. Orangtua bahkan sering tidak mempercayainya, sikecil yang begitu ringkih dengan kulit keriput dengan cepat menjadi anak yang montok pada usia setahun (Widjaya, 2007). Untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi maka kita harus mendeteksi tumbuh kembang bayi serta untuk mengoreksi adanya faktor risiko. Deteksi untuk tumbuh kembang ini merupakan suatu upaya yang perlu didukung, karena merupakan salah satu cara untuk mempersiapkan generasi mendatang yang berkualitas.

(12)

Adanya variasi pada pertumbuhan manusia merupakan masalah dalam menentukan patokan yang akan dipakai dalam melaksanakan deteksi.

2.5.1. Mendeteksi Pertumbuhan.

Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya saling mempengaruhi. Namun untuk mengetahui sejauh mana keadaan pertumbuhan dan perkembangan anak dan apakah hal tersebut dapat berlangsung normal, maka diperlukan parameter atau patokan. Parameter ini dapat dilihat dari KSM (Kartu Menuju Sehat). KSM adalah suatu kartu/alat penting yang digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. KMS yang ada untuk saat ini adalah KMS balita, yaitu kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang anak tiap bulannya. KMS berisi gambar kurva berat badan terhadap umur anak, atribut penyuluhan, catatan penting : seperti riwayat kelahiran anak, pemberian ASI dan makanan tambahan, pemberian imunisasi (Nursalam, 2005). Selain itu juga paremeter untuk pertumbuhan yang sering digunakan sebagaimana ukuran antropometri (Nursalam,2005) meliputi :

1. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal yaitu sekitar 10 % dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang diimbangi asupan yang mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum

(13)

lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh. Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700 – 1000 gram/bulan. Pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 – 450 gram/bulan, dan triwulan IV sekitar 250 – 350 gram/bulan. Berat badan untuk menentukan status gizi anak, yaitu dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Pada KMS dapat diketahui apakah keadaan status gizi anak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

- Status gizi normal, bila berat badan anak antara 90 – 100 % dan berat badan standar atau pada KMS posisi berat badan diatas garis titik-titik.

- Status gizi kurang, bila berat badan anak lebih 80 – 90% dari berat badan standar atau pada KMS posisi berat badan berada diatas garis titik-titik.

- Status gizi buruk, bila berat badan anak kurang atau sama dengan 80% dari berat badan standar atau pada KMS posisi berat badan berada diatas garis merah.

Idealnya berat badan bayi berada di garis normal pada grafik pertumbuhan. Ini artinya pertambahan berat badannya seimbang dengan pertambahan tinggi badan dan usia. Untuk itulah orang tua dianjurkan untuk selalu memantau berat badan bayinya secara berkala dengan membawa sikecil untuk kontrol ke dokter/posyandu sebulan sekali untuk mengontrol berat badan. Kenaikan berat badan rata-rata sebagai berikut dalam tabel (Rini, 2007).

(14)

Tabel 2.1.

Berat Badan Rata-rata umur bayi

Umur Berat (gram)

Bulan Standar 80% standar

Lahir 3.400 2.700 0-1 4.300 3.400 2 5.000 4.000 3 5.700 4.500 4 6.300 5.000 5 6.900 5.500 6 7.400 5.900 7 8.000 6.300 8 8.400 6.700 9 8.900 7.100 10 9.300 7.400 11 9.600 7.700 12 9.900 7.900 2. Tinggi badan.

Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi yang baru lahir, panjang badan rata-rata 50 cm. Pada tahu pertama pertambahan berat badan adalah 1,25 cm/ kilogram berat badan atau 1,5 kali panjang badan waktu lahir. Pertambahan tinggi badan akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Tinggi badan juga merupakan ukuran antropometri yang terpenting kedua, selain tinggi badan merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (Stunting).

(15)

Berikut ini table tinggi badan rata-rata (Rini, 2007) Tabel 2.2

Berat Badan Rata-rata untuk Bayi

Umur Tinggi (Cm)

Bulan Standar 80% Standar

Lahir 50.5 40.5 0-1 55.0 43.5 2 58.5 46.0 3 60.0 48.0 4 62.5 49.5 5 65.5 51.5 6 66.0 52.5 7 67.5 54.0 8 69.0 55.5 9 70.5 56.5 10 72.0 57.5 11 73.5 58.5 12 75.5 60.0 3. Lingkar Kepala

Secara normal pertambahan ukuran lingkar setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir ukuran lingkar kepala normal adalah 34 – 35 cm. Kemudian akan bertambah besar +_ 0,5 cm / bulan pertama atau menjadi +_ 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kebudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun.

(16)

2.5.2 Mendeteksi Perkembangan

Untuk menilai perkembangan anak pertama yang dapat dilakukan adalah dengan wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan, kemudian melakukan tes skrining perkembangan anak dengan DDTS, test IQ dan test psikologi lainnya. Selain itu juga dapat dilakukan test lainnya seperti evaluasi dalam lingkungan anak yaitu interaksi anak selama ini, evaluasi fungsi penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa (Hidayat A, 2005)

Namun parameter yang cocok untuk perkembangan anak adalah test psikomotorik. Salah satu test psikomotorik adalah DDST (Denver Devolopment

Sceening Test), yaitu salah satu test atau metode skrining yang sering digunakan untuk

menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak. DDST merupakan salah satu test yang sering digunakan di klinik/rumah sakit bagian tumbuh kembang anak.

Pedoman lain yang dapat digunakan di lapangan yaitu Kertu Kembang Anak (KKA) yang dikembangkan oleh Satoto (1990) dan digunakan oleh Bina Keluarga Balita Departemen Kesehatan R.I. KKA ini berfungsi ganda yaitu sebagai alat pemantau dan sebagai alat komunikasi dalam membahas perkembangan anak antara petugas dengan ibu dan keluarga. Pemantauan perkembangan dengan menggunakan pedoman deteksi tumbuh kembang balita atau KKA ini tidak hanya dapat dilakukan oleh petugas dilapangan, namun juga oleh kader, orang tua, atau anggota keluarga yang lain.

(17)

Berdasarkan buku pedoman tumbuh kembang atau KKA yang disusun oleh Departemen Kesehatan, test perkembangan yang dapat dilakukan adalah Kuesener Pra Skrining Perkembangan (KPSP). KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10 nomor yang harus dijawab oleh orang tua atau pengasuh yang mengetahui keadaan perkembangan anak.

Pertanyaan dalam KPSP dikelompokkan sesuai usia anak, mulai kelompok usia 3 bulan, 3 – 6 bulan dan seterusnya sampai kelompok 5-6 tahun untuk usia yang ditetapkan menurut tahun dan bulan, dengan kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 10 bulan, sementara usia 9 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 9 bulan.

Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab dengan “ya” atau “tidak” oleh orang tua. Setelah semua pertanyaan dijawab, selanjutnya hasil KPSP dinilai.

1. Apabila jawaban “ya” berjumlah 9-10, berarti anak tersebut normal atau perkembangan baik.

2. Apabila jawaban “ya” kurang dari 9, maka perlu diteliti lebih lanjut a. Apakah cara menghitung usia dan kelompok pertanyaan sudah selesai. b. Kesesuaian jawaban orang tua dengan maksud pertanyaan.

(18)

3. Apabila sudah diteliti, jawaban “ya” berjumlah 7-8 berarti hasilnya adalah meragukan dan perlu diteliti, jawaban “ya” berjumlah 6 atau kurang, berarti hasilnya kurang atau positif untuk dirujuk guna pemeriksaan lebih lanjut (Nursalam, 2005).

2.5.3. Aspek-aspek Perkembangan yang dipantau.

Ada 4 aspek perkembangan yang perlu dipantau pada bayi dan anak yaitu (Depkes RI, 2005)

1. Perkembangan motorik kasar.

Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot yang besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya.

2. Perkembangan motorik halus

Gerakan halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot yang kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menulis, dan sebagainya.

3. Perkembangan bahasa.

Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

(19)

4. Adaptasi Sosial

Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

2.6. Variabel yang mempengaruhi Pengetahuan Ibu

2.6.1. Pendidikan

Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan, manuasia dianggap akan memperoleh pengetahuan. Implikasinya semakin tinggi pendidikan hidup manusia, akan semakin berkualitas. Ibu yang memeliki tingkat pendidikan yang baik, tahu lebih banyak tentang pemeliharaan kesehatan. (Notoadmodjo, 2003).

Menurut Hidayat (2005) pendidikan merupakan penuntun manusia untuk membuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima dan memperoleh informasi. Menurut Azrul (2007), upaya peningkatan pengetahuan, gizi keluarga dan masyarakat perlu diprioritaskan dan mendapat dukungan dari berbagai sektor termasuk masyarakat.

(20)

2.6.2. Sumber Informasi.

Sumber informasi ialah data yang telah diproses kedalam bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat ini dan keputusan mendatang.

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain paparan terhadap media masa. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan, sumber informasi dibagi menjadi tiga yaitu ;

a. Media Cetak

Media cetak sebagai alat Bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat berarti antara lain : selebaran (flyer), lembar baik (flip chart, surat kabar, majalah, poster, foto).

b. Media Elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan atau informasi kesehatan antara lain: televisi, radio, vidio, slide, film, strip.

c. Petugas Kesehatan

Penyampaian pesan atau informasi tentang pola makan dan status gizi melalui penyuluhan, dialog atau konseling yang dilakukan petugas kesehatan (Sandjaja, 2007)

Menurut Hurlock (1999) menyatakan bahwa informasi kesehatan penting untuk mengetahui suatu penyakit dan cara penanggulangannya. Informasi kesehatan yang diperoleh ibu akan membantu untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu iklim tropis pada daerah Indonesia juga menjadi pertimbangan dalam perancangan Masjid Salman ITB, seperti penggunaan material beton krawang yang

Ketika amil berhasil memperoleh dana zakat dari muzaki, divisi admin dan keuangan berhak menerima laporan jemput zakat tersebut berupa kuitansi, formulir ZIS

Konversi ransum itik Alabio petelur tidak nyata dipengaruhi oleh interaksi antara faktor serat ransum (S) dengan faktor substitusi minyak (M), akan tetapi masing- masing

Hasil dari analisis univariat diperoleh bahwa sebagian besar jenis kelamin balita adalah perempuan, tingkat pengetahuan ibu adalah dalam kategori tidak baik, perilaku mencuci

3URVHV SHQJRODKDQ ODKDQ VHFDUD PHNDQLV \DQJ GLNKDZDWLUNDQ PHUXVDN SHUDNDUDQ GDQ PHQJKDPEDW SHUWXPEXKDQ WDQDPDQ NDUHW WLGDN WHUMDGL +DO LQL GLVHEDENDQ DGD GXD IDNWRU \DLWX SHUWDPD

g) Memberikan pembelajaran seperti biasanya (metode proyek dengan setting tradisional) pada kelompok kontrol. h) Melakukan postest untuk mengetahui kreativitas mahasiswa

Pada laboratorium Bussiness Inteligence biasa digunakan mahasiswa dan dosen untuk melakukan penelitian maupun bimbingan, baik bimbingan mahasiwa yang sudah menempuh

Oleh karena itu perluasan target OPK dengan menambahkan kelompok KS I alasan ekonomi juga dinilai cukup tepat, karena sekarang mereka diduga telah menjadi “makin miskin.”