• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PERANCANGAN PRODUK RAK BUKU DENGAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR PERANCANGAN PRODUK RAK BUKU DENGAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT)"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN PRODUK RAK BUKU DENGAN METODE QFD

(QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT)

OLEH :

MUHAMMAD AGYL SYAHRIAL AMINULLAH

NPM : 12322053

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

SURABAYA

(2)

PERANCANGAN PRODUK RAK BUKU DENGAN METODE QFD

(QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik

Universitas Wijaya Putra Surabaya

OLEH :

MUHAMMAD AGYL SYAHRIAL AMINULLAH

NPM : 12322053

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

SURABAYA

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

NAMA : Muhammad Agyl Syarial Aminullah

NPM : 12322053

FAKULTAS : Teknik

PROGRAM STUDI : Teknik Industri

JUDUL : Perancangan Produk Rak Buku Dengan Metode QFD (Quality Function Deployment)

Surabaya, 14 Oktober 2015

Mengetahui, Disetujui oleh :

Dekan Fakultas Teknik Dosen Pembimbing

Slamet Riyadi ST, MT. Ong Andre Wahyu R ST,MT.

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah diterima dan disetujui oleh tim penguji skripsi serta dinyatakan LULUS. Dengan demikian Tugas Akhir ini sah untuk melengkapi syarat – syarat mencapai gelar Sarjana Teknik pada PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA, kepada:

Nama : Muhammad Agyl Syahrial Aminullah NPM : 12322053

JUDUL : Perancangan Produk Rak Buku Dengan Metode QFD (Quality Function Deployment)

DEWAN PENGUJI TUGAS AKHIR :

Ketua : Slamet Riyadi ST, MT. ( ) NIDN: 07119117101

Anggota 1: Ong Andre Wahyu R ST,MT. ( ) NIDN: 0005047201

Anggota 2: Krisnadhi Hariyanto., ST., MM. ( ) NIDN: 0711107402

Surabaya, 14 Oktober 2015 Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Industri

Slamet Riyadi ST, MT. Ong Andre Wahyu R ST,MT. NIDN: 07119117101 NIDN: 0005047201

(5)

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surabaya, 14 Oktober 2015

Tanda tangan

Muhammad Agyl Syarial Aminullah NPM: 12322053

(6)

MOTTO

"Bunga yang tidak akan layu sepanjang

jaman adalah kebajikan."

(William Cowper)

“Banyak kegagalan dalam hidup ini

dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya

mereka dengan

keberhasilan saat mereka menyerah.”

(7)

vii

KATA PENGANTAR

segala puji dan syukur saya panjatkan kepada allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir pada Progam Studi Teknik Industri yang berjudul “PERANCANGAN PRODUK RAK BUKU DENGAN METODE QFD

(QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT)”

dalam menyelesaiakn tugas akhir ini, saya banyak mendapat bantuan dorongan dari berbgai pihak, baik yang berupa moril, ataupun materil yang sangat berate bagi penyelesaian tugas akhir ini. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua saya yang telah mendukung baik secara moril atau materil. 2. Bapak H.Budi Endarto, SH, M.Hum, selaku rektor Universitas Wijaya Putra

Surabaya.

3. Bapak Slamet Riyadi, ST,MT, selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Wijaya Putra Surabaya.

4. Bapak Ong Andre Wahyu, ST,MT dan Ketua Program Studi Teknik Industri, Universitas Wijaya Putra Surabaya.

5. Bapak Ong Andre Wahyu, ST,MT, Selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Para Dosen Fakultas Teknik, Universitas Wijaya Putra Surabaya

7. Kepada keluarga yang ikut membantu dalam penyelesaian perancangan dan pembuatan produk furniture rak buku

8. Rekan-rekan yang telah banyak memberikan masukan saran,

Surabaya, 14 Oktober 2015

(8)

LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR

N a m a : Muhammad Agyl Syahrial Aminullah Program Studi : Teknik Industri

NPM : 12322053

Alamat : Jl. UKA Gang 1/17b Sememi Benowo Surabaya

Telp : 0857 3676 9171

Judul Tugas Akhir : Perancangan Produk Rak Buku Dengan Metode QFD (Quality Function Deployment) Konsultasi

Ke URAIAN / MATERI BIMBINGAN

Bab Halaman Hari Tanggal Tanda Tangan Dosen Pembimbing

1 Penataan Paragraf dan bahan dalam

pembuatan proposal 1 s/d 3 08 Apr 15

2 Perubahan metode analis 2 07 Mei 15

3 Pengembangan bahasa proposal 1 & 2 12 Mei 15

4 Metodelogi penelitian 3 13 Mei 15

5 Rancangan desain produk 3 18 Mei 15

6 Penyelesaian seluruh Sub-Bab Proposal 1 s/d 3 19 Mei 15

7 Pengumpulan dan Olah data 4 25 Juni 15

8 Kuesioner 4 02 Juli 15

9 Pengembangan bahasa, Susunan langkah

penelitian dan Tahapan dokumen 3 s/d 4 09 Juli 15 10 Penataan Sub-Bab, Tambahan Proses

Pembuatan Produk dan Daftar Pustaka 1 s/d 5 30 Sep 15

11 Daftar Pustaka 12 Okt 15

12 13 14

Surabaya 14 Oktober 2015 Mengetahui Dosen Pembimbing

Ketua Program Studi

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... V KATA PENGANTAR ... VI LEMBAR KONSULTASI ... VIII DAFTAR ISI ... IX ABSTRAK ... BAB I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Manfaat penelitian Produk ... 2

1.5 Tujuan penelitian Produk ... 2

1.6 Sistematika penulisan ... 2

BAB II. LANDASAN TEORI ... 4

2.1 Ergonomi ... 4

2.1.1 Deinisi Ergonomi ... 4

2.1.2 Antropometri ... 5

2.2. Perancangan ... 7

2.3. Pengembangan Produk ... 9

2.4. Tahap Pokok Siklus Produk ... 11

2.5. Teknik Pengumpulan Data ... 13

2.6. QFD (Quality Function Deployment) ... 16

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 20

3.1 Diagram Alir Pengerjaan ... 20

(10)

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.4 Penyusunan Kuisioner ... 22

3.5 Penerapan QFD ... 23

3.6 Analisa Data ... 25

3.7 Perancangan Produk Rak Buku ... 26

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 28

4.1 Pengumpulan Data ... 28

4.1.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan ... 28

4.1.2 Menentukan Kepentingan Relatif Setiap Kebutuhan ... 29

4.1.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 31

4.2 Pengolahan Data QFD ... 34

4.2.1 Menyiapkan Daftar Metrik Kebutuhan ... 34

4.2.2 Mengumpulkan Informasi Pesaing ... 36

4.2.3 Menetapkan Spesifikasi Target ... 37

4.1 Perhitungan Biaya ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1 kesimpulan ... 40

5.2 saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

2.1. House of Quality ... 17

3.1. Diagram Alir Perancangan Pengembangan Produk ... 20

3.2. Sketsa Perancangan Produk (2D) ... 26

3.3. Sketsa Perancangan Produk (3D) ... 27

3.4. Sketsa Perancangan Produk (3D) ... 27

4.1. Produk Pesaing Rak Buku ... 39

(12)

DAFTAR TABEL

4.1. Intepretasi Kebutuhan Pelanggan ... 29

4.2. Hasil Pengukuran Tingkat Kepentingan ... 30

4.3. Ranking Item Kebutuhan... 31

4.4. Daftar Atribut Dalam Variable View SPSS ... 31

4.5. Hasil Uji Validitas ... 32

4.6. Hasil Uji Reliabilitas ... 33

4.7. Daftar Metrik Kebutuhan Konsumen ... 34

4.8. Daftar Metrik Kebutuhan Teknis dan Konsumen ... 35

4.9. Daftar Performansi Target yang Akan Dicapai ... 37

(13)

1

PERANCANGAN PRODUK RAK BUKU DENGAN METODE QFD

(QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT)

Muhammad Agyl Syahrial A.

1

dan Ong Andre Wahyu R. ST, MT.

2

Universitas Wijaya Putra

Fakultas Teknik - Program Studi Teknik Industri

ABSTRAK

Dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk dapat bertahan hidup. Lebih spesifik lagi seorang pekerja harus dapat menyesuaikan berbagai fasilitas yang ada untuk menunjang pekerjaannya. Dengan demikian fasilitas berupa suatu produk yang dirancang pun harus disesuaikan dengan manusia sebagai pemakai. Produk yang dibuat kali ini adalah sebuah rak buku. Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana merancang sebuah rak buku yang sesuai dengan Kebutuhan dan keinginan konsumen, dan apakah rak buku yang dirancang dapat menciptakan kenyamanan bagi konsumen. Maka dari itu diperlukan sebuah alternative desain rak buku dengan penerapan metode Quality Function Deployment (QFD), untuk mengetahui dan menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen di kalangan akademisi dan rumah tangga. Melalui tahapan dalam proses perancangan dan pengembangan produk, serta hasil kuesioner yang ditabulasikan dalam QFD diperoleh bahwa responden sangat menginginkan rak buku yang ergonomi, dapat menampung banyak buku, mempunyai kemudahan dalam perawatan dan handal serta menghasilkan kualitas produk yang baik. Maka hasil dari penelitian tersebut terbuatlah lemari buku yang di desain dengan bentuk yang minimalis dan dapat menampung banyak buku karena memiliki kapasitas yang cukup besar.

Kata Kunci : Rak buku, Desain, QFD

1 Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra, Surabaya 2

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang serba modern ini, sudah banyak inovasi-inovasi baru yang diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menjalani rutinitas sehari- harinya. Salah satu contoh nyata dari inovasi terbaru yang banyak membantu manusia adalah terciptanya lemari.

Belakangan trend untuk furniture mengarah ke model minimalis, hal ini juga didukung dengan pertumbuhan properti di tanah air dengan bentuk produk yang minimalis dan serbaguna. Hal ini bisa dipahami karena beberapa kebutuhan akan furniture ini disesuaikan juga dengan tempat dan ruang yang sempit dan terbatas.

Rancang bangun produk ini memang sengaja di khususkan untuk kebutuhan lemari yang mempunyai kapasitas dengan jumlah besar guna untuk menyimpan buku-buku, arsip-arsip, dan berkas yang cukup banyak jumlahnya yang cocok digunakan di tempat kantor, perpustakaan, bank, dan tempat yang memerlukan penyimpanan berkas yang banyak.

Jadi untuk itu dengan adanya produk ini bisa mengurangi kendala kekurangan tempat untuk menyimpan buku-buku, arsip-arsip, dan berkas yang cukup banyak jumlahnya tanpa membutuhkan ruang yang begitu besar dan memiliki desain yang menarik dan minimalis.

Sementara itu pada saat ini jarang ada produk yang bisa mendukung kelebihan itu apalagi di Indonesia saat ini. Saat ini para produsen furniture hanya fokus kepada desain perkembangan zaman yang saat ini sedang tren di masyarakat tanpa melihat aspek ergonomi pada produk furniture tersebut. Dengan ruangan yang tidak luas maka produk ini yang memiliki desain minimalis dan memiliki kelebihan dalam hal kapasitas sangat tepat untuk digunakan pada wilayah kantor,

(15)

2 perpustakaan, bank, dan wilayah yang mebutuhkan lemari dengan penyimpanan besar.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan permasalahan tugas akhir perancangan ini adalah : Perancangan Produk Rak Buku Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD).

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas dan agar penulisan ini tidak melebar serta tidak menyimpang dari ruang lingkup, maka batasan masalah penulisan ini adalah obyek yang digunakan dalam merancang atau mendesain Rak Buku, maka dalam perancangan ini memakai pendekatan metode QFD (Quality Function Deployment) dengan memperhatikan aspek ergonomi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari perancangan ini adalah terciptanya produk furniture yang memiliki desain minimalis dan memiliki kelebihan tertentu serta dalam hal ergonomi.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : Merancang produk tepat guna dan minimalis untuk lokasi yang terbatas di wilayah perkantoran dan perpustakaan dengan menerapkan metode QFD (Quality Function Deployment).

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan tugas akhir ini, dibagi ke dalam beberapa bab, yaitu :

(16)

BAB I. PENDAHULUAN

Terdiri atas pendahuluan yang berisikan latar belakang permasalahan yang dibahas, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat, serta sistematika penulisan laporan tugas akhir ini.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Mengemukakan beberapa teori penunjang yang dipakai sebagai dasar pengerjaan laporan dan perencanaan alat, antara lain mengenai sistem perakitan, serta komponen–komponen yang digunakan untuk perancangan rak buku.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Diuraikan tentang metodologi pengerjaan tugas akhir. Meliputi metode perencanaan dan perancangan dari sistem alat bantu rancang bangun. Disamping itu juga dibahas tentang metode analisa dan pengujian yang dilakukan.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan pengumpulan data dan perancangan produk rak buku yang ergonomis Melalui pendekatan metode QFD (Quality Function Deployment).

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan terhadap permasalahan yang telah dibahas serta memberikan saran yang bermanfaat.

(17)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi

2.1.1 Definisi Ergonomi

Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto, Ergonomi Institut Teknologi Sepuluh November).

Tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. Tujuan utama ergonomi ada empat, yaitu :

1. Memaksimalkan efisiensi karyawan.

2. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.

3. Menganjurkan agar bekerja dengan aman, nyaman dan bersemangat.

4. Memaksimalkan bentuk kerja

Menurut Nurmianto, peranan penerapan ergonomi antara lain : a. Aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang

(re-desain).

Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools) bangku kerja (benches), platform,

(18)

kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (displays), jalan/lorong (access ways), pintu (doors), jendela (windows) dan lain – lain.

b. Desain pekerjaan pada suatu organisasi

Misalnya : Penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan dan lain – lain.

c. Meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Misalnya : Desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual (visual display unit station). Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan kerja, desain suatu peletakan.

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman.

Prinsip yang harus selalu digunakan adalah “sesuaikan pekerjaan dengan pekerjanya, bukan pekerja yang menyesuaikan diri dengan pekerjaannya”. Dengan demikian pekerjaanlah yang harus disesuaikan agar berada dalam jangkauan kemampuan dan keterbatasan manusia.

2.1.2 Antropometri

Antropometri berasal dari kata antropos dan metricos. Antropos berarti manusia dan metricos berarti ukuran. Antropometri adalah

(19)

6 ukuran–ukuran tubuh manusia secara alamiah baik dalam melakukan aktivitas statis (ukuran sebenarnya) maupun dinamis (disesuaikan dengan pekerjaan). Antropometri adalah ilmu yang berhubungan dengan pengukuran dimensi dan karakteristik tubuh manusia lainnya seperti volume, pusat gravitasi dan massa segmen tubuh manusia. Ukuran–ukuran tubuh manusia sangat bervariasi, bergantung pada umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan dan periode dari masa ke masa. Pengukuran dimensi–dimensi tubuh manusia merupakan bagian yang terpenting dari antropometri karena akan menjadi data dasar untuk mempersiapkan desain berbagai peralatan, mesin, proses dan tempat kerja (Harrianto, 2008). Menurut Sutalaksana, antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan (design) produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

1. Perancangan areal kerja

2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.

3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, komputer dan lain-lain.

4. Perancangan lingkungan kerja fisik. Antropometri dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Antropometri Statis (struktural)

Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur tubuh. Anthropometri statis berhubungan dengan pengukuran dengan keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam

(20)

keadaan diam atau dalam posisi standar. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi tubuh, ukuran kepala, panjang lengan dan sebagainya.

2. Antropometri Dinamis (fungsional)

Antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.

Hal-hal yang mempengaruhi dimensi antropometri manusia adalah sebagai berikut :

1. Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.

2. Jenis kelamin

Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul

3. Rumpun dan suku bangsa.

4. Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.

5. Kondisi ekonomi dan gizi juga berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun juga bergantung pada kegiatan yang dilakukan.

6. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh. 7. Kondisi waktu pengukuran.

2.2 Perancangan

Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis, menilai memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non fisik yang optimum untuk waktu yang akan

(21)

8 datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. Proses perancangan yang merupakan tahapan umum teknik perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari Need, Idea, Decision, dan Action. Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasi kebutuhan (need). Sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (ide-idea) yang akan melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang ada, sehingga perancang akan dapat memutuskan (decision) suatu alternatif yang terbaik.

Akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan (action). Perancangan suatu peralatan kerja dengan berdasarkan data antropometri pemakainya betujuan untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja, meningkatkan performansi kerja, dan meminimalisir potensi kecelakaan kerja.

Proses-Proses dalam Perancangan Produk

Perancangan produk terbagi atas tujuh langkah yang mempunyai yang masing-masing mempunyai metode tersendiri. Ketujuh langkah tersebut diuraikan sebagai berikut (Cross. N, 1994) :

1. Klarifikasi tujuan 2. Penetapan fungsi 3. Menyusun Kebutuhan 4. Menetapkan karakteristik 5. Pembangunan alternatif 6. Evaluasi alternatif 7. Rincian perbaikan

(22)

2.3 Pengembangan Produk

Produk baru diartikan sebagai produk baru bagi perusahaan, modifikasi dari produk yang sudah ada, duplikat dari produk pesaing, produk yang diakuisisi dan produk asli innovatif. Produk baru diperkirakan bisa memberi sebuah proporsi yang tinggi bagi pertumbuhan perusahaan dan kadang-kadang memberikan kontribusi utama terhadap laba bisnis keseluruhan.

Dalam perencanaan produk, produk harus dipandang sebagai pemecahan masalah bagi konsumen, dimana jika seorang konsumen membeli sebuah produk mereka dapat memperoleh manfaat dari penggunaan produk tersebut. Dan yang terpenting disini adalah bagaimana konsumen percaya bahwa suatu produk dapat memenuhi kebutuhannya, bukan bagaimana penjual memandang produk tersebut. Jika kebutuhan konsumen sudah terpenuhi, diharapkan timbul kepuasan dalam diri mereka sehingga dimasa yang akan datang mereka akan melakukan pembelian berikutnya terhadap produk yang sama. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan produk baru, yaitu :

1. Pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan konsumen lengkap. 2. Sumber daya yang mendukung terhadap pengembangan produk baru. 3. Perkiraan penyimpangan produk baru dalam memenuhi pasar sasaran 4. Perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan dan produksi

produk baru.

5. Antisipasi terhadap reaksi para pesaing.

6. Kapan waktu yang paling tepat untuk meluncurkan produk baru. 7. Jasa terkait sebagai pendukung produk baru.

Terdapat empat tipe dasar dalam program pengembangan produk, yaitu : 1. Modifikasi produk lini.

(23)

10 2. Diluar produk lini/ produk substitusi.

3. Produk komplemen 4. Produk Innovasi

Produk baru berpeluang menawarkan nilai superior ke customer dan secara total produk baru dapat meningkatkan keberadaan produk.

1. Jenis-jenis produk baru :

Perkenalan barang atau jasa baru bisa diklasifikasikan menjadi : Benar-benar baru bagi pasar dan luasnya nilai yang diciptakan, menghasilkan jenis-jenis produk baru berikut ini :

a. Inovasi transformasional, produk yang secara radikal baru dan penciptaan nilai yang substansial.

b. Inovasi substansial, produk yang secara signifikan baru dan menciptakan nilai penting untuk customer.

c. Inovasi incremental, inovasi, produk baru yang menyediakan peningkatan performans atau nilai yang diterima lebih baik (atau biaya lebih rendah).

Sebuah perusahaan yang berinisiatif mengembangkan produk baru dapat melakukan inovasi dalam satu atau lebih dari ketiga kategori diatas. Kenyataannya, banyak produk baru merupakan perluasan dari jalur produk yang ada dari total produk baru yang dihasilkan.

2. Menemukan peluang nilai customer

Kebutuhan customer menjadi informasi penting yang menentukan nilai peluang yang ada dalam pengembangan produk baru. Identifikasi dan analisis segmen pasar membantu untuk mengetahui segmen yang menawarkan peluang produk baru ke organisasi. Kepuasan konsumen mengindikasikan seberapa baik pengalaman menggunakan produk dibandingkan dengan nilai yang diharapkan oleh pembeli.

(24)

a. Nilai konsumen, Tujuan analisis nilai customer adalah mengidentifikasi kebutuhan :

1. Produk baru

2. Peningkatan produk yang ada. 3. Peningkatan dalam proses produksi 4. Peningkatan layanan pendukung

b. Kapabilitas yang cocok untuk peluang nilai :

Setiap peluang nilai harus dipertimbangkan pada saat organisasi mempunyai kapabilitas untuk membawa nilai customer yang superior. Organisasi secara normal akan mempunyai kapabilitas yang dibutuhkan perluasan lini produk dan tambahan peningkatan. Pengembangan produk untuk sebuah kategori produk baru membutuhkan penilaian pada kapabilitas organisasi mengenai kategori baru.

c. Inovasi Transformasional

Customer barangkali bukan penuntun yang baik untuk idea produk baru yang secara total mungkin disebut radikal atau penerobosan innovasi sejak mereka membentuk keluarga produk baru atau bisnis baru. Ketika setiap ide dibawah pertimbangan, pelanggan potensial mungkin tidak mengerti bagaimana produk baru akan mengganti produk yang ada. Masalahnya adalah customer tidak mungkin mengantisipasi sebuah preferensi untuk sebuah produk baru yang revolusioner.

2.4 Tahap Tahap Pokok Dalam Siklus Terhadap Produk

Perencanaan produk baru mencakup semua kegiatan perencanaan dari produsen dan penyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar dan menentukan susunan produk lininya. Adanya perencanaan produk baru ini akan mendorong perusahaan

(25)

12 meningkatkan perolehan labanya atau paling tidak membuat laba menjadi stabil.Tahap-tahap dalam perencanaan produk baru terdiri dari : 1. Penciptaan ide. Pengembangan produk baru berawal dari penciptaan

ide, didalam penciptaan ide tidak hanya seadaya saja tetapi harus didefinisikan dengan jelas tujuan dari produk yang ingin dikembangkanya, dan harus jelas 5 juga apakah akan memodifikasi produk lama, membuat terobosan baru, atau meniru pesaing, ide baru bisa dicari diberbagai sumber, misalnya dari konsumen, pesaing,ilmuan dll.

2. Penyaringan ide. Tujuan langkah ini adalah untuk menyaring ide ide yang buruk agar nantinya ide yang akan dikembangkan bisa realistis dan memungkinkan bisa diwujudkan secara nyata.

3. Pengembangan dan pengujian konsep. Dalam hal ini ide yang menarik akan dibuat konsep produk yang bisa diuji, dari ide produk bisa dibuat beberapa konsep, lalu ilmuan menguji apakah sudah sesuai dengan apa yang menjadi keinginan konsumen, apabila konsepnya sesuai dengan tujuan maka bisa dilakukan pabrikasi, dan jika belum maka tim pengembang membuat konsep.

4. Memperbaiki konsep yang lama.

5. Strategi pemasaran. Tahapan ini merupakan tahap perancangan pemasaran yang strategis untuk memperkenalkan produknya ke pasaran.

6. Analisa bisnis. Dalam hal ini perusahaan memperkirakan biaya dan laba,serta mengevaluasi manfaat suatu produk baru dengan analisis break event agar nantinya perusahaan mengetahui berapa produk yang akan dijual agar impas dengan harga dan struktur biaya tertentu.

7. Pengembangan produk. Jika konsep produk yang sudah matang dan sudah melalui analisis bisnis maka langkah yang selanjutnya adalah

(26)

mengubah konsep produk tersebut kedalam bentuk fisik, hal ini akan menjawab pertanyaan apakah produk layak secara teknis dan komersil.

8. Uji pemasaran. Didalam tahap ini produk diberi nama, kemasan,dan program pemasaran awal untuk mengujinya dalam bentuk yang nyata. Tujuan tahap ini adalah mempelajari bagaimana dealer atau konsumen bereaksi didalam penanganan, penggunaan,pembelian produk kembali dan seberapa besar pasarnya.

9. Komersialisasi. Uji pemasaran memberikan cukup informasi untuk bisa mengambil keputusan apakah produk akan dilincurkan atau tidak, adapun keputusan sebelum memasarkan, diantaranya kapan produk akan diluncurkan, target pasar mana yang akan menjadi target, dimana awal produk akan dijual, biaya yang dibutuhkan untuk pemasaran produk.

2.5 Teknik Pengumpulan Data A. Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.

Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.

(27)

14

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya.

Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka/tertutup), pedoman wawancara, kamera foto dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.

1. Angket

Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

(28)

Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau tertutup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

2. Observasi

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif) Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

(29)

16 daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.

2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

2.6 QFD (Quality Function Deployment)

Cohen. L dalam Prakosa (2010:51) menyatakan bahwa QFD merupakan metode perencanaan dan pengembangan produk yang terstruktur yang memungkinkan dibuatnya spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen secara terspesifikasi kemudian mengevaluasi sesuai dengan kemampuan produk atau jasa yang dipunyai sehingga kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. QFD dalam prosesnya menggunakan alat House of Quality (HoQ).

Perancangan diawali dengan melakukan riset pemasaran untuk menentukan atribut produk spesifik yang diinginkan konsumen dengan segmen pasar yang telah ditetapkan derajat kepentingan relatif masing-masing atribut. House of Quality tersusun atas 6 matrik interrelasi (Cohen. L, 1995), yaitu the customer requirements (keinginan konsumen), technical requirements (karakteristik teknis), interrelationship matrix (matriks keterkaitan), technical priorities, benchmark, and target, technical correlations (matriks korelasi), planning matrix. Hasil dari pengolahan data akan menghasilkan spesifikasi produk yang diinginkan oleh konsumen dan dapat memberikan solusi suatu desain produk.

(30)

Gambar 2.1. House of Quality

Tahap tahap dalam pembuatan House of Quality (HoQ) mencerminkan prosedur pada quality function deployment, (Cohen. L, 1995) tahap-tahap tersebut yaitu:

1. Memasukan atribut-atribut kualitas produk yang diinginkan oleh konsumen (custumer requirements) kebagian vertikal dari HoQ.

2. Memasukan nilai kepentingan relatif dari masing-masing kebutuhan konsumen tersebut ke dalam kolom custumer importance pada planning matrix.

3. Memasukan nilai performansi relatif (tingkat kepuasan konsumen) dari perusahaan dan pesaingnya ke dalam current satisfaction performance dan competitor satisfaction performance pada planning matrix.

4. Menentukan kebutuhan-kebutuhan teknis (technical requirements) sebagai terjemahan dari customer requirements dan menetapkan target dari masing-masing kebutuhan teknis.

(31)

18 5. Memasukan technical requirements ke dalam bagian horisontal dari

HoQ.

6. Menentukan arah perbaikan untuk setiap technical requirements. 7. Menentukan hubungan antara customer requirements dan technical

requirements.

8. Menentukan hubungan antara technical requirements yang diposisikan pada technical correlation matrix, yaitu yang menentukan apakah technical requirements saling mendukung satu sama lain atau tidak.

9. Menetapkan goal yang akan dicapai oleh perusahaan yang nilainya dari keinginan konsumen atas produk tersebut.

10. Menghitung improvement ratio Improvement ratio adalah performa kepuasan yang diinginkan dibandingkan dengan performa kepuasan sekarang. Improvement ratio digunakan untuk mengetahui tingkat perbaikan yang akan dilakukan. Rumus yang digunakan:

Goal

Improvement ratio = ---Current satisfaction performance

Semakin tinggi nilai improvement ratio maka semakin sulit perbaikan yang akan dilakukan karena performa kepuasan sekarang terpaut jauh dengan performa yang diharapkan oleh konsumen. Data yang digunakan adalah hasil perhitungan rata-rata tingkat kepuasan yang diharapkan konsumen terhadap produk.

11. Menentukan sales point Sales point berisi informasi yang menunjukan kemampuan untuk menjual produk maupun menjual jasa berdasarkan pada seberapa jauh kebutuhan konsumen terpenuhi. Nilai yang digunakan untuk sales point adalah sebagai berikut :

1,0 = sama sekali tidak memenuhi kebutuhan 1,2 = cukup memenuhi kebutuhan

(32)

1,5 = sangat memenuhi kebutuhan

12. Menghitung raw weight (bobot mentah) raw weight berisi nilai- nilai yang telah terhitung dari data dan kepuasan yang telah dibuat. Semakin tinggi nilai raw weight maka semakin penting pula nilai kebutuhan konsumen yang berhubungan. Raw weight merupakan ukuran pencapaian kepuasan, pelaksanaan usaha, dan potensi penjualan. Rumus yang digunakan :

(Raw weight = importance rating x improvement ratio x sales point) Kemudian dihitung normalized raw weight yang merupakan persentase dari masing-masing atribut produk tersebut. Normalized raw weight akan digunakan sebagai nilai keseimbangan sehinggga normalized raw weight memiliki kesamaan dengan raw weight.

13. Memasukan nilai target dari technical relations ke dalam technical target.

14. Menghitung absolute importance dari masing-masing technical requirements. Absolute importance berisi nilai-nilai yang terhitung dari hubungan antara setiap customer requirements dan technical requirements dengan tingkat kepentingan setiap kebutuhan konsumen. Absolute importance untuk menentukan urutan setiap technical requirements. Rumus yang digunakan :

(Absolute importance = relationship strenght x importance rating) 15. Menghitung relative importance dengan cara menghitung persentase

masing-masing nilai absolute importance. Informasi yang diperoleh dari relative importance sama dengan informasi yang dihasilkan oleh absolute importance.

(33)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir

Dalam pengerjaan tugas akhir ini langkah-langkah yang dilakukan seperti

Gambar3.1. Diagram Alir Perancangan Doppelt Bookcase Mulai

Pengumpulan Data

Pengolahan Data Analisis Data Perumusan Masalah

Kesimpulan dan Saran Selesai Studi Pendahuluan

Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data Valid & Reliabel? Kuesioner & Interview Metode QFD, Perancangan dan Pengembangan Pearson correlation, Conbach’s alpha (SPSS) Analisis desain dan Ekonomi Studi pustaka dan

observasi Ya Tidak Penetapan Tujuan Penelitian Manfaat penelitian

(34)

Metode penelitian merupakan usaha yang harus dilakukan dalam penelitian untuk menemukan atau mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan hal yang harus di perhatikan adalah metode yang digunakan harus sesuai dengan obyek penelitian dan tujuan yang akan dicapai, sehingga penelitian berjalan dengan lancar dan sistematis.

3.2 Mengidentifikasi Masalah

Langkah-langkah penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, langkah awal dari penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi bagaimana merancang dan mengembangkan lemari yang mampu untuk menyimpan buku dengan kapasitas yang lebih besar sesuai dengan keinginan konsumen melalui pendekatan metode QFD (Quality Function Deployment).

3.2.1 Menentukan Populasi

Populasi adalah keseluruan subyek penelitian. Populasi penelitian ini adalah staf perusahaan, pekerja, dan masyarakat yang bertempat tinggal di Surabaya dan sekitarnya.

3.2.2 Menentukan Sampel

Sampel adalah sebagian wakil populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah staf karyawan dan mahasiswa Universitas Wijaya Putra Surabaya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mengunakan teknik pengumpulan data secara primer untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan sepeti :

3.3.1 Metode Wawancara

Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab,

(35)

22 sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.

3.3.2 Metode Observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.

3.4 Penyusunan Kuisioner

Penyusunan kuisioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data dan untuk memperoleh informasi yang relefan dengan survey dan untuk memperoleh informasi dengan vaiditas dan realibilitas dengan setinggi mungkin.

Setelah mengidentifikasi kebutuhan konsumen maka dilakukan penyusunan kuisioner dari hasil wawancara dan hasil responden untuk menjawab kuisioner.

3.4.1 Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomenal sosial, maka variable yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument atau pertanyaan.

Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban dapat diberikan skor atau nilai misalnya :

1.Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5

(36)

3.Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3 4.Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative diberi skor 2 5.Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1

Berikut adalah tahap yang akan digunakan untuk menguji atau menggetahui hasil yang diperoleh adalah dengan mengunakan uji Validitas atau Reabilitas.

3.4.2 Validasi

Uji validasi untuk dapat menunjukan sejauh mana tingkat kecepatan pengunaan alat ukur terhadap gejala yang ingin di ukur

Jika r-hitung > r-tabel atau nilai sig r < 0.05 maka variabel dikatakan valid Jika r-hitung < r-tabel atau nilai sig r > 0.05 maka variabel dikatakan tidak valid

Apabila terdapat variabel yang tidak valid, maka variabel tersebut dikeluarkan dari data, dan variabel yang valid dapat dimasukan dalam pengelolaan data selanjutnya.

3.4.3 Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kehandalan alat ukur. Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang apabila di uji secara berulang kali kepada kelompok yang sama, akan menghasilkan data yang sama

Jika α cronbach perhitungan > r- tabel, maka data variabel dikatakan reliabel

Jika α cronbach perhitungan < r- tabel, maka data variabel dikatakan tidak reliabel

3.5 Penerapan QFD (Quality Function Deployment)

Tahap selanjutnya adalah penerapan QFD (Quality Function Deployment)

(37)

24 dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi keinginan konsumen adalah tahap awal dari QFD (Quality Function Deployment)

2. Membuat matrik perencanaan (planning matrik) Tingkat kepentingan konsumen

~ Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang ada ~ Performasi kepuasan pesaing

~ Sasaran yang ingin dicapai oleh tim perbaikan

Menghitung improvement ratio, Improvement ratio adalah performa kepuasan yang diinginkan dibandingkan dengan performa kepuasan sekarang. Improvement ratio digunakan untuk mengetahui tingkat perbaikan yang akan dilakukan. Rumus yang digunakan:

goal

Improvement ratio = ---Current satisfaction performance

Titik jual

Titik jual adalah kontribusi suatu kebutuhan konsumen terhadap daya jual produk. Untuk penilaian terhadap titik jual terdiri dari

1. Tanpa titik penjualan 2. Titik penjualan menengah 3. Titik penjualan kuat

Pembobotan

Merupakan nilai keseluruan dari data-data yang dimasukan dalam planning matrik tiap kebutuhan konsumen untuk proses perbaikan selanjutnya dalam pengembangan produk

(38)

Normalisasi pembobotan

Merupakan nilai dari pembobotan yang di buat dalam skala antara 0 – 1 atau dibuat dalam bentuk presentase

Catatan

Namun dalam praktek tidak semua tipe data ini diterapkan karena hal itu sangat tergantung pada kebutuhan dan kondisi penembangan

1. Penyusunan Kepentingan Teknik.

Pada tahap ini hanya mengidentifikasi kebutuhan teknik yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

2. Menentukan Hubungan Antara Kepentingan Teknik Dengan Kebutuhan Konsumen.

Penentuan ini menunjukan hubungan antara setiap kebutuhan konsumen dan kepentingan teknik.

3. Penentuan Target Pencapaian Untuk Setiap Karakteristik Teknik.

Pada langkah ini, ditentukan target yang akan dicapai unuk masing-masing karakteristik teknik, tingkat kesulitan pembuatan produk, tingkat kepentingan dan perkiraan dan perkiraan biaya tingkat masing-masing karateristik teknik.

3.6 Analisa Data

Memuat uraian mengenai analisa dari penerapan QFD (Quality Function Deployment). Yang meliputi analisa perencanaan matrik, evaluasi tingkat kepuasan konsumen, penentuan prioritas dari kepentingan teknik yang akan dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

(39)

26

3.7 Perancangan Produk Rak Buku

Tahap perancangan merupakan inti dari proses perancangan Doppelt Bookcase dengan cara melakukan pembuatan sketsa gambar perancangan dan mengunakan metode rancang bangun yaitu melalui pendekatan QFD (Quality Function Deployment). Rancangan yang dimaksud atau sebelum dilakukan pengembangan seperti yang ditunjukan oleh gambar sebagai berikut:

(40)

Gambar 3.3 Sketsa Perancangan Produk (3D)

(41)

28

BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara, seperti: wawancara, observasi, pengamatan dan penyebaran kuisioner.

4.1.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Tahap yang harus dilakukan selanjutnya adalah tahap pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara dan kuesioner kepada para responden, data yang didapat nantinya akan di gunakan untuk mendukung perumusan masalah pada studi pendahuluan dengan metode observasi, wawancara langsung, dan pengisian kuesioner. Cara ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal apa yang mereka inginkan dari sebuah produk rak buku, baik kekurangan maupun kelebihan produk yang sudah ada maupun usulan perbaikan untuk produk yang akan dibuat.

Penyebaran kuesioner dilakukan secara acak pada 50 responden yang terdiri dari masyarakat sekitar dan mahasiswa. Setelah kuesioner dibagikan kepada responden, kuesioner yang telah terisi dikumpulkan guna mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi perhatian penting dalam melakukan tahap pengembangan produk ini. Setelah dikumpulkan, jawaban para responden dirangkum menjadi satu dan diinteprestasikan sebagai kebutuhan pelanggan.

(42)

Tabel 4.1. Intepretasi kebutuhan pelanggan

Primer Sekunder Tersier

Pr od uk R ak Bu ku Kenyamanan Adjustable Ergonomis Aman Kemudahan dalam Perawatan

Mudah dalam Perawatan

Mudah Dibersihkan Daya Tahan Daya Tahan Lama

Kuat (Kokoh) Bahan Multiplex

Harga Harga Terjangkau

Fungsional Dapat Menampung BanyakBuku Mempunyai Sekat

Desain Bentuk Unik

Warna Lembut

Bentuk Persegi Panjang

4.1.2 Menentukan Kepentingan Relatif Setiap Kebutuhan

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa hal-hal yang penting dalam produk Doppelt Bookcase. Daftar hierarki saja tidak dapat memberikan informasi mengenai tingkat kepentingan relatif yang dirasakan pengguna

(43)

30 berbeda-beda. Setelah hasil interpretasi kebutuhan tersebut didapatkan, maka selanjutnya menyusun tingkat kepentingan berdasarkan skala likert.

Tabel 4.2. hasil pengukuran tingkat kepentingan

Tingkat Kepentingan

No Kebutuhan Skala Pengukuran N

Rata-rata Rangking 1 2 3 4 5 1 Bentuk unik 0 6 12 14 18 50 3,880 6 2 Mudah dirawat 0 6 8 12 24 50 4,080 2 3 Bahan baku multiplex 0 22 15 12 1 50 2,840 11 4 Tahan lama 0 8 12 14 16 50 3,760 9 5 Harga terjangkau 0 8 13 15 14 50 3,700 10 6 Memiliki sekat 0 8 11 15 16 50 3,780 8

7 Rak buku yangaman 0 2 12 13 23 50 4,140 1

8 Ergonomis 0 6 9 14 21 50 4,000 3

9 Mempunyai warna

lembut 0 6 16 9 19 50 3,820 7

10 Dapat menampungbanyak buku 0 1 17 15 17 50 3,960 4

11 Rak buku dengan

(44)

Tabel 4.3. Rangking item kebutuhan

No Kebutuhan Ranking

1 Rak buku yang aman 1

2 Mudah dirawat 2

3 Ergonomis 3

4 Dapat menampung banyakbuku 4 5 Rak buku dengan motif 5

6 Bentuk unik 6

7 Mempunyai warna lembut 7

8 Memiliki sekat 8

9 Tahan lama 9

10 Harga terjangkau 10

11 Bahan baku multiplex 11

Tabel 4.3 menjelaskan kedudukan setiap item kebutuhan konsumen berdasarkan perhitungan derajat kepentingan dari hasil perhitungan rata-rata kuesioner, rata-rata-rata-rata terbesar akan mendapat rangking 1

4.1.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas data hasil kuesioner. Pengujian dilakukan dengan SPSS dengan n=50 dan α=5%. Dengan memasukkan daftar atribut variabel ke dalam variabel view SPSS.

Tabel 4.4. Daftar atribut dalam variable view SPSS No Kebutuhan Konsumen VariableNama

1 Bentuk unik atr1

(45)

32

3 Bahan baku multiplex atr3

4 Tahan lama atr4

5 Harga terjangkau atr5

6 Memiliki sekat atr6

7 Rak buku yang aman atr7

8 Ergonomis atr8

9 Mempunyai warnalembut atr9 10 Dapat menampungbanyak buku atr10 11 Rak buku dengan motif atr11

Tabel 4.5. Hasil uji validitas No Korelasi antar Nilai r

hitung Nilai r tabel n=50, α=5% Keterangan Kesimpulan 1 Atribut 1 dengan total 0,765 0,284 r positif, r hitung> r tabel Valid 2 Atribut 2 dengan total 0,698 r positif, r hitung> r tabel Valid 3 Atribut 3 dengan total 0,290 r positif, r hitung> r tabel Valid 4 Atribut 4 dengan total 0,760 r positif, r hitung> r tabel Valid 5 Atribut 5 dengan total 0,736 r positif, r hitung> r tabel Valid 6 Atribut 6 dengan total 0,783 r positif, r hitung> r tabel Valid 7 Atribut 7 dengan total 0,504 r positif, r hitung> r tabel Valid 8 Atribut 8 dengan total 0,572 r positif, r hitung> r tabel Valid 9 Atribut 9 dengan total 0,687 r positif, r hitung> r tabel Valid 10 Atribut 10 dengan total 0,391 r positif, r hitung> r tabel Valid 11 Atribut 11 dengan total 0,606 r positif, r hitung> r tabel Valid

Dari tabel 4.5. terlihat bahwa nilai r hitung lebih besar dari pada r tabel yang didapat untuk n=50 dan α=5%. Maka semua data bisa dinyatakan lolos uji validitas.

(46)

Tabel 4.6. Hasil uji reliabilitas data dengan SPSS Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,845 11 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted atr1 37,96 39,427 ,691 ,818 atr2 37,76 40,227 ,607 ,825 atr3 39,00 46,776 ,172 ,856 atr4 38,08 39,177 ,682 ,819 atr5 38,14 39,756 ,654 ,821 atr6 38,06 38,874 ,712 ,816 atr7 37,70 43,847 ,396 ,842 atr8 37,84 42,219 ,458 ,838 atr9 38,02 40,265 ,592 ,827 atr10 37,88 45,496 ,278 ,850 atr11 37,96 41,509 ,494 ,835

Dari Tabel 4.6. di atas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha untuk reliabilitas keseluruhan item adalah 0,845 lebih besar dari 0,284 maka bisa dinyatakan bahwa data tersebut lolos uji reliabilitas.

(47)

34

4.2 Pengolahan Data QFD (Quality Function Deployment)

Dengan menggunakan input dari tabel di atas, tahapan spesifikasi produk dapat dilakukan dengan tujuan mengetahui apa yang harus dilakukan produk Doppelt Bookcase ini untuk menjawab dari kebutuhan pelanggan yang telah teridentifikasi. Dari hasil di atas, beberapa karakteristik yang dirasa sulit diimplementasikan dieliminasi dan karakteristik yang dianggap penting tetap ada. Tahapan spesifikasi produk secara keseluruhan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) yang dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Menyiapkan daftar metrik.

2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing. 3. Menetapkan spesifikasi target.

4.2.1 Menyiapkan Daftar Metrik Kebutuhan

Dalam tahapan ini yang perlu dilakukan adalah mencari hubungan antara metrik produk dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi, yang merupakan inti dari tahapan spesifikasi produk. Seperti terlihat pada daftar metrik kebutuhan dibawah ini.

Tabel 4.7. Daftar Metrik Kebutuhan konsumen

No Kebutuhan Konsumen

1 Rak buku yang aman

2 Mudah dirawat

3 Ergonomis

4 Dapat menampung

banyak buku

(48)

6 Bentuk unik 7 Mempunyai warna lembut 8 Memiliki sekat 9 Tahan lama 10 Harga terjangkau

11 Bahan baku multiplex

Tabel kebutuhan di atas merupakan atribut “apa (What)” yang akan dimasukkan dalam tabulasi QFD sebelah kiri. Untuk merespon kebutuhan tersebut maka perlu diterjemahkan ke dalam atribut atau karakteristik teknis yang akan dimasukkan dalam tabulasi QFD sebelah atas yang merupakan atribut “bagaimana (How)”.

Data-data metrik tersebut nantinya akan dialokasikan pada Tabel 4.8, di bawah ini. Pada kolom kebutuhan diisi data-data dari Tabel 4.7. Kolom Metrik pada Tabel 4.8 berisikan metrik-metrik secara teknikal dan kolom satuan berisikan satuan untuk setiap metrik kebutuhan. Satuan yang subyektif berarti pengukurannya akan dilakukan secara subyektif dimana data kualitatif akan diubah menjadi data kuantitatif.

Tabel 4.8 Daftar Metrik kebutuhan Teknis dan konsumen

No Kebutuhan Teknis Satuan

Kebutuhan konsumen

1 Desain Bentuk Subyektif 3,4,5,6,7,8

(49)

36

3 Biaya Produksi Rupiah 10,11

4 Penampilan Menarik Subyektif 5,7,11

4.2.2 Mengumpulkan Informasi Pesaing

Dari daftar metrik yang ada, maka dapat dikumpulkan data-data dari produk-produk pesaing yang ada selama ini untuk jenis metrik yang sama. Tujuannya adalah untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan produk yang sedang dikembangkan dengan produk yang sudah ada.

Analisis hubungan antara produk baru dengan produk pesaing sangat penting dalam menentukan kesuksesan komersial. Bagan analisis pesaing (competitive benchmarking chart) yang terdapat dalam House of Quality ini didapat dari kuesioner. Bagan di dalam QFD tersebut merupakan bagan yang sederhana, dimana aktifitas yang dilakukan termasuk pengujian dan memperkirakan biaya produk pesaing adalah proses yang cukup memakan waktu yang cukup lama, walaupun terkadang data-data dalam katalog dan literatur penunjang tidak akurat. Data pesaing didapatkan dengan cara observasi untuk data pesaing yang didapat dari pengguna di internet.

(50)

Pesaing 1

Statis atau Tetap

Memiliki Sekat, Minimalis Bahan Kayu, Besi

Polos, Bermotif

Dimensi 150x50x200 (cm) Harga Rp.

7.000.000,-Pesaing 2

Statis atau Tetap

Kapasitas Banyak, Memiliki Sekat Bahan Kayu

Satu Warna

Dimensi 200x50x200 (cm) Harga Rp. 8.500.000,-Gambar 4.1. Produk pesaing rak buku 4.2.3 Menetapkan Spesiikasi Target

Ada beberapa spesifikasi target yang akan dicapai dalam pengembangan produk Doppelt Bookcase ini, berikut target performansi dari rak buku yang akan dibuat.

Tabel 4.9. Daftar performansi target yang akan dicapai

No Kebutuhan Teknis Performansi Target

1 Desain Bentuk Persegi panjang dengan sekat

2 Jenis Bahan Kuat, Ringan, Murah

3 Biaya Produksi Maksimal 8 juta, sesuai spesifikasi 4 Penampilan Menarik Warna cerah dan memiliki motif

Tahapan-tahapan diatas dapat ditabulasikan dengan menggunakan program QFD yang sudah tersedia.

(51)

38

Gambar 4.2. Pengolahan data dengan QFD Designer 4.3 Perhitungan Biaya

Perhitungan perkiraan biaya pembuatan produk Doppelt Bookcase adalah sebagai berikut:

No. Nama Barang Banyaknya Harga Jumlah

1. Papan kayu (treplek) 9mmukuran (2x1m) 6 lembar Rp150.000 Rp 900.000 2. Papan kayu (treplek) 12mmukuran (2x1m) 3 lembar Rp180.000 Rp 540.000 3. Papan kayu (treplek) 15mmukuran (2x1m) 3 lembar Rp200.000 Rp 600.000 4. Papan kayu (treplek) 18mmukuran (2x1m) 5 lembar Rp230.000 Rp 1.150.000 5. HPL motif batik 0.6mmukuran (2x1m) 6 lembar Rp150.000 Rp 900.000 6. HPL warna biru 0.6mmukuran (2x1m) 3 lembar Rp150.000 Rp 450.000 7. HPL warna merah 0.6mmukuran (2x1m) 3 lembar Rp150.000 Rp 450.000

8. Ambalan L 16 biji Rp1.000 Rp 16.000

(52)

10. Paku Tembak 2,5 cm 1 pack Rp30.000 Rp 30.000 11. Paku Tembak 2 cm 1 pack Rp26.000 Rp 26.000 12. Cat Tembok 1kg 1 kaleng Rp25.000 Rp 25.000 13. Kertas Gosok 2meter 1 lembar Rp16.000 Rp 16.000

14. Lem Kuning 10 kg Rp400.000 Rp 400.000

15. Lem putih Rp15.000 Rp 15.000

16. Cat biru ¼ kg Rp15.000 Rp 15.000

17. Cat kuning ¼ kg Rp15.000 Rp 15.000

18. Thiner A special 1 botol Rp15.000 Rp 15.000

19. Dempul ¼ kg Rp25.000 Rp 25.000

20. Transportasi Rp 100.000

21. Biayapengerjaan/Operasional Rp1.500.000

Total Rp7.224.000

Tabel 4.10 Biaya Operasional

Hasil perhitungan biaya pembuatan untuk satu unit produk rak buku adalah sebesar Rp. 7.224.000. Asumsi harga dihitung saat pembelian saat itu.

(53)

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

 Dari hasil identifikasi didapat bahwa kebutuhan untuk rak buku dengan desain baru mendapat peluang untuk dikembangkan.

 Dilihat dari kuesioner derajat kepentingan, ternyata responden sangat mengutamakan rak buku yang ergonomis, mudah dalam perawatan serta dapat menampung banyak buku dan aman. Sedangkan dalam pengujian konsep desain responden mengutamakan desain yang unik, memiliki motif, serta warna yang lembut dan tahan lama.

 Atribut-atribut yang tidak valid tidak akan dikembangkan dan atribut yang dikembangkan didasarkan pada pertimbangan tertentu serta hasil kuesioner responden.

5.2 Saran

 Meskipun hasil uji validitas dan reliabilitas dari data sudah terpenuhi, disarankan untuk penelitian selanjutnya lebih memperbesar populasi agar informasi yang diperoleh lebih sesuai dengan kebutuhan responden.

 Hendaknya ada optimasi dalam pemilihan bahan atau material untuk

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Agung Kristanto, Dianasa Adhi Saputra. 2011. Perancangan Meja dan Kursi Kerja Yang Ergonomis Pada Stasiun Kerja Pemotongan Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas. Vol. 10. pp. 78-87.

I Made Suartika, A. A. Alit Triadi, dan Fira Dwika Aprentari Rayes. 2014. Pengembangan Produk Kursi Sudut Pada UKM Pengrajin Bambu Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD). Vol. 4. pp 17-28.

K. Rihendra Dantes. 2013. Kajian Awal Pengembangan Produk Dengan Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) (Study Kasus Pada Tang Jepit Jaw Locking Pliers). Vol. 2. pp 173-183

Mafazah Noviana, dan Sujoko Hastanto. 2014. Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) Untuk Pengembangan Desain Motif Batik Khas Kalimantan Timur. Vol. 9. pp 89.

Rosnani Ginting, Ikhsan Siregar, Terang Ukur HS. Ginting. 2015. Perancang Alat Penyadap Karet Di Kabupaten Langkat Sumatera Utara Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) Dan Kano. Vol. 10. pp 78-87.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. 2011. Alfabeta. Bandung

Gambar

Gambar 2.1. House of Quality
Gambar 3.2 Sketsa Perancangan Produk (2D)
Gambar 3.3 Sketsa Perancangan Produk (3D)
Tabel 4.1. Intepretasi kebutuhan pelanggan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan produk minuman berbasis madu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen (siswa-siswi SLTP dan SMU) dengan menggunakan metode

Dengan penerapan QFD, diperoleh atribut-atribut yang menjadi prioritas untuk meningkatkan kualitas produk (jernih,tidak berasa,tidak berbau,tidak berlumut,

Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Quality Function Deployment, dengan metode tersebut digunakan untuk menganalisa permasalahan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Kebutuhan konsumen terhadap produk helm adalah helm berbentuk half face, helm berbentuk full face, helm berbentuk flip up,

Berdasarkan kedua alternatif rancangan desain produk yang telah dibuat, maka alternatif rancangan desain produk terbaik yang dipilih untuk waistbag Kaboa yaitu alternatif

Pada rencana pembuatan kemasan ini, dilakukan penelitian dengan menggunakan metode Quality Function Deployment yang bertujuan untuk mendapatkan Voice of Customer ,

Karakteristik teknis adalah respon teknis yang harus dilakukan oleh peneliti untuk memenuhi kebutuhan dan harapan responden terhadap usulan perencanaan desain alat

dibutuhkan responden.Setelah dilakukan pembuatan kuesioner pendahuluan, maka dilakukan penyebaran kuesioner pendahuluan kepada responden untuk mengetahui atribut yang sudah dibuat