• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PEMBUATAN INSPECTION CERTIFICATE PT SANGO INDONESIA DENGAN METODE WATERFALL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PEMBUATAN INSPECTION CERTIFICATE PT SANGO INDONESIA DENGAN METODE WATERFALL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PEMBUATAN INSPECTION CERTIFICATE PT

SANGO INDONESIA DENGAN METODE WATERFALL

Rudiantoro

Fakultas Teknik, Unifersitas Pelita Bangsa, Bekasi Email: [email protected]

Abstrac - In the industrial world, information technology becomes a very important role. Information technology has made business activities faster, easier and more efficient. All production activities have also been systematically regulated by IT. In a company, it is necessary to have a document that guarantees the quality of the products produced, this is usually called a certificate inspection. With this document all checks can be seen so that they can represent the product whether or not it passes the check. In making certificate inspection required supporting documents such as millshet maker, customer spec, raw material spec and product inspection. Where all the data in this document will be the data base for making an inspection certificate. Therefore it is necessary to make a system that can simplify the work and reduce lost time. By using the waterfall development method, the result of this system is to simply input the material code, the system will automatically print the Certificate. The system used is to use Ms. Access. All specs from each material will be entered as a data base, so we only call data when printing Inspection certificates. With this system the work will be effective and efficient and can reduce lost time.

Keywords: Information Technology, Inspection Certificate, Material Code

Abstrak – Di dalam dunia industri, teknologi informasi menjadi peranan yang sangat penting. Teknologi informasi telah menjadikan kegiatan bisnis menjadi lebih cepat, mudah dan efisien. Semua kegiatan produksi juga sudah diatur secara sistematis dengan adanya TI. Di dalam sebuah perusahaan diperlukan adanya sebuah dokumen yang menjamin kualitas dari produk yang di produksi hal ini biasa di sebut dengan istilah certificate inspection. Dengan adanya dokumen ini semua hasil pengecekan dapat terlihat sehingga dapat mewakili produk tersebut lolos pengecekan ataupun tidak. Dalam pembuatan certificate inspection diperlukan dokumen-dokumen pendukung seperti mill sheet maker, customer spec, raw material spec dan inspection

produk. Dimana semua data di dalam dokumen ini akan menjadi data base dalam pembuatan inspection certificate. Di dalam sistem ini, dengan hanya menginputkan kode material, secara

otomatis sistem akan melakukan print Certificate tersebut. Dalam hal ini sistem yang digunakan adalah dengan menggunakan Ms. Access. Semua spek dari masing-masing material akan di masukan sebagai data base, sehingga kita hanya memanggil data ketika akan melakukan pencetakan Inspection certificate. Dengan sistem ini pekerjaan akan menjadi efektif dan efisien Kata Kunci: Teknologi Informasi, Inspection Certificate, Kode Material

(2)

1. PENDAHULUAN

Dalam era perkembangan jaman, persaingan industri akan semakin ketat. Ditandai dengan banyak berdiri nya perusahaan industri yang bergerak pada bidang industri yang sama. Dalam persaingan pasar domestik akan memberikan peluang serta ancaman bagi perusahaan lokal. Semakin berkembang nya media informasi akan mengakibatkan tingginya persaingan yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan. Sehingga diperlukan adanya strategi bersaing agar tujuan dapat tercapai serta perusahaan tetap dapat mempertahankan diri dan bersaing secara sehat. Adanya sebuah industri dapat memberikan solusi terhadap perekonomian serta ketenagakerjaan yang dihadapi oleh suatu negara. Dimana peran sektor industri sangat diperlukan guna mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat lokal dalam menghadapi tingginya perekonomian di negara tersebut.

Di dalam dunia industri teknologi informasi menjadi peranan yang sangat penting. Teknologi informasi telah menjadikan kegiatan bisnis menjadi lebih cepat, mudah dan efisien. Semua kegiatan produksi juga sudah diatur secara sistematis dengan adanya TI. Pada dasarnya setiap perusahaan sudah mempunyai sebuah sistem untuk kegiatan produksi nya, namun masih ada perusahaan-perusahaan yang

masih menggunakan sistem yang kurang efisien dimana dapat memperlambat dalam melakukan proses produksi nya. Salah satu kasus adalah di salah satu perusahaan otomotif yang bergerak di bidang pembuatan material yaitu PT SANGO INDONESIA. Perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dengan hasil produksi nya coil dan exhaus manifold ini, sebagian besar sudah menggunakan sistem yang efektif dan efisien dalam proses produksi nya. Namun, ada beberapa kondisi yang masih menggunakan sistem semi manual. Dalam kasus ini saya menggaris bawahi sistem pembuatan Inspection certificate di bagian QC yang masih dilakukan secara semi manual menggunakan Ms. Excel. Inspection certificate merupakan sebuah

dokumen yang berisi semua data hasil pengecekan quality sesuai dengan permintaan customer. Dokumen ini juga sebagai jaminan kualitas dari produk yang dikirimkan ke customer. Dapat dibayangkan begitu banyak jenis material yang ada dan user selalu menginputkan satu per satu. User harus mengumpulkan data pendukung ketika melakukan pembuatan

Inspection certificate yaitu Process Standar, Mill sheet Maker, Raw Material Spec dan Customer Spec.

Oleh karena itu perlu dibuatkan sebuah sistem yang dapat melakukan pembuatan dan pencetakan inspection

(3)

hanya menginputkan kode material, secara otomatis sistem akan melakukan print

Certificate tersebut. Dalam hal ini sistem

yang digunakan adalah dengan menggunakan Ms. Access. Semua spec dari masing-masing material akan di masukan sebagai data base, sehingga kita hanya memanggil data ketika akan melakukan pencetakan Inspection certificate.

Diharapkan dengan adanya sistem ini semua proses produksi dapat berjalan dengan lancar.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Merancang sistem pembuatan

Inspection certificate di PT Sango

Indonesia untuk mengurangi lost time dalam pembuatan Inspection certificate.

b. Untuk memberikan kemudahan pada user dalam melakukan pencetakan

Inspection certificate.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem

Menurut Kadir, (2012:2) sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Jogiyanto, (2005:12) mengemukakan bahwa analisa sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen nya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,

kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan nya. Sistem adalah seperangkat elemen yang saling bergantung yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

2.2 Pengertian Perancangan Mohamad Subhan (2012:109) mengemukakan bahwa perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi analisa sistem. Sugianto (2013:18) berpendapat bahwa perancangan sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis.

2.3 Pengertian Informasi

Kadir (2012:14) mendefinisikan informasi sebagai sekumpulan fakta (data) yang di organisasi kan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima. Informasi juga didefinisikan oleh Rommey dan Steinbart (2015:4) sebagai data yang telah diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Menurut Gellinas dan Dull (2012:2), informasi merupakan data yang disajikan dalam suatu bentuk yang berguna terhadap aktifitas pengambilan keputusan.

(4)

2.4 Komponen Sistem Informasi

Komponen sistem informasi tersebut terdiri dari :

1. Blok Masukan (input block), input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi. Juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukkan.

2. Blok Model (model block), blok ini terdiri dari kombinasi prosedur logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data. 3. Blok Keluaran (output block),

produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi (technology block), blok teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan. Terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

5. Blok basis Data (database block), Basis data merupakan kumpulan

dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasinya.

2.5 Tahapan Analisis Sistem

c. Identify, merupakan proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah.

d. Understand, adalah memahami kerja dari sistem yang ada.

e. Analysis, yaitu melakukan analisa

terhadap sistem.

f. Report, adalah membuat laporan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

2.6 Pengertian Quality Control

Quality Control atau biasa disingkat

dengan QC artinya adalah pengendali mutu. QC sangatlah diperlukan dalam berbagai sektor industri, mulai dari manufaktur hingga produksi tangan. Tugas umum dari QC adalah memeriksa secara visual untuk menguji produk. Pemeriksaan produk dapat berlangsung sebelum, selama dan setelah proses produksi. Pengujian ini dilakukan secara manual, atau juga ada yang menggunakan bantuan teknologi. Tergantung sektor industri di mana QC tersebut bekerja, pada dasarnya QC

(5)

melakukan pengecekan untuk menjamin mutu produk.

2.7 Pengertian Basis Data

Yakub (2012:51-53) basis data mendefinisikan basis data sebagai markas atau gudang tempat bersarang atau berkumpul dalam suatu database. Menurut Andi Kristanto (2008:79) database adalah susunan record data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan, yang diorganisir dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu sehingga mampu memenuhi informasi yang optimal yang dibutuhkan oleh pengguna. 2.8 Kunci Dalam Basis Data

Kunci (key) yang sering digunakan dalam model basis data relational adalah:

a) Cnadidat key

Kunci yang secara unik (tidak mungkin kembar) dapat dipakai untuk mengidentifikasi suatu baris di dalam tabel.

b) Primary key

Bagian atau salah satu dari candidate

key yang dipilih sebagai kunci utama

untuk mengidentifikasi baris dalam tabel.

c) Super key

Satu atau lebih atribut yang mempunyai nilai untuk menentukan secara unik suatu entitas.

d) Foreign key

Sembarang atribut yang menunjuk ke kunci primer pada tabel lain.

2.9 Perancangan Desain Sistem

2.9.1 Unified Modeling Language (UML)

Unified Modeling Language (UML)

merupakan salah satu bentuk language atau bahasa, menurut pencetusnya UML di definisikan sebagai bahasa visual untuk menjelaskan, memberikan spesifikasi, merancang, membuat model, dan mendokumentasikan aspek-aspek dari sebuah sistem

2.10 Definisi Microsoft Access

Microsoft Office Access (Microsoft

Access) adalah aplikasi yang berguna untuk membuat, mengolah, dan mengelola basis data atau lebih dikenal dengan database. Database adalah kumpulan arsip data berbentuk tabel yang saling berkaitan untuk menghasilkan informasi. Komponen Microsoft Access

a. Table b. Query c. Form d. Report

2.11 Definisi Metode Waterfall

Metode Waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana kemajuan dipandang

(6)

sebagai terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian.

Gambar 2.1 Metode Waterfall Dalam pengembangannya metode waterfall memiliki beberapa tahapan yang runtut: requirement (analisis kebutuhan), desain sistem (sistem desain), Coding &

Testing, Penerapan Program, pemeliharaan.

a. Requirement (analisis kebutuhan).

Dalam langakah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau study literatur. Seseorang sistem analisis akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah sistem komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user

dalam pembuatan sistem. Dokumen inilah yang akan menjadi acuan sistem analisis untuk menterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman.

b. Desain Sistem

Proses desain akan menterjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat koding. Proses ini berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya.

c. Coding & Testing (penulisan kode program / implemention) Coding merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh programmer yang akan meterjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam artian penggunaan computer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah

(7)

pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.

d. Penerapan / Pengujian Program (Integration & Testing)

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah melakukan analisa, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadikan digunakan oleh user. e. Pemeliharaan (Operation &

Maintenance)

Perangkat lunak yang susah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.

Akan tetapi Roger S. Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah Gambar dan

penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:

Gambar 2.2 Metode waterfall menurut Pressman

a. Sistem / Information Engineering

and Modeling.

Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

b. Software Requirements Analysis

Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software)

(8)

harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan. c. Desain

Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

d. Coding

Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap desain yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.

e. Testing / Verification

Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai

dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

f. Maintenance

Pemeliharaan suatu software

diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada

errors kecil yang tidak ditemukan

sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

2.11.1 Keuntungan Metode Waterfall

a. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.

b. Document pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.

(9)

2.11.2 Kelemahan Metode Waterfall

a. Diperlukan manajemenn yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk. b. Kesalahan kecil akan menjadi masalah

besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan.

c. Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan.

2.12 Pengujian Perangkat Lunak

a. Black box Testing

Yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

b. White box Testing

Yaitu menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Pengujian

kotak putih dilakukan dengan memeriksa lojik dari kode program 3. Metode Penelitian

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Sango Indonesia yang berlokasi di Kawasan Industri Mitra Karawang (KIM) Jalan Mitra Selatan Blok M1-2 Karawang. Penelitian ini dilakukan kurang lebih 2 bulan yakni dimulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2019. Dimana penelitian ini difokuskan di bagia quality control tentang sistem pembuatan inspection certificate produk.

3.2 Metode Penelitian Yang Digunakan

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode SDLC yaitu model waterfall yang terdiri dari beberapa tahapan penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Analisa Kebutuhan (requirement analysis)

2. Desain Sistem (sistem desain) 3. Pengkodean Program dan

Implementasi (implementation) 4. Pengujian (testing)

5. Pemeliharaan (maintenance) Pada penulisan ini, model waterfall yang digunakan penulis hanya sampai

(10)

pada tahap yang keempat yaitu pengujian. 3.3 Analisa Kebutuhan Sistem a. Kebutuhan Hardware

1. PC/Laptop

2. Processor min Intel core i3 3. Harddisk min 500 gb 4. Ram Min 2 gb 5. Keyboard & mouse b. Kebutuhan Software Berikut adalah software yang digunakan:

1. Microsoft Access 2013 2. Visual Basic

3. SO min windows 7 32 bit 3.4 Desain Perancangan Sistem Merupakan tahap lanjutan dari analisa sistem yang sedang berjalan, dimana pada tahap ini dipaparkan rancangan sistem yang akan dibangun. Perancangan ini tidak lepas dari analisa sistem dimana dengan melakukan analisa terlebih dahulu akan menghasilkan sebuah sistem yang baru dan sistem yang baik.

A. Use Case Diagram

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Pembuatan Inspection Certificate

Pada use case diagram pembuatan

inspection Certificate di atas, melibatkan 3

aktor yaitu QC Inspection, QC Staff, dan PE (Production Engineering). Sebelum dapat mengakses sistem, setiap aktor diharuskan untuk melakukan proses log in dengan memasukkan username dan password masing-masing. Setelah melakukan log in aktor akan diarahkan ke halaman menu utama. Password yang diberikan ke masing-masing user memiliki hak akses sendiri-sendiri. Untuk QC inspection diberikan hak untuk melakukan input inspeksi produk, PE diberikan hak akses hanya melakukan input raw material spec dan customer spec sedangkan QC staff memiliki hak akses semua.

B. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan

berbagai alur aktifitas dalam pembuatan

inspection certificate, bagaimana

masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana alur berakhir, berikut activity diagram dalam pembuatan inspection certificate.

(11)

1. QC staff, QC Inspection dan PE memulai dengan melakukan login 2. QC Inspection menginput data

inspeksi produk

3. QC staff menginput data mill sheet

maker

4. PE menginput data customer spec

dan raw material spec 5. Data tersimpan

6. QC staff mengecek data hasil inputan dari QC inspection dan PE 7. QC memilih spec material yang

akan di print inspeksi produknya C. Sequence Diagram

Sequence diagram menjelaskan

interaksi objek yang disusun dalam urutan waktu. Diagram ini secara khusus berorientasi dengan use case. Sequence diagram memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu dengan use case.

Sequence diagram ini menunjukan interaksi

keseluruhan aktor yang terlibat dalam sistem. Sequence diagram sistem

pembuatan inspection certificate dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.9 Sequence diagram pembuatan inspection certificate

D. Class Diagram

Class Diagram merupakan keberadaan dari kelas-kelas dan hubungannya dari sistem ke dalam logical view. Berikut ini adalah gambar dari class diagram:

(12)

Gambar 3.10 Class Diagram Sistem Pembuatan Inspection Certificate 4. HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil Implementasi A. Halaman Login

Gambar 4.1 Halaman Login

Halaman login, yang mengharuskan user memasukan username dan password yang sudah di registrasi oleh admin. Setiap user memiliki hak akses yang berbeda-beda.

B. Halaman User Application

Gambar 4.2 Halaman Menu User

Application

Halaman ini merupakan halaman yang digunakan untuk menentukan hak akses dari masing-masing user. Cukup melakukan checklist pada kolom authority.

C. Halaman Menu Utama

Gambar 4.3 Halaman Menu Utama Di dalam menu utama user akan melakukan sesuai dengan hak akses yang sudah di berikan. Untuk bagian PE memiliki hak akses untuk melakukan input data User, Customer, Maker, Customer

Spec dan Search Customer Spec. Untuk

Bagian QC Inspection memiliki hak akses terhadap proses input Inspection Produk dan search Inspection Product. Sementara untuk bagian QC staff memiliki semua hak akses termasuk menentukan user application.

(13)

Gambar 4.4 Halaman Input Customer

User

Merupakan halaman untuk memasukan data customer user atau customer akhir yang prosesnya di subcoun ke perusahaan lain.

E. Halaman Input Customer

Gambar 4.5 Halaman Input Customer Halaman yang digunakan untuk memasukan data customer.

F. Halaman Input Maker (Supplier)

Gambar 4.6 Halaman Input Maker

Halaman input maker merupakan halaman untuk memasukan data maker atau

supplier.

G. Halaman Input Wire Customer

Spec

Gambar 4.7 Halaman Input Wire

Customer Spec

Halaman input wire customer spec merupakan halaman untuk menginput data yang menjadi standar proses yang di berikan oleh pihak customer.

H. Halaman Input Inspection Certificate Maker

Gambar 4.8 Halaman Input Inspection

Certificate Maker

Di halaman ini user diharuskan untuk melakukan penginputan data inspection dari maker. Berisi data hasil

(14)

pengecekan dari material yang di kirimkan ke PT. Sango Indonesia

I. Halaman Input Inspection Product

Gambar 4.9 Halaman Input Inspection

Product

Halaman ini digunakan untuk menginput data hasil pengecekan material yang dilakukan oleh QC inspection

J. Halaman Cetak Inspection Certificate

Gambar 4.10 Halaman Cetak Inspection

Certificate

Untuk melakukan pencetakan

inspection certificate, user harus mengisi

nama customer, steel no dan coil no di halaman ini.

K. Report Inspection Crtificate

Gambar 4.11 Report Inspection

Certificate

Inspection certificate merupakan

lembar informasi pengecekan dari material yang di produksi. Lembar ini yang nantinya di kirimkan ke customer sebagai garansi dari material yang dikirimkan.

L. Halaman cetak tag delivery

(15)

Tag delivery merupakan lembar

informasi identifikasi dari material yang dikirimkan ke customer.

4.2 Pengujian Sistem

Pengujian yang dilakukan terhadap sistem yang dibuat dengan menggunakan

black box testing fokus terhadap proses

masukan dan pengeluaran program.

A. Pengujian halaman print inspection

certificate

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Black box

Testing Halaman Print Inspection Certificate

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dalam hal ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan pembahasan bab-bab sebelumnya khususnya dalam analisa dan perancangan sistem pembuatan

inspection certificate di PT Sango Indonesia

1. Dengan di buatkan nya sistem pembuatan inspection certificate, dapat mempercepat kerja user. Dimana semua proses yang awalnya

dilakukan oleh satu orang, dan membutuhkan waktu sekitar 10 menit, dengan sistem ini pekerjaan di bagi menjadi beberapa user, namun semua data saling terhubung. Sehingga hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit dalam melakukan pembuatan inspection

certificate.

2. Mempermudah dalam proses pembuatan inspection certificate di bagian Quality. Hal ini dikarenakan user cukup menginputkan kode material, steel number dan coil

number kemudian data inspection certificate akan muncul dan ready

untuk di print. 5.2 Saran

Berikut saran dari penulis untuk

kemajuan produksi di PT Sango Indonesia. 1. Perlunya dibuatkan backup file agar

data yang sudah ada dapat terjaga keamanannya.

2. Dalam penggunaannya dibutuhkan pengetahuan, kedisiplinan serta ketelitian dalam mengoperasikan sistem.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mohammad Sutan, Purwoko Hendro. 2018. Perancangan Sistem Informasi Gudang Obat Pada Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon Malang. Journal of Computer Engineering Sistem and Science,3,

23-27

Cristianti Meliana, Tan Robby, Karnalim Oscar, Imandha Egie, Cahyadi Tedy. 2015. Analisis dan Perancangan Aplikasi Penyusunan Jadwal Mengajar Sesuai Data Kesediaan Mengajar Dosen. Jurnal Teknik Informatika dan

Sistem Informasi,1,132-141

Fathansyah, 2012, Basis Data, Bandung: Informasi

Gilarso, 2007 Pengantar Ilmu Ekonomi

Makro. Edisi Pertama. Yogyakarta :

IKAPI.

Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen

Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

aksara

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain

Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Kadir, Abdul. 2012. Pengenalan Teknologi

Informasi. Yogyakarta: Andi.

Kristanto, Andri Perancangan Sistem

Informasi Dan Aplikasinya.

Yogyakarta: Gaya Medika.

Miro, Fidel. 2012. Pengantar Sistem

Transportasi. Jakarta: Erlangga.

Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi

Konsep & Aplikasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Nasution, M.N. 2008 Manajemen Transportasi, Indonesia: Ghalia Indonesia

Subhan, Mohamad. 2012. Analisa Perancangan Sistem. Jakarta: Lentera

Ilmu Cendekia.

Sugianto. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Yakub, 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Global Edition. Twelfth Edition.

England : Pearson Education.

Sunge S Aswan. 2016. Cepat & Mudah

Membuat Database Access, Malang:

Meta Kata

A.S Rosa, M.Shalahuddin. 2016. Rekayasa

Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek, Bandung:

Gambar

Gambar 2.1 Metode Waterfall  Dalam  pengembangannya  metode  waterfall  memiliki  beberapa  tahapan  yang  runtut:  requirement  (analisis  kebutuhan),  desain  sistem  (sistem  desain),  Coding  &
Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem  Pembuatan Inspection Certificate
Gambar 3.9 Sequence diagram  pembuatan inspection certificate
Gambar 3.10 Class Diagram Sistem  Pembuatan Inspection Certificate  4.  HASIL PEMBAHASAN
+4

Referensi

Dokumen terkait

Database merupakan sekumpulan informasi yang saling berkaitan pada suatu subjek tertentu pada tujuan tertentu pula.Database adalah susunan record data operasional

Pada tahap ini penulis menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) dan Logical Record Structure (LRS) untuk desain database, serta menggunakan beberapa software

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional

Basis Data adalah suatu susunan atau kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan yang diorganisir atau dikelola dan disimpan secara terintegrasi

Pada dasarnya setiap perusahaan sudah mempunyai sebuah sistem untuk kegiatan produksinya, namun ada juga perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan sistem yang kurang

Susunan record data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan6 yang diorganisir dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu sehingga

Database juga dapat diartikan sebagai suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara

Pada tahap ini penulis menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) dan Logical Record Structure (LRS) untuk desain database, serta menggunakan beberapa software