• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL BAHAN AJAR TUGAS. 1 Modul Bahan Ajar [ETIKA PROFESI] Modul 13. Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL BAHAN AJAR TUGAS. 1 Modul Bahan Ajar [ETIKA PROFESI] Modul 13. Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 1 Modul Bahan Ajar

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

TUGAS

[

ETIKA PROFESI

]

Modul 13

Dosen:

Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D

(2)

2 2 Modul Bahan Ajar

MODUL-13: ETIKA PROFESI DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

13.1 Pendahuluan

Berdasarkan pembahasan dari topik saya yang berjudul “Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan(TSP) / Corporate Social Responsibility(CSR)”,saya telah mencari dan

meneliti berbagai contoh kasus pelanggaran Tanggung Jawab Sosial Peruahaan, yang

banyak ditemukan di Indonesia, dan saya menemukan bahwa kasus yang marak terjadi

ialah kasus amdal. Permasalahan tentang kasus amdalini memang merupakan

permasalahan yang cukup marak di Indonesia.

Saya mengambil studi kasus mengenai amdal atau analisis mengenai dampak

lingkungan ini karena sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 27

tahun 2012, proses pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia harus

diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan. Sementara banyak terjadi proses pembangunan atau proses operasi suatu

perusahaan yang melanggar ketentuan amdal tersebut dan lebih buruknya lagi melakukan

kerusakan terhadap lingkungan di sekitar operasi tersebut

Semoga pembahasan dalam makalah ini akan membuat kita lebih mengerti

tentang standar operasi yang sesuai Perturan Pemerintah(PP) dan Corporate Social

Responsibility (CSR), dalam hal ini berupa kasus pelanggrannya. Terkhusus berdasarkan

(3)

3 3 Modul Bahan Ajar

13.2 Tujuan

 Membahas kasus amdal dan dihubungkan dengan pemahaman tanggung jawab social perusahaan(TSP).

 Menjelaskan titik serta letak permasalahan serta pandangan terhadap kesalahan yang dilakukan oleh pihak yang melakukan pelanggaran amdal tersebut.

(4)

4 4 Modul Bahan Ajar

13.3 Studi Kasus

Kasus yang saya bahas dikutip dari surat kabar Jawa Pos yang berjudul “Tanpa

Izin, Tiga Pabrik Nekat Beraktivitas” yang diterbitkan pada tanggal 2 Mei 2013.

Gresik-Aktivitas pembangunan tempat usaha bodong alias tanpa izin lengkap

benar-benar marak dan sulit terkontrol. Yang terbaru, aktivitas itu terungkap pada

(5)

5 5 Modul Bahan Ajar

komplet, Industri tersebut tidak punya dokumen analisis mengenai dampak

lingkungan(amdal).

Yang aneh, amdal industri-industri baru ini ternyata hanya berstatus

nunut(mendompleng) dengan amdal pendirian KIG. Kasus tersebut kini dipantau tim

Komisi C DPRD Gresik. Kemarin(1/5) para anggota komisi itu memanggil pengelolah

KIG yang dianggap membiarkan kasus tersebut terjadi.

Tim juga mendatangi tiga industri yang berlokasi di dekat Telaga Ngipik itu.

"Dari hasil penulusuran kami, tiga industri ini memang bermasalah," kata anggota

Komisi C DPRD Gresik Mustajab kemarin.

Dari hasil temuan komisi C, ada tiga industri baru yang dianggap bermasalah.

Yakni, PT BKP(produsen minyak goreng), PT IDM(pengolahan ikan), dan PT

HNF(industri alat berat) yang saat ini masih dibangun. Ternyata , PT HNF belum

memiliki izin komplet. Mereka sejauh ini baru mengantongi izin prinsip. Izin mendirikan

bangunan(IMB) dan HO(izin gangguan) pun belum klir.

Bahkan, pembangunan pabrik itu belum dilengkapi amdal. Setelah ditelusuri,

amdal perusahaan tersebut masih memakai amdal milik KIG. "Padahal, sesuai aturan,

industri yang berpotensi mengeluarkan limbah berbahaya harus memiliki amdal sendiri,"

Kata politikus PAN itu.

Dugaan pelanggaran lain terjadi pada PT BKP. Amdal pabrik produsen minyak

gorang tersebut belum klir. Bahkan, berkali-kali industri itu dilaporkan warga karena

kerap mencemari lingkungan. "Kasus serupa terjadi pada PT IDM. Perusahaan ini kerap

(6)

6 6 Modul Bahan Ajar

Berdasarkan hasil pertemuan dengan KIG, diketahui bahwa

perusahaan-perusahaan tersebut masih menyisakan masalah. Setelah pertemuan, komisi C

merekomendasikan agar aktivitas industri itu ditutup sementara. (ris/c8/hud)

A. Pembahasan Kasus

B.1 Teori Menurut Etika Profesi

Sebagaimana yang telah saya kemukakan sebelumnya dalam makalah saya tugas

sebelumnya. Pemikiran yang mendasari CSR (Corporate Social Responsibility) yang

seringdianggap inti dari Etika Bisnis(Profesi) adalah bahwa perusahaan tidak hanya

mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham

atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang

berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas.

Telah dikemukakan juga yang memotivasi perusahaan melakukan TSP ?

Saidi dan Abidin ( 2004:69) membuat matriks yang menggambarkan tiga tahap

atau paradigma yang berbeda, diantaranya :

1.Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan.

2.Corporate Philanthropy,yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber

dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan kemerataan

(7)

7 7 Modul Bahan Ajar

3.Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan

social berdasarkan prinsip keterlibatan social.

Sebagaimana penggalan diatas. Beberapa hal yang termasuk dalam CSR ini antara

lain adalah tatalaksana perusahaan (corporate governance) yang sekarang sedang marak

di Indonesia, kesadaran perusahaan akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar

bagi karyawan, hubungan perusahan-masyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate

philantrophy).

Dan juga secara konseptual, TSP merupakan Kepedulian perusahaan yang

didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines yaiu, 3P :

1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi

yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia.

Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian

beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan

kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan

yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat

3. Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan

keragaman hayati. Beberapa program TSP yan berpijak pada prinsip ini biasanya

berupa penghijaunan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan

(8)

8 8 Modul Bahan Ajar

Jadi sudah sangat jelas bahwa kegiatan yang tidak memiliki kesadaran unutk

menjaga lingkungan, kelayakan tempat kerja, standar karyawan, hubungan

perushaan-masyarakat dapat dinyatakan telah melanggar CSR.

B.2 Kesesuaian Menurut PP UU

Karena tanggung jawab social perusahaan juga ada dalam makna Liability yang

dimana dengan kata lain dalah ranah hukum. Dan keputusan amdal (analisis mengenai

dampak lingkungan) telah diatur dalam undang-undang sebagaimana berikut :

Menurut Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

Proses pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia harus diselenggarakan

berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai

dengan amanah Pasal 33 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Aktivitas pembangunan yang dilakukan dalam berbagai bentuk Usaha

dan/atau Kegiatan pada dasarnya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

Dengan diterapkannya prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam

proses pelaksanaan pembangunan, dampak terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh

berbagai aktivitas pembangunan tersebut dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga

langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat disiapkan

sedini mungkin. Perangkat atau instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan hal

tersebut adalah Amdal dan UKL-UPL. Pasal 22 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

(9)

9 9 Modul Bahan Ajar

Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib

memiliki Amdal.

Adapun juga sanksi yang diberikan pada pemegang izin lingkungan(amdal) jika

tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang tertera dalam pasal 53. Sanksi

administratif yang meliputi:

a. teguran tertulis;

b. paksaan pemerintah;

c. pembekuan Izin Lingkungan; atau

d. pencabutan Izin Lingkungan.

B.3 Hasil Analisa Kasus

Pada surat kabar Jawa Pos, 2 Mei 2013, ada salah satu artikel yang menurut saya

melanggar Etika Bisnis(Profesi), yaitu artikel yang berjudul “Tanpa Izin, Tiga Pabrik

Nekat Beraktivitas”. Ketiga industri tersebut berada di Gresik yaitu PT. Bina Karya Prima(BKP) yang merupakan produsen minyak goreng, PT. IDM (Pengolahan Ikan), dan

PT. HNF (Industri Alat Berat). Industri-industri tersebut dianggap melanggar Etika Bisnis

dalam Corporate Social Responsibility (CSR) karena ketiganya berpotensi mengeluarkan

limbah berbahaya. Bukan hanya itu, mereka juga tidak memiliki perizinan dokumen

analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), mereka hanya mendompleng dengan

(10)

10 10 Modul Bahan Ajar

Perusahaan lain yang melanggar etika bisnis dalam CSR yaitu PT. BKP (produsen

minyak goreng) yang izin amdalnya belum clear dan berkali-kali perusahaan ini

dilaporkan warga sekitar karena kerap mencemari lingkungan. Ada juga PT. IDM yang

kerap dikeluhkan karena menimbulkan bau.

BAB III

PENUTUP

III. 1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai Studi kasus Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan(TSP) atau Corporate Social Responsibility(CSR), saya menyimpulkan bahwa

berbagai tindakan yang berkaitan dengan pelanggaran amdal atau dokumen analisis

mengenai dampak lingkungan, baik itu berupa ketidak pemilikan, pelanggaran kewajiban

pemilik, dan sebagainya. Maka hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap CSR yang

terdapat dalam etika bisnis(profesi) dan menyalahi aturan PP/UU yang berlaku

sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012.

(11)

11 11 Modul Bahan Ajar

Saya berharap pemerintah harus menindak lebih tegas industri-industri yang tidak

mempunyai izin lengkap, terutama yang dapat merugikan masyarakat dan berdampak

langsung pada lingkungan sekitar. Serta melakukan sidak dan pengawasan terhadap

industri-industri baru yang akan didirikan.

DAFTAR PUSTAKA

Robinson Simon, dkk, 2007, Engineering, Business and Professional Ethics, Elsevier’s Science

and Technology Rights Department in Oxford, UK

Wikipedia, “Analisis Dampak Lingkungan”

https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan

16 Desember 2015, pukul 20.00 Wita

Ninu Murni, “CONTOH_DAN_ANALISIS_CSR”,

https://www.academia.edu/4794126/CONTOH_DAN_ANALISIS_CSR

(12)

12 12 Modul Bahan Ajar

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN, PP-Nomor-27-Tahun-2012.pdf

16 Desember 2015, pukul 20.00 Wita

Mulyadi Agus, “CONTOH KASUS AMDAL DI INDONESIA”

http://dokumen.tips/documents/contoh-kasus-amdal-di.html, Juli 01, 2015 14 Desember 2015, pukul 20.00 WIta

Ris ,“Tanpa Izin, Tiga Pabrik Nekat Beraktivitas”, Surat Kabar Jawa Pos,2 Mei 2013

Referensi

Dokumen terkait

6. dan ...., masing - masing Hakim Ad-hoc sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada

KEGIATAN KAULINAN BARUDAK SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SENI TERPADU DI TK BEYNA CERIA BANDUNG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang

Namun, ketika tidak diobati dengan benar, uretritis dapat menyebabkan komplikasi, seperti infeksi testis (orkitis) dan kelenjar prostat (prostatitis)

Sedangkan sub bab kedua pemaparan pendapat Yusuf Qardhawi tentang media cetak sebagai mustahik zakat dari kelompok fi sabilillah dalam kitab Fiqh al-Zakat yang

Walaupun LAZISNU Kabupaten Kudus tidak mengambil bagian amil dari zakat, seharusnya dana amil dari bagian infak/sedekah tetap diungkapkan dan disajikan supaya

Bila peneliti menganggap besarnya bobot atau penilaian responden terhadap suatu atribut sebagai hal yang penting, maka hasil yang diperoleh dengan metode rataan dapat mengambarkan

N.St.Iskandar yang berupa kecintaan kepada kesenian daerah dibandingkan dengan kesenian yang berasal dari luar Indonesia atau juga bisa dikatakan bahwa tema