• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi. 1.Mahasiswa mampu menentukan perbedaan fasa antara dua buah gelombang. 2.Mahasiswa mampu menentukan pola gelap-terang hasil interferensi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kompetensi. 1.Mahasiswa mampu menentukan perbedaan fasa antara dua buah gelombang. 2.Mahasiswa mampu menentukan pola gelap-terang hasil interferensi."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

04:55:45

Fisika I

Interferensi

1.Mahasiswa mampu menentukan

perbedaan fasa antara dua buah

gelombang.

2.Mahasiswa mampu menentukan

pola gelap-terang hasil interferensi.

(2)

04:56:01

Fisika I

Interferensi

• Merupakan superposisi gelombang harmonik.

• Superposisi gelombang harmonik bergantung beda fasa

antara gelombang-gelombang.

• Beda fasa diakibatkan dua hal yaitu :

a. beda jarak tempuh

b. pemantulan saat gelombang datang dari medium

renggang ke rapat.

• Analisa matematis interferensi menggunakan diagram

fasor.

• Interferensi dapat terjadi pada saat gelombang melalui

celah ganda atau pemantulan oleh lapisan tipis

• Muncul pola interferensi (intensitas maksimum dan

minimum secara berulang), sebagai akibat superposisi

konstruktif dan destruktif

(3)

04:56:02

Fisika I

Interferensi

Wavepanels Interferensi Laser Hijau

(4)

04:57:37

Fisika I

Interferensi

(5)

04:58:15

Fisika I

Interferensi

(6)

04:58:49

Fisika I

Interferensi

(7)

04:59:04

Fisika I

Interferensi

P celah layar L r1 r2 d

Saat di celah kedua gelombang sbb: Y1 = A sin (kr – ωt +θ1)

Y2 = A sin (kr – ωt +θ2) θ1 dan θ2 adalah fasa awal Saat di P

Y1P= A sin (kr1 – ωt +θ1) Y2P= A sin (kr2 – ωt +θ2)

Fasa kedua gelombang adalah

1 = kr1 – ωt +θ1 2 = kr2 – ωt +θ2

Beda fasa gelombang = = 2- 1 = k(r2 – r1) + (θ2 –θ1)

(8)

04:59:59

Fisika I

Interferensi

Dengan menggunakan metoda fasor : Y1 = A kr11 Y2 = A kr22 = k(r2 – r1) + (θ2 –θ1) kr11 kr22 AR R

Perhatikan bahwa semakin kecil maka AR semakin besar! AR = (A2 + A2 + 2A2 cos )1/2= (2A2 + 2A2 cos )1/2

(9)

05:00:11

Fisika I

Interferensi

Intensitas berbanding lurus dengan kuadrat amplitudo resultan (AR2), I ~ A2 + A2 + 2A2 cos I -4 -3 -2 - 0 2 3 4 4A2 2 1

maks , m2 di mana m = 0,1,2,...

k(r -r ) =

min, (2n-1) di mana n = 1,2,3,...

(10)

05:22:58

Fisika I

Interferensi

2 1 maks , m2 di mana m = 0,1,2,... k(r -r ) = min, (2n-1) di mana n = 1,2,3,... Jika d~L, maka berlaku persamaan berikut:

Untuk d << L ada sedikit pendekatan, karena r1 dan r2 relatif sejajar sehingga r2 – r1 ≈d sinθ. Untuk θ~0, sinθ≈tg θ = x/L r1 P r2 d P celah layar L r1 r2 d r2 – r1 = d sinθ θ x

Interferensi Celah Ganda

1,2,...

n

dimana

2

1)

-(2n

min,

..

0,1,2,....

m

dimana

m

mak,

sin

d

(11)

05:21:33

Fisika I

Interferensi

Contoh Soal 1

Pada percobaan Young, jarak antar celah adalah 0,15 mm dan

jarak antara celah dan layar adalah 50 cm. Bila jarak antara

terang pertama dan terang ke-10 adalah 18 mm, tentukan

panjang gelombang dari cahaya yang akan diukur.

Contoh Soal 2

Pada percobaan Young, jarak antar celah adalah 0,12 mm dan

jarak antara celah dan layar adalah 55 cm. Bila panjang

gelombang yang digunakan adalah 546 nm, hitung jarak antar

garis terang.

(12)

05:21:34

Fisika I

Interferensi

Interferensi N Celah (N=3)

Tinjau kasus N = 3 untuk d<<L r3-r2 =r2-r1≈ dsinθ

Syarat maksimum sama seperti 2 celah, syarat minimum berbeda. Perhatikan penjumlahan fasor berikut ini.

y1 = A kr1 y1 = A 0 y2 = A kr1+kdsinθ y2 = A kdsinθ y3 = A kr1+2kdsinθ y3 = A 2kdsinθ r1 r2 r3 kdsinθ = 2kdsinθ AR

(13)

05:21:34

Fisika I

Interferensi

Persamaan AR2 = [A+Acos +Acos 2 ]2+ [Asin +Asin2 ]2

AR berharga maksimum 3A jika = 0,2 ,4 ,… = m2 di mana m=0,1,2,… AR berharga minimum 0 jika = 2 /3,4 /3,(2 /3)+2 ,(4 /3)+2 ,… I -2 /3-2 -2 -4 /3 - -2 /3 0 2 /3 4 /3 2 2 /3+ 2 9A2 Maks. sekunder Maks. sekunder

Interferensi N Celah (N=3)

(14)

05:25:36

Fisika I

Interferensi

Tinjau kasus N = 4 untuk d<<L r4-r3= r3-r2 =r2-r1≈ dsinθ

Syarat maksimum sama seperti 2 celah, syarat minimum berbeda. Perhatikan penjumlahan fasor berikut ini.

y1 = A kr1 y1 = A 0

y2 = A kr1+kdsinθ y2 = A kdsinθ y3 = A kr1+2kdsinθ y3 = A 2kdsinθ y4 = A kr1+3kdsinθ y4 = A 3kdsinθ

AR2 = [A+Acos +Acos 2 + Acos3 ]2+ [Asin +Asin2 +Asin3 ]2

r1 r2 r3 Kdsinθ = 2kdsinθ AR r4 3kdsinθ

Interferensi N Celah (N=4)

(15)

05:28:51

Fisika I

Interferensi

Perhatikan persamaan

AR2 = [A+Acos +Acos 2 + Acos3 ]2+ [Asin +Asin2 +Asin3 ]2

AR berharga maksimum 4A jika = 0,2 ,4 ,… = m2 di mana m=0,1,2,… AR berharga minimum 0 jika = 2 /4,4 /4,6 /4,(2 /4)+2 ,(4 /4)+2 ,(6 /4+2 )… I -2 -6 /4 - -2 /4 0 2 /4 6 /4 2

16A2 Maks. sekunder Maks. sekunder

(16)

05:28:54

Fisika I

Interferensi

I

-2 -6 /4 - -2 /4 0 2 /4 6 /4 2

16A2 Maks. sekunder Maks. sekunder -2 - 0 2 4A2 I -2 -4 /3 - -2 /3 0 2 /3 4 /3 2 9A2 Maks. sekunder Maks. sekunder

N = 2

N = 3

N = 4

(17)

05:28:56

Fisika I

Interferensi

Interferensi N Celah (Kesimpulan)

• Jumlah celah tidak mempengaruhi posisi maksimum.

• Makin banyak celah makin banyak jumlah minimum antara 2

maksimum yaitu N-1

• Makin banyak celah makin sempit jarak antara maksimum dan

minimum pertama yaitu 2 /N

(18)

05:29:07

Fisika I

Interferensi

Hukum Snellius θ1= θ1’ n1sinθ1=n2sinθ2

Perhatikan saat cahaya menjalar dari satu medium ke medium lainnya. Pada batas cahaya terpecah menjadi 2 yaitu cahaya pantul dan cahaya transmisi, dalam hal ini berlaku hukum Snellius. n1 n2 θ1 θ2 θ1’ batas Garis normal Cahaya transmisi Cahaya pantul

(19)

05:29:08

Fisika I

Interferensi

05:29:08

Fisika I

Interferensi

Interferensi Lapisan Tipis

Perhatikan lapisan setebal t dengan indeks bias n2 berada di udara (indeks bias n1).

Cahaya datang dari udara ke lapisan

Di batas atas cahaya terpecah menjadi 2.

Cahaya transmisi dalam lapisan akan mengalami pemantulan dan transmisi di batas bawah dan atas.

t n2 n1

n1

Gelombang-gelombang pantul

Gelombang-gelombang transmisi

Selanjutnya kita akan menganalisa interferensi gelombang-gelombang pantul dan gelombang-gelombang-gelombang-gelombang transmisi

(20)

05:30:55

Fisika I

Interferensi

Interferensi Lapisan Tipis

Perhatikan gelombang 1 dan 2! Ambil n2>n1. Kedua gelombang berinterferensi di layar.

Sekarang perhatikan jarak dan medium yang dilalui kedua gelombang sebelum mencapai layar. Kedua gelombang masih sama saat di titik A.

Untuk mencapai layar gelombang (1) menempuh AC’ di n1. Sedangkan gelombang (2) menempuh AB dan BC dalam n2. Jarak C’ dan C ke layar diasumsikan sama, sehingga beda fasa akibat beda jalan hanya ditentukan AC’, AB, dan BC. Ingat di titik A terjadi pembalikan fasa ( ) akibat pemantulan.

t n2 n1 n1 A B C’ (1) (2) C layar

(21)

05:30:56

Fisika I

Interferensi

Interferensi Lapisan Tipis

m2π, di mana m = 0,1,2,... (2n-1)π, di mana n =1,2,3,...

Saat kedua gelombang sampai di layar. Fasa masing gelombang adalah 1= k1AC’ + 2= k2AB + k2BC, AB = BC = 2 - 1 = 2 k2AB – (k1AC’ + ) maksimum;0,2π,4π,6π,... minimum;π,3π,5π,... t n2 n1 n1 A B C’ (1) (2) C layar maksimum;0,2π,4π,6π,... minimum;π,3π,5π,...

(22)

05:30:56

Fisika I

Interferensi

Interferensi Lapisan Tipis

Perhatikan gelombang 3 dan 4! Ambil n2>n1. Kedua gelombang berinterferensi di layar.

Sekarang perhatikan jarak dan medium yang dilalui kedua gelombang sebelum mencapai layar. Kedua gelombang masih sama saat di titik B.

Untuk mencapai layar gelombang (3) menempuh BD’ di n1. Sedangkan gelombang (4) menempuh BC dan CD dalam n2. Jarak D’ dan D ke layar diasumsikan sama, sehingga beda fasa akibat beda jalan hanya ditentukan BD’, BC, dan CD. Ingat di titik B dan D terjadi pemantulan, akan tetapi tidak terjadi pembalikan fasa. t n2 n1 n1 A B (3) (4) C layar D D’

(23)

05:30:56

Fisika I

Interferensi

Interferensi Lapisan Tipis

maksimum;0,2π,4π,6π,... minimum;π,3π,5π,...

Saat kedua gelombang sampai di layar. Fasa masing gelombang adalah 3= k1BD’ 4= k2BC + k2CD, BC=CD = 4 - 3 = 2 k2BC – k1BD’ t n2 n1 n1 A B (3) (4) C layar D D’ m2π, di mana m = 0,1,2,... (2n-1)π, di mana n =1,2,3,...

(24)

05:30:59

Fisika I

Interferensi

Interferensi Lapisan Tipis (t<<, AB=BC≈t dan AC’=BD’ ≈0)

2 m2π, di mana m = 0,1,2,... 2k t - π (2n-1)π, di mana n =1,2,3,... 2 (2m + 1)π, di mana m = 0,1,2,... 2k t = 2nπ, di mana n =1,2,3,... 2

m2π, di mana m = 0,1,2,...

2k t =

(2n-1)π, di mana n =1,2,3,...

Gelombang-gelombang pantul, = 2k2AB – (k1AC’ + )≈ 2k2t –

Gelombang-gelombang transmisi, = 2k2BC – k1BD’ ≈ 2k2t 2 2 2m (maks), di mana m = 0,1,2,... 4n t (2n-1) (min), di mana n =1,2,3,... 4n 2 2 (2m+1) (maks), di mana m = 0,1,2,... 4n t 2n (min), di mana n =1,2,3,... 4n

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti mencoba mewawancarai mahasiswi di Semarang sebanyak 40 orang untuk mengisi kuesioner penelitian untuk mengetahui hubungan antara intensitas terpaan iklan

Observasi ini digunakan untuk mengetahui hasil jadi teknik quilting berdasarkan aspek kerataan isi quilting, ketebalan motif quilting dan kepadatan isi quilting menggunakan

Lampiran 3 KUESIONER PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Studi Kasus Bank Madina Syariah Yogyakarta Kepada Yth,

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016 Cover menggunakan ilustrasi tokoh- tokoh pahlawan dalam bingkai yang bertujuan untuk memunculkan karakter tokoh tersebut serta

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menduga besarnya biomassa dan potensi karbon bahan organik mati (nekromasa pohon dan serasah) di berbagai kondisi

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnami (2008) tentang faktor-faktor penyebab kegagalan ASI ekslusif di Kelurahan Kembang Sari wilayah kerja

Formalin merupakan salah satu pengawet non pangan yang sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan.. pangan yang sekarang banyak digunakan untuk

Hasil penelitian menujukkan bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai. Lingkungan kerja fisik yang diukur dengan