Pengaruh Model Pembelajaran Make a Match Berbantuan Media
permainan TTS Terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas V
SD Gugus I Dalung
Dewa ayu putri suryani
1, I Wayan Sujana
2, Ida Bagus Gede Surya Abadi
3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
:
[email protected]
1, [email protected]
2, @yahoo.com
3Abstrak
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Make A Match berbantuan media permainan TTS (Teka Teki Silang) dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus I Dalung. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu (quasy exsperiment) dengan menggunakan rancangan penelitian penelitian non-equivalent control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus I Dalung dengan jumlah populasi 388 siswa. Sampel dalam penelitan ini berjumlah 76 orang siswa yaitu 42 orang siswa kelas Va SD Negeri 1 Dalung sebagai kelompok eksperimen dan 34 orang siswa kelas Vb SD Negeri 2 Dalung sebagai kelompok kontrol. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Data kompetensi pengetahuan IPS dikumpulkan dengan instrumen berupa tes pilihan ganda biasa berjumlah 30 butir tes yang telah divalidasi kemudian dianalisis menggunkan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelompok kontrol (83,83 > 79,73). Berdasarkan hasil analisis uji-t dengan derajat kebebasan (dk = 42 + 34 – 2 = 7) dan pada taraf signifikan 5% diperoleh (2,333> 2,000) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran model pembelajaran Make A Match Berbantuan Media Permainan Tts dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus I Dalung
Kata-kata kunci: Make A Match, media TTS , Kompetensi Pengetahuan IPS.
Abstract
This study aimed to know the significant difference of IPS knowledge competence between the students group that was taught through the learning model of Make A Match with the help of TTS (Teka Teki Silang) game media with group of students that was taught through conventional learning in grade V SD Gugus I Dalung. This type of research is a quasy exsperiment using non-equivalent control group design research design. The population of this study is all students of grade V SD Gugus I Dalung with a population of 388 students. The sample in this research is 76 students ie 42 students of grade Va SD Negeri 1 Dalung as experiment group and 34 students of grade Vb SD Negeri 2 Dalung as control group. Determination of the sample in this study using random sampling technique. The IPS knowledge competence data was collected with an ordinary multiple choice selection instrument of 30 tested validated grains then analyzed using t-test. The results showed that the experimental group average is higher than the control group average (83.83> 79.73). Based on the result of t-test analysis with degrees of freedom (dk = 42 + 34 - 2
= 7) and at 5% significant level obtained (2,333> 2,000) then Ho is rejected and Ha accepted. Thus it can be concluded that there is a significant difference in the competence of IPS knowledge between the groups of students who are taught through the model of learning model of Make A Match Assisted Media Game Tts with groups of students who are taught through conventional learning in grade V students SD Gugus I Dalung
Keywords: Make A Match, TTS media, IPS Knowledge Competency.
PENDAHULUAN
Bidang pendidikan memang menjadi tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh pada kemajuan diberbagai bidang. Di samping mengusahakan pendidikan yang berkualitas, pemerintah perlu melakukan perataan pendidikan dasar di setiap Warga Negara Indonesia, agar mampu berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa. Agenda pembangunan pendidikan suatu bangsa tidak akan pernah berhenti dan selesai karena pendidikan menentukan kualitas suatu bangsa dan merupakan aset, modal utama untuk dapat bersaing dengan yang lain. Begitu pula bangsa Indonesia tidak pernah berhenti membangun sektor pendidikan dengan maksud agar kualitas sumber daya manusia yang dimiliki mampu bersaing secara global.
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seperti peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional seperti yang dipaparkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, maka diperlukan partisipasi dan kerjasama dari berbagai pihak. Salah satunya yaitu mengoptimalkan peran guru dalam mendidik siswa di sekolah.Sebagai pendidik yang cenderung lebih mengarah pada penanaman konsep dan nilai-nilai, menuntut keterampilan para guru dalam merancang, menyajikan serta mengevaluasi bahan dalam pembelajaran. Guru dituntut secara cermat dan bijaksana dalam memilih dan menggunakan model serta pendekatan pembelajaran, yang penentuannya ditetapkan berdasarkan situasi dan kondisi siswa. Kecermatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran sangat menentukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan secara komprehensif.
Dilihat dari sudut pandang peserta didik, pembelajaran yang di harapkan dapat meningkatkan motivasi serta kompetensi peserta didik, khususnya pada muatan materi IPS. IPS adalah,“Pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusiayang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik khususnya ditingkat dasar dan menengah ”(Susanto,2013: 137). Jadi Pendidikan IPS dikembangkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang nilai, sikap,dan pengetahuan serta kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kehidupan nyata, khususnya kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. Muatan
materi IPS diharapkan dapat menyiapkan anggota masyarakat dimasa akan datang yang mampu bertindak secara efektif. Dalam kurikulum Pendidikan Dasar Tahun 1993,disebutkan bahwa IPS adalah muatan materi yang mempelajari tentang kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara. Tujuan utamanya adalah membantu mengembangkan kemampuan dan wawasan siswa yang menyeluruh atau komperhensif tentang berbagai aspek ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan.IPS adalah program pendidikan yang wajib diberikan di sekolah, baik dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Sayangnya, dalam realitas praktik Sistem Pendidikan Nasional, status, kedudukan, dan tujuan IPS justru tidak terlaksana secara optimal.Dan sampai saat ini IPS masih dianggap muatan materi yang sulit dan membosankan. Sulitnya anggapan dari muatan materi IPS mengakibatkan rendahnya penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Rendahnya kemampuan muatan materi IPS ini akan sangat mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran. Akibatnya mutu pendidikan khususnya bidang IPS sangat rendah. Dengan adanya kendala tersebutjuga akan mengakibatkan kompetensi yang dimiliki siswa menurun. Menurut Rustam motivasi merupakan, “Salah satu unsur dalam mencapai prestasi belajar yang optimal selain kondisi kesehatan secara umum, intelegensi, dan bakat minatMaka dari itu, perlu orientasi baru yang lebih efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam muatan materi IPS.Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 17 januari 2017 dengan guru wali kelas V di masing-masing SD Gugus 1 Dalung tahun pelajaran 2016/2017, pada kompetensi pengetahuan siswa pada muatan pembelajaran ips yang diperoleh dari hasil ulangan akhir Semester I sebagian besar masih di bawah nilai yang di harapakan. Dengan demikian, dipandang perlu peningkatan kompetensi pengetahuan siswa. Dilain sisi pada proses pembelajaran sebagian guru di SD Gugus Srikandi menggunakan model pembelajaran yang tergolong berpusat pada guru saja sehingga kompetensi pengetahuan ips siswa belum mencapai hasil yang di inginkan, maka,
salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan siswa dengan cara mengubah model.Salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Model Pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match adalah tipe model
pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi serta keaktifan anak dalam mengikuti proses pembelajaran dan menekankan pada adanya kerjasama, aktivitas serta inetraksi diantara siswa. Model Make A Match adalah salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran koopertif yaitu peserta didik mencari pasangannya sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan, siswa dituntut untuk berkompetisi dengan mencari pasangannya. Ngalimun (2015:243) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Make A Match yaitu, guru menyiapkan kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapatkan nilai atau reward, kartu dikumpulkan lagi dan di kocok, untuk babak berikutknya pembelajaran seperti babak pertama , penyimpulan dan evaluasi, refleksi. Dalam muatan materi IPS di SD, penggunaan media pembelajaran juga sangat penting dimana sebagai pendukung untuk dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah media permainan TTS (teka teki silang). Dengan menggunakan media permainan ini dapat membuat suasana lingkungan belajar menjadi lebih menyenangkan dan kondusif. Menurut Ngalimun dkk (2015:228) menyatakan mendesain format tes uji teka-teki silang dilaksanakan secara tim, sehingga melibatkan siswa dan partisipasi secara langsung.
Model pembelajara Make A Match dengan berbantuan media permainan teka teki silang dapat melatih siswa untuk aktif dalam pembelajaran secara merata serta menuntun siswa untuk bekerjasama dengan anggota kelompoknya agar tanggung jawab
dapat tercapai, Setelah penelitian ini diharapkan melalui model Make A Match berbantuan media permainan TTS dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi pengetahuan IPS. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu ditindak lanjuti dengan melakukan sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Make A
Match Berbantuan Media permainan
TTSterhadap Kompetensi Pengetahuan IPS kelas V SD Gugus Srikandi Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun ajaran 2016/2017 di kelas V Gugus I Dalung. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimental yaitu eksperimen semu (quasi eksperiment). “Penelitian eksperimen adalah satu-satunya metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” Sugiyono (2011:107). Desain eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group (Comparison Group/Pretest Posttest)
Design dalam penelitian ini peneliti
memberikan perlakuan langsung kepada sampel penelitian berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match berbantuan media permainan TTS pada kelas eksperimen dan pengajaran konvensional kepada kelas kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus I Dalung yang berjumlah 388 siswa. ).“Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil, yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu” Suharsimin (2015:76). Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini disebut sebagai teknik random sampling (sampel acak sederhana). Pengacakan yang dilakukan adalah acak kelas kemudian dilakukan pengundian. Jadi setiap kelas mendapatkan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Pemilihan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Random Sampling yang dirandom adalah kelas, sehingga setiap kelas mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan individu melainkan hanya pengacakan kelas. Karena tidak bisa mengubah kelas yang terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti, kemungkinan pengaruh-pengaruh dari keadaan siswa mengetahui dirinya dilibatkan dalam ekperimen dapat dikurangi sehingga penelitian ini benar-benar menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan. Cara yang digunakan adalah dengan cara pengundian.Cara undian dilakukan dengan menulis nama kelas V yang yang normal pada SD Gugus I Dalung dengan populasi pada masing-masing kelas, kemudian kertas digulung. Masukkan gulungan kertas ke dalam kotak dan dikocok. Ambil satu gulungan kertas, lalu ambil gulungan kertas lain, tanpa memasukkan gulungan kertas pertama. Kelas pada kedua gulungan merupakan sampel penelitian. Berdasarkan pengundian yang dilakukan, kelas V SDN 1 Dalung berjumblah 42 siswa muncul pertama dan kelas VB SDN 2Dalung yang berjumblah 34 siswa muncul kedua.
Kedua kelas yang terpilih menjadi sampel kemudian diundi kembali untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan pengundian yang dilakukan, kelas Va SDN 1 Dalung sebagai kelas eksperimen dan kelas VB SDN 2 Dalung sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran Make A Match berbantuan media permainan TTS dan pada kelas kontrol diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional dengan pendekatan saintifik. Untuk mendapatkan kelas yang setara dari segi akademik, maka kedua kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian diberikan pre-test. Nilai atau skor dari hasil pre-test yang dilakukan, digunakan untuk penyetaraan kedua kelas menggunakan menggunakan uji-t dengan rumus Polled Varians. Sebelum dilakukan uji kesetaraan kelas dari seluruh anggota populasi dengan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yakni
dengan melakukan uji normalitas menggunakan rumus Chi Kuadrat dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett, karena terdapat lebih dari dua kelompok data yang diujikan. Dalam penelitian ini terdiri atas 2 variabel yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (depedent variabel). “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel depedent (terikat)” (Sugiyono, 2014:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Two Stay Two Stray berbantuan media audio visual yang diterapkan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelompok kontrol. “Variabel terikat (dependent variabel), variabel dependent (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2014:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kompetensi pengetahuan IPS.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data tentang kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus I Dalung. Untuk mengumpulkan data kompetensi pengetahuan tersebut digunakan metode tes. “Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian” (Sudijono, 2012:66). Pada penelitian ini jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes pilihan ganda biasa. Setelah instrument penelitian tersusun kemudian dilakukan uji coba instrument penelitian. Kompetensi pengetahuan yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari 40 butir soal. Uji coba instrument yang dilakukan adalah uji validitas empirik oleh pendapat ahli (judgment experts) yang selanjutnya dianalisis dengan uji validitas, uji daya beda, uji tingkat kesukaran, dan uji reliabilitas.
Selanjutnya pelaksanaan penelitian dilakukan dengan perlakuan terhadap masing kelompok sampel yakni model
pembelajaran Make a Match berbantuan media permainan TTS pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Setelah diberikan perlakuan, kedua kelompok sampel tersebut diberikan postest. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh kompetensi pengetahuan IPS. Kemudian nilai postest tersebut diuji dengan uji prasyarat analisis data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data skor kompetensi pengetahuan IPS siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat perbedaan individu dalam kelompok dengan menggunakan uji F. Setelah uji prasyarat dilakukan kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol (H0) yang berbunyi:
“Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media audio visual dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus I Dalung Tahun Pelajaran 2016/2017. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hiopotesis dalam penelitian ini adalah uji-t dengan rumus polled varians.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Hasil analisis data deskriptif kompetensi pengetahuan IPS disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Deskripsi Kompetensi Pengetahuan IPS Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui Make A Match berbantuan media permainan TTS memiliki rata-rata yang lebih tinggi dari kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, rangkuman hasil uji normalitas data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 < 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 yakni pada kelompok eksperimen
𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 diperoleh 9,96, sedangkan pada kelompok kontrol 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 diperoleh 10,03 dibandingkan dengan 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 sebesar 11,07. Maka H0 diterima ini berarti kedua data
berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas terhadap varians antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas varians dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan kriteria data homogen jika Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, rangkuman hasil uji hipotesis data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kompetensi pengetahuan IPS adalah 1,66 sedangkan F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,74 dengan
derajat kebebasan untuk pembilang n1-1
(42-1=41) dan derajat kebebasan untuk penyebut n2-1 (34-1=33) dan taraf signifikan
5%. Hal ini berarti varians data kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas varians diperoleh data kedua kelompok yaitu kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Make A Match berbantuan media permainan TTS dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional berdistribusi normal dan varian kedua kelompok homogen. Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data, kemudian dilanjutkan pengujian hipotesis. Uji hipotesis tersebut dilakukan melalui uji beda mean (uji-t) dengan rumus polled varians. Dengan kriteria pengujian jika thitung < ttabel, maka H0
diterima dan Ha ditolak, dan jika harga thitung >
ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Pada
taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan (dk = n1 + n2 – 2). Rangkuman hasil perhitungan
uji-t antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Uji Hipotesis
Sampel N dk 𝐭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝐭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kesimpulan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol 42 34 76 2,33 2,00 H0 ditolak
Hasil Analisis Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Mean Median Modus 79,83 81,12 80,77 76,44 76,50 80,10
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2,33 > 2,00. Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H0 yang berbunyi “tidak terdapat
perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Make A Match berbantuan media permainan TTS dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus I Dalung Tahun Pelajaran 2016/2017”, ditolak dan Ha yang
berbunyi “terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray berbantuan media audio visual dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus I Dalung Tahun Pelajaran 2016/2017”, diterima. Hal tersebut diperkuat oleh rerata kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen adalah 79,83 lebih baik daripada kelompok kontrol adalah 76,44. Hal ini model pembelajaran Make A Match berbantuan media permainan TTS lebih baik dalam mengoptimalkan kompetensi pengetahuan IPS dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Pembahasan
Berdasarkan
uji
hipotesis
diperoleh t
hitung= 2,333 sedangkan
pada taraf signifikansi 5% dan dk = 76
diperoleh nilai t
tabel= 2,000 sehingga
t
hitnung= 2,333> t
tabel=2,000. Dengan
demikian, hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal
ini berarti terdapat perbedaan yang
signifikan
penguasaan
kompetensi
pengetahuan IPS antara siswa kelas V
di SD Gugus I Dalung Tahun Ajaran
2016/2017
yang
mengikuti
pembelajaran
yang
menggunakan
model pembelajaran make a match
berbantuan permaina ttsdan siswa
yang
mengikuti
pembelajaran
konvensional pada tema ekosistem.
Perolehan hasil perhitungan analisis
data yang dilakukan menunjukkan
bahwa nilai rata-rata siswa yang
mengikuti pembelajaran menggunakan
model
pembelajaran
make
a
matchberbantuan media tts (
X=
79,83) dan siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional (
X=
76,44. Dengan demikian, terdapat
pengaruh penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS antara siswa kelas V
di SD Gugus I Dalung Tahun Ajaran
2016/2017
yang
mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan
model
pembelajaran
make
a
matchberbantuan media tts dan siswa
yang
mengikuti
pembelajaran
konvensional pada tema ekosistem.
Berdasarkan
hasil
temuan
dapat
dinyatakan kedua kelompok sampel
penelitian yang memiliki kemampuan
setara, setelah diberikan perlakuan
berupa
pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran
make a matchberbantuan media tts
dan
mengikuti
pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik
diperoleh
hasil
penguasaan
kompetensi
pengetahuan
yang
berbeda. Hal ini dapat dilihat juga dari
Xsiswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran
make a match berbantuan media tts
lebih tinggi dibandingkan dengan
Xsiswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional, dalam hal ini adalah
pembelajaran
yang
hanya
menggunakan pendekatan saintifik.
Perbedaan
hasil
penguasaan
kompetensi
pengetahuan
dengan
perolehan nilai rata-rata yang lebih
tinggi pada kelompok eksperimen
dibandingkan
kelompok
kontrol
disebabkan oleh perlakuan berupa
model pembelajaran make a match
berbantuan media tts dalam muatan
materi IPS diberikan pada kelompok
eksperimen.
Pada
kelompok
eksperimen kegiatan pembelajaran
dalam
muatan
materi
IPS
menggunakan model pembelajaran
make a match berbantuan media tts
berjalan dengan optimal dan kondusif.
Pada kelompok kontrol diberikan
pembelajaran dengan pembelajaran
konvensionaL. Pembelajaran pada
kelompok eksperimen dan kontrol
hampir mirip karena sama-sama
menggunakan pendekatan saintifki,
karena kurikulum 2013 mengharapkan
kegiatan pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan
saintifik. Tetapi yang membedakannya
di kelas eksperimen menggunakan
model pembelajaran Make A Match
berbantuan Media Permainan Tts yang
menjadikan proses pembelajaran lebih
menyenangkan
sehingga
mampu
membangkitkan semangat dan minat
siswa untuk belajar. Sedangkan pada
kelompok kontrol yang menerapkan
pembelajaran
konvensional.
Hal
tersebut juga bisa membuat siswa
merasa kurang bersemangat karena
model pembelajaran inkuri sudah biasa
dan hampir setiap hari digunakan oleh
guru
sehingga
proses
pembelajarannya
kurang
menyenangkan
dan
tanpa
menggunakan media pembelajaran selain gambar yang ada di buku siswa. Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaranMake A Match berbantuan Media
Permainan TTS berpengaruh terhadap kompetensi IPS siswa kelas V SD Gugus I Dalung.
PENUTUP
Kompetensi pengetahuan siswa pada muatan materi pelajaran IPS di SD Gugus I Dalung belum sepenuhnya maksimal dipahami oleh siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya adalah kurangnya minat belajar siswa, kurang memanfaatkan media pembelajraan yang menarik dan fasilitas belajar yang dimiliki sekolah dan lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi siswa tersebut. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan
kepala sekolah dan guru wali kelas V SD Gugus I dalung. Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dihadapi guru di lapangan, peneliti menerapkan strategi pembelajaran untuk mengoptimalkan proses pembelajaran terhadap kompetesi pengetahuan IPS siswa. Strategi tersebut adalah model pembelajaran Make A Match berbantuan media TTS. Model pembelajaran Make A Match berbantuan media TTS adalah model pembelajaran dengan proses pembelajaran yang menggunakan dua kelompok siswa sebagai pemegang kartu soal dan pemegang kartu jawaban dalam situasi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
Dalam proses kegiatan pembelajaran ini akan menuntut siswa lebih aktif pada pembelajaran Make A
Match (mencari pasangan) yang
dimaksudkan sebagai permainan secara kelompok dalam situasi belajar dengan mencari pasangan sesuai dengan kelompok dan mencocokkan baik antara kelompok siswa pemegang kartu soal dengan kelompok siswa pemegang kartu jawaban. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match berbantuan media TTS dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus I Dalung. Penelitian ini bermanfaat untuk pengembanagan dan strategi pembelajaran terutama yang berkaitan dengan model pembelajaran
Make A Match berbantuan media
permainan TTS serta kompetensi pengetahuan IPS yang membuat siswa menjadi aktif dan senang dalam proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian yaitu eksperimen semu (Quasi Eksperiment) yang dilaksanakan di kelas V Gugus I dalung. Desain yang digunakan yaitu “Nonequivalent Control Group Design”. Dalam desain ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di Gugus I Dalung terdapat 6 SD yang keseluruhannya berjumlah 388 siswa. Dari populasi yang yang telah ditentukan maka selanjutnya diambil perwakilan dari populasi tersebut yang dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel. Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah dua kelas, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol, kedua kelas tersebut nantinya akan diberikan perlakuan yang berbeda. Satu kelas akan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran
Make A Match berbantuan media
permainan tts dan satu kelas lagi diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling.
Kemudian, dilakukan pengundian kembali terhadap kedua kelas sampel yang terpilih untuk menentukan kelas yang menjadi kelompok eksperimen dan kelas yang menjadi kelompok kontrol. Setelah dilakukan pengundian, kelas Va SD Negeri 1 Dalung menjadi kelompok eksperimen dan kelas Vb SD Negeri 2 Dalung menjadi kelompok kontrol.
DAFTAR RUJUKAN
Adnyasari, Dian. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Memanfaatkan Linkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD. Jurnal PGSD UNDIKSHA Volume 1. Hlm 3.
Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. 2014. Pembelajaran Saintifik. Yogyakarta : Gava Media.
Imas & Berlin. 2016. Model Pembelajaran. Jakarta : Kata Pena.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kamaliah. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal PGSD UNDIKSHA Volume 2. Nomor 1. Hlm 5.
Khan, Yahya. 2010. Pendidikam Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta: Pelangi Publishing
Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan
Pembelajaran Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung:
Yrama Widya.
Koyan, I Wayan. 2012. Statistika Pendidikan (Teknik Analisis Data Kuantitatif). Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha Pers.
PAKEM. Jogjakarta:DIVA Press Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan &Pengembangan .
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Sugiyono. 2014. Motode Penelitian
Administrasi. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Prenada Media Group. Sutrisna Rudy, I Pt. 2013. Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Sederhana Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal PGSD UNDIKSHA Volume 1. Hlm 4.
Trianto. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta : Prenada Media Group. Usman. 2011. Pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar. Jakarta : PT Indeks. Yusuf, Muri. 2015. Asesmen Dan Evaluasi