• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

Devis Apranda1, Johannes Kho2, Sigit Sugiarto2 1

Mahasiswa Program S1 Matematika 2

Dosen Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya, Pekanbaru 28293 Indonesia

1

aeon_knight19@gmail.com ABSTRACT

This paper discusses Fisher’s formula derived from compounding interest rate’s formula. It is used to determine the predicted values of the interest rate which affected by the inflation rate. The accumulation cash flow can be determined from the predicted values for T periods, and Durbin-Watson’s statistic is used to verify the efficiency between predicted and actual values.

Keywords: interest rate, inflation rate, Fisher’s formula, Durbin-Watson’s statistics. ABSTRAK

Kertas kerja ini membahas tentang formula Fisher yang diperoleh dari formula tingkat bunga majemuk. Formula Fisher digunakan untuk menentukan nilai prediksi tingkat bunga yang dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Nilai akumulasi dari suatu cash flow dapat diperoleh dari nilai prediksi untuk T periode, dan statistik Durbin-Watson digunakan untuk melihat efisiensi antara nilai prediksi dan nilai sebenarnya.

Kata Kunci: formula Fisher, tingkat bunga, tingkat inflasi, statistik Durbin-Watson.

1. PENDAHULUAN

Dalam persoalan transaksi keuangan terdapat suatu permasalahan yaitu permasalahan mengenai cash flow. Cash flow adalah pergerakan nilai uang atau biasa disebut dengan aliran dana yang dinotasikan dengan C. Aliran dana sebesar C dilakukan pada interval waktu yang sama dibuat dalam t periode, dengan t = 1, 2, 3,…,T. Karena aktivitas ekonomi maka nilai uang akan berubah setiap waktunya. Cash flow yang digunakan adalah cash flow tunggal yang mana hanya ada satu aliran dana diawal periode.

Salah satu cara untuk memprediksi tingkat bunga yang sangat bervariasi adalah dengan menggunakan formula Fisher. Dalam formula Fisher terdapat faktor yang mempengaruhi tingkat bunga, yaitu tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang dibahas pada [1] adalah tingkat inflasi yang terealisasi. Sedangkan tingkat inflasi yang menjadi variabel

(2)

2

dalam formula Fisher pada kertas kerja ini dapat dimodifikasi menjadi dua bentuk, yaitu formula Fisher dengan tingkat inflasi yang nilainya dapat ditentukan dengan mengetahui seberapa besar perbedaan harga yang terjadi setiap periodenya. Tingkat harga P terjadi karena adanya aktivitas ekonomi, yaitu adanya permintaan uang, peredaran uang dan transaksi. Serta formula Fisher dengan simpangan baku σ yang menjadi pengontrol kenaikan tingkat bunga i untuk mengimbangi naik atau turun tingkat inflasi h setiap periodenya.

Upaya yang dilakukan untuk mengevaluasi perubahan tingkat bunga yang terjadi di setiap periodenya adalah dengan menggunakan data yang ada pada periode sebelumnya. Dari data tersebut akan diprediksi besarnya tingkat bunga pada periode selanjutnya. Dari data prediksi dan data asli diperoleh nilai residual yang akan digunakan pada uji Durbin-Watson untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi. Autokorelasi merupakan korelasi antaranggota data pengamatan yang diurutkan berdasarkan waktu (time series). Sehingga untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut dibahas juga tentang tingkat bunga bebas resiko (interest rate

risk free), tingkat inflasi, kuantitas uang, efek Fisher dan formula Fisher.

2. PREDIKSI TINGKAT BUNGA BERDASARKAN FORMULA FISHER Dalam memprediksi tingkat bunga yang akan terjadi dimasa yang akan datang, cara yang digunakan adalah dengan melihat data tingkat bunga dan data tingkat inflasi yang terjadi dimasa sebelumnya.

Beberapa hal yang dibutuhkan untuk memprediksi tingkat bunga adalah tingkat bunga itu sendiri dan tingkat inflasi yang datanya diambil dari Bank Indonesia. Tingkat bunga yang digunakan adalah tingkat bunga majemuk dinyatakan dengan

.

)

1

(

i

t

Tingkat bunga majemuk digunakan setelah memperoleh hasil prediksi tingkat bunga yang dipengaruhi tingkat inflasi disetiap periodenya. Tingkat inflasi yaitu perubahan persentase indeks harga tahunan. Inflasi secara umum dipahami sebagai suatu proses meningkatnya harga secara keseluruhan dan terus menerus, berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor yang dinotasikan dengan h. Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Dengan demikian, terjadi penurunan daya beli uang (decreasing purchasing power of

money).

Tingkat inflasi yang mempengaruhi tingkat bunga yang terjadi dimasa yang akan datang dapat dicari dengan selisih harga yang terjadi setiap periodenya yang dinyatakan dengan . 1 1 t t t t P P P h

(3)

3

Sedangkan tingkat harga yang mempengaruhi tingkat inflasi dipengaruhi juga oleh kuantitas uang yang dinotasikan dengan M, perputaran uang transaksi (transaction

velocity of money) yang dinotasikan dengan V, dan banyaknya transaksi yang

dinotasikan dengan T dalam satu periode. Semua variabel tersebut diformulasikan dalam teori kuantitas uang [2] yang dinyatakan dengan

PT

MV atau .

T MV P

Formula Fisher adalah formula yang bersifat umum dan jelas dengan mengabaikan beberapa variabel tertentu yang bisa berpengaruh dalam perubahan tingkat bunga tersebut. Formula Fisher digunakan untuk memperkirakan tingkat bunga nominal dan tingkat bunga riil yang dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Misalkan r adalah tingkat bunga riil dan h adalah tingkat inflasi maka tingkat bunga nominal dinyatakan dengan

1 + i = (1 + r)(1 + h) atau i = r + h + rh. (1) Dalam formula Fisher, selain tingkat inflasi, tingkat bunga yang ada didalam formula ini dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat bunga riil dan tingkat bunga nominal.

Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga yang benar-benar diperoleh seseorang dalam suatu periode, yaitu tingkat bunga nominal yang sudah dikurangi dengan besarnya tingkat inflasi yang terjadi pada periode tersebut. Tingkat bunga riil pada suatu periode dinotasikan dengan rt. tingkat bunga riil dinyatakan dengan

.

1 1 t t t

i

h

r

Sedangkan tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang bisa dicari nilainya dan telah ditetapkan seta nilainya benar-benar diamati setiap periodenya dalam sistem keuangan. Tingkat bunga nominal pada suatu periode dinotasikan dengan it.

3. NILAI AKUMULASI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA PREDIKSI

Cash flow (aliran dana) merupakan sejumlah dana yang keluar dan yang masuk sebagai

akibat dari aktivitas ekonomi dengan kata lain adalah dana mengalir yang terdiri dari aliran dana masuk dalam perusahaan dan aliran dana keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Cash flow yang digunakan adalah single cash flow dengan tingkat bunga yang bebas resiko.

Nilai akumulasi cash flow merupakan nilai akumulasi dari sejumlah dana yang diinvestasikan pada waktu tertentu. Ini dapat digunakan untuk mengevaluasi jumlah uang yang diterima pada masa yang akan datang sebagai hasil dari suatu investasi yang dilakukan saat ini.

(4)

4

Misalkan terdapat C adalah suatu cashflow, it meyatakan tingkat bunga berubah pada periode ke-t dengan t = 1, 2, 3, ... , T, maka nilai akumulasi [3] dapat dinyatakan dengan ) 1 )...( 1 )( 1 )( 1 ( ) , (C t C i1 i2 i3 iT Fv atau ( , ) 1 . ) 1 ln( T t t i Ce t C Fv

Besarnya nilai C yang digunakan pada formula ini adalah konstan, jadi hanya terdapat satu aliran dana dengan pembungaan yang dilakukan setiap periodenya. Tingkat bunga pada akumulasi cash flow adalah tingkat bunga yang sudah diprediksi nilainya menggunakan formula Fisher.

Besarnya tingkat bunga yang akan terjadi beberapa periode selanjutnya diprediksi menggunakan formula Fisher. Dari persamaan (1), formula fisher dibagi menjadi tiga rumusan yang digunakan untuk memprediksi tingkat bunga yang akan terjadi pada periode selanjutnya, yaitu

a. Formula Fisher dengan tingkat inflasi diketahui dan modifikasi rh = σ dinyatakan dengan . t t et r h i (2)

Pada persamaan (2), σ merupakan standar deviasi yang diperoleh dari tingkat bunga pada data Bank Indonesia. Data tingkat bunga pada Bank Indonesia diasumsikan berdistribusi normal, diketahui fungsi pembangkit momen distribusi normal [4]

.

)

(

2 2 2t t r i

t

e

M

(3)

Dengan menurunkan persamaan (3), untuk r = 1, ekspektasi dari tingkat bunga dapat dinyatakan dengan . ) ( ) 0 ( 1 i E Mi (4)

Kemudian dengan menurunkan persamaan (1), untuk r = 2 diperoleh . ) ( ) 0 ( 2 2 2 2 i E Mi (5)

dari persamaan (4) dan persamaan (5), maka variansi tingkat bunga dapat dinyatakan dengan . ) ( ) ( ) var(i E i2 E i 2 2

sehingga dapat diperoleh deviasi standar sebagai berikut

. ) var(

2

(5)

5

Standar deviasi pada formula Fisher digunakan sebagai interval batas untuk tingkat bunga yang diprediksi.

b. Formula Fisher dengan tingkat inflasi diketahui dinyatakan dengan

i = r + h + rh. (6)

Pada persamaan (6) tidak terdapat modifikasi seperti pada persamaan (5), untuk interval batasnya digunakan interval kepercayaan distribusi normal.

c. Formula Fisher dengan tingkat inflasi yang diprediksi dinyatakan dengan

. 1 1 1 1 1 t t t t et P P T M r i (7)

Pada persamaan (7), yang digunakan untuk mencari prediksi tingkat inflasi digunakan persamaan kuantitas uang dengan perputaran uang transaksi dianggap konstan. untuk interval batasnya digunakan interval kepercayaan distribusi normal.

Untuk mengukur tingkat akurasi dan tingkat kesalahan dari setiap prediksi digunakan beberapa bentuk persamaan yang biasa digunakan dalam statistik [5], yaitu a. Coeficient of Variation (CV) N t t e t i i N i CV 1 2 1 1 atau 1 . 1 2 N t t e t i i N CV i (8)

Karena et it iet, maka persamaan (8) menjadi

N t t e N i CV 1 2 1 1 atau 1 , 1 2 N t t e N CV i (9)

dengan

i

adalah rata-rata i, N banyaknya data, itdata asli periode t, ietdata prediksi

(6)

6 b. Normalized Mean Squared Error (NMSE)

, 1 min max 1 2 i i e N NMSE N t t (10)

dengan im axadalah nilai terbesar dari deretan nilai i dan imin adalah nilai terkecil dari deretan nilai i.Substitusikan persamaan (9) ke persamaan (10) sehingga diperoleh

. min max i i CV i NMSE (11) c. Uji Autokorelasi

Autokrelasi adalah korelasi diantara nilai-nilai pengamatan yang terurut dalam waktu (time series). Keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada periode lain. Autokorelasi bisa terjadi disebabkan oleh adanya variabel-variabel yang dihilangkan, kesalahan spesifikasi bentuk model matematika dan variabel sekarang bergantung atau ditentukan oleh variabel periode sebelumnya. d. Statistik Durbin-Watson , 1 2 2 2 1 n t t n t t t e e e DW (12)

dengan et 1 adalah residual pada periode t 1

Dengan demikian selang kepercayaan dapat dibentuk yang melibatkan enam wilayah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1: Standar Keputusan Statistik Durbin-Watson

Nilai DW Kesimpulan

(4 – DWL) < DW < 4 Tolak H0 (terdapat autokorelasi negatif) (4 – DWU) < DW < (4 – DWL) Tidak ada kesimpulan

2 < DW < (4 – DWU) Terima H0

DWU < DW < 2 Terima H0

DWL < DW < DWU Tidak ada kesimpulan

0 < DW < DWL Tolak H0 (terdapat autokorelasi positif) Hipotesis : H0: tidak ada autokorelasi.

(7)

7 4. CONTOH

Misalkan seorang investor ingin menginvestasikan uangnya sebesar Rp300.000.000,00 pada sebuah perusahaan dalam jangka 10 bulan. Sebelum

berinvestasi, investor ingin mengetahui keadaan tingkat bunga pada perusahaan tersebut selama 10 bulan investasinya tersebut, berdasarkan data yang dipunyai akan diambil keputusan dengan memilih prediksi terbaik, jika tingkat bunga prediksi mendekati tingkat bunga sebenarnya dan bergerak naik atau tetap maka akan dilakukan investasi, jika tidak maka tidak dilakukan investasi.

Diketahui data tingkat bunga dan tingkat inflasi diambil dari Bank Indonesia Juli 2005 – Desember 2012. Dari data tersebut diperoleh masing-masing 90 data tingkat bunga dan tingkat inflasi bulanan, data 1 – 80 digunakan untuk data observasi dan data 81 – 90 digunakan sebagai data uji.

Dari data observasi menggunakan Ms. Excel diperoleh σ = 2,084 serta diperoleh juga besarnya r, h, untuk data uji masing-masing bentuk formula Fisher pada Tabel 2.

Tabel 2: Prediksi tingkat bunga (ie)

t h(1 dan 2) h(3) r(1 dan 2) r(3) i ie(1) ie(2) ie(3) 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 3,97 4,50 4,45 4,53 4,56 4,58 4,31 4,61 4,32 4,30 2,18 0,53 2,21 1,95 0,15 1,12 1,18 1,16 1,37 3,10 2,19 1,78 1,25 1,30 1,22 1,19 1,17 1,44 1,14 1,43 2,19 3,57 5,22 3,54 3,80 5,60 4,63 4,57 4,59 4,38 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,76 6,16 6,28 5,70 5,83 5,78 5,77 5,48 6,05 5,46 5,73 6,25 6,36 5,76 5,89 5,84 5,82 5,53 5,16 5,51 5,79 4,42 4,12 7,55 5,55 3,95 6,78 5,87 5,78 6,03 7,62

Setelah diperoleh prediksi tingkat bunga masing-masing bentuk formula Fisher, akan dianalisa menggunakan CV, NMSE, dan statistik Durbin Watson (DW).

Tabel 3: Analisis Prediksi Tingkat Bunga

Formula Fisher CV NMSE Durbin Watson (DW) 1 2 3 0,046 0,051 0,217 26,58 29,89 124,775 1,69 1,43 1,92

Dari ketiga bentuk formula Fisher yang digunakan diatas diperoleh kesimpulan (i) CV1 < CV2 < CV3.

(ii) NMSE1 < NMSE2 < NMSE3. (iii) DW3 > DW1 > DW2.

(8)

8

Dengan investasi dana sebesar Rp300.000.000,00 maka nilai akumulasi (Fv) untuk masing-masing prediksi untuk t = 1, 2, 3, ... , 10, diperoleh

). 1 )( 1 )( 1 )( 1 )( 1 )( 1 )( 1 )( 1 )( 1 )( 1 ( i1 i2 i3 i4 i5 i6 i7 i8 i9 i10 C Fv

Dengan menggunakan Ms. Excel dan dari Tabel 2, untuk berbagai tingkat bunga prediksi ie(1), ie(2), dan ie(3) diperoleh masing-masing nilai akumulasinya Fv(1) = Rp528.390.000,00, Fv(2) = Rp531.480.000,00 dan Fv(3) = Rp525.198.000,00.

5. KESIMPULAN

Dari hasil yang diperoleh berdasarkan metoda prediksi yang digunakan, prediksi pertama adalah prediksi yang terbaik. Walaupun bukan nilai akumulasi terkecil (karena semakin kecil tingkat bunga bank maka tingkat bunga investasi menjadi lebih menarik) tetapi berdasarkan analisis CV, NMSE, dan DW menunjukkan bahwa prediksi pertama dapat dipercaya dan digunakan sebagai acuan. maka keputusan yang dilakukan investor adalah menginvestasikan uangnya karena dapat dilihat prediksi tingkat bunga berada dalam interval kepercayaan dan nilainya mendekati tingkat bunga sebenarnya serta terdapat keuntungan yang bisa diperoleh dari investasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ross, S. A., Westerfield, R. W. & Jordan, B. D. 2007. Fundamental of Corporate

Finance. McGraw-Hill/Irwin, Cornell University.

[2] Mankiw, N. G. 2003. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

[3] Galadima, D. J., Choji, D. N. & Adejo, B. O. 2009. Stochastic Interest Rate Model in Compounding. Science World Journal. 4: 33-35.

[4] Bain, L. J. & M. Engelhardt. 1991. Introduction to Probability and Mathematical

Statistic. Wadsworth Publishing Company, Belmount California.

[5] Makridakis, S., Wheelwright, S. C. & McGee, V. E. 1999. Metode dan Aplikasi

Gambar

Tabel 1: Standar Keputusan Statistik Durbin-Watson
Tabel 3: Analisis Prediksi Tingkat Bunga

Referensi

Dokumen terkait

Adapun kelemahan yang terdapat pada metode yang diusulkan adalah kunci yang digunakan tidak bisa dengan angka 0 dan angka berdasarkan jumlah karakter pesan,

Alhamdulillah dengan Ridha Allah SWT, penulis bisa menyelesaikan Skripsi dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berbentuk matrik yang meliputi : (1) kompetensi dasar, yang berisikan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan,

Tipe kedua termasuk orang yang tahu bahwa jihad adalah memerangi non-Muslim, tapi tidak mengambil tindakan karena 1) mereka tidak punya kemampuan untuk melakukannya sendiri, 2)

Anaerobik reaktörün giderim performansının incelenebilmesi için giriĢ ve çıkıĢ sularında pH, alkalinite, toplam kimyasal oksijen ihtiyacı (KOĠ top ), çözünmüĢ

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Tatiana Rantung (2009) dalam penelitian mengenai “Dampak Program Sunset Policy terhadap Faktor- faktor yang Mempengaruhi

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor 40 tahun 2008 tentang tugas pokok Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali, maka kedudukan, tugas pokok