Pengaruh Penambahan Biosolar dari Virgin Coconut Oil
pada Solar Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4
Langkah
M. Nasir
1,Toto Sugiarto
2, Ijal Pandi
1 1,2,3 Jurusan Teknik Otomotif FT UNPKampus UNP Air Tawar, Jl. Prof. Dr. Hamka, Padang Sumatera Barat 1 acin_@yahoo.com
2 totosugarto5526@yahoo.co.id 3 Ipandi16@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi pengaruh biosolar dari virgin coconut oil terhadap ketebalan asap motor diesel 4 langkah. Metode penelitian ini adalah eksperimen, sedangkan motor diesel yang digunakan adalah stand engine Mitsubishi L300. Pengujian dilakukan dengan membandingkan biosolar 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% pada putaran 700-1000 RPM, 1000-2500 RPM, dan 2500-4500 RPM. Hasil penelitian diperoleh bahwa ketebalan asap biosolar 5%, 20%, 15%, 20%, 25% rata-rata mengalami penurunan signifikan 0.59%, 0.75%, 1.22%, 1.5%, 1.77%. Dengan demikian, penambahan biosolar dari Virgin Coconut Oil campuran 25% berpengaruh secara signifikan, yaitu rata-rata 1.77%.
Kata kunci: Biosolar, Ketebalan Asap Buang danVirgin Coconut Oil. ABSTRACT
This research aims to find out the effect of biodiesel which derived from virgin coconut oil (VCO) to the thickness of the smoke from diesel-powered vehicle. This research applied an experimental study, whereas, the vehicle used a Mitsubishi L300 engine stand. Biodiesel was compared to VCO 5%, 10%, 15%, 20%, and 25%, on lap 700-1000 rpm, 1000-2500 rpm, and 2500-4500 rpm. The result showed that the thickness of the smoke biodiesel 5%, 20%, 15%, 20%, 25% declined to 0.59%; 0.75%; 1.22%; 1.5%; and 1.77% respectively. Hence, it can be concluded that the addition of VCO to biodiesel is significantly affect the thickness of smoke as 1.77% for the average.
Keywords: Biodiesel, Thickness Smoke Remove, and and Virgin Coconut Oil. INTRODUCTION
Pengembanganan teknologi
untuk sistem bahan bakar dan bahan bakar terus dikembangankan untuk mencapai tujuan supaya kendaraan berpenggerak mesin diesel memiliki kondisi seperti yang diinginkan salah satunya adalah ramah lingkungan dalam
arti memiliki ketebalan asap yang baik serta tidak melewati nilai ambang batas yang telah ditentukan.
Sebagaimana yang tertulis dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-35/MENLH/10/1993. Tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor. Pasal 2. poin 1. bagian d.
Keberadaan dan jumlah pertumbuhan kendaraan semakin tahun akan bertambah ini akan menyebabkan penambahan pencemaraan polusi udara yang ada sehingga akan menurunkan kualitas udara.
Tabel 1. Pencemaran Udara Sektor Transportasi pada Tahun 2011-2015
Sumber : Pengendalian Pencemaran Lingkungan 2014 (2015).
Pencemaran polusi udara dari kendaraan bermotor menjadi masalah yang banyak dibicarakan, dikarenakan asap dari pembuangan sisa proses pembakaran pada kendaraan bermotor tidak semuanya terbakar sempurna. Polusi udara yang dihasilkan oleh sisa dari pembakaran motor bakar diesel merupakan salah satu sumber masalah yang mengkuatirkan.
Kendaraan berpenggerak
mesin diesel merupakan salah satu dari sekian banyak kendaraan bermotor
sebagai penyumbang pencemaran
polusi udara. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi dalam upaya pengembangan bahan bakar biosolar.
Biosolar merupakan teknologi inovasi untuk jenis bahan bakar solar dimana biosolar ini diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan energi
nasional jika pemanfaatan dan
pengembangannya terus dilakukan oleh
masyarakat pada umumnya dan
pemerintah pada khususnya.
Biosolar dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin yang proses pembakarannya menggunakan sistem
kompresi tinggi (mesin diesel) dengan sedikit modifikasi maupun tanpa modifikasi sama sekali.
Tabel 2. Perbandingan bilangan cetana dan viskositas aditif biosolar dan solar.
No Bahan Bakar Biosolar Bilangan Cetana Viskositas (cSf)
1 Crude Palm Oil 62 4,4
2 Jatropha Curcas 51 4,8
3 Coconut Oil Virgin 63 3,7
4 Automotive Diesel Oil 45-48 Max 2,0
Sumber : Bambang, 2004
Virgin Coconut Oil merupakan
proses pengolahan dan pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan cukup lama.
Keunggulan Virgin Coconut Oil
yaitu bahan baku mudah didapat dengan pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar sehingga kandungan kimia tetap terjaga dalam minyak.
Dalam pembuatan biosolar Virgin Coconut Oil ada beberapa teknik antara lain : teknik enzimatis, teknik pengasaman, teknik sentrifugasi, dan teknik fermentasi. Untuk penelitian ini akan menggunakan teknik fermentasi, pemilihan teknik ini dikarenakan lebih sederhana dalam pembuatannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
berjudul “Pengaruh Penambahan
Biosolar dari Virgin Coconut Oil pada Solar Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah.
Tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah untuk
biosolar dari virgin coconut oil pada solar terhadap ketebalan asap motor diesel 4 lnagkah serta kandungan persentase ketebalan asap buang dari motor diesel 4 langkah.
Ketebalan Asap Buang Motor Diesel
Ketebalan asap buang
merupakan sisa dari proses
pembakaran didalam ruang bakar pada motor diesel yang tidak seutuhnya terbakar. Kandungan dari ketebalan asap buang adalah partikel-partikel
beracun yang dikeluarkan oleh
kendaraan bermotor. (Sudrajat, 2010) menyatakan di Indonesia diperkirakan 70% polusi udara di kota-kota besar disebabkan oleh asap buang kendaraan bermotor.[1]
Kendaraan bermotor dapat mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak kurang baik terhadap kesehatan maupun lingkungan sekitar.
Bahan pencemar (polutan) yang berasal dari kendaraan bermotor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kategori Jekson (2009: 32-35)
menyatakan antara lain sebagai berikut [2] :
Sumber
Polutan primer seperti Nitrogen Oksida (NOx) dan Hidrokarbon (HC) langsung dibuangkan ke udara bebas
dan mempertahankan bentuknya
seperti pada saat pembuangan. Polutan sekunder seperti Ozon (O3) dan
Peroksialsetil Nitrat (PAN) adalah
polutan yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi fotokimia, hidrolisis, atau oksidasi.
Komposisi kimia
Polutan jenis organik
mengandung karbon dan hydrogen, juga beberapa elemen seperti oksigen, nitrogen, sulfur, atau fosfor, contonya : hidrokarbon, keton, alkohol, ester dan lain-lain. Polutan inorganik seperti : karbon monoksida (CO), karbonat, nitrogen oksida, ozon, dan lainnya. Bahan penyusun
Polutan dibedakan menjadi
partikulat dan gas. Partikulat dibagi menjadi padatan dan cairan seperti : debu, asap, kabut, dan spray, partikulat bertahan di atmosfer. Sedangkan polutan berupa gas tidak bertahan di atmosfer dan bercampur dengan udara bebas.
Bahan Bakar Moror Diesel Solar
Solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih. Minyak solar biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, atau
High Speed Diesel. Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi.
Karakteristik bahan bakar solar Syarat umum yang harus dimiliki bahan bakar solar adalah harus dapat menyala dan terbakar sesuai kondisi ruang bakar. Solar sebagai bahan bakar memiliki karakteristik yang dipengaruhi oleh sifat-sifat seperti (Toyota, Step 2 : 2-5) Cetana Number (CN), Cetana Index
(CI), densitas, titik analin, Flash Point, Viskositas, dan kandungan sulfur.[3] Biosolar
Biosolar merupakan minyak non-fosil yang didapatkan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang memiliki sifat dan karakter tersendirinya, sehingga perlu dilakukan pengembangan untuk digunakan pada mesin kendaraan.
Kelebihan dari biosolar antara lain Chairil, dkk (2010) : energi terbarukan, komposisi yang sama, terdegradasi dengan mudah, tidak menambah
kandungan akumulasi gas
karbondioksida.[4] Biosolar ada juga kelemahan antara lain (Tilani dan Rachman 2002) : viskositas minyak nabati yang tinggi, flash point yang tinggi.[5]
Dengan berbagai kelebihan dan
kelemahan diatas maka dalam
dicampur dengan solar agar kelebihan dan kekurangan yang dimiliki biosolar dapat dikurangi.
Virgin Coconut Oil
Definisi Virgin Coconut Oil
Virgin Coconut Oil merupakan
produk olahan tanaman kelapa yang berbentuk cair dengan warna bening dan berbau khas kelapa serta memiliki
daya simpan yang lama.
Pengolahannya tanpa melalui proses pemanasan. Berbeda dengan minyak kelapa kopra yang pembuatannya melalui proses pemanasan sehingga sifat minyak yang dihasilkan akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum dan mudah tengik
sehingga daya simpannya tidak
lama.[6] A. Hery dan Budi (2005: 2).
Teknik Pembuatan Virgin Coconut
Oil
Menurut Laras & Adi (2009) dalam proses pembuatan Virgin Coconut Oil
ada beberapa teknik diantaranya adalah : teknik Enzimatis, teknik pengasaman, teknik sentrifugasi, dan teknik fermentasi.[7]
Penggunaan teknik Fermentasi Ragi
Tempe Dalam Pembuatan Virgin
Coconut Oil sebagai Biosolar
Laras & Adi (2009) menjelaskan bahwa teknik proses pembuatan Virgin
Coconut Oil menggunakan fermentasi
ragi tempe dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pembuatan krim (Kanil), 2. Persiapkan ragi tempe, 3. Pembuatan
Virgin Coconut Oil.[7]
Pengaruh Penggunaan Virgin
Coconut Oil Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel
Ketebalan asap pada motor diesel secara langsung bisa dilihat dengan keluarnya asap tebal (pekat) berwarna hitam ataupun keputih-putihan dari sisa pembakaran didalam ruang bakar melalui knalpot. Zainal (2011) : “Kepekatan asap adalah kemampuan asap untuk meredam cahaya, apabila
cahaya tidak bisa menembus asap
maka kepekatan asap tersebut
dinyatakan 100%, apabila cahaya bisa melewati asap tanpa ada pengurangan intensitas cahaya maka kepekatan asap tersebut dinyatakan 0%”.[8]
Tingkat polusi udara dari mesin kendaraan tidak hanya dipengaruhi teknologi pembakaran yang diterapkan dalam sistem itu saja, tetapi juga besar dipengaruhi oleh mutu bahan bakar yang dipakai. Muhammad dan Muhaji
(2014: 6) menyimpulkan :
“Penggunaan bahan bakar campuran dari biosolar VCO (Virgin Coconut Oil)
dengan bahan bakar solar dapat meningkatkan unjuk kerja mesin dan akan menghasilkan opasitas gas buang
yang lebih rendah dari pada
menggunakan bahan bakar solar, campuran optimal terdapat pada campuran bahan bakar biosolar dari VCO (Virgin Coconut Oil) dengan solar campuran 20%”.[9]
RESEARCH METHOD
Desian penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Sebagaimana Suharsimi (2010: 272) mendefinisikan eksperimental merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu yang dikenakan pada subjek selidik.[10]
Adapun objek yang dijadikan dalam penelitian ini adalah ketebalan asap dari motor diesl 4 langkah tipe Mitsubishi L300.
Persiapan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tachometer Digital & stop Watch,
Gelas Ukur, Opacity Smoke Meter,
Stopwatch.
Prosedur Pengujian
Pengujian ketebalan asap
dilakukan pada masing-masing putaran mesin sebanyak dua kali pengujian
dengan putaran mesin 700-1000 rpm, 1000-2500 rpm, dan 2500-4500 rpm dengan alat uji Opacity Smoke Meter
yang dilakukan di Workshop Teknik Otomotif, Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang.
RESULT AND ANALYSIS Hasil penelitian
Pengujian dilakukan di PT. Pertamina untuk melihat karakteristik bahan bakar biosolar dari Virgin Coconut Oil tanggal 23 Mei-28 Mei 2016. Sedangkan pengujian di Workshop Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang untuk pengujian Ketebalan asap buang motor diesel 4 langkah yang dilaksanakankan dari tanggal 30 Mei sampai 30 Juni 2016.
Data karakteristik bahan bakar seperti pada tabel 3, 4, 5 dan 6.
Tabel 3. Data hasil pengujian karakteristik Biosolar 5% Virgin
Coconut Oil.
Tabel 4. Data hasil pengujian karakteristik Biosolar 10% Virgin
Coconut Oil.
Tabel 5. Data hasil pengujian karakteristik Biosolar 15% Virgin
Coconut Oil.
Tabel 6. Data hasil pengujian karakteristik Biosolar 20% Virgin
Coconut Oil.
Data hasil pengujian tingkat ketebalan asap gas buang seperti pada tabel 7, 8, 9, 10, 11 dan 12.
Tabel 7. Data hasil pengujian ketebalan asap motor diesel 4 langkah dengan
solar
Tabel 8. Data hasil pengujian ketebalan asap motor diesel 4 langkah dengan
biosolar 5% virgin Coconut Oil
Tabel 9. Data hasil pengujian ketebalan asap motor diesel 4 langkah dengan
biosolar 10% virgin Coconut Oil
Tabel 10. Data hasil pengujian ketebalan asap motor diesel 4 langkah dengan biosolar 15% virgin Coconut Oil
Tabel 11. Data hasil pengujian
ketebalan asap motor diesel 4 langkah dengan biosolar 20% virgin Coconut Oil
Tabel 12. Data hasil pengujian ketebalan asap motor diesel 4 langkah
dengan biosolar 25% virgin Coconut Oil
Pembahasan
Sesuai dengan tujuan penelitian
yang ingin dicapai yaitu
mengungkapkan pengaruh penambahan biosolar dari Virgin Coconut Oil pada solar terhadap ketebalan asap motor Bahan Bakar Solar
Putaran Mesin (RPM) Waktu (detik) Ketebalan Asap (%) Pengujian 1 Pengujian 2 Rata-rata 700-1000 60 detik 13.6 13.7 13.65 1000-2500 60 detik 18.9 17.8 18.35 2500-4500 60 detik 28.4 28.5 28.45
Biosolar 5% Virgin Coconut Oil Putaran Mesin (RPM) Waktu (detik) Ketebalan Asap (%) Pengujian 1 Pengujian 2 Rata-rata 700-1000 60 detik 13.2 12.9 13.05 1000-2500 60 detik 16.3 16.4 16.35 2500-4500 60 detik 28.0 27.8 27.9
Biosolar 10% Virgin Coconut Oil Putaran Mesin (RPM) Waktu (detik) Ketebalan Asap (%) Pengujian 1 Pengujian 2 Rata-rata 700-1000 60 detik 13.0 12.8 12.9 1000-2500 60 detik 16.1 16.3 16.2 2500-4500 60 detik 27.6 27.3 27.45
Biosolar 15% Virgin Coconut Oil Putaran Mesin (RPM) Waktu (detik) Ketebalan Asap (%) Pengujian 1 Pengujian 2 Rata-rata 700-1000 60 detik 12.6 12.4 12.5 1000-2500 60 detik 16.0 16.1 16.05 2500-4500 60 detik 27.1 27.4 27.25
Biosolar 20% Virgin Coconut Oil Putaran Mesin (RPM) Waktu (detik) Ketebalan Asap (%) Pengujian 1 Pengujian 2 Rata-rata 700-1000 60 detik 12.3 12.1 12.2 1000-2500 60 detik 16.3 16.5 16.4 2500-4500 60 detik 27.1 26.8 26.95
Biosolar 25% Virgin Coconut Oil Putaran Mesin (RPM) Waktu (detik) Ketebalan Asap (%) Pengujian 1 Pengujian 2 Rata-rata 700-1000 60 detik 11.9 12.1 12 1000-2500 60 detik 16.2 15.8 16.0 2500-4500 60 detik 26.6 26.9 26.75
diesel 4 langkah. Gambar 1 s.d Gambar 5 adalah Gambar grafik perbandingan tingkat ketebalan asap kendaraan pada saat penggunaan solar (murni) dan
penambahan biosolar untuk masing-masing campuran. 13.65 18.35 28.45 13.05 17.75 27.9 .% 5.% 10.% 15.% 20.% 25.% 30.% Ke te b al an As ap Bua n g (% ) Putaran Mesin (RPM)
Perbedaan Ketebalan Asap Solar dengan Biosolar 5% Virgin Coconut Oil
Solar Biosolar 5% VCO
Gambar 1. Grafik perbedaan ketebalan asap solar dengan biosolar 5% Virgin Cococnut Oil
Gambar 2. Grafik perbedaan ketebalan asap solar dengan biosolar 10% Virgin Cococnut Oil
Gambar 3. Grafik perbedaan ketebalan asap solar dengan biosolar 15% Virgin Cococnut Oil
Gambar 4. Grafik perbedaan ketebalan asap solar dengan biosolar 20% Virgin Cococnut Oil
Gambar 5. Grafik perbedaan ketebalan asap solar dengan biosolar 25% Virgin Cococnut Oil
Analisis Pengaruh Penggunaan
Biosolar VCO Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah
Biosolar 5% Virgin Coconut Oil
Menganalisis menggunakan rumus Ttest menyatakan terdapat pengaruh
secara signifikan pada setiap
putarannya dimana Ttitung lebih besar dari pada Ttabel dengan nilai TTabel 2,920. Putaran 700-1000 Rpm Thitung adalah 3.802, Putaran 1000-2500 Rpm Thitung adalah 3.622 dan pada putaran 2500-4500 Rpm Thitung adalah 4.867 dengan demikian maka, Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5% artinya hipotesis statistik pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan 5% Virgin
Coconut Oil pada solar terhadap
ketebalan asap motor diesel 4 langkah. Biosolar 10% Virgin Coconut Oil
Menganalisis menggunakan rumus Ttest menyatakan terdapat pengaruh
secara signifikan pada setiap
putarannya dimana Ttitung lebih besar dari pada Ttabel dengan nilai TTabel 2,920. Putaran 700-1000 Rpm Thitung adalah 6.738, Putaran 1000-2500 Rpm Thitung adalah 3.846 dan pada putaran 2500-4500 Rpm Thitung adalah 6.341 dengan demikian maka, Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5%
artinya hipotesis statistik pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan 10% Virgin
Coconut Oil pada solar terhadap
ketebalan asap motor diesel 4 langkah. Biosolar 15 Virgin Coconut Oil
Menganalisis menggunakan rumus Ttest menyatakan terdapat pengaruh
secara signifikan pada setiap
putarannya dimana Ttitung lebih besar dari pada Ttabel dengan nilai TTabel 2,920. Putaran 700-1000 Rpm Thitung adalah 13.477, Putaran 1000-2500 Rpm Thitung adalah 4.166 dan pada putaran 2500-4500 Rpm Thitung adalah 7.609 dengan demikian maka, Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5% artinya hipotesis statistik pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan 15% Virgin
Coconut Oil pada solar terhadap
ketebalan asap motor diesel 4 langkah. Biosolar 20 Virgin Coconut Oil
Menganalisis menggunakan rumus Ttest menyatakan terdapat pengaruh
secara signifikan pada setiap
putarannya dimana Ttitung lebih besar dari pada Ttabel dengan nilai TTabel 2,920. Putaran 700-1000 Rpm Thitung adalah 15.829, Putaran 1000-2500 Rpm Thitung adalah 4.016 dan pada putaran 2500-4500 Rpm Thitung adalah 9.511 dengan
demikian maka, Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5% artinya hipotesis statistik pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan 20% Virgin
Coconut Oil pada solar terhadap
ketebalan asap motor diesel 4 langkah. Biosolar 25 Virgin Coconut Oil
Menganalisis menggunakan rumus Ttest menyatakan terdapat pengaruh
secara signifikan pada setiap
putarannya dimana Ttitung lebih besar dari pada Ttabel dengan nilai TTabel 2,920. Putaran 700-1000 Rpm Thitung adalah 14.375, Putaran 1000-2500 Rpm Thitung adalah 16.814 dan pada putaran 2500-4500 Rpm Thitung adalah 15.274 dengan demikian maka, Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5% artinya hipotesis statistik pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan 25% Virgin
Coconut Oil pada solar terhadap
ketebalan asap motor diesel 4 langkah. CONCLUSION
Penambahan 5% VirginCoconut Oil
pada solar data keseluruhan
menunjukan berpengaruh secara
signifikan (4.097). Penambahan 10%
Virgin Coconut Oil pada solar data
keseluruhan menunjukan berpengaruh signifikan (5.641). Penambahan 15%
Virgin Coconut Oil pada solar data
keseluruhan menunjukan berpengaruh secara signifikan (8.417). Penambahan 20% VirginCoconut Oil pada solar data keseluruhan menunjukan berpengaruh secara signifikan (9.785). Penambahan 25% VirginCoconut Oil pada solar data keseluruhan menunjukan berpengaruh secara signifikan (15.487).
Persentase ketebalan asap biosolar
5% Virgin Coconut Oil rata-rata
mengalami penurunan (0.59%),
ketebalan asap biosolar 10% Virgin
Coconut Oil rata-rata mengalami
penurunan (0.75%), ketebalan asap untuk biosolar 15% Virgin Coconut Oil
rata-rata mengalami penurunan
(1.22%), ketebalan asap untuk biosolar
20% Virgin Coconut Oil rata-rata
mengalami penurunan (1.5%),
ketebalan asap untuk biosolar 25%
Virgin Coconut Oil rata-rata mengalami penurunan (1.77%). Berdasarkan hasil pengujian Ttest dan perbandingan solar dengan biosolar berbagai persentase takaran campuran dapat disimpulkan bahwa penambahan 25% VirginCoconut Oil pada solar perpengaruh secara signifikan dengan hasil Thitung adalah 15.487 dengan taraf signifikan 5% TTabel adalah 2,920 dan persentase penurunan ketebalan asapnya rata-rata adalah 1.77%.
REFERENCES
[1] Sudrajat, Agung (2010). Pencemaran Udara Suatu Pendahuluan. Jurnal Lingkungan (Vol. 1 No.2) Hal (2-3). [2] Jekson Turip. (2009). Pengujian dan Analisa Performansi Motor Bakar
Diesel Menggunakan Biodiesel
Dimethil Ester B-10 dan B20.
Medan. Universitas sumatera
utara.
[3] Toyota, Step 1. Materi Pembelajaran Engine Group. PT. TOYOTA Astra Motor.
[4[ Chairil Anwar. et. al. (2010).
Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Alternatif Menghadapi Perubahan Iklim. Jurnal Ilmiah & Teknologi. [5] Tilani Hamid S dan Rachman Yusuf.
(2002). Preparasi Karakteristik Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi. Vol 6. No. 2. 2002:62-65.
[6] A. Hery Suyono & Budi Suswanto. (2005). Terapi Minyak Nabati : Keampuhan Minyak VCO & 16 minyak Ajaib. Jakata : Samarinda Utama.
[7] Laras Cristiani & Adi Hendra
Prakosa. (2009). Pembuatan
Minyak Kelapa Murni (Virgin
Fermentasi Ragi Tempe. Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Jurnal Ilmiah & Kimia.
[8] Zainal Arifin. (2011). Pengujian Emisi : Diklat Emisi Gas Buang Balai
Pendidikan dan Pelatihan
Transportasi Darat. Pustral. UGM. [9] WS. Muhammad Rizal Adh-dhuhaa
dan Muhaji. (2014). Pengaruh Penambahan Biodiesel dari Virgin
Coconut Oil Pada Bahan Bakar Solar Terhadap Unjuk Kerja Mesin
Diesel Empat Langkah. Jurnal
Teknik Mesin. Vol 03 No. 03 2014:1-6.
[10]Suharsimi Arikunto (2000).
Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta :