• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENGAMATAN PENGARUH AERASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA KACANG HIJAU. Disusun Oleh: : Fatimah Az Zahra Al Faruq.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENGAMATAN PENGARUH AERASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA KACANG HIJAU. Disusun Oleh: : Fatimah Az Zahra Al Faruq."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENGAMATAN

PENGARUH AERASI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN PADA KACANG

HIJAU

Disusun Oleh:

Nama

: Fatimah Az Zahra Al Faruq

Fikrah Hafizah

Jihanunnasihah Abdullah

Muthia Amalia

Nurul Fadhila Larasati

Rizky Aulia

St. Nur Rabithatul Jannah

Kelompok : IV

(2)

SMA ISLAM TERPADU WAHDAH ISLAMIYAH

TA. 2015-2016

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

Salah satu ciri yang membedakan makhluk hidup dengan benda mati adalah makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup lainnya.

Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan perubahan biologis yang terjadi

pada makhluk hidup. Menurut Istamar Syamsuri (2004:2), mengemukakan bahwa pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan jumlah sel suatu organisme dan bersifat tidak dapat kembali. Pertumbuhan pada suatu makhluk hidup atau organisme dapat diartikan sebagai proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, atau jumlah) yang sifatnya tetap dan irreversible (tidak dapat balik ke kondisi semula). Jadi, pertumbuhan merupakan suatu konsep kuantitatif yang berkaitan dengan pertambahan massa suatu organism (Sri Pujiayanto, 2008:3).

Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyertai pertumbuhan. Perubahan itu meliputi perubahan bentuk dan tingkat kematangan makhluk hidup. Secara sederhana, perkembangan merupakan proses perubahan menjadi dewasa. Dalam proses tersebut, terjadi diferensiasi sel

(perubahan struktur dan fungsi sel), histogenesis (pembentukan organ), dan

gametogenesis (pembentukan selsel kelamin). Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan suatu konsep kualitatif.

1. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Berbiji

Tumbuhan berbiji tumbuh dan berkembang dari biji. Umumnya, biji terdapat di dalam buah. Biji berkembang dari bakal biji yang dibuahi dan mengandung embrio (bakal) tumbuhan serta cadangan makanan. Suatu embrio tumbuhan terdiri atas batang lembaga (kaulikalis), bakal akar (radikula), dan

(4)

satu atau dua keping biji (kotiledon). Bagian sumbu embrio yang berada di atas tempat munculnya kotiledon disebut epikotil, sedangkan bagian sumbu embrio yang berada di bawah tempat munculnya kotiledon disebut hipokotil. Cadangan makanan ada yang terdapat pada endosperm, yaitu jaringan yang mengelilingi embrio, atau terdapat di dalam kotiledon. Biji dengan cadangan makanan pada endosperm disebut biji berendosperm atau biji beralbumin, contohnya biji jagung. Sementara itu, biji dengan cadangan makanan pada kotiledon disebut biji

tak berendosperm atau biji eksalbumin, contohnya biji bunga matahari. Biji

dilindungi oleh testa, yaitu suatu selubung biji kuat yang berasal dari dinding bakal biji. Testa berfungsi sebagai kulit biji.

Gambar 1.1 Struktur biji tak berendosperm dan biji berendosperm. a. Perkecambahan

Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji

(5)

yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula.

Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal dan hipogeal.

a. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas. b. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah,

sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.

Gambar 1.2 Perkecambahan epigeal dan hypogeal.

Proses perkecambahan biasanya diawali dengan masuknya air ke dalam biji. Air masuk ke dalam biji melalui mikropil dan testa. Masuknya air ke dalam biji dipengaruhi oleh peristiwa imbibisi. Hal itu menyebabkan perubahan kondisi di dalam sel dan memungkinkan diaktifkannya enzimenzim yang mengatalisis reaksi-reaksi biokimiawi perkecambahan. Reaksireaksi biokimiawi tersebut, diantaranya, adalah reaksi pembongkaran cadangan makanan yang ada pada kotiledon. Hasil reaksi tersebut digunakan sebagai sumber energi, sebagai bahan penyusun komponenkomponen sel, dan untuk pertumbuhan embrio. Embrio pada

(6)

biji tidak memiliki klorofil sehingga kebutuhan nutrisinya terutama diperoleh dari cadangan makanan pada endosperm. Selain dari endosperm, nutrisi untuk perkembangan embrio dapat pula diperoleh dari kotiledon atau bagian lain pada bakal biji, bergantung pada karakteristik biji tersebut.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Faktor luar tumbuhan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu faktor lingkungan berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan.Untuk lebih memahami, mari cermati uraian berikut ini.

a. Faktor Internal

Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah faktor genetic dan hormon.

a. Gen, sebagai pengatur pola sintetis protein.

b. Hormon pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman meliputi:

 auksin, merangsang perpanjangan sel terutama pada titik tumbuh dan juga merangsang partenokarpi, yaitu timbulnya buah tanpa didahului, mempercepat diferensiasi.

 giberelin, meningkatkan pemanjangan sel.

 sitokinin, merangsang pembelahan sel.

 gas etilen, merangsang pematangan buah.

 asam absisat, menghambat pertumbuhan, membantu menggugurkan daun.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, antara lain nutrisi, cahaya, suhu, kelembapan, dan

(7)

aerasi.

1) Nutrisi

Semua makhluk hidup, termasuk tumbuhan, memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi atau zat-zat makanan tersebut diperlukan sebagai sumber energi dan sebagai penyusun komponen-komponen sel bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Nutrisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu unsur makro (makronutrisi) dan unsur mikro (mikronutrisi).

Unsur makro (yaitu, unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah banyak), antara lain karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, fosfor, potasium (kalium), dan magnesium. Unsur mikro (yaitu, unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit) terdiri atas besi, tembaga, seng, mangan, kobalt, natrium, boron, klor, dan molibdenum

2) Cahaya

Tidak semua jenis nutrisi yang diserap oleh tanaman dapat digunakan secara langsung oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Sebagai contoh, air dan karbon dioksida harus diolah terlebih dahulu di dalam daun untuk membentuk zat gula (glukosa) melalui proses fotosintesis. Fotosintesis hanya dapat terjadi jika ada cahaya.

Hasil fotosintesis yang berupa glukosa itu akan digunakan oleh tanaman sebagai sumber energi untuk pertumbuhan atau sebagai bahan untuk membangun komponenkomponen sel. Jika tidak ada cahaya, fotosintesis tidak akan terjadi sehingga tidak tersedia sumber energi bagi tumbuhan untuk melangsungkan pertumbuhannya.

3) Suhu

Peran suhu terhadap pertumbuhan tanaman sangat penting karena suhu berpengaruh terhadap aktivitas enzim. Enzim merupakan senyawa protein yang dapat berperan sebagai katalisator dalam reaksireaksi kimia di dalam sel. Enzim

(8)

hanya dapat bekerja secara optimal jika suhunya optimal. Jika suhu naik melebihi suhu optimal, aktivitas enzim akan berkurang. Demikian juga jika suhu terlalu rendah, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berjalan dengan baik. Jika reaksi-reaksi kimia sel terganggu, pertumbuhan tanaman juga akan terganggu. Jika suhu naik, transpirasi juga akan naik sehingga tanaman akan kehilangan lebih banyak air. Akibatnya, pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Tanaman biasanya memiliki persyaratan suhu tertentu untuk dapat hidup secara normal.

4) Kelembapan

Kelembapan udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. Jika kelembapan rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan air dan zatzat mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Jika kelembapan tinggi, laju transpirasi rendah sehingga penyerapan zatzat nutrisi juga rendah. Hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat.

5) Aerasi

Aerasi tanah berkaitan dengan kandungan oksigen di dalam tanah. Tanah yang memiliki kandungan oksigen yang cukup dikatakan aerasinya baik. Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar untuk melakukan respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat dalam perkembangan selsel akar dan juga berguna untuk membantu penyerapan nutrisi dari dalam tanah. Jika aerasi tidak baik, respirasi akar akan terganggu sehingga mengganggu pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi.

(9)

Kacang hijau adalah sejenis tanaman budi daya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. (Wikipedia:2008)

Tanaman kacang hijau adalah tanaman semusim berumur pendek (60 hari). Panen kacang hijau dilakukan beberapa kali dan berakhir pada hari ke-80 setelah tanam. Menurut Purwono (2005:12) kacang hijau termasuk dalam Leguminosae. Adapun klasifikasi botani tanaman kacang hijau sebagai berikut:

Divisi : SpermatophytaSub-divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledoneaeOrdo : Rosales

Famili : Leguminose (Fabaceae)Genus : Vigna

Spesies : Vigna radiata atau Phaseolus radiates

Kacang hijau mempunyai karakteristik tersendiri. Menurut Soeprapto (1993:42) tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.

(10)

4. Pengaruh Aerasi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan pada Kacang Hijau

Aerasi tanah berkaitan dengan kandungan oksigen di dalam tanah. Tanah yang memiliki kandungan oksigen yang cukup dikatakan aerasinya baik. Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar untuk melakukan respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat dalam perkembangan sel-sel akar dan juga berguna untuk membantu penyerapan nutrisi dari dalam tanah. Jika aerasi tidak baik, respirasi akar akan terganggu sehingga mengganggu pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi.

Manfaat aerasi tanah ialah:

 Untuk pertumbuhan akar

 Untuk pertumbuhan mikroba

 Menambah kecepatan dekomposisi bahan organik

 Mempengaruhi tipe senyawa organik yang terbentuk, misalnya asam laktat, butirat & sitrat

 Mengendalikan terbentuknya senyawa beracun

Kebutuhan O2 pada tanaman untuk pertumbuhan tanaman secara optimal pada

umumnya ialah:

 Tumbuh baik bila O2 >10%

 Terganggu bila O2 < 10%

 Tanah beraerasi baik bila O2 : 18 – 21%

 Laju difusi O2 harus 30×10-8 g/cm2 - menit

 Kadar CO2 dalam tanah : 0,1 – 5 %

Adapun pengaruh aerasi tanah yang buruk dapat mengakibatkan:

 Pertumbuhan tanaman terganggu

 Pertumbuhan akar terganggu

 Menekan kemampuan absorsi air

 Mengurangi permeabilitas akar terhadap air

 Reaksi tanah kondisi reduksi (indikator yang baik kondisi aerasi)

(11)

Tanaman kekurangan air dapat mengakibatkan kematian, sebaliknya kelebihan air dapat menyebabkan kerusakan pada perakaran tanaman, disebabkan kurangnya udara pada tanah yang tergenang. Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi (Islami dan Utomo, 1995).

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui pengaruh aerasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

2. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang disiram air denga takaran yang berbeda.

C. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada : Hari / Tanggal : Kamis, 12 Agustus 2015

Pukul : 07.40 – 07.55 WITA

Tempat : Halaman Sekolah SMA IT Wahdah Islamiyah Putri

BAB II

METODE PRAKTIKUM

A. Alat Dan Bahan

 Alat : 1. Toples plastik 2. Mistar

(12)

 Bahan : 1. Biji kacang hijau 2. Tanah

3. Air

B. Prosedur Kerja

Siswa melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan pada kacang hijau sesuai prosedur kerja sebagai berikut :

1. Rendam biji kacang hijau semalaman.

2. Sediakan dua buah toples yang diisi dengan tanah yang berkualitas sama. 3. Tanamlah 5 biji kacang hijau pada masing-masing toples.

4. Beri tanda “A” pada toples yang akan disiram air secara berlebihan, dan tanda “B” untuk yang disiram air secukupnya.

5. Siramlah kacang hijau setiap harinya sesuai masing-masing ketentuannya. 6. Ukur dan amati setiap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau

setiap harinya.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1) Data Kuantitatif

a. Pot A (penyiraman air secara berlebihan)

No. Hari Ke- Tinggi Pot A (cm) Rata-rata

T1 T2 T3 T4 T5

1 Pertama 0 0 0 0 0 0

(13)

3 Ketiga 0,2 0,1 0 0 0 0,06

4 Keempat 0,7 0,6 0,5 2 0,5 0,86

5 Kelima 3,3 3,2 3 8 1,7 3,84

6 Keenam 5 4,4 6,1 11 4,7 6,24

7 Ketujuh 9,9 7,5 10 14,4 9 10,16

b. Pot B (penyiraman air secukupnya)

No. Hari Ke- Tinggi Pot B (cm) Rata-rata

T1 T2 T3 T4 T5 1 Pertama 0 0 0 0 0 0 2 Kedua 1 0,4 0,2 0,2 0,1 0,38 3 Ketiga 3 2,5 2 0,3 0,1 1,58 4 Keempat 6,5 4,9 6 0,5 0,4 3,66 5 Kelima 12 8,2 10,4 0,6 2,5 6,74 6 Keenam 13 10,2 12,4 1 4,5 8,42

(14)

7 Ketujuh 17,7 12,5 15,1 3,9 8,5 11,54 c. Grafik Tinggi Pot A (cm) Tinggi Pot A (cm) Hari Ke -tinggi rata-rata tanaman (cm)

Pot B

Tinggi Pot B (cm)

Hari Ke -tinggi rata-rata tanaman (cm)

(15)

2) Data Kualitatif

a. Pot A (penyiraman air secara berlebihan)

No. Hari Ke- Pot A

T₁ T₂ T₃ T₄ T₅

1 Kesatu belum ada

perkembangan belum ada perkembangan belum ada perkembangan belum ada perkembangan belum ada perkembangan

2 Kedua terkelupas dari

perikarp terkelupas dari perikarp terkelupas dari perikarp terkelupas dari perikarp terkelupas dari perikarp 3 Ketiga akar mulai menembus tanah dan sebagai plumula mulai nampak akar mulai menembus tanah dan sebagai plumula mulai nampak akar mulai menembus tanah dan sebagai plumula mulai nampak terkelupas perikarp terkelupas dari perikarp 4 Keempat warna kotiledon hijau muda, daun tumbuh namun belum memiliki batang warna kotiledon hijau muda, daun tumbuh namun belum memiliki batang warna kotiledon hijau muda, daun tumbuh namun belum memiliki batang hipokotil menjulang keatas berwarna hijau keunguan, daun berwarna hijau segar, kotiledonnya hijau mengerut hipokotil mulai nampak namun daun belum muncul dan berwarna hijau pucat 5 Kelima hipokotil mulai muncul, daun menjulang keatas berwarna hijau agak kerut

hipokotil berwarna hijau keunguan, daun mulai mekar berwarna hijau kerut hipokotil mulai muncul, daun menjulang keatas berwarna hijau kerut kekuningan hipokotilnya hijau keunguan dan ramping, daunnya mekar berwarna hijau muda hipokotilnya hijau keunguan dan keras, daunnya mulai tumbuh namun agak layu 6 Keenam epikotil menjulang keatas berwarna hijau, daunnya hijau telah mekar, hipokotil berwarna hijau keunguan hipokotilnya hijau keunguan, daunnya berwarna hijau epikotil menjulang keatas berwarna hijau, daunnya hijau telah mekar, hipokotil berwarna hijau keunguan epikotil menjulang keatas berwarna hijau, daunnya hijau telah mekar, hipokotil berwarna hijau keunguan hipokotilnya hijau keunguan, daun telah tumbuh namun belum mekar 7 Ketujuh hipokotil berwarna hijau dan kokoh, kotiledonnya keriput, daunnya mekar hipokotil berwarna hijau keunguan, kotiledonnya keriput, epikotil berwarna hijau, daunnya mekar hipokotil berwarna hijau segar dan ramping, kotiledonnya keriput, hipokotil berwarna hijau dan kokoh, kotiledon keriput, epikotil ramping, daun hipokotilnya hijau keunguan, kotiledonnya keriput, daun hijau muda belum mekar

(16)

warna hijau tua hijau tua daunnya hijau muda

hijau tua

b. Pot B (penyiraman air secukupnya)

No. Hari Ke- Pot B

T₁ T₂ T₃ T₄ T₅

1 Kesatu belum ada

perkembangan belum ada perkembangan belum ada perkembangan belum ada perkembangan belum ada perkembangan

2 Kedua daun mulaimuncul Daun mulaimuncul terkelupas dariperikarp terkelupas dariperikarp terkelupas dariperikarp

3 Ketiga Hipokotil berwarna hijau keunguan, daunnya hijau segar Hipokotil berwarna hijau keunguan, daunnya hijau segar Hipokotil berwarna hijau keunguan, daunnya hijau segar Hipokotil mulai menembus permukaan tanah, belum berdaun Hipokotil mulai menembus permukaan tanah, belum berdaun 4 Keempat Hipokotil berwarna hijau keunguan, daunnya hijau telah mekar Hipokotil berwarna hijau keunguan, daunnya hijau Hipokotil berwarna hijau keunguan, daunnya hijau Hipokotil berwarna hijau pucat, daunnya mulai tumbuh hijau pucat Hipokotil berwarna hijau pucat, daunnya mulai tumbuh hijau pucat 5 Kelima Hipokotil berwarna hijau keunguan, kotiledon mulai keriput, daunnya mekar berwarna hijau segar Hipokotil berwarna hijau keunguan, kotiledon mulai keriput, daunnya mekar berwarna hijau segar Hipokotil berwarna hijau keunguan, kotiledon mulai keriput, daunnya mekar berwarna hijau segar Hipokotil berwarna hijau pucat, daunnya mulai tumbuh berwarna hijau Hipokotil berwarna hijau agak keunguan, daunnya mulai tumbuh berwarna hijau 6 Keenam Hipokotil hijau keunguan, kotiledon keriput, daunnya mekar warna hijau segar Hipokotil hijau keunguan, kotiledon keriput, daunnya mekar warna hijau segar Hipokotil hijau keunguan, kotiledon keriput, daunnya mekar warna hijau segar Hipokotil tumbuh berwarna hijau pucat, daunnya mulai tumbuh namun belum mekar Hipokotil tumbuh berwarna hijau pucat, daunnya mulai tumbuh namun belum mekar 7 Ketujuh hipokotil berwarna hijau keunguan, kotiledonnya keriput, epikotilnya hipokotil berwarna hijau keunguan, kotiledonnya keriput dan tinggal satu, hipokotil berwarna hijau kecoklatan, kotiledonnya keriput hijau kekuningan, Hipokotil hijau keunguan, kotiledonnya masih segar hijau keunguan, epikotilnya Hipokotil hijau lebih keunguan, kotiledonnya mulai keriput, epikotilnya berwarna hijau,

(17)

hijau muda, daunnya mekar warna hijau epikotilnya hijau pucat, daunnya mekar epikotilnya hijau ramping, daunnya mekar belum tumbuh seutuhnya, daunnya daunnya mekar tapi masih kecil berwarna hijau

B. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman kacang hijau dengan penyiraman air secara berlebihan dan dengan penyiraman air secukupnya. Hal ini menunjukkan bahwa air mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

Jika tanaman disiram dengan air secukupnya, maka kecambah kacang hijau akan tumbuh dengan optimal. Peristiwa itu terjadi karena udara pada tanah yang tersedia secara proposional. Akar yang berperan dalam respirasi tanaman bekerja secara optimal, sehingga penyerapan nutrisi dari dalam tanah juga berjalan dengan lancar. Sedangkan, apabila tanaman disiram air secara berlebihan, maka pertumbuhan tanaman kacang hijau akan terhambat. Peristiwa itu terjadi karena kurangnya udara pada tanah yang tergenang, sehingga mengakibatkan kerusakan pada akar. Akar yang berperan dalam respirasi tanaman bekerja secara tidak optimal, sehingga penyerapan nutrisi dari dalam tanah juga terganggu. Meskipun demikian, kondisi fisik tanaman kacang hijau yang disiram dengan air yang berlebihan hampir sama dengan kondisi fisik tanaman kacang hijau yang disiram air secukupnya.

Hal ini sesuai dengan teori pengaruh aerasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau, dimana aerasi yang terkandung dalam tanah baik, dapat bermanfaat dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau, karena suplai energy yang penting untuk aktivitas sel tumbuhan berjalan dengan optimal. Begitupun

(18)

sebaliknya, aerasi yang terkandung dalam tanah yang buruk, dalam hal ini tanah yang kelebihan air, dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan akar pada kacang hijau dengan demikian, suplai energy yang penting untuk aktivitas sel tumbuhan terganggu.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengaruh aerasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau, dapat disimpulkan bahwa

1. Air dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan membutuhkan air. Namun, banyak sedikitnya air yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau. 2. Biji kacang hijau yang disiram air secara berlebihan dengan biji

kacang hijau yang disiram secukupnya memiliki perbedaan. Biji kacang hijau yang disiram air secara berlebihan, pertumbuhannya lebih lambat namun kondisi fisiknya hampir sama dengan biji kacang hijau yang disiram air secukupnya. Sedangkan, biji kacang hijau yang disiram air secukupnya mengalami pertumbuhan dengan optimal. 3. Apabila aerasi yang terkandung dalam tanah baik, maka pertumbuhan

tanaman berjalan dengan optimal. Sebaliknya, apabila aerasi yang terkandung dalam tanah buruk, maka akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan pada tanaman.

B. Saran

(19)

2. Penanaman biji kacang hijau sebaiknya tidak terlalu dalam karena hipokotil akan lama muncul ke permukaan tanah.

3. Lakukan penyiraman secara teratur.

4. Lakukan pengamatan terhadap tumbuhan kacang hijau dengan teliti dan cermat.

DAFTAR PUSTAKA

Faris. 2013. Laporan Pengamatan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan

Perkembangan Kacang Hijau. https://farischarming.wordpress.com/. Diakses pada 30 Agustus 2015.

Fauzi, Muhammad. 2014. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.

http://mfauzihamzah.blogspot.com/. Diakses pada 30 Agustus 2015. Mahfiroh, Ida. 2013. Penelitian Pengaruh Sistem Aerasi pada Pertumbuhan dan

Perkembangan Kecambah.http://iddamahfiroh.blogspot.com/. Diakses pada 30 Agustus 2015.

(20)

LAMPIRAN

A. Foto Dokumentasi

Gambar

Gambar 1.1 Struktur biji tak berendosperm dan biji berendosperm.
Gambar 1.2 Perkecambahan epigeal dan hypogeal.

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan tekanan populasi penduduk dan penurunan luas lahan untuk produksi pertanian, banyak negara menerapkan pertanian intensif dan diversifikasi untuk meningkatkan

Produksi bioekonomik dalam usaha tani kacang tanah yang utama adalah biji dan polong kacang tanah yang memberikan kontribusi pendapatan petani lahan kering mencapai 60%, sehingga

ini dibuat sejalan dengan pedoman umum tersebut Dengan adanya pedoman ini diharapkan tiap rumah sakit dapat direncanakan pelayanan laboratorium sesuai dengan keias rumah sakit

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Analisis

Makalah pada Prosiding Seminar Nasional Evaluasi Pencemaran Limbah Industri Tekstil.. Bogor:

perempuan sedikit lebih tinggi dari pada rata-rata skor keterampilan proses sains mahasiswa laki-laki, tetapi berdasarkan uji U Mann Whitney tidak ada perbedaan

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat segala rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir dengan judul “Rancang