• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

24 4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini tentang penyelesaian tugas pada mata pelajaran ekonomi di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga inidiperoleh data yang mencerminkan penyelesaian tugas Pekerjaan Rumah (PR) dalam mata pelajaran ekonomi dikalangan siswa kelas X. Data ini dicoba dikaitkan dengan data tentang ketuntasan belajar para siswa. Pada penelitian ini variabel dependent adalah tugas Pekerjaan Rumah(PR), sedangkan variabel independent adalah prestasi yang tercantum dalam nilai rapor.

4.1.1 Ketuntasan Belajar

Pada berbagai data yang telah diutarakan bahwa ketuntasan belajar dapat diamati dari prestasi mata pelajaran ekonomi. Prestasi dinyatakan dalam bentuk nilai raport. SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga menetapkan batas nilai 73 sebagai batas bawah dalam ketuntasan belajar. Hal ini dimaksudkan untuk memacu siswa agar dapat rajin dalam belajar dan memacu dalam mencapai kelulusan di tingkat pendidikan SMA.

Penentuan ketuntasan pada nilai raport dan hasil ujian selalu dipertimbangkan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa. Hal ini setidaknya dapat membantu siswa dalam mendorong kerajinan belajar siswa.

(2)

Tugas yang diberikan berupa Pekerjaan Rumah (PR) dapat membantu siswa dalam menguasai standart kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini akan membantu para siswa untuk belajar secara bertahap mendalami standart kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun prestasi belajar mata pelajaran seperti tertera pada nilai raport semester satu tahun ajaran 2011/2012 disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1.1.1 Distribusi Frekuensi Menurut Kadar Ketuntasan BelajarOleh Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga Tahun 2011/2012

Ketuntasan Kategori Nilai Jumlah Prosentase (%)

Tidak Tuntas <73 3 6%

Tuntas ≥73 49 94%

Jumlah 52 100 %

Pada tabel tersebut terlihat bahwa siswa yang tuntas belajarnya sangat banyak, yaitu sejumlah 49 siswa. Nilai yang dicantumkan dalam nilai raport adalah nilai gabungan dari nilai tugas, nilai ulangan harian dan nilai semester yang disebut Nilai Hasil Belajar (NHB).Nilai Hasil Belajar (NHB ) ini diperoleh dari Nilai Harian (NH) dan Nilai Ulangan Semester(NUS) yang dapat dilihat sebagai berikut :

(3)

NH = (2xRUH) + RTU 3

NUS = NUTS + NUAS 2

NHB = (2xNH) + NUS 3

Keterangan :

1. NH = Nilai Harian

2. RUH = Rata-rata ulangan harian 3. RTU = Rata-rata tugas

4. NUS = Nilai ulangan semester

5. NUTS = Nilai ulangan tengah semester 6. NUAS = Nilai ulangan akhir semester 7. NHB = Nilai hasil belajar

Nilai Harian (NH) adalah nilai yang diperoleh dari nilai pembelajaran harian yaitu berupa nilai ulangan harian dan nilai tugas. Nilai harian diperoleh dari dua kali rata-rata ulangan harian (RUH) ditambah dengan rata-rata tugas (RTU) yang dibagi tiga. Rata-rata ulangan harian adalah jumlah seluruh nilai ulangan harian dibagi frekuensi ulangan harian yang telah diselenggarakan. Nilai harian yang diperoleh siswa dalam perhitungan nilai harian adalah hasil nilai yang sudah tuntas, untuk siswa

(4)

yang belum tuntas harus mengikuti program remedial. Sedangakan untuk rata-rata tugas (RTU) merupakan hasil dari jumlah seluruh nilai tugas dibagi dengan frekuensi pemberian tugas yaitu lima kali. Apabila siswa mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah (PR) dengan baik, maka proses belajar ketika mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah (PR) sekaligus bisa membantu peningkatan kemampuan mengerjakan ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

Nilai ulangan semester ( NUS ) adalah nilai yang berasal dari nilai ulangan tengah semester (NUTS) maupun nilai ulangan akhir semester ( NUAS ) kemudian dibagi dua. Nilai ulangan tengah semester (NUTS) merupakan nilai tes yang diadakan di tengah semester, sedangkan nilai ulangan akhir semester (NUAS) diperoleh dari nilai hasil tes mata pelajaran ekonomi yang diadakan di akhir semester.

Nilai hasil belajar (NHB) adalah nilai yang diperoleh dari dua kali nilai ulangan harian (NH) ditambah dengan nilai ulangan semester (NUS) kemudian dibagi tiga. Nilai harian ini memiliki bobot nilai yang besar untuk nilai hasil belajar atau yang tercantum dalam nilai raport, karena nilai harian tersebut terdiri dari nilai ulangan harian dan nilai tugas sehingga nilai tugas berperan besar dalam perhitungan nilai rapor.

Nilai raport merupakan perhitungan nilai harian (NH) dan nilai ulangan semester (NUS) seperti pada rumus yang telah diungkapkan di atas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu memiliki ketuntasan belajar

(5)

dengan baik karena bobot nilai harian (NH) yang besar dalam perhitungan nilai raport. Apabila siswa mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah (PR) dengan baik maka akan mendapatkan nilai rata-rata tugas yang baik, sehingga dapat membantu siswa mengerjakan ulangan harian dengan mudah. Siswa yang mengerjakan ulangan harian dengan baik, maka dapat mengerjakan ulangan semester dengan baik sehingga nilai raportnya juga baik. Apabila siswa tidak mampu mengerjakan ulangan harian karena batas kecerdasannya cukup maka nilai hariannya dapat dibantu dengan nilai tugas, dimana nilai harian tersebut mempunyai bobot dua kali dalam perhitungan nilai raport.

Berdasarkan hasil perhitungan data nilai raport, banyak siswa yang telah tuntas dalam belajarnya. Apabila nilai ulangan semester kurang memuaskan maka dapat dibantu dengan nilai dari pengerjaan tugas Pekerjaan Rumah (PR) tersebut yang memiliki bobot yang besar dalam perhitungan nilai raport. Sebaliknya jika siswa mengalami nilai tugas Pekerjaan Rumah (PR) yang kurang baik maka siswa harus mampu mengejar untuk meningkatkan nilai ulangan harian dan nilai ulangan semester.

4.1.2 Beban Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

Tatap muka pada mata pelajaran ekonomi selama satu semester 17-19 kali pertemuan pada minggu efektif. Didalam KTSP mata pelajaran

(6)

Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalahekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan Negara, (2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi, (3) Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan Negara, (4) Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. Setiap guru memiliki beban kompetensi dasar dan standart kompetensi, untuk memahamkan kompetensi tersebut siswa diberikan tugas tersendiri atau biasa disebut dengan PR (Pekerjaan Rumah). Tugas tersebut diberikan kepada siswa sebagai pengayaan dirumah untuk menjadikan siswa paham terhadap kompetensi yang telah disampaikan tersebut. Pada semester satu ini untuk materi pengayaan dan sebagai tugas mandiri siswa diberikan sebanyak lima kali tugas.

Pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) pada siswa selain untuk pengayaan materi pelajaran dirumah juga menjadi sebuah pertimbangan nilai raport. Pada dasarnya tugas Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan sebagai kegiatan mandiri siswa yang nantinya akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya. Mengingat materi pembahasan dan pengayaan yang cukup

(7)

banyak mengakibatkan beberapa materi tidak dibahas didalam jam tatap muka, namun materi tugas Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan lebih banyak yang dibahas.

4.1.3 Penyelesaian Tugas Mata Pelajaran Ekonomi

Tugas Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan oleh guru selama semester satu tersebut diharapkan semua siswa mengerjakan tugas, tetapi terdapat juga siswa yang tidak mengerjakan atau hanya mengerjakan sebagian tugas Pekerjaan Rumah (PR) tersebut. Hal ini juga nantinya akan mempengaruhi nilai rapor bagi siswa tersebut, karena nilai tugas memiliki bobot yang besar dalam perhitungan raport. Apabila siswa yang sering mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah (PR) dengan baik, maka proses belajar ketika mengerjakan tugas sekaligus bisa membantu peningkatan kemampuan mengerjakan ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

4.1.3.1. Prosentase Pengerjaan Tugas Pekerjaan Rumah (PR)

Berdasarkan data dari lima kali pemberian tugas mata pelajaran Ekonomi dalam semester satu tahun 2011/2012 ternyata ada siswa yang jarang mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah(PR). Selengkapnya distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.1.3.1.1

Kadar penyelesaian tugas diukur dari dua indikator, yaitu prosentase pengerjaan tugas dan prosentase keterselesaian pengerjaan tugas.

(8)

Adapun prosentase pengerjaan tugas dibedakan menjadi lima kategori yaitu sekali,jarang,sedang,agak sedang, dan sering yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1.3.1.1 Distribusi Frekuensi Prosentase Pengerjaan Tugas PR Oleh Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga Tahun 2011/2012

Kategori Pengerjaan Tugas Jumlah Prosentase (%) Sekali 2 4% Jarang 0 0 Sedang 6 11% Agak sering 31 60% Sering 13 25% 52 100%

Berdasarkan data tersebut ternyata sejumlah 52 siswa cenderung tergolong pada katergori agak sering yaitu sebanya 31 siswa dengan prosentase 60%. Hal ini berarti siswa cenderung sebanyak empat tugas yang diberikan oleh guru.

4.1.3.2. Prosentase Keterselaian Pengerjaan Tugas

Pengerjaan tugas bisa saja dilakukan setiap ada tugas tetapi belum tentu semua tugas diselesaikan secara utuh sesuai yang diharapkan. Adapun keterselesaian tugas yang dikerjakan oleh siswa dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi prosentase keterselesaian pengerjaan tugas yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu tidak selesai, selesai tidak utuh dan selesai utuh.

(9)

Hal ini mencerminkan adanya perbedaan prosentase keterselesaian tugas PR oleh siswa yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.3.2.1 Distribusi Frekuensi ProsentaseKeterselesaikan Tugas PR Oleh Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah (Plus) SalatigaTahun 2011/2012

No. Kategori Keterselesaian Pengerjaan Tugas

Prosentase Jumlah Prosentase ( % )

1 Tidak selesai 33% 3 5,76%

2 Selesai Tidak Utuh 66% 38 73,07%

3 Selesai Utuh 100% 11 21,15%

Jumlah 52 100%

Berdasarkan data tersebut ternyata siswa pada kategori keterselesaian pengerjaan tugas terdapat 3 siswa dalam kategori tidak selesai, 38 siswa masuk kategori selesai tidak utuh, dan 11 siswa dalam kategori selesai utuh. Pada kategori keterselesaian pengerjaan tugassiswa cenderung pada kategori selesai tidak utuh yakni sebanya 3 sisa dengan prosentase 73,07% . Hal ini berarti bahwa siswa mengerjakan tugas selesai tidak utuh yakni siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan usaha sendiri tetapi hanya sebagian saja. tetapi prosentaseketerselesaian pengerjaan tugas pada kategori tidak selesai sedikit sekali yaitu sebanyak 3 siswa dengan prosentase 5,76%, karena masih banyaksiswa yang pengerjaan tugasnya yang tergolong selesai tidak utuh.

(10)

4.2Analisis Pembahasan

4.2.1 Prosentase Penyelesaian Tugas

Selama satu semester terdapat 17-19 minggu kegiatan belajar mengajar termasuk ulangan maupun tes. Untuk mengejar tercapainya penguasaan standart kompetensi dan kompetensi dasar maka guru memberi tugas Pekerjaaan Rumah (PR) guna pendalaman penguasaan kompetensi. Terkait dengan itu guru mata pelajaran ekonomi di kelas X pada semester satu tahun ajaran 2011/2012 memberikan lima kali tugas tugas Pekerjaaan Rumah (PR).

Prosentase penyelesaian tugas (X) diperoleh dari perhitungan prosentase pengerjaan tugas (X1) dan prosentase keterselesaian tugas (X2) yaitu dengan rumus ((X1+X2)/2). Berdasarkan sampel dari penelitian sejumlah 52 siswa memiliki jumlah 1694 dan prosentase rata-ratanya sebesar 74%. Hal ini berarti siswa kelas X di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga memiliki prosentase rata-rata penyelesaian tugas sebesar 74%.

Pemberian tugas mandiri itu diberikan untuk mengisi kekurangan penguasaan materi pada jam tatap muka serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan dan pengetahuannya. Selain itu tugas disampaikan untuk mengembangkan cara belajar mandiri siswa denganmenemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari maupunpengertian

(11)

yangditemukan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari maupun pengertian yang ditemukan sendiri, pengertian tersebut merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan, maka hasil yang diperolehakan tahan lama dalam ingatan dandimaksudkan untuk mengatasi terjadinya lupa dalam proses belajar. MenurutMuvida (2011:www.blogmuvida.com) dalam teori Thorndike yaknihukum belajar antara lain adalah The Law Exercise yang terbagi menjadi dua yaitu :

3. Koneksi antara stimulus dan respons menguat saat keduanya dipakai. Dengan kata lain melatih koneksi ( hubungan ) antara situasi yang menstimulasi dengan suatu respons akan memperkuat koneksi diantara keduanya. Bagian dari hukum latihan ini dinamakan law of use ( hukum penggunaan ).

4. Koneksi antara stimulus dan respons akan melemah apabila praktik hubungan dihentikan atau jika ikatan neural tidak dipakai. Bagian dari hukum latihan ini dinamakan law of disuse ( hukum ketidak gunaan ). Hal tersebut berarti makin sering diulangi materi pelajaran yang diterimanya akan semakin dikuasai dan bila materi pelajaran tidak diulangi atau tidak dipakai, maka informasi yang diterimanya akan mudah hilang.

(12)

4.2.2 Nilai Hasil Belajar

Nilai Hasil Belajar (NHB) yaitu diperoleh dari nilai harian (NH) dengan nilai ulangan akhir semester (NUAS) yaitu dengan rumus

( )

. Ketuntasan belajar yang disebut nilai hasil belajar

terdiridua kategori, yaitu tidak tuntas dengan nilai <73dan tuntas dengan

nilai ≥ 73. Nilai harian (NH) itu diperoleh dari ( ) dimana

RUH adalah rata-rata ulangan harian dan RTU merupakan rata-rata tugas.Selanjutnya nilai ulangan semester diperoleh dari

dimana NTS adalah nilai tengah semester sedangkan NUAS

adalah nilai ulangan akhir semester

.

Nilai harian (NH) ini memiliki bobot nilai yang besar untuk nilai hasil belajar seperti yang tercantum dalam nilai raport, karena nilai harian tersebut terdiri dari rata-rata nilai ulangan harian dan nilai tugas sehingga nilai tugas berperan besar dalam perhitungan nilai raport. Hal tersebut cukup wajar jikaterdapat siswa yang aktif dalam mengerjakan tugas tetapi mengalami ketidaktuntasan dalam belajar, karena untuk menghitung tingkat ketuntasan bagi para siswa memperhatikan aspek yang lainnya juga, seperti tingkat kecerdasan, kondisi fisik/ psikis saat ulangan dan lain-lain.

Dari rumus yang dipakai untuk menentukan nilai hasil belajar (NHB) nampak sekali betapa besar kontribusi pengerjaan tugas terhadap nilai hasil belajar (NHB) melalui nilai harian (NH) dimana didalamnya

(13)

masuk rata-rata nilai tugas (RTU). Seorang siswa akan berhasil belajar manakala bahan ajar yang diterima di sekolah selalu dipelajari ulang di rumah untuk mengeliminasi faktor lupa. Pemberian tugas PR antara lain dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau mengulangi pelajaran sekolah di luar jam sekolah melalui pemberian tugas PR. Makin sering diulangi materi pelajaran yang diterimanya akan semakin menguasai dan informasi yang diterimanya tidak akan mudah lupa, sehingga siswa mempunyai waktu yang cukup dalam mempersiapkan diri saat ulangan harian maupun tes semester. Menurut Dimyati & Mudjior (2002:243-244)Proses terjadinya gejala lupa dapat dilacak dan diperbaiki dalam proses belajar ulang. Proses lupaterjadi jika (1) Pebelajar melakukan konsentrasi terhadap bahan ajar. Pemusatan perhatian tersebut dapat menurun karena lelah atau memang lemah.Akibatnya pada bahan ajar yang keluar dan tak terterima.(2)Pebelajar mengolah bahan ajar yang diterima. (3) Apa yang terolah akan disimpan, tetapi ada bagian yang keluar. Dengan demikian siswa menyimpan bagian bahan ajar yang terolah dengan baik. (4) Dalam menghadapi tugas-tugas belajar lanjut, maka siswa akan menggali pengetahuan dan pengalaman belajar yang tersimpan. Pebelajar memanggil pesan yang tersimpan. Ada pesan yang dilupakan, sehingga tidak dapat digunakan untuk mencapai prestasi yang diharapkan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menggali kembali materi yang telah diberikan adalah dengan pengayaan berupa pemberian tugas.(5)Pebelajar menggunakan pesan-pesan yang telah

(14)

dipelajari untuk berprestasi. Pada proses menggali dan berprestasi dapat terjadi gejala lupa, karena siswa lupa memanggil pesan yang tersimpan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa “keluarnya” pesan pada siswa terjadi saat konsentrasi dan mengolah pesan. Sedangkan gejala lupa terjadi pada siswa saat menggali dan berprestasi. Hal ini menunjukkan bahwa proses berkonsentrasi dan pengolahan pesan dapat dipertinggi mutunya.

Siswa yang memiliki nilai rata-rata ulangan harian yang kurang baik bisa memperbaiki dengan mengikuti remidi.Apabila siswa yang telah mengikuti remidi masih belum mencapai batas ketuntasan, maka nilai yang diperhitungkan dalam nilai raport adalah nilai yang paling baik. Selain itu siswa juga dapat memperbaiki nilai ulangan semester dengan cara belajar dengan baik saat tes tengah semeseter dan tes semester untuk mendapatkan nilai raport yang baik.Pada tes tengah semester maupun tes semester guru memberikan waktu yang lebih lama daripada ulangan harian, sehingga siswa mempunyai waktu yang cukup banyak untuk belajar dan mempersiapkan diri.

(15)

4.2.3. Hubungan Prosentase Penyelesaian Tugas Dengan Ketuntasan Belajar

Hubungan penyelesaian tugas Pekerjaan Rumah (PR) dengan nilai hasil belajar didapatkan sebuah formulasi perhitungan dimana penyelesaian tugas (X) dan nilai hasil belajar (Y) dilakukan dengan menggunakan metode spearman yang hasilnya sebagai berikut

Rs = 1 – ((6ΣD2)/n(n2-1)) Rs = 1-((6 410)/52(522-1)) Rs = 1- 0.037 Rs = 0.96 Keterangan : Rs = Korelasi Spearman

D = Different/ Perbedaan selisih

n = Jumlah sampel

Hal ini berarti bahwa angka 0,96 menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang signifikan antara kadar penyelesaian tugas dengan nilai hasil belajar. Karena nilai tersebut diatas dari 0.5, jika perhitungan Rs kurang dari 0.5 maka menyatakan tidak adanya hubungan atau

(16)

korelasi antara variabel. Jika lebih dari 0.5 maka variabel saling berhubungan atau korelasi seperti pada penelitian ini.

Penelitian ini juga didukung dengan analisis pearson product moment untuk menghubungkan korelasi penyelesaian tugas (X) dan nilai hasil belajar (Y) dilakukan dengan menggunakan metode spearman yang hasilnya sebagai berikut

R(X,Y) = ∑ ∑ ∑

( ∑ ∑ ) ( ∑ (∑ )

Diketahui :

n = 52 n = Jumlah populasi Ʃ X = 3852,5 X = Rata-rata tugas Ʃ Y = 4127 Y = Nilai hasil belajar Ʃ X.Y= 310198 Ʃ X² = 294967,3 Ʃ Y² = 330391 R(X,Y) = ( )( ) ( , )( ) ( ( , ) ( , )²)( ( ) ( ) R(X,Y) = , ( , , )( ) R(X,Y) = . ( , )( )

(17)

R(X,Y) = ,

R(X,Y) = ,

,

R(X,Y) = 0,85

Nilai R(X,Y) adalah nilai korelasi dari kedua variabel X dan Y, dimana hasilnya adalah 0,85. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat hubungannya korelasi tingkat tinggi. Korelasi faktor X sebagai variabel tingkat rata-rata tugas berbanding lurus dengan faktor Y sebagai variabel nilai hasil belajar.

Hal ini menunjukkan bahwa bilai variabel X meningkat maka secara langsung variabel Y meningkat. Artinya semakin tinggi penyelesaian tugas maka nilai hasil belajar juga semakin tinggi.

Gambar

Tabel  4.1.1.1  Distribusi  Frekuensi  Menurut  Kadar  Ketuntasan  BelajarOleh  Siswa  Kelas  X  SMA  Muhammadiyah  (Plus)  Salatiga Tahun 2011/2012
Tabel  4.1.3.1.1  Distribusi  Frekuensi  Prosentase  Pengerjaan  Tugas  PR  Oleh  Siswa  Kelas  X  SMA  Muhammadiyah  (Plus)  Salatiga Tahun 2011/2012
Tabel 4.1.3.2.1 Distribusi Frekuensi ProsentaseKeterselesaikan Tugas PR  Oleh  Siswa  Kelas  X  SMA  Muhammadiyah  (Plus)  SalatigaTahun 2011/2012

Referensi

Dokumen terkait

Keadaan demikian merupakan salah satu karakteristik problema perkotaan yang berdampak luas, tidak terkecuali dampak pada segi kualitas lingkungan hidup, yaitu perubahan

Analisis Efisiensi, Efektivita, dan Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta Tahun 2009-2014 [Skripsi]. Surakarta:

dibagikan sebagai dividen. Ini berarti Current Ratio tidak memberikan pengaruh dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur sektor barang

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang masalah potensi wisata yang terdapat di Pasar Jumat Karanganyar, strategi pengembangan Pasar Jumat Karanganyar, dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh faktor personality (computer anxiety, computer attitude dan math anxiety) terhadap keahlian

Kelengkapan makalah, cara presentasi, dan keaktifan dalam dalam diskusi K: 1 T: 2 o Lubis (2015) 10 Mahasiswa mampu memahami kajian mengenai Multikulturalisme dan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi banyak nikmat dan karunia pada penulis sehingga proses penulisan skripsi yang berjudul “Masa Transisi

Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu musim basah (10 Desember s.d. 04 Januari 2000) di Bandung Jawa Barat dengan harapan dapat diperoleh data yang cukup banyak