FAKTOR RISIKO KEJADIAN STROKE PADA USIA DEWASA PRODUKTIF DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
KOTA MAKASSAR
Risk Factors for Stroke Incidence on Productive Age in RSUP dr. Wahidin Sudorohusodo Makassar
Olivia Rosmaria T.B1,A. Zulkifly Abdullah1, M. Furqaan Naeim2
1
Bagian Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin 2
Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
(E-mail: [email protected])
ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Di Indonesia, penyakit ini merupakan penyebab kematian utama pada usia dewasa produktif. Stroke merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, kolesterol, kebiasaan merokok, dan adanya riwayat keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar faktor yang berisiko terhadap kejadian stroke pada usia dewasa produktif di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Makassar. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 136 responden. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan uji Chi Square dengan taraf signifikasi 0,05 (5%). Populasi dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok kasus yang merupakan kelompok yang menderita penyakit stroke dan kelompok lainnya sebagai kelompok kontrol yang tidak menderita stroke. Pengambilan sampel dengan teknik purposive
sampling dan memenuhi syarat inklusi. Dari hasil analisis diperoleh variabel yang berhubungan
dengan kejadian stroke adalah hipertensi (OR=11,6;p=0,000;95% CI:4,839-28,13), riwayat keluarga (OR=7,8 p=0,000;95 % CI:3,40–18,09), kadar kolesterol (OR=5,2;p=0,000;95% CI:2,32-11,57), kebiasaan merokok (OR=4,16;p=0,002;95% CI:1,53–12,4), DM (OR=3,3;p= 0,001;95 % CI: 1,52–7,28), sedangkan obesitas (OR=2,1;p=0,072; 95% CI: 0,86–5,14) faktor risiko yang tidak bermakna secara signifikan. Hasil analisis multivariat diperoleh variabel yang berhubungan adalah hipertensi (OR=8,81;p=0,000;95 % CI: 3.50 -2,164), riwayat keluarga (OR=6,9;p=0,000;95% CI:2,664-16,750), dan kolesterol (OR=2,9; p=0,02;95% CI:1,162–7,074) Disimpulkan bahwa faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap penyakit stroke pada usia dewasa produktif adalah hipertensi. Perilaku hidup sehat, menjaga tingkat tekanan darah,dan menjaga pola makan dapat membantu mencegah terjadinya stroke pada usia dewasa produktif.
Kata kunci: Stroke, Usia Dewasa Produktif, Hipertensi, Kolesterol, Riwayat Keluarga
ABSTRACT
Strokeis thefirstcause ofdisabilityandthe second most common cause of deathin theworld. Stroke is the first most common cause of death on productive age in Indonesia. Strokeis adisease causedbymultifactors, such ashypertension, diabetesmellitus, obesity, cholesterol, smoking, andfamily history. This studyaims to determine themajorriskfactorsforincidentstrokeon productive ageindr. Wahidin Sudirohusodo hospital at Makassar.The number ofsamplesin this study were136respondents. This study used acase-control studydesign with Chi Square test with 0.05 significant. The populationis dividedinto twogroups, cases were patients with strokeandcontrol had no suffera stroke, and the study was matched with age. Sampling was purposive sampling techniques and qualified inclusion. The study calculated odds ratios (ORs) for the association of stroke with
selected risk factors. The result is hypertension (OR=11.6; p=0.000; 95% CI:4.84-28.13), family history (OR=7.8; p=0,000; 95 % CI:3.40–18.09), cholesterol (OR=5.2; p=0.000; 95% CI:2.32-11.57), smoking (OR=4.16; p=0.002; 95% CI:1.53–12.4); DM (OR=3.3; p= 0.001; 95 % CI:1.52– 7.28), and obesity (OR=2.1; p=0.072; 95% CI:0.86–5.14). The result of multivariate analysis and logistic regression found that hypertension (OR=8.81; p=0.000; 95% CI:3.50-2.16), family history (OR=6.9; p=0.000; 95% CI:2.66-16.75), and cholesterol (OR=2.9; p=0.02; 95% CI:1.16–7.07) were indepedent predictors of stroke in productive age. The conclusion that hypertension, cholesterol, and family history are the commonest risk factors of stroke incidence in productive age. Healthy behavior, maintainingbloodpressure levels, andmaintain your dietcanhelp preventstrokein productive age.
Keywords: Stroke, Productive Age, Hypertension, Cholesterol, Family History
PENDAHULUAN
Stroke merupakan suatu penyakit terjadinya kerusakan pada jaringan otak yang diakibatkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan berbagai penyebab dan yang ditandai dengan kelumpuhan sensorik atau motorik tubuh sampai dengan terjadinya penurunan kesadaran. Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan yang semakin penting, karena memberikan dampak yang sangat besar dalam kehidupan penderita dan keluarga (Mahendra, 2005).
Penyakit stroke memiliki kecenderungan mengalami peningkatan pada usia dewasa produktif. Berdasarkan survei kesehatan nasional di Amerika Serikat, jumlah penderita stroke pada usia dewasa produktif sebanyak 3.067 orang (DHHS, 2012). Berdasarkan hasil surveilans penyakit tidak menular (PTM) berbasis rumah sakit di Sulawesi Selatan, stroke menduduki urutan ke-4 sebagai penyebab kematian, yakni 6,66% (Dinkes Sul-Sel, 2009).
Stroke dapat diakibatkan oleh banyak factor antara lain hipertensi, diabetes mellitus (DM), obesitas, kolesterol yang tinggi, riwayat keluarga yang menderita stroke, kebiasaan merokok yang tak terkendali, pola makan yang tak terkontrol, serta kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya dari penyakit stroke (Feigin, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2002) menemukan bahwa hipertensi berisiko 18 kali terhadap stroke dan DM memiliki risiko 3 kali terhadap stroke (Awal,2009). Penelitian yang dilakukan oleh Kurt (2005) menemukanbahwawanita yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 35 kg/m2 berisiko terkena stroke 2,05 kali danwanita yang memiliki kebiasaan merokok ≥ 21 batang/hari berisiko terkena stoke 3,91 (Ueshima,2004). Riwayat keluarga memberi risiko 2,79 kali terhadap penyakit stroke, dan responden yang memiliki kolesterol tinggi memiliki risiko terkena stroke iskemik lebih tinggi (76,8%) (Mirghani, 2010).
Data angka kematian yang disebabkan oleh stroke di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo tahun 2007 menunjukkan setiap bulannya terdapat 6 orang meninggal, baik oleh stroke hemoragik maupun iskemik, dengan usia tertinggi pada 45-65 tahun (Awal, 2009).
Rumah sakit dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan rumah sakit rujukan pasien stroke khusunya di kawasan Indonesia bagian timur. Rumah sakit ini memiliki cukup banyak pelayanan kesehatan khususnya untuk pasien stroke seperti bagian fisioterapi yang menyediakan layanan pemeriksaan penunjang untuk pasien stroke. Penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar risiko dari faktor-faktor penyebab stroke yang terjadi pada usia dewasa
produktif di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Wahidin Sudirohusodo Kota Makassar. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan pasien stroke khususnya di kawasan Indonesia bagian timur. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan desain studi kasus kontrol.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang semuapasien yang dirawat pada unit polisaraf, polipenyakit dalam, dan ruang lontara III di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo. Sampel dalam penelitian ini adalah 136 pasien yang dipilih secara purposive sampling. Setiap pasien yang tercatat di rekam medik rumah sakit di jadikan sampel, jika memenuhi kriteria dan bersedia menjadi responden.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan responden dan berpedoman pada kuesioner yang telah tersedia berdasarkan daftar variabel penelitian yang telah disusun. Data rekam medis pasien digunakan sebagai data sekunder untuk melengkapi data penelitian.
Analisis Data
Data diolah dengan menggunakan program Stata. Dilakukan analisis univariat untuk mengetahui karakteristik responden. Analisis Bivariat untuk melihat besar risiko variabel independen terhadap variabel dependen dan menggunakan uji Chi Square. Analisis multivariat untuk mengetahui variabel independen yang paling berpengaruh pada kejadian stroke dan menggunakan uji regresilogistik berganda.
HASIL PENELITIAN
Karateristik Responden
Tabel 1 menunjukkan bahwa menunjukkan karakteristik responden di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo yang menjadi sampel pada penelitian ini. Berdasarkan distribusi kelompok umur yang paling banyak terdapat pada kelompok umur 45-55 tahun, yaitu sebanyak 57,3% dan paling sedikit adalah 26-35 tahun, yaitu sebanyak 5,9%. Distribusi responden berdasarkan sex (jenis kelamin) yang paling banyak terdapat pada laki-laki sebanyak 54,4% dan paling sedikit pada perempuan sebanyak 47,1%. Distribusi berdasarkan pekerjaan responden yang paling banyak adalah PNS, yaitu 34,6% dan paling sedikit pada respoden yang memiliki pekerjaan lain-lain (masih mencari pekerjaan), yaitu 2,9%. Tabel 2 berdasarkan jenis stroke yang dialami oleh responden yang paling banyak adalah stroke iskemik, yaitu 78% dan paling sedikit stroke hemoragik yaitu 22%. Berdasarkan jenis gangguan stroke, yang paling banyak adalah gangguan hemiplegic, yaitu 78% dan paling sedikit gangguan hemiparese, yaitu 22%. Berdasarkan tingkat kecacatan, yang paling banyak adalah kecacatan sedang, yaitu 32,4% dan paling sedikit adalah tidak ada gangguan, yaitu 1,5%. Berdasarkan tingkat kesadaran responden sebagian besar dalam kesadaran yang baik, yaitu 85% dan kesadaran menurun sebanyak 15%.
Analisis Bivariat
Tabel 3 Berdasarkan hasil penelitian besar risiko kejadian stroke terhadap hipertensi didapatkan nilai OR sebesar 11,571 pada tingkat kepercayaan (CI) =95% (LL-UL: 4,83-28,13) Karena nilai lower limit dan upper limit tidak mencakup nilai satu, maka nilai 11,571 dianggap bermakna antara hipertensi dengan kejadian stroke. Dengan demikian, responden yang memiliki tekanan darah ≥ 140 / 90 mmHg miliki risiko 11,571 kali lebih besar
dibandingkan dengan responden yang memiliki tekanan darah < 140/90 mmHg. Tabel 1. Distribusi Karakteristik Sampel di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Kota
Makassar Variabel N % Kelompok Umur 26 – 35 tahun 8 5,9 36 – 45 tahun 50 35,8 46 – 55 tahun 78 57,3
Sex (Jenis kelamin)
Laki-laki 74 54,4 Perempuan 64 45,6 Pekerjaan PNS 47 34,6 Swasta 46 33,8 Petani/nelayan 14 10,3 Buruh harian 8 5,9 Wirausahaa 11 8,1
Ibu rumah tangga 6 4,4
Lain-lain 4 2,9
Sumber: Data Primer, 2012
Tabel 2. Distribusi Karakteristik Penderita Stroke di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Makassar Variabel N % Jenis stroke Stroke iskemik 53 78 Stroke hemoragik 15 22 Jenis gangguan Hemiparese 15 22 Hemiplegi 53 78 Tingkat Kecacatan
Tidak ada gangguan 1 1,5
Tidak ada kecacatan 6 8,8
Kecacatan ringan 16 23,5
Kecacatan sedang 22 32,4
Kecacatan sedang berat 12 17,7
Kecacatan berat 11 16,2 Tingkat kesadaran Sadar 58 85,3 Kesadaran menurun Jumlah 10 136 14,7 100 % Sumber: Data Primer, 2012
Tabel 3. Besar Risiko Kejadian Stroke pada Usia Dewasa Produktif di RSUP dr.Wahidin Sudirohusodo Kota Makassar
Variabel Kejadian stroke OR 95 % CI p value Kasus Kontrol n % n % Hipertensi Risiko Tinggi 54 79,4 17 25 11,571 4,83 – 28,13 0,000 Risiko Rendah 14 20,6 51 75 DM Risiko Tinggi 37 54,4 18 26,5 3,31 1,52 – 7,28 0,001 Risiko Rendah 31 45,6 50 73,5 Obesitas Risiko Tinggi 21 30,9 12 17,6 2,085 0,86 – 5,14 0,072 Risiko Rendah 47 69,1 56 82,4 Kadar kolesterol Risiko Tinggi 43 63,2 17 25 5,16 2,32 – 11,57 0,000 Risiko Rendah 25 36,8 51 75 Kebiasaan merokok Risiko Tinggi 22 32,4 7 10,3 4,16 1,53 – 12,4 0,002 Risiko Rendah 46 67,6 61 89,7 Riwayat keluarga Risiko Tinggi 52 76,5 20 29,4 7,8 3,40 – 18,09 0,000 Risiko Rendah 16 23,5 48 70,6
Sumber: Data Primer, 2012
Hasil penelitian besar risiko kejadian stroke terhadap DM didapatkan nilai OR sebesar 3,31 pada tingkat kepercayaan (CI) =95% (LL-UL: 1,52-7,28). Karena nilai lower limit dan upper limit tidak mencakup nilai satu, maka nilai 3,31 dianggap bermakna. Dengan demikian, responden yang memiliki kadar gula darah puasa ≥ 200 mg/dl memiliki risiko 3,31 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki kadar gula darah puasa < 200 mg/dl.
Hasil penelitian besar risiko kejadian stroke terhadap obesitas didapatkan nilai OR sebesar 2,085 pada tingkat kepercayaan (CI) = 95% (LL-UL: 0,86-5,14). Karena nilai lower limit dan upper limit mencakup nilai satu, maka nilai 2,085 dianggap tidak bermakna.
Hasil penelitian besar risiko kejadian stroke terhadap kadar kolesterol didapatkan nilai OR sebesar 5,16 pada tingkat kepercayaan (CI) =95% (LL-UL:
2,32-11,57). Karena nilai lower limit dan upper limit tidak mencakup nilai satu, maka nilai 5,16 dianggap bermakna. Dengan demikian, responden yang memiliki kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dl memiliki risiko 3,31 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki kadar kolesterol total < 200 mg/dl.
Hasil penelitian besar risiko kejadian stroke terhadap kebiasaan merokok didapatkan nilai OR sebesar 4,16 pada tingkat kepercayaan (CI) = 95% (LL-UL: 1,53-12,4). Karena nilai lower limit dan upper limit tidak mencakup nilai satu, maka nilai 4,16 dianggap bermakna. Dengan demikian, responden yang memiliki nilai komposit rokok ≥ 200 batang memiliki risiko 4,16 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki nilai komposit rokok < 200 batang.
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Logistik yang Paling Berpengaruh terhadap Kejadian Stroke pada Usia Dewasa Produktif di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Makassar Tahun 2012
Variabelpenelitian B S.E. Wald df Sig. Exp (B) 95 % CI for EXP (B) Lower Upper Hipertensi 2,177 0.470 21,417 1 0,000 8,817 3,507 22,165 Riwayatkeluarga 1,899 0,4969 16,397 1 0,000 6,680 2,664 16,750 Kadar kolesterol 1,054 0,461 5,231 1 0,022 2,868 1,163 7,075 Const -2,658 0,499 28,407 1 0,000 0,070 Y = p =
Sumber: Data Primer, 2012
Hasil penelitian besar risiko kejadian stroke terhadap riwayatkeluarga didapatkan nilai OR sebesar 7,8 pada tingkat kepercayaan (CI) =95% (LL-UL: 3,40-18,09). Karena nilai lower limit dan upper limit tidak mencakup nilai satu, maka nilai 7,8 dianggap bermakna. Dengan demikian, responden yang memiliki riwayat keluarga memiliki risiko 7,8 kali dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki riwayat keluarga.
AnalisisMultivariat
Tabel 4. Berdasarkan hasil analisis bivariat, semua variable diikutkan dalam uji regresi logistic dan diketahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian stroke pada usia dewasa produktif adalah hipertensi (OR=8,82; p=0,000; CI 95 %: 2,507-22,164).
PEMBAHASAN
Hipertensi
Hipertensi dalam penelitian ini adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik dan angka diastolik pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah.Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistol dan diastol ≥ 140/90 mmHg. Hipertensi selain merupakan risiko untuk terjadinya stroke non hemoragik, juga merupakan
faktor risiko utama terjadinya stroke hemoragik, di mana hipertensi menyebabkan rapunhya dan menipisnya pembuluh darah di otak, sehingga dapat terjadi perdarahan dalam otak dan menyebabkan stroke hemoragik (Feigin, 2009).
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi memiliki risiko 11,5 kali (p=0,000 CI=4,839-28,135) terhadap kejadian stroke. Pada penelitian ini, terdapat 54 orang penderita stroke (79,4%) yang terkena hipertensi. Berdasarkan hasil uji multivariat, didapatkan bahwa variabel hipertensi merupakan variabel yang memberi pengaruh paling kuat dengan nilai OR =8,81 (95% CI=1,254-3,098) dibanding dengan variabel lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Awal (2009), mendapatkan hasil bahwa seseorang yang menderita hipertensi memiliki besar risiko 36,9 kali untuk terkena stroke dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tekanan darah normal.
Tekanan darah tinggi yang terus menerus, dapat menyebabkan jantung seseorang bekerja secara keras sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak, dan mata. Jika kerusakan terjadi pada pembuluh darah otak, maka akan mengakibatkan terjadinya stroke.
Meningkatnya risiko stroke berawal pada tekanan 115/75 mmHg dan meningkat dua kali lipat setiap peningkatan 20/10 mmHg.
Tekanan darah yang meningkat secara perlahan merusak dinding pembuluh darah dengan memperkeras arteri dan mendorong terbentuknya bekuan darah dan aneurisma yang semuanya akan mengarah pada stroke. Risiko hipertensi akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur pada pembuluh darah besar sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku. Jika hal ini semakin terus berlanjut, maka akan menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (NICE, 2011).
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang disebabkan tingginya kadar gula darah dalam tubuh seseorang. Pada penelitian ini, diabetes mellitus dapat diketahui dengan melakukan pengukuran kadar glukosa darah puasa (GDP) responden yang diperoleh dari catatan rekam medik pasien yang diukur oleh dokter.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menderita DM memiliki risiko 3,31 kali (p=0,001 95% CI: 1,524-7,283) terhadap kejadian stroke. Peneltian yang dilakukan oleh O’Dennel (2010) melaporkan bahwa faktor risiko terjadinya stroke pada penderita DM adalah 1,36 kali. DM merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, aktifitas insulin atau keduanya. Hiperglikemia pada stroke dapat merupakan tanda adanya diabetes mellitus, dimana penderita stroke mengalami hiperglikemia non diabetik (terjadinya peningkatan kadar gula darah dengan HbA1 normal). Hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan fungsi sel endotel dan kegagalan relaksasi vaskular.
Jenis DM yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia adalah DM tipe 2 yang berkaitan dengan faktor gaya hidup. DM tipe 2 merupakan penyakit ke-4 sebagai penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit Sulawesi Selatan tahun 2008. Gaya hidup santai, kurang berolahraga, kebiasaan mengkonsumsi makanan ktinggi kalori dan rendah serat, serta berat badan berlebih. Dari hasil wawancara peneliti dengan keluarga responden, sebagian besar responden senang mengkonsumsi makanan gorengan dan jarang mengkonsumsi buah yang banyak mengandung serat. Hal ini dikarenakan pola makan serta pengetahuan responden dan keluarga yang masihterbatastentang penyakit DM.
Obesitas
Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan energi yang ada dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebiasaan hidup, faktor lingkungan genetik, sosial ekonomi, dan budaya. Kebiasaan hidup dan lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap terjadinya overweight dan obesitas (Ahlian, 2005).
Hasil penelitianbesar besar risiko kejadian stroke terhadap obesitas didapatkan nilai OR sebesar 2,085 pada tingkat kepercayaan (CI) =95% (LL-UL: 0,86-5,14). Nilai interval CI termasuk dalam angka 1 sehingga secara statistik obesitas tidak bermakna secara signifikan terhadap kejadian stroke. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini sebagian besar penderita stroke memiliki BB yang normal yakni 47 orang (69,1 %). Selain itu, kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya bias ingatan dimana saat peneliti melakukan wawancara dengan responden atau keluarga responden, sebagian besar dari mereka kurang mengetahui dengan jelas (lupa) BB dan TB terakhir mereka, khususnya sebelum terkena stroke (bagi responden pada kelompok kasus).
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2005) menunjukkan hasil analisis OR pada faktor risiko obesitas adalah 3,06 dengan nilai LL dan UL= 0,99-9,84. Obesitas merupakan faktor risiko yang kuat bagi peningkatan hipertensi, diabetes dan kolesterol. Hubungan antara obesitas dan stroke disebabkan oleh adanya peningkatan faktor protrombotik dan juga peningkatan kadar protein C-reaktif (CRP) yang terdapat dalam tubuh seseorang yang kelebihan berat badan (Kurth, 2005). Kadar Kolesterol
Kolesterol merupakan suatu substansi lemak yang secara normal dibentuk di dalam tubuh dan juga yang diperoleh dari makanan. Dalam darah, kolesterol di bawah oleh lipoprotein yang terdiri dari dua jenis yakni LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Denstiy Lipoprotein).
Hasil analisis diperoleh nilai OR = 5,16 (95% CI2,325-11,579), sedangkan pada uji analisis multivariat, didapatkan nilai OR 2,86 ( 95% CI: 1,162-7,074). Kadar LDL (kolesterol jahat) yang tinggi dalam darah akan memicu terjadinya penimbunan kolesterol di dalam sel yang akan menyebabkan munculnya aterosklerosis dan penimbunan plak di dinding pembuluh darah. LDL menjadi berbahaya bagi tubuh karena adanya proses oksidasi yang diakibatkan oleh perubahan sel-sel utama pada dinding arteri.
Oksidasi LDL dapat memicu terjadinya apoptosis (penggantian sel-sel yang tua) yang berlebihan. Jika apoptosis pada tubuh berlebihan, maka akan dapat membunuh terlalu banyak sel dan menyebabkan kerusakan parah pada jaringan. Hal ini banyak ditemukan pada kasus stroke dan pada penyakit neurodegenerative seperi Parkinson. Oksidasi LDL juga akan menyebabkan terjadinya penebalan intima (lapisan pembuluh darah yang paling dalam) yang akan mengurangi lumen pembuluh darah
dan dapat menyebabkan hipertensi dan aterosklerosis (Mukarromah, 2009).
Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat disebabkan oleh faktor genetik, obesitas, merokok, dan mengkonsumsi alkohol yang berlebih. Jika beberapa faktor ini terdapat pada tubuh seseorang maka akan meningkatkan risiko untuk terkena penyakit akibat gangguan pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan gangguan pembuluh darah tepi.
Sebuah peneltian yang dilakukan pada 3.200 anak muda di Washington mendapatkan hasil bahwa mereka yang memiliki LDL tinggi di usia muda berisiko lebih besar terkena stroke dan penyakit jantung. Hal ini akan semakin diperparah dengan adanya tekanan darah yang tinggi pada usia muda (Roger,2010) Kebiasaan Merokok
Merokok dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan darah sehingga mudah menggumpal serta mengganggu irama jantung. Berdasarkan hasil analisis OR terhadap kebisaan merokok, didapatkan nilai OR sebesar 4,16 pada tingkat kepercayaan CI 95%, LL-UL = 1,53-12,4. Penelitian yang dilakukan oleh Bhat tahun 2008 melaporkan bahwa wanita yang merokok 1-10 batang/hari berisiko terkena stroke iskemik 2,2 kali dan wanita yang merokok ≥ 40 batang/hari berisiko terkena stroke iskemik 9,1 kali. Risiko ini semakin meningkat karena responden juga berisiko tinggi terhadap hipertensi, DM, hiperlipiemia, dan obestias.
Dari hasil wawancara peneliti dengan responden, sebanyak 119 orang (87,5%) yang mengkonsumsi rokok berfilter, dan sebanyak 17 orang (12,5%) yang mengkonsumsri rokok nonfilter. Sedangkan berdasarkan cara merokok, sebanyak 8 responden (5,9%) yang memiliki kebiasaan menghisap rokok secara dalam, dan sebanyak 128 responden (94,1%) yang merokok dengan cara menghisap secara dangkal. Sebagian besar responden yang berhenti merokok
disebabkan oleh adanya masalah kesehatan dan sisanya karena kesadaran sendiri.
Merokok akan menyebabkan terjadinya disfungsi sel endotel, meningkatkan konsentrasi fibrinogen, mengurangi aktivitas fibrinolitik, dan menyebabkan terjadinya polisitemia yang akan berdampak pada stroke. Pada seseorang yang merokok, asap tembakau yang mengandung CO akan merusak dinding pembuluh darah dimana akan terjadi penyempitan pembuluh darah karena gas CO mempunyai kemampuan mengikat Hb yang terdapat dalam sel darah merah yang lebih kuat dibandingkan dengan oksigen.
Nikotin yang terkandung dalam asap tembakau akan merangsang hormon adrenalin yang akibatnya akan mengubah metabolisme lemak dimana kadar HDL akan menurun. Hormon adrenalin akan menyebabkan meningkatnya kerja jantung yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung yang tidak diberi kesempatan untuk beristirahat dan tekanan darah yang semakin tinggi akan mengakibatkan timbulnya hipertensi yang akan semakin memperparah risiko seseorang untuk terkena stroke (Shah, 2010).
Merokok juga memicu produksi fibrinogen (faktor pengumpal darah) lebih banyak sehingga merangsang timbulnya aterosklerosis. Pada pasien yang merokok, kerusakan yang diakibatkan stroke lebih parah karena dinding bagian dalam (endothelia) pada sistem serebvaskular (pembuluh darah otak) biasanya sudah menjadi lemah. Ini dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar lagi pada otak sebagai akibat bila terjadinya stroke terhadap keduanya (Adib, 2005)
Riwayat Keluarga
Penyakit stroke bukan penyakit yang ditularkan, melainkan penyakit ini memiliki kecenderungan untuk diturunkan menurut silsilah keluarga. Anggota keluarga penderita stroke
memiliki kemungkinan lebih besar terserrang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita stroke. Hal ini terkait dengan adaya riwayat keluarga dari beberapa faktor risiko stroke seperti penyakit jantung, hipertensi, DM, dan obesitas.
Berdasarkan hasil analisis OR terhadap riwayat keluarga, didapatkan nilai sebesar 7,8 pada tingkat kepercayaan (CI) 95% dengan LL dan UL = 3,406-18,091. Berdasarkan hasil uji multivariat, didapatkan bahwa variabel riwayat keluarga memiliki nilai OR 6,68. Dari hasil wawancara, rata-rata responden memiliki orang tua yang menderita stroke yakni sebanyak 39,7%.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Franco (2006) menemukan adanya hubungan antara berat badan lahir rendah dengan peningkatan insiden penyakit jantung pada usia dewasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang lahir dengan berat badan rendah, rata-rata mengalami disfungsi endotel, peningkatan asam urat dan peningkatan tekanan darah yang akan menyebabkan hipertensi pada usia dewasa. Risiko seorang anak yang lahir dengan berat badan rendah terhadap peningkatan asam urat adalah 2,886 dengan nilai p=0,04.
Kelainan turunan sangat jarang menjadi penyebab langsung terjadinya stroke. Adanya gen pada beberapa faktor risiko stroke seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung akan semakin meningkatkan risiko seseorang untuk terkena stroke. Penelitian yang dilakukan oleh Rothwell (2008) menunjukkan bahwa responden yang memiliki ibu penderita stroke berisiko 1,25 kali (1,15-1,37) untuk terkena stroke iskemik. Rothwell menemukan bahwa bukan hanya stroke saja yang diturunkan dari sang ibu, namun terdapat pula beberapa faktor risiko penyakit vaskular seperti riwayat hipertensi, DM, dan rendahnya tingkat HDL.
Saat melakukan penelitian ini, terdapat keterbatasan khususnya ketika responden berusaha untuk mengingat
riwayat keluarga mereka yang menderita pernah terkena stroke. Selain itu, peneliti kesulitan dalam memperoleh keterangan yang pasti tentang data konsumsi rokok khususnya pada responden yang menderita stroke, karena peneliti harus bertanya kepada keluarga pasien.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ditemukan bahwa hipertensi, DM, kadar kolesterol, kebiasaan merokok, dan riwayat keluarga memiliki besar risiko yang bermakna terhadap kejadian stroke pada usia dewasa produktif, sementara obesitas memiliki risiko yang tidak bermakna terhadap kejadian stroke pada usia dewasa produktif. Pemerintah dan pihak rumahsakit dapat bekerja sama untuk membantu menekan angka kejadian stroke pada usia dewasa produktif, tidak hanya melalui tindakan kuratif tetapi yang terpenting adalah tindakan preventif. Bagi kelompok usia dewasa produktif sebaiknya lebih memperhatikan pola makan yang sehat serta gaya hidup sehat untuk mencegah risiko kejadian stroke, khususnya dalam menjaga tingkat tekanan darah sehingga tidak menderita hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. (2005). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensidan Stroke. Cetakan I: D’lokaGrafika: Yogyakarta. Ahlian, Anzar. (2005). Perbedaan Profil
Lipid Darah pada Asupan Lemak Normal dan Lemak Tinggi pada Anak dengan Obesitas Usia 6-7 tahun. Tesis diterbitkan. Magister Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Awal, M. (2009). Faktor Risiko Kejadian Stroke pada Unit Rehabilitasi Medik di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2009. Tesis tidak diterbitkan.
Makassar: Program Pascasarjana UNHAS.
Bhat,et all. (2008). Dose-Response Relationship Between Cigarette Smoking and Risk of Ischemic Stroke in Young Women. Stroke.2008;39:2439-2443
(Online,
http://stroke.ahajournals.org/conte nt/39/9/2439.full.pdf, diakses 17 April 2012).
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2009). Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2008. Makassar.
Feigin, Valery. (2009). Stroke. PT Bhuana Ilmu Populer: Jakarta Franco, Maria C.P., et all. (2006). Effects
of Low Birth Weight in 8- to 13- Year-Old Chldren. (Online,
http://hyper.ahajournals.org/conten t/48/1/45.full.pdf, Hypertension. 2006; 48:45-50, diakses 25 Juli 2012.
Kurt, T.J., Gazlano, M., Rexrode, K.M., dkk.(2005). Prospective Study of Body Mass Index and Risk of Stroke In Apparently Healty Women. Circulation, 111: 1992-1998.
Mahendra, (2005). Atasi Stroke dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Mirghani, Z., Zein, T., (2010). Total and LDL cholesterol as risik factors of ischemic stroke in Emirati patients. The Internet Journal of Neurology. 2010 Vol. 13 Number 1. DOI: 10.5580/fa8. (Online, http://www.ispub.com/journal/the- internet-journal-of- neurology/volume-13-number- 1/total-and-ldl-cholesterol-as-risk- factors-of-ischemic-stroke-in-emirati-patients.html, diakses 1 Juli 2012). Mukarromah, S.B., dkk. (2009). Pencegahan Dislipidemia dan Peningaktan Kebugaran Tubuh pada Remaja Putri dan Ibu Rumah
Tangga Melalui Senam Aerobik di Kota Semarang. (Online)
NICE. (2011). Hypertension, Clinical Management of Primary Hypertension in Adults.National Institute for Health and Clinical
Excellence. (Online,
http://www.nice.org.uk/nicemedia/ live/13561/56008/56008.pdf, diakses 16 Juni 2012).
O’Donnell, M.J., Xavier D., Lisheng Liu, dkk. (2010). Risk Factors for Ischemic and Intracerebral Haemorrhagic Stroke in 22 Countries (the INTERSTROKE study): A Case Control Study. (Online) Lancet 2010: 376; 112-23.
(http://www.lancet.com/journals/la ncet/article/pdf, diakses 26 Januari 2012).
Roger, V.L., Go, Alan S., Jones D., dkk. (2010). Heart Disease and Stroke Statistics-2011 Update: A Report From The American Heart Association. Circulation, Journal of The American Heart Association. 123:e18-e209.
Rothwell,P., Touze,E., (2008). Sex Differences in Heritability of Ischemic Stroke. Stroke. 2008; 39: 16-23 (Online, http://stroke.-ahajournals.org/content/39/1/16.ful l.pdf, diakses 22 April 2012).
Shah, Reena S., Cole, John W. (2010).Smoking and Stroke: the more you smoke the more you stroke. (NIH, Expert Rev CardiovascTher. 2010 July; 8(7):917-932.
Siregar, Fazidah A.(2002). Determinan Kejadian Stroke pada Penderita Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan. Majalah Info Kesehatan Masyarakat. Volume IX No. 1, Juni 2005: 1-6
Ueshima, H., Choudhury S.R., Okayama, A., dkk. (2004). Cigarette Smoking as a Risk Factore for Stroke Death in Japan: NIPPON DATA 80. Stroke 2004, (Online), 35:1836-1841.
(http://stroke.ahajournals.org/conte nt/35/8/1836.full.pdf, diakses 29 Januri 2012)
U.S. Department of Health and Human Services.(2012). Summary Health and Statistics for U.S. Adults: National Health and Interview Survey,2010. U.S. Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention National Center for Health Statistics, (Online), Series 10, No. 252. ( http://www.cdc.gov-/nchs/data/series/sr_10/sr10_252.p df,)