• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRADISI MAPPANRE TEMME (KHATAM ALQURAN) DI DESA BARANIA KECAMATAN SINJAI BARAT KABUPATEN SINJAI (Studi Unsur-unsur Kebudayaan Islam)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRADISI MAPPANRE TEMME (KHATAM ALQURAN) DI DESA BARANIA KECAMATAN SINJAI BARAT KABUPATEN SINJAI (Studi Unsur-unsur Kebudayaan Islam)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

TRADISI MAPPANRE TEMME’ (KHATAM ALQURAN) DI DESA BARANIA KECAMATAN SINJAI BARAT KABUPATEN SINJAI

(Studi Unsur-unsur Kebudayaan Islam)

skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Humaniora Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam

pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar

Oleh:

NURHIDAYAH

40200116091

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawa ini:

Nama : Nurhidayah

NIM : 40200116091

Tempat/Tanggal Lahir : Sinjai, 15 Juli 1998

Jur/Prodi/Konsentrasi : Sejarah Peradaban Islam/S1 Fakultas/Program : Adab dan Humaniora

Alamat : Samata

Judul : Tradisi Mappanre Temme’ (Khatam Alquran) di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai (Studi Unsur-Unsur Kebudayaan Islam)

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata, 3 Maret 2020 Penyusun,

Nurhidayah

(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

ميِحهرلا ِنَْحْهرلا ِهللَّا ِمْسِب

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Pertama-tama marilah kita mengucap rasa syukur atas kehadirat Allah Swt, karena atas berkah dan rahmat-Nya serta karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang begitu sederhana yang jauh dari kata kesempurnaan dan masih trdapat banyak kesalahan.

Dalam mengisi hari-hari kuliah dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, motivasi, arahan, masukan serta kritikan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis sangat berterimah kasih kepada Dosen Bapak dan Ibu pembimbing serta penguji yang telah meluangkan waktunya demi pengarahan dan pembinaan dalam penyelesaian skripsi yang sangat sederhana ini. Tidak lupa juga saya berterimah kasih kepada keluarga yang senantiasa mensupport dan doa beliau yang khusyu dalam shalatnya hanya untuk melihat anaknya berhasil. Teman-teman serta sahabat yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, baik berupa materi, tenaga, doa, dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Semoga jasa-jasanya dibalas oleh Allah Swt. Amin.

Sepanjang skripsi ini begitu banyak kesulitan dan hambatan yang dihadapi oleh penulis karena itu sepatutnya saya mengucapkan banyak terimah kasih kepada beliau yang telah memotivasi, membimbing, mengarahkan dan mensupport saya dalam membantu penyusunan penyelesaian skripsi ini, dan penghargaan kepada:

(6)

vi

1. Kedua orang tua tercinta, ayah Bahar. M dan Ibu Darmawati. A yang penuh kasih sayang, doa dan pengertian yang telah mendidik dan membesarkan serta mendorong penulis hingga menjadi manusia yang dewasa. Beliau adalah orang yang tak pernah lelah dan letih untuk memberikan yang terbaik untuk penulis. Kasih sayang dan cintanya begitu besar yang tak mampu penulis ungkapkan hanya dalam sebuah tinta dalam coretan..

2. Ucapan terimah kasih kepada keluarga besar yang selama ini memberikan support dan nasehat yang tiada hentinya. Terutama kepada om saya tercinta Ramli. Sp, ia adalah layaknya sosok seorang ayah bagi saya karena dalam penyusunan penulis ini ia selalu memberikan perhatian dan support kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ucapan terimah kasih yang mendalam kepada saudara tak sedarah tercinta Desi, Nurmayanti, Reski Amelia, Herlina yang selama ini telah mensupport dalam membantu penyusunan dan penyelesaian skripsi ini baik dalam bentuk materi maupun nonmateri. Mereka adalah keluarga kedua bagi penulis, yang selalu menegur dan memberikan semangat yang luar biasa serta tidak pernah bosan membantu penulis dalam penulisan ini.

4. Ucapan terimah kasih kepada masyarakat di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai, karena berkat mereka dalam meluangkan waktunya. Sehingga penulis dapat menghasilkan atau memperoleh informasi dengan fakta-fakta realita yang terjadi di Desa Barania dalam skripsi sesuai penelitian penulis. Terkhusus kepada seluruh narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis dalam kelancaran penelitian penulis.

(7)

vii

5. Ucapan terimah kasih yang mendalam kepada Dr. Abu Haif, M.Hum dan Dr. Syamhari, S.Pd.,M.Pd yang telah banyak meluangkan waktunya dalam

membimbing, mengarahkan, menasehati, memberi saran dan kritikan serta masukan dalam penyusunan penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen UIN Alauddin Makassar terimah kasih atas bantuan dan bekal disiplin ilmu pengetahuan selama menimbah ilmu dibangku kuliah. Ilmu yang kami dapatkan di banku kuliah adalah pedoman kami di masa depan`

7. Para Bapak/Ibu dosen dan karyawan Fakultas Adab dan Humaniora UIN dan seluruh citivitas akademik Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar yang tidak dapat saya sebut namanya satuperstu yang telah memberikan pelayanan yang berguna dalam penyelesaian studi jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam.

8. Bapak Camat Sinjai Barat dan Bapak Kepala Desa Barania yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Barania.

9. Saudara-saudari seperjuanganku tercinta SKI angkatan 2016, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan perhatian selama penulusan skripsi ini. 10. Teman-teman KKN UIN Alauddin Makassar Posko 9 desa Su’rulangi

kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar Angkatan ke-61 yang turut serta mendoakan penulis.

11. Harapan yang menjadi motivatorku, terimah kasih atas segalah bantuannya. Semoga harapan dan cita-cita kita tercapai sesuai dengan jalan Siratal-Mustaqim. Terimah kasih sudah menjadi penyemangat dan memahami keadaan penulis dalam penyusunan penelitian ini. Amin.

(8)

viii

Akhirnya, semoga segala bantuan dari berbagai pihak mendapat imbalan berupa pahala dari Allah swt. dan dengan segalah kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga sekripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi penulis sendiri dan kepada masyarakat Desa Barania.

Wassalam

Makassar, 14 Februari 2020 Penulis

NURHIDAYAH 40200116091

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 6

D. Tinjauan Pustaka ... 8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 12

A. Konsep Tradisi Masyarakat Sulawesi Selatan ... 12

B. Kebudayaan Islam ... 16

C. Hubungan Budaya Dengan Islam ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 24

B. Pendekatan Penelitian ... 31

C. Data dan Sumber Data ... 33

D. Metode Pengumpulan Data ... 34

(10)

x

F. Metode Penulisan ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Eksistensi Tradisi Mappanre Temme’ di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai ... 38

1. Asal usul munculnya tradisi Mappanre Temme’ ... 38

2. Perkembangan tradisi mappanre temme’ ... 42

3. Akulturasi Dalam Tradisi Mappanre Temme’ ... 44

B. Prosesi Tradisi Mappanre Temme’ di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai ... 46

1. Sebelum Pelaksanaan ... 46

2. Tahap Pelaksanaan ... 54

3. Pasca Pelaksanaan ... 56

C. Nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Tradisi Mappanre Temme’ di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai ... 57

1. Nilai Sosial Kemasyarakatan ... 59

2. Nilai Religi atau Agama ... 62

BAB V PENUTUP ... 64 A. Kesimpulan ... 64 B. Implikasi... 67 KEPUSTAKAAN ... 67 DATA INFORMAN ... 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 72

(11)

xi

ABSTRAK Nama Penyusun : Nurhidayah

Nim : 40200116091

Judul Skripsi : Tradisi Mapppanre Temme’ (Khatam Alquran) di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai (Studi Unsur-Unsur Kebudayaan Islam)

Penelitian ini pada umumnya bertujuan untuk: Pertama mendekskripsikan dan menganalisis eksistensi tradisi Mappanre Temme’ di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai, kedua untuk mendekskripsikan dan menganalisis prosesi tradisi Mappanre Temme’ di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai, ketiga untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Tradisi Mappanre Temme’ di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.

Dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini, Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam karya ilmiah adalah penelitian lapangan (Field Research). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif. Dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah: pendekatan Historis, pendekatan Antropologi, pendekatan Agama, dan pendekatan Sosiologi. Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala BPD Desa Barania, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat dan sejajarannya. Sedangkan metode yang digunalan penulis dalam penyusunan penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Disini penulis berusaha untuk mengemukakan mengenai objek yang dibicarakan sesuai kenyataan yang terjadi di masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Mappanre Temme’ adalah sebuah tradisi eksotis yang penuh daya tarik. Eksotisme Mappanre Temme’ bukan hanya karena ia menjadi sarana hiburan tradisional ditengah arus globalisasi budaya, akan tetapi tradisi Mappanre Temme’ sarat dengan makna dan pesan yang mengekspresikan sistem nilai yang dianut oleh masyarakat bugis, yakni di dalamnya banyak terkandung nilai-nilai pendidikan Islam, yakni pendidikan iman, akhlak, intelektual, fisik dan psikis, dan sosial.

Implikasi penelitian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan nilai manfaat bagi semua pihak, terutama bagi masyarakat Desa Barania. Penelitian ini dapat menjadi dasar agar dilain pihak adanya keberanian dari tokoh budaya agar gaya, gerak dan baca-bacaan yang menghiasi suasana upacara Mappanre temme’ dimodifikasi menjadi seni yang bernuansa Islami yang sarat dengan nilai-nilai syiar Islam khususnya pendidikan Islam demi membumikan Islam ditengah kehidupan masyarakat

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Segala sesuatu yang yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh lingkungan dan kebudayaan mereka. Bangsa Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang mempunyai beragam suku, etnis, budaya, agama, kepercayaan dan tradisi. Kebudayaan adalah aktivitas manusia yang mencerminkan prilaku, sikap dan tingkah laku manusia. Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedangkan kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, tradisi merupakan adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat, penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar. Setiap manusia mempunyai tradisi yang berbeda-beda sesuai dengan Kebudayaan tempat mereka tinggal. Kebudayaan memang sangat erat kaitannya dengan tingkah laku dan perilaku manusia. Kebudayaan dan tradisi yang dianut oleh masyarakat perkotaan sangat jauh berbeda dengan tradisi masyarakat di pedesaan. Bagi masyarakat perkotaan budaya dan tradisi mereka lebih banyak mengadopsi kebudayaan dari Barat yang lebih modern dan lebih mengikuti perkembangan zaman. Seperti dalam hal bahasa, makanan, busana, bahkan teknologi. Sedangkan pada masyarakat yang di pedesaan cenderung masih bersifat tradisional yang kebanyakan masyarakatnya masih menganut tradisi nenek moyang mereka, yang ada jauh sebelum datannya Islam. Tradisi dan kebudayaan masyarakat

(13)

2

kadangkala menjadi penyebab perpecahan dalam suatu masyarakat, seperti masuknya kebudayaan baru yang menghilangkan nilai lokal yang dianut masyarakat sebelumnya.

Bagi masyarakat induvidu maupun kelompok sistem religi atau kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam kebudayaan mereka yang tidak bisa dipisahkan dari manusia yang pada dasarnya bersifat universal dan mutlak. Kepercayaan dan religi sangat mempengaruhi keyakinan manusia seperti yang dikatakan dalam buku Pendidikan Agama Islam yang mengatakan bahwa:

"Agama adalah pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi, pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang mempengaruhi manusia, mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan manusia, kepercayaan terhadap suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu, suatu sistem tingkah laku yang berasal dari suatu kekuatan gaib, pemujaan terhadap adanya kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kakuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia, dan ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rasul." 1

Kepercayaan atau tradisi yang mewarnai corak kehidupan masyarakat tidak dapat diubah setelah masuknya agama Islam sebagai agama yang dianutnya. Walaupun demikian kebudayaan atau tradisi yang ada sebelum datangnya Islam tidak dapat dihilangkan tetapi telah terjadi akulturasi. Manusia dan kebudayaan tidak dapat

1Nurmila, S. Ag., M. Pd. I. Pendidikan Agama Islam (Cet. I; Makassar: CV. Agus corp, 2016), h. 2.

(14)

dipisahkan, karena kebudayaan merupakan hasil karya, rasa kemudian menjadi adat istiadat manusia sebagai khalifah di bumi. Tidak ada kebudayaan bila tidak ada manusia dan sebaliknya tidak ada manusia bila mereka tidak berbudaya dalam masyarakat dan lingkungannya.

Bangsa Indonesia mempunyai dua budaya secara umum yaitu budaya nasional dan budaya daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, ras, dan etnik Bangsa. Sistem budaya nasional adalah suatu yang relatif baru dan sedang berada dalam proses pembentukan. Nilai yang terbentuk dalan sistem budaya nasional ini bersifat menyongsong masa depan. Di antara nilai budaya nasional itu berkaitan antara lain dengan faktor kepercayaan dan nilai agama, ilmu pengetahuan, penghargaan terhadap kedaulatan rakyat, toleransi dan empati terhadap budaya suku bangsa yang bukan suku bangsanya sendiri. Di daerah-daerah, budaya Islam juga mewarnai kehidupan berbangsa baik budaya seni, tradisi, maupun peninggalan fisik. Mislanya perayaan maulid, peringatan Isra' mi'raj, halal bihalal, barasanji (pembacaan sejarah hidup Nabi), mappanre temme'dan sebagainya.

Tradisi yang berhubungan dengan tamat Alquran mungkin bagi sebagian orang adalah hanya sebagai tradisi yang biasa dan kurang menarik untuk di teliti. Secara umum, masyarakat telah mengetahui bahwa Negara Republik Indonesia kaya dengan aset budaya nasional yang tersebar di seluruh tanah air. Hal tersebut tidak terlepas dari kondisi sosial dan geografis Indonesia yang menjadi faktor pendukung bagi masyarakat dalam mengespresikan kemudian menghasilkan suatu budaya, karena budaya merupakan jiwa dan tolak ukur kualitas manusia. Sebab kebudayaan adalah milik manusia, hanya manusialah yang berbudaya sebagai wujud dari proses kreativitas dan produktivitas dalam meningkatkan amanah kekhalifaan di muka bumi.

(15)

4

Menurut Sewang dalam buku “Islamisasi Kerajaan Gowa” dijelaskan bahwa sebelum datangnya Islam, ada empat unsur adat (pangngadakkang) pada masyarakat Bugis-Makassar yaitu unsur Ada’ (adat kebiasaan), Rapang (perumpamaan, penyerupaan, kebiasaan masyarakat), wari (pelapisan sosial atau silsilah keturunan), dan bicara (pengadilan). Setelah Islam diterima sebagai suatu agama oleh masyarakat, maka unsur pangngadakkang yang sebelumnya hanya empat kini menjadi lima unsur dengan sara’(syariat Islam) sebagai tambahan untuk melengkapi dan menyempurnakan unsur budaya lokal tersebut. Sebelum datangnya Islam, masyarakat Sulawesi Selatan memiliki kepercayaan-kepercayaan yang mengatur kehidupan dan tingkah laku masyarakat. Seperti kepercayaan terhadap roh atau arwah nenek moyang, kepercayaan terhadap dewa-dewa patuntung dan kepercayaan terhadap pattorioloang.2

Kepercayaan semacam ini merupakan kepercayaan animisme dan dinamisme yaitu kepercayan terhadap ruh nenek moyang serta segala benda yang di anggap sakral atau gaib, seperti keris, pohon besar, kuburan dan lain sebagainya.

Terjadinya akulturasi budaya animisme dan dinamisme khususnya di kalangan masyarakat Bugis sudah tidak dapat dipisahkan lagi karena sudah menjadi utuh dan melekat di kalangan masyarakat. Dalam tradisi mappanre temme’ yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat merupakan kepercayaan terhadap Allah Swt. Mappanre temme’ merupakan bagian dari tradisi masyarakat khususnya di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.

2Ahmad M. Sewang, Islamisasi Kerajaan Gowa (Cet. I; Jakarta. PT. Yayasan Obor Indonesia Anggota IKAPI DKI Jakarta, 2003), h. 137.

(16)

Penelitian yang diangkat oleh penulis, terlebih dahulu pernah diteliti oleh Mundzir. Namun, walaupun penelitian ini memiliki judul yang sama akan tetapi objek dan lokasi penelitian berbeda. Selain itu, di dalam skripsinya hanya membahas tentang nilai sosial masyarakat sedangkan penulis akan membahas, nilai lahiriyah, nilai ilahiyah, dan nilai budaya. Adanya perbedaan ini yang mendorong penulis untuk mengangkat judul ini sebagai penelitian penulis.

Dalam proses mappanre temme’, ini merupakan tradisi masyarakat khususnya di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Tradisi ini dilakukan setelah anak laki-laki maupun perempuan sudah menyelesaikan bacaan Alqurannya sebanyak 30 juz. Mappanre temme’ ini juga biasanya dilakukan pada saat acara pernikahan. Mappanre temme’ memang merupakan tradisi asli masyarakat bugis Sinjai. Tradisi ini, sangat kental dengan unsur Islamnya. Hal itulah yang menjadi dasar penulis mengangkat tema ini sebagai topik penelitiannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang penelitian ini, maka yang menjadi pokok permasalahan yaitu "Bagaiamanakah unsur-unsur kebudayaan Islam yang terdapat dalam tradisi mappanre temme’ di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai". Dari pokok permasalahan tersebut dapat dijabarkan sub masalah sebgai berikut:

1. Bagaimanakah eksistensi tradisi mappanre temme’ pada masyarakat Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai?

2. Bagaimanakah prosesi mappanre temme’ pada masyarakat Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai?

(17)

6

3. Bagaimanakah nilai yang terkandung dalam tradisi mappanre temme’ pada masyarakat Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai?

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus

Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan penelitian yang sedang di lukakan dan merupakan batasan penelitian terhadap suatu sumber yang akan diteliti, dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitiannya pada:

a. Unsur-unsur budaya Islam b. Tradisi mappanre temme’

2. Deskripsi Fokus a. Unsur budaya Islam

Unsur merupakan bagian yang saling berkaitan langsung dengan benda ataupun sesuatu yang digambarkannya. Menurut Abu Hamid, terdapat tiga kepercayaan pra- Islam yaitu: kepercayaan terhadap roh nenek moyang, kepercayaan terhadap dewa-dewa patuntung, dan perkawinan terhadap persona-persona jahat.3Walaupun Islam sudah dikenal pada masyarakat bugis namun,tradisi dan kepercayaan masyarakat terdahulu masih dilaksanakan atau belum dihilangkan sepenuhnya. Namun praktik-praktik tradisi yang dilakukan masyarakat terdahulu sekarang sudah di akulturasikan dengan adanya unsur Islam. Adanya Islam secara perlahan tradisi masyarakat yang bertentangan dengan Islam sudah banyak di warnai unsur-unsur Islam. Seperti, tradisi selamatan yang dilaksanakan pada masyarakat bugis dijadikan pengganti penyembahan terhadap roh nenek moyang atau

(18)

benda sacral, dan adanya pembacaan ayat suci Alquran dapat menggantikan mantra-mantra yang sering diucapkan pada saat melakukan ritual.

b. Tradisi Mappanre Temme’

Mappanre dalam bahasa Bugis berarti memberi makan, sedangkan Temme’ adalah orang yang tamat mengaji atau khatam Alquran. Mappanre temme’ adalah sebuah prosesi yang memberikan apresiasi kepada anak laki-lak dan perempuan yang telah tamat mengaji atau khatam Alquran.4 Tradisi mappanre temme’ bukan hanya dilaksanakan pada saat anak laki-laki ataupun perempuan tamat Alquran. Akan tetapi mappanre temme’ juga dilakukan pada saat acara pernikahan atau perkawinan. Pada prosesi pernikahan mappanre temme’ di lakukan setelah acara mappaccing. Pada acara pernikahan mappanre temme’ biasanya dilakukan pada siang hari.

Tradisi mappanre temme’ hadir di kalangan masyarakat dengan menjujung nilai-nilai islami. Oleh karena itu, tradisi ini di anggap sebagai salah satu rasa syukur serta suatu cara meningkatkan semangat mempelajari Alquran pada kalangan masyarakat terutama di kalangan anak-anak. Oleh karena itu, tradisi ini sangat menarik untuk diteliti.

Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai merupakan objek penelitian penulis dalam karya ilmiah ini. Desa Barania merupakan salah satu desa yang terletak di sebelah Barat.

4H. M. Dahlan, “Refleksi Nilai dalam Tradisi Mappanre Temme’”. Jurnal Rihlah, Vol. V No. 2/2016, h. 124.

(19)

8

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan salah satu aspek terpenting dalam sebuah penelitian yang bertujuan membantu peneliti dalam menentukan suatu sumber yang akan diteliti, baik berupa hasil-hasil penelitian maupunn literatur yang berkaitan dengan pokok masalah yang akan diteliti. Adapun yang menjadi hasil penelitian dari beberapa literatur temuan orang lain yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka yaitu:

1. Buku yang berjudul “islamisasi kerajaan Gowa (abad XVI sampai abad XVII)” yang diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia Anggota IKAPI DKI Jakarta 2003. Dalam buku tersebut dijelaskan kepercayaan sebelum datannya Islam,yang juga berkaitan dengan penelitian penulis. Alasan penulis mengangkat buku ini sebagai salah satu sumber dan refrensi penulis adalah penelitian yang penulis angkat merupakan akulturasi dari kebudayaan pra-Islam. Di dalam buku ini, juga membahas tentang islamisasi dan sistem politik yang berkaitan erat dengan penelitian penulis. Penulis sangat berterimah kasih kepada Prof. DR. Ahmad Sewang, M.A. selaku penulis buku Islamisasi di Kerajaan Gowa. Karena dengan adanya buku ini sangat membantu peneliti dalam proses penelitiannya.

2. Skripsi: Mundzir yang berjudul “Tradisi mappanre temme’ di Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru”. Skripsi ini menjadi acuan utama penulis karena apa yang di paparkan dalam skripsi ini hampir sama dengan apa yang akan penulis teliti. Dalam skripsi ini dijelaskan tentang unsur Islam serta nilai Islam yang ada dalam tradisi mappanre temme’. Dalam skripsi ini pula dijelaskan cara atau prosesi mappanre temme’ serta segala sesuatu yang

(20)

berhubungan dengan tradisi tersebut. Penulis sangat mengucapkan banyak terimah kasih dengan adanya skripsi ini karena dengan adanya skripsi ini penulis dapat menjadikan perbandingan dengan apa yang akan penulis teliti. Walaupun judul skripsi yang diteliti memiliki judul yang sama akan tetapi objek dan lokasi berbeda. Dalam skripsi ini di fokuskan pada Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru, sedangkan penulis mengambil fokus penelitian khususnya di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Dan menjadi objek penelitian penulis di khususkan pada Tradisi Mappanre Temme’ sebagai salah satu unsur studi kebudayaan Islam. Hal lain yang membedakan penelitian penulis adalah dalam sripsi ini hanya membahas tentang nilai sosial masayarakat. Sedangkan, penulis akan membahas nilai-nilai yang berhubungan dengan nilai lahiriyah, nilai ilahiyah dan nilai nudaya.

3. Jurnal : H.M. Dahlan,”Refleksi Nilai dalam Tradisi Mappanre Temme’” Jurnal Rihlah 2016. Jurnal tersebut membahas tentang latar belakang keberadaan Tradisi Mappanre temme’, pelaksanaan Mappanre temme’ dan nilai dalam tradisi mappanre temme’. Namun walaupun Jurnal ini memiliki judul yang sama dengan penelitian penulis akan tetapi objek kajian penulis berbeda. Karena dalam jurnal tersebut di gambarkan secara umum tentang tradisi Mappanre Temme’ yang dilaksanakan oleh masyarakat setelah masuknya agama Islam, sebagai agama resmi masyarakat. Sedangkan, penulis hanya berfokus pada satu objek kajian atau satu tempat tertentu yaitu di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Tidak lupa dan tidak henti-hentinya penulis mengucapakan banyak terimah kasih kepada H.M.Dahlan selaku penulis jurnal serta merupakan salah satu Dosen di Universitas Islam Negeri

(21)

10

Alauddin Makassar khususnya di fakultas Adab dan Humaniora. Jurnal ini sangat membantu penulis dalam melakukan perbandingan tentang penelitian penulis.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Pada bagian ini, dijelaskan tentang tujuan yang akandicapai oleh peneliti terhadap masalah yang diteliti. Tujuan penelitian juga slah satu cara bertujuan untuk menjawab semua rumusan masalah yang diteliti oleh peneliti.Tujuan penelitian biasanya mencakup dari alternatif berikut :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis eksistensi tradisi mappanre temme’ pada masyarakat Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai 2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis prosesi tradisi mappanre temme’

pada masyarakat Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai 3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai yang terkandung dalam tradisi

mappanre temme’ pada masyarakat Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai

Selain tujaun, dalam skripsi ini terdapat pula kegunaan dalam penelitian tersebut, yaitu:

1. Kegunaan Ilmiah

Peneliti sangat berharap, penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan terkhusus dalam bidang ilmu pengetahuan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangsi bagi generasi selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan agar kita lebih menghargai budaya-budaya, tradisi-tradisi, serta kepercayaan yang ada dilingkungan kita. Serta,

(22)

semoga dengan adanya penelitian ini kita lebih meningkatkan pemahaman kita bahwa tradisi Islam merupakan salah satu identitas kita sebagai suatu budaya.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu mengajak masyarakat dan meningkatkan pemahaman masyarakat Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten sinjai untuk lebih menjaga dan melestarikan serta memperkenalkan budaya yang dimiliki kepada masyarakat luas, sehingga dapat dinikmati dan tetap di jujung tinggi sehingga dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya. Dan untuk pemerintah setempat agar memberikan perhatian khusus pada aspek-aspek tertentu agar lebih menjaga dan melestarikannya sebagai kearifan lokal.

(23)

12

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Konsep Tradisi Masyarakat Sulawesi Selatan

1. Konsep Tradisi

Berbicara mengenai tradisi, hubungan antara masa lalu dan masa kini haruslah lebih dekat. Tradisi mencakup keberlangsungan masa lalu di masa kini ketimbang skedar menunjukkan fakta bahwa masa kini berasal dari masa lalu. Kelangsungan masa lalu di masa kini mempunyai dua bentuk material dan gagasan atau objektif dan subjektif. Menurut arti yang lebih lengkap tradisi adalah keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar masih ada hingga sekarang. Tradisi lahir melalui dua cara. Cara pertama muncul dari bawah melalui mekanisme kemunculan secara spontan dan tak diharapkan serta melibatkan banyak rakyat banyak. Karena suatu alasan individu tertentu menemukan warisan historis yang menarik.

Di dalam suatu tradisi masyarakat atau suatu individu mengatur dan di atur oleh hubungan interaksi dengan sesamanya. Seperti berinteraksi dengan kelompok masyarakat, interaksi dengan lingkungan dan mengatur bagaimana cara masyarakat dalam bersikap, beringkah laku dan berperilaku dalam kehidupan sehari-harinya. Tradisi sangat mempeengaruhi seluruh pola dan sistem aktivitas masyarakat.

Tradisi Islam merupakan proses dinamika perkembangan agama serta mengatur pemeluknya dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Tradisi Islam lebih mengarah pada peraturan yang tidak membebangkan pemeluknya dan bersifat tidak memaksa. Beda halnya dengan tradisi lokal yang seluruhnya dan asal-usulnya bukan

(24)

berasal dari agama Islam yang pada akhirnya terjadi akulturasi dengan Islam. Kadangkala keberagaman dan adat istiadat bertentangan dengan ajaran Islam ortodoks.

Tradisi merupakan sinonim kata “budaya” yang keduanya merupakan hasil karya. Tradisi adalah hasil karya masyarakat, begitupula dengan budaya, keduanya saling mempengaruhi. Karena, merupakan personifikasi dari sebuah hukum tidak tertulis, yang menjadi patokan norma dalam masyarakat yang dianggap baik dan benar.5 Dan hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi kegenerasi baik dalam bentuk tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya hal itu, suatu tradisi dapat punah. Selain itu, tradisi juga dapat diartikan sebagai kebiasaan bersama dalam masyarakat yang secara otomatis akan mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan setiap para anggota masyarakat setempat.6

Dalam sejarah tradisi merupakan salah satu ekspresi budaya dalam kehidupan manusia baik kelompok maupun individu dalam mempertahankan kehidupannya dan berkaitan dengan agama formal atau budaya lokal. Tradisi merupakan suatu bentuk material serta terbentuk dari suatu ide dan gagasan yang berasal dari masa lalu. Tradisi muncul dari warisan nenek moyang mereka. Dalam suatu tradisi dominan mengalami perubahan setiap waktu. Perubahan tradisi kadangkala disebabkan karena banyaknya tradisi dan terdapat bentrokan antara tradisi yang satu dengan tradisi yang lainnya. Perubahan tradisi ini terjadi antara tradisi masyarakat atau antar kultur yang

5Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. V (Cet. I; Jakarta: Balai Pustaka, 2016), h. 1208.

6Zakiyuddin Baidawi dan Mutaharrun Jinan, Agama danFluralitas Budaya Lokal (Surakarta: PSB-PS UMS, 2002), h. 63.

(25)

14

berbeda di dalam suatu masyarakat tertentu. Tradisi yang sudah melekat di masyarakat senantiasa di patuhi dan dilaksanakan dan menjaga agar terus hidup dan berkembang sehingga masyarakat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Terdapat fungsi tradisi dalam masyarakat yaitu:

a. Tradisi dapat dijadikan sebagai suatu wadah untuk membangun masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu masyrakat.

b. Tradisi sebagai symbol atau suatu identitas suatu budaya atau masyarakat dalam menunjukkan jati diri dan suatu kelompok masyarakt atau individu.

2. Masyarakat Sulawesi Selatan

Sulawesi Swlatan atau yang biasa kita sebut Sul-sel merupakan salah satu provensi di Indonesia. Sulawesi Selatan memiliki beragam adat, budaya, tradisi, agama mauoun kelas atau strata sosial. Untuk orang Bugis tradisi merupakan corak dan identitas dirinya. Salah satu tradisi yang sangat kental pada masyarakat Sulawesi Selatan adalah tradisi Mappanre Temme’. Tradisi ini merupakan salah satu tradisi masyrakat Sulaesi Selatan yang biasanya dilaksanakan pada saat anak laki-laki ataupun perempuan khatam alquran dan pada acara pernikahan. Mappanre Temme’ merupakan salah satu bentuk ritual alquran dan juga merupakan permohonan doa kepada kepadal Allah swt. Sulawesi Selatan merupakan salah satu provensi di Indonesia yang memiliki keindahan wisata yang kaya akan kebudayaan lokal baik dari sejarahnya, kebudayaannya, serta alamnya yang terdapat di muka bumi.

Sulawesi Selatan merupakan suatu wilayah yang mayoritas pneduduknya beragama Islam. Di Sulawesi Selatan Islam pertama kali masuk di kerajaan Gowa namun bukan agama resmi Kerajaan. Kehadiran agama Islam di Sulawesi Selatan

(26)

awalnya di bawa oleh para pedagang muslim dari Arab, Persia, India, Cina dan Melayu ke Ibu Kota Kerajaan Gowa yaitu Soma Opu. Agama Islam masuk di Sulawesi Selatan pada sejak abd ke 16. Islam pada masa ini masuk pada kepemimpinan Mangarangi Daeng Mangrabia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin Awalul Islam. Ia merupakan Raja ke-14 yang memimpin kerajaan Gowa. Namun pada masa ini Islam belum berkembang pesat karena Islam pada masa ini bukan merupakan agama resmi kerajaan. Pada abad ke-17 Islam sudah mulai mengalami perkembangan pesat karena pada masa ini para raja-raja Gowa dan Tallo sudah menerima Islam sebagai agama yang sah dan Islam pada masa ini sudah dijadikan sebagai agama resmi kerajaan. Dan pada saat itupula raja Gowa maupun Tallo sudah memeluk Islam. Perkembngan Islam pada masa ini tidak pula terlepas dari beberapa Mubaligh yang sangat berperang penting dalam penyebaran Islam pada masa ini di antaranya Khatib Tunggal, Datuk Ri Bandang, Datuk Patimang, Datuk Di Tiro dan Syekh Yusuf.

Islam teruus berkembang di Sulawesi Selatan mulai dari kerajaan Bugis, wajo, soppeng, Sidenreng, dan kerajaan-kerajaan Lainnya di Sulawesi Selatan. Suku Bugis merupakan salah satu Kerjaan di Sulawesi Selatan yang paling sulit menerima Islam yang diyakini hanya dijadikan sebagai suatu siasat politik umat menguasai Kerajaan Bugis. Salah satu bukti peninggalan Islam di Sulawesi selatan pada masa awal datannya Islam adala Mesjid Katangka. Mesjid ini dibangun pada awal masuknya Islam serta pada masa kepemimpinan Raja Gowa yaitu Sultan Alauddin.

(27)

16

B. Kebudayaan Islam

1. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan dalam bahasa Indonesia merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan akal fikiran dan kemampuan mengadakan atau menciptakan sesuatu yang berasal dari manusia. Budaya adalah daya dari bukti yang berupa cipta, karsa dan rasa. Pengertian kebudayaan sebenarnya terbentuk dari tiga prinsip dasar yaitu pemikiran (ideas), hasil pemikiran manusia (artifact), dan aktivitas (activities) yang semuanya itu saling mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk suatu kebudayaan. Menurut Koengjaraningrat dalam buku antropologi terdapat tujuh unsure kebudayaan yang bersifat universal, yaitu:

a. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia b. Sistem mata pencaharian dan ekonomi

c. Sistem kemasyarakatan d. Bahasa

e. Kesenian f. Pengetahuan.

g. Sistem Religi dan upacara keagamaan.7

Sarjana Barat yaitu C. Kluckhohon dan W. H Kelly merumuskan definisi kebudayaan yaitu pola untuk hidup yang tercipta dalam sejarah eksplesit, rasionil,

(28)

irrasionil, dan non rasionil yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman potensi bagi tingkah laku manusia.8

Menurut Kroeber dan Kluckhon terdapat beberapa pokok-pokok kebudayaan yaitu:

a. Bahwa kebudayaan yang terdapat pada umat manusia sangat beranekaragam. b. Bahwa kebudayaan itu di dapat dan diteruskan secara sosial dengan pelajaran c. Bahwa kebudayaan itu terjabarkan dari berbagai Ilmu dan eksistensi manusia. d. Kebudayaan bersifat terstruktur.

e. Kebudayaan itu terbagi dalam beberapa aspek. f. Kebudayaan itu bersifat dinamis.

g. Nilai dalam kebudayaan itu relative.9

Menurut Liliweri kebudayaan merupakan pandangan hidup dari sekelompok orang dalam bentuk perilaku, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan simbol-simbol yang mereka terima tanpa sadar yang semuanya diwariskan masyarakat melalui proses komunikasi dari satu generasi kegenerasi berikutnya.10 Sedangkan menurut Edward Burnett, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.11

8Harsojo, Pengantar Antropologi (cet.III;Bandung : Bina Cipta,1997)h,110. 9Harsojo, Pengantar Antropologi, h.93-94

10Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 60.

(29)

18

2. Pengertian Islam

Islam merupakan agama terakhir yang diwahyukan kepa Nabi Muhammad saw. Sebagai penutup Nabi-Nabi sebelumnya.12 Islam Agama yang diturunkan oleh Allah swt. Untuk semua umat manusia di muka bumi yang bertujuan sebagai pedoman dan mengisi kehidupan umat manusia di muka bumi. Islam lahir pada masyarakat yang sudah memiliki kepercayaan agama terlebih dahulu sehingga dengan adanya Islam terjadi akulturasi pada kehidupan umat manusia. Secara bahasa Islam berasal dari bahasa Arab yang di ambil dari kata “aslamu” yang mempunyai arti “selamat”. Islam bagi para pemeluknya diyakini sebagai ajaran yang damai. Sejak lahirnya Islam di muka bumi sangat mempengaruhi besar pada masyarakat dan merupakan satu-satunya agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Agama Islam merupakan agama yang satu-satunya agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Agama Islam merupakan agama yang paling benar. Islam merupakan agama yang sempurna dalam aqidah dan syariat diantaranya:

a. Islam memerintahkan kepada kita semua untuk senantiasa menjalankan tauhid dan menjauhi serta melarang perbuatan syirik.

b. Islam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berlaku jujur dan tidak pernah melakukan kebohongan baik itu kepada manusia maupun kepada Allah swt.

c. Di dalam Islam kita senantiasa diajarkan untuk selalu bersikap dan berperilaku adil terhadap sesama dan melarang perbuatan zholim.

12 Abu Haif, Jurnal Rihlah Sejarah dan Kebudayaan (Vol.II; Makassar : Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, 2015), h.70.

(30)

d. Islam sangat menganjurkan kita agar senantiasa menepati janji dan tidak pernah menginkari janji. Baik itu janji kita kepada Allah swt maupun janji kita kepada sesama manusia karena semuanya akan kita pertanggungjawabkan di akhirat kelak.

e. Islam mengajarkan kita agar senantiasa bersifat amanah maksudnya berbicara sesuai kenyataan dan tidak pernah berkhianat.

f. Islam memerintahkan kepada kita agar senantiasa berbakti kepada kedua orangtua dan tidak mendurhakainya.

g. Islam mengajarkan dan selalu mengingatkan kita bahwa agama Islam adalah agama yang paling sempurna di sisi Allah swt.

h. Islam selalu menjaga jiwa para pemeluknya. Dan selalu mengingatkan kita untuk tetap patuh dan tunduk kepada Allah. Menghilangkan sikap dan sifat dendam yang ada dalam diri umat manusia agar tidak terjadi pertumpahan darah di muka bumi ini.

i. Islam senantiasa menjaga akal dan fikiran kita. Oleh karena itu Allah mengharamkan minuman dan makanan yang haram atau memabukkan. Misalnya Khamar dan Narkoba.

j. Islam mengajarkan kita agar selalu amanah.

k. Islam mengajarkan kita agar selalu menjaga nazab (keturunan) oleh karena itu Allah mengharamkan zina.

(31)

20

C. Hubungan Budaya Dengan Islam

1. Budaya

Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, rasa manusia. Budaya sebenarnya merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang dapat disebut pula atau dapat diartikan sebagai adat – istiadat atau kebiasaan. Dalam suatu budaya banyak mencakup sistem nilai-nailai atau norma agama. Masyarakat memandang bahwasanya sistem budaya dominan berkaitan dengan norma agama. Terdapat lima aspek dalam suatu budaya yaitu aspek kehidupan spiritual, aspek bahasa dan kesastraaan, aspek kesenian, aspek sejarah dan aspek ilmu pengetahuan. Islam hadir didalam masyarakat untuk dijadikan sebagai panutan manusia menuju kehidupan yang lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Oleh karena itu Islam hadir di masyarakat tidaklah menghancurkan budaya yang telah dianut oleh masyarakat sebelumnya, akan tetapi Islam hadir sebagai pelengkap dan dalam masyarakat.

Dalam perkembangan Islam tidak dapat dipisahkan dengan budaya, karena Islam merangkul budaya untuk menyampaikan ajarannya. Contohnya pada zaman dahulu yaitu zaman Jahiliyah yang dimana masyarakat belum mengenal sama sekali yang namanya agama Islam, masyarakat mempunyai tradisi atau kebiasaan untuk memberi makan berhala yang disembahnya. Namun, setelah datannya Islam dan hadirnya para rasul, kebiasaan atau tradisi yang biasa mereka lakukan diganti dengan memberi sedekah.

2. Islam

Islam merupakan agama yang diturungkan oleh Allah swt kepada manusia sebagai rahmat. Ajaran-ajaran dalam Islam memberikan keselamatan bagi manusia di dunia maupun di akhirat. Ajaran-ajaran dalam agama Islam menyangkut kehidupan

(32)

manusia. Tidak ada sesuatu apapun maupun tindakan dan aktivitas manusia yang dilakukan kecuali Allah telah meletakkan aturan-aturan dalam ajaran Islam. Kebudayaan merupakan suatu sisi penting dalam aktivitas manusia karena manusia pada umunmnya memiliki kecenderungan untuk berbudaya. Manusia diberikan kemampuan oleh Allah swt. Untuk berfikir, berkarya, dan menciptakan sesuatu kebudayaan sesuai dengan akal dan fikirannya.

Para ahli kebudayaan mempunyai pendapat yang berbeda di dalam memandang hubungan antara agama dan kebudayaan.

a. Bahwa agama adalah sumber kebudayaan atau dapat dikatakan pula bahwa kebudayaan ialah suatu bentuk nyata dari agama itu sendiri. Pendapat seperti ini diungkapkan oleh salah satu ahli yang bernama Hegel.

b. Pendapat selanjutnya berasal dari seorang ahli yang bernama Pater Jan Bakker yang mengatakan bahwa budaya tidak ada sama sekali hubungannya dengan kebudayaan.

c. Kelompok ketiga berpendapat dan beranggapan bahwa kebudayaan merupakan bagian dari agama itu sendiri.

Islam dan kebudayaan memang memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Karena dalam suatu ajaran Islam berisikan tentang ajaran-ajaran atau aturan-aturan yang sesuai dengan kehendak Allah swt. Dan kebudayaan merupakan realitas keberagaman umat Islam tersebut. Sehingga segala sesuatu bentuk atau wujud nyata dari ajaran agama Islam dapat dilihat dari kebudayaan dan kehidupan para pemeluk agama Islam. Adat – istiadat atau tradisi bahkan kebudayaan kadangkala dapat menjadi suatu kebaikan bagi umat manusia dalam salah satu segi kehidupannya. Misalnya dalam kebudayaan berpakaian atau berbusana, bergaul, bermasyarakat atau

(33)

22

sebagainya. Tanpa kita sadari maupun kita sadari unsure Islam sudah berinteraksi dengan kebudayaan tersebut. Ada beberapa jenis kebudayaan dalam pandangan Islam yaitu:

1) Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam

Kebudayaan semacam ini merupakan suatu kebudayaan yang telah terjadi akulturasi dengan agama Islam. Contohnya dalam suatu kelompok sosial khususnya pada masyarakat Bugis suatu kelompok masyarakat masih melaksanakan upacara tujuh hari ataupun empat puluh hari orang meninggal. Jika kita kembali merujuk pada sejarah Islam dan berpedoman pada Nabi-Nabi terdahulu upacara semacam ini tidak pernah ada pada masa Rasulullah saw, tetapi dengan masuknya agama islam di kalangan masyarakat telah terjadi akulturasi dan dijadikan upacara ini bernuansa Islami. Yakni dengan cara pembacaan ayat-ayat suci alquran pada saat meninggal dunia atau lebih dikenal dengan Takziah.

2) Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam

Kebudayaab seperti ini merupakan suatu kebudayaan yang tidak sesuai dengan ajaran atau aturan-aturan dalam Islam. Contohnya pada masyarakat Cilacpa yang pada masa sekarang ini masih menyembah roh Nyi Roro Kidul dengan cara pemberian sesajian yang menurut keyakinan dan kepercayaan masyarakat bahwasanya pemberian makanan ini sebagai bentuk kesyukuran kepada penguasa lautan Selatan atau Samudera Hindia. Agama dan budaya yang ada di Indonesia jika kita lihat dalam konteks Islam merupakan suatu hubungan yang simbiosis. Contohnya di daerah Sulawesi Selatan sendiri budaya, tradisi, dan seni bisa dijadikan sebagai suatu alat untuk meenyampaikan ajaran-ajaran Islam. Seperti pembacaan sirah Nabi, Qasidah dan lain sebagainya. Ada beberaapa hal yang dapat kita lihat bagaimana

(34)

Islam sangat berkesinambungan denga agama. Pada abad ke 8 Islam sudah ada di Nusantara namun tidak berkembang karena metode penyampaiannya dilakukan sama halnya di daerah-daerah Arab. Dan jika kita lihat pada kondisi wilayah dan masyarakat di daerah Nusantara dominan masyarakaatnya lebih mengikuti tradisi Timur sehingga sulit untuk menerima Islam melalui cara atau metode Arsb. Namun pada abad ke-15 yaitu pada zaman Majapahit muncul beberapa Wali yang menyadari bahwa pemberian pesan-pesan Islam sesuai dengan metode Arab kurang efektif untuk masyarakat Nusantara, sehingga disampaikan melalui bahasa, cara, budaya, dan tradisi yang berkeembang di masyarakat. oleh karena itu menghasilkan beberapa tradisi Islam misalnya Syair, sastra dan sebagainya.

(35)

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan serta mendapatkan informasi tentang penelitian adalah penelitian lapangan atau Field Research yaitu suatu penelitian dimana peneliti melakukan penelitian secara langsung kelokasi penelitian dan terlibat secara langsung dengan objek yang diteliti. Dalam penelitian lapangan ini, peneliti lebih yakin terhadap informasi yang berkaitan dengan penelitian penulis karena penulis dapat melihat secara langsung bahkan bisa merasakan secara langsung apa yang terkait dengan penelitian penulis. Selain penelitian lapangan, penulis juga melakukan penelitian pustaka (Library Research) yaitu penelitian dengan mengambil literature atau sumber-sumber dari buku-buku, jurnal, dan kajian pustaka lainnya sebagai bahan pendukung penulis. Metode yang penulis gunakan adalah deskriptif-kualitatf. Alasan penulis menggunakan metode ini adalah karena penelitian kualitatif berhubungan dengan penelitian lapangan, dimana peneliti langsung melakukan penelitian kepada suatu objek yang akan diteliti dan menggambarkan fenomene sosial yang bersifat kompleks. Metode ini eratkai tannya dengan karyai lmiah yang akan penulis teliti, dimana penelitian penulis ini menyangkut penelitian lapangan. Dalam penelitian kualitatif ini pula peneliti dapa tmengambil sumber dari dokumen-dokumen, sertau capan atau informasi baik lisan maupun tulisa ndari orang yang dianggap lebih tahu tentang objek yang akan diteliti.

(36)

Data atau informasi harus ditelusuri seluas-luasnya sesuai yang ada berupa informasi lisan yang mengetahui secara mendalam tradisi tersebut.13

Penelitian sosial menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengkritik kelemahan penelitian kuantitatif (yang terlalu positivisme), serta juga bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang ada objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, nilai, sifat, model, tanda, atau gambaran, tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. Format deskriptif kualitatif pada umunya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi khusus.14

2. Lokasi Penelitian

Fokus lokasi penelitian yang akan penulis laksanakan adalah di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Desa Barania adalah salah satu Desa yang berada di Sebelah Barat Kecamatan Sinjai Barat Provensi Sulawesi Selatan dengan Luas Wilayah 18,78 km2 jumlah penduduk sekitar 2073 Jiwa. Penduduk Desa Barania tersebar di beberapa titik perkampungan yaitu Dusun Pussanti, Dusun Mattirohalia, Dusun Kaddorobukua,. Dusun Kaddorobukua merupakan salah satu Dusun yang terpencil di Desa Barania yang masih begitu Sulit di jangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

13Burhan Bungin, analisis Data Penelitian Kualitatif (Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 53.

(37)

26

TABEL 1

LUAS DESA, JARAK DARI IBUKOTA KECAMATAN DAN

KABUPATEN SERTA KETINGGIAN DARI PERMUKAAN LAUT DIRINCI PER DESA TAHUN 2019

DESA LUAS (km)2 JARAK DARI IBUKOTA KECAMATA N JARAK DARI IBUKOTA KABUPATE N KETINGGIA N DARI PERMUKAA N LAUT 1. Gunung perak 22.99 12 52 950 2. Balakia 3.70 3,5 58,5 950 3. Tassililu 5.44 0,80 48 800 4. Arabika 9.46 7 59 900 5. Barania 18.78 8 49 925 6. Botolempangan 18.28 10 46 750 7. Bonto Salama 14.50 17 58 600 8. Turungan Baji 18.60 21 62 600 9. Terasa 23.84 20 61 600 Jumlah 135,5 3

(38)

Tabel 1 (Luas Daerah)

Menurut sejarah yang pertama kali merintis pemukiman adalah pendatang yang berasal dari kerajaan Turungeng (Tomannurungnge) di Soppeng Sinjai Barat yang kemudian membentuk perkampungan dengan maksud memperluas daerah kekuasaan yang kemudian diberi nama Pusanti, menurut sejarah beliau diberi gelar Puang Lohe” dan To pa’Baranina Karaeng Turungeng, Setelah perkampungan terbentuk maka masyarakat dari berbagai daerah berdatangan untuk bercocok tanam di Pusanti.

Selanjutnya pada tahun 1960 S/D 1989 terbentuklah suatu desa yang diberi nama Bulu Salaka kemudian berubah nama menjadi Gunung Perak dan Pusanti masuk kedalam pemerintahan Desa Gunung Perak yang diberi nama Dusun Pusanti. Kemudian pada tahun 1989 Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai melakukan pemekaran Desa termasuk Desa Gunung Perak dan Dusun Pusanti dimekarkan menjadi satu Desa yang diberi nama Desa Barania.

Sejak terbentuknya Desa Barania secara resmi, pembangunan yang dilaksanakan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Perrmasalahan telah banyak terselesaikan, tetapi karena perkembangan waktu, luas wilayah, jumlah penduduk, dukungan potensi, serta pemenuhan kebutuhan masyarakat, masih banyak program pembangunan yang harus dilaksanakan.

(39)

28

Kepala Desa yang pernah memimpin di Desa Barania secara berturut- turut adalah :

No Nama Jabatan Periode Keterangan

1 M. Mustafa. HS KepalaDesa 1989 s/d 2007 Definitif 2 M. Mustafa. HS PLT KepalaDesa 2007 s/d 2008 PLT

3 Nurdin, S.Ag KepalaDesa 2008 s/d

2013 Definitif 4 Abdullah. B PLT Kepala D Desa 2014 s/d 2015 Plt 5 Firman M. Maddolangeng, S.Sos KepalaDesa 2015 s/d 2021 Definitif Tabel 2

(Kepala Desa yang pernah memimpin di Desa Barania)

Adapun alasan mengapa penulis memilih lokasi ini adalah karena tempatnya yang mudah dijangkau serta lokasinya tidak terlalu membutuhkan banyak biaya. Alasan lain mengapa penulis memilih lokasi ini adalah Karena dalam pandangan penulis lokasi ini merupakan salah satu tempat yang masyarakatnya sanga tmenjunjung tinggi tradisi tersebut.

(40)

Gambar 1 (Peta Desa Barania)

Secara geografis, Desa Barania adalah daerah daratan yang merupakan salah satu keunggulan dalam pembangunan sektor pertanian, perkebunan, persawahan dan peternakan. Dengan kondisi tanah yang subur membuat penduduk Desa Barania sebagian besar bekerja dibidang pertanian dan perkebunan. Komoditas utama yang

(41)

30

dihasilkan berupa padi, jagung, cabai merah dan umbi-umbian seperti singkong dan ubi jalar.

Jumlah penduduk Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai adalah 2073 orang yang terdiri dari jenis kelamin, berbagai latar belakang usia, dan tingkat pendidikan manusia.

a. Jenis Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Keadaan penduduk suatu wilayah merupakan salah satu keuntungan yang dimiliki wilayah tersebut. Karena penduduk merupakan salah satu sumber daya manusia yang potensial dalam meningkatkan pembangunan suatu wilayah. Oleh karenanya maka peningkatan kualitas penduduk suatu wilayah perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah setempat.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2019

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang)

1. Laki-laki 1016

2. Perempuan 1057

Jumlah 2073

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Umur adalah waktu yang kita gunakan untuk hidup dengan melakukan aktifitas-aktifitas individu dan sosial didalam masyarakat. Umur merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan produktivitas kerja sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap pembangunan suatu wilayah.

Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai dapat dilihat pada tabel 2.

(42)

Tabel 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur 2019

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang)

1. 0-1 tahun 20 2. 1-4 tahun 92 3. 5-14 tahun 340 4. 15-39 tahun 961 5. 40-64 tahun 520 6. > 65 tahun 140 Jumlah 2073

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2019

No Jenis Pekerjaan Laki – laki Perempuan

1. Petani 972 -

2. Nelayan - -

3. Buruh Tani / Nelayan - -

4. Buruh Pabrik - -

5. PNS 25 22

6. Pegawai Swasta 1 2

7. Wiraswasta / Pedagang 32 2

8. Tukang Batu 15 -

Tabel 3 menunjukka bahwa tingkat Pekerjaan masyarakat Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat jumlah Pekerjaan yang paling banyak adalah Petani yaitu 972

(43)

32

orang dengan dan jumlah Pekerjaan yang paling terendah adalah Pegawai Swasta yaitu 3 orang.15

B. Metode Pendekatan

Adapun pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Antropologi

Antropologi sebagaimana yang penulis pahami merupakan salah satu ilmu bantu dalam mempelajari budaya dan manusia. Dalam Antropologi seringkali dikembangkan dalam bidang kajian untuk mempelajari masalah-masalah budaya. Antropologi juga umumnya mencakup berbagai dimensi kehidupan manusia, sehingga antropologi itu sendiri dapat diklasifikasikan berdasarkan cabang-cabang antropolgi sosial, antropologi politik, dan antropologi budaya.16 Pendekatan antropologi juga berusaha atau membantu manusia tentang perkembangan manusia yang mempelajari keragaman bentuk fisik dan nilai-nilai budaya masyarakat. Penulis sangat berharap dalam tradisi atau budaya mappanre temme’ dapatlah dilihat dari sudut pandang manusia sebagai salah satu aset dan keberagaman serta menjadi identitas suatu daerah atau budaya yang harus tetap di jaga, dilestarikan serta di junjung tinggi sebagai sesuatu yang bernilai. Dalam hal ini antropologi menggambarkan tentang kehidupan manusia dan masyarakat pada masa lampau, yang mencakup unsur – unsure kebudayaan.17

15 Kantor Desa Barania, 07 Februari 2020.

16Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi(Cet. I; Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2009), h. 14.

17Dudung Abdulrahman, Metode Penelitian Sejarah (Cet. I, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu,1999), h.15.

(44)

2. Pendekatan Agama

Agama merupakan unsur kepercayaan atau keyakinan, tata cara peribadatan, dan mengatur nilai hubungan manusia dengan Tuhan secara vertikal dan hubungan manusia secara horizontal. Agama dalam pandangan sosiolog adalah suatu kesatuan sistem kepercayaan dan pegalaman terhadap sesuatu yang sakral.18 Agama atau religius bahkan berpusat pada bentuk tradisional. Dengan menggunakan pendekatan ini penulis sangat berharap kita akan mengetahui letak nilai-nilai Islam serta unsur-unsur budaya Islam dan budaya lokal yang terdapat dalam tardisi Mappanre Temme’ dalam suatu unsur kebudayaan Islam.

3. Pendekatan Historis

Pendekatan historis atau pendekatan sejarah adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis peristiwa-peristiwa yang penting dalam kehidupan manusia. Pendekatan historis juga dapat berguna untuk menemukan fakta-fakta sejarah yang masih ada dan dilestarikan oleh masyarakat pada zaman sekarang. Pendekatan historis ini digunakan penulis sebagai salah satu pendekatan dalam penulis agar mampu apa yang terjadi dan bagaimana perkembangan dalam tradisi mappanre temme’.

4. Pendekatan Sosiologi

Sosiologi merupakan salah satu Ilmu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia. Pendekatan sosiologi membantu kita memahami tradisi mappanre temme’ dengan melihat peranan masyarakat. Pendekatan sosiologi meliputi tingkah laku masyarakat, hubungan sosial dan strata sosial.

C. Data dan Sumber Data

(45)

34

Dalam penentuan sumber data untuk penelitian didasarkan pada kemampuan dan kecakapan peneliti dalam berusaha mengungkap suatu peristiwa yang subjektif dan menentukan atau menetapkan informan yang sesuai dengan syarat ketentuan sehingga data yang dibutuhkan peneliti benar-benar sesuai dan alamiah dengan fakta yang kongkrit. Dalam mengumpulkan data penulis harus memberikan suatu sumber yang benar-benar akurat dan dapat dipertanggung jawabkan dalam penelitiannya.

Penelitian dalam sumber data dalam penelitian yang di susun oleh penulis, didasarkan pada usaha peneliti dalam mengunkap peristiwa subjektif mungkin sehingga penentuan informan sebagai sumber utama dan pokok menggali data adalah memiliki kompetensi pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang tradisi mappanre temme’.

Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini, yaitu: 1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh narasumber atau informan yang dalam hal ini yaitu pemuka adat dan beberapa tokoh masyarakat setempat. Dalam data primer ini penulis melekukan objek kajian secara langsung ke tempat penelitian dan bahkan ikut terlibat secara langsung dengan objek yang akan diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa buku, jurnal, dan data pendukung yang tidak diambil langsung daru informan akan tetapi melalui dokumen atau hasil penelitian yang relevan untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Data sekunder ini lebih mengarah pada tinjauan pustaka atau arsip yang berhubungan atau berkaitan dengan penelitian yang ditulis atau diteliti oleh penulis.

(46)

D. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi merupakan hasil dari penelitian lapangan yang dilakukan dengan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku objek yang dilihat dan hal-hal yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan menggunakan teknik pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.

Dalam pengertian psikologi, observasi atau yang biasa juga kita sebut dengan pengamatan, meliputi pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobsrevasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.

Dengan observasi peneliti lebih yakin dalam penyusunan karya ilmiahnya karena ia mendapatkannya secara langsung tanpa ada perantara dari pihak lain. Cara ini juga sangat baik digunakan karena peneliti dapat melihat dan menanyakan secara langsung terkait rumusan masalah yang diangakat dalam penelitiannya.

2. Wawancara atau Interview

Dalam metode wawancara, penulis melakukan wawancara secara terstruktur dan sistematis. Karena peneliti sebelumnya telah menetapkan terlebih dahulu masalah pertanyaan atau seputar pertanyaan yang yang akan diajukan yang berkaitan dengan penelitian penulis. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data primer terhadap tradisi Mappanre Temme’.

Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Interview digunakan peneliti untuk menilai keadaan sesuatu. Misalnya, untuk mencari data tentang

(47)

36

variabel latar belakang, dan sikap terhadap sesuatu. Secara fisik interview di bedakan menjadi dua yaitu interview terstruktur dan interview tidak terstruktur.

Wawancara adalah suatu instrument yang digunakan untuk menggali data secara lisan untuk dijawab secara lisan oleh sumber informan. Hal ini haruslah dilakukan secara mendalam agar kita mendapatkan data yang valid dan detail.19

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, prasasti dan sebagainya sehingga dapat diperoleh dapat mendukung penelitian penulis. Teknik ini merupakan hal yang paling menonjol digunakan oleh para peneliti.20

Dokumentasi berasal dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melakukan atau melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

E. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pada prinsipnya metode analisis data adalah suatu langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk menganalisis hasil temuan data yang telah dikumpulkan melalui metode pengumpulan data yang telah diterapkan. Dalam menganalisis data peneliti akan memilih data mana yang penting dan yang akan dipelajari kemudian membuat kesimpulan sehingga memudahkan diri sendiri dan orang lain memahami objek yang akan dikaji. Dilihat dari tujuan analisis, tujuan dalam analisis kualitatif adalah

19 V. Wiratma Sujarweni, Metodologi Penelitian (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), h. 73-74.

20 Basri MS, Metodologi Penelitian Sejarah Pendekatan, Teori, dan Praktik.( Cet. I; Jakarta: Restu Agung, 2006), h. 60-63

(48)

menganalisis proses berlangsunnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut, dan menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data dan proses suatu fenomena sosial itu.

Berdasarkan tujuannya terdapat tiga kelompok metode analisis data kualitatif yaitu: kelompok metode analisis teks dan bahasa, kelompok analisis tema-tema budaya dan kelompok analisis kinerja dan pengalaman individual.

F. Metode Penulisan

Metode yang digunakan paling akhir dari keseluruhan rangkaian penelitian dalam penulisan karya ilmiah baik dalam bentuk narasi, maupun etnografi. Yang merupakan proses penyusunan fakta-fakta ilmiah dari berbagai sumber yang telah diseleksi sehingga menghasilkan suatu bentuk penulisan antropologi budaya.

(49)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Eksistensi Tradisi Mappanre Temme’ di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai

1. Asal usul munculnya tradisi Mappanre Temme’

Tradisi Mappanre Temme’ adalah salah satu tradisi yang yang sangat

dijunjung tinggi oleh masyarakat Bugis. Tradisi ini dilakukan sejak masuknya Islam di Sulawesi Selatan khusunya pada masyarakat Bugis. Di Indonesia yang merupakan negeri muslim tersebar di dunia, saat perayaan upacara adat kerap dilakukan

diberbagai daerah. Masyarakat disetiap daerah memiliki cara tersendiri dengan ciri khas budayanya masing-masing dalam menyelenggarakan suatu upacara adat. Seperti diketahui, agama Islam masuk di sulawesi selatan dengan cara yang sangat santun terhadap kebudayaan dan tradisi masyarakat Bugis. Di Sulawesi Selatan kata

Mappanre Temme’ sudah sangat dikenal oleh masyarakat Bugis sedangkan di daerah-daerah lain tradisi ini sering pula disebut tradisi A’pakanre Tamma’ yang kedua kata ini memiliki makna atau arti yang sama yaitu tradisi Khatam Alquran. Istilah

Mappanre Temme’ berasal dari dua kata yaitu dari kata Mappanre dalam bahasa Bugis berarti memberi makan, sedangkan Temme’ adalah orang yang tamat mengaji atau khatam Alquran. Dalam Glosarium Sulawesi Selatan Mappanre Temme’ diartikan sebagai proses pengadaan perjamuan sehubungan dengan khataman alquran.21 Mappanre Temme’ adalah sebuah prosesi yang memberi apresiasi atau pengharhaan kepada anak laki-laki maupun perempuan yang telah tamat mengaji.

21Suriadi Mappangara, Glosarium Sulawesi Selatan, (cet I. Makassar: BPNST Makassar. 2007).,h. 274

(50)

Latar belakang munculnya tradisi Mappanre Temme’, tidak lepas dari

Islamisasi di Kerajaan Gowa pada abad XVII M. Perintah membaca alquran berawal dari wahyu pertama dari Allah swt kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril dalam QS al-‘Alaq/96: 1-5, sebagai berikut:

Terjemahnya:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.22

Ayat di atas menggambarkan bahwa Allah swt memerintahkan kepada manusia untuk membaca segala hal yang ada di sekitarnya, melalui perantaraan kalam (berarti Alquran) agar manusia lebih mengetahuinya. Ayat inilah yang memotivasi seseorang untuk membaca dan terus mengkaji Alquran.

Pelaksanaan kegiatan membaca dan menamatkan al-Qur’an muncul sebagai dampak dari proses Islamisasi atau pengembangan Islam.Penyebaran Islam selanjutnya ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya mengadakan pengajian Alquran bagi anak-anak dan orang dewasa. Dalam perkembangannya dibentuk Parewa Syara’ yang dipimpin seorang Qadhi (petugas agama).Parewa Syara’ inilah yang mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan kegiatan membaca Alquran yang dilaksanakan di rumah guru mengaji dan di masjid.23

22Kementerian Agama RI, al-Quranku dengan Tajwid Blok Warna Disertai Terjemah (Jakarta: Lautan Lestari, 2010) , h. 597.

Gambar

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2019
Tabel 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur 2019
Gambar 3 : (Sokko’)  Adapun makna dari sokko’ tersebut adalah:

Referensi

Dokumen terkait

mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup

tujuan dakwah dalam arti luas adalah menegakkan ajaran agama Islam pada setiap insan baik individu maupun masyarakat. Disamping itu, Allah juga mengajak manusia menuju kepada

Jelaskan apakah ketika melaksanakan tradisi petekan di lingkungan masyarakat Desa Ngadas, dilaksanakan segala acara prosesi petekan berdasarkan ajaran dan norma agama Islam

Berdasarkan ayat tersebut jelaslah bahwa perilaku atau tradisi pemujaan pada masyarakat Wale-ale tidak dibenarkan dalam ajaran agama Islam, karena setiap perbuatan

• Sementara agama Islam dapat di definisikan sebagai suatu system ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah swt, yang diturunkan kepada ummat manusia dengan wahyu melalui

Agama Islam merupakan agama yang rahmatan lil „alamiin, artinya keberadaan ajaran Islam sebagai agama wahyu tersebut, memiliki peran penting untuk penyelematan ummat di dunia

Sehingga, relevansi tradisi Nyeliwer Wengi dengan ajaran Islam mengandung sebuah makna akulturasi budaya Jawa ( Lokal ) dan ajaran Islam yaitu nilai-nilai Islam telah

Yang membedakan manusia di hadapan Allah SWT adalah ketakwaannya (QS.. d) Islam merupakan agama akal dan pikiran. Artinya, semua ajaran Islam sangat rasional dan dapat