• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH

DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR

Intan Julia Laksono1, *), Yulinah Trihadiningrum1), Yeni Dhokikah1), Ellina S. Pandebesie 1), dan Sony Sunary2)

1)Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP, 2) Jurusan Statistika, FMIPA Institut Teknologi Sepuluh November

*)e-mail: intanjulak@yahoo.com ABSTRAK

Permukiman berkontribusi paling besar terhadap jumlah timbunan sampah di Kota Surabaya. Kecamatan Tenggilis Mejoyo merupakan salah satu kecamatan di Surabaya Timur yang berpotensi untuk meningkatkan timbulan sampah. Partisipasi masyarakat berperan penting dalam upaya mereduksi timbunan sampah. Studi ini bertujuan untuk menentukan laju timbulan, komposisi sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo dan faktor-faktor pendukung yang secara individu berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk mereduksi sampah. Pengukuran timbulan dan komposisi sampah permukiman dilakukan berdasarkan SNI 19-39-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Penentuan jumlah sampel Kepala Keluarga (KK) dilakukan berdasarkan metode stratified random sampling. Uji statistik secara individual terhadap faktor-faktor pendukung partisipasi masyarakat untuk mereduksi sampah dilakukan berdasarkan nilai pearson chisquares pada tingkat signifikansi 10%. Hasil studi menunjukkan bahwa timbulan sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo sebesar 0,29 kg/hari.jiwa. Komposisi sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo terdiri atas 74,43% sampah basah; 8,33% plastik; 7,49% kertas; 6,71% sampah lain-lain; 1,09% kaca; 0,92% kain; 0,66% logam; 0,22% karet dan 0,15% kayu. Berdasarkan uji statistik secara individual, keberadaan bank sampah, penyuluhan dan keberadaan kader lingkungan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk memilah sampah dan mendaur ulang sampah kering. Pengetahuan masyarakat terhadap kegiatan pengomposan, media massa dan ketersediaan sarana untuk pengomposan berpengaruh terhadap masyarakat untuk mengomposkan sampah.

Kata kunci: Faktor-faktor Pendukung Kegiatan Reduksi Sampah, Kegiatan Reduksi Sampah, Sampah Permukiman,Partisipasi Masyarakat

PENDAHULUAN

Pola hidup masyarakat Kota Surabaya yang semakin konsumtif mengakibatkan jumlah timbunan sampah semakin tinggi. Permukiman berkontribusi paling besar terhadap jumlah timbunan sampah di Kota Surabaya. Tepatnya 79,19% sampah dihasilkan dari aktivitas permukiman. Pada tahun 2011, 806.794 permukiman yang ada di Kota Surabaya diperkirakan menghasilkan timbunan sampah 1.200 ton/hari (Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, 2012). Pemilahan sampah dari sumber penghasil, pengomposan dan pembuangan sampah yang tidak dapat dimanfaatkan ke landfill merupakan cara yang paling praktis dan ekonomis untuk mengelola sampah perkotaan (Trois dan Couth, 2010). Sistem pengelolaan sampah berdasarkan partisipasi masyarakat merupakan sistem yang umumnya disarankan untuk pengelolaan sampah di negara berkembang (Chakrabarti et al., 2009). Menurut Badan

(2)

Lingkungan Hidup Kota Surabaya (2012), Kota Surabaya telah menerapkan kegiatan reduksi sampah berdasarkan partisipasi masyarakat. Kegiatan reduksi sampah tersebut, meliputi pengomposan, penjualan dan pendaur ulangan sampah anorganik. Kegiatan reduksi sampah dari sumber juga dilakukan dengan pengembangan dan peningkatan rumah kompos (Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, 2012).

Keberlanjutan sistem pengelolaan sampah dapat tercapai dengan adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk melakukan reduksi, pemilahan dan daur ulang sampah (Joseph, 2006). Latar belakang ekonomi dan prilaku warga menjadi faktor yang dapat menghambat kegiatan pemilahan sampah dari sumber. Minimnya pengetahuan masyarakat dan fasilitas juga menjadi hambatan (Tai et al., 2011). Kurangnya waktu dan tidak adanya halaman rumah merupakan alasan masyarakat tidak aktif dalam kegiatan pemilahan dan daur ulang sampah. Komitmen keluarga juga menjadi salah satu alasan rendahnya partisipan kegiatan pemilahan dan daur ulang sampah (Martin et al., 2006). Sosialisasi secara rutin dapat meningkatkan partisipasi dan tingkat pemilahan sampah dari sumber secara benar (Zhuang et al., 2008). Adanya tempat penjualan sampah juga berperan penting dalam keberhasilan dan keberlanjutan kegiatan daur ulang sampah di sumber penghasil (Martin et al., 2006).

Kecamatan Tenggilis Mejoyo merupakan salah satu kecamatan di Surabaya Timur dengan luas ± 5,51 km2 yang terdiri atas 5 kelurahan. Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga

(KK) di Kecamatan Tenggilis Mejoyo masing-masing 58.058 jiwa dan 16.024 KK (Badan Pusat Statistik, 2012). Berdasarkan hasil observasi secara langsung di wilayah studi dapat diketahui bahwa kegiatan reduksi sampah dari sumber telah dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo, akan tetapi belum maksimal. Seiring dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2012, setiap orang dan pengelola kawasan permukiman diwajibkan melakukan kegiatan pemilahan sampah dan pengolahan sampah dari sumber. Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan reduksi sampah oleh masyarakat di Kecamatan Tenggilis Mejoyo perlu ditingkatkan. Dengan demikian, kajian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk mereduksi sampah perlu dikaji.

METODE

Studi ini diawali dengan studi literatur yang dilanjutkan dengan studi lapangan untuk melihat kondisi daerah studi. Data sekunder yang dibutuhkan pada studi ini meliputi: jumlah kepala keluarga (KK) dan data Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dibayarkan oleh masing-masing KK di Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Kedua data tersebut digunakan untuk menetapkan jumlah KK yang akan dijadikan responden pada studi ini. Penentuan responden dilakukan berdasarkan metode stratified random sampling. Responden dipilih secara acak dari lima kelurahan dengan memperhatikan strata sosial yang ada di Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Pada studi ini, masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo di kelompokkan menjadi 3 kelas ekonomi berdasarkan besarnya PBB yang dibayarkan oleh masing-masing KK. Ketiga kelas ekonomi tersebut meliputi:

1. Kelas ekonomi bawah : <Rp 100.000,00

2. Kelas ekonomi menengah : Rp.100.000,00 – Rp. 300.000,00 3. Kelas ekonomi atas : > Rp.300.000,00

Berdasarkan data PBB Kecamatan Tenggilis Mejoyo (2013) terdapat 16% KK kelas ekonomi bawah, 27% KK kelas ekonomi menengah dan 57% KK kelas ekonomi atas. Jumlah responden ditentukan berdasarkan rumus Slovin dengan galat pendugaan 10% yang dapat dilihat pada Persamaan 1.

(3)

n . ……….1 Dimana: n = Ukuran sampel (KK) N = Ukuran populasi (KK) d = Galat pendugaan (%)

Pengukuran timbulan dan komposisi sampah permukiman diambil dari 100 KK yang terdiri atas 16 responden kelas ekonomi bawah, 27 responden kelas ekonomi menengah dan 57 responden kelas ekonomi atas. Pengukuran timbulan dan komposisi sampah dilakukan selama 8 hari berturut-turut sesuai SNI 19-39-1994. Wawancara terhadap 100 responden dilakukan untuk menentukan faktor-faktor pendukung partisipasi masyarakat dalam kegiatan reduksi sampah.

Analisis data dilakukan melalui uji statistik secara individual untuk mengetahui hubungan antara prilaku masyarakat untuk mereduksi sampah dengan faktor-faktor pendukungnya pada tingkat signifikansi (α) 10%. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Pada pengujian ini, perilaku masyarakat mereduksi sampah dianggap sebagai variabel respon, sedangkan faktor-faktor pendukungnya dianggap sebagai variabel prediktor. Uji secara individual dilakukan dengan menguji korelasi antara masing-masing variabel prediktor terhadap variabel respon. Pengujian korelasi secara individual dilakukan berdasarkan nilai pearson chisquares. Nilai pearson chisquares yang digunakan pada pengujian ini meliputi: χ2(1:0,10) = 2,706 atau χ2(2:0,1)= 4,605 atau χ2(3:0,1) = 6,2514.

Pengujian korelasi antara variabel respon dan variabel prediktor secara individual sebagai berikut:

1. Variabel prediktor berkorelasi dengan variabel responden apabila nilai pearson chisquare hitungan (χ2hitungan) lebih besar dari χ2 pada tabel distibusi, sehingga H0 ditolak dan H1

diterima.

2. Variabel prediktor tidak berkorelasi dengan variabel responden apabila nilai pearson chisquare hitungan (χ2hitungan) lebih besar dari χ2 pada tabel, sehingga H0 diterima dan H1

ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Laju timbulan sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo berdasarkan hasil penelitian selama 8 hari berturut-turut sebesar 0,29 kg/jiwa.hari. Hasil pengukuran komposisi sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Pengukuran Komposisi Sampah Permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo

No Jenis Sampah Komposisi (% Berat)

1 Sampah basah 74,43 2 Plastik 8,33 3 Kertas 7,49 4 Lain-lain 6,71 5 Kaca 1,09 6 Kain 0,92 7 Logam 0,66

(4)

No Jenis Sampah Komposisi (% Berat)

8 Karet 0,22

9 Kayu 0,15

Total 100,00

Hasil analisis komposisi sampah menunjukkan bahwa sampah basah (74,43%) memiliki komposisi terbesar pada sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Sampah karet memiliki komposisi yang paling kecil dibandingkan lainnya. Sampah lain-lain sebesar 6,71% yang terdiri atas diapers, tissue dan pembalut.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 100 responden di Kecamatan Tenggilis Mejoyo dapat diketahui bahwa 37% responden memilah sampah dan 63% responden tidak memilah sampah. Delapan persen (8%) responden telah mendaur ulang sampah kering dan 92% responden tidak mendaur ulang sampah kering. Sebanyak 17% responden telah mengompos sampah dan 83% responden belum melakukan pengomposan.

Hasil pengujian statistik secara individual dilakukan untuk mengetahui korelasi antara partisipasi masyarakat dalam mereduksi sampah dengan faktor-faktor pendukungnya. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh terhadap kegiatan pemilahan sampah berdasarkan uji individual dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Pengujian Statistik Secara Individual Hubungan Partisipasi mayarakat untuk Memilah Sampah Terhadap Faktor-faktor Pendukung

Variabel Prediktor df* χ2 hitungan Keputusan

Tingkat ekonomi 2 0,6570 Terima H0***

Media massa 1 0,1390 Terima H0**

Pengetahuan masyarakat mengenai

pemilahan 2 1,985 Terima H0***

Ketersediaan bank sampah 1 21,809 Tolak H0**

Penyuluhan 1 11,108 Tolak H0**

Keberadaan kader lingkungan 1 7,3280 Tolak H0**

*df : Derajat Kebebasan ** χ2(1:0,10) = 2,706 *** χ2(2:0,1)= 4,6

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi, media massa dan pengetahuan masyarakat tentang pemilahan sampah tidak berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk memilah sampah. Hasil analisis menunjukkan bahwa bank sampah, penyuluhan dan keberadaan kader lingkungan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah. Bank sampah merupakan salah satu sarana untuk menyimpan dan menjual sampah hasil pemilahan warga berupa rekening yang dapat diambil setiap waktu. Dengan adanya bank sampah, masyarakat dapat merasakan secara langsung manfaat dari kegiatan pemilahan sampah sehingga bank sampah berpengaruh terhadap peningkatan partisipasi masyarakat untuk memilah sampah. Hal ini menunjukkan bahwa sarana-prasarana berpengaruh terhadap kegiatan pemilahan yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Penyuluhan mengenai kegiatan pemilahan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Zhuang et al. (2008), bahwa penyuluhan secara rutin dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memilah sampah dari sumber. Keberadaan kader lingkungan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendampingan

(5)

dan pemantauan oleh kader lingkungan sangat diperlukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah.

Pengomposan merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan timbunan sampah dan untuk merecovery sumber daya dari sampah rumah tangga (Mbuligwe et al., 2002). Hasil uji statistik secara individual terhadap faktor-faktor yang dianggap berkorelasi terhadap partisipasi masyarakat untuk mengomposkan sampah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Pengujian secara Individual Hubungan Partisipasi mayarakat untuk Mengomposkan Terhadap Faktor-faktor Pendukungnya

Variabel Prediktor df* χ2 hitungan Keputusan

Tingkat ekonomi 2 1.557 Terima H0***

Ketersediaan bank sampah 1 1,134 Terima H0**

Penyuluhan 1 0,924 Terima H0**

Pengetahuan masyarakat mengenai

pengomposan 2 12.656 Tolak H0***

Media massa 1 3,854 Tolak H0**

Keberadaan kader lingkungan 1 9,913 Tolak H0**

Ketersediaan komposter 1 27,556 Tolak H0**

*df : Derajat Kebebasan ** χ2(1:0,10) = 2,706 *** χ2(2:0,1)= 4,605

Hasil pengujian statistik secara individual (Tabel 3) menunjukkan bahwa tingkat ekonomi, ketersediaan bank sampah dan penyuluhan tidak berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk mengomposkan sampah. Pengetahuan masyarakat mengenai pengomposan, media massa, keberadaan kader lingkungan dan ketersediaan komposter menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan pengomposan. Sama seperti pada kegiatan pemilahan sampah, sarana menjadi faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk mengomposkan sampah. Adanya sarana komposter yang tersedia di lingkungan baik berupa takakura atau jenis komposter lainnya atau rumah kompos dapat mendorong masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk mengomposkan sampah. Pendampingan oleh kader lingkungan juga berperan terhadap masyarakat untuk mengomposkan sampah. Peran media massa dalam menyebarkan informasi mengenai kegiatan pengomposan ternyata lebih berpengaruh daripada kegiatan penyuluhan terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan mengenai kegiatan pengomposan kurang memberikan informasi mengenai proses kegiatan pengomposan.

Hasil pengujian secara individual terhadap korelasi prilaku masyarakat untuk mendaur ulang sampah kering terhadap faktor-faktor pendukungnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Pengujian Statistik secara Individual Hubungan Partisipasi Masyarakat untuk Mendaur Ulang Sampah Kering Terhadap Faktor-faktor Pendukungnya

Variabel Independen df χ2 hitungan Keputusan

Tingkat ekonomi 2 3,834 Terima H0***

Media massa 1 1,520 Terima H0**

Keberadaan bank sampah 1 16,440 Tolak H0**

Penyuluhan 1 3,929 Tolak H0**

Keberadaan kader lingkungan 1 9,514 Tolak H0**

(6)

Hasil uji secara individual (Tabel 4) menunjukkan bahwa tingkat ekonomi dan media tidak berpengaruh terhadap prilaku masyarakat untuk mendaur ulang sampah kering. Hasil uji statistik menunjukkan partisipasi masyarakat untuk mendaur ulang sampah dipengaruhi oleh keberadaan bank sampah, penyuluhan dan keberadaan kader lingkungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan bank sampah tidak hanya mendorong masyarakat untuk memilah sampah, tetapi juga memacu kreativitas masyarakat sekitar untuk mengolah sampah kering yang telah dipilah. Hasil analisis menunjukkan bahwa media massa lebih berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat untuk mengomposkan sampah.

Berdasarkan hasil analisis, maka tindakan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah dan mendaur ulang sampah sebagai berikut:

1. Meningkatkan keberadaan bank sampah di Kecamatan Tenggilis Mejoyo. 2. Meningkatkan kegiatan penyuluhan ;

3. Meningkatkan fungsi dan jumlah kader lingkungan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo sehingga pendampingan dan pemantauan dapat dilakukan secara rutin.

Tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya terkait dengan partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk mengomposkan sampah adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pengomposan dengan memperbaiki kegiatan penyuluhan yang selama ini telah dilakukan. Aplikasi atau cara pengomposan dapat dijelaskan secara langsung dengan melakukan penyuluhan secara langsung terhadap warga dengan mengunjungi lingkungan masyarakat.

2. Meningkatkan peran media massa untuk lebih memberikan informasi mengenai kegiatan pengomposan yang lebih menarik, sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan kegiatan pengomposan.

3. Meningkatkan fungsi dan jumlah kader lingkungan untuk melakukan pendampingan dan pemantauan terhadap kegiatan pengomposan di lingkungan masyarakat.

4. Meningkatkan sarana yang diperlukan masyarakat untuk melakukan pengomposan dengan memperhatikan karakteristik masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari studi yang telah dilakukan meliputi:

1. Laju timbulan komposisi sampah permukiman di Kecamatan Tenggilis Mejoyo sebesar 0,29 kg/jiwa.hari dan komposisi sampah permukiman terdiri atas 74,43% sampah basah; 8,33% plastik; 7, 49% kertas; 6,71% lain-lain; 1,09% kaca; 0,92% kain; 0,66% logam; 0,22% karet dan 0,15% kayu.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk memilah sampah dan mendaur ulang sampah kering meliputi, bank sampah, kegiatan penyuluhan dan kader lingkungan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Kecamatan Tenggilis Mejoyo untuk mengomposkan sampah meliputi, pengetahuan masyarakat untuk mengomposkan sampah, media massa, kader lingkungan dan ketersediaan sarana komposter.

Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu dilakukan studi mengenai peran serta stake holder yang ada di lingkungan masyarakat terkait dengan kegiatan reduksi sampah beradasarkan partisipasi masyarakat. Selain itu, perlu dilakukan studi mengenai sistem penerapan bank sampah dan sistem pengomposan terkait dengan karakteristik sosial–

(7)

demografi di Kota Surabaya, sehingga dapat diketahui sistem apa yang paling tepat untuk diterapkan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada LPPM-ITS yang telah memberikan dana Hibah Penelitian Pendukung Unggulan Tahun 2013 untuk pelaksanaan penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya. 2012. Status Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Surabaya. 2012. Kecamatan Tenggilis Mejoyo dalam Angka.

Chakrabarti, S., Majumder, A., Chakrabarti,S. 2009. Public-Community Participation in Household Waste Management in India: An Operational Approach, Journal of Habitat International , Vol. 33, hal. 125-130.

Couth, R., Trois, C. 2012. Cost Effective Waste Management Through Composting in Africa, Journal of Waste Management, Vol.32, hal. 2518-2525.

Joseph, Kurian. 2006. Stakeholder Participation for Sustainable Waste Management” Journal of Habitat International, Vol. 30, hal. 863-871.

Martin, M., Williams, I.D., Clark, M. 2006. Social, Cultural and Structural Influences on Household Waste Recycling: A Case Study, Journal of Resource, Conservation and Recycling , Vol.48, hal.357-395.

Mbuligwe, S.E., Kassenga,G.R., Kaseva, M.E., Chaggu, E.G. 2002. Potential and Constraints of Composting Domestic Solid Waste in Developing Countries: Findings from a Pilot Study in Dar es Salaam, Tanzania, Journal of Resources, Conservation and Recycling, Vol 36, hal. 45-59.

Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Tai, J., Zhang, W., Che, Y., Feng, D. 2011. Municipal Solid Waste Source-Separated Collection in China: A Comparative Analysis, Journal of Waste Management, Vol.31, hal.1673–1682.

Zhuang,Y., Wu, S-W., Wang,Y-L., Wu,W-X., Chen,Y-X. 2008. Source Separation of Household Waste: A Case Study in China, Journal of Waste Management, Vol.28, hal. 2022-2030.

Gambar

Tabel 1 Hasil Pengukuran Komposisi Sampah Permukiman   di Kecamatan Tenggilis Mejoyo
Tabel 2 Hasil Pengujian Statistik Secara Individual Hubungan Partisipasi mayarakat   untuk Memilah Sampah Terhadap Faktor-faktor Pendukung
Tabel 3 Hasil Pengujian secara Individual Hubungan Partisipasi mayarakat   untuk Mengomposkan Terhadap Faktor-faktor Pendukungnya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini memiliki fokus berupa bentuk pembinaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menjaga akuntabilitas keuangan khususnya Desa Mojorejo Kecamatan Modo Kabupaten

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Made Novandri SN (2010) yang menunjukkan bahwa variabel kualitas produk mempunyai pengaruh

Seiring dengan tanggung jawab professional pengajar dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan

Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui hubungan riwayat status gizi ibu saat hamil dengan berat badan lahir diwilayah kerja Puskesmas Kecamatan Patianrowo Kabupaten

Perubahan yang paling signifikan pasca pelatihan yang penulis berikan adalah penambahan wawasan dan pengetahuan yang disampaikan oleh peserta terkait materi yang disampaikan

Pergaulan Anak di Desa Bukit Baru Kecamatan Batuputih Kabupaten Kolaka Utara, salah satu faktor yang melatarbelakangi terjadinya putus sekolah di Desa Bukit Baru

Luas zona hambat (cm 2 ) aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun namnam dengan variasi konsentrasi, kontrol negatif dan kontrol positif terhadap

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam melakukan kajian dan pemilihan proyek-proyek dengan kendala dana untuk menghasilkan nilai maksimum bagi