• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

5.1. POTENSI PENDANAAN APBD KABUPATEN SRAGEN

Perkembangan pendanaan yang bersumber dari APBD Kabupaten bidang cipta karya mengalami perkembangan yang fluktuatif. Prosentase pendanaan dari total belanja APBD untuk bidang Cipta Karya selama kurun waktu 5 (lima) tahun antara 0,00%-1,46%.

Pendanaan Bidang Cipta Karya pada tahun 2016 sebesar Rp. 21.020.910.862,00 atau sebesar 0,99% dari proporsi pembiayaan APBD Kabupaten. Realisasi dan proyeksi pendanaan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya Kabupaten Sragen selama kurun waktu 5 (lima) tahun dihitung berdasarkan rencana kebutuhan pembiayaan infrastruktur bidang Cipta Karya yang direncanakan di Kabupaten Sragen. Selengkapnya Matriks Potensi Realisasi dan Proyeksi Pendanaan APBD Bidang Cipta Karya APBD Kabupaten Sragen dapat dilihat pada tabel berikut :

(2)

TABEL V.1 MATRIKS POTENSI REALISASI DAN PROYEKSI PENDANAAN APBD BIDANG CIPTA KARYA APBD KABUPATEN SRAGEN 2012-2016

No Sektor Realisasi

2016 2015 2014 2013 2012

1 Pengembangan Kawasan Permukiman 683.819.500 794.051.222 1.269.019.660 2.503.494.690 917.514.800 2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 2.460.386.912 12.896.259.243 12.252.131.830 3.359.100.550 2.117.173.105 3 Pengembangan SPAM 7.232.915.450 4.345.414.400 5.472.183.400 3.676.573.600 2.336.923.000 4 Pengembangan PLP 10.643.789.000 9.723.125.850 5.958.166.150 4.983.448.150 7.662.455.750

Total Belanja APBD Bidang Cipta Karya 21.020.910.862 27.758.850.715 24.951.501.040 14.522.616.990 13.034.066.655

Total Belanja APBD 2.115.629.412.523 2.034.911.833.327 1.712.997.366.121 1.408.595.385.453 1.197.434.071.270

Prosentase 0,99% 1,36% 1,46% 1,03% 1,09%

Lanjutan Tabel V.1

No Sektor 2018 2019 Proyeksi 2020 2021 2022

1 Pengembangan Kawasan Permukiman 3.205.000.000 6.070.000.000 4.510.000.000 4.310.000.000 3.310.000.000 2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 5.120.200.000 8.385.000.000 2.992.500.000 3.100.000.000 2.900.000.000 3 Pengembangan SPAM 19.166.755.000 34.253.555.500 17.747.000.000 35.437.500.000 18.252.600.000 4 Pengembangan PLP 12.455.500.000 11.958.916.667 10.220.500.000 9.985.000.000 13.555.000.000

Proyeksi Total Belanja APBD Bidang Cipta Karya 39.947.455.000 60.667.472.167 35.470.000.000 52.832.500.000 38.017.600.000

(3)

Berdasarkan proyeksi di atas dapat diketahui proyeksi pendanaan APBD infrastruktur Bidang Cipta Karya Kabupaten Sragen pada tahun 2018 sebesar Rp. 39.947.455.000,00, tahun 2019 meningkat menjadi Rp.60.667.472.167,00, tahun 2020 mengalami penurunan menjadi Rp.35.470.000.000,00, tahun 2021 kembali meningkat menjadi Rp. 52.832.500.000,00 dan di tahun 2022 sebesar Rp. 38.017.600.000,00. Perincian pembiayaan tahun 2022 di bidang Pengembangan permukiman sebesar Rp.3.310.000.000,00 (9%) ; bidang PBL sebesar Rp. 2.900.000.000,00 (8%); bidang pengembangan SPAM sebesar Rp. 18.252.600.000,00 (48%) dan pengembangan PLP sebesar Rp. 13.555.000.000,00 (36%). Selengkapnya mengenai gambaran realisasi dan proyeksi pendanaan APBD Bidang Cipta Karya Kabupaten Sragen dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber : LKPJ Kab Sragen 2016-2012, Analisis 2017

Gambar 5. 1 Realisasi Pendanaan APBD Bidang Cipta Karya Kabupaten Sragen 2012-2016

Sumber : LKPJ Kab Sragen 2016-2012, Analisis 2017

Gambar 5. 2 Proyeksi Pendanaan APBD Bidang Cipta Karya Kabupaten Sragen 2018-2022

5.2. POTENSI PENDANAAN APBN DAN APBD PROVINSI

Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Sragen selama kurun waktu 5 (lima) tahun yang bersumber dari dana APBN dan APBD Provinsi mengalami perkembangan yang

(4)

fluktuatif. Pada tahun 2012 – 2013 cenderung mengalami penurunan pendanaan, sedangkan pada tahun 2014 mengalami peningkatan dan kemudian kembali menurun sampai dengan tahun 2016. Pendanaan APBN dan APBD Provinsi pada tahun 2012 sebesar Rp.30.549.700.000,00 ; tahun 2013 sebesar Rp. 12.589.590.000,00 ; tahun 2014 sebesar Rp. 46.958.320.000,00 ; tahun 2015 sebesar Rp. 23.202.214.000,00 dan tahun 2016 sebesar Rp. 10.647.793.000,00. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel Potensi Realisasi dan Proyeksi Pendanaan APBN dan APBD Provinsi berikut :

(5)

TABEL V.2 MATRIKS POTENSI REALISASI DAN PROYEKSI PENDANAAN BIDANG CIPTA KARYA APBN DAN APBD PROVINSI KABUPATEN SRAGEN

No Sektor 2016 2015 Realisasi 2014 2013 2012

1 Pengembangan Kawasan Permukiman 8.325.000.000 7.440.000.000 38.590.000.000 7.357.000.000 26.864.500.000 2 Penataan Bangunan dan Lingkungan - - 3.861.200.000 85.700.000 25.000.000 3 Pengembangan SPAM - 10.740.000.000 2.071.250.000 3.831.250.000 922.500.000 4 Pengembangan PLP 2.322.793.000 5.022.214.000 2.435.870.000 1.315.640.000 2.737.700.000

Total Alokasi APBN, APBD Prov 10.647.793.000 23.202.214.000 46.958.320.000 12.589.590.000 30.549.700.000

Lanjutan Tabel V.2

No Sektor 2018 2019 Proyeksi 2020 2021 2022

1 Pengembangan Kawasan Permukiman 12.105.000.000 9.100.000.000 35.900.000.000 32.100.000.000 32.100.000.000 2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 2.965.800.000 4.915.000.000 2.107.500.000 500.000.000 500.000.000 3 Pengembangan SPAM 144.604.312.000 62.655.262.500 11.321.000.000 60.557.500.000 10.855.000.000 4 Pengembangan PLP 12.105.000.000 6.177.380.952 10.450.500.000 230.000.000 230.000.000

Total Alokasi APBN, APBD Prov 171.780.112.000 82.847.643.452 59.779.000.000 93.387.500.000 43.685.000.000

Sumber : LKPJ Kabupaten Sragen 2016-2012 dan Analisis, 2017

Dari perhitungan proyeksi pendanaan di atas, dapat diketahui bahwa proyeksi pendanaan dari APBN dan APBD Provinsi untuk infrastruktur bidang Cipta Karya di Kabupaten Sragen pada tahun 2018 sebesar Rp. 171.780.112.000,00; tahun 2019 sebesar Rp.82.847.643.452,00; tahun 2020 sebesar 59.779.000.000,00; tahun 2021 sebesar Rp.93.387.500.000,00 dan tahun 2022 sebesar Rp.43.685.000.000,00. Selengkapnya mengenai gambaran realisasi dan proyeksi pendanaan APBN dan APBD Provinsi Bidang Cipta Karya Kabupaten Sragen dapat dilihat pada gambar berikut :

(6)

Sumber : LKPJ Kab Sragen 2016-2012, Analisis 2017

Gambar 5. 3 Realisasi Pendanaan APBN dan APBD Prov Bidang Cipta Karya Kabupaten Sragen

Sumber : LKPJ Kab Sragen 2016-2012, Analisis 2017

Gambar 5. 4 Proyeksi Pendanaan APBN dan APBD Prov Bidang Cipta Karya Kabupaten Sragen

5.3. ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN

Alternatif sumber pendanaan merupakan rencana kerjasama pemerintah dengan swasta di bidang Cipta Karya meliputi beberapa kegiatan yang ada di sektor Cipta Karya. Diharapkan, dengan adanya kerjasama ini dapat menjadi sumber alternatif pendanaan yang dapat diterapkan dalam kegiatan sektor Cipta Karya. Beberapa alternatif pembiayaan yang direncanakan untuk membiayai infrastruktur bidang Cipta Karya berasal dari KPS, BUMD, CSR dan masyarakat. Proyeksi pendanaan dari sumber alternatif tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

(7)

TABEL V.3 MATRIKS ALTERNATIF POTENSI PROYEKSI PENDANAAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2018-2022

No Sektor 2018 2019 Proyeksi 2020 2021 2022

1 Pengembangan Kawasan Permukiman 5.000.000 20.000.000 - - - 2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 35.000.000 5.000.000.000 42.500.000 - - 3 Pengembangan SPAM 20.483.970.000 14.479.105.000 14.165.000.000 10.675.000.000 4.950.000.000

4 Pengembangan PLP 152.500.000 166.500.000 418.500.000 5.000.000 5.000.000

Total Alokasi KPS/CSR/BUMD, Masyarakat 20.676.470.000 19.665.605.000 14.626.000.000 10.680.000.000 4.955.000.000

Sumber : LKPJ Kab Sragen 2016-2012, Analisis 2017

Sumber : LKPJ Kab Sragen 2016-2012, Analisis 2017

(8)

TABEL V.4 POTENSI ALTERNATIF PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

No Nama Kegiatan Deskripsi Kegiatan Biaya Kegiatan (xRp.000)

1 Pengembangan Kawasan Permukiman

 Pengembangan infrastruktur Penataan dan peningkatan infrastruktur dasar permukiman

perkotaan 25.000

2 Penataan Bangunan dan Lingkungan

 Fasilitas Pemanfaatan

Ruang Terbuka Publik Pengembangan RTH pada kawasan sempadan rel kereta api 5.000.000 3 Pengembangan SPAM

 Fasilitasi Penguatan

Kapasitas Pemda  Pendidikan dan Pelatihan teknik/non teknik dan subsidi Pendidikan Lanjut  Program Rekruitment Pegawai

 Peningkatan Kepuasan Pegawai dan Lingkungan Kerja yang Kondusif

1.252.250

 Pembangunan SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi

 pengembangan jaringan perpipaan 331.500  pengembangan jaringan distribusi mata air Gumeng 894.920  Jaringan distribusi Bendung Kadipiro 412.295  Jaringan distribusi Kedung Ngantenan 1.374.840  Jaringan distribusi Waduk Kedungombo Tahap II 1.464.970

 Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi

 Pengembangan Jaringan Perpipaan distribusi Waduk Kedungombo Tahap I (Unit Pelayanan Tanon) untuk Pengadaan dan Pemasangan Pipa JDU O 250 mm

279.370  Jaringan distribusi Waduk Kedungombo Tahap I (Unit

Pelayanan Gemolong) 273.000  Jaringan distribusi mata air Gumeng kegiatan

Pengadaan dan Pemasangan Pipa JDU O 250 mm 1.559.350  Jaringan distribusi mata air Gumeng kegiatan

Pengadaan dan Pemasangan Pipa JDU O 250 mm untuk wilayah Jenar

1.014.130

 Pembangunan SPAM

Perkotaan  Pengembangan Sistem Air Bersih IKK. Gemolong  Pengembangan Sistem Air Bersih IKK. Kedawung 2.090.000 930.500  Pengembangan Sistem Air Bersih IKK. Sragen 1.800.000

4 Pengembangan PLP

 Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota

 Pengadaan truk tinja 325.000

 Operasi dan pemeliharaan IPAL Komunal 27.500

 Pembangunan Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan

 Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah

Tangga. 100.000

 Pengadaan keranjang sampah komposter 25.000  Pengadaan Gerobag Sampah bersekat 75.000  Pengadaan Gerobag Sampah bermotor bersekat 70.000  Pengadaan Mobil Pick Up Sampah 50.000 Sumber : Analisis, 2017

5.4. STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Beberapa strategi peningkatan pendapatan yang dilakukan di Kabupaten Sragen sebagai berikut :

1. Mengoptimalisasi Sumber-sumber Pendapatan Daerah khususnya sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah melalui optimalisasi pendataan dan penerimaan wajib pajak dan retribusi daerah sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(9)

4. Meningkatkan kegiatan intensifikasi sumber-sumber pendapatan dan pemungutan pajak dan retribusi daerah.

5. Memperbaiki, membangun dan meningkatkan prasarana dan sarana untuk meningkatkan kualitas pelayanan umum.

6. Melakukan inventarisasi terhadap aset-aset daerah serta meningkatkan daya guna usahanya sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah.

Selain strategi peningkatan pendapatan yang telah dilakukan Kabupaten Sragen, beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam upaya peningkatan pendapatan antara lain:

a. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

Dalam usaha meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Sragen usaha intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dapat dilakukan, melalui:

1) Menambah objek dan subjek Pajak dan atau Retribusi.

Peningkatan cakupan Pendapatan Asli Daerah dengan meningkatkan jumlah objek dan subjek pajak dan atau retribusi daerah.

2) Meningkatkan besarnya Target Pendapatan.

Dengan pertimbangan kemungkinan adanya kesenjangan yang disebabkan data potensi kurang tersedia dengan akurat sehingga besarnya penetapan target pajak atau retribusi belum sesuai dengan potensi yang sebenarnya.

3) Mengurangi Tunggakan.

Peningkatan cakupan dengan mengurangi besarnya tunggakan. Dengan evaluasi dan pemeriksaan terhadap realisasi dari tunggakan pada setiap rekening pendapatan. Kemudian mengambil langkah-langkah konkrit untuk mengurangi tunggakan yang ada maupun mencegah terjadinya tunggakan baru. Hal ini perlu didukung dengan adanya administrasi tunggakan yang lengkap dan rapi.

4) Penyempurnaan regulasi pemungutan Pajak maupun Retribusi.

b. Strategi Peningkatan DDUB oleh Kabupaten

Strategi peningkatan pendanaan DDUB oleh Kabupaten Sragen dapat dilakukan melalui peningkatan penerimaan daerah yang dialokasikan untuk DDUB.

Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) merupakan dana pendamping kegiatan APBN di Kabupaten Sragen. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya, sehingga dalam upaya peningkatan pendanaan melalui DDUB, Pemerintah Kabupaten Sragen perlu membuat komitmen dalam rencana pengembangan dan investasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemeritah Kabupaten Sragen sehingga pengalokasian dana DDUB dapat terealisasi.

c. Strategi Peningkatan Penerimaan Daerah Dan Efisiensi Pengunaan Anggaran

Secara umum kebijakan keuangan daerah diarahkan pada peningkatkan kapasitas dan kemandirian kemampuan keuangan daerah disertai dengan efisiensi anggaran yang ditujukan bagi pembiayaan pembangunan. Untuk meningkatkan sumber penerimaan daerah, diperlukan strategi kebijakan keuangan daerah berikut:

1. Mengoptimalisasikan sumber – sumber pendapatan daerah – khususnya sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah – melalui optimalisasi pendataan dan penerimaan wajib pajak dan restribusi daerah sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. 2. Meningkatkan penyuluhan pada masyarakat untuk kesadaran membayar pajak dan retribusi

daerah.

3. Menyediakan sarana dan prasarana bagi pemungut penerimaan daerah yang bersifat mobilitas maupun pemberian operasional bagi penerimaan pendapatan.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan publik pada bidang-bidang yang berhubungan dengan penerimaan daerah, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola penerimaan daerah.

(10)

anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja secara efisiensi, efektif dan berkesinambungan. Sehingga memberikan hasil yang baik dan biaya rendah. 6. Peninjauan kembali berbagai kebijakan Pemerintah Kabupaten Sragen, terutama yang terkait

dengan atau dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah.

d. Strategi Peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah

Pemberdayaan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan daerah dapat ditempuh melalui strategi :

1. Reformasi Misi Perusahaan Daerah

a) Perusahaan Daerah sebagai salah satu pelaku ekonomi daerah dapat mendayagunakan aset daerah untuk mewujudkan kemakmuran rakyat;

b) Perusahaan Daerah adalah penyedia pelayanan umum yang menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan;

c) Perusahaan Daerah mampu berperan sebagai pendukung perekonomian daerah dengan memberikan kontribusi kepada APBD, baik dalam bentuk pajak maupun deviden dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah melalui multiplier effect yang tercipta dari kegiatan bisnis yang efisien seperti bertambahnya lapangan kerja dan kepedulian sosial;

d) Perusahaan Daerah mampu berperan sebagai countervailing power terhadap kekuatan ekonomi yang ada melalui pola kemitraan. Diharapkan berbagai perusahaan swasta dalam dan luar negeri berminat melakukan kerjasama dengan BUMD terpilih untuk selanjutnya membentuk Joint Venture/Joint Operation Company (JV/OC).

2. Restrukturisasi Perusahaan Daerah

Langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja dan kesehatan Perusahaan Daerah, yaitu tindakan yang ditujukan untuk membuat setiap Perusahaan Daerah menghasilkan laba termasuk mengubah mekanisme pengendalian oleh Pemerintah Daerah yang semula kontrol secara langsung melalui berbagai bentuk perizinan, aturan, dan petunjuk menjadi kontrol yang berorientasi kepada hasil. Artinya Pemerintah Daerah selaku pemegang saham hanya menentukan target kuantitatif dan kualitatif yang menjadi performance indicator yang harus dicapai oleh manajemen, misalnya Return On Equity (ROE) tertentu yang didasarkan kepada

benchmarking kinerja yang sesuai dengan perusahaan sejenis; Pengkajian secara komprehensif terhadap keberadaan Perusahaan Daerah, karena selama ini Perusahaan Daerah dianggap kurang tepat bila disebut sebagai lembaga korporasi, khususnya, dikaitkan dengan upaya pemberdayaan BUMD agar dapat menjadi salah satu sumber keuangan daerah;

Restrukturisasi Perusahaan Daerah dengan prinsip Good Corporate Governance dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua) kelompok yaitu :

a) Kelompok Perusahaan Daerah PDAM dimana tersedia berbagai pilihan restrukturisasi Perusahaan yang dapat dilakukan tergantung permasalahan yang dihadapi dan potensi yang tersedia; dan

b) Kelompok Perusahaan Daerah Non PDAM, dapat diselesaikan secara kasus per kasus dengan berbagai pilihan sesuai dengan visi pengelolaan Perusahaan Daerah yang bersangkutan.

(11)

c) Bagi Perusahaan Daerah yang misi utama untuk pelayanan publik dan pelayanan sosial, diberikan sasaran kuantitatif dan kualitatif tertentu;

d) Memberdayakan Direksi dan Badan Pengawas yang dipilih dan bekerja berdasarkan profesionalisme melalui proses fit and proper test;

e) Merumuskan kebijakan yang diarahkan kepada tarif yang wajar, kenaikan harga produk (minimal menyesuaikan dengan inflasi, tarif listrik, BBM, dan lain-lain) untuk menghindarkan biaya produksi yang jauh lebih mahal, sehingga profit dapat diraih.

4. Privatisasi Perusahaan Daerah

Privatisasi utamanya bertujuan agar Perusahaan Daerah terbebaskan dari intervensi langsung birokrasi dan dapat mewujudkan pengelolaan bisnis yang efisien, profesional dan transparan. Diharapkan setelah melalui tahapan restrukturisasi, pihak perusahaan swasta akan berminat mengembangkan usaha dengan cara melakukan aliansi strategis dengan Perusahaan Daerah, dan bila memungkinkan untuk Perusahaan Daerah yang sehat dan memiliki prospek bisnis dapat menawarkan penjualan saham melalui Pasar Modal yang didahului Initial Public Offering (IPO). Penataan dan penyehatan Perusahaan Daerah yang usahanya bersinggungan dengan kepentingan umum dan bergerak dalam penyediaan fasilitas publik ditujukan agar pengelolaan usahanya menjadi lebih efisien, transparan, profesional. Hubungan kemitraan dapat dilaksanakan dalam bentuk kerjasama usaha yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta, dan Perusahaan Daerah, serta antara usaha besar, menengah dan kecil dalam rangka memperkuat struktur ekonomi nasional. Bagi Perusahaan Daerah yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum didorong untuk privatisasi melalui pasar modal.

Perusahaan Daerah infrastruktur tentunya harus dikelola secara profesional sehingga kinerjanya dapat ditingkatkan dan mampu menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak operator swasta dan Pemerintah Daerah. Aliansi stragis dengan operator swasta sangat dibutuhkan untuk mengisi peluang usaha telekomunikasi yang kompetitif pada segmen pasar tertentu. Sebagai konsekuensi logis implementasi otonomi daerah, maka peranan Pemerintah Daerah sebagai salah satu stakeholder mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam penentuan arah kebijakan publik di daerahnya. Untuk itu perlu dikaji lebih mendalam pengembangan kerjasama Pemerintah Daerah dengan pihak swasta, baik langsung maupun melalui Perusahaan Daerah dalam dalam rangka menjalin hubungan kemitraan yang saling menguntungkan.

Untuk memelihara sense of belonging, daerah/Perusahaan Daerah dan masyarakat dapat diberi peluang untuk memiliki sebagian saham Perusahaan Daerah tertentu yang berusaha di daerahnya sehingga merasa ikut memiliki dan turut bertanggung jawab atas keberhasilan usahanya. Dalam upaya optimalisasi sumber-sumber pembiayaan dan investasi bagi daerah otonom, diperlukan dukungan pemerintah dalam berbagai bentuk pembinaan dan pengawasan di berbagai bidang.

e. Strategi Peningkatan Peran Masyarakat Dan Dunia Usaha Dalam Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilakukan melalui :

1. Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan pendapatan asli daerah melalui pajak daerah dan retribusi daerah.

Intensifikasi salah satu cara dari yang dapat dilakukan oleh Pemerintah daerah memaksimalkan mitra kerja (peran masyarakat dan dunia usaha) yang ada saat ini, dimana Pemerintah Daerah mengintensifkan penerimaan melalui pajak dan retribusi yang sudah ada saat ini.

(12)

Ekstensikasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah dalam memaksimalkan mitra kerja yaitu dari pihak Dispenda mencari sumber-sumber pajak dan retribusi yang baru sehingga dapat meningkatkan PAD.

2. Meningkatkan kesadaran hukum para wajib pajak dan wajib retribusi.

Peningkatan kesadaran hukum dapat dilakukan melalui sosialisasi terhadap Perda Pajak dan Retribusi kepada masyarakat dan dunia usaha sehingga menumbuhkan kesadaran hukum. Selain itu, pemberian insentif kepada masyarakat dan dunia usaha dapat dilakukan untuk memberikan reward kepada masyarakat dan dunia usaha yang taat pajak.

3. Mengembangkan sistem informasi manajemen di bidang pendapatan.

Pengembangan sistem informasi manajemen di bidang pendapatan dapat dilakukan sebagai upaya reformasi keterbukaan APBD daerah, sehingga masyarakat dan dunia usaha merasa ikut andil dalam pembangunan.

f. Strategi Pendanaan Untuk Operasi, Pemeliharaan Dan Rehabiltasi Infrastruktur Permukiman Yang Sudah Ada

Strategi pendanaan yang dapat dilakukan oleh Kabupaten Sragen dalam operasionalisasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman dapat melalui :

1. Optimalisasi penyerapan pendanaan melalui APBN dan APBD Provinsi

Dalam usaha peningkatan pendanaan melalui APBN dan APBD Provinsi, beberapa upaya yang perlu dilakukan adalah :

a. Melengkapi semua persyaratan dalam upaya penyerapan pendanaan melalui APBN dan APBD

b. Menyiapkan DDUB sesuai kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan diajukan dengan pendanaan APBN, APBD Provinsi

c. Penyiapan MoU antara pengembang dan Pemerintah Kabupaten Sragen untuk pekerjaan bidang Cipta Karya yang memerlukan MoU

2. Peningkatan penarikan pajak dan retribusi daerah

Peningkatan penarikan pajak dan retribusi daerah dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Sragen. Peningkatan penarikan pajak dapat dilakukan secara intensifikasi maupun ekstensifikasi.

Gambar

TABEL V.1 MATRIKS POTENSI REALISASI DAN PROYEKSI PENDANAAN APBD BIDANG CIPTA KARYA APBD KABUPATEN SRAGEN 2012-2016
Gambar 5. 1 Realisasi Pendanaan APBD Bidang Cipta Karya Kabupaten Sragen 2012-2016
TABEL V.2 MATRIKS POTENSI REALISASI DAN PROYEKSI PENDANAAN BIDANG CIPTA KARYA APBN DAN APBD PROVINSI KABUPATEN SRAGEN
Gambar 5. 3 Realisasi Pendanaan APBN dan APBD Prov Bidang Cipta Karya Kabupaten Sragen
+3

Referensi

Dokumen terkait

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP VISITE DOKTER PENGECEKAN PENYERAHAN OBAT KE MASING- MASING RUANGAN PASIEN PIO ANALISA RESEP •SKRINING RESEP •DISIAPKAN OBAT PERHARI DIBACA.6.

Pembangunan waduk, saluran industri, pembuatan plengsengan batu kali Rungkut.

7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang no tahun 10 tahun 1998 pengertian bank adalah bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial pada keluaga pasien di RSU Hidayah Purwokerto. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan

Berdasarkan judul penelitian “Progam Majelis Mu’allimil Qur’an (MMQ) dalam pengembangan kemampuan pedagogis guru Qiraati (studi kasus di. kecamatan Batealit Jepara)”, maka

Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sembilan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang menjalin hubungan pertemanan dengan mahasiswa

Adapun perancangan antarmuka yang dibuat dalam aplikasi ini meliputi form monitoring utama, menu aktivasi suara peringatan, menu keluar dari sistem, menu manajemen