• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENDEKATAN LAPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENDEKATAN LAPANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENDEKATAN LAPANG

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, pada bulan Juni-Juli 2010. Alasan pemilihan lokasi tersebut, yaitu:

(a) Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, merupakan salah satu wilayah di daerah Jawa Barat yang masih memiliki areal mangrove. Luas petak mangrove yang merupakan pangkuan desa tersebut seluas 2.840,95 hektar yang dipercayakan kepada Perum Perhutani untuk dikelola bersama LMDH “Mina Wana Lestari”. (b) LMDH “Mina Wana Lestari” merupakan LMDH yang telah

mengadakan perjanjian PHBM Plus dengan Perum Perhutani pada tahun 2007. LMDH ini dibentuk di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Kerjasama yang dilakukan salah satunya adalah pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit yang sudah berjalan tiga tahun. Namun dalam realisasinya, pengelolaan tambak ramah lingkungan tersebut ternyata memiliki masalah utama, yaitu partisipasi anggota LMDH yang kurang seperti dikatakan oleh ketua LMDH “Mina Wana Lestari”.

Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian “Persepsi Pesanggem Mengenai Hutan Mangrove dan Partisipasi Pesanggem dalam Pengelolaan Tambak Ramah Lingkungan Model Empang-Parit” untuk mengetahui sebenarnya bagaimana persepsi pesanggem mengenai hutan mangrove dan apakah ada hubungannya terhadap partisipasi pesanggem dalam pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit.

3.2 Tipe penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskripsi korelasi. Masing- masing variabel dijelaskan secara deskriptif dan dicari hubungan antar variabel tersebut. Persepsi

pesanggem mengenai hutan mangrove yang didefinisikan menjadi tiga variabel

(2)

dalam pengelolaan tambak mangrove model empang parit yang didefinisikan menjadi empat variabel juga dianalisis secara deskriptif. Variabel- variabel persepsi tersebut selanjutnya dicari hubungannya dengan variabel- variabel partisipasi.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei yang didefinisikan sebagai metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tertentu untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel (Gulö, 2002: 118). Singarimbun dan Effendi (1989: 3) lebih memperjelas definisi penelitian survei, yaitu penelitian dimana informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Penelitian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili seluruh populasi. Penelitian survei dipilih dengan harapan dapat mendeskripsikan populasi LMDH “Mina Wana Lestari” dengan sampel yang dipilih, mengemukakan bagaimana persepsi mereka mengenai hutan mangrove, mengemukakan bagaimana partisipasi mereka dalam pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit, serta melihat hubungan korelasi antara persepsi dengan partisipasi.

3.4 Teknik Penentuan Responden dan Informan

Populasi dalam penelitian ini adalah pesanggem yang didefinisikan sebagai anggota LMDH Mina Wana Lestari KRPH Cibuaya yang berasal dari Desa Sedari dan mengelola secara langsung tambaknya (status bukan buruh tambak). Semua anggota LMDH Mina Wana Lestari tidak dijadikan populasi dalam penelitia n ini karena beberapa hal, yaitu:

1) Total anggota LMDH “Mina Wana Lestari” sebanyak 341 orang yang berasal dari desa-desa di Kecamatan Cibuaya dan Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Karawang. Sebanyak 214 orang berasal dari Kesatuan Resort Pemangku Hutan (KRPH) Cib uaya dan 127 orang berasal dari KRPH Ciwaru. Namun, yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah anggota LMDH yang terdaftar ke dalam KRPH Cibuaya. Hal ini karena pertimbangan waktu, biaya, dan akses Peneliti yang terbatas sehingga hanya dimungkinkan untuk meneliti anggota LMDH yang terdaftar ke

(3)

dalam KRPH Cibuaya. Jumlah anggota LMDH KRPH Cibuaya adalah 214 orang.

2) Anggota LMDH Mina Wana Lestari KRPH Cibuaya sebagian besar tidak berasal dari Desa Sedari. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Desa Sedari merupakan salah satu desa di Jawa Barat yang memiliki areal mangrove cukup luas. Hal ini berimplikasi pada masyarakat Desa Sedari yang mengenal hutan mangrove dari dahulu berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya selama ini karena merupakan lingkungan tempat tinggalnya. Persepsi erat kaitannya dengan pengetahuan dan pengalaman seseorang terhadap suatu obyek sehingga orang tersebut dapat menilai obyek yang dimaksud. Sementara itu, anggota LMDH yang tidak berasal dari Desa Sedari umumnya adalah orang Jakarta atau Ras Cina pendatang yang hanya menanamkan modal untuk mendapatkan hak pakai tambak tanpa mengelolanya langsung. Tentunya ia tidak mengetahui tetang bagaimana hutan mangrove karena tidak tinggal di lingkungan yang dilingkupi hutan mangrove. Hal ini tentunya berpengaruh pada persepsinya mengenai hutan mangrove sehingga anggota LMDH yang tidak berasal dari Desa Sedari atau tidak berasal dari sekitar Desa Sedari tidak termasuk populasi penelitian. Berdasarkan daftar anggota LMDH Mina Wana Lestari KRPH Cibuaya, didapatkan 109 orang yang berasal dari Desa Sedari.

3) Anggota LMDH Mina Wana Lestari yang berasal dari Desa Sedari tidak semuanya mengelola langsung tambaknya. Dalam sistem tambak di wilayah tersebut, dikenal istilah bujang (buruh tambak) yang mengelola tambak anggota LMDH dan memperoleh bagian dari hasil panen. Dengan kata lain, anggota LMDH tersebut tidak mengerjakan pengelolaan tambak di lapangan tetapi buruh tambak yang mengerjakannya. Namanya memang tercantum sebagai anggota LMDH dan memiliki hak pakai tambak namun ia tidak mengetahui langsung kondisi di tambak. Sementara itu, partisipasi yang dinilai dalam penelitian ini mencakup kegiatan sehari- hari dalam pemeliharaan tambak sehingga anggota LMDH yang tidak langsung mengelola tambaknya tidak dapat dijadikan populasi penelitian ini.

(4)

Berdasarkan pra-survei yang dilakukan Peneliti, terdapat 80 orang yang namanya terdaftar sebagai anggota LMDH Mina Wana Lestari KRPH Cibuaya yang berasal dari Desa Sedari dan mengelola secara langsung tambaknya.

Berdasarkan pertimbangan yang telah dikemukakan, populasi dari penelitian ini sebanyak 80 orang pesanggem. Sementara itu, didapatkan 70 orang pesanggem sebagai responden penelitian yang masih mungkin diakses oleh Peneliti. Jumlah responden yang diambil Peneliti lebih dari 50 persen total populasi. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang diambil peneliti cukup untuk mewakili populasi

pesanggem.

Informan adalah seorang anggota dari suatu kelompok yang dapat berbicara semata- mata hanya mengenai kelompok tersebut (Babbie, 2004: 185 dalam Wahyuni dan Mulyono, 2007: 73). Informan dari penelitian ini adalah orang yang memahami tentang LMDH “Mina Wana Lestari” dan pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit di daerah Sedari. Informan yang dipilh dalam penelitian ini adalah Asisten Perhutani (Asper) BKPH Cikiong, Ketua LMDH “Mina Wana Lestari”, serta tokoh masyarakat Desa Sedari. Namun, tidak menutup kemungkinan beberapa orang dari pihak masyarakat dan Perum Perhutani juga dimintai keterangan berhubungan dengan penelitian. Informan ini diperlukan sebagai pemberi informasi tambahan berkaitan dengan penelitian. Hal ini karena dalam penelitian dimungkinkan adanya informasi yang tidak tersirat dalam kuesioner namun dibutuhkan sehingga dapat digunakan Pe neliti sebagai bahan pertimbangan dalam menginterpretasi data.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode tertentu sesuai tujuannya (Gulö, 2005: 115). Metode pengumpulan data penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.

Sumber data dibedakan menjadi data primer dan data sekunder tergantung dari darimana data didapatkan. Data primer adalah data yang didapatkan langsung oleh Peneliti dari responden. Sementara itu, data sekunder adalah data yang didapatkan oleh Peneliti dari pihak lain. Peneliti tidak mendapatkan data langsung dari responden. Dalam penelitian ini, data sekunder terutama didapatkan dari

(5)

Pemerintah Desa Sedari dan Perum Perhutani. Metode pengumpulan data yang utama (primer) dari penelitian ini adalah dari kuesioner. Wawancara, pengamatan, dan penelusuran data-data hasil penelitian atau dokumentasi pihak lain (dokumenter) merupakan teknik pengumpulan data pelengkap.

Tabel 3. Metode Pengumpulan Data Penelitian

Va riabe l Su mber Data Metode Pengumpulan Data

Ra

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis korelasi. Analisis deskriptif (analisis univariate) sebagai analisis pendahuluan yang dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik setiap variabel pada sampel penelitian (Gulö, 2002: 140). Analisis korelasi dibutuhkan untuk melihat hubungan korelasi antara variabel yang diteliti. Karena tipe data dari masing- masing variabel penelitian adalah data ordinal, maka analisa korelasi yang digunakan adalah rank spearman (Suliyanto, 2005: 54):

Kuesioner, wa wancara, pengamatan. Primer Partisipasi masyarakat dala m pengelolaan tambak ra mah lingkungan model empang-parit 1. Perencanaan 2. Pela ksanaan 3. Monitoring/evaluasi 4. Menikmat i hasil Persepsi Mengenai Hutan Mangrove 1. Persepsi Mengenai Ekosistem Hutan Mangrove. 2. Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Hutan Mangrove. 3. Persepsi Mengenai Fungsi Sosial-ekonomi Hutan Mangrove.

(6)

ρ =1-

6 bi

2

n(n

2

−1)

Keterangan:

ρ = Koefisien rank spearman

bi2 = selisih antara rank ing satu dengan rank ing lain n = ju mlah sa mpel

Namun dalam penelitian ini, analisis korelasi rank spearman tidak dihitung secara manual. Program SPSS 15.0 for Windows digunakan untuk menganalisis korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Terdorong dan distimulasi oleh perkumpulan ini , maka timbul perkumpulan dan persatuan se profesi di Ambon dan Lease seperti diuraikan dalam BAB II. Kegiatan

Dalam bekerja saya tidak pernah menghadapi masalah – masalah yang

Berdasarkan hasil analisis Standar Nasional Pendidikan (SNP), proses pembelajaran, dan ketuntasan belajar di salah satu SMA Negeri di Surakarta menunjukkan perlu

Pengetahuan agama Islam yang sederhana menyebabkan perkembangan agama menjadi lamban karena dalam kehidupan sehari-harinya selain mereka tidak mampu memahami agama

Sedangkan menurut Zulma, G.W.M (2020), tarif pajak tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pajak karena dalam masa pandemi covid-19, mengungkapkan bahwa pemerintah cukup

2223/LS-BJ/2019 Pembayaran Belanja Makmin Pertemuan Rapat Puskesmas Bagian Bulan Maret s/d April 2019, Melalui Kegiatan Pelayanan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Hasil penelitian Adlim dan Hasibuan (2014: 119) menyatakan bahwa pembelajaran bioentrepreneurship mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan

Dengan asumsi bahwa kemandirian sebagai aspek psikologis berkembang tidak dalam kevakuman atau diturunkan oleh orang tuanya semata, maka pendidikan termasuk pendidikan dalam