• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Umum Perluasan Teorema Pythagoras

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bentuk Umum Perluasan Teorema Pythagoras"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Bentuk Umum Perluasan Teorema Pythagoras

Mulia Astuti, Buyung Keraman, Ulfasari Rafflesia

Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu, Indonesia

Diterima 1 September 2005; disetujui 20 Desember 2005

Abstrak - Penelitian ini membahas perluasan teorema Pythagoras melalui pendekatan hubungan kesetaraan pada luas daerah. Secara matematis luas daerah diukur berdasarkan variabel-variabel yang terkait dan kesetaraan pada luas daerah dikembalikan pada kesetaraan fungsi-fungsi yang mengacu pada variabel tersebut. Perluasan teorema Pythagoras di R2

dengan pendekatan hubungan kesetaraan pada luas daerah dapat menjelaskan hubungan luas daerah yang berkaitan dengan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku. Fokus dari penelitian ini adalah membahas perluasan teorema Pythagoras di Rn.

Kata Kunci : Hubungan Kesetaraan; Teorema Pythagoras.

1. Pendahuluan

Ausri [3] telah menyelidiki perluasan teorema Pythagoras di R2dengan menggunakan hubungan kesetaraan pada luas daerah yang berkaitan dengan sisi segitiga siku-siku. Hasil yang diperoleh adalah penjumlahan luas daerah yang berkaitan dengan sisi siku-siku sama dengan luas daerah yang berkaitan dengan sisi miringnya.

Makalah ini akan membahas bentuk umum perluasan teorema Pythagoras yaitu di R , dengan menggunakan n hubungan kesetaraan pada luas daerah, pada persamaan dengan bentuk umum :

) ,..., , ( ... 2 1 2 2 3 2 2 2 1 x x xn g x x xn x = + + + + (1)

atau pada persamaan dengan bentuk umum

2 2 2 2 1 2 1, ,..., ) ... (x x xn x x xn f = + + + (2)

Dalam hal ini (a1,a2,...,an),

a

i> 0, 1in

merupakan solusi persamaan (1) atau persamaan (2). 2. Hubungan Kesetaraan [4]

Dalam mendefinisikan hubungan kesetaraan, diperlukan notasi-notasi berikut:

1. Notasi fa

( ) ( ) ( )

x ,ga x,Fa x ,Ga

( ) ( ) ( )

x ,φa x,γa x menyatakan fungsi kontinu untuk suatu konstanta

R

∈ > a

a 0, dan x

[ ]

0,a

2. Notasi fa

( )

x,ga

( )

x,Fa

( )

x,Ga

( )

x,φ−a

( )

x,γ−a

( )

x

menyatakan fungsi kontinu untuk suatu konstanta R

∈ > a

a 0, dan x

[

a,0

]

3. NotasiR

(

fa

( ) ( )

x,gax

)

menyatakan daerah di bidang kartesian yang dibatasi oleh:

(i) Fungsi fa

( )

x dan fungsi ga

( )

x dengan

( )

x

gafa

( )

xx

[ ]

0,a (ii) Garis vertikal x=0 dan x= . a

4. Notasi A

(

fa

( ) ( )

x,ga x

)

menyatakan luas daerah

( ) ( )

(

f x,g x

)

R a a .

Definisi 2.1 (Hubungan kesetaraan pada selang) [3] Dua selang dikatakan setara jika kedua selang tersebut mempunyai panjang yang sama. Misalnya :

1. Selang 0tx1 setara dengan selang

2 1 2t x x x 0≤ ≤ , untuk x10

2. Selang 0≤ t≤4 setara dengan selang 6≤ t≤10.

Definisi 2.2 (Hubungan kesetaraan pada fungsi) [3] (i) Fungsi fa

( )

x dikatakan setara dengan Fb

( )

x ,

ditulis fa

( )

x πFb

( )

x , jika:

( )

x x

[ ]

b b a f a b x Fb a  ∀ ∈ 0,      =

(2)

(ii) Fungsi fa

( )

x dikatakan setara dengan

( )

x Fb ditulis fa

( )

x πFb

( )

x , jika:

( )

x x

[

b,0

]

b a f a b x Fb a  ∀ ∈ −      = − . Misalnya :

Fungsi fa

( )

x = a2−x2 0≤xa setara dengan fungsi

( )

x b x x b Fb = 2− 2 0≤ ≤ .

Definisi 2.3 (Hubungan kesetaraan pada luas daerah) [3] (i) DaerahR

(

fa

( ) ( )

x,ga x

)

setara dengan daerah

( ) ( )

(

F x G x

)

R b , b , ditulis

( ) ( )

(

f x g x

)

R

(

F

( )

x G

( )

x

)

R a , a π b , b jika

( )

x F

( )

x fa π b dan ga

( )

x πGb

( )

x

(ii) Luas daerah R

(

fa

( ) ( )

x,ga x

)

namakan

( )

(

f x,g (x)

)

A a a dihitung dengan:

( )

(

f x g x

)

(

f

( )

x g x

)

dx A a a a a a =

− 0 ) ( ) ( , . Definisi 2.4 [2]

Misalkan n adalah bilangan bulat positif, n-tupel terurut didefinisikan sebagai urutan n bilangan riil

) a , , a ,

(a1 2n . Himpunan semua n-tupel terurut dinamakan Ruang-n Euclidis dan dinotasikan dengan Rn

3. Contoh Perluasan Teorema Pythagoras di R2 Perluasan teorema Pythagoras di R2 menggunakan hubungan kesetaraan pada luas daerah yang berkaitan dengan sisi-sisi segitiga siku-siku. Berikut contoh perluasan teorema Pythagoras di R2.

1. Pada masing-masing sisi segitiga siku-siku terdapat daerah beraturan yang berbentuk bujur sangkar. Hubungan luas bujur sangkar tersebut adalah a2 + b2

= c2.

2. Pada masing-masing sisi segitiga siku-siku terdapat daerah yang beraturan berbentuk setengah ling- karan dengan diameter sama dengan sisi segitiga siku-siku. Hubungan antara luas setengah lingkaran tersebut adalah: 2 2 2 8 π 8 π 8 π c b a + =

3. Pada masing-masing sisi segitiga siku-siku terdapat daerah yang beraturan berbentuk segitiga yang setara.

Misalkan segitiga itu membentuk sudut-sudut α,β dan θ. Hubungan luas ketiga segitiga setara di atas adalah:

α sin 2 β sin θ sin 2 α β θ a + α sin 2 β sin θ sin 2 α β θ b = α sin 2 β sin θ sin 2 α β θ c

Jika pada masing-masing sisi segitiga siku-siku terdapat daerah yang tidak beraturan, maka teorema 3.1 memperlihatkan hubungan antara luas daerah yang terdapat pada masing-masing sisi segitiga siku-siku. Teorema 3.1 [4]

Misalkan a dan b adalah panjang sisi siku-siku dan c adalah sisi miring segitiga siku-siku. Misalkan daerah

( ) ( )

(

f x,g x

)

, R a a R

(

Fb

( ) ( )

x,Gb x

)

dan R

(

φc

( ) ( )

xc x

)

setara maka:

( ) ( )

(

f x g x

)

A

(

F

( ) ( )

x G x

)

A

(

( ) ( )

x x

)

A a , a + b , b = φcc Akibat 3.2 [4]

Misalkan a ,b dan c masing-masing adalah panjang sisi segitiga sebarang, dengan sisi c berlawanan dengan sudut θ . Misalkan daerahR

(

fa

( ) ( )

x,ga x

)

, R

(

Fb

( ) ( )

x,Gb x

)

dan R

(

φc

( )

x, γc

( )

x

)

setara. Maka:

( ) ( )

(

)

(

( ) ( )

)

( )

( )

(

)

A

(

( ) ( )

x x

)

c ab x G x F A x g x f A x x A c c b b a a c c γ , φ θ cos 2 , , γ , φ 2 − + =

4. Bentuk Umum Perluasan Teorema Pythagoras Bentuk umum perluasan teorema Pythagoras, yaitu di ruang-n Euclidis, dilakukan dengan memperluas pasangan terurut (a,b)a> b0, >0 di R yang merupakan solusi 2 persamaan lingkaran f(x,y)=x2+y2 =c2, menjadi n-tupel terurut (a1,a2,...,an),ai > 10, ≤in di R n yang merupakan solusi persamaan (1) atau merupakan solusi persamaan (2).

Sehingga bentuk umum perluasan teorema Pythagoras ini, diperoleh dengan memperluas Teorema 3.1 menjadi teorema 4.2 dan Akibat 3.2 menjadi teorema 4.1 yaitu sebagai berikut :

(3)

Teorema 4.1

Misalkan (a1,a2,...,an),ai > 10, ≤in adalah solusi Persamaan (1). Misalkan daerah

) , ( ),..., , ( ), , (fa1 ga1 R fa2 ga2 R fan gan R setara, maka berlaku: ) , ( ) ,..., , ( ) , ( ... ) , ( ) , ( 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 a a n n a n a a a a a g f A a a a a g g f A g f A g f A + + + = Bukti:

Berdasarkan Definisi 2.3 (ii) diperoleh:

− + + − = + + n a n a n a a a a n a n a a a dx x g x f dx x g x f g f A g f A 0 2 0 2 2 2 2 ... )) ( ) ( ( ... )) ( ) ( ( ) , ( ... ) , ( (3) karena daerah ) , ( ),..., , ( ), , (fa1 ga1 R fa2 ga2 R fan gan R setara,

berdasarkan Definisi 2.2 dan Definisi 2.3 (i), maka Persamaan (3) ditulis sebagai:

      − + +       − = + + n a n a n a n a a a n a n a a a dx x a a g x a a f a a dx x a a g x a a f a a g f A g f A 0 1 1 1 1 1 2 0 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 ... ) ( ) ( ... ) ( ) ( ) , ( ... ) , ( (4)

Dengan melakukan perubahan variabel yaitu: 1 ,..., 1 , 1 1 = = + x i n a a u i

i maka Persamaan (4) dapat

pula ditulis sebagai:

(

)

(

)

− − − − + + − = + + 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 ... ) ( ) ( ... ) ( ) ( ) , ( ... ) , ( a n n n a n a n a a a n a n a a a du a a u g u f a a du a a u g u f a a g f A g f A

(

)

(

)

− + + − = 1 0 1 1 2 1 2 1 0 1 1 2 1 2 2 ... ) ( ) ( ... ) ( ) ( a a a n a a a dx x g x f a a dx x g x f a a

(

f x g x

)

dx a a a a a a a n

− + + + = 1 0 1 1 2 1 2 2 3 2 2 ... ( ) ( ) (5)

Karena (a1,a2,...,an) adalah solusi Persamaan (1), maka diperoleh: ). ,..., , ( ... ) ,..., , ( ... 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 n n n n a a a g a a a a a a a g a a a a − = + + + + + + + =

Sehingga Persamaan (5) dapat dituliskan sebagai:

− = + + − 1 0 1 1 2 1 ) ,..., 2 , 1 ( 2 1 2 2 )) ( ) ( ( ) , ( ... ) , ( a a a a n a a a g a n a n a a a dx x g x f g f A g f A 2 ( 1, 1) 1 ) ,..., 2 , 1 ( 2 1 a a a n a a a g a g f A − = ) , ( ) , ( 2 1 1 1 ) ,..., 2 , 1 ( 1 1 a n a a a a a g a a g A f g f A − =

Dengan demikian diperoleh persamaan:

) , ( ) ,..., , ( ) , ( ... ) , ( ) , ( 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 a a n n a n a a a a a g f A a a a a g g f A g f A g f A + + + = Teorema 4.2

Misalkan (a1,a2,...,an),ai > 10, ≤in adalah solusi Persamaan (2). Misalkan daerah

) , ( ),..., , ( ), , (fa1 ga1 R fa2 ga2 R fan gan R setara, maka : ). , ( ) , ( 1 2 ) ,..., 2 , 1 ( i a i a n j ai n a a a f j a j a g A f g f A

=      = Jika A(fai,gai)≠0maka

= = n j j a j a i a g i a f A i a n A f g a a a f 1 ) , ( 2 2 1, ,..., ) ( , ). ( Bukti:

(4)

− + + − = + + = = n a n a n a a a a n a n a a a n j j a j a dx x g x f dx x g x f g f A g f A g f A 0 1 0 1 1 1 1 1 ... )) ( ) ( ( ... )) ( ) ( ( ) , ( ... ) , ( ) , ( (6) karena daerah ) , ( ),..., , ( ), , (fa1 ga1 R fa2 ga2 R fan gan R setara,

berdasarkan Definisi 2.2 dan Definisi 2.3 (i), maka Persamaan (4.6) ditulis sebagai:

      − + +       − = = n a n i i a n i i a i n a i i a i i a i n j j a j a dx x a a g x a a f a a dx x a a g x a a f a a g f A 0 1 0 1 1 1 1 ) ( ) ( ... ) ( ) ( ) , ( (7)

Dengan melakukan perubahan variabel yaitu: 1 ,..., 1 , = − = x j n a a u j i

j maka Persamaan (7) dapat

pula ditulis sebagai:

(

)

(

)

− + + − = = i a n i n n i a n i a i n i a i i a i a i n j j a j a du a a u g u f a a du a a u g u f a a g f A 0 0 1 1 1 1 1 1 ) ( ) ( ... ) ( ) ( ) , (

(

)

(

)

− + + − = i a i a i a i n i a i a i a i dx x g x f a a dx x g x f a a 0 2 2 0 2 2 1 ( ) ( ) ... ( ) ( )

(

f x g x

)

dx a a a ai i a i a i n

− + + = 0 2 2 2 1 ... ( ) ( ) (8)

Karena (a1,a2,...,an) adalah solusi Persamaan (2), maka: 2 2 2 2 1 2 1, ,..., ) ... (a a an a a an f = + + + .

Dengan demikian Persamaan (4.8) dapat dituliskan sebagai: ). , ( ) , ( 1 2 ) ,..., 2 , 1 ( i a i a n j ai n a a a f j a j a g A f g f A

=      =

Jelas bahwa, bila A(fai,gai)≠0maka:

= = n j j a j a i a g i a f A i a n A f g a a a f 1 ) , ( 2 2 1, ,..., ) ( , ). ( Akibat 4.3

Misalkan (a1,a2,...,an),ai > 10, ≤in adalah solusi Persamaan (4.2). Misalkan daerah

n k g f

R( ak, ak)1≤ ≤ semuanya setara. Luas daerah

) , (fak gak

R yaitu A(fak,gak)=0 jika dan hanya

jika ( , ) 0 1

= = n j j a j a g f A . Bukti: )

(⇒ Misalkan A(fak,gak)=0. Maka menurut Teorema 4.2,

(

,

)

0

1

=

=

n j a aj

g

j

f

A

. ) (⇐ Misalkan ( , ) 0 1

= = n j j a j a g f A dan andaikan 0 ) , (fak gak

A untuk suatu k dengan 1≤kn. Maka menurut Teorema 4.2 haruslah

0

)

,...,

,

(

a

1

a

2

a

n

=

f

hal ini bertentangan dengan

Persamaan (2). Oleh karena itu haruslah 0 ) , (fak gak = A . Akibat 4.4

Misalkan (a1,a2,...,an),ai > 10, ≤in adalah solusi Persamaan (2). Misalkan daerah R(faj,gaj)1≤ jn semuanya setara. Jika A(fak,gak)≠0 dan

0 ) , (fai gai

A untuk sebarang i,k dengan

n k n i≤ ≤ ≤ ≤ ,1 1 ( maka ( 2, ) ( ,2 ) k a g k a f A k a i a g i a f A i a = Bukti:

Misalkan A(fak,gak)≠0untuk 1≤kn dan daerah )

, (faj gaj

R semuanya setara untuk 1≤ jn maka menurut Teorema 4.2 berlaku:

(5)

= = n j j a j a k a g k a f A k a n A f g a a a f 1 ) , ( 2 2 1, ,..., ) ( , ). ( (9) dengan cara yang sama berlaku pula:

= = n j j a j a i a g i a f A i a n A f g a a a f 1 ) , ( 2 2 1, ,..., ) ( , ). ( (10)

Dari Persamaan (9) dan (10) diperoleh:

= = n j j a j a i a g i a f A i a g f A 1 ) , ( 2 ) , (

= n j j a j a k a g k a f A k a g f A 1 ) , ( 2 ) , ( Dengan demikian diperoleh:

) , ( 2 ) , ( 2 k a g k a f A k a i a g i a f A i a = Akibat 4.5

Misalkan (a1,a2,...,an),ai > 10, ≤in adalah solusi Persamaan (4.2). Misalkan daerah R(faj,gaj)dan daerah R(Faj,Gaj) setara untuk 1≤ jn. Jika

0 ) , (fak gakA dan A(Fak,Gak)≠0maka ) , ( ) , ( ) , ( ) , ( k a G k a F A k a g k a f A i a G i a F A i a g i a f A

= untuk sebarang i,k dengan n k n i≤ ≤ ≤ ≤ ,1 1 ( . Bukti:

Misalkan A(fak,gak)≠0untuk 1≤kn dan daerah )

, (faj gaj

R setara untuk 1≤ jn maka menurut Akibat 4.4 diperoleh: ) , ( 2 ) , ( 2 k a g k a f A k a i a g i a f A i a = (11) Misalkan A(Fak,Gak)≠0untuk 1≤kn dan daerah

) , (Faj Gaj

R setara untuk 1≤ jn maka menurut Akibat 4.4 diperoleh: ) , ( 2 ) , ( 2 k a G k a F A k a i a G i a F A i a = (12) Dari Persamaan (11) dan Persamaan (12) diperoleh:

) , ( ) , ( 2 2 i a i a k a g k a f A k a i A f g a = ) , ( ) , ( 2 i a i a k a G k a F A k a G F A =

Dengan demikian diperoleh:

) , ( ) , ( ) , ( ) , ( k a G k a F A k a g k a f A i a G i a F A i a g i a f A = . 5. Kesimpulan

1. Telah diperoleh hasil perluasan teorema Pythagoras di R2dengan menggunakan hubungan kesetaraan pada luas daerah. Hasil yang diperoleh dari penggunaan hubungan kesetaraan tersebut adalah : Jika pada setiap sisi segitiga siku-siku terdapat daerah yang beraturan maupun yang tidak beraturan dan setara, maka terdapat hubungan diantara luas daerah tersebut dengan persamaan teorema pythagoras, yaitu:luas daerah yang terkait dengan sisi miring segitiga siku-siku, namakan sisi c merupakan penjumlahan dari luas daerah yang terkait dengan panjang sisi siku-siku, namakan sisi a dan sisi b. 2. Dari hasil perluasan teorema Pythagoras di

2

R diperoleh bentuk perumusan umum perluasan teorema Pythagoras, yaitu di R seperti dijelaskan n dalam teorema 4.1 dan teorema 4.2.

Daftar pustaka

[1] Anton, H., Calculus with Analytic Geometry, 1988, John Wiley. New York

[2] Anton, H., Aljabar Linier Elementer, Edisi kelima, 1994, Erlangga, Jakarta

[3] Ausri, A., Pengembangan Sifat Pythagoras dengan

Menggunakan Hubungan Kesetaraan, 1997, Jumpa 6 :

83-90

[4] Clay, James R and Yuen Fong, Generalization of

Pythagorean Theorem, 1995, Sea Bull. Math. 19:19-26

[5] Herstein, I.N., 1975. Topics In Algebra. 2thed. 1975, John

Referensi

Dokumen terkait

Namun sawah yang dijadikan barang jaminan tidak seharusnya dimanfaatkan dengan berlebihan dan diambil seluruh hasilnya oleh penerima gadai (murtahin) melainkan hanya

The design of this study is descriptive quantitative design because the writer want to describe of Dayakese students motivation and to know the motivation

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Rachmat Satrio Wahyudi 2016

Dari pernyataan tentang bayi yang menyusu eksklusif jika masih menangis perlu membutuhkan makanan tambahan, dari pernyataan ini diketahui bahwa dari 34 responden didapatkan bahwa

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IIA

Tanda hamzah atau tanda hambat glotal dalam ortografi bahasa Arab melambangkan bunyi hambat glotal tersebut, demikian juga dengan huruf vokal ganda di tengah-tengah kata seperti

Agar dapat memindahkan energi panas sesuai denga keinginan, maka permukaan perpindahan panas evaporator harus mempunyai kapasitas perpindahan panas yang cukup, agar semua

Pola ritme drum yang digunakan juga sama seperti bagian chorus sebelumnya, dimainkan dari birama 77 sampai 82 dan kembali ditutup dengan tutti pada birama 83 sampai