• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN-PEMBAHASAN Sejarah Singkat Bank Indonesia. Gambar 1. Logo Bank Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN-PEMBAHASAN Sejarah Singkat Bank Indonesia. Gambar 1. Logo Bank Indonesia"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Bank Indonesia

Gambar 1. Logo Bank Indonesia

Bank Indonesia didirikan pada tanggal 1 Juli 1953 berdasarkan Undang-Undang No.11 Tahun 1953. Kelahiran Bank Indonesia merupakan hasil proses nasionalisme De Javache Bank NV (Naamlooze Veenotschap) atau perseroan terbatas. De Javachse Bank NV ini merupakan sebuah bank milik Belanda yang pada masa colonial diberi tugas oleh pemerintah belanda sebagai Bank sirkulasi Hindia, Belanda. Dan kemudia berdasarkan keputusan konfrensi meja bundar (KMB) tahun 1949, Bank Sirkulasi Hindia Belanda ditunjukan sebagai Bank setral.

Sejak Bank Indonesia didirikan telah terjadi beberapa kali perubahan Undang – Undang dan akhirnya sampai saat ini kedudukan Bank Indonesia

(2)

diatur oleh Undang – Undang No.3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Dalam Undang – Undang tersebut dijelaskan bahwa perlu dilaksanakannya prinsip keseimbangan antara independensi Bank Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan pengawasan dan tanggung jawab atas kinerjanya serta akuntanbilitas publik yang transparan.

Menurut Booklet Perbankan Indonesia 2005, pengertian Bank Indonesia (BI) adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang merupakan Lembaga Negara Indonesia yang independent dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lainnya.

Kemudia berdasarkan UU No. 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral, Bank Indonesia ditetapkan berperan sebagai Bank Sentral. Berdasarkan UU tersebut tugas Bank Indonesia adalah mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah dan mendorong kelacaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja.

Babak baru sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dimulai dengan diberlakukannya UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, pada tanggal 17 Mei 1999, Undang-Undang tersebut memberikan status dan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia yaitu sebagai Lembaga Negara yang independent dan bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya.

(3)

Kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar pemerintah, sebagai suatu lembaga negara yang independent, Bank Indonesia mempunyai otonom penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut.

4.1.2 Visi dan Misi

Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga Bank Sentral yang dipercaya nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

Misi Bank Indonesia

Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas system keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan.

4.1.3 Tujuan dan Fungsi

Dalam kapasitasnya sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

(4)

Kestabilan nilai rupiah mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju infalsi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.

Untuk mencapau tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar bidang tugasnya. Ketiga bidang itu adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintergritaskan agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilian nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien.

4.1.4 Prestasi dan Kegiatan Program Sosial Unggulan Bank Indonesia Sejak tahun 2005 Bank Indonesia sudah berkomitmen untuk melaksanakan program CSR dalam kepedulian sosial kepada masyarakat, buktinya dari tahun ke tahun program CSR yang dibentuk oleh Bank Indonesia mencakup seluruh masyarakat di seluruh Indonesia dalam pemberdayaan berkelanjutan yang mampu meningkatkan nilai-nilai ekonomi, sosial dan lingkungan di masyarakat, dan tidak hanya itu Bank Indonesia

(5)

sekarang mengfokuskan pada program pemberdayaan yang bertujuan untuk pengatan ekonomi rumah tangga.

Pada tahun 2016 Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) memiliki tema strategis tahunan “Mendukung Pemulihan Ekonomi Mendorong Pembangunan Ekonomi Yang Kuat, Berkesinambungan dan Inklusif” dalam rangka mendukung fokus pemberdayaan kepada ekonomi rumah tangga , Bank Indonesia juga mengimplementasikan Program Unggulan yang terdiri Program Indonesia Cerdas dan Program Pemberdayaan Perempuan. Prorgram tersebut diharapakan menjadi identitas dari Program Sosial Bank Indonesia.

Pada tahun yang sama Bank Indonesia meraih tiga penghargaan dalam acara The Global CSR Awards 2016 yang digelar di Bali pada tanggal 21 April 2016. Dua diantaranya merupakan piala emas yang diperoleh dari kategori penddikan dan pemberdayaan perempuan. Yang dimana penghargaan yang diraih Program Sosial Bank Indonesia tersbeut adalah:

1. Gold Award – Katagori Excellence In Provision Of Literacy and Education Award, dengan kegiatan PSBI yaitu BI Corner.

2. Gold Award – Katagori Empowerment of Women, dengan PSBI yaitu Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro di Jakarta, Tangerang dan Aceh

3. Bronze Award – Katagori Product Excellence, dengan PSBI yaitu pemanfaatan lahan marjinal di Palangkaraya, Ambon dan Pekanbaru.

(6)

Penghargaan diberikan karena program-program CSR Bank Indonesia sudah memenuhistandar best practice dan pembenahan pengelolaan PSBI selama ini telah sesuai harapan.

4.1.5 Stuktur Ogranisasi Bank Indonesia

Menurut surat Edaran Indonesia No.4/5 INTERN tanggal 1 Februari 2002, struktur organisiasi Bank Indonesia terdiri dari Dewan Gubernur, satuan-satuan kerja yaitu 22 Direktorat, 3 Biro baik yang ada di dalam Direkotrat maupun luar Direktorat yang berdiri, 4 Unit, 37 Kantor Bank Indonesia (KBI) dan 4 Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW) New Yok, London .Singapore dan Tokyo. Setiap satuan kerja terdiri atas bagian-bagian dan dalam tiap bagian terdiri atas beberapa seksi atau tim untuk kelompok penelitan.

Satuan kerja dapat dikelompokkan berdasarkan sektor kegiatan kerjanya, yaitu sektor moneter, sektor perbank, sektor system pembayaran dan sektor manajemen intern.

Dengan semakin berkembangnya zaman, Bank Indonesia dituntut untuk dapat selalu memenuhi tugas yang diembannya, sehingga sewaktu-waktu diperlukan adanya re-organisasi (perubahan struktur organisasi).

(7)

Departemen Hukum Gubernur Deputi Gubernur Senior 4 s.d 7 Deput Gubernur Asisten Gubernur Moneter Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Departemen Statistik Departemen International

Departemen Pengelolaan dan kepatuhan Laporan

Departemen Riset Kebangsentralan Departemen Pengelolaan Moneter Departemen Pengelolaan Devisa STABILITAS SISTEM KEUANGAN Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah Departemen Kebijakan Makroprudensial Departemen Surveillance Sistem Keuangan Departemen Pengembangan UMKM Departemen Kebijakan & Pengawasan Sistem Pembayaran

SISTEM PEMBAYARAN & PENGELOLAAN UANG RUPIAH Departemen Pengelolaan Uang Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Departemen Operasional Treasure & Pinjaman

MANAJEMEN

INTERN JARINGAN KANTOR

Departemen Manajemen Strategi dan Tatat Kelola Departemen Manajemen Resiko Departemen Program Transformasi BI Departemen Pengelolan Sistem Informasi

Departemen Sumber Daya Manusia

Departemen Keuangan Departemen Audit Intern

Bank Indonesia Institute

Departemen Komunikasi

Departemen Pengadaan Strategis Departemen Pengelolaan Logistik dan Fasilitas

DALAM NEGERI Departemen Regional (Kantor Pusat) 4 Regional I Sumatera 5 Regional II Jawa 6 Regional II Kalimantan 7 Regional IV Sulampua Balinusara 33 Kantor Perwakilan BI Kota/Kabupaten LUAR NEGERI Perwakilan New York Perwakilan London Perwakilan Tokyo Perwakilan Singapore Departemen Pengembangan Pasar Keuangan

Gambar 2 Tabel : Struktur Organisasi Bank Indonesia

(8)

4.2 Hasil Penelitian

Pada subbab ini peneliti akan memamparkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Untuk mendapatkan data-data tentang strategi humas dalam program CSR Bank Indonesia Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro. Sesuai dengan konsep yang disusun pada BAB III sebelumnya, maka peneliti terjun langsun kelapangan untuk mencari data dan informasi yang dibutuhkan. Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara mendalam pada pihak-pihak yang terkait pada program CSR Bank Indonesia yang dimana program ini dijalankan oleh Departemen Komunikasi Bank Indonesia maka peneliti melakukan pencarian data melalui bapak Oikos Mando Pajaitan selaku manager I Departemen Komunikasi Bank Indonesia dan beliau juga selaku bawahan dari kepala CSR Bank Indonesia. Beliau mengatur dan merencanakan program sosial-sosial Bank Indonesia, kemudian narasumber lainnya yaitu manager II Departemen Komunikasi Bank Indonesia yaitu ibu Mirza Afifah, beliau juga turut serta dalam merencakan program sosial Bank Indonesia, dan seketaris bapak Mando yaitu mbak mela dan terakhir yaitu para ibu-ibu rumah tangga di Petamburan peserta program pemberdayaan perempuan yang dimana peneliti mengambil sebagian peserta di daerah petamburuan Jakarta dan Tangerang.

Tipe Penelitian ini menganalisis strategi Departemen Bank Indonesia dalam menyusun proses pembentukan program CSR melalui konsep research,

(9)

planning, act and com, evaluating. Sesuai dengan fungsi kerja Bank Indonesia yaitu pembangunan ekonomi nasional, Bank Indoneisa mengimplementasikannya kepada program CSR Bank Indonesia dengan teori ruang lingkup CSR dalam tanggung jawab filantropis yaitu Bank Indonesia memiliki tanggung jawab memberikan kontribusi dalam pembangunnan ekonomi masyarakat tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui manfaat yang diberikan oleh Bank Indonesia. Seperti yang dilakukan Bank Indonesia memberikan dana dan juga edukasi kepada para ibu-ibu rumah tangga seperti :

1. Mengatur literasi keuangan keluarga dan usaha.

2. Memilih produk atau bahan pangan untuk usaha mereka. 3. Peningkatan wawasan mengenai fungsi perbankan.

Untuk menjalankan program diperlukan dorongan dari pihak eksternal agar program Bank Indonesia terarah sesuai dengan tujuan program dan untuk menghindari permasalahan. Maka Bank Indonesia membentuk syarat dan ketentuan untuk menetukan ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro, yaitu :

1. Perempuan ibu-ibu rumah tangga yang sudah memliki anak yang bersekolah.

2. Para ibu-ibu sudah memiliki usaha mikro apapun itu.

3. Bank Indonesia memberikan modal awal atau social investment kepada para peserta program sosial ibu-ibu pengusaha mikro untuk menjalankan usahanya selama program tanpa adanya jaminnan.

(10)

4. Selama program berjalan para peserta ibu-ibu pengusaha mikro harus bersedia menyisihkan penghasilan mereka untuk pembangunnan didaerah mereka diakhir program.

Bank Indonesia membentuk program pemberdayaan kepada ibu-ibu pengusaha mikro melalui observasi lapangan dan data-data yang didapat oleh Bank Indonesia permasalahan yang terjadi di masyarakat tingkat pengangguran tertinggi adalah perempuan hanya sedikit yang memiliki pekerjaan, apalagi status perempuan di Indonesia kebanyakan adalah ibu rumah tangga yang tidak memiliki usaha hanya mengandalakan pendapatan suami dan juga hanya sedikit yang memilih untuk menjalankan usaha. Padahal potensi perempuan dalam perekonomian sangatlah besar karena perempuanlah yang memiliki tugas dalam mengatur keuanga keluarga mereka.

Dari hasil program yang dibentuk dan dari hasil manfaat yang diberikan Bank Indonesia berhasil meningkatkan produktifitas ibu-ibu rumah tangga dalam menjalankan usahanya melalui hasil peningkatan pendapatan para peserta setiap bulannya, para pesertapun mampu membagikan ilmu-ilmu yang diberikan Bank Indonesia kepada para perempuan lainnya, harapan dari program ini adalah mengurangi angka pengangguran, membentuk perempuan yang aktif dan mandiri dalam dunia usaha dan para peserta mampu menyebarkan manfaat program kepada perempuan lainnya.

(11)

dari penjelasaan diatas peneliti akan menjabarakan melalui strategi humas Departemen Bank Indonesia melaluin konsep yang dikemukakan oleh Cutlip yaitu : research, planning, act and com, evaluating.

4.2.1 Research: Program Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro

Dalam menjalankan tugasnya Bank Indonesia memiliki visi dan misi dan juga nilai-nilai startegi agar peran dan tugasnya sebagai Bank Central Negara Indonesia terlaksana dan sebagai nilai lebihnya Bank Indonesia membentuk program sosial Bank Indonesia (PSBI) sebagai value Bank Indonesia yang dimana dewasa ini program Bank Indonesia terfokus dalam progam-program pemberdayaan ekonomi rumah tangga.

Pada tahun 2015 Bank Indonesia menjalankan program pemberdayaan perempuan pengusaha mikro yang ditunjukan kepada para ibu-ibu pengusaha mikro yang berada di lokasi Jakarta dan Tangerang. Yang dimana dapat program CSR ini membantu secara berkelanjutan. Pada tahap pengumpulan fakta Bank Indonesia, Penulis mencari tau tentang apa yang mendasari program ini atau mendorong Bank Indonesia dapat melakukan program pemberdayaan perempuan dan menjadikan salah satu program ini adalah program unggulan Bank Indonesia. Pertanyaan ini dijawab oleh pak mando, yaitu:

(12)

“adanya regulasi dari pemerintah tentang kewajiban instansi atau perusahaan untuk menjalankan program sosial atau CSR itu wajib. Dan Bank Indonesia sudah menjalankan program sosial kami sejak tahun 2005. Ditambah kerasnya hidup di ibu kota, tingginya kebutuhan ekonomi dan tingginya tingakat pengangguran di ibu kota membuat masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-harinya, maka dari itu program ini dibuat dengan harapan dapat membantu perekonomian Indonesia atau perekonomian nasional umumnya dan perekonomian masyarakat khususnya. Dan mengapa program ini dijadikan program unggulan karena respon dan dukungan dari pihak yang terkait sangat tinggi tentang program ini.”

Pada tahun 2010 menurut dari hasil Data Sensus Penduduk yang dikeluarkan Badan Pusat Statisik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah perempuan di Indonesia mencapai 118.010.413 orang atau 49,66% dari penduduk Indonesia. Dari sekitar 99,7 juta penduduk usia produktif yang bekerja 36,2 juta atau 36,4% diantaranya adalah perempuan. Dan wilayah dengan tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia (6,25%), yakni DKI Jakarat (9,94%) dan provinsi Banten (10,1%)1 Bank Indonesia menyadari

diperlukan perhatian khusus dan penanganan untuk membantu menangannin permasalahan tersebut.

maka diperlukan pemberdayaan kepada ibu-ibu rumah tangga atau mengapa target program ini adalah ibu-ibu rumah tangga, pernyataan ini di jawab oleh Bapak Mando, bahwa :

“Perempuan kebanyakan adalah ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan hanya mengandalakan suami mereka, tetapi di balik itu perempuan tidak hanya mengurus suami dan anak-anak

(13)

mereka nantinya tetapi perempuan adalah menteri keuangan di keluarga mereka mengambil alih keuangan keluraga mereka karena mereka lah yang berperan sangat aktif dalam mengurus rumah tangga, seperti kebutuhan rumah tangga mereka dan sekolah anak-anak mereka dan lain-lainnya, maka BI ingin memberikan edukasi kepada mereka tentang bagaimana mengatur keuangan rumah tangga dengan benar melalui pemberdayaan”

Bank Indonesia melihat peran perempuan sebagai menteri keuangan keluarga tidaklah berlebihan. Hal ini mengingat besarnya peran ibu rumah tangga dalam mengelola berbagai aktivitas dalam rumah tangga, mulai dari masalah pendidikan anak, cash flow keuangan, hingga berbagai aspek lain yang menyangkut kualitas hidup suatu keluarga, perannya yang besar tidak hanya dalam ruang lingkup rumah tangga, tetapi juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian keluarga dan Indonesia, seperti yang di ungkapkan narasumber kedua yaitu ibu Mirza :

“karena perempuan bukan hanya pelaku pasif di perekonomian, bi ingin perempuan memliki kapasitasnya sehingga perempuan mampu membantu meningkatkan kapasitas ekonomi secara keluarga dan nasional dan juga mampu menekan laju inflasi. dengan ini perempuan memiliki kapasitas ekonomi yang lebih seperti berwirausaha dan memiliki penghasilan tambahan untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari”

Kemudian penulis menanyakan kepada informan tentang bagaimana cara mengumpulkan fakta lapangan dan siapa yang melakukan pengumpulan data untuk program pemberdayaan kepada para ibu – ibu rumah tangga, Ibu Mirza :

(14)

“kami melakukan observasi lapangan langsung yang di lakukan dari pihak internal BI. melalui pertemuan dan dukungan dari pemerintah setempat, kami mendapatkan dan mencarai informasi yang kami dapat tentang ibu-ibu didaerah mereka jumlahnya dan status ibu-ibu tersebut, karena fokus program ini pemeberdayaan perempuan pengusaha mikro maka kami mencari ibu-ibu yang sudah berjalan memiliki usaha, kalau bagi yang tidak punya usahakan ada pelatihan tentang urban farming atau home industry, jadi program ini ga memandang satu pihak saja, lalu setelah data-data kami dapat kami mencoba mensesuaikan atau menselektif dengan kriteria yan diinginkan oleh pihak internal BI khususnya ibu-ibu pengusaha mikro yang berada di petamburan dan tangerang”

Pengumpulan data informasi tentang peremupan di daerah tersebut melalui data-data yang Bank Indonesia terima oleh instansi yang terkait dengan program seperti jumlah ibu rumah tangga disana dan status mereka yang sesuai dengan kriteria yang di inginkan oleh Bank Indonesia tetapi Bank Indonesia juga melakukan survei ke lapangan mendatangi langsung para ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro tersebut untuk membuktikan kebenarannya. Maka Bank Indonesi melakukan perencanaan atau TOR (term of reference) oleh pihak internal Bank Indonesia.

Kemudian peneliti menanyakan dasar program pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Apakah program tersebut merupakan program wujud kepedulian dari Bank Indonesia sendiri atau program yang diberikan oleh pemerintah negara Indonesia. Bapak mando menjelaskan bahwa :

(15)

“program sosial atau CSR bi ini adalah murni yang dilakukan oleh pihak bank Indonesia tanpa adanya campur tangan pemerintah kita, jadi munculnya ide atau gagasan kami membuat program ini dari kasus yang ada di masyarakat, pandangan kami terhadap perekonomian negara ini, dan ditambah tingkat pengangguran di kota-kota besar yang banyak. Tetapi di program kami juga bekerja sama dengan instasi sosial swasta yang berpengalaman dalam menjalankan program sosial yaitu yayasan cinta anak bangsa dan juga didukung oleh pemkot daerah juga instansi umkm yang dimana diharapkan agar progam ini menjadi program pemberdayaan yang teredukasi dalam mengantur keuangan dan usaha mikro mereka membantu wawasan para perempuan khususnya ibu rumah tangga juga perekonomian keluarga mereka dan membantu tugas bi dalam menjaga inflasi ekonomi nasional tidak hanya itu tujuan lain program ini bi ingin mengurangi tingkat anak-anak putus sekolah, karena pendidikan itu penting untuk generasi selanjutnya”

Maka dapat di jelaskan bahwa Bank Indonesia melihat kasus yang terjadi dimasyarakat sangat berpengaruh besar dalam perekonomian nasional dan membantu tugas Bank Indonesia sebagai bank central negara dalam menjaga stabilitas nilai inflasi (rupiah), tetapi Bank Indonesia tidak bekerja sendiri dalam menjalankan program Bank Indonesia bekerja sama oleh yayasan cinta anak bangsa sebagai partnership atau pelaksanan program dalam progam ini, dan juga melalui permasalahan yang terjadi di masyarakat khusunya di daerah besar seperti di Tanah Abang Jakarta dan Tangerang yang dimana diharapkan membantu dalam program secara tidak langsung bekerja sama dalam pembangunan ekonomi masyarakat di daerahnya agar lebih baik.

(16)

Latar belakang kegiatan program CSR yang di lakukan Bank Indonesia diharapkan para ibu-ibu rumah tangga khususnya untuk di wilayah Jakarta dan Tangerang mampu mewujudkan tanggung jawabnya terhadap masyarakat yang merupakan bagian dari korporasi. Tidak hanya itu Bank Indonesia mengharapkan dapat memberikan wawasan kepada para perempuan agara dapat mengatur keuangan rumah tangga mereka dengan benar dan terarah, jika para ibu-ibu rumah tangga ini dapat mengatur keuangan mereka dengan benar maka mereka dapat menolong perekonomian keluarga mereka dan tidak adanya anak-anak yang putus sekolah karena tidak adanya dana untuk sekolah.

4.2.2 Planning and Programing: Program Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro

Pada tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap mengumpulkan fakta, tahap ini humas menentukan tujuan dan sasaran yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan CSR ini Bank Indonesia berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan peningkatan ekonomi keluarga yang dilakukan melalui program Pemberdayaan perempuan pengusaha mikro.

Sebelum menentukan program apa yang ingin dijalankan Bank Indonesia melakukan rapat internal yang dilakukan oleh Bank Indonesia khusunys bagian departemen komunikasi Bank Indonesia

(17)

yang dimana tujuannya untuk menentukan konsep program ini. Bank Indonesia yaitu Bapak Oikus Mando Pajaitan beliau juga selaku Wakil program CSR Bank Indonesia menjelaskan tentang program CSR Bank Indonesia pemberdayaan perempuan pengusaha mikro yang berlokasi di Petamburan Jakarta, Tanah Abang :

“semua program CSR bank Indonesia menganut kepada peran Bank Indonesia sesuai dengan fungsi bank central suatu negara, jadi semua program sosial yang kami jalankan diharapkan mampu membantu tugas kami sebagai bank central negara ini dan regulasi yang dikelurkan pemerintah tentang kepedulia korporasi terhadap masyakaratnya. Dan tujuan kami membuat program pemberdayaan perempuan ini adalah untuk membangun potensi-potensi ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro khususnnya didaerah petamburuan Jakarta dan di tangerang. Karena menurut kami sektor rumah tangga berperan penting dalam pilar ekonomi nasional. kaum ibu atau perempuan memiliki peran penting dalam menguatkan rumah tangga sebagai pilar ekonomi. Oleh karena itulah diperlukan berbagai langkah nyata untuk memberdayakan kaum ibu tersebut salah satunya melalui pelatihan yang berbasis kreativitas. Membangun Rumah tangga yang kuat secara ekonomi dan edukasi akan dapat mendukung perekonomian di tanah air. program ini di mulai sejak 1 Mei 2015 sampai 30 April 2018 yang akan berlangsung selama 3 tahun ,lalu dimana kami pihak Bank Indonesia dan Yayasan Cinta Anak Bangsa mengadakan pertemuan terbuka dengan para ibu-ibu rumah tangga. Pertemuan ini di hadiri pembicara dari Bank Indonesia adalah Deputi gubernur senior Bank Indonesia dan CEO yayasan cinta anak bangsa ibu veronica colondam. Kami menjelaskan apa fokus program ini ada tiga yaitu pendidikan keuangan yang dimana program penguatan ekonomi kedua lingkungan hidup pengelolaan sampah dan terakhir urban farming . tujuan lainnya dari program ini yaitu mendekatkan BI kepada kaum perempuan melalui penyediaan informasi tentang BI dan literasi keuangan, memberikan nilai tambah dalam berwirausaha dan mencegah anak putus sekolah, manfaat bagi para peserta dalam mengikuti program ini di harapkan dapat menciptakan change agent ekonomi rumah tangga agar dapat mendorong perbaikan kesulitas ekonomi rumah tangga dalam bentuk meningkatkan ukuran bisnis dan taraf hidup keluarga, kedua

(18)

mendorong keinginan dan kebiasaan menabung yang dimana tujuan ini untuk membiayai kebutuhan mereka pribadi usaha dan sekolah anak-anak mereka, ketiga sarana sosial BI untuk memperkenalkan BI kepada masyarakat tugas kami dan peran kami

Berdasarkan jawaban diatas bahwa program ini bertujuan untuk pembangunnan keberlanjutan jangka panjang nantinya membangun potensi perempuan khususnya ibu-ibu rumah tangga dalam bidang pengusaha mikro.

Kemudian peneliti menanyakan tentang siapa yang menentukan tujuan perencanaan dari program pemberdayaan perempuan pengusaha mikro, ibu mirza menjelaskan bahwa :

“program pemberdayaan perempuan ini di buat oleh bi ide dan perencanaan konsep semua-semuanya oleh pihak internal bi, jadi yang menentukan tujuan siapa target pemberdayaan csr kami adalah dari pihak departemen komunikasi bank Indonesia, dan selanjutnya baru lah kami menentukan partnership yang berpengalaman dengan program pemberdayaan ini, maka bi memilih yayasan cinta anak bangsa sebagai partner kami untuk running program, bi dan ycab melakukan meeting yang dimana bi menjelaskan kepada ycab tentang TOR bi dalam progam ini ke pada ycab, selanjutnya ycab memberikan saran masukan tentang program ini, dalam pembahasan program ini pasti adanya masalah perbedaan pendapat maka solusinya kami mengambil jalan tengahnya untuk memecahakan permasalahan, menselektif ide-ide atau pendapat-pendapat yang kami dapat tentang program”

Selanjutnya pada proses perencanaan yang dilakukan oleh pihak internal Bank Indonesia melakukan rapat internal yang dilakukan oleh pihak Bank Indonesia untuk perencanaan program sampai menentukan partnership program ini, ibu mirza menjelaskan bahwa:

(19)

“dalam perencanaan program kami membentuk konsep adanya tiga tahap yaitu tentukan program – memilih partnership – jalankan program. kami melakukan rapat untuk menentukan konsep program CSR ini yang hanya dilakukan oleh pihak internal Bank Indonesia, kami membuat TOR terlebih dahulu sebelum menentukan partnership, TOR ini berfungsi untuk menentukan arahan program yang dimana TOR berisi tentang program sosial bi, seperti dimana program ini akan kami running kami pilih dua tempat jakarta dan Tangerang alasan kami memilih dua tempat ini karena sesuai data pusat statistic jumlah populasi terbanyak dalam tingkat pengangguran berada di Jakarta dan Tangerang apalagi Jakarta adalah ibu kota, dan jumlah pengangguran tertinggi juga berada di dua daerah tersebut banyak orang yang datang ke Jakarta atau Tangerang untuk mengadu nasip tinggal disana dan hakirnya menjadi penduduk disana karena sudah lama menjadi warga di daerah tersebut membuat menambahnya populasi didaerah tersebut, setelah itu kami menentukan sasaran perempuan yang seperti apa yang sesuai dengan program ini karena kami tidak mau adanya kesalahan dalam memilih sasaran fungsinya agar program ini berjalan sesuai dengan tujuan dan fungsi program ini.benefit share ini untuk siapa yaitu kami memilih ibu-ibu rumah tangga yang memiliki usah mikro dan anaknya yang bersekolah, Benefit sosial seperti apa dari program ini yaitu mengembangkan potensi-potensi perempuan ibu-ibu rumah tangga yang memiliki usaha mikro agar peran perempuan dalam rumah tangga lebih produktif dan aktif, apa yang kami berikan dari program ini kepada para ibu-ibu, kami berikan edukasi ekonomi dalam wirausaha dan investmen social untuk usaha mereka, dan jangka waktunya berapa lama untuk program ini berjalan selama 3 tahun , Setelah TOR dibuat kami menentukan partnership dan menjalankan program ini”

PROGRAM

FOKUS PROGRAM

Pendidikan Keuangan : Program Penguatan Ekonomi Lingkungan Hidup :

Pengelolaan Sampah

DURASI

3 Tahun (01/05/2015-30/04/2018)

Jakarta dan Tangerang

(20)

NO Fokus Program Pemberdayaan Perempuan

1 Program Penguatan Ekonomi

(Untuk Program Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro)  Pengenalan Bank Indonesia, Bank Komersial,

Transaksi Bank dan uang  Pengelolaan Keuangan Keluarga

 Pengelolaan Keuangan Usaha dan Pencatatan Usaha 2 Pengelolaan Sampah

(Untuk Program Pemberayaan Perempuan Urban Farming)

Bertujan untuk kepedulian para perempuan dalam menjaga lingkungannya dan kesehatannya, BI dan YCAB juga memberikan edukasi mengenai pengelolaan sampah (pemanfaatan sampah organic melalui composing) dan budidaya tanaman pangan dalam skala rumah tangga yang memanfaatkan lahat sempit sebagai tempat pembelajaran dalam pelatihan.

3 Urban Farming

(Untuk Program Pemberayaan Perempuan Urban Farming)

Dari manfaat pengelolaan sampah yang dimana fungsinya untuk meminimalisir biaya dapat digunakan untuk pengelolaan budidaya tanaman pangan yang dimana agar masyarakat memanfaatkan lahan mereka itu untuk berkebun yang diharapkan hasilnya nanti dapat memenuhi kebutuhan mereka, baik untuk di konsumsi sendiri atau di jual guna menambah penghasilan.

Gambar 6 Tabel Fokus Program Pemberdayaan Perempuan Seperi yang di lihat dari table di atas Program pemberdayaan perempuan sebenarnya terbagi beberapa sector, sesuai dengan judul skripsi dan ketertarikan penulis dalam dunia ekonomi atau wirausaha,

Gambar 5 Tabel TOR Program Pemberdayaan Perempuan

(21)

penulis memilih dalam program pemberdayaan perempuan pengusaha mikro, dan itu juga adalah salah satu program unggulan dari program pemberdayaan perempuan.

Pelaksanaan program CSR Bank Indonesia menggunakan tipe CSR Corporate Phillanthropy dimana perusahaan memberikan kontribusi langsung secara Cuma-Cuma (charity) dalam bentuk hibah tunai, sumbangan dan sejenisnya.

Program pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro yang bertujuan unruk membuat perempuan khususnya ibu-ibu rumah tangga yang memliki usaha mikro dan anak mereka harus bersekolah yaitu untuk mengembangkan potensi ibu-ibu rumah tangga ini dalam dunia usaha agar mereka lebih produktif dan ikut serta peran dalam keuangan keluarga karena perempuan menurut Bank Indonesia adalah mentri keuangan dikeluarga dan mengapa anak-anak mereka harus bersekolah karena Bank Indonesia menginginkan generasi-generasi muda yang cerdas dan memiliki potensial di masa yang akan datang, seperti yang diungkapkan oleh bapak mando, yaitu :

“mengapa kami memberikan syarat anak-anaknya harus bersekolah, karena kami ingin generasi muda negara ini memiliki potensial dan pendidikan yang layak,maka dari itu kami juga memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu tentang pentingnya pendidikan dan dengan adanya program ini mereka juga di haruskan menyisihkan uang untuk tabungan pendidikan anak-anak mereka”

(22)

Dalam program ini Bank Indonesia menentukan manfaat apa yang akan diberikan kepada para pesereta pemberdayaan Lalu peneliti menayakan tentang aktivitas pemberdayaan seperti apa yang diberikan Bank Indonesia kepada para ibu-ibu tersebut, pak mando menambahkan : “pada aktivitas program pemberdayaan perempuan pengusaha mikro yang bi buat dan di laksanakan oleh ycab lakukan secara langsung yaitu seperti literasi keungan, pengenalan Bank Indonesia, Bank Komersial, transaksi perbankan dan uang, tujuannya untuk memperkenalkan perbankan, ada juga tentang pengelolaan keuangan keluarga dan pengelolaan keuangan usaha dan pencatatan keuangan”

Edukasi tentang literasi uang bagaimana ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro ini mampu mengatur keuangan mereka secara benar antara keuangan usaha mereka dan keuangan keluarga mereka, pendampingan dalam menjalankan usaha mereka untuk mengetahui in-come and out-in-come mereka dan Bank Indonesia juga memberika solusi untuk mereka bila mengalami masalah dalam usaha mereka bagaimana mengatasi masalah tersebut.

Setelah manfaat program di tentukan Bank Indonesia juga memberikan modal awal atau social investment kepada para peserta program Mbak mala menjelaskan sumber dana social investment program Bank Indonesia ini didapatkan,yaitu :

(23)

“dana social investment program bi ini dari dana anggaran pribadi bi, jadi kami sudah memiliki dana khusus yang kami keluarkan untuk program-program sosial bi”

Dana sosial atau Bank Indonesia sebut social investmen ini adalah modal awal untuk ibu-ibu rumah tangga pengusah mikro, yang dimana fungsinya untuk mengembangkan usaha milik mereka, penulis menanyakan prihal fungsi dan tujuan social investmen yang diberikan oleh Bank Indonesia, apakah dana tersebut pinjaman yang diberikan Bank Indonesia atau amal dan berapa jumlah dana tersebut, pernyatan ini di tegaskan oleh bapak mando, yaitu :

“dana yang kami berikan kepada ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro senilai 2.000.000 rupiah per-orang. Yang dimana dana itu adalah pinjaman dari bi untuk modal awal mereka dalam program ini untuk mengembangkan usaha mereka. Kami memberikan dana ini juga akan kami kenakan bunga ringan sesuai dengan pendapatan mereka setiap minggunya, tetapi dana dan bunga yang mereka kasih itu bukan di kembalikan kepada kami dana itu digunakan untuk pembangunan didaerah mereka, apapun itu kebutuhan untuk masyarakat di daerah Jakarta dan Tangerang” Untuk keberlanjutan program Bank Indonesia menggunakan pendekatan investasi sosial untuk memaksimalkan dampak sosial dan ekonomi, juga dalam dunia pendidikan karena syarat yang di berikana oleh Bank Indonesia adalah anak – anak mereka harus bersekolah, Ka mela menjelaskan skema ini bahwa :

“kami dari pihak bi memberikan dana ini tidak hanya memberikan saja tetapi kami memiliki kriteria dan syarat. Karena dalam program ini setiap orang penerima dana akan kami selalu pantau

(24)

dalam arti edukasi bimbingan untuk usaha mereka. Kenapa harus anak-anak mereka bersekolah, di balik program ini BI juga ingin menciptakan generasi muda yang cerdas dan berpendidikan karena banyaknya masyarakat yang kurang peduli akan pendidikan maka banyak anak-anak yang putus sekolah, di program ini juga BI mengajarkan kepada ibu-ibu tentang pentingnya pendidikan dan menabung untuk pendidikan anak-anak mereka, ada juga yang menabung menabung langsung ke bank, apalagi kalau dari anak peserta program berada di tingkat smp atau sma kami akan bombing anak-anak mereka untuk berwirausaha dari dini sebagai bekal mereka nanti kedepan”

Setelah menentukan manfaat yang diberikan Kemudian penulis menanyakan mengapa harus ibu-ibu rumah tangga yang sudah memiliki usaha mikro yang dapat mengikuti program pemberdayaan ini pernyataan ini di jelaskan oleh Bapak mando :

“karena tujuan program ini adalah pemberdayaan pengusaha mikro dan kami ingin memberikan edukasi lebih tentang berwirausaha kepada ibu-ibu yang memiliki usaha sebelumnya, agar usaha mereka ini mampu bertahan dan tidak sia-sia untuk mereka karena banyak juga kasus yang dimana sudah memulai usaha hanya bermodal nekat dan modal pas-pasan tetapi tidak tau cara berwirausaha dengan benar dalam mengatur uang usaha mereka, cara mengelola usaha mereka dan modal selanjutnya untuk usaha mereka itu yang terpenting”

Bank Indonesia ingin menerapkan cara berwirausaha kepada para ibu-ibu ini melalui edukasi program pemberdayaan yang dimana tujuan program ini adalah pemberdayaan ekonomi mikro.

(25)

Seperti yang dijelaskan oleh ibu mirza, dalam menjalankan program Bank Indonesia tidak bekerja sendiri, Bank Indonesia memilih Yayasan Cinta Anak Bangsa sebagai partnership dalam menjalankan program ini. Penelitipun menanyakan mengapa Bank Indonesia memilih Yayasan

Investasi sosial Stabilitas ekonomi (bagi penerima) Pendidikan PemudaMandiri MODEL PERUBAHAN

Gambar 7 Tabel diagram keberlanjutan program pemberdayaan prempuan pengusaha mikro

(26)

Cinta Anak Bangsa sebagai partnership dalam menjalankan program, pernyataan ini dijawab oleh ibu mirza :

“kami memilih yayasan cinta anak bangsa karena mereka adalah lembaga sosial yang sudah berpengalaman dalam bidang sosial seperti tujuan mereka adalah membangun perekonomian masyarakat dan meningkatkan pendidikan masyarakat, dan sudah banyak program-program sosial yang mereka jalankan yang berhubungan dengan ekonomi seperti mebantu potensi ibu-ibu rumah tangga dalam home industry disalah satu programnya dengan memberikan edukasi kepada mereka. Dan itu sesuai dengan program bi tentang pemberdayaan perempuan pengusaha mikro, apalagi perekonomian di negara ini bisa dikatakan masih berkembang maka diperlukan gerakan dari instansi atau lembaga sosial seperti ycab”

Pemerintah sebagai regulator Korporasi dan individual sebagai penyandang dana YCAB sebagai pelaksana Komunitas lokal sebagai penerima manfaat Skema Kolaborasi

Gambar 8 Skema Program Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro

(27)

Penjelasan dari tabel skema kolaborasi ini adalah, Ibu Mirza menjelaskan bahwa :

“pemerintah disini sebagai regulator yang dimana izin dan persetujuan program harus di ketahui oleh pemerintah terlebih dahulu, fungsinya sebagai dukungan, korporasi dan indivisual sebagai penyandang dana ini adalah kami pihak Bank Indonesia, karena dana yang kami dapat ini adalah dana pribadi Bank Indonesia tanpa ada campur tangan pemerintah dan BI juga lah yang mengatur membuat perencaan program ini sebagai wujud murni kegiatan ini dilakukan oleh pihak Bank Indoneisa, selanjutnya YCAB sbagai pelaksana yang dimana ycab dan BI lah yang terjun langsung ke lapangan dalam pelaksanaan program ini yang dimana lebih berinteraksi langsung ke perempuan pengusaha mikro agar manfaat yang di buat oleh pihak BI sesuai dengan tujuan dan harapan (komunitas lokal sebagai penerima manfaat)” Setelah menentukan partnership dalam pelaksanaan program dan dukungan dari pemerintah setempat Bank Indonesia dipercaya untuk menjalankan program ini dalam memajukan perempuan khususnya ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro, sejak program diadakan cukup berhasil dan hingga saat ini masih berjalan secara berkesinambungan berjalan sesuai dengan perencanaan program.

peneliti melakukan pencarian data peneliti melakukan wawancara kepada tiga pemberdayaan, melalu ibu-ibu rumah tangga dengan mengajukan pertanya kepada para ibu-ibu rumah tangga yang terlibat dalam program pemberdayaan ini tentang kendala usaha apa yang dialam sebelum mengikuti program ini bagi mereka, ibu Rosiana menjawab :

(28)

“awal saya dalam menjalani usaha hanya mengetahui untung dan ruginya saja, tidak tau dalam mengatur keuangan dengan benar dan pengetahuan dalam mengatur usaha saya dan lainnya seperti memilih bahan baku untuk usaha saya.tetapi sekarang karena program bi ini saya bisa mengatur keuangan saya, dan harus saya selalu mencatat pendapatan saya setiap minggunya agar saya tau persenaan pendapatan saya”

4.2.3 Act and communication : Program Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro

Pada proses aksi dan komunikasi yang dilakukan Bank Indonesia merupakan salah satu aspek komunikasi inilah yang menjadi bentuk komunikasi secara langsung agar para ibu-ibu paham akan program pemberdayaan yang diberikan oleh Bank Indonesia.

Pada tahap aksi program dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai pengawas program juga membantu tugas Yayasan Cinta Anak Bangsa dalam pelaksanaan program, seperti yang di jelaskan oleh Bapak Mando bahwa :

“untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh yayasan cinta anak bangsa dan di awasi departemen komunikasi BI karena program kami ingin program ini sesuai dengan harapaan, tidak hanya itu sebagai konseptor pogram kamijuga terjun langsung dalam pemberian manfaat”

(29)

Pak mando menambahkan prihal alasan mengapa komunikasi yang di lakukan pihak Bank Indonesia di lakukan oleh Departeme Komunikasi Bank Indonesia, yaitu :

“peran DepKom sebagai corong BI jadi kamilah pembentuk program sosial jadi kamilah yang harus lebih melakukan interaksi dan memperkenalkan BI kepada masyarakat, agar masyarakat mengerti peran dan fungsi Bank Indonesia sesungguhnya, dan program pemberdayaa perempuan pengusaha mikro yang dibuat Bank Indonesia adalah media pemecah masalah masyarakat tentang perekonomian mereka”

Sebagai corong dari Bank Indonesia pera Departemen Komunikasilah yang lebih melakukan interaksi kepada masyarakat antara Bank Indonesia dan masyarakat, yang dimana tujuannya sebagai media untuk membantu masyarakat dari permasalahan ekonomi masyarakat.

NO Komunikasi, Branding dan Media Program Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro Bank

Indonesia dengan para stakeholder

1 Sosialisasi ke pemerintah setempat; pemerintah daerah, dinas KUMKM, dinas sosial, dinas kesehatan serta dinas pemberdayaan setempat

2 Sosialisasi dan keterlibatan kepada ibu-ibu rumah tangga dan tokoh masyarakat yaitu RT dan RW

3 Kegiatan kick off program dengan mengundang media 4 Branding Bank Indonesia dalam materi dan kegiatan

Tabel 9 Komunikasi Bank Indoensia dalam Program Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro

(30)

Tabel di atas menjelaskan bahwa proses komunikasi yang dilakukan Bank Indonesia dalam menyampaikan suatu kegiatan kepada ibu-ibu dilakukan metode penyampaian pesan secara langsung. Dan Bank Indonesia juga menggunakan metode penyampaian pesan secara tidak langsung melalu media sosial milik Bank Indonesia, yang dimana fungsinya untuk memberikan informasi tentang kegiatan-kegitana yang dilakukan oleh Bank Indonesia, dan Bank Indonesia tidak menginformasikan kegiatan Bank Indonesia kepada pihak media tetapi pihak media yang datang untuk mencari tau informasi tentang kegiatan Bank Indonesia.

Setiap ibu-ibu yang diberikan manfaat harus mengetahui tujuan program sosial pemberdayaan Bank Indonesia buat untuk mereka, yang dimana untuk mendorong para ibu-ibu pengusaha mikro ini dapat mengetahui tentang menjalankan usaha mereka dan tau dalam perkembangan pasaran dalam memasarakan usaha mereka. Bank Indonesia memilih metode penyampaian pesan itu begitu banyak yang perlu diingatkan adalah makin penting pesan itu maka baik bisa disampaikan secara pribadi. Menyampaikan

(31)

pesan dengan secara langsung melalui interaksi langsung bisa melahirkan dampak yang baik agar tujuan dari program tercapai. Penulis menanyakan prihal bagaimana Bank Indonesia dalam menginformasikan program ini kepada ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro, Seperti yang di jelaskan oleh ibu mirza bahwa :

“kami melakukan komunikasi secara langsung kami hubungi ibu-ibu yang memiliki usah mikro, melalu data yang kami dapat dari observasi lapangan yang kami lakukan. Setelah itu kami ajak mereka untuk pertemuan dengan pihak Bank Indonesia dan Yayasan Cinta Anak Bangsa, yang fungsinya untuk memberi tau tentang program ini”

Ka mela menambahan prihal pesan yang disampaikan tentang program ini tidak hanya kepada ibu-ibu rumah tangga atau para peserata, tetapi pemerintah dan masyarakat melalu media massa, seperti :

“Jadi ada tiga yaitu para ibu-ibu rumah tangga, masyarakat dan pemerintah. Pemerintah mendukung tentang program CSR bi yang dimana mampu mengembangkan masyarakat dalam dunia wirausaha, dan masyarakat mengetahu tentang program ini melalu media massa atau website kami yang dimana kami sering memberikan informasi tentang bi melalui website kami, maka banyaknya media yang ingin mencari tau tentang program sosial bi terutama tentang program ini, maka kami lakukan press-co yang selalu kami lakukan di bi di gedung departemen komunikasi bi, fungsi untuk menginformasikan tentang progam ini yang pembinaan ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro yang berada di Jakarta dan Tangerang. Dari pemberitaan bi mengharapkan dapat

(32)

menginspirasi untuk semua orang tentang program pembangunnan keberlanjutan dalam sector ekonomi, dan tidak lupa kami juga melakukan branding Bank Indonesia dalam materi dan kegiatan yang dimana tujuannya untuk memperkenalkan fungsi dan tugas Bank Indonesia”

Metode penyampaian pesan yang dilakukan Bank Indonesia menggunakan penyampaian pesan secara langsung agar pesan yang di sampaikan terarah dan sesuai dengan harapan. Hal tersebut merupakan cara efektif untuk menjalin hubungan baik dengan media dan pemerintah. Perencanaan komunikasi program yang di buat oleh pihak Bank Indonesia di lakukan tidak hanya sekali, tetapi Bank Indonesia melakukan kegiatan komunikasi itu berkala, yang di mana fungsinya untuk memberikan edukasi secara menyeluruh secara kelompok dan langsung kepada para ibu-ibu rumah tangga,

Penulis menanyakan kepada peserta program mengenai bagaimana Bank Indonesia melakukan penyampaian pesan program, ibu Rosiana Menegaskan bahwa :

“mereka lebih suka mendatangi kita langsung. menanyakan prihal usaha kita bagaimana perkembangannya dan apa hambatan atau masalah kita. Mereka juga suka bikin pertemuan dengan peserta lainnya memberikan pengetahuan tentang keadaan pasar. Sangat membantu kami dalam menjalnkan usaha dan menentukan harga”

(33)

4.2.5 Evaluasi Program Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro

Dalam hal evaluasi hasil yang telah dikerjakan oleh Bank Indonesia dilakukan setiap bulannya melalui data-data perkembangan usaha ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro setiap minggunya, Bank Indonesia cukup meluangkan waktu untuk menganalisis dampak kegatan program tersebut atau outcome dari kegiatan tersebut. Apakah kegiatan tersebut memperolah hasil yang baik atau tidak, karena program ini berjalan cukup lama sekitar tiga tahun dan program ini sudah berjalan satu setengah tahun sejak tahun 2015. Dengan adanya dukungan dari pemerintah setempat dan pelakasana pembinaan program dilapangan oleh yayasan cinta anak bangsa dan Bank Indonesia, program ini selalu meningkat baik. Penulis menanyakan prihal tentang evalusai program pemberdayaan perempuan pengusaha mikro, apa saja langkah evaluasi dari program pembinaan ini, pak mando menegaskan bahwa :

“evalusi yang kita lakukan adalah melihat perkembangan usaha milik ibu-ibu dari hasil penghasilan mereka meningkatnya atau tidaknya, kami memiliki data-data pemasukan masing-masing untuk ibu-ibu tersebut yang selalu kami lakukan setiap minggunya nanti diakhir bulan kami tau perkembangan usaha mereka, tetapi kami juga memberi tau perkembangan usaha mereka langsung kepada mereka. Fungsinya untuk memberikan solusi masukan kepada mereka yang persenannya menurun agar mereka mereka bersemangat dan terpacu untuk usahanya”

(34)

Seperti dijelaskan bahwa dalam kegiatan memonitoring program ini dilakukan oleh yayasan cinta anak bangsa dan Bank Indonesia, yang dimana dilakukan sebulan untuk data keseluruhan dari hasil monitoring perminggunya. Monitoring merupakan tahapan akhir dalam evaluasi di setiap program Bank Indonesia. Dari hasil monitoring kemudian dikaji dan dicari solusi untuk memecahkan sebuah permasalahan tersebut.

NO Kegiatan Hasil yang dievaluasi Program Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro Bank

Indonesia

1 Monitoring usaha para peserta ibu-ibu rumah tangga yang berada di daerah Petamburan dan Tangerang.

2 Agenda pertemuan setiap bulan oleh pihak internal Bank Indonesia Departemen Komunikasi dan Yayasan Cinta Anak Bangsa dalam membahas evaluasi dari setiap minggunya.

3 Memberikan pengetahuan tentang pasar, literasi uang kepada para ibu-ibu rumah tangga untuk proses pertukaran informasi dengan para ibu-ibu pengusaha mikro tentang usaha mereka.

Tabel 11 evaluasi program Pemberdayaan Peremuan Pengusaha Mikro Bank Indoneisa

Kegiatan monitoring atau konsultasi yang di lakukan secara berkala diberikan secara terbuka kepada setiap peserta yang telah mengikuti pelatiha. Mengingat pelatihan ini tidak hanya sekedar outputs diberikannya pelatihan namun membidik outcomes perubahan pada pengetahuan dan keterampilan, maka konsultasi yang dilakuka oleh pihak Bank Indonesia dan yayasan cinta anak bangsa menjadi bagian penting

(35)

dari monitoring program untuk memastikan adanya dampak pasca intervasi program. Monitoring akan memantau komitmen pesesrta seputar perencanaan keuangan melalui peta tujuan keuangan, anggaran dan pencatatan keuangan, serta keinginan untuk menabung.

Penelitipun mencari tau dampak program kepada para peserta melalui laporan keuang mereka pada tahun 2016 selama 2 bulan. Yaitu seperti table dibawah ini :

Pendapatan periode tahun 2016 Ibu Retno

Penjual Cilok di wilayah Jakarta-Petamburan Setiap harinya berpenghasilan sekitar Rp.100.000 Dengan modal Rp.500.000/3hari

NO Bulan Pendapatan 1 Januari- February Rp. 1.870.000 2 Maret – April Rp.1.639.000 3 Mei-Juni Rp.1.730.500 4 July-Agustus Rp. 1.905.000 5 Septermber-Oktober Rp. 2.110.000 6 November-Desember Rp. 2.001.800

*Data pendapatan adalah pendapatan bersih selama 2 bulan

Pendapatan periode tahun 2016 Ibu Puteh Ayu

Penjual Sayur di wilayah Tangerang Kota Setiap harinya perpenghasilan Rp.150.000 Dengan modal Rp.500.000/belanja

NO Bulan Pendapatan 1 Januari- February Rp. 6.390.800 2 Maret – April Rp.6.670.000 3 Mei-Juni Rp.5.829.700 4 July-Agustus Rp. 6.012.300 5 Septermber-Oktober Rp. 5.910.000 6 November-Desember Rp. 6.320.900

(36)

*Data pendapatan adalah pendapatan bersih selama 2 bulan

Pendapatan periode tahun 2016 Ibu Rosiana

Pengusaha Laundry di wilayah Petamburan

Setiap harinya perpenghasilan Rp. 225.000 – Rp. 450.000 (Rp.5.000/kilo) Dengan modal : - listrik Rp. 450.000/Bulan

-Deterjen Rp. 750.000/Bulan -Gaji Kariyawan Rp. 650.000/Bulan

NO Bulan Pendapatan 1 Januari- February Rp. 5.650.000 2 Maret – April Rp. 4.705.500 3 Mei-Juni Rp.4.119.000 4 July-Agustus Rp. 5.905.000 5 Septermber-Oktober Rp. 6.495.500 6 November-Desember Rp. 6.325.000

*Data pendapatan adalah pendapatan bersih selama 2 bulan

Table di atas menjelaskan pendapatan bersih para narasumber ibu-ibu rumah tangga pada tahun 2016. Yang dimana pengahasilan mereka dapat meningkat 5%-10% dan ini adalah pendapatan bersih. Maka dapat di katakan bahwa Bank Indonesia mampu memberikan dampak positif dalam program ini dan Bank Indonesia membantu untuk meningkatkan penghasilan ibu-ibu yang mengalami penurunnan.

Bank Indoneisa mengharapkan semua peserta dapat memberikan dampak positif dari pembelajaran yang di berikan Bank Indonesia kepada masyarakat lingkungannya, seperti yang di jelaskan oleh mbak Mela bahwa :

“setiap penerima manfaat program diharapkan dapat meneruskan pengetahuan dan keterampilan yang diperboleh kepada

(37)

komunitasnya, sehingga dampak program ini tidak hanya berhenti sampai kepada mereka, namun dapat memberikan dampak yang lebih luas lagi”

Peneliti menanyak kepada ibu rumah tangga peserta program tentang dampak atau perubahan apa yang didapat atau dirasakan setelah mengikuti program ini, ibu ayu penjual makanan kecil di derah petamburan menjawab :

“saya merasa terbantu adanya program ini yang diberikan oleh bi dan yayasin cinta anak bangsa.usaha saya lebih berkembang saya tau dalam memilih pangan yang baik untuk usaha saya karena rasa menentukan harga. Dan alhamdullilah saya memiliki pelanggan dan banyak orang bilang kalau kue dan gorengan sayya enak sesuai dengan harga yang saya patok. Itu karena para Pembina dari bi dan yayasan cinta anak bangsa, tiidak hanya itu saya bisa mememiliki tabungan pendidikan untuk sekolah anak-anak saya selanjutnya dan juga uang simpanan untuk keluarga, suami saya merasa terbantu karena saya dapat mengikuti program ini”

4.3 Pembahasan

Proses menganalisis penelitian adalah untuk mencari hubungan antara teori yang ada dengan hasil penelitian yang diperolah. Dengan analisis data ini, peneliti akan menguraikan analisis hasil penelitian yang diperolah dari wawancara dan data-data lain yang didapat sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai strategi humas dalam program CSR pemberdayaan perempuan pengusaha mikro oleh Bank Indonesia.

(38)

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori strategi humas menurut Cutlip, Center dan Broom yaitu Reseacrh, Planning, act and com, evaluating. adapun keempat strategi humas Bank Indonesia dapat dilihat dari rincian

1. Research- Program pemberdayaan perempuan pengusaha mikro berdasarkan hasil penelitian humas Bank Indonesia melalu permasalahan yang terjadi di masyarakat tentang perekonomian keluraga dan tingkat pengangguran yang menunjukan lebih banyak perempuan menurut BPS, Bank Indonesia juga melakukan observasi survei langsung ke lapangan kepada masyarakat di wilayah yang memiliki persenan tinggi dalam tingkat pengguran perempuan tertinggi di kota besar.yang dimana survei dilakukan untuk mencari kebenaran dan mengetahui kebutuhan masyarakat sehingga program yang akan diaadakan tepat guna.

Sebagai tugas Bank Indonesia dalam menjaga nilai inflasi dan mengembangkan ekonomi nasional Bank Indonesia membetuk program CSR dalam pemberdayaan ekonomi rumah tangga. Bank Indonesia melihat peluang perempuan yang besar dalam pembangunan ekonomi nasional karena tuga seorang perempuan apalagi ibu rumah tangga bukan hanya sekeder ibu rumah tangga saja tetapi mampun menjalankan usahanya tanpa harus mengganggu tugas utama mereka sebagai ibu rumah tangga.

(39)

Sejalan dengan hal tersebut untuk mengurangi tingkat pengangguran pada perempuan dan mengajarkan kepada perempuan pengusaha mikro untuk membantu kaum perempuan terutamnya ibu rumah tangga yang memiliki usaha mikro untuk mendorong mereka agar lebih productive sebagai perempuan dan mereka mampu menciptakan bisnis milik mereka sendiri tanpa harus menganggu peran utama mereka sebagai ibu rumah tangga dibalik itu juga mereka dapat menabung untuk biaya sekolah anak mereka tanpa harus membebanni pengeluaran keluarga ke suami mereka .

2. Planning- Program Pemberdayaan perempuan Pengusaha Mikro Pada proses perencanaan dan pemrograman, Bank Indonesia melakukan perencanaan program yang dilakukan oleh Bank Indonesia sejak tahun 2015, pihak internal Bank Indonesia melakukan rapat program untuk membentuk TOR program fungsinya sebagai pembentukan konsep program yang terdiri dari tiga tahap yaitu program , memilih partnership dan jalankan. Isi dari TOR terdiri dari Fungsi dan tujuan program pemberdayaan oleh Bank Indonesia, program ini berjalan tentang apa, sasaran program yang akan di berikan oleh Bank Indonesia, Waktu pelaksanaan program, Lokasi yang di tentukan oleh Bank Indonesia, apa yang di berikan dari program ini untuk para peserta, setiap para peserta program akan di

(40)

berikan social investment dari pihak Bank Indonesia Rp. 2.000.000 per-orang dari anggaran Bank Indonesia yang fungsinya untuk membangun usaha mereka tidak hanya itu seluruh peserta akan diberikan edukasi pengetahuan mengenai literasi keuangan bagaimana mengatur keuangan usaha dan keluarga mereka juga prihal perkembangan pasar, setelah TOR di buat Bank Indonesia akan menentukan siapa partnership program Bank Indonesia mangaet Yayasan Cinta Anak Bangsa sebagai partnership program, partnership hanya berperan sebagai pelaksana program hanya memantau kegiatan selama dilapangan dengan pihak dari Bank Indonesia, karena Bank Indonesia tidak hanya memberikan sosial invesment saja tetapi terus membina para peserta agar mereka tau fungsi sosial invesment tersebut dapat digunakan sesuai tujuan program ini.

3. Act and Communication – Program Pemberdayaan perempuan pengusaha mikro

Pada tahap aksi dan komunikasi program Pemberdayaan Perempuan Bank Indonesia di lakukan oleh Departemen Komunikasi Bank Indonesia dan dibantu oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa dalam membina para ibu-ibu rumah tangga dengan cara tatap muka untuk memberikan infromasi tentang program secara langsung, dan komunikasi secara tidak langsung dilakukan melalui website dan

(41)

media sosial yang dimiliki oleh Bank Indonesia sebagai media informasi tentang program kegiatan ke masyarakat luas.

Tidak ada strategi khusus yang dilakukan Departemen Komunikasi dalam menginformasikan kepada para pemberdaya semua dilakukan berjalan seperti awal hanya saja selama program lebih dilakukan secara rutin untuk memantau para ibu-ibu dalam menjalankan usahanya .tujuannya untuk menyampain edukasi-edukasi dari program pemberdayaan yang dibuat oleh Bank Indonesia kepada ibu-ibu karena itu adalah rasa kepedulian Bank Indonesia agar para ibu-ibu ini paham akan program yang diberikan. Komunikasi secara langsung lainnya dilakukan mendatangi para pemberdaya satu per satu dengan menanyakan kendalan, pemasukan dan lain-lainnya agara Bank Indonesia mengetahui perkembangan usaha mereka secara langsung. 4. Evaluating- Program CSR Pemberdayaan Perempuan Pengusaha Mikro

yang dibuat oleh Bank Indonesia

Menganalisis evaluasi dari hasil program tersebut maka akan dianalisis hasilnya dari program pemberdayaan tersebut, apakah program tersebut berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan program. Ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro dilakukan pembinaan agar usaha mereka berjalan dengan terarah sesuai dengan tujuan program yaitu pemberdayaan perempuan pengusaha mikro. Maka Bank Indonesia harus selektif dalam

(42)

memilih para peserta program yang dimana berpotensi dan sesuai dengan syarat-syarat yang dibuat oleh Bank Indonesia untuk mengikuti program ini.

Dapat dikatakan bahwa Bank Indonesia serius dalam mengangkat potensi-potensi ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro yang berada di Petamburan dan di Tangerang. Hal tersebut di bukti dari pelaksanaan program di lapangan, Bank Indonesia terjun langsung ke lapangan dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa dan memantau perkembangan para ibu-ibu rumah tangga peserta program, dengan melakukan peninjauan langsung kelokasi Bank Indonesia lebih mengetahui perkembangan usaha para peserta yang terjadi di tempat mereka.

Kegiatan monitoring menyeluruh yang dilakukan setiap bulan dari hasil monitoring laporan keuangan para peserta mingguannya, yang dimana sebagai tolak ukur program pemberdayaan perempuan ini sesuai dengan tujuan program, apakah usaha para ibu-ibu berkembang atau tidak,maka sebagai pelaksana yayasan cinta anak bangsa dan dari pihak Bank Indonesia akan memberikan solusi kepada mereka yang mengalami permasalahan. Contoh, seperti mengalami penurunan pendapat karena Bank Indonesia memiliki catatan keuangan mereka, susahnya mencari pelangan atau pembeli Bank Indonesia dan Yayasan Cinta Anak Bangsa akan membantu mereka dalam mempromosikan usaha mereka, memilih

(43)

bahan baku samapi dalam menaiki harga agar tidak mengganggu harga pasaran.

Bentuk kerja sama yang di lakukan Bank Indonesia dan Yayasan Cinta Anak Bangsa adalah sebagai tujuan visi dan misi program mereka yaitu, mengembangkan potensi perempuan agar lebih produktif dan perempuan bukan hanya pelaku pasif tetapi juga aktif dalam ekonomi keluarga mereka. Dan di tambah dukungan dari pemerintah mengenai kewajiban pelaksanaan program sosial program Bank Indonesia yang dimana dapat meningkatkan ekonomi nasional negara ini.

Banyaknya populasi perempuan juga banyaknya perempuan yang hanya memilih sebagai ibu rumah tangga saja yang dimana mengandalkan pemasukan dari suami mereka, tetapi ada juga ibu rumah tangga yang memiliki inisiatif untuk membuka usaha milikinya yang diharapkan dapat membantu keuangan keluarga merea, dan tidak sedikit hanya bermodal nekat tetapi tidak tau bagaimana menjalankan usaha mereka tetap bertahan dan mendapatkan pemasukan lebih, Maka di perlukan pemberdayaan bagi kaum perempuan yang memiliki usaha mikro. Karena perempuan bukan hanya pelaku pasif tetapi perempuan dapat menjadi pelaku aktif dalam pemasukan keuangan, karena perempuan adalah mentri keuangan di dalam keluarga, perempuan tau apa saja kebutuhan untuk keluarga mereka.

Peran peserta atau ibu-ibu rumah tangga pengusaha mikro dalam program pemberdayaan mempunyai kepentingan untuk membantu

(44)

program pemberdayaan perempuan pengusaha mikro Bank Indonesia, dapat memberikan dampak positif bagi lingkungannya, yang dimana diharapkan para peserta dapat memberikan ilmu-ilmu yang di dapat dari program pemberdayaan perempuan pengusaha mikro ini kepada para perempuan lainnya dan para peserta mampu menjalankan usahanya bila program pemberdayaan perempuan pengusaha mikro Bank Indonesia nantinya berakhir.

Gambar

Gambar 2 Tabel  : Struktur Organisasi Bank  Indonesia
Gambar 6 Tabel Fokus Program Pemberdayaan Perempuan  Seperi  yang  di  lihat  dari  table  di  atas  Program  pemberdayaan  perempuan  sebenarnya  terbagi  beberapa  sector,  sesuai  dengan  judul  skripsi  dan  ketertarikan  penulis  dalam  dunia  ekonomi
Gambar 7 Tabel diagram keberlanjutan program  pemberdayaan prempuan pengusaha mikro
Gambar 8 Skema Program Pemberdayaan Perempuan  Pengusaha Mikro
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber dalam kegiatan CSR JEC pada tahap pengumpulan fakta sebelum melakukan kegiatan CSR sudah dilakukan dengan baik, hal

program aplikasi persediaan barang dagangan pada CV. Anugerah Bersama Banjarmasin yang telah dibuat:. a)

Apotek Firdaus Banjarmasin melakukan pencatatan transaksi penjualan menggunakan catatan biasa dan transaksi pembelian tidak dicatat namun mendasarkan pada nota

Bintang Ara. Survei dilakukan secara langsung untuk mengetahui kemungkinan dan ketersediaan sekolah yang bersangkutan untuk dijadikan tempat penelitian. Penulis mulai

Untuk mengetahui hasil Penelitian guru harus melakukan observasi kegiatan pembelajaran yang dimana seorang guru harus membuat RPP, RPP dibuat untuk memudahkan guru

Tahap administarsi disatukan dengan tahap permohonan, dan yang melakukan tahap administrasi penginputan data adalah petugas yang menerima permohonan, sehingga dalam

Kendala Internal yang dihadapi Customer Service Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Banjarmasin saat mengatasi keluhan nasabah adalah berasal dari sistem yang ada di

Keberadaan lembaga penilai harga tanah ( appraisal ) sebagai pihak yang bertugas melakukan penilaian terhadap tanah yang akan digunakan untuk kepentingan umum sangat menentukan