• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

Tampaksiring, 19 APRIL 2010

Disampaikan Oleh:

Menteri Koordinator

Bidang Kesejahteraan Rakyat

(2)

VISI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH NASIONAL ( RPJMN) 2010 - 2014

VISI:

Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan

SEJAHTERA:

Memperkuat Triple Track Strategy, serta Pembangunan Inklusif

dan berkeadilan,

DEMOKRATIS

Memantapkan Konsolidasi Demokrasi,

BERKEADILAN:

Memperkuat Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi,

Serta Pengurangan Kesenjangan

(3)

KONDISI SAAT INI

Kemiskinan turun dari 16,7 %

(2004) menjadi 14,1 % (2009)

Pengangguran turun dari 9,9 %

(2004) menjadi 7,9% (2009)

Sebaran Penduduk Miskin tidak

merata

Penduduk Yang rentan jatuh

miskin masih besar.

72% Penduduk berpendidikan

SMP Kebawah,

62% penduduk bekerja di Sektor

Informal,

28% Setengah menganggur

(bekerja kurang dari 35

(4)

4

57.8%

21%

4,2%

Penduduk Miskin Tersebar Tidak Merata

3,4%

7,5%

6.2%

Penduduk Miskin di Jawa: 57.8%,

di Papua: 4.2%

(5)

 RPJMN 2010 – 2014 mengamanatkan bahwa Pembangunan

Nasional harus dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dengan

adil dan merata,

 Meliputi seluruh provinsi/daerah terluar, terpencil, dan tertinggal,

 Menghilangkan kesenjangan antar daerah/provinsi, kota dan desa

di berbagai bidang kehidupan, seperti: Pendidikan, Penanggulangan

Kemiskinan, Kesehatan, Budaya & Pariwisata, Kreativitas dan

Inovasi Teknologi, Agama dan lain lain,

 Bersifat inklusif, untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera, demokratis dan berkeadilan, berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945.

 Memperluas Kesempatan Kerja dan Mengurangi Kemiskinan

Dengan Triple Track Strategy.

(6)

PEMBANGUNAN BERKEADILAN MENCAKUP:

PROGRAM-PROGRAM PRO-RAKYAT ( 3 KLASTER),

PROGRAM-PROGRAM PENANGANAN KELOMPOK MARJINAL,

PROGRAM-PROGRAM PENCAPAIAN MDGs.

PELAKSANAANNYA MEMPERHATIKAN:

→ Keadilan,

→ Pemerataan,

→ Disparitas

→ Inklusifitas

→ Berkelanjutan

(7)

DIAGRAM ALIR PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN

No

Otonomi Daerah,

Disparitas Wilayah,

Pilihan Kebijakan

‘Proses’

PROGRAM-PROGRAM MDGs PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL

PROGRAM-PROGRAM

PRO RAKYAT

REGULASI-REGULASI:

UUD, UU, PP,

Perpres, Keppres

RPJMN 2010 -2014

dan MDG’s

Klasifikasi

‘Input’

Masyarakat

Miskin,

Rentan,

Marginal

Monitoring

&

Evaluasi

Feedback’

Yes

Output’

Masyarakat

Sejahtera

(naiknya IPM)

8 Goal’s MDG

(8)

LATAR BELAKANG

Program Pro Rakyat

Diarahkan Kepada :

17.5 Juta Rumah Tangga Sasaran

(RTS).

Jenis Program Pro Rakyat :

a) Program Keluarga Harapan (PKH)

untuk 2.9 Juta Rumah Tangga Sangat

Miskin (RTSM), b) Jamkesmas untuk

76,4 juta jiwa dan c) RASKIN untuk

17,5 Juta RTS d) PNPM untuk 6321

Kecamatan e) Kredit Usaha Rakyat

untuk 4 Juta debitur/tahun

Sasaran Program Pro Rakyat:

Menurunkan Kemiskinan dari 14.1%

(2009) menjadi 8% (2014) dan

menurunkan Pengangguran dari 9%

(2009) menjadi 6% (2014).

Program Keadilan

Untuk Semua :

Diarahkan Kepada 22 Kelompok Marjinal:

Prioritas I: 9 dari 22 Kelompok

Marjinal,

Prioritas II: 6 dari 22 Kelompok

Marjinal

Prioritas III : 7 dari 22 Kelompok

Marjinal

Dengan memperhatikan Evaluasi

Program, Pendataan dan Pelaksanaan Tepat Sasaran.

Program

Pencapaian MDG’s :

Diarahkan Kepada :

8 Sasaran MDGs Tahun 2015,

yaitu:

a) Pemberantasan

Kemiskinan & Kelaparan,

b) Pendidikan Dasar Untuk

Semua,

c)

Kesetaraan Gender,

d) Menurunkan

Kematian

Anak,

e) Meningkatkan Kesehatan

Ibu,

f)

Mengendalikan

Penyakit

Menular,

g)

Kelestarian Lingkungan,

h) Kemitraan Global.

Perlu sinergitas tinggi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

sehingga aspek pemerataan, aspek disparitas dan aspek inklusifitas dapat dicapai

(9)

UU No.05 /Th.2010 Tentang RPJMN

2010 – 2014 dan

Keppres No. 15/Th.2010 Tentang

Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Program Pro-Rakyat mencakup 3 Klaster, yaitu :

Klaster 1: Bantuan Sosial,

Klaster 2: PNPM Mandiri

Klaster 3: KUR

PROGRAM KLASTER

Klaster 1

Bantuan Sosial

Raskin,PKH,

Jamkesmas

dan

Beasiswa Miskin sudah berjalan

dengan

baik,

namun

perlu

penyempurnaan tata laksana.

PKH, yang merupakan Pemberian

Uang Tunai Bersyarat, dengan

sasaran dari 816.000 RTSM (th

2010) ke 1.116.000 RTSM (th 2011),

memerlukan penyempurnaan tata

laksana di bidang: verifikasi, proses

pembayaran

serta

peningkatan

koordinasi

Kemsos,

Kemkes,

Kemdiknas dan Dinas-Dinas terkait

di Daerah

Mencakup 6408 Kecamatan

(Th.2009) dan 6321 Kecamatan

(Th.2010) di 33 Provinsi,

Perlu Komitmen daerah dalam

penyediaan Dana Daerah Untuk

Urusan Bersama (DDUB),

Perlu peningkatan pengawasan

penggunaan Bantuan Langsung

Masyarakat (BLM),

Perlu integrasi program

pemberdayaan masyarakat lainnya

kedalam PNPM, serta integrasi

PNPM dengan fasilitas pembiayaan

lainnya (c.q. KUR, CSR).

Sasaran penyaluran Rp.

20Trilyun/Tahun,

Memerlukan

mekanisme baru untuk

perluasan penyaluran

KUR.

Disamping itu, perlu

regulasi untuk

memperkuat Lembaga

Keuangan Mikro.

Klaster 2

PNPM Mandiri

Kredit Usaha Rakyat

Klaster 3

(10)

PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM KEADILAN

UNTUK SEMUA (JUSTICE FOR ALL)

Dasar Hukum Yang Tersedia Untuk Penanganan Kelompok Marjinal:

No Kelompok Marjinal No Kelompok Marjinal

1 UUD 1945, Pasal 28 dan Pasal 34 10 UU No.39/Th.1999 Tentang Hak Asasi Manusia 2 UU No.4/Th.1979 Tentang Kesejahteraan Anak 11 UU No.11/Th.2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

3 UU No.23/Th.2002 Tentang Perlindungan Anak, 12 UU No. 39/Th 2004 Tentang penempatan dan perlindungan TKI di LN

4 UU No.3/Th.1997, Tentang Pengadilan anak 13 UU No. 36/Th 2009 Tentang Kesehatan 5 UU No.13/Th.1998 Tentang Kesejahteraan LANSIA 14 UU No. 44/Th 2009 Tentang Rumah Sakit

6 UU No.4/Th.1997 Tentang Penyandang Cacat 15 UU No. 24/Th 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

7 UU No.5/Th.1997 Tentang Psikotropika 16 UU No. 4/Th 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman 8 UU No.35/Th.2009 Tentang Narkotika 17 UU No. 23/Th 2004 Tentang Penghapusan Tindak

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

9 UU No.40/Th.2004 Tentang SJSN 18 UU No. 21/Th 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

(11)

PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM KEADILAN

UNTUK SEMUA (JUSTICE FOR ALL)

Saat ini, terinventarisasi 22 Kelompok Marjinal (UU No. 11/Th. 2009), yaitu:

No

Kelompok Marjinal

No

Kelompok Marjinal

1.

Anak Balita Terlantar

12.

Eks Napi

2.

Anak Terlantar

13.

Korban NAPZA

3.

Anak Nakal

14.

Keluarga Fakir Miskin

4.

Anak Jalanan

15.

Keluarga Dengan Tempat Tinggal Tidak

Layak Huni

5.

Wanita Rawan Sosial ekonomi

16.

Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi

6.

Korban Tindak Kekerasan

17.

Komunitas Adat Terpencil

7.

Lanjut Usia Terlantar

18.

Korban Bencana alam

8.

Penyandang Cacat

19.

Korban Bencana Sosial / Pengungsi

9.

Tuna Susila

20.

Pekerja Migran Terlantar

10.

Pengemis

21.

Penyandang HIV / AIDS

(12)

PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM KEADILAN

UNTUK SEMUA (JUSTICE FOR ALL)

1. Kelompok Anak Terlantar

2. Kelompok Anak Balita

Terlantar,

3. Kelompok Anak Jalanan

4. Kelompok Anak Bermasalah

Hukum / Anak Nakal

5. Kelompok Penyandang Cacat

6. Kelompok Lanjut Usia Terlantar

7. Kelompok Korban NAPZA

8. Komunitas Adat Terpencil (KAT)

9. Kelompok Pekerja Migran

Terlantar / Tenaga Kerja

Indonesia Bermasalah (TKIB)

PRIORITAS I

1. Kelompok Pengemis,

2. Kelompok Gelandangan,

3. Kelompok Korban

Tindak Kekerasan,

4. Kelompok Eks

Narapidana,

5. Kelompok Keluarga

Bermasalah Sosial

Psikologis,

6. Kelompok Tuna Susila

PRIORITAS II

1. Kelompok Fakir Miskin,

2. Kelompok Wanita Rawan

Sosial Ekonomi,

3. Kelompok Korban Bencana

Alam

4. Kelompok Korban Bencana

Sosial (Pengungsi),

5. Kelompok Keluarga Dengan

Tempat Tinggal Tak Layak

Huni,

6. Kelompok Penderita

HIV/AIDS,

7. Kelompok Keluarga Rentan

PRIORITAS III

PROGRAM TELAH BERLANGSUNG

DAN TINGGAL DI PERLUAS

CAKUPANNYA, DENGAN EVALUASI &

PEMANTAUAN KETAT, AGAR TEPAT

SASARAN.

Dilaksanakan Penguatan

Peraturan-Perundangan

dan Proyek Percontohan

Untuk Masing Masing

Program pada TA-2011.

Penangannya dimasukkan kedalam Program Masing-Masing K/L yang sudah berjalan, seperti: Program Penanggulangan Kemiskinan Kluster I, II, III, Program Penanganan

HIV/AIDS Kemkes, Program BNPB & Kemsos

(13)

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL

PRIORITAS I:

1.

PENANGANAN

KELOMPOK

ANAK

TERLANTAR:

mencakup

3.176.462

Anak

Terlantar

(BPS,

2009)

dengan

sasaran:

terpenuhinya hak-hak dasar anak dalam asuhan keluarga. Saat ini

ditangani 135.004 anak. (Anak Terlantar: anak yang berusia 6 – 18

tahun yang mengalami perlakuan salah, diterlantarkan oleh

orang tua atau kehilangan hak asuh dari orang tua).

2.

PENANGANAN KELOMPOK ANAK BALITA TERLANTAR: mencakup

1.186.941 jiwa Anak Balita Terlantar (BPS, 2009) dengan sasaran:

terpenuhinya hak tumbuh kembang. Saat ini ditangani 1.405 anak.

(Anak Balita Terlantar: anak berusia 5 tahun ke bawah,

diterlantarkan

orang

tuanya,

sehingga

membutuhkan

perlindungan khusus).

3.

PENANGANAN ANAK JALANAN: mencakup 230.000 jiwa Anak

Jalanan (Pusdatin Kemsos, 2008) dengan sasaran: terpenuhinya

hak-hak dasar. Saat ini ditangani 6.173 anak. (Anak Jalanan: anak

berusia 6-18 tahun yang rentan, bekerja dan hidup di jalanan,

sebagai korban eksploitasi, kekerasan, pelakuan salah dan

diskriminasi ).

(14)

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL

PRIORITAS I:

4.

PENANGANAN KELOMPOK ANAK BERHADAPAN HUKUM/ANAK NAKAL:

mencakup 5.952 anak (Kemhukham, 2009) dengan sasaran: 1)

Terpenuhinya kebutuhan dasar anak dan pelayanan sosial dasar anak, 2)

Terlaksananya Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Anak Berhadapan

Hukum, 3) Tersedianya Regulasi Restorasi Justice Anak Berhadapan

Hukum. Saat ini ditangani 430 anak. (Anak Berhadapan dengan Hukum:

anak yang berumur 6-18 tahun, diindikasikan melakukan pelanggaran

hukum, berperilaku menyimpang dari norma dan kebiasaan yang

berlaku, tetapi karena usianya belum bisa dituntut secara hukum).

5.

PENANGANAN KELOMPOK PENYANDANG CACAT BERAT: mencakup

163.232 jiwa Penyandang Cacat Berat (Dit Paca Kemsos, 2008) dengan

sasaran: Terlaksananya peningkatan rehabilitasi dan perlindungan sosial

bagi penyandang cacat, a.l. melalui peningkatan Jaminan Sosial

Penyandang Cacat (JS Paca). Saat ini ditangani 17.000 orang untuk

jaminan sosial (JS-PACA) dan 11.000 pemenuhan kebutuhan dasar.

(Penyandang Cacat Berat: Penyandang cacat

yang kondisi

kecacatannya bersifat permanen, tidak dapat direhabilitasi maupun di

sembuhkan, dalam kehidupan sehari hari sangat tergantung pada

orang lain, tidak mempunyai penghasilan dan belum mendapatkan

pelayanan sosial dari lembaga).

(15)

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL

PRIORITAS I (Lanjutan)

6.

PENANGANAN KELOMPOK LANJUT USIA TERLANTAR: dengan prioritas 1.644.002

jiwa Lansia Terlantar (Pusdatin Kemsos, 2008).

Sasaran Program adalah

terlaksananya peningkatan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi lanjut usia.

Saat ini ditangani 10.000 orang untuk JSLU dan 8.000 untuk kebutuhan dasar dalam

Panti. (Lansia terlantar: seseorang berusia 70 th ke atas, atau 60 th keatas, dalam

keadaan sakit menahun, tidak bisa beraktifitas, hidupnya sangat tergantung

pada orang lain,tidak mempunyi penghasilan, tidak dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya secara jasmani, rohani maupun sosial).

7.

PENANGANAN KELOMPOK KORBAN NAPZA: dengan prioritas pada 3.600.000 jiwa

korban Napza (BNN, 2009). Sasaran Program adalah terlaksananya peningkatan

rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban Napza. Saat ini ditangani 3.966

orang korban NAPZA. (Korban Napza: seseorang yg memiliki ketegantungan

terhadap NAPZA, mengakibatkan perubahan biologis, psikologis dan sosial,

berdampak pada ketertiban umum, tidak peduli dengan norma, menarik diri dari

lingkungannya ).

8.

PENANGANAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT): mencakup 127.699 KK (Dit

KAT Kemsos, 2009) Komunitas Adat Terpencil, dengan sasaran terpenuhinya

kebutuhan dasar, aksesibiltas dan pelayanan KAT, antara lain, melalui penyediaan

permukiman, infrastruktur dan jaminan hidup bagi KAT. Saat ini ditangani 2.300

unit permukiman infrstruktur dan 4.270 KK jaminan hidup. (KAT: kelompok

masyarakat yang bersifat lokal dan terpencil secara geografis dan sosial budaya,

sehingga memiliki keterbatasan akses pelayanan sosial, ekonomi, politik ).

(16)

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL

PRIORITAS I (Lanjutan)

9.

PENANGANAN PEKERJA MIGRAN TERLANTAR (PMT): mencakup

36.000 PMT (Pusdatin Kemsos, 2009), dengan sasaran

memberikan perlindungan hukum,permakanan, transportasi dan

kesehatan, perlindungan asuransi dan pemberian akses

pendidikan bagi anak-anak pekerja migran serta pekerja migran

terlantar. Saat ini ditangani 29.818 TKIB.

(Pekerja Migran

Terlantar: seseorang yg bekerja di luar tempat asalnya dan

menetap sementara di tempat tersebut dan mengalami

permasalahan sehingga menjadi terlantar)

Penanganan Justice for All dapat tercapai secara

optimal melalui koordinasi derajat tinggi Kemendagri,

Kemensos,

Kemenkes,

Kemendiknas,

Kemenag,

Kemenakertrans, Kemeneg PP & PA, Kemenkum HAM,

Kemmeneg PDT, POLRI, BNN, BNP2TKI, Pemprov,

Pemkab dan Pemkot.

(17)

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL

PRIORITAS II:

1.

PENANGANAN KELOMPOK PENGEMIS: mencakup 33.041 jiwa (Data

Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran: terpenuhinya penghasilan untuk

kebutuhan dasarnya (Pengemis: orang yg mendapat penghasilan dengan

mengharapkan belas kasihan orang lain)

2.

PENANGANAN KELOMPOK GELANDANGAN: mencakup 55.740 jiwa (Data

Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran: terpenuhinya kebutuhan hidup

sesuai norma kehidupan yg layak dalam masy. Setempat (Gelandangan:

orang yg hidup dalam keadaan yang tidak sesuai norma sosial, tidak

mempunyai pencaharian dan tempat tinggal tetap)

3.

PENANGANAN KORBAN TINDAK KEKERASAN: mencakup 123.738 jiwa (Data

Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran: terlindunginya dari ancaman fisik

dan non fisik (Korban tindak kekerasan: seseorang yang terancam secara

fisik dan non fisik karena tindak kekerasan, diperlakukan salah dalam

keluarga atau lingkungan sosial terdekatnya)

4.

PENANGANAN KELOMPOK EKS NARAPIDANA: mencakup 135.140 jiwa (Data

Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran terbebaskan dari hambatan untuk

menyesuaikan diri kembali dalam kehidupan masyarakat (Eks Narapidana:

seseorang yang telah selesai atau dalam 3 bulan segera mengakhiri masa

hukumannya)

(18)

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL

PRIORITAS II:

5.

PENANGANAN KELOMPOK KELUARGA BERMASALAH

SOSIAL PSIKOLOGIS: mencakup 453.542 jiwa (Data

Pusdatin

Kemensos,

2009)

dengan

sasaran

tertanganinya masalah-masalah yang dihadapi oleh

keluarga agar dapat berjalan dengan wajar. (Keluarga

bermasalah sosial psikologis adalah keluarga yang

hubungan antar anggotanya kurang serasi)

6.

PENANGANAN KELOMPOK TUNA SUSILA: mencakup

71.657 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan

sasaran pelayanan dan pemberdayaan agar dapat

hidup sesuai norma dalam masyarakat (Tuna susila:

seseorang yang melakukan hubungan seksual

dengan alasan untuk mendapatkan imbalan uang,

materi atau jasa)

(19)

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL

PRIORITAS III:

1.

PENANGANAN KELOMPOK KELUARGA FAKIR MISKIN: mencakup

17.291.448 KK (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran:

terpenuhinya kebutuhan dasar. (Keluarga fakir miskin: seseorang atau

Kepala Keluarga yang tidak mempunyai sumber mata pencaharian

untuk pemenuhan kebutuhan pokok keluarga)

2.

PENANGANAN KELOMPOK WANITA RAWAN SOSIAL EKONOMI:

mencakup 1.263.449 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan

sasaran terpenuhinya penghasilan cukup untuk dapat memenuhi

kebutuhan pokok sehari-hari (Wanita Rawan Sosial Ekonomi: wanita

dewasa usia 19-59 tahun belum menikah, atau janda, dan tidak

mempunyai penghasilan cukup)

3.

PENANGANAN KELOMPOK KORBAN BENCANA ALAM: mencakup

1.917.308 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran

tertanganinya penderitaan fisik, mental dan sosial dalam kehidupan

sehari-hari (Korban Bencana Alam: perorangan, keluarga atau kelompok

(20)

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL

PRIORITAS III (lanjutan):

4.

PENANGANAN KELOMPOK KORBAN BENCANA SOSIAL: mencakup 335.992 KK

(Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran tertanganinya penderitaan

fisik, mental dan sosial dalam kehidupan sehari-hari (Korban Bencana Sosial:

perorangan, keluarga atau kelompok masyarakat yang menderita fisik,

mental maupun sosial ekonomi akibat bencana sosial kerusuhan)

5.

PENANGANAN KELOMPOK KELUARGA DENGAN TEMPAT TINGGAL TAK LAYAK

HUNI: mencakup 5.880.499 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan

sasaran terehabilitasinya tempat tinggal dan sarana lingkungan. (Keluarga

dengan Tempat Tinggal Tidak Layak adalah keluarga yang kondisi

perumahan dan lingkungannya tidak memenuhi persyaratan yang layak)

6.

PENANGANAN KELOMPOK PENDERITA HIV/AIDS: mencakup 19.973 jiwa

(Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran terlayaninya untuk

menghadapi sindrom penurunan daya tahan tubuh dan keterlantaran

(Penderita HIV/AIDS: seseorang yang dengan rekomendasi profesional

terbukti tertular virus HIV dan mengalami sindrom penurunan daya tahan

tubuh (AIDS)

7.

PENANGANAN KELOMPOK KELUARGA RENTAN: mencakup 1.247.110 KK

(Data Pusdatin Kemensos, 2009), dengan sasaran pemberdayaan keluarga

untuk pemenuhan kebutuhan dasar keluarga. (Keluarga Rentan: keluarga

muda yang baru menikah (s.d 5 tahun usia pernikahan) yang mengalami

masalah sosial dan ekonomi & kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar)

(21)

PROGRAM-PROGRAM PENCAPAIAN MDGs

Pada Th.2000, 189 Kepala Negara/Kepala Pemerintahan mencanangkan Millenium

Development Goals (MDGs), dengan 8 sasaran/goals yang harus dicapai pada th.2015.

Indonesia melaksanakan MDGs melalui :

No

Program - Program

No

Program - Program

1. Program Penurunan Angka Kemiskinan dan

Kelaparan 11. Program Peningkatan Akses Penduduk terhadap air minum layak 2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 12. Program Pengelolaan Sumberdaya Air 3. Program Peningkatan Akses Pendidikan dasar 13. Program Pembinaan & Pengembangan

Infrastruktur Permukiman 4. Program Peningkatan Keberaksaraan

Penduduk 14. Peningkatan Akses Penduduk Terhadap Sanitasi Dasar Layak 5. Program Mencapai Pendidikan Untuk Semua 15. Program Konservasi Keanekaragaman

hayati dan Perlindungan Hutan 6. Program Kesetaraan Gender dan

Pemberdayaan Perempuan 16. Program Peningkatan Fungsi DAS

7. Program Penurunan Angka Kematian Anak 17. Program Pengelolaan Sumberdaya laut, Pesisir & Pulau Kecil

8. Program Penurunan Angka Kematian Ibu 18. Program Pengelolaan Sumberdaya Alam & Lingkungan Hidup

9. Program Kependudukan dan Keluarga Berencana

19. Program Konservasi Energi

10. Program Pengendalian Penyakit HIV/AIDS, Malaria ,TB Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik

(22)

PROGRAM-PROGRAM PENCAPAIAN MDG’s

Sebagian besar, 8 MDGs di Indonesia On Track. Beberapa

sasaran masih Off Track dan perlu lebih dipacu menyongsong

Tahun 2015, yaitu : Penurunan Angka Kematian Ibu,

penurunan HIV/AIDS dan tutupan lahan (land use & land cover

change)

Walaupun secara Nasional sebagian besar target MDGs

tercapai, namun disparitas antar provinsi, Kab/kota masih

cukup besar.

8 Sasaran MDGs dapat dicapai melalui koordinasi K/L yang

baik, serta peran aktif Pemerintah Daerah, didukung partisipasi

sektor swasta dan masyarakat.

Program-Program MDGs yang sudah On Track harus dijaga,

jangan sampai menjadi Off Track, saat mendekati tahun 2015.

RPJMN 2010-2014 merupakan Kesempatan Terakhir bagi

(23)

SASARAN RAKER

1.

Hal-hal yang disampaikan pada sidang pleno ini selanjutnya

akan diikuti dengan sidang-sidang kelompok yang terdiri

dari: Pokja Program_Program Pro Rakyat, Pokja Keadilan

untuk Semua (Justice forr All), dan Pokja MDGs.

2.

Masing-masing Pokja dimaksudkan untuk:

a.

Menyamakan persepsi mengenai identifikasi tantangan

dan langkah-langkah perbaikan pelaksanaan program.

b.

Memperkuat sinergi pusat dan daerah dalam rangka

perbaikan pelaksanaan program.

c.

Mendapatkan masukan mengenai upaya perbaikan

program.

d.

Mempersiapkan matriks lampiran Inpres tentang

(24)

SINERGI PUSAT DAN DAERAH SERTA

ANTARDAERAH

1. Sinergi pusat dan daerah

a. Pembagian kewenangan antara pusat dan daerah

b. Dengan desentralisasi, daerah memiliki ruang yang

luas untuk berkreasi dan berinovasi

c. Sumberdaya terbatas  pemanfaatan perlu fokus

pada sektor-sektor yang memberi dampak optimal

2. Sinergi antardaerah

a. Hubungan antarsektor dan antardaerah adalah

interaktif & interdependent

b. Aktivitas di satu daerah berdampak pada daerah lain

c. Pembangunan nasional merupakan hasil dari sinergi

(25)

KESIMPULAN

Pelaksanaan Program-Program: Pro Rakyat, Justice For All & MDGs

melibatkan K/L, Pemerintah Daerah, lembaga masyarakat dan Dunia

usaha.

Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi dilaksanakan oleh Kementerian

Koordinator, UKP4 dan BAPPENAS.

Khusus Untuk Program Justice For All, dilaksanakan untuk 22

Kelompok Marjinal, dengan Prioritas I: 9 Kelompok Marjinal Prioritas

II: 6 Kelompok Marjinal dan Prioritas III: 7 Kelompok Marjinal .

Keberhasilan Program-Program Pro Rakyat, Justice For All dan MDGs

akan berdampak pada sukses pencapaian sasaran-sasaran RPJMN

2010 – 2014 dan MDG’s.

Keberhasilan ini akan meningkatkan Index Pembangunan Manusia

(IPM) Indonesia, pada tahun 2007 berada pada peringkat 111

(Medium Human Development Ranks, Range: 84 – 158)) dari 182

negara (HDI UNDP, 2009).

(26)
(27)

LAMPIRAN

(28)

PROGRAM 1 : PENURUNAN ANGKA KEMISKINAN

DAN KELAPARAN

(29)
(30)

PROGRAM 3,4 Dan 5 : PENDIDIKAN DASAR

UNTUK SEMUA

(31)

PROGRAM 6 : KESETARAAN GENDER DAN

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

(32)
(33)
(34)

PROGRAM 10 : PENGENDALIAN PENYAKIT HIV /

AIDS, MALARIA DAN TB

(35)

PROGRAM 11 : PENINGKATAN AKSES

(36)

PROGRAM 13 : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

(37)

PROGRAM 14 : PENINGKATAN AKSES PENDUDUK

TERHADAP SANITASI DASAR LAYAK

(38)

PROGRAM 15 : PROGRAM KONSERVASI

(39)

PROGRAM 18 : PROGRAM PENGELOLAAN

SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN HIDUP

Gambar

DIAGRAM ALIR PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN No Otonomi Daerah,  Disparitas Wilayah,  Pilihan Kebijakan‘Proses’ PROGRAM-PROGRAM MDGsPROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL

Referensi

Dokumen terkait

saya adalah bahwa melalui pendidikan berkelanjutan kepada para pemuda kita, kita dapat membuka mata mereka ke dunia toleransi dan penghargaan satu sama lain yang

Untuk potensi pengembangan produk pengganti tidak menunjukkan adanya dampak yang signifikan terhadap perkembangan bisnis Toko Fajar Baru, karena produk pengganti

rapa hal yang sudah dilakukan Puskesmas Galur II dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo untuk menjaga agar program terus dapat berjalan antara lain adalah dengan

Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai CR adalah sebesar 0.090 yang menyatakan bahwa perbandingan tersebut mempunyai rasio konsistensi sebesar 9,0%. Dengan demikian

Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yan ter!adi pada "asa neonatal# intranatal dan postnatal.Inkfesi Neonatoru" atau Infeksi adalah infeksi

Jadi merek adalah tanda yang dapat digunakan untuk membedakan antara barang atau jasa yang satu dengan yang lain. Sehingga konsumen akan dapat membedakan

Oleh karena itu, betapa pentingnya pompa dalam proses kegiatan industri terutama pompa yang digunakan dalam pendistribusian atau penyaluran CPO sehingga membuat penulis