• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci : SDM, Latar Belakang Pendidikan, Keterampilan Kerja, Penempatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci : SDM, Latar Belakang Pendidikan, Keterampilan Kerja, Penempatan."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENEMPATAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO TAHUN 2014

Suryaningsih Ilahude*, Christian R. Tilaar*, Ricky C. Sondakh*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Penempatan tenaga kesehatan di Puskesmas dimaksudkan untuk pemerataan pelayanan kesehatan. Penempatan pegawai harus sesuai dengan prinsip “the right man on the right place”. Penempatan pegawai diarahkan untuk menempatkan pegawai pada jabatan yang tepat sesuai dengan kualifikasi mereka. Kenyataannya masih ada beberapa instansi, khususnya pemerintah yang mengabaikan prinsip itu. Fenomena inilah yang dijadikan sebagai latar belakang penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jumlah informan sebanyak 6 informan. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan menggunakan mendalam dengan menggunakan daftar daftar pertanyaan pada panduan wawancara mendalam dan hasilnya direkam dengan voice recorder. Pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Jumlah pegawai di Puskesmas Paniki Bawah sudah lebih dibandingkan dengan Puskesmas lainnya sedangkan dari jenisnya banyak pegawai yang dikirim ke Puskesmas Paniki Bawah tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Terdapat pegawai yang penempatannya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Untuk keterampilan pegawai tidak dipertimbangkan karena pegawai yang dikirim dari Pemerintah Kota ada yang tidak sesuai dengan kebutuhan Puskesmas. Perencanaan sumber daya manusia sudah dilaksanakan melalui analisa jabatan tetapi pegawai yang ditempatkan di Puskesmas belum memenuhi kebutuhan Puskesmas karena pegawai yang diusulkan ke Pemerintah Kota tidak lagi sesuai dengan usulan-usulan dari Dinas Kesehatan mengingat pegawai yang dari Pemerintah kota langsung ditempatkan di Puskesmas.

Kata Kunci : SDM, Latar Belakang Pendidikan, Keterampilan Kerja, Penempatan.

ABSTRACT

The placement of health workers in Public Health Center Service Area is to distribute health care equitably. Workers placement should be in accordance with "the right man on the right place" principle. Workers placement is to directing the employee to the right position according to their qualifications. But in reality, still there are some institutions that ignores this princple especially Government. This phenomenon is used as this background research. This research was used qualitative method with 6 informants as the research samples. Data was collected by in-depth interview using in-in-depth interviews guide questionnaire and recorded with voice recorder. Triangulation source and triangulation method was used to checked the data validity. The amount of Paniki Bawah Public Health Center Service workers is more than the other Public Health Center, but there are some workers that aren't appropiate with necessity. Some workers placement aren't appropiate with their educational background. Workers skills aren't considered because there are some workers sent by Government aren't appropiate with necessity. Human resource planning has been implemented through a job analysis but workers placement at Paniki Bawah Public Health Center Service aren't appropiate with necessity because workers suggests from Government are no longer appropiate with suggests from Health Department considered that workers from Government was directly placed at Public Health Center Service.

(2)

2 PENDAHULUAN

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (Anonimous, 1996).

WHO (2006) melaporkan bahwa tenaga kesehatan memberikan konstribusi hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Salah satu jalan terbaik untuk menyelesaikan krisis ketenagaan SDM Kesehatan yaitu melalui pendidikan dan pelatihan, bersama dengan perbaikan kebijakan manajemen SDM dan insentif. Namun berdasarkan kajian WHO sistem pendidikan dan latihan tenaga kesehatan di Asia Pasifik masih lemah (Kurniati dan Efendi, 2012).

Desentralisasi di Indonesia mulai diterapkan pada tahun 2001. Hal ini membawa perubahan yang cepat di semua pembangunan termasuk sektor kesehatan. Salah satu unsur penting yang sangat menentukan dan diharapkan dapat menjadi innovator bagi upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah tenaga kesehatan. Penempatan tenaga kesehatan di Puskesmas dimaksudkan untuk pemerataan pelayanan kesehatan.

Harapan diberlakukannya desentralisasi bidang kesehatan dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan di samping bertujuan agar pemerintah kabupaten/kota dapat mengelola sumber daya manusia (SDM) dengan baik,

sehingga permasalahan-permasalahan di bidang SDM seperti penempatan tenaga yang tidak merata, ketidaksesuaian jenis dan jumlah tenaga yang dibutuhkan dapat teratasi.

Di Indonesia, penelitian Hasanbary (2008), tentang Evaluasi Kebijakan Penempatan Tenaga Kesehatan di Puskesmas sangat terpencil di Kabupaten Buton, menyimpulkan bahwa penempatan tenaga belum berpihak pada Puskesmas sangat terpencil karena masih bersifat umum dan berorientasi jangka pendek. Sebagian tenaga kesehatan tidak bertahan lama tinggal dan bekerja di Puskesmas sangat terpencil. Demikian juga Sulfitriyana (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Evektifitas Sistem Penempatan Pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Enrekang, menyimpulkan bahwa penempatan pegawai dilakukan berdasarkan proses pengadaan pegawai yang dimulai dari proses rekrutmen, seleksi, dan penempatan namun sebelum melakukan proses tersebut, bagian organisasi tata laksana (ORLATA) membuat analisis kebutuhan pegawai yang kemudian dijadikan sebagai masukan untuk memperoleh jumlah formasi. Setelah keluarnya Surat Keputusan bupati mengenai penempatan formasi pegawai di Sekretariat Daerah, maka para pegawai baru harus mengikuti prajabatan untuk menyempurnakan jabatan mereka sebagai pegawai negeri sipil. Tingkat keefektivan penempatan pegawai masih belum maksimal karena masih ada beberapa pegawai yang terkadang harus di mutasi. Dengan alasan

(3)

3 kekurangan personil dibagian lain atau karena kesalahan secara langsung dari daftar formasi penempatan tersebut.

Penempatan pegawai harus sesuai dengan prinsip “the right man on the right place”. Penempatan pegawai diarahkan untuk menempatkan pegawai pada jabatan yang tepat sesuai dengan kualifikasi mereka. Tetapi secara realita masih ada beberapa instansi, khususnya pemerintah yang mengabaikan prinsip itu. Fenomena inilah yang dijadikan sebagai latar belakang penelitian..

Puskesmas Paniki Bawah yang telah berhasil mendapatkan sertifikasi ISO (International Standardization Organization) pada tahun 2011 merupakan puskesmas satu-satunya di Manado yang telah mendapatkan setifikat ISO 9001. Berdasarkan profil Puskesmas Paniki bawah jumlah tenaga kesehatan berjumlah 54 orang.

Sumber daya manusia kesehatan di Puskesmas Paniki Bawah yang termasuk tenaga profesi sebanyak 52 orang dan yang termasuk tenaga kesehatan pendukung/penunjang sebanyak 2 orang. Berdasarkan profil puskesmas paniki bawah ditemukan penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan keahliannya yaitu pada bagian tata usaha yang menjabat sebagai bendahara adalah seorang perawat yang berlatar belakang pendidikan terakhir Strata 1 Ners dan seorang perawat gigi. Yang kedua pada bagian tata usaha yang menjabat di urusan perlengkapan adalah seorang perawat gigi. Kemudian pada bagian ruang loket yang

bertugas adalah satu orang perawat dan dua orang ahli madya kesehatan lingkungan dan untuk petugas laboraturium adalah seorang perawat. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penempatan sumber daya manusia di Puskesmas Paniki Bawah.

METODE PENELITIAN

Penelitan ini menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan di Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado pada bulan juli hingga September 2014. Instrumen penelitian dalam pelaksanaan penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu oleh instrumen tambahan berupa daftar pertanyaan, alat perekam dan alat tulis menulis. Wawancara dilakukan kepada enam informan yaitu Kepala Dinas Kesehatan Manado, Kepala Sub Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Manado, Kepala Puskesmas Paniki Bawah, Kepala Tata Usaha Puskesmas Paniki Bawah, Seksi Perlengkapan dan Petugas Laboratorium Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado. Validasi data hasl penelitian dilakukan dengan metode triangulasi sumber dan triangulasi metode.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sumber Daya Manusia

Hasibuan (2001) menegaskan bahwa penempatan pegawai hendaklah memperhatikan azas penempatan orang-orang yang tepat dan penempatan orang yang tepat untuk jabatan yang tepat atau the right man in the right place and the right man behind the right job (Yuniarsih dan Suwatno 2011).

(4)

4 Dinas Kesehatan Kota Manado sebelum mengatur penempatan pegawai, terlebih dahulu membuat perencanaan pengadaan sumber daya manusia yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Manado bahwa untuk perencanaan di Puskesmas sudah dilaksanakan berdasarkan tugas pokok dan fungsi pegawai dari Puskesmas. Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Sub Bagian Kepegawaian yaitu sudah ada perencanaan tenaga kesehatan di Puskesmas malalui analisa jabatan. Unit pelayanan kesehatan dalam hal ini Kepala Tata Usaha Puskesmas Paniki Bawah memiliki pendapat yang berbeda untuk perencanaan tenaga kesehatan di Puskesmas belum dilaksanakan karena pihak Dinas Kesehatan yang mengusulkan ke Pemerintah Kota kemudian Pemerintah Kota yang mendistribusikannya ke Puskesmas-puskesmas akan tetapi pegawai yang datang ke Puskesmas tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan Puskesmas

Sehubungan dengan perencanaan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado dengan pertanyaan “Apakah perencanaan tenaga di Puskesmas sudah terkoordinasi dengan struktur?” diberikan penjelasan bahwa penempatan yang ada di Puskesmas sudah terkoordinasi dengan struktur organisasi Puskesmas. Kepala Dinas menuturkan bahwa perencanaan tenaga kesehatan di Puskesmas sudah tekoordinasi dengan struktur organisasi, tetapi pendapat berbeda dikemukakan oleh Kepala Sub Bagian Kepegawaian yaitu perencanaan tenaga

kesehatan belum terkoordinasi dengan struktur yang ada di Puskesmas karena pelamar yang diterima di Pemerintah Kota langsung didistribusikan ke Puskesmas-puskesmas sehingga perencanaan kebutuhan tenga kesehatan tidak bisa terkoordinasi dengan struktur yang ada di Puskesmas.

Hal ini didukung dengan informasi yang didapat dari hasil observasi langsung yaitu di struktur organisasi Puskesmas Paniki Bawah ada beberapa pegawai yang penempatannya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan pegawai.

Informasi lain yang didapatkan melalui semua informan mengenai mekanisme perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas yaitu PNS adalah pegawai yang diangkat dari Pusat kemudian diberikan ke Pemerintah Kota setelah itu dari Pemerintah Kota langsung mendistribusikannya ke Puskesmas-puskesmas. Hasil wawancara dengan Kasubag Kepegawaian yaitu tenaga Puskesmas di usulkan ke Pemerintah Kota kemudian pemerintah Kota yang menempatkan pegawai-pegawai ke Puskesmas-puskesmas tetapi pegawai-pegawai yang ditempatkan di Puskesmas sudah tidak lagi berdasarkan usulan dari pihak Dinas Kesehatan. Kasubag Kepegawaian menuturkan bahwa dari Puskesmas pegawai diusul Ke Pemerintah Kota kemudian Pemerintah Kota yang menempatkan pegawa-pegawai tersebut di Puskesmas.

(5)

5 Berdasarkan hasil wawancara mengenai jumlah pegawai yang diterima, Kepala Puskesmas Paniki Bawah berpendapat bahwa jumlah pegawai yang ada di Puskesmas Paniki Bawah jika dibandingkan dengan Puskesmas lain suidah lebih jumlahnya sekitar 50an orang. Kepala Tata Usaha Puskesmas Paniki Bawah juga mengatakan bahwa kalau dari segi jumlah Puskesmas Paniki Bawah sudah kelebihan karena berdasarkan aturan Kementrian Kesehatan Puskesmas itu bisa dikerjakan oleh 20 sampai 30 orang tetapi pegawai yang ada di Puskesmas Paniki Bawah sudah berjumlah 50an orang. Kepala Puskesmas dan Kepala Tata Usaha Puskesmas Paniki Bawah menuturkan bahwa jumah tenaga yang diterima di Puskesmas Paniki Bawah lebih dibandingkan dengan Puskesmas lainnya. Hai ini juga dilihat dari hasil observasi langsung berdasarkan daftar nama dari pegawai Puskesmas Paniki Bawah yang berjumlah 54 orang.

Selain jumlah peneliti juga menanyakan mengenai jenis pegawai yang diterima diPuskesmas Paniki Bawah, hasil wawancara yang di dapat dari Kepala Puskesmas Paniki Bawah mengatakan bahwa jenis pegawai yang diterima di Puskesmas Paniki Bawah ada yang sesuai dengan jenis kebutuhan ada juga yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Hasil wawancara dengan KTU Puskesmas Paniki Bawah yaitu Puskesmas saat ini menerima tenaga dari Dinas, walaupun Puskesmas sudah memberikan usulan tetapi yang menentukan paling akhir itu Pemerintah Kota. Pemerintah Kota juga

menetapkan pegawai-pegawai berdasarkan pendanaan-pendaan di Daerah. Kepala Puskesmas dan Kepala Tata Usaha Puskesmas Paniki Bawah menuturkan bahwa jenis pegawai yang diterima ada yang sesuai ada juga yang tidak sesuai.

Pendidikan

Latar Belakang Pendidikan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa latar belakang pendidikan seksi perlengkapan di Puskesmas Paniki Bawah yaitu DIII Keperawatan Gigi dan untuk petugas laboratorium Puskesmas Paniki Bawah yaitu DIII keperawatan. Latar belakang pendidikan kedua pegawai tersebut jelas tidak sesuai dengan penempatan yang ada sekarang.

Hal ini juga didukung melalui observasi langsung yaitu dengan melihat ijazah terakhir pegawai tersebut yang menunjukkan bahwa seksi perlengkapan mempunyai latar belakang pendidikan DIII Keperawatan gigi sedangkan petugas laboratorium memiliki ijazah pendidikan terakhir DIII Keperawatan.

Perawat pada bagian laboratorium sedang mengikuti pendidikan lanjutan yaitu S1 Keperawatan yang artinya setelah menyelesaikan pendidikannya perawat tersebut bisa melakukan studi lanjutan ke S2 atau jabatannya bisa dipindahkan lebih sesuai dengan latar belakang pendidikannya, dengan begitu perawat tersebut bisa berada di zona nyamannya. Pelatihan

Berdasarkan hasil wawancara mengenai pelatihan yang diikuti dengan pertanyaan berikut

(6)

6 ini “Apakah pegawai di Puskesmas ini sudah mengikuti pelatihan yang sesuai dengan tupoksinya sekarang?” Kepala Puskesmas Paniki Bawah berpendapat bahwa sebagian besar pegawai di Puskesmas Paniki Bawah sudah mengikuti pelatihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi mereka masing-masing. KTU Puskesmas Paniki Bawah juga berpendapat bahwa pegawai di Puskesmas Paniki Bawah sudah mengikuti pelatihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Tanggapan dari seksi perlengkapan Puskesmas Paniki Bawah yaitu sudah pernah mengikuti pelatihan sesuai dengan tupoksinya sekarang. Tanggapan dari petugas laboratorium yang menyatakan bahwa sudah pernah mengikuti pelatihan sesuai denga tupoksinya sekarang. Kedua pegawai diatas menuturkan bahwa mereka sudah pernah mengikuti pelatihan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi mereka di Puskesmas Paniki Bawah. Hal ini juga didukung oleh hasil observasi langsung yang menunjukkan sertifikat-sertifikat pelatihan yang telah mereka ikuti berdasarkan tupoksi mereka masing-masing.

Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penempatan adalah pelatihan. Pelatihan adalah suatu kegiatan peningkatan kemampuan karyawan atau pegawai dalam suatu institusi sehingga pelatihan adalah suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan perilaku pada karyawan atau pegawai (Notoatmodjo, 2009)

.

Keterampilan

Hasil wawancara mengenai keterampilan kerja dengan pertanyaan seperti berikut ini “Apakah dalam menempatkan pegawai anda mempertimbangkan keterampilannya?”. Kepala Puskesmas Paniki Bawah berpendapat bahwa pihak Puskesmas telah merencanakan meminta pegawai di Dinas Kesehatan, tetapi pegawai yang datang tidak sesuai dengan apa yang diusulkan, tenaga tersebut tetap diterima meskipun memilki keterampilan yang tidak sesuai dengan yang diusulkan kemudian diberikan pelatihan-pelatihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kepala Tata Usaha Puskesmas Paniki Bawah juga berpendapat bahwa waktu diterima pegawai tersebut belum memiliki keterampilan sesuai dengan yang dibutuhkan Puskesmas untuk itu diadakan pelatihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang akan dijalankannya nanti. Kepala Puskesmas dan Kepala Tata Usaha Puskesmas Paniki Bawah menuturkan bahwa pegawai yang diterima tidak sesuai dengan yang diusulkan ke Dinas Kesehatan, tetapi tenaga tersebut tetap diterima dan diberikan pelatihan-pelatihan sesuai dengan penempatan yang diberikan.

Hal ini juga didukung dengan informasi dari hasil observasi langsung yaitu laporan-laporan kegiatan yang dibuat dari seksi perlengkapan yang latar belakang pendidikannya DIII Keperawatan Gigi dengan petugas laboratorium yang latar belakang pendidikannya Keperawatan.

(7)

7 KESMPULAN

1. Perencanaan sumber daya manusia sudah dilaksanakan melalui analisa jabatan namun pegawai yang ditempatkan di Puskesmas belum memenuhi kebutuhan Puskesmas karena pegawai yang diusulkan ke Pemerintah Kota tidak lagi sesuai dengan usulan-usulan dari Dinas Kesehatan mengingat pegawai yang dari Pemerintah kota langsung ditempatkan di Puskesmas. Dapat dlihat dari jumlah dan jenis pegawai yang dikirim di Puskesmas, jumlah pegawai di Puskesmas Paniki Bawah sudah lebih dibandingkan dengan Puskesmas lainnya sedangkan dari jenisnya banyak pegawai yang dikirim ke Puskesmas Paniki Bawah tidak sesuai dengan yang dibutuhkan.

2. Terdapat pegawai yang penempatannya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan sedangkan untuk pelatihan pegawai di Puskesmas Paniki Bawah pegawai sudah pernah mengikuti pelatihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3. Untuk keterampilan pegawai di Puskesmas Paniki Bawah tidak dipertimbangkan karena pegawai yang dikirim dari Pemerintah Kota keterampilannya ada yang tidak sesuai dengan yang kebutuhan Puskesmas, misalnya perawat yang bekerja pada laboratorium dan perawat gigi yang bekerja pada seksi pelengkapan sehingga pihak Puskesmas hanya mengandalkan pelatihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pegawai dalam menempatkan pegawai.

SARAN

1. Puskesmas Paniki Bawah perlu melakukan re-organisasi tenaga kesehatan yang ada sehingga penempatan pegawai-pegawai yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan juga keterampilannya bisa ditempatkan sesuai dengan kualifikasi yang mereka miliki.

2. Sebaiknya Puskesmas Paniki Bawah lebih meningkatkan pendayaguanaan tenaga kesehatan yang ada untuk meminimalisir pegawai-pegawai yang ditempatkan tidak berdasarkan kualifikasinya.

3. Untuk pihak Dinas Kesehatan Kota Manado sebaiknya melakukan supervisi ke Puskesmas-puskesmas secara rutin untuk mengontrol berjalannya pendayagunaan tenaga-tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2014. Profil Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado

Anonimous. 1996. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta

Hasanbasri, H. 2008. Evaluasi Kebijakan Penempatan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Sangat Terpencil Di Kabupaten Buton. (Online). Jurnal S-1 Minat Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol 11 No 3

(8)

8 Kurniati, A dan Efendi, F. 2012. Kajian SDM

Kesehatan di Indonesia. Salemba Medika. Jakarta.

Notoatmodjo. S. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia .Jakarta : Rineka Cipta.

Sulfitriyana. 2012. Efektivitas Sistem Penempatan Pegawai Pada Sekertariat Daerah Kabupaten Enrekang. (Online). Skripsi S-1 Ilmu Administrasi (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/han dle/123456789/3024/EFEKTIVITAS%20SI STEM%20PENEMPATAN%20PEGAWAI %20PADA%20SEKDA%20ENREKANG. pdf?sequence=1). Diakses 2 Mei 2014.

Yuniarsih Tjutju dan Suwatno. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut, Jawaher menjelaskan bahwa apabila semua bentuk kerjasama itu dan dilakukan secara intens maka diharapkan anak-anak tunagrahita mampu secara perlahan

Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan distribusi data, nilai rata-rata, median, modus dan sebaran data untuk mengambil kesimpulan membuat keputusan dan membuat

Pengujian kedua menggunakan turbin aliran silang dengan busur sudu 74 o dan jumlah sudu 24 yang dibuat dari pipa dibelah, runner yang digunakan ini adalah runner yang dibuat

1 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif dan alumni di jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin angkatan

pernah bangun pada suatu malam lalu beliau menuju tembikar (periuk belanga) yang ada di samping rumah, Nabi pun buang air kecil di dalamnya, aku bangun tidur pada

Pelaksana riset dapat menggunakan data yang saat ini digunakan dalam perhitungan CMP/EWS, atau data lainnya sesuai dengan variabel yang akan digunakan pada riset ini, selama

a. BRI Syariah menyalurkan pinjaman dana talangan pelaksanaan ibadah haji kepada nasabah sebesar paket dana talangan ibadah haji. Dana talangan ini dipinjamkan dengan pengembalian

Berdasarkan observasi awal, ditemukan sebagian besar sumur gali yang digunakan oleh masyarakat setempat belum memenuhi syarat kualitas fisik air bersih dan telah