MESJID BERSEJARAH ACEH
DALAM PERSPEKTIF
KENYAMANAN SPASIAL
ARSITEKTUR
Laina Hilma Sari Izziah Erna Meutia
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS 2018
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang keras memperbanyak, memfotocopy sebagian atau seluruh isi buku ini, serta memperjual belikannya tanpa mendapat izin tertulis dari penerbit.
Diterbitkan oleh Syiah Kuala University Press Darussalam –Banda Aceh, 23111
Judul Buku :Mesjid Bersejarah Aceh Dalam Perspektif Kenyamanan Spasial Arsitektur
Penulis : Laina Hilma Sari, Izziah dan Erna Meutia Penerbit : Syiah Kuala University Press
Tel : (0651) 801222
Email : [email protected] Cetakan : Pertama, 2018
ISBN :
iii
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji dan syukur kepada Allah SWT serta salawat dan salam kepada Rasulullah SAW. Hanya dengan kehendak Allah SWT lah buku dengan judul ‘Masjid Bersejarah Aceh Dalam
Perspektif Kenyamanan Spasial Arsitektur’ini dapat penulis
selesaikan.
Buku ini ditulis dengan maksud untuk melestarikan masjid tua yang syarat dengan bukti sejarah, melalui evaluasi beberapa masjid tua dan modifikasinya di Aceh. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi kenyamanan spasial dari perspektif sains Arsitektur. Kenyamanan spasial secara sains arsitektur melingkupi kenyamanan termal, kenyamanan pencahayaan alami dan kenyamanan akustik ruang yang dibutuhkan untuk menghadirkan suasana khusyuk dalam beribadah. Kenyamanan spasial yang lebih harmonis dengan iklim lokal juga merupakan isu besar dalam karakter bangunan berkelanjutan. Pada buku ini, evaluasi kenyamanan spasial hanya dilakukan pada tiga (3) masjid yang sudah sangat tua yang masih memiliki bentuk asli walau sudah dimodifikasi dan masih difungsikan. Masjid yang akan diukur adalah masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh; Masjid Indrapuri Aceh Besar; dan Masjid Teungku Dipucok Krueng, Beuracan, Pidie Jaya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam pengumpulan referensi, pengetikan serta pencetakan buku. Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan untuk semua kontribusi tersebut.
Buku ini juga tidak lepas dari banyak kekurangan baik dari segi materi maupun teknik penulisannya. Karena itu, penulis berharap agar pembaca berkenan menyampaikan kritikan. Kritik merupakan
iv
perhatian agar dapat menuju kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap agar buku ini dapat membawa manfaat kepada pembaca.
Banda Aceh, Desember 2018 Laina Hilma Sari
v
DAFTAR ISI
PRAKATA ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR TABEL ... xii
1. SEJARAH ISLAM DAN MASJID DI ACEH... 1
Islam dan Perkembangan Peradaban di Aceh ... 3
Arsitektur Masjid Zaman Prakolonial ... 5
2. MASJID-MASJID TUA DI ACEH ... 10
3. MASJID VS KENYAMANAN SPASIAL ... 20
Kenyamanan Spasial Akustik pada Masjid ... 21
Kenyamanan Spasial Termal pada Masjid ... 22
Kenyamanan Spasial Pencahayaan pada Masjid ... 23
4. MASJID RAYA BAITURRAHMAN ... 26
Sejarah Masjid Raya Baiturrahman ... 26
Perkembangan Masjid Raya Baiturrahman ... 28
Kenyamanan Spasial Masjid Raya Baiturrahman ... 32
a. Kenyamanan termal ruang luar ... 33
b. Kenyamanan termal ruang dalam ... 39
c. Kenyamanan visual ruang luar ... 40
d. Kondisi akustik ruang dalam ... 43
5. MASJID INDRAPURI, ACEH BESAR ... 49
Sejarah Masjid Indrapuri ... 49
Perkembangan Masjid Indrapuri ... 52
vi
a. Kinerja akustik ... 55
b. Performa termal ... 58
c. Kinerja cahaya alami... ... 60
6. MASJID TENGKU DIPUCOK KRUENG, BEURACAN, PIDIE JAYA . 62 Sejarah Masjid Beuracan ... 62
Perkembangan Masjid Beuracan ... 66
Kenyamanan Spasial Masjid Beuracan ... 68
a. Kenyamanan termal ... 68
b. Kualitas pencahayaan alami ... 74
c. Kondisi akustik ruang ... 74
7. KESIMPULAN DAN SARAN ... 79
Kesimpulan ... 79
a. Masjid Raya Baiturrahman ... 79
b. Masjid Indrapuri ... 81
c. Masjid Teungku Dipucok Krueng ... 82
Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
GLOSARIUM ... 90
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Batu Nisan Sultan Malik Al-Salih, tertanggal 1297 ... 1
Gambar 1.2 Pengaruh Islam di Samudra Pasai ... 3
Gambar 1.3 Masjid Raya Baiturrahman yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada abad ke 17 ... 8
Gambar 2.1 Sebaran masjid-masjid tua di Aceh ... 11
Gambar 2.2 Data konstruksi bangunan masjid tua di Aceh ... 18
Gambar 2.3 Data konstruksi atap masjid tua di Aceh ... 19
Gambar 3.1 Grafik Bioclimatik ... 23
Gambar 4.1 Masjid Raya Baiturrahman saat ini... 26
Gambar 4.2 Masjid Raya Baiturrahman Tahun 1881 M ... 29
Gambar 4.3 Eksterior Masjid Raya Baiturrahman dengan Lima Kubah dan Dua Menara yang Ditambahkan dalam tahun 1958 - 1965 ... 30
Gambar 4.4 Pelataran ruang luar Masjid Raya dengan Material granit ... 31
Gambar 4.5 Penempatan titik pengukuran pada ruang luar Masjid Raya Baiturrahman ... 33
Gambar 4.6 Payung elektrik Masjid Raya Baiturrahman ... 35
Gambar 4.7 Temperatur udara dan Globe di ruang terbuka Masjid Raya Baiturrahman pada tanggal 28 februari 2018 ... 36
Gambar 4.8 Suhu permukaan pada beberapa area pengukuran di ruang terbuka Masjid Raya Baiturrahman ... 38
Gambar 4.9 Sensasi termal dalam kondisi duduk ... 39
Gambar 4.10 Sensasi termal dalam kondisi berjalan santai ... 39
Gambar 4.11 Kondisi termal ruang dalam Masjid Raya Baiturrahman ... 40
viii
Gambar 4.12 Tingkat silau yang dihitung dengan menggunakan
rumus De Boer ... 43
Gambar 4.13 Posisi penempatan titik ukur background noise ... 44
Gambar 4.14 Kurva NC bising latar belakang pukul 10:40 Masjid Raya Baiturrahman ... 44
Gambar 4.15 Kurva NC bising latar belakang pukul 11:50 Masjid Raya Baiturrahman ... 45
Gambar 4.16 Kurva NC bising latar belakang pukul 12:50 Masjid Raya Baiturrahman ... 45
Gambar 4.17 Kurva NC bising latar belakang pukul 13:50 Masjid Raya Baiturrahman ... 46
Gambar 4.18 Kurva NC bising latar belakang pukul 14:50 Masjid Raya Baiturrahman ... 48
Gambar 4.19 Kurva NC bising latar belakang pukul 15:50 Masjid Raya Baiturrahman ... 47
Gambar 5.1 Masjid Indrapuri saat ini ... 49
Gambar 5.2 Masjid Indrapuri tahun 1880 ... 51
Gambar 5.3 Interior Masjid Indrapuri saat ini ... 53
Gambar 5.4 Titik Pengukuran ... 55
Gambar 5.5 Distribusi tingkat tekanan suara di dalam masjid Indrapuri ... 56
Gambar 5.6 (a) Kurva Waktu dengung dari Masjid Indrapuri (b) Kurva RC yang menunjukkan bising latar belakang pada Masjid Indrapuri ... 57
Gambar 5.7 Data temperatur dan Kelembaban Udara pada Masjid Indrapuri ... 58
Gambar 5.8 Kinerja termal yang di tunjukkan pada grafik Olgyay’s Bioclimatic chart ... 59
Gambar 5.9 Bukaan atap disegel dengan plastik dan kipas dipasang dan ditempelkan pada balok kayu ... 59
ix
Gambar 5.11 Illuminance (lux) cahaya alami yang diterima di dalam masjid Indrapuri ... 61 Gambar 5.12 Dinding lubang dipartisi dengan lemari dan papan tulis ... 61 Gambar 6.1 Masjid Beuracan saat ini ... 63 Gambar 6.2 Guci Keramat di Masjid Beuracan ... 64 Gambar 6.3 Interior Masjid Beuracan setelah dua kali direnovasi
... 67 Gambar 6.4 Posisi bagian barat Masjid Beuracan ... 68 Gambar 6.5 Posisi peletakan alat ukur kecepatan angin (Air speed meter) dan lux meter ... 69 Gambar 6.6 Data kecepatan Angin Masjid Beuracan, Pidie Jaya...69 Gambar 6.7 Bukaan pada Masjid Tengku Di Pucok Krueng,
Beuracan ... 70 Gambar 6.8 Penempatan alat ukur Heat Stress Meter ... 70 Gambar 6.9 Data termal ruang dalam ... 71 Gambar 6.10 Sensasi termal yang di prediksikan di dalam grafik Bioklimatik ... 71 Gambar 6.11 Bukaan pada dinding dan atap Masjid Tengku Di Pucok
Krueng, Beuracan ... 72 Gambar 6.12 Area permukaan yang diukur dengan mengggunakan
kamera infra red ... 72 Gambar 6.13 Hasil ukur area permukaan kulit bangunan Masjid
Tengku Di Pucok Krueng, Beuracan... 73 Gambar 6.14 Hasil pengukuran illuminance di dalam Masjid Tengku
Dipucok Krueng, Beuracan ... 74 Gambar 6.15 Lokasi Masjid Tengku Dipucok Krueng, Beuracan yang tepat di sebelah Jalan raya Banda Aceh- Medan ... 75 Gambar 6.16 NC Masjid Tengku Di Pucok Krueng, Mereudu, Pidie Jaya ... 76
x
Gambar 7.1 Payung masjid raya Baiturrahman yang robek diterpa angin kencang ... 80 Gambar 7.2 Usulan penanaman pohon berdaun lebat disekitar pelataran marmer untuk menghadirkan teduhan…. 80 Gambar 7.3 Taman di atap bangunan parkiran Punggol Breeze
Garage – Sky Park, Singapura. ... 80 Gambar 7.4 Permukaan material yang kasar mampu menghadirkan
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Standar nilai illuminansi ruang ... 24 Tabel 3.2 Klasifikasi Silau ... 25 Tabel 4.1 Parameter pengukuran dan alat ukur yang digunakan ... 33 Tabel 4.2 Kategori pengelompokan zona pengukuran ... 34 Tabel 4.3 Spesifikasi Ukuran Payung Elektrik pada Masjid
Raya Baiturrahman ... 34 Table 4.4 Data klimatologi Blang Bintang (BMKG, 2018) ... 35 Table 4.5 Data pengukuran termal untuk tiga (3) hari
pengukuran(28/02/2018; 01/03/2018 dan 02/08/2018)..37 Tabel 4.6 Daftar nilai absorpsi dan refleksi material ... 38 Tabel 4.7 Kondisi termal ruang dalam Masjid Raya Baiturrahman... 40 Tabel 4.8 Diffuse illuminance (ES) ... 41
Table 4.9 Illuminace (EL) dan Luminance dari sumber (LL) ... 41
Tabel 6.1 Kualitas Akustik Ruang pada masjid tengku Dipucok
Krueng, Beuracan ... 75 Tabel 6.2 NC Masjid Tengku Di Pucok Krueng,Mereudu,Pidie Jaya..76 Tabel 6.3 Reverberation Time (Waktu dengung) ... 77
1
1. SEJARAH ISLAM DAN MASJID
DI ACEH
Aceh terletak di ujung utara Pulau Sumatra, di lokasi Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan antara Laut Cina dan Lautan India. Pada abad awal posisi ini membawa kentungan bagi Aceh dimana Aceh memegang peranan penting dalam jaringan perdagangan internasional. Sejumlah sumber menerangkan bahwa masyarakat Aceh sebahagian besar termasuk pedagang kosmopolitan yang berasal dari Arab, India, negara negara dari Asia Tenggara dan Cina.
Gambar 1.1. Batu nisan Sultan Malik Al-Salih, tertanggal 1297
Sumber: Leigh (1989)
Para pedagang itu, ketika melakukan perdagangan mereka, mereka juga memperkenalkan agama mereka, seperti Hindu, Budha dan Islam kepada penduduk setempat. Oleh karenanya, sejak abad permulaan, penduduk Aceh telah berbaur dengan bangsa lain dari belahan dunia dengan beragam agama. Pedagang Muslim datang ke Aceh sejak abad ke-8, Namun, nisan milik Sultan Malik Al-Salih
10
2. MASJID-MASJID TUA
DI ACEH
Merujuk dari beberapa referensi, Daerah provinsi Aceh memiliki banyak peninggalan masjid bersejarah yang masih aktif digunakan untuk beribadah. Masjid-masjid tua dalam Gambar 2.1 dan Tabel 2.1 tercatat sebagai masjid yang masih berdiri dan difungsikan (Kanwil Depag Prov. Aceh, 2009). Sebaran masjid-masjid tua di di Aceh menunjukkan ujung atas Aceh yaitu Banda Aceh sampai ke ujung bawah yaitu Gayo Lues memiliki masjid yang sudah sangat tua. Bahkan Masjid Asal Penampaan Gayo Lues dibangun sekitar tahun 1412 M. Masjid–masjid ini menurut sejarah diawal sekali dibangun dengan konstruksi kayu. Beberapa masjid telah direhab diganti dengan material beton dan atap seng. Di Banda Aceh, Masjid yang sudah dimodifikasi diantaranya Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Baiturrahim, dan Masjid Teungku Dianjong.
Gambar 2.2 dan 2.3 menunjukkan struktur konstruksi bangunan dan atap masjid tua di beberapa daerah di Aceh. Mayoritas masjid tua di Aceh masih berdiri dengan konstruksi kayu. Hanya beberapa yang sudah di rekonstruksi dengan material beton. Bentuk atap 50% masih bertahan dengan model atap limas, sedangkan masjid lainnya sudah beradaptasi dengan gaya kubah dari Masjid Raya Baiturrahman di bagian puncaknya.
20
3. MASJID VS KENYAMANAN
SPASIAL
Masjid adalah tempat ibadah umat Islam yang fungsinya tidak hanya untuk shalat tetapi juga untuk beberapa ibadah lainnya dan tempat pelayanan sosial. Masjid juga menjadi simbol dan identitas hidup umat Islam (Imam, 2000). Desain masjid telah mengalami transisi dari masjid pertama di Madinah. Masjid pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa karakteristik penting yaitu sederhana, tidak memiliki ornamen atau elemen yang tidak berguna. Masjid lebih difokuskan perannya dalam memfasilitasi pelaksanaan ibadah, dan pelayanan umat. Masjid masa dulu juga lebih difokuskan pada fungsi untuk pusat semua aspirasi pribadi dan sosial. Fitur atau elemen yang ada yaitu orientasi terhadap kiblat yang diarahkan ke Masjidil Haram, ruang shalat, mimbar khatib, mihrab, menara (minaret), desain atap, tempat wudhu, teras dan pintu masuk (Hassan, 2011).
Masjid-masjid saat ini walau tetap mempertahankan elemen utama masjid, namun telah berevolusi dengan lebih memperhatikan kemegahan, keindahan yang menunjukkan kebanggaan pribadi dan kontekstual lingkungan. Masjid terus berevolusi karena mempertimbangkan hakikat masjid yang tidak mempermasalahkan elemen keindahan selagi tidak mengganggu kehusyukan dalam beribadah dan tidak memakai ragam ukir dan perhiasan berupa wujud manusia dan hewan.
Evolusi masjid awal berkembang mengikuti konteks lokal sehingga wujud masjid sebagai simbol Islam juga menjadi simbol khas arsitektur lokal. Masjid tua di Aceh berbentuk atap limas segi empat
26
4. MASJID RAYA
BAITURRAHMAN
Sejarah Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman merupakan masjid kebanggaan rakyat Aceh yang menyimpan banyak nilai historis dan memiliki pesona arsitektur yang megah. Masjid ini terletak di pusat kota Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh. Sejarawan berbeda pendapat dalam mengisahkan sejarah dibangunnya masjid ini. Beberapa sejarawan menyebutkan bahwa masjid ini di bangun pada masa kesultanan Iskandar Muda (1607-1636). Namun beberapa yang lainnya menyebutkan bahwa masjid ini sudah dibangun jauh sebelum masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Sultan Iskandar Muda hanya melakukan beberapa perbaikan saja (Zein, Abdul Baqir, dalam Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia, 1999).
49
5.MASJID INDRAPURI, ACEH
BESAR
Sejarah Masjid Indrapuri
Masjid Indrapuri berada di 25 km arah Timur dari Banda Aceh, tepatnya di bantaran Krueng (sungai) Aceh di Keude Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.
Gambar 5.1. Masjid Indrapuri saat ini
Berdasarkan sejarah, Masjid Indrapuri dulunya (abad ke 10 M) adalah sebuah candi yang dikhususkan bagi kaum wanita pada masa Kerajaan Lamori, yaitu Kerajaan Hindu yang berkuasa pada masa itu. Konon, pembangunan masjid ini menghabiskan lima ribu butir ayam sebagai bahan perekat (pengganti semen) (Zein, Abdul Baqir, dalam Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia, 1999).
62
6. MASJID TEUNGKU DIPUCOK
KRUENG, BEURACAN, PIDIE
JAYA
Sejarah Masjid Beuracan
Masjid Beuracan atau yang juga dikenal dengan Masjid Teungku di Pucok Krueng Beuracan terletak di Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya. Masjid ini adalah salah satu masjid paling bersejarah di Aceh. Nama Teungku Chik Di Pucok Krueng di adopsi dari nama pendiri masjid ini. Teungku Chik Di Pucok Krueng juga dikenal dengan nama Teungku Abdussalam (sebagian lain menyebutkan Teungku Abdussalim). Teungku Chik Di Pucok Krueng merupakan seorang ulama yang datang dari Madinah bersama Teuku Japakeh dan Malem Dagang dalam rangka pengembangan Islam.
Dikutip dari Aceh, Tribunnews (2013) menyebutkan bahwa keterangan dari Alm. Tgk M Usman yang merupakan ketua panitia pembangunan masjid, bahwa Masjid Teungku Chik Di Pucok Krueng ini didirikan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607 M-1636 M.Tepatmya, tahun 1622 Masjid Beuracan ini didirikan atas kesepakatan seluruh masyarakat yang pada saat itu sudah menganut agama Islam. Teungku Chik Dipucok Krueng memimpin pembangunan masjid yang berada tepat di sebelah sungai dengan pertimbangan agar memudahkan dalam mengambil wudhu. Masjid yang terletak di pinggiran Sungai Krueng Beuracan ini disebutkan tidak pernah terkena genangan air banjir meskipun sungai tersebut selalu meluap pada setiap musim hujan.
79
7. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
a. Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman memiliki ruang luar berupa plaza yang dilengkapi dengan 12 buah payung listrik raksasa. Penempatan payung ini mengikuti model teduhan yang dihadirkan pada Masjid Nabawi, Madinah. Di masjid Nabawi, payung- payung elektrik dipasang secara masif dan rutin dibuka. Ketersediaan tenaga listrik yang besar siap untuk menjalankan dan memelihara payung untuk memberikan teduhan di daerah padang pasir kering di mana pohon dan tanaman hijau tidak tumbuh semudah di daerah tropis. Sementara di daerah tropis, tumbuhan hijau dengan daun lebat tumbuh dengan mudah, maka pilihan untuk menanam pohon yang lebih lebat dan rimbun bisa menjadi alternatif. Namun, plaza di luar masjid raya telah dijadikan basement untuk area wudhu dan parkir pada bagian bawah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk menanam pohon tinggi yang berdaun lebat. Karena pohon besar membutuhkan tanah pendukung yang baik. Pemeliharaan juga merupakan tantangan untuk menanam pohon karena angin dapat meniup daun di permukaan marmer. Namun penghijauan tetap menjadi alternatif yang harus dipertimbangkan di daerah tropis. Karena pohon dapat memberikan teduhan yang alami tanpa membutuhkan tenaga listrik seperti payung elektrik.
84
DAFTAR PUSTAKA
Al-Homoud,M.S., Adel A. A., Ismail M. B., (2009) Assessment of
monitored energy use and thermal comfort conditions in mosques in hot-humid climates, Journal Energy and Buildings
41, pg 607-614
Arab, Y.; Hassan, A.S. (2012), Daylighting Analysis of Pedentive
Dome’s Mosque Design during Summer Solstice with Case Studies in Istanbul, Turkey, International Transaction Journal
of Engineering, Management, & Applied Sciences & Technologies. Volume 3 No.2 ISSN 2228-9860 eISSN 1906-9642. Online Available at http://TuEngr.com/V03/167-183.pdf.
ASHRAE Standards, (1992) Thermal environmental conditions for
human occupancy. ASHRAE 55-92, Atlanta, USA.
Axter (2008), Extensive and Intensive Green Roof Technology,
https://www.axter.co.uk/brochures/GreenRoofsOct08.pdf
BMKG (Meteorology, Climatology, and Geophysics – weather station of Blang Bintang, Aceh) 2018
Bullough, J.D; Hickcox, K.S and Narendran, N, “A Method for
Estimating Discomfort Glare from Exterior Lighting Systems,”
ASSIST recommends, vol. 9, no. 1, Apr. 2011
CIBSE A. (2009) Environmental Design, The Chartered Institution of Building Services Engineers London, January 2006 (7th edition)
85
Designing Buildings (2016), Globe temperature,
Wikihttps://www.designingbuildings.co.uk/wiki/Globe_tempe rature, 23 Nov 2016
Disbudpar (2015), Mesjid Kuno Indrapuri,
http://disbudpar.acehprov.go.id/mesjid-kuno-indrapuri/
Eldien, H.H.; Al Qahtani, H. (2012), The acoustical performance of
mosques, main prayer hall geometry in the eastern province, Saudi arabia. Société Française d’Acoustique. Acoustics 2012,
Apr 2012, Nantes, France. 2012. <hal-00810652> Falkerson, K. and Cole, K. L (2015), The Living Architecture of
Parking,Part 1,
http://www.greenroofs.com/content/articles/141-Park-Here-Part1.htm#.W3ydMugzbIU
Fatimi, S. Q. (1963), Islam Comes to Malaysia. Edited by Shirle Gordon. Singapore: Malaysian Sociological Research institue Ltd.
Farrag, E, (2017), Architecture of mosques and Islamic centers in
Non-Muslim context, Alexandria Engineering Journal (2017) 56, 613–620
Graaf, H. J. De. “The Origin of Javanese Mosque.’ Journal Southeast Asian History, March, no. 4 (1962)
Hassan, A.S., (2011), Concept of Prostration in Traditional Malay
Mosque Design to the Surrounding Environment with Case Study of Tranquerah Mosque in Malacca, Malaysia. Journal of
Techno-Social, 2011. 2(2).
Hasan, I.(2010), Architecture and the Politics of Identity in Indonesia,
A Study of the Central History of Aceh, PhD Thesis, the
86
Hasjmy, A; Badruzzaman, I; Mahyuddin, H; Adnan, A; Thamrin, H.M; Soufyan, H; Athailah, Abu Lam U; Talsya, T.A; Syamsuddin, T; Kaoy, I; dan Kasim, J (1995), 50 tahun Aceh membangun.
“Banda Aceh: Majlis ulama indonesia daerah istimewa Aceh
dan Pemerintah Daerah istimewa Aceh
Humphrey, M.A., (1992) Thermal comfort requirements, climate and
energy. Proceedings 2nd WREC Conference. Reading,
Pergamon Press. Pp 1725-1734
Iskandar, T (1959), De Hikayat Atjeh. Nederland: N. V. De Nederlandshe Boek-en Steendrukkerij V. H. H. L Smits, 1959 Kanwil depag prov. Aceh (2009), Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh
Jilid I
Karyono, T.H (2015), Predicting Comfort Temperature in Indonesia, an
Initial Step to Reduce Cooling Energy Consumption, Buildings
2015, 5, 802-813; doi:10.3390/buildings5030802
Kazkaz, M and Pavelek, M (2013), Operative Temperature and Globe
Temperature, Engineering Mechanics, Vol. 20, 2013, No. 3/4,
P. 319–325
Koga, Y; Nakamura, H; Ramli Rahim, M, Goto, K (1993), Daylight
Measurement In Indonesia Part 2. Summary of The Data,
In Journal Of The Illuminating Engineering Institute of Japan. January 1993
Kumparan (2017), Menanti Payung Terkembang Di Masjid
Baiturrahman
https://kumparan.com/nurul-hidayati/menanti-payung-terkembang-di-masjid- baiturrahman
87
Leigh (1989), Hands of time: The Craft of Aceh. Jakarta: Djambatan, 1989
Long, Marshall. (2006). Architectural Acoustics. Elsevier Academic Press Inc.
Melayuonline, (2016), Masjid Raya Baiturrahman
http://melayuonline.com/ind/history/dig/290/masjid-raya-bai turrahman
Mardhatillah, F (2017), Masjid Raya Baiturrahman Tak Teduh Lagi,
http://www.pikiranmerdeka.co/2017/04/07/masjid-raya-baiturrahman-tak-teduh/
Mariani dan Rauf, N., 2008, Deskripsi Kondisi Akustik Ruang Masjid Al
Markaz Al Islami Makasar, Jurnal SMARTek, Vol. 6 (4),
246-260.
Meuko, N, E (2015), Masjid Indrapuri Aceh, Didirikan di Bekas Kuil
Hindu, https://www.dream.co.id/jejak/masjid-indrapuri-aceh-didirikan-di-bekas-kuil-hindu-150604z.html
Olgyay, V (1963), Design with Climate: Bioclimatic Approach to
Architectural Regionalism, Princeton University Press
Setyadi, A (2016), Masjid Berusia 300 Tahun di Aceh yang Tak Hancur
Dihantam Gempa,
https://travel.detik.com/domestic- destination/d-3373446/masjid-berusia-300-tahun-diaceh-yang-tak-hancur-dihantam-gempa (detiktravel, 2016).
Habil Razali, 2018, Menengok Masjid Indrapuri, masjid bekas candi di
Aceh,
https://www.rappler.com/indonesia/berita/204794-profil-masjid-indrapuri-bekas-candi-aceh
Sangkertadi, S; and Syafriny, R (2014), New Equation for Estimating
88
European Journal of Sustainable Development (2014), 3, 4, 43-52, ISSN: 2239-5938
Szokolay S. V., (1990) Design and research issues: passive control in
the tropics. Porc. First World Renewable Energy Congress. p
2337-2344, Reading U.K.
Said, M, (1981) Aceh Sepanjang Abad. Jakarta, P.T. Percetakan dan Penerbitan Waspada; Medan; 1981.
Sari, L.H; Yuzni, S.Z; Haiqal, M, Evalina, Z. (2018) A review of spatial
comfort in shophouse in humid tropics, IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering 352 (1), 012066
Saeed,S.A.R, (1996), Thermal comfort requirements in hot dry regions
with special reference to Riyadh, Part 2: for Friday prayer,
International Journal of Ambient Energy 17 (1) (1996) 17-21. Szokolay S. V., (1990) Design and Research Issues : Passive Control In
The Tropics. Porc. First World Renewable Enrgy Congress. p
2337-2344, Reading U.K.
Setyadi, A (2016), Masjid Berusia 300 Tahun di Aceh yang Tak Hancur Dihantam Gempa,
https://travel.detik.com/domestic- destination/d-3373446/masjid-berusia-300-tahun-di-aceh-yang-tak-hancur-dihantam-gempa
Soegijanto, 2001, Penelitian Kinerja Akustik Mesjid di Indonesia, Laporan Hasil Penelitian Tahun I Hibah Bersaing Perguruan Tinggi IX, Fakultas Teknologi ITB.
Tribunnews (2019), Masjid Beuracan,
http://aceh.tribunnews.com/2013/07/19/masjid-beuracan.
Temple, Sir Richard Carnac, ed. (1903), A Geographical Account of
Countries Round the Bay of Bengal, 1669-1979 by Thomas
89
Utami, S.S. 2014. Kualitas Akusti Ruang pada Mesjid Berkarakter
Opening Wall Design (Studi Kasus: Masjid Al Qomar Purwosari Surakarta), Simposium Nasional RAPI XIII - 2014 FT UMS. ISSN
1412-9612
Wicaksono, B. A (2016), Total Ada 64 Masjid Rusak Diguncang Gempa
Pidie Jaya"31 rusak
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/858101-total-ada-64-masjid-rusak-diguncang-gempa-pidie-jaya