• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan masalah penelitian.

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu tatanan pemberi jasa pelayanan kesehatan harus mampu menyediakan berbagai jenis pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga merupakan institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat karya, padat pakar dan padat modal (Ilyas, 2000).

Sumber daya manusia mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berbentuk pelayanan medik, rehabilitasi dan pelayanan keperawatan sangat diperlukan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional di rumah sakit. Tenaga perawat sebagai sumber daya manusia di rumah sakit selama 24 jam selalu berinteraksi dengan pasiennya memiliki kontribusi yang besar dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan yang diberikan dibanding dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah meningkatkan sumber daya manusia dan manajemen keperawatan.

Manajemen keperawatan dalam pelaksanaanya didukung oleh kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien oleh setiap perawat apakah sebagai staf, ketua tim, kepala

(2)

ruang, pengawas atau kepala bidang. Kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat dalam suatu organisasi melalui pengambilan keputusan, penentuan kebijakan dan menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan dalam keperawatan harus dapat diterima oleh para bawahannya, sehingga kewenangannya dan keinginannya dapat dimanifestasikan oleh kerelaan dan kemampuan bawahan untuk melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpinnya sesuai dengan standar praktek keperawatan.

Standar praktek keperawatan penting bagi profesi keperawatan, karena mencerminkan kualitas pelayanan keperawatan. Standar praktek keperawatan adalah pernyataan deskriptif dari kualitas yang diinginkan, terhadap evaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien/klien dapat dilaksanakan. Standar praktek keperawatan berfungsi sebagai pedoman untuk membimbing perawat dalam menentukan pemberian pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien/klien di rumah sakit baik umum maupun swasta.

Siloam Hospitals Jambi adalah rumah sakit swasta yang operasionalnya di Jambi sejak 2 tahun lalu. Sebelumnya rumah sakit ini bernama Rumah Sakit Asia Medika yang sudah beroperasi di Jambi selama 4 tahun. Sekarang Siloam Hospitals Jambi ini merupakan bagian dari Lippo group yang salah satu fungsinya adalah pelayanan dan asuhan keperawatan. Visi Siloam Hospitals Jambi yaitu berkualitas internasional, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, memiliki jaringan yang luas dan melayani berdasarkan iman kepada Tuhan. Misi Siloam

(3)

Hospitals Jambi yaitu pilihan terpercaya, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bertaraf internasional, pendidikan kesehatan, dan penelitian.

Siloam Hospitals Jambi merupakan rumah sakit dengan klasifikasi B dengan kapasitas tempat tidur 100 tempat tidur dengan 4 ruang rawat inap dan BOR sekitar 40% dan didukung oleh jumlah tenaga perawat fungsional sebanyak 45 orang pada bulan Juni 2011, dari jumlah tersebut saat ini sedang mengikuti pendidikan lanjut sebanyak 7 orang yaitu 2 orang mengikuti S1 keperawatan di School of Nursing Universitas Pelita Harapan Jakarta, 1 orang di Sekolah Tinggi Kesehatan Harapan Ibu Jambi dan sisanya sebanyak 4 orang mengikuti pendidikan program khusus Diploma III keperawatan di Program Diploma Ilmu Kesehatan Jambi. Kepemimpinan di bagian keperawatan di Siloam Hospitals Jambi sebesar 75% kepala ruang masih dijabat oleh manajer yang tingkat pendidikannya Diploma III keperawatan dan 25% Diploma III kebidanan. Pelaksanaan manajemen keperawatan yang bermutu dibutuhkan seorang manajer keperawatan yang bertanggung jawab dan mampu melaksanakan manajemen keperawatan sehingga dapat menghasilkan pelayanan keperawatan yang berkualitas.

Kualitas asuhan keperawatan dapat diukur dengan standar asuhan keperawatan yaitu penyataan deskriptif dari kualitas yang diinginkan terhadap evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dapat dilaksanakan. Adapun fungsinya adalah sebagai pedoman dalam perencanaan manajemen keperawatan di rumah sakit. Menurut Tim Departemen Kesehatan RI (2001) penilaian penerapan standar asuhan keperawatan dengan metode proses

(4)

keperawatan di rumah sakit dapat diukur dengan instrumen evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan. Adapun salah satu penilaiannya adalah dengan menggunakan instrumen A yaitu pedoman studi dokumentasi asuhan keperawatan untuk mengetahui kualitas asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Adapun ketetapan di Siloam Hospitals Jambi hasil yang diharapkan sebesar pencapaian rata-rata > 90%.

Berdasarkan hasil pelaksanaan evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi yang melaksanakan evaluasi instrument A setiap enam bulan yakni setiap bulan Maret dan September oleh tim mutu keperawatan, didapati hasil 54,68% dokumen pasien yang lengkap sesuai standar pada tahun 2010, 53,18% pada tahun 2011. Data tersebut menunjukan hasil pada semua aspek yang dinilai dan pencapaian rata-rata masih dibawah ketetapan Rumah Sakit Siloam Jambi yakni diatas 90% (ketetapan sasaran mutu keperawatan, 2010). Sehingga masalah pelaksanaan standar asuhan keperawatan masih rendah. Hal ini dapat berakibat pada mutu pelayanan keperawatan yang rendah pula.

Berdasarkan hasil wawancara penulis saat survei awal di bulan Mei 2011, kepala ruang belum ada yang memegang sertifikat manajemen bangsal dan fungsi manajerial kepala ruang, seperti fungsi perencanaan keperawatan di ruang rawat inap belum sepenuhnya dilaksanakan oleh kepala ruang. Fungsi pengorganisasian keperawatan di ruang rawat inap seperti sistem penugasan, pengaturan dinas, pengaturan kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan masih bervariatif, belum sepenuhnya sesuai standar pelayanan dan asuhan keperawatan. Fungsi pengarahan

(5)

keperawatan di ruang rawat inap meliputi saling motivasi, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi dan kolaborasi juga masih bervariasi dalam pelaksanaan disetiap ruang. Fungsi pengawasan keperawatan di ruang rawat inap melalui supervisi langsung seperti mengobservasi kegiatan asuhan keperawatan yang dilaksanakan perawat pelaksana, maupun supervisi tidak langsung dengan pemeriksaan dokumentasi yang ada terkait dengan aktivitas dari perawat pelaksana seperti pemeriksaan daftar hadir, catatan dokumentasi dan laporan konduite staf. Fungsi pengendalian mutu pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang rawat inap berdasarkan indikator mutu, kegiatan mutu dan tindak lanjut belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk dapat menerapkan manajemen keperawatan di ruang rawat inap diperlukan seorang kepala ruang yang memenuhi standar sebagai manajerial. Adapun kemampuan manajerial kepala ruang rawat inap diharapkan tingkat pendidikannya minimal Strata 1 keperawatan, akan tetapi kenyataannya di Siloam Hospitals Jambi kepala ruang rawat inap sebesar 75 % kepala ruang masih dijabat oleh manajer yang tingkat pendidikannya DIII keperawatan dan 25% DIII kebidanan. Kepala ruang belum ada yang memegang sertifikat manajemen bangsal dan fungsi manajerial kepala ruang di ruang rawat inap belum sepenuhnya dilaksanakan oleh kepala ruang. Siloam Hospitals Jambi berupaya dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan melalui metode proses keperawatan, didasarkan pada Standar Asuhan Keperawatan dan dievaluasi pelaksanaannya setiap enam bulan sekali oleh tim mutu keperawatan. Hasil evaluasi penerapan

(6)

Standar Asuhan Keperawatan (SAK) pencapaian dari masing-masing aspek yang dinilai dan secara komulatif masih dibawah rata-rata yang ditetapkan Siloam Hospitals Jambi yakni hanya mencapai 53,18% sedangkan berdasarkan sasaran mutu keperawatan di Siloam Hospitals Jambi 90%.

Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara persepsi perawat tentang fungsi manajerial kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Rumah Sakit Siloam Jambi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan persepsi perawat tentang fungsi manajerial kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi. Tujuan khusus :

1.3.1 Mengidentifikasi hubungan persepsi perawat tentang fungsi perencanaan kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

1.3.2 Mengidentifikasi hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengorganisasian kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

1.3.3 Mengidentifikasi hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengarahan kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

(7)

1.3.4 Mengidentifikasi hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengawasan kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

1.3.5 Mengidentifikasi hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengendalian kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

1.4 Kerangka konseptual

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Tim Depkes RI,2001).

Introductory Management and Leadership for Nurse (Swansburg,1999).

Kerangka konseptual diatas menjelaskan tentang persepsi perawat tentang fungsi manajerial kepala ruangan ada lima : fungsi perencanaan, fungsi

Hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan (Instrumen A yang terdiri dari: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, evaluasi, catatan keperawatan) Persepsi perawat tentang :

fungsi manajerial kepala ruangan 1.Perencanaan 2.Pengorganisasian 3.Pengarahan 4.Pengawasan 5.Pengendalian Hubungan Tidak ada ada

(8)

pengorganisasian, fungsi pengarahan, fungsi pengawasan, fungsi pengendalian. Dianalisis masing-masing sub variabel dengan hasil studi dokumentasi penerapan asuhan keperawatan (Instrumen A) terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, evaluasi, dan catatan keperawatan. Dilihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

1.5 Pertanyaan, Variabel dan Hipotesa penelitian. 1.5.1 Pertanyaan penelitian.

1). Apakah ada hubungan persepsi perawat tentang fungsi perencanaan kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

2). Apakah ada hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengorganisasian kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi. 3). Apakah ada hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengarahan

kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

4). Apakah ada hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengawasan kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Rumah Sakit Siloam Jambi.

5). Apakah ada hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengendalian kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

(9)

1.5.2 Variabel penelitian.

Variabel independen penelitian ini adalah persepsi perawat tentang fungsi manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan pengendalian) kepala ruang. Variabel dependen penelitian ini adalah hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan (instrumen A).

1.5.3 Hipotesa penelitian

1). Ada hubungan persepsi perawat tentang fungsi perencanaan kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

2). Ada hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengorganisasian kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

3). Ada hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengarahan kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

4). Ada hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengawasan kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Rumah Sakit Siloam Jambi.

5). Ada hubungan persepsi perawat tentang fungsi pengendalian kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi.

(10)

1.6 Definisi konseptual dan operasional

Tabel 1.5 Definisi konseptual dan operasional sub variabel

No Sub variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional Cara ukur Hasil ukur Skala 1. Persepsi perawat tentang fungsi perencanaan . Persepsi tentang rincian kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan dilaksanakan dan diamana kegiatan itu berlangsung (keliat,2000). Persepsi perawat pelaksana tentang penyusunan perencanaan kegiatan oleh kepala ruang yang berfokus pada asuhan keperawatan yaitu:1) rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian. 2) rencana kebutuhan tenaga, 3) rencana penugasan tenaga, 4)rencana pengembangan tenaga, 5) rencana kebutuhan logistik ruangan dan 6) rencana program kendali mutu, di Siloam Hospitals Jambi. Diukur dengan pernyataan positif dengan skoring : 1=sangat tidak setuju, 2=kurang setuju, 3=ragu-ragu, 4=setuju, 5=sangat setuju. Untuk pernyataan negatif dengan skoring:1=sang at setuju, 2=setuju, 3=ragu-ragu, 4=kurang setuju, 5=sangat tidak setuju Baik. Kurang baik. Bila distrbusi data normal akan menggunakan kategori: 1)Baik: X≥mean, 2)Kurang baik: X< mean, tapi bila distribusi data tidak normal akan menggunakan titik median kategori : Baik : X≥ median, Kurang baik : X<median Ordinal 2. Persepsi perawat tentang fungsi pengorgani-sasian Persepsi tentang keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Swansburg, 1999). Persepsi perawat pelaksana tentang rangkaian aktifitas kepala ruang dalam penyusunan kegiatan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Siloam Hospitals Jambi, meliputi: 1) struktur organisasi, 2) pengelompokan kegiatan, 3) koordinasi kegiatan, 4) evaluasi kegiatan, 5) kelompok kerja. Diukur dengan pernyataan positif dengan skoring : 1=sangat tidak setuju, 2=kurang setuju, 3=ragu-ragu, 4=setuju, 5=sangat setuju. Untuk pernyataan negatif dengan skoring:1=san gat setuju, 2=setuju, 3=ragu-ragu, 4=kurang setuju, 5=sangat tidak setuju Baik Kurang baik Bila distrbusi data normal akan menggunakan kategori: 1)Baik : X≥ mean, 2)Kurang baik: X<mean , tapi bila distribusi data tidak normal akan menggunakan titik median kategori : Baik : X≥ median, Kurang baik : X<median Ordinal

(11)

No Sub variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional Cara ukur Hasil ukur Skala 3. Persepsi perawat tentang fungsi pengarahan Persepsi tentang kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam mengelola sumber daya manusia (membimbing dan memotivasi) agar mereka melakukan apa yang diharapkan dan harus dilakukan dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif melalui koordinasi dan kesatuan komando (Swansburg, 1999). Persepsi perawat pelaksana tentang kegiatan kepala ruang dalam rangka pelaksanaan tugas perawat mencapai tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Siloam Hospitals Jambi, dengan 1)motivasi, 2)problem solving, 3) pendelegasian, 4) komunikasi, 5) kolaborasi dan koordinasi. Diukur dengan pernyataan positif dengan skoring : 1=sangat tidak setuju, 2=kurang setuju,3=ragu-ragu,4=setuju 5=sangat setuju. Untuk pernyataan negatif dengan skoring:1=san gat setuju, 2=setuju, 3=ragu-ragu, 4=kurang setuju, 5=sangat tidak setuju Baik Kurang baik Bila distrbusi data normal akan menggunakan kategori: 1)Baik : X≥mean, 2)Kurang baik: X<mean , tapi bila distribusi data tidak normal akan menggunakan titik median kategori : Baik : X≥ median, Kurang baik : X<median Ordinal 4. Persepsi perawat tentang fungsi Pengawasan Persepsi tentang melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya (Swansburg, 1999). Persepsi perawat pelaksana tentang persepsi perawat pelaksana tentang kegiatan kepala ruang dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Siloam Hospitals Jambi, melalui: 1)supervisi langsung, 2)tidak langsung terhadap perawat pelaksana di Siloam Hospitals Jambi. Diukur dengan pernyataan positif dengan skoring : 1=sangat tidak setuju, 2=kurang setuju, 3=ragu-ragu, 4=setuju, 5=sangat setuju. Untuk pernyataan negatif dengan skoring:1=san gat setuju, 2=setuju, 3=ragu-ragu, 4=kurang setuju, 5=sangat tidak setuju Baik Kurang Baik Bila distribusi data normal akan menggunakan kategori: 1)Baik : X≥mean, 2)Kurang baik: X<mean, tapi bila distribusi data tidak normal akan menggunakan titik median kategori : Baik : X≥ median, Kurang baik : X<median Ordinal

(12)

No Sub variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional Cara ukur Hasil ukur Skala 5. Persepsi perawat tentang fungsi pengendalian Persepsi tentang penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat dengan mengukur dan mengkaji struktur, proses dan hasil pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan keadaan institusi untuk mencapai dan mempertahankan kualitas (Swansburg, 1999). Persepsi perawat pelaksana tentang kegiatan kepala ruang melakukan penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat dengan mengukur dan mengkaji struktur, proses dan hasil pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai standar dan keadaan institusi, dengan : 1)indikator proses yaitu nilai dokumentasi keperawatan, 2)indikator output yaitu tingkat kepuasan pasien, tingkat kepuasan perawat,lama hari rawat, di Siloam Hospitals Jambi. Diukur dengan pernyataan positif dengan skoring : 1=sangat tidak setuju, 2=kurang setuju, 3=ragu-ragu, 4=setuju, 5=sangat setuju. Untuk pernyataan negatif dengan skoring:1=san gat setuju, 2=setuju, 3=ragu-ragu, 4=kurang setuju, 5=sangat tidak setuju Baik Kurang baik Bila distrbusi data normal akan menggunakan kategori: 1)Baik : X≥mean, 2)Kurang baik: X<mean , tapi bila distribusi data tidak normal akan menggunakan titik median kategori : Baik : X≥ median, Kurang baik : X<median Ordinal 6. Hasil Studi Dokumentasi Penerapan standar asuhan keperawatan Kegiatan untuk menilai dan membandingkan antara hasil dan standar yang telah ditetapkan dengan menggunakan alat ukur yang objektif dalam rangka meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan pencapaian kualitas pelayanan keperawatan (Tim Depkes, 2001). Penilaian terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan di Siloam Hospitals Jambi dalam satu periode sesuai instrumen studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di rumah sakit meliputi : pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, evaluasi, catatan asuhan keperawatan. Cara ukur sesuai dengan penilaian terhadap dokumen keperawatan pasien rawat inap dalam satu periode (1 bulan) diambil dengan dihitung menggunakan formula, yang menggunakan instrumen studi dokumentasi penerapan asuhan keperawatan dari Depkes RI tahun 2001, dengan skoring jawaban 1=kegiatan dilakukan, 0=kegiatan tidak dilakukan. Baik Kurang baik Bila distrbusi data normal akan menggunakan kategori: 1)Baik : X≥mean, 2)Kurang baik: X<mean , tapi bila distribusi data tidak normal akan menggunakan titik median kategori : Baik : X≥ median, Kurang baik : X<median Ordinal

(13)

1.7 Manfaat Penelitian 1.7.1 Manfaat teoritikal

Menambah khasanah ilmu keperawatan khususnya ilmu manajemen keperawatan dan asuhan keperawatan dan sebagai bahan masukan dalam penelitian selanjutnya.

1.7.2 Manfaat praktis

1). Bagi Divisi Keperawatan.

Melalui hasil penelitian ini dapat diperoleh gambaran tentang hubungan fungsi manajerial kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan, untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

2). Bagi Institusi

Melalui hasil penelitian ini dapat menjadikan bahan pengembangan ilmu pengetahuan dalam manajemen keperawatan, manajemen sumber daya manusia rumah sakit dan manajemen mutu rumah sakit serta menjadikan referensi bagi peneliti berikutnya.

3). Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini dapat diperoleh gambaran tentang hubungan persepsi perawat tentang fungsi manajerial kepala ruang dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di Siloam Hospitals Jambi, sehingga dapat memperluas pengetahuan dan

(14)

pengalaman dalam menganalisis fungsi manajerial kepala ruang yang berhubungan dengan hasil studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan.

Gambar

Tabel 1.5 Definisi konseptual dan operasional sub variabel

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi merek memiliki pengaruh tidak langsung terhadap loyalitas merek dengan variabel kepercayaan merek sebagai variabel perantara, menunjukkan hasil T-value

Masuk nya perempuan dalam dunia seni memberikan peran tersendiri dimana perempuan mampu membangkitkan semangat para paguyuban yang telah lama tak aktif di dunia

Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapan Metode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat

Pengendalian terhadap penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja oleh Badan Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dilakukan oleh Pemerintah, sedangkan

Berdasarkan klasifikasi kemampuan lahan yang terdapat pada Tabel 2, maka daerah penelitian dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelas kemampuan lahan, yaitu skor total lebih

Hasil dari analisis petrofisika dapat digunakan untuk menentukan zona produktif/potensial pada zona/lapisan reservoar di Formasi Talang Akar sesuai dengan

Dalam proses pengarsipan dokumen ini membutuhkan ketelitian agar pada saat melakukan pengarsipan tidak akan terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam mengarsip dan

Banyak faktor yang menjadikan sebab, namun pertanyaan yang muncul adalah: bagaimana proses rehabilitasi yang dilakukan sehingga beberapa pecandu di Indonesia yang