• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KELURAHAN PALABUHANRATU...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROFIL KELURAHAN PALABUHANRATU..."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi ilmu sehingga kami dapat menyusun Laporan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tangguh Tahun 2012 Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Salam dan sholawat semoga tercurah kepada icon manusia sepanjang masa Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan mudah – mudahan sampai juga untuk umatnya, Amin.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Yth :

1. Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia;

2. Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau – Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia;

3. Gubernur Jawa Barat; 4. Bupati Sukabumi;

5. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi; 6. Camat Palabuhanratu;

7. Kepala Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu dan Perangkatnya; 8. Ketua LPMK Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu

9. Tokoh Masyarakat Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu 10. Tim PDPT Kabupaten Sukabumi

11. Stakeholders lainnya

Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan menyusun Laporan Rencana

Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tangguh Tahun 2012 Desa Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat ini. Dengan

segenap kekurangan, kami mohon masukan dan saran serta kritik untuk kesempurnaannya, sehingga bisa berguna secara operasional.

Palabuhanratu, Juli 2012 Penyusun

(3)

ii

DAFTAR ISI

Hal Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii Daftar Ilustrasi ... iv Daftar Tabel ... v Daftar Lampiran ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 6 1.3 Sasaran ... 6 1.4 Landasan Hukum ... 7 1.5 Ruang Lingkup ... 9 1.6 Keluaran Palabuhanratu... 9 1.7 Sistematika Pedoman ... 10

BAB II PROFIL KELURAHAN PALABUHANRATU... 11

2.1 Kondisi Fisik Wilayah ... 11

2.2 Kependudukan dan Sosial Ekonomi ... 15

2.3 Infrasktruktur ... 23

2.4 Kelembagaan ... 24

2.5 Isu - Isu Utama ... 27

BAB III TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ... 33

3.1 Tahapan Kegiatan Penyusunan RPDP ... 35

3.2 Pembahasan Rancangan RPDP ... 41

(4)

iii

BAB IV PENGENDALIAN PERENCANAAN

PENGEMBANGAN DESA PESISIR ... 45

BAB V EVALUASI PERENCANAAN PENGEMBANGAN

DESA PESISIR ... 46 BAB VI PENUTUP ... 47 LAMPIRAN ... 48

(5)

iv

DAFTAR ILUSTRASI

Ilustrasi Hal

Ilustrasi 1. Alur Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan

(6)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Tim Penyusun RPDP Tangguh Kelurahan Palabuhanratu

Kecamatan Palabuhanratu ...….. 49 .

2. Jadwal Proses Penyusunan dan Penetapan RPDP Tangguh Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu ... 50 3. Peta Administrasi Kabupaten Sukabumi... 53 4. Peta Rencana Zona Rinci Klaster Kelurahan Palabuhanratu,

Desa Citarik, Desa Cidadap, dan Desa Loji Kabupaten Sukabumi… 54 5. Peta Administrai Klaster Perencanaan Kelurahan Palabuhanratu,

Desa Citarik, Desa Cidadap, dan Desa Loji Kabupaten Sukabumi… 55

6. Peta Orientasi Lokasi Perencanaan Kelurahan Palabuhanratu, Desa Citarik, Desa Cidadap, dan Desa Loji Kabupaten Sukabumi … 56

7. Peta Orientasi Klaster Desa Pesisir Kelurahan Palabuhanratu,

Desa Citarik, Desa Cidadap, dan Desa Loji Kabupaten Sukabumi … 57 8. Peta Satuan Kawasan Pengembangan Kelurahan Palabuhanratu,

Desa Citarik, Desa Cidadap, dan Desa Loji Kabupaten Sukabumi ... 58

9. Peta Rencana Zonasi Kawasan Budidaya Kelurahan Palabuhanratu, Desa Citarik, Desa Cidadap, dan Desa Loji Kabupaten Sukabumi… 47

10. Peta Rencana Zonasi Kawasan Lindung Kelurahan Palabuhanratu, Desa Citarik, Desa Cidadap, dan Desa Loji Kabupaten Sukabumi ... 59

11. Peta Rencana Zonasi Kawasan Pemanfaatan Umum Kelurahan Palabuhanratu, Desa Citarik, Desa Cidadap,

dan Desa Loji Kabupaten Sukabumi ……….... 60 12. Peta Kawasan Strategis Nasional Tertentu

Kelurahan Palabuhanratu, Desa Citarik, Desa Cidadap,

(7)

viii

13. Peta Eksisting Kawasan Pengembangan Kelurahan Palabuhanratu, Desa Citarik, Desa Cidadap, dan Desa Loji Kabupaten Sukabumi… 63

14. Peta Rencana Prioritas Pengembangan Kelurahan Palabuhanratu, Desa Citarik, Desa Cidadap, dan Desa Loji Kabupaten Sukabumi… 64

15. Daftar Potensi dan Masalah dari Profil Desa ... 65

16. Penenuan Peringkat Masalah ... 66

17. Pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah ... 67

18. Penentuan Peringkat Tindakan ... 68

19. Pencana Kegiatan Pembangunan Desa Pesisir Tahun 2012 – 2016….. 69

20. Pencana Kegiatan Pembangunan Desa Pesisir Tahun 2012 – 2016... 76

21. Pencana Kegiatan Pembangunan Desa Pesisir Tangguh Tahun 2012… 83 22. Peringkat Usulan Kegiatan Perencanaan Pembangunan Desa Berdasarkan RPJM Desa Tahun 2012 – 2016 ……… 85

(8)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Pemanfaatan Lahan di Kelurahan Palabuhanratu ... 13

2. Produktivitas Lahan di Kelurahan Palabuhanratu ... 14

3. Kependudukan di Kelurahan Palabuhanratu ... 15

4. Peranan Kaum Perempuan di Kelurahan Palabuhanratu ... 17

5. Jenis Pekerjaan di Kelurahan Palabuhanratu ... 18

6. Hasil Perikanan Laut di Kelurahan Palabuhanratu ... 19

7. Kondisi Kelompok Tani di Kelurahan Palabuhanratu ... 26

(9)

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

KECAMATAN PALABUHANRATU

KELURAHAN PALABUHANRATU

Jl. Raya Cangehgar No. 1007 Telp (0266)431091 Palabuhanratu – Sukabumi Kode Pos 43364 Jawa Barat

SURAT KEPUTUSAN LURAH PALABUHANRATU

NOMOR 11 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH

DI KELURAHAN PALABUHANRATU

KECAMATAN PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI

TAHUN 2012 – 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KELURAHAN PALABUHANRATU

Menimbang : Bahwa dalam rangka memberikan landasan hukum untuk mengatur kebijakan pembangunan kelurahan, dipandang perlu untuk menetapkan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tangguh di Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 – 2016 dengan menuangkannya dalam suatu Surat Keputusan Lurah.

Mengingat :

1. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan;

2. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Kelurahan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa/Kelurahan;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa/Kelurahan;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007 tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan;

(10)

16. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.06/MEN/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan;

17. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan Tahun 2012;

18. Peraturan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau – Pulau Kecil Nomor PER.06/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Desa Pesisir

Tangguh Tahun 2012;

19. Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 549/Kep.362.Dislutkan/2012 tentang Penetapan Desa/Kelurahan Lokasi Pengembangan Desa Pesisir Tangguh di Kabupaten Sukabumi; 20. Profil Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2012;

21. Musrenbangdes Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2012; 22. RPJM Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2010 – 2015; 23. RKP Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2012.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN LURAH TENTANG RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) TANGGUH DI KELURAHAN PALABUHANRATU

KECAMATAN PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI

TAHUN 2012 – 2016

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Surat Keputusan Lurah ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 3. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Sukabumi. 4. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.

5. Kelurahan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota yang berkedudukan di wilayah kecamatan.

6. Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota melalui Camat.

7. Peraturan Kelurahan adalah Peraturan Perundang - undangan yang dibuat oleh Lurah. 8. Keputusan Kepala Kelurahan adalah keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Kelurahan baik

yang bersifat pengaturan maupun penetapan.

9. Camat adalah Camat Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

10. Pemerintahan Kelurahan adalah Pemerintah Kelurahan Palabuhanratu.

11. Pemerintah Kelurahan adalah Kepala Kelurahan Palabuhanratu dan Perangkat Kelurahan Palabuhanratu.

12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa/Kelurahan yang selanjutnya disebut RPJM – Desa/Kelurahan adalah dokumen perencanaan desa untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan desa/kelurahan, arah kebijakan keuangan desa/kelurahan, kebijakan umum dan program kerja desa/kelurahan dengan mengacu RPJM Daerah.

13. Rencana Kerja Pembangunan Desa/Kelurahan yang selanjutnya disebut RKP – Desa/Kelurahan adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran RPJM – Desa/Kelurahan yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa/kelurahan dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas pembangunan desa/kelurahan, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa/kelurahan maupun dengan mendorong partisipasi masyarakat.

(11)

14. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh yang selanjutnya disebut PDPT adalah bagian pelaksanaan program PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan melalui bantuan pengembangan manusia, sumber daya, lingkungan dan infrastruktur, usaha, siaga bencana dan perubahan iklim.

15. Rencana Pengembangan Desa Pesisir yang selanjutnya disebut RPDP adalah perencanaan

pengembangan dan pembangunan desa selama 5 (lima) tahun yang dilaksanakan oleh Desa/Kelurahan dibantu fasilitator secara partisipatif ditiap - tiap desa/kelurahan dengan

mempertimbangkan antara lain seperti profil desa/kelurahan pesisir, Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan Desa/Kelurahan (Musrenbang - Desa/Kelurahan), Rencana Pembangunan Desa/Kelurahan (RPJM - Desa/Kelurahan), dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan/atau rencana zonasi rinci kabupaten/kota.

16. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa/kelurahan dalam memberdayakan masyarakat.

17. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan yang selanjutnya disebut LPMD/K adalah Lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Desa/Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.

18. Kelompok Masyarakat Pesisir yang selanjutnya disebut KMP adalah kumpulan masyarakat teroganisir yang mendiami wilayah pesisir dan melakukan kegiatan usaha penunjang kelautan dan perikanan ataupun usaha lainnya serta terkait dengan pelestarian lingkungan. 19. Visi adalah gambaran tentang kondisi ideal kelurahan yang diinginkan.

20. Misi adalah pernyataan tentang sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga visi dapat terwujud secara efektif dan efisien.

21. Profil Kelurahan adalah gambaran menyeluruh tentang karakter kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi kelurahan.

BAB II

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH

Pasal 2

(1) Rencana Pengembangan Desa Pesisir atau RPDP Tangguh Tahun 2012 – 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : PROFIL DESA/KELURAHAN

BAB III : TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA/KELURAHAN

BAB IV : PENGENDALIAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA/KELURAHAN

BAB V : EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA/KELURAHAN

BAB VI : PENUTUP LAMPIRAN

(2) Sistematika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan landasan dan pedoman bagi pemerintah desa/kelurahan untuk penyusunan RPDP Tangguh dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ini Keputusan Lurah ini.

(3) RPDP Tangguh merupakan perencanaan pembangunan 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan keuangan, strategi pembangunan, dan program kerja desa pesisir yang merupakan bagian dari RPJM dan RKP Kelurahan.

(12)

(2) RPDP Tangguh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) bertujuan untuk :

a. mewujudkan perencanaan pengembangan dan pembangunan desa pesisir sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan keadaan setempat;

b. menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap program pengembangan dan pembangunan desa pesisir;

c. memelihara dan mengembangkan hasil - hasil pengembangan dan pembangunan desa; dan

d. menumbuhkembangkan dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan pembangunan desa pesisir.

Pasal 3

Rencana Pengembangan Desa Pesisir atau RPDP Tangguh secara rinci adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Lurah ini.

Pasal 4

Keputusan Lurah tentang Rencana Pengembangan Desa Pesisir atau RPDP Tangguh ini mulai berlaku pada saat ditetapkan.

Ditetapkan di : Palabuhanratu

pada tanggal : 23 Juli 2012

LURAH PALABUHANRATU

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir; pada tahun 2010 kemiskinan di desa-desa pesisir mencapai angka 7,8 juta jiwa (BPS, 2010); (2) tingginya kerusakan sumber daya pesisir; (3) rendahnya kemandirian organisasi sosial desa dan lunturnya nilai-nilai budaya lokal; dan (4) minim dan rendahnya kualitas infrastruktur desa dan kesehatan lingkungan pemukiman. Keempat persoalan pokok ini juga memberikan andil terhadap tingginya tingkat kerentanan terhadap bencana alam dan perubahan iklim yang cukup tinggi pada desa - desa pesisir.

Berdasarkan realitas di atas, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia menginisiasi kegiatan yang diharapkan mampu memberikan daya dorong bagi kemajuan desa - desa pesisir di Indonesia, yaitu Pengembangan Desa Pesisir Tangguh. Kegiatan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh atau PDPT ini merupakan salah satu bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan yang terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Pengembangan Desa Pesisir Tangguh mempunyai makna strategis yaitu : pertama, merupakan implementasi konkrit dari 11 prioritas nasional

Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2011 - 2014. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh merupakan implementasi kebijakan Presiden terkait peningkatan dan perluasan program pro-rakyat; dan kedua, Pengembangan Desa Pesisir Tangguh merupakan wujud dari intervensi Kementerian

(14)

2

Kelautan dan Perikanan dalam hal: (1) menata desa pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir; (2) menghasilkan keluaran (output) yang dapat memberikan manfaat riil bagi masyarakat pesisir, dengan permasalahan dan prioritas kebutuhan masyarakat; (3) pembelajaran bagi masyarakat pesisir untuk menemukan cara pemecahan masalah secara mandiri; dan (4) mendorong masyarakat pesisir sebagai agen pembangunan. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh diharapkan mampu menjawab kendala sekaligus memanfaatkan potensi sumber daya pesisir.

Kegiatan perencanaan dan pengembangan desa pesisir tangguh dilaksanakan melalui tiga tahapan utama. Tahapan pertama, penyusunan perencanaan pengembangan desa yang antara lain disusun berdasarkan profil desa yang memiliki rentang waktu pelaksanaan lima tahun dengan uraian waktu tiap tahunnya; Tahapan kedua, pelaksanaan program menghasilkan kegiatan fisik sesuai dengan rencana pengembangan desa di lokasi kegiatan serta peningkatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat; dan Tahapan ketiga, pelaksanaan program menghasilkan kemandirian dan keberlanjutan program oleh para pemangku kepentingan (stakeholders). Dan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) merupakan rencana yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). Dalam penyusunannya, rencana pengembangan desa mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa.

Program PDPT tahun 2012 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melalui Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil (P3K) dilakukan pada 48 Desa di 16 kabupaten/kota. Dan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat pada

(15)

3

tahun 2012 ini merupakan salah satu kabupaten/kota yang mendapatkan program PDPT. Desa/Kelurahan di Kabupaten Sukabumi yang mendapat alokasi program PDPT yaitu Desa Loji, dan Cidadap di Kecamatan Simpenan serta Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu.

Kabupaten Sukabumi, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Pelabuhanratu. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor di Utara, Kabupaten Cianjur di Timur, Samudra Hindia di Selatan, serta Kabupaten Lebak di Barat.

Kondisi wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai potensi wisata yang sangat banyak, terbagi oleh daerah hutan dan rimba, laut dan pantai, sungai dan danau. Kabupaten Sukabumi mempunyai iklim tropik dengan tipe iklim B (Oldeman) dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20 - 30 derajat C dengan kelembaban udara 85 - 89 persen. Curah hujan antara 3.000 - 4.000 mm/tahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm/tahun terdapat dibagian tengah sampai selatan Kabupaten Sukabumi.

Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan, yang dibagi lagi atas

sejumlah desa dan kelurahan. Kabupaten Sukabumi memiliki luas ± 419.970 ha ini terletak antara 106º49’ sampai 107º Bujur Timur (BT)

60º57 - 70º25 Lintang selatan (LS). Hari jadi Kabupaten Sukabumi diperingati setiap 1 (satu) Oktober. Tanggal ini didasarkan dari awal keberhasilan para pejuang muda Sukabumi setelah merebut paksa kekuasaan transisi Jepang setelah kalah oleh Sekutu tahun 1945. Kepadatan penduduk cukup bervariasi. Kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Ciemas (183 jiwa per km2) dan tertinggi di Kecamatan Sukabumi (2.447 jiwa per km). Pemukiman padat penduduk

(16)

4

umumnya terdapat di pusat - pusat kecamatan yang berkarakteristik perkotaan dan disepanjang jalan raya.

Kerukunan hidup penduduk Kabupaten Sukabumi, dan keanekaragaman budaya dan seni dimilikinya, merupakan potensi besar untuk menjadi salah satu tujuan wisata yang ramah, nyaman dan aman di saat ini dan tahun tahun yang akan datang.

Kabupaten Sukabumi memiliki panjang pantai ± 117 km yang terbentang dari sebelah Barat di Kecamatan Cisolok dan di ujung Timur Kecamatan Tegalbuleud. Adapun jumlah kecamatan pesisir sebanyak 9 (sembilan) kecamatan. Kecamatan dan desa/kelurahan tersebut tentu saja memiliki ciri khas, keunggulan dan permasalahan yang variatif. Dan secara rinci desa pesisir tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan Cisolok

Desa Pasir Baru, Desa Cikahuripan, Desa Cisolok, Desa Karangpapa 2. Kecamatan Cikakak

Desa Cimaja, Desa Cikakak 3. Kecamatan Palabuhan Ratu

Desa Citepus, Kelurahan Plabuhan Ratu, Desa Citarik 4. Kecamatan Simpenan

Desa Loji, Desa Kertajaya, Desa Cidadap 5. Kecamatan Ciemas

Desa Girimukti, Desa Ciwaru, Desa Mandrajaya 6. Kecamatan Ciracap

Desa Pangumbahan, Desa Ujung Genteng , Desa Purwasedar 7. Kecamatan Surade

Desa Pasiripis, Desa Cipendeuy, Desa Buniwangi, DesaSukatani 8. Kecamatan Cibitung

(17)

5 9. Kecamatan Tegalbuled

Desa Tegal Buleud, Desa Buniasih

Kabupaten Sukabumi yang wilayah sebelah Selatannya langsung berhadapan dengan Samudera Indonesia, diketahui memiliki sumberdaya pesisir dan laut yang sangat potensial. Dan meningkatnya laju pembangunan di kabupaten ini dan permintaan pasar akan sumberdaya pesisir dan laut telah berdampak pada tingginya tingkat eksploitasi sumberdaya perikanan. Kondisi ini telah menyebabkan degradasi kualitas sumberdaya pesisir dan laut wilayahnya. Secara umum, degradasi sumberdaya pesisir dan laut yang terjadi diantaranya :

1) Pengrusakan terumbu karang, hutan mangrove dan muara sungai sebagai ekosistem pendukung bagi tempat pemijahan ikan (spawning

ground), tempat asuhan (nursery ground), tempat mencari makan

(feeding ground) maupun sebagai habitat ikan dan biota lainnya. 2) Penurunan ukuran ikan dan jumlah tangkapan ikan di wilayah perairan

pantai atau tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan melebihi Maximum

Sustainable Yield (MSY) sebesar 116,39% (Dinas Perikanan Jabar dan

FKIP-IPB, 2003), berarti telah terjadi penangkapan ikan berlebih (overfishing).

3) Penurunan jumlah penyu yang bertelur di sekitar pantai Sukabumi akibat perburuan baik dalam skala kecil maupun besar.

4) Penangkapan ikan menggunakan alat destruktif (bom ikan, potasium dan racun) yang tidak mengindahkan keberlanjutan sumberdaya hayati.

5) Pencemaran perairan yang berasal dari areal pelabuhan dan muatan sedimen dari hulu yang diangkut aliran sungai - sungai yang bermuara di perairan Teluk Pelabuhanratu.

(18)

6

6) Pembangunan yang cukup pesat di wilayah pesisir yang berpotensi mengancam ekosistem sumberdaya pesisir dan laut.

Program PDPT pada tahun 2012 ini yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan; Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau_Pulau Kecil di Kabupaten Sukabumi pada 3 (tiga) desa yaitu Desa Cidadap dan Desa Loji di Kecamatan Simpenan dan Kelurahan Palabuhanratu di Kecamatan Palabuhanratu dirasakan sangat tepat dan program nyata agar masyarakat pesisir berubah kearah yang lebih baik dan profesional serta mandiri untuk mengentaskan permasalahan – permasalahan tersebut diatas.

1.2. Tujuan

Tujuan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tangguh Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan perencanaan pengembangan desa/kelurahan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa/kelurahan;

2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi, antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

1.3. Sasaran

Sasaran Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tangguh Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu antara lain :

1. Tersusunnya perencanaan pengembangan desa/kelurahan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa/kelurahan;

2. Terformulasinya keterkaitan dan konsistensi, antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

(19)

7

1.4. Landasan Hukum

Landasan hukum dari Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tangguh Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu diantaranya adalah :

1.4.1. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

1.4.2. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

1.4.3. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

1.4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 158 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 );

(20)

8

1.4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

1.4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

1.4.7. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

1.4.8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

1.4.9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.06/MEN/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan;

1.4.10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan Tahun 2012;

1.4.11. Peraturan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau – Pulau Kecil Nomor PER.06/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Desa Pesisir Tangguh Tahun 2012;

1.4.12. Keputusan Bupati Sukabumi Nomor

549/Kep.362.Dislutkan/2012 tentang Penetapan Desa/Kelurahan Lokasi Pengembangan Desa Pesisir Tangguh di Kabupaten Sukabumi;

(21)

9

1.4.13. Profile Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2012;

1.4.14. Musrenbangdes Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2012;

1.4.15. RPJMDes Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2011 – 2015;

1.4.16. RKP Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Tahun 2012.

1.5. Ruang Lingkup

Secara umum ruang lingkup Pedoman Penyusunan Rencana

Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tangguh Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu meliputi metode pelaksanaan, proses

pelaksanaan, hasil dokumen dan mekanisme pelaksanaan. Lingkup dari metode pelaksanaan mencakup:

1. Prinsip - prinsip perencanaan meliputi penerapan konsep bina manusia, bina usaha, bina kelembagaan, bina lingkungan dan bina siaga bencana serta keterkaitan wilayah kecamatan.

2. Kerangka pikir perencanaan, meliputi kegiatan penyusunan rencana pengembangan desa/kelurahan mulai dari persiapan, pelaksanaan penyusunan sampai dengan penetapan, pengendalian serta evaluasi program.

3. Metode penyusunan meliputi metode pengumpulan data, metode analisis data dan metode penyusunan rencana.

1.6. Keluaran

Keluaran atau output yang diharapkan yaitu Dokumen Peraturan

(22)

10

di Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

1.7. Sistematika Pedoman

Pedoman penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tangguh Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu disusun

dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan menguraikan Latar Belakang, Tujuan, Sasaran, Ruang Lingkup Pedoman dan Sistematika Pedoman.

BAB II Tahapan Penyusunan Rencana Pengembangan Desa

Pada bab ini menguraikan tahapan-tahapan serta kegiatan dalam rangka penyusunan rencana pengembangan desa.

BAB III Pengendalian Penyusunan Rencana Pengembangan Desa

Pada bab ini menguraikan prinsip pengendalian atas penyelenggaraan perencanaan pengembangan desa.

BAB IV Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pengembangan Desa

Pada bagian ini menguraikan tentang prinsip evaluasi pelaksanaan penyusunan rencana pengembangan desa.

(23)

11

BAB II

PROFIL KELURAHAN PALABUHANRATU

2.1 Kondisi Fisik Wilayah

2.1.2 Geografi dan Administrasi

Kelurahan Palabuhan Ratu terletak di wilayah Kecamatan Palabuhan ratu, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

(1) Sebelah utara : berbatasan dengan Desa Citepus (2) Sebelah selatan : berbatasan dengan Desa Citarik (3) Sebelah timur : berbatasan dengan Desa Buniwangi (4) Sebelah barat : berbatasan dengan Samudera Indonesia Secara geografis kondisi wilayahnya merupakan daerah tropis dengan luas wilayah 1.023,220 Ha.

Jarak tempuh ke pusat pemerintahan :

- Jakarta ……… : 120 Km (5 jam)

- Provinsi (Bandung) ……… : 150 Km (5 jam) - Kabupaten Sukabumi ………….… : 1 Km (10 jam) - Kecamatan Palabuhanratu ………. : 1 Km (10 menit)

2.1.2 Fisiografi dan Kondisi Tanah

Keadaan topografi Kelurahan Palabuhan Ratu mempunyai kemiringan lahan-rata sebagai berikut:

(1) Datar : 55 %

(2) Bergelombang : 15 %

(3) Berbukit : 30 %

Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa lahan yang ada merupakan potensi lahan kering, sementara lahan sawah lebih kecil. Adapun jenis tanahnya adalah podsolik merah kuning. Untuk

(24)

12

ketinggian tempat berkisar antara 0-200 Meter dari permukaan laut. Jenis tanah di Kelurahan Palabuhan Ratu didominasi oleh jenis tanah lotosol coklat kemerahan, dengan ciri-ciri solum tebal, berwarna merah kecoklatan, tekstur halus, gembur diseluruh profil, agak masam dengan pH antara 5 - 5,5, sifat fisik agak baik, sifat kimia sedang sampai kurus.

Keadaan suhu di wilayah Kelurahan Palabuhan Ratu berkisar antara 18 – 360C dengan rata-rata curah hujan lima tahun terakhir 250,65

mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 12 hari pertahun. Jumlah bulan basah 5 bulan, bulan lembab 5 bulan dan jumlah bulan kering 2 bulan dimana awal musim hujan biasanya jatuh pada bulan September/Oktober, sedangkan awal musim kemarau jatuh pada awal bulan Juni, sehingga menurut sistem Oldeman dapat digolongkan pada tipe B1. Menurut Oldeman kriteria bulan dibagi menjadi tiga yaitu :

(1) Bulan Basah (BB) : bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 430 mm.

(2) Bulan Lembab (BL) : bulan dengan rata-rata curah hujan antara 85-390 mm.

(3) Bulan Kering (BK) : bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 50 mm.

2.1.3 Pemanfaatan Lahan dan Perairan

1) Pemanfaatan Lahan

Pemanfaatan lahan darat dapat dilihat sebagaimana Tabel 1 di bawah ini:

(25)

13

Tabel 1. Pemanfaatan Lahan di Kelurahan Palabuhanratu

Jenis Lahan Jumlah (Ha)

Lahan Sawah : *Teknis - *½ Teknis 10 *Pedesaan - *Tadah Hujan 129 Jumlah 139 Lahan Kering : *Tegalan/Ladang 159 *Pemukiman 450 *Hutan Rakyat - *Perkebunan Negara 100 *Perkebunan Rakyat 50 *Kolam 1 *Lain-lain - Jumlah 759 Jumlah Total 899 Catatan:

 Sumber data: BP3K Kecamatan Palabuhanratu tahun 2011  Kesimpulan:

 Tidak ditemukan sawah teknis dan pedesaan, sebaliknya yang ada adalah sawah ½ teknis dan tadah hujan

 Luas kolam budidaya air tawar hanya sebesar 1,0 ha

Sementara itu pemanfaatan lahan dengan komoditas tertentu dan besaran produksi yang dihasilkan adalah sebagaimana Tabel 2 di bawah ini:

(26)

14

Tabel 2. Produktivitas Lahan di Kelurahan Palabuhanratu

Jenis Tanaman Luas

(Ha/m2)

Hasil (Ton/Ha)

a. Padi Sawah 139 7

b. Palawija dan Sayuran a) Jagung b) Ubi kayu c) Kacang Panjang d) Cabe e) Mentimun 10 3 1 1 5 6,8 12 8 8,3 11 c. Buah-buahan a) Pisang b) Mangga 15 4 10 4 2) Pemanfaatan Perairan

Seperti tersebut di atas, pemanfaatan perairan, khususnya perairan tawar digunakan untuk kolam seluas 1,0 ha dan padi sawah tadah hujan seluas 139,0 ha. Sedangkan untuk sumber daya perairan di Kelurahan Palabuhanratu, diantaranya adalah : (1) Potensi sumber daya air

a. Sungai berukuran kecil b. Mata air berukuran kecil (2) Jenis sumber air

a. Mata air dengan jumlah 1 unit, dalam kondisi baik b. Sumur pompa berjumlah 3.120 unit yang

dimanfaatkan sekitar 4.905 kepala keluarga dengan kondisi baik

(27)

15

2.2 Kependudukan dan Sosial Ekonomi 2.2.1 Kependudukan

1) Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang berada di Kelurahan Palabuhan Ratu berdasarkan jenis kelamin, perbedaan usia, dan jumlah kepala keluarga (KK) yaitu sebagaimana Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Kependudukan di Kelurahan Palabuhanratu

Jenis Penduduk Jumlah

Laki-laki 15.923 Perempuan 15.385 Jumlah 31.308 Usia 0-5 tahun Usia 5-10 Usia 11-15 Usia 16-20 Usia 20-25 Usia 26-30 Usia 31-35 Usia 36-40 Usia 41-45 Usia 46-50 Usia 51-55 Usia 56-60 Usia 61-65 Usia > 65 2.572 1.669 8.644 4.520 1.348 1.887 2.426 2.831 2.022 1.618 808 677 789 1.089 Jumlah KK 8.545

(28)

16 2) Pendidikan

(1) Sekolah Dasar berjumlah 7.524 orang

(2) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama berjumlah 5.213 orang

(3) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas berjumlah 7.683 orang (4) Diploma 1 berjumlah 274 orang

(5) Diploma 3 berjumlah 171 orang (6) Strata 1 berjumlah 89 orang (7) Strata 2 berjumlah 72 orang (8) Strata 3 berjumlah 20 orang

3) Agama

(1) Islam berjumlah 30.989 orang (2) Kristen berjumlah 168 orang (3) Khatolik berjumlah 83 orang 4) Cacat Fisik

(1) Tuna wicara 2 orang (2) Tuna rungu 4 orang (3) Tuna netra 1 orang (4) Tuna daksa 9 orang 5) Cacat Mental

(1) Idiot 11 orang (2) Gila 4 orang (3) Stress 10 orang 6) Tenaga Kerja

(1) Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja, laki-laki sebanyak 4.707 orang dan perempuan sebanyak 4.174 orang

(29)

17

(2) Penduduk usia 18-56 tahun yang belum bekerja, laki-laki sebanyak 4.345 orang dan perempuan sebanyak 4.523 orang

2.2.2 Peranan Kaum Perempuan

Kalau dilihat dari peranannya, kaum perempuan di Kelurahan Palabuhan Ratu cukup menonjol. Ini terlihat dari munculnya seorang Kepala Kelurahan dari gender wanita, yakni Dra. Latipah Triana G. Selain itu banyak kaum perempuan yang aktif di organisasi PKK yang diketuai oleh istri Sekretaris Kelurahan. Dalam hal ini tidak bisa dijelaskan seberapa besar peranan kaum perempuan dari kancah kegiatan pembangunan di daerahnya. Namun dari data yang ada menunjukkan bahwa kaum perempuan cukup besar perannya terutama dalam hal ketenagakerjaan dan bisa dibandingkan pada

Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Peranan Kaum Perempuan di Kelurahan

Palabuhanratu

No. Status Ketenagakerjaan Laki-laki Perempuan

1 Tenaga Kerja

1.1 Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja (orang)

4.707 4.174

1.2 Penduduk usia 18-56 tahun yang tidak bekerja

4.345 4.523

2 Angkatan Kerja

2.1 Penduduk usia 18-56 tahun yang tidak tamat SD dan SLP (orang)

72 57

2.2 Penduduk usia 18-56 tahun yang tamat SLTP (orang)

(30)

18

2.2.3 Perekonomian Kelurahan

1) Jenis Pekerjaan

Mata pencaharian penduduk yang ada di kelurahan Palabuhan Ratu umumnya beragam, namun sebagian besar adalah bermata pencaharian sebagai pedagang, nelayan dan petani. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Jenis Pekerjaan di Kelurahan Palabuhanratu

Jenis Pekerjaan Jumlah

Petani 1.240 Pengrajin 15 Peternak 53 Nelayan 1.621 Buruh Tani 1.144 Pedagang 8.673 Bidan 8 PNS 896 Dokter 5 TNI 42 POLRI 91 Notaris 4 Jumlah 13.792 2) Indikator Kesejahteraan

(1) Penggunaan dinding rumah

 Penggunaan dinding rumah dengan bahan tembok sebanyak 7.285 KK

 Penggunaan dinding rumah bahan dasar kayu sebanyak 134 KK

(31)

19

 Penggunaan dinding rumah bahan dasar bambu sebanyak 1.126 KK

(2) Penggunaan lantai rumah

 Penggunaan lantai rumah dengan menggunakan keramik sebanyak 5.240 KK

 Penggunaan lantai rumah dengan menggunakan semen sebanyak 2.619 KK

 Penggunaan lantai rumah dengan hanya beralaskan tanah sebanyak 686 KK

4) Tingkat kesejahteraan keluarga

(1) Keluarga pra sejahtera sebanyak 2.214 KK (2) Keluarga sejahtera 1 sebanyak 1.496 KK (3) Keluarga sejahtera 2 sebanyak 2.728 KK (4) Keluarga sejahtera 3 sebanyak 2.157 KK 5) Hasil Perikanan Laut

Hasil perikanan yang utama dihasilkan di Kelurahan Palabuhan Ratu adalah dari perikanan tangkap perairan laut. Pada Tabel 6 di bawah ini merupakan jenis-jenis ikan yang banyak dihasilkan :

Tabel 6. Hasil Perikanan Laut di Kelurahan Palabuhanratu

Jenis Ikan Produksi (Kg/Tahun)

Tuna 804,574

Cakalang 707,14

Tongkol 7.879

Layang 1000

(32)

20

Sementara itu pemasaran hasil perikanan dilakukan dengan cara: (1) Dijual langsung ke konsumen

(2) Dijual langsung ke pasar (3) Di jual melalui tengkulak 6) Perkebunan

(1) Jenis komoditas hasil perkebunan

Komoditas pentinh hasil perkebunan di Kelurahan Palabuhan Ratu adalah kelapa seluas 4 hektar dengan produksi sekitar 1,5 ton/tahun.

(2) Pemasaran hasil perkebunan

 Dijual langsung ke pasar

 Dijual melalui tengkulak 7) Peternakan

(1) Potensi peternakan

Ayam berjumlah 13.253 ekor

Kerbau berjumlah 10 ekor

Bebek berjumlah 85 ekor

Kambing berjumlah 348 ekor (2) Pemasaran hasil peternakan

 Di jual langsung ke konsumen

 Di jual langsung ke pasar

 Di jual melalui tengkulak 8) Pariwisata

1) Sebagaimana diketahui bahwa Kelurahan Palabuhan Ratu ditetapkan sebagai salah satu obyek utama wisata di Kabupaten Sukabumi. Hal ini didasarkan pada keindahan alamnya, sebagai pusat perkotaan serta kegiatan Minapolitan berbasis perikanan tangkap. Karena hal itu

(33)

21

pula maka kunjungan dari dalam dan luar negeri terus berdatangan dalam setiap tahunnya.

2) Sebagai kota pesisir dan kota bahari, sebaiknya wisata kedepan bukan hanya bertumpu pada melihat keindahan alam daratan, akan tetapi para wisatawan diarahkan untuk berkunjung ke laut melihat keindahan dasar lautan. Oleh karena itu kehidupan dan tutupan terumbu karang harus menjadi komitmen pemerintah untuk terus dijaga, dipelihara serta dikembangkan dengan metoda transplantasi sponge. Wisata selam ini jauh lebih menguntungkan karena bernilai ekonomis serta mampu mengarahkan para nelayan/guide untuk ikut serta melestarikan sumber daya hayati bawah air. Di sisi lain, bagan-bagan tancap dan bagan apung yang selama ini mengurangi keindahan alam, bahkan cenderung merusak seumber daya benih ikan dengan alat tangkapnya yang ukuran matanta relatif kecil, kedepan dapat diarahkan sebagai bagan wisata pengantar turis dan sekaligus wisata mancing. Dengan demikian terjadi alih fungsi alat tangkap dengan tidak menghilangkan mata pencaharian nelayan. 3) Ditambah dengan ditetapkannya sebagai obyek wisata

utama maka kehadiran turis lokal dan mancanagara sedikit banyak telah mempengaruhi budaya yang ada. Dari persoalan-persoalan tersebut tidak bisa dipungkiri bahwa kemajemukan dan heterogenitas penduduknya sangat nampak. Pada sisi lain kehidupan nelayan di sepanjang pesisir, khususnya nelayan buruh, tetap berada pada kondisi yang memprihatinkan. Sangat tepat sebagian besar

(34)

22

nelayan ini masih berada di bawah garis kemiskinan dan hidup di lingkungan yang kumuh.

2.2.4 Kearifan Lokal

1) Kehidupan sosial budaya alam pesisir secara umum dipengaruhi oleh iklim lingkungan yang panas serta beratnya memenuhi hajat hidup karena harus bergelut dengan medan yang berat dalam mengarungi lautan. Oleh karena itu sedikit banyak berdampak terhadap watak masyarakatnya. Antara lain keras, persaingan yang tinggi, sedikit boros dan lebih banyak menggunakan otot ketimbang otak. Tetapi di sisi yang lain mereka adalah pekerja keras, adanya kerjasama, dan mampu menghadapi berbagai rintangan serta tidak mudah putus asa. 2) Kultur masyarakat pesisir Kelurahan Palabuhan Ratu, khusunya

kalangan nelayan, masih yakin adanya kekuatan makhluk gaib pantai selatan, yaitu Nyi Roro Kidul. Karena itu pula dalam melakukan ritual hari nelayan acapkali melakukan persembahan sesajen untuk memperoleh pengakuan sehingga dipercaya ikannya akan banyak, nelayan selamat serta terhindar dari bencana. Hal ini bukanlah sebuah doktrin mutlak akan tetapi pada beberapa kalangan nelayan masih mengakuinya.

3) Terkait dengan kondisi lingkungan yang keras dan adanya kepercayaan terhadap makhluk gaib, maka mereka senantiasa menjunjung tinggi keberadaan laut sebagai sumber kehidupan dengan tetap menjaganya secara baik. Apabila hal ini tidak dilakukan maka tidak mustahil akan murka. Jadi menjaga perairan laut mutlak hukumnya bila tidak ingin dimurkai.

(35)

23

2.3 Infrastruktur

Infrastruktur Kelurahan Palabuhan Ratu adalah sebagai berikut : 1) Lembaga adat 2) Lembaga keamanan (1) Linmas 151 orang (2) Siskamling 35 orang 3) Transportasi (1) Jalan desa 8 km (2) Jembatan 10 buah (3) Pangkalan ojek 14 buah (4) Stasiun bus 1 buah 4) Jenis transportasi (1) Bus umum (2) Ojek (3) Delman (4) Becak (5) Tambatan Perahu (6) Pelabuhan Kapal (7) Perahu Motor 5) Sarana komunikasi (1) Radio (2) Televisi (3) Telepon 6) Sarana Pemerintahan (1) Balai Pertemuan (2) Kantor Desa (3) Ruang PKK (4) Komputer

(36)

24 7) Tempat Ibadah

(1) Masjid 38 buah

(2) Gereja 5 buah Jenis transportasi 8) Prasarana Olah Raga

(1) Lapangan Sepak Bola 2 buah (2) Lapangan Bulu Tangkis 2 buah (3) Meja Tenis Meja 10 buah (4) Lapangan Voly 3 buah 9) Prasarana Kesehatan

(1) Puskesmas 1 unit (2) Apotik 5 unit (3) Posyandu 35 unit

(4) Rumah Praktek Dokter 6 unit (5) Jenis transportasi

10) Prasarana energi dan penerangan

Masyarakat yang menggunakan energi listrik sebanyak 8.545 KK 11) Prasarana Kebersihan

Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sebanyak 35 lokasi 12) Prasarana Wisata

(1) Hotel Berbintang sebanyak 3 buah (2) Hotel Melati sebanyak 8 buah (3) Bilyar sebanyak 1 buah (4) Restoran sebanyak 37 buah (5) Karaoke sebanyak 1 buah

2.4 Kelembagaan

1) Pemerintahan Kelurahan

(37)

25 (2) Ketua RW sebanyak 35 orang (3) Ketua RT sebanyak 129 orang (4) Anggota LPMk sebanyak 16 orang 2) Organisasi PKK 3) Organisasi Pemuda 4) Karang Taruna 5) Organisasi Profesi 6) Partai Politik 7) Ekonomi

(1) Koperasi sebanyak 4 unit (2) Restoran sebanyak 37 unit (3) Pasar sebanyak 1 unit 8) Pendidikan

(1) Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 6 unit (2) Sekolah Dasar (SD) sebanyak 7 unit

(3) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 3 unit (4) Madrasah Ibtidayah (MI) sebanyak 3 unit

(5) Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 2 unit (6) Pondok Pesantren (Ponpes) sebanyak 7 unit 9) Kelompok Tani

Kondisi kelompok tani di Kelurahan Palabuhanratu berdasarkan kelas kemampuan kelompok tani dapat dibedakan menjadi sebagaimana

(38)

26

Tabel 7. Kondisi Kelompok Tani di Kelurahan Palabuhanratu

Kelas Kemampuan Jumlah

Pemula 77 Lanjut 109 Madya - Utama - Lain-lain - Jumlah 186

10) Pendukung Usaha Tani

Dalam melakukan usaha tani, petani di Kelurahan Palabuhanratu memiliki berbagai sarana ataupun alat pendukung untuk mempermudah aktivitasnya, diantaranya sebagaimana Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Sarana Pendukung Usaha Tani di Kelurahan

Palabuhanratu

Pendukung Usaha Tani Jumlah

KUD (Koperasi) 1 Bank 5 Huller 2 Traktor 6 Kios Saprotan 5 Pasar 1 Tangkulak 3 Pompa Air 2 Pompa Diesel - Hand Speyer 9 Sabit 402

(39)

27

2.5 ISU-ISU UTAMA 2.5.1 Lingkungan

1) Lingkungan di Kelurahan Palabuhan Ratu sudah dapat dikatakan sangat kompleks. Persoalannya adalah karena penduduknya berasal dari berbagai etnis. Antara lain suku Sunda, Jawa, Bugis, Padang dan lainnya;

2) Palabuhan Ratu telah dijadikan sebagai ibukota kabupaten Sukabumi, tentu saja sarana dan prasarana serta infrastrukturnya pun telah banyak dan hampir lengkap;

3) Sekalipun Kelurahan Palabuhan Ratu dijadikan program Minapolitan Berbasis Perikanan Tangkap, akan tetapi secara kontras masih terdapat pemukiman kumuh. Artinya kemiskinan masih merupakan bagian pokok dari persoalan pembangunan yang ada;

4) Persoalan lain di lingkungan pesisir adalah masih belum tertatanya penggunaan tata ruang (zonasi). Namun demikian saat ini Dinas Kelautan dan Perikanan atas fasilitasi Pemerintah Pusat dan Provinsi tengah menggarap kegiatan Master Plan dan Zonasi Rinci berbasis Perikanan Tangkap. Sementara itu lingkungan perairan yang dikhawatirkan kedepan adalah akumulasi buangan bahan bakar minyak dari kapal dan perahu yang bersandar/berlabuh. Ini menjadi pekerjaan rumah serius sebab tanpa pengendalian yang intensif maka lingkungan perairan akan terancam kualitasnya sehingga biota laut akan musnah secara perlahan.

(40)

28

2.5.2 Status Tanah

1) Status tanah di Kelurahan Palabuhan Ratu nampaknya tidak jauh berbeda dengan wilayah pesisir lainnya. Yakni ada tanah milik, garapan, sewa, tanah negara dan milik perusahaan atau swasta lainnya. Yang membedakannya di sepanjang pantai adalah sekalipun masuk katagori sempadan pantai, namun pada kenyataannya banyak yang dimiliki perorangan atau perusahaan. Ini menjadi benang kusut yang sulit dibenahi dan diselesaikan dalam waktu singkat, terlebih bila harus dibebaskan baik dengan atau tanpa ganti rugi;

2) Banyak pengguna tanah yang tidak jelas status kepemilikannya sehingga menimbulkan persoalan tersendiri, terlebih saat ini tengah dilakukan pembebasan lahan peruntukan Pelabuhan Perikanan Samudera yang mencapai 80 Ha lebih;

3) Penataan ruang wilayah pesisir daratan masih belum jelas sehingga membingungkan para penanam modal, namun demikian saat ini RTRW tengah diproses untuk diajukan menjadi peraturan daerah (perda).

2.5.3 Pertanian

1) Masih rendahnya penerapan sapta usaha tani dengan teknologi yang belum memenuhi standar sehingga produksi hasil pertanian masih rendah;

2) Masih dominannya penggunaan bahan racun pestisida, insektisida dan fungsida serta penggunaan pupuk kimia sehingga kondisi lingkungan akan terganggu, demikian pula dengan konsumennya;

3) Masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan petani sehingga melaksanakan usaha tani cenderung tradisional.

(41)

29

2.5.4 Kelautan dan Perikanan

1) Masih maraknya penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, baik karena ukuran mata jaring atau disinyalir ada yang masih menggunakan bahan beracun;

2) Pengambilan pasir besi illegal yang bisa menimbulkan abrasi pantai dan hilangnya keindahan pesisir, rusaknya jalan serta rusaknya habitat terumbu karang;

3) Masih maraknya pengambilan sentra-sentra sumber benih ikan seperti impun di Muara Citepus dan Elfer di Muara Cimandiri; 4) Masih ditemukannya kegiatan masyarakat di kawasan

konservasi perairan daerah untuk memanfaatkan sumber daya yang dikonservasi;

5) Alur dan zona perikanan, baik tangkap, budidaya, pengolahan dan konservasi masih belum terpetakan.

2.5.5 Peternakan

1) Potensi pengembangan ternak puyuh masih cukup besar dan permintaan pasar masih cukup luas dan terbuka;

2) Berkembangnya flu burung dan antrax sebagai bagian dari permasalahan nasional dan global;

3) Masih timbulnya penyakit gila anjing akibat masih berkeliarannya anjing-anjing lokal yang belum disuntik anti rabies;

4) Meningkatnya animo masyarakat pesisir untuk budidaya / memelihara sapi potong tetapi di lain segi belum adanya kesadaran penerapan manajemen yang baik, salah satu contohnya adalah pengandangan sapi yang memenuhi standar dan pemberian pakan yang cukup bobot dan berkualitas.

(42)

30

2.5.6 Pariwisata

Ada beberapa issue strategis terkait dengan usaha pengembangan pariwisata di kabupaten Sukabumi:

1) Dari aspek suprastruktur belum ada orientasi kebijakan sistematis dan terstruktur bagaimana pengembangan usaha pariwisata kini dan kedepan, baik dalam kerangka satuan waktu (jangka panjang, menengah dan pendek) maupun dalam kerangka perencanaan keruangan (spasial);

2) Dari aspek politis belum adanya dukungan dan keberpihakan yang nyata bagaimana para pengambil kebijakan dapat meyakinkan dirinya dan publiknya bahwa sektor pariwisata akan mampu menjadi tumpuan dalam upaya menyokong akselerasi pembangunan; (sejauh ini masih ada anggapan bahwa faedah dari sektor pariwisata masih diperbandingkan/dikalkulasi dari seberapa nilai pajak dan retrubusi dari sektor pariwiwsata terhadap PAD);

3) Dari aspek prasarana, masih buruknya aksesibilitas terutama jaringan jalan, sarana transportasi publik, serta fasilitas umum dan fasilitas sosial pendukung lainnya dalam usaha wisata; 4) Masih sangat rendahnya kesadaran wisata warga masyarakat

kabupaten Sukabumi, terutama yang berada di sekitar destinasi/obyek tujuan wisata, termasuk juga rendahnya kesadaran pengunjung terutama terhadapa aspek keamanan, ketertiban, kebersihan, pengrusakan/vandalisme sarana prasarana umum atau properti milik pemerintah, dan rendahnya kepedulian terhadap lingkungan;

5) Dari aspek potensi wisata, kini sudah ada 45 obyek wisata unggulan dan potensial yang sudah teridentifikasi, namun

(43)

31

keberadaannya belum dapat dikelola dan dikembangkan secara optimal karena masih lemahnya konsep perencanaan strategis dan minimnya dukungan anggaran ;

6) Dari aspek kelembagaan, urusan yang dikelola oleh Disparbudpora terlalu berat (over load) karena satu lembaga harus mengakomodir empat urusan yang berbeda, belum lagi ditinjau dari aspek rumpunnya, dimana satu lembaga harus menyelenggarakan dua jenis rumpun urusan, yakni pariwiwsata sebagai urusan pilihan, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga sebagai urusan wajib. Hal ini secara adfministratif dan hierarki kelembagaan menjadi kesulitan sendiri ketika harus berkoordinasi dengan institusi hierarkhis diatasnya juga terhadap pemangku kepentingan (stakeholders) dan mitra kerja lain dan penerima manfaat lainnya.

2.5.7 Sosial dan Budaya

1) Pengaruh budaya akibat arus budaya luar, baik perkotaan besar maupun budaya asing melalui turis mancanagara;

2) Karakteristik hidup konsumtif.

2.5.8 Bencana Alam

1) Palabuhan Ratu merupakan teluk yang dalam kajian keilmiahan akan terjadi atau terkonsentrasinya kekuatan saat bencana tsunami. Maka secara geografis merupakan daerah rawan bencana, baik gempa maupun tsunami. Ini belum disadari penuh oleh kalangan masyarakat dan karenanya harus terus dilakukan sosialisasi mitigasi bencana.

2) Bencana alam yang acapkali terjadi adalah angin barat dimana angin bertiup sangat kencang ditambah hujan yang deras sehingga menimbulkan gelombang yang besar dan tinggi.

(44)

32

Akibatnya banyak nelayan yang libur beraktivitas, kalaupun ada terkadang mengalami kecelakaan sehingga meninggal dunia.

(45)

33

BAB III

TAHAPAN PENYUSUNAN

RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR

Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tangguh disusun sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa/Kelurahan oleh pemerintahan kelurahan. Hal yang demikian agar terdapat sinkronisasi dan sinergitas serta akutabel. Dan dokumen rencana pengembangan desa pesisir tersebut dibuat selama jangka waktu 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pengembangan desa. Visi Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukambumi :

Mewujudkan masyarakat Kelurahan Palabuhanratu yang berakhlak mulia, maju, dan sejahtera.

Untuk mewujudkan Visi tersebut dengan Misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berakhlak mulia;

2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berkemampuan memajukan masyarakat;

3. Membangun perekonomian yang tangguh berbasis potensi lokal dan berwawasan lingkungan.

Perencanaan pengembangan desa pesisir tangguh tersebut disusun secara partisipatif oleh pemerintah kelurahan sesuai dengan kewenangannya. Dan proses penyusunannya wajib melibatkan kelembagaan masyarakat kelurahan serta tokoh masyarakat. Produk Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tangguh ditetapkan dengan Keputusan Lurah dan mekanisme penyusunannya dapat dilihat pada Ilustrasi 1 di bawah ini.

(46)

34

Masukan Proses Hasil Keluaran

Ilustrasi 1. Alur Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tangguh Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu

Perencanaan

Pembangunan Desa yang dibiayai swadaya masyarakat dan pihak ketiga

Penentuan Peringkat tindakan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW), Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Rencana Pengelolaan, Rencana Aksi Kabupaten/Kota, Rencana Penanggulangan Bencana, Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten/Kota Peningkatan usulan kegiatan pembangunan RPDP (5 tahunan) Agenda paduan kegiatan swadaya dan dana yang sudah ada (TP) Perencanaan Pembangunan Desa/Kelurahan yang ada dananya

Pengelompokan masalah

Penentuan Peringkat Masalah Daftar masalah dan

potensi

Profil Desa/Kelurahan Pesisir dan rencana masyarakat hasil PRA & FGD,termasuk Rencana Pengurangan Risiko Bencana

Pengkajian tindakan pemecahan masalah Keputusan Lurah tentang RPDP Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan di Kelurahan Peningkatan usulan kegiatan pembangunan Keputusan Lurah tentang RKP-Kelurahan RKP Desa /Kelurahan (1 tahunan) Berita Acara Musrenbang Desa /Kelurahan

(47)

35

Tahapan Penyusunan RPDP Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu sebagai berikut :

(1) Penyusunan RPDP disusun melalui Musrenbangdesa/kelurahan;

(2) Musrenbang desa/kelurahan terdiri atas musrenbang desa/kelurahan jangka menengah;

(3) Musrenbang desa jangka menengah diselenggarakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam rangka penyusunan rencana pengembangan desa/kelurhan untuk jangka waktu pelaksanaan program.

Penyusunan RPDP dilakukan melalui urutan kegiatan antara lain : (1) Penyusunan rancangan RPDP;

(2) Musyawarah perencanaan pembangunan jangka menengah; (3) Penetapan oleh Lurah dengan Keputusan Lurah.

Proses pelaksanaan penyusunan rancangan RPDP Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu adalah sebagai berikut :

3.1. Tahapan Kegiatan Penyusunan RPDP 3.1.1. Persiapan

Pada tahap ini, proses kegiatan adalah sebagai berikut : 1) Pembentukan Tim Penyusun

Tim penyusun RPDP merupakan para tokoh masyarakat baik tokoh agama, pendidik, pemuda, perempuan dan unsur organisasi desa/kelurahan lainnya. Hal ini dimaksud agar semua unsur terwakilkan secara representatif untuk menjadikan forum RPDP demokratis, transparan dan akutabel serta aspiratif. Keanggotaan Tim Penyusun RPDP tersaji pada Lampiran 1; 2) Menyusun jadwal dan agenda pelaksanaan kegiatan

Penyusunan jadwal dan agenda kegiatan dilakukan oleh Tim Penyusun RPDP didampingi oleh Fasilitator. Dan kegiatan

(48)

36

penyusunan RPDP diagendakan selama 5 (lima) kali pertemuan dengan durasi setiap pertemuan 4 (empat) jam secara paralel. Pertemuan ke-1 (pertama) berisikan pemaparan program PDPT dan teknis pelaksanaan RPDP. Pertemuan ke-2 (dua) meliputi Pemaparan rancangan awal RPDP; Analisis Pembahasan Potensi dan Masalah dari profil desa. Pertemuan ke-3 (tiga) melanjutkan Analisis Pembahasan Potensi dan Masalah; Penyampaian Hasil Analisis Pembahasan; Kompilasi Rancangan Awal RPDP. Pertemuan ke-4 (empat) dengan agenda Penyampaian Rancangan Awal RPDP dan Tanggapan peserta Musrenbang. Pertemuan ke-5 (lima) merupakan Penyampaian Rancangan Akhir RPDP dan Penetapan RPDP dengan Peraturan Desa (Perdes). Lebih jelas jadwal dan agenda proses penyusunan RPDP dapat dilihat pada Lampiran 2.

Setelah Jadwal dan Agenda Proses Penyusunan RPDP dinyatakan layak operasional, maka Tim Penyusun RPDP melakukan tahap – tahap kegiatan berikut :

a) Mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat mengenai agenda musrenbang desa tentang RPDP Tangguh;

b) Mengundang peserta musrenbang desa; dan

c) Menyiapkan sarana, alat dan kegiatan penyusunan RPDP.

3.1.2. Pengkajian Keadaan Desa

A. Pengertian

Pengkajian Keadaan desa adalah proses penggalian dan pengumpulan data mengenai keadaan masyarakat, masalah, potensi dan berbagai informasi terkait yang menggambarkan

(49)

37

secara jelas dan lengkap kondisi dan dinamika masyarakat desa.

B. Tujuan

Kegitan ini bertujuan untuk menggali secara objektif, lengkap dan cermat mengenai hal sebagai berikut :

1) Potensi desa.

2) Permasalahan yang dihadapi. 3) Kebutuhan masyarakat.

C. Fasilitator

Kegiatan pengkajian keadaan desa difasilitasi oleh Tim Fasilitator RPDP – PDPT dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi.

D. Pendekatan dan Metode

Pengkajian keadaan desa dilakukan secara partisipatif dengan menggunakan metode PRA (Participation Rural Appraisal) dengan teknik P3MD (Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyaraka/Desa) dan FGD (Focus Group Discussion) dengan proses kegiatan antara lain :

1) Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan untuk mengenali potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat dengan menggunakan dokumen profil desa;

2) Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan melakukan pengelompokan potensi dan masalah;

3) Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan melakukan pengkajian tindakan pemecahan masalah;

4) Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan melakukan penentuan peringkat tindakan.

(50)

38

F. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan pengkajian keadaan desa dilakukan selama 2 (dua) kali pertemuan yaitu Pertemuan ke-2 (dua) dan ke-3 (tiga) dengan masing – masing pertemuan berdurasi selama 4 (empat) jam secara paralel. Dan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran

2. G. Hasil

Hasil dari Kegiatan ini merupakan penggabungan dari proses pengkajian keadaan di tingkat kelompok atau dusun adalah : 1) Data Potensi Desa;

2) Data Permasalahan;

3) Data Kebutuhan Peringkat Tindakan.

3.1.3. Penyusunan Rancangan RPDP

A. Rancangan RPDP

Rancangan RPDP dimaksud terdiri dari :

(1) Naskah rancangan Kebijakan Pembangunan Desa/Kelurahan;

(2) Rencana Kegiatan Pembangunan Desa/Kelurahan (RKP).

B. Sistematika/Tata Susun

Naskah rancangan kebijakan pembangunan desa disusun sesuai

sistematika/tata susun sebagaimana Petunjuk Teknis PDPT tahun 2012.

C. Perumusan Rencana Kebijakan Pembangunan

Desa/Kelurahan

1) Rencana kegiatan Kebijakan Pembangunan Desa/Kelurahan disusun sesuai tabel rencana sebagaimana pada Format; 2) Rencana kegiatan dimaksud disusun berdasarkan “urusan”;

(51)

39

3) Urusan dimaksud dipilah menjadi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan;

4) Urusan Wajib adalah semua aspek dan kegiatan yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan berhubungan secara langsung dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat/indek pembangunan manusia, mencakup bidang dan kegiatan sosial-budaya;

5) Urusan pilihan adalah aspek dan kegiatan yang sesuai dengan kondisi dan potensi setempat, mencakup (1) Pertanian, (2) Kehutanan, (3) Pertambangan, (4) Pariwisata, (5) Kelautan;

6) Rencana kegiatan dirumuskan dengan menggunakan bahasa yang lugas mudah dimengerti;

7) Rumusan rencana kegiatan bersifat khusus, terukur dapat dapat diterima realistis dan jelas kerangka waktunya; dan 8) Pada proses penyusunan RPDP – PDPT maka Tim

melakukan fokusisasi pada 5 (lima) bina yaitu Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim; Bina Sumberdaya; Bina Lingkungan dan Infrastruktur; dan Bina Manusia.

D. Rapat Penyusunan

1) Penyusunan Rencana RPDP dilakukan dalam forum Rapat Tim Penyusun;

2) Rapat dimaksud dipimpin oleh Pimpinan Rapat yang terdiri dari seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan seorang Sekretaris;

3) Lurah dan Sekretaris Lurah karena jabatan adalah ketua dan Sekretaris Rapat Tim Penyusun ;

(52)

40

4) Wakil Ketua Rapat dipilih dari dan oleh angota Tim Penyusun secara demokratis ;

5) Setiap rapat dimaksud membahas agenda yang telah ditetapkan secara jelas;

6) Agenda dan tata cara rapat dibahas dan disepakati pada Rapat pertama Tim Penyusun ;

7) Rapat Tim Penyusun dilakukan beberapa kali sampai tersusun Rancangan RPDP yang lengkap dan layak ; 8) Rapat dimaksud dipilih menjadi (1) Rapat Pleno, dan (2)

Rapat komisi; 9) Rapat Pleno

• Rapat pleno dimaksud membahas dan merumuskan Naskah Kebijkan Pembangunan Desa dan membahas hasil Rapat Komisi.

• Rapat Pleno diikuti oleh semua anggota Tim Penyusun 10) Rapat Komisi

• Rapat komisi dimaksud membahas dan merumuskan Naskah Kebijakan pembangunan desa.

• Pembentukan komisi dimaksud memperhatikan “Urusan“ dan disesuaikan dengan jumlah angota Tim dan kebutuhan.

• Rapat komisi dimaksud dipimpin oleh Pimpinan Rapat Komisi.

• Pimpinan Rapat dimaksud dipilih dari dan oleh anggota Komisi secara demokratis.

11) Waktu Penyusunan

Penyusunan Rancangan dimaksud dilakukan setelah Pengkajian Keadaan Desa/Kelurahan sampai dengan

(53)

41

sebelum pelaksanaan Musrenbang Pembahasan Rancangan RPDP.

E. Hasil

Kegiatan penyusunan menghasilkan Dokumen Rancangan Awal RPDP.

3.2. Pembahasan Rancangan RPDP

3.2.1. Forum Pembahasan

a. Rancangan (awal) RPDP dibahas bersama masyarakat dalam Forum Musrenbang Desa/Kelurahan;

b. Musrenbang dimaksud adalah Forum Musrenbang desa/Kelurahan yang diselenggarakan khusus, 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, untuk membahas rancangan Awal RPDP.

3.2.2. Peserta

a. Pihak-pihak yang wajib diundang sebagai peserta Musrenbang desa dimaksud adalah:

- Tim Penyusun

- Wakil kelompok-kelompok masyarakat, Ormas dan LSM - Wakil kelompok Perempuan

- Wakil masyarakat miskin

- Pengurus lembaga kemasyarakatan desa

b. Dapat mengundang unsur masyarakat lainnya yang dipandang perlu.

3.2.3. Fasilitator

Proses pembahasan rancangan RPDP difasilitasi oleh Tim Fasilitator RPDP - PDPT dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi.

(54)

42

3.2.4. Proses Pembahasan

Agenda dan proses pembahasan adalah sebagai berikut : a. Pembukaan dan pengarahan oleh Camat ;

b. Pemaparan proses penyusunan Rancangan RPDP oleh Lurah; c. Pemaparan pokok-pokok materi Rancangan (Awal) RPDP oleh

Tim Penyusun;

d. Tanggapan, masukan dan saran dari peserta Musrenbang Desa/Kelurahan;

e. Tanggapan balik Lurah/Tim Penyusun; f. Pembahasan oleh peserta

- Pembahasan dimaksud dilakukan dalam kelompok-kelompok diskusi.

- Jumlah kelompok dimaksud disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.

- Kelompok diskusi dimaksud dipimpin oleh pimpinan diskusi, yang terdiri dari seorang ketua dan seorang sekretaris.

- Pimpinan diskusi dipilih dari dan oleh anggota kelompok diskusi secara demokratis.

g. Penyampaian hasil-hasil pembahasan peserta Musrenbang h. Penjelasan tindak lanjut hasil pembahasan Rancangan RPDP

oleh Lurah.

i. Penutupan oleh Lurah.

3.2.5. Hasil

Hasil proses pembahasan dimaksud adalah Rancangan Akhir RPDP.

Gambar

Tabel 1.  Pemanfaatan Lahan                                                                          di Kelurahan Palabuhanratu
Tabel 2.  Produktivitas Lahan di Kelurahan Palabuhanratu
Tabel  3.  Kependudukan di Kelurahan Palabuhanratu
Tabel 4.  Peranan  Kaum  Perempuan  di  Kelurahan  Palabuhanratu
+4

Referensi

Dokumen terkait

berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diwujudkan dalam.. penyelenggaraan

Secara umum pengertian hak ulayat ditegaskan dalam Permen Agraria Nomor 5 Tahun 1999 sebagai berikut: hak ulayat dan yang serupa dari masyarakat hukum adat

To provide students with skills to apply design and development principles in the construction of software.. system applied in database technology, intelligence

Adalah ilmu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah sosial yang timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia dengan

Elemen fungsional yang terakhir pada sistem pengelolaan sampah adalah pembuangan akhir. Kegiatan pada tahap ini adalah menampung seluruh sampah baik yang berasal dari rumah

Motor bakar telah mengalami banyak pengembangan, beberapa pengembangan telah dilakukan untuk dapat meningkatan efisiensi motor bakar, tetapi umumnya pengembangan dilakukan

Jl.KH.Fauzi Noor No.20 Jungpasir Demak Telp.029133145665 Jawa Tengah. BUKU REKAP ABSENSI HARIAN SISWA

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan tahapan perkembangan kognisi numeric pada manusia dari bayi hingga sekolah menengah; bagaimana peran otak dalam