• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

Kabupaten Halmahera Timur merupakan salah satu kabupaten pemekaran di Propinsi Maluku Utara, memiliki luas wilayah sebesar 14.202,02 km2 yang terdiri dari daratan 6.506,20 km2 (46%), dan lautan 7.695,82 km2 (54%). Secara geografis wilayah Halmahera Timur terletak di bagian timur Pulau Halmahera, dan berada pada posisi 1º 4' - 0º 40' LS dan 126º 45' - 130º 30' BT.

Secara administratif wilayah Kabupaten Halmahera Timur berbatasan dengan; (a) Teluk Kao di sebelah utara (Wilayah Kabupaten Halmahera Utara), (b) Teluk Buli di sebelah timur, Laut Halmahera dan Samudra Pasifik, (c) sebelah selatan kecamatan Patani dan kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, (d) sebelah barat Teluk Kao (Wilayah Kabupaten Halmahera Utara) dan Kota Tidore Kepulauan.

Wilayah Kabupaten Halmahera Timur pada awal pembentukannya tahun 2003 hanya memiliki 4 kecamatan, yaitu kecamatan Wasile, Wasile Selatan, Maba dan Maba Selatan. Kemudian pada tahun 2007 dilakukan pemekaran desa dan kecamatan, sehingga saat ini jumlah kecamatan menjadi 10 (Tabel 7) dan desa menjadi 73. Selain itu, wilayah Halmahera Timur juga memiliki 27 buah pulau, dan sampai tahun 2009 pulau-pulau tersebut belum dihuni masyarakat.

Pada Tabel 7 terlihat bahwa kecamatan yang memiliki luas wilayah paling luas dan memiliki jumlah desa terbanyak adalah kecamatan Wasile Selatan dan Wasile Utara. Luasnya wilayah pada kedua kecamatan ini tentu akan berdampak pada panjangnya proses pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu dalam upaya mengefektifkan sistem pelayanan dan pengawasan pemerintah kepada masyarakat, sekaligus percepatan pembangunan, perlu adanya suatu kebijakan untuk memperpendek rentang kendali pelayanan dan pengawasan tersebut. Salah satunya adalah melalui kebijakan pemekaran kecamatan, khususnya kecamatan Wasile Selatan dan Wasile Utara.

(2)

Tabel 7. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Halmahera Timur No Kecamatan Luas wilayah

(Km2) Jumlah desa

Ibukota Kecamatan

1 Maba 1830.4 7 Buli

2 Kota Maba 1631.4 5 Maba Sangaji

3 Maba Tengah 1759.9 8 Wayamli

4 Maba Selatan 1814.6 6 Bicoli

5 Maba Utara 1060.2 7 Dorosago

6 Wasile Utara 2305.2 6 Labi-labi

7 Wasile Tengah 467.71 8 Lolobata

8 Wasile Timur 443.8 6 Dodaga

9 Wasile 435.8 6 Subaim

10 Wasile Selatan 2453.02 14 Nusa Jaya Kab. Halmahera Timur 14. 202,01 73

Sumber : Kabupaten Halmahera Timur dalam Angka, 2009

4.2. Kondisi Sosial dan Budaya 4.2.1. Kondisi Sosial

Kondisi sosial penduduk Halmahera Timur dapat dilihat dari perkembangan jumlah penduduk dan struktur penduduk menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, asal suku (etnis), dan pekerjaan. Penduduk kabupaten Halmahera Timur sejak dimekarkan pada tahun 2003-2009 cenderung mengalami peningkatan rata-rata per tahun sebesar 5,76%. Hal tersebut terlihat dari jumlah penduduk sebanyak 47.924 jiwa pada tahun 2003, meningkat menjadi 69.912 jiwa pada tahun 2009.

Perkembangan penduduk di Kabupaten Halmahera Timur, bila dilihat menurut penyebaran penduduk pada setiap kecamatan, maka kecamatan yang memiliki penduduk terbanyak sampai tahun 2009 adalah kecamatan Wasile Selatan, kemudian kecamatan Wasile dan Wasile Timur, sedangkan kecamatan yang memiliki penduduk paling sedikit adalah kecamatan Wasile Utara dan Kota Maba. Untuk tingkat kepadatan penduduk Halmahera Timur, wilayah yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi terdapat pada kecamatan Wasile dan Wasile Timur, sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat pada kecamatan Kota Maba dan Maba Selatan yang secara lengkap ditampilkan dalam Tabel 8.

(3)

Tabel 8. Perkembangan dan Kepadatan Penduduk Tahun 2009

No Kecamatan

Luas Wilayah

Laki-Laki Perempuan Jumlah Kepadatan Rasio 1 Maba Selatan 1830.4 3,146 2,935 6,081 12.52 107 2 Kota Maba 1631.4 3,749 3,159 6,908 8.27 119 3 Maba 1759.9 4,892 4,231 9,123 25.26 116 4 Maba Tengah 1814.6 2,663 2,354 5,017 16.68 113 5 Maba Utara 1060.2 3,526 3,144 6,670 9.4 112 6 Wasile Utara 2305.2 2,023 1,840 3,863 6.73 110 7 Wasile Tengah 467.71 2,389 2,283 4,672 8.13 105 8 Wasile Timur 443.8 4,387 4,070 8,457 28.65 108 9 Wasile 435.8 4,592 4,212 8,804 10.37 109 10 Wasile Selatan 2453.02 5,423 4,894 10,317 4.98 111 Jumlah 14202.03 34,980 31,985 69,912 10.81 111

Sumber: Halmahera Timur Dalam Angka Tahun 2009 (data diolah)

Agama yang dianut oleh penduduk di Kabupaten Halmahera Timur meliputi agama Islam, Kristen, dan Hindu. Mayoritas penduduk di kabupaten Halmahera Timur adalah memeluk agama Islam, dan selebihnya beragama Kristen baik Protestan maupun Katholik, serta beragama Hindu. Pada tahun 2009 penduduk yang beragama Islam sebanyak 65,50%, Kristen Protestan 34,31%, Kristen Katolik 0,18%, dan Hindu 0,02%. Lebih jauh penyebaran penduduk menurut agama yang di anut pada 10 kecamatan di Halmahera Timur sampai dengan tahun 2009 terdapat 6 (enam) kecamatan yang penduduknya mayoritas beragama Islam (diatas 50%) diantaranya kecamatan Maba Selatan, Kota Maba, Maba Utara, Wasile Timur, dan Wasile. Sedangkan kecamatan yang penduduknya mayoritas beragama Kristen (diatas 50%) terdapat pada 4 (empat) wilayah kecamatan yaitu kecamatan Maba, Wasile Utara, Wasile Tengah, dan Wasile Selatan yang secara lengkap ditampilkan pada Tabel 9.

Penduduk di kabupaten Halmahera Timur berasal dari berbagai suku bangsa (etnis) seperti lokal (Halmahera Timur), Maluku Utara, Jawa, Sulawesi, dan lain-lain (NTT, Maluku, Sumatera, Kalimantan dan Papua). Dari total jumlah penduduk tahun 2009 sebanyak 66.965 orang, sebagian besar adalah penduduk (suku) lokal yaitu sekitar 54,92%, suku Jawa 23,07%, Maluku Utara 12,68%,

(4)

Sulawesi 7,04%, Cina 0,24%, dan lainnya 2,05% secara lengkap ditampilkan dalam Gambar 4.

Tabel 9. Penyebaran Pemeluk Agama Tahun 2009

No Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Jumlah 1 Maba Selatan 100.00 0.00 0.00 0.00 100.00 2 Kota Maba 90.97 8.80 0.22 0.00 100.00 3 Maba 48.58 50.82 0.49 0.10 100.00 4 Maba Tengah 73.39 26.55 0.06 0.00 100.00 5 Maba Utara 51.23 47.95 0.75 0.07 100.00 6 Wasile Utara 19.91 79.95 0.11 0.02 100.00 7 Wasile Tengah 34.18 65.80 0.02 0.00 100.00 8 Wasile Timur 87.57 12.43 0.00 0.00 100.00 9 Wasile 92.44 7.51 0.01 0.04 100.00 10 Wasile Selatan 42.68 57.27 0.05 0.00 100.00 Jumlah 65.50 34.30 0.18 0.02 100.00

Sumber: Halmahera Timur Dalam Angka Tahun 2009 (data diolah).

Gambar 4. Persentase Penduduk Menurut Suku (Etnis) Tahun 2009 Sumber: Data diolah dari 10 Kecamatan, Tahun 2009.

Keterangan: Suku Lainnya: NTT/NTB, Sumatera, Maluku, Papua, Kalimantan

Suku bangsa (etnis) penduduk sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4 berada pada semua kecamatan (10 kecamatan) dalam Wilayah Halmahera Timur. Berdasarkan data pada tahun 2009, mayoritas penduduk lokal umumnya berada

54.92 12.68 23.07 7.04 0.24 2.05 0 10 20 30 40 50 60

Lokal Malut Jawa Sulawesi Cina Lainnya Persentase Penduduk Menurut Suku Tahun 2009

(5)

pada 7 (tujuh) kecamatan yaitu kecamatan Maba Selatan, Kota Maba, Maba, Maba Tengah, Maba Utara, Wasile Utara, Wasile Tengah. Kemudian pada kecamatan Wasile dan Wasile Timur mayoritas penduduknya merupakan etnis (suku) Jawa. Sedangkan pada kecamatan Wasile Selatan keberagaman etnis (suku) sangat menonjol. Tingkat penyebaran penduduk menurut suku (etnis) secara lengkap ditampilkan dalam Tabel 10.

Pada Tabel 10 terlihat bahwa`penduduk suku (etnis) Jawa sebagian besar berada pada kecamatan Wasile, Wasile Timur, Wasile Selatan, Maba Tengah dan Maba Utara. Hal ini disebabkan karena kecamatan-kecamatan tersebut dulunya merupakan kecamatan penerima program transmigrasi. Suku (etnis) Cina dan lainnya menyebar pada semua kecamatan dengan persentase yang relatif kecil.

Tabel 10. Persentase Penyebaran Suku (Etnis) Tahun 2009

No Kecamatan Lokal Malut Jawa Sulawesi Cina Lainnya Jumlah 1 Maba Selatan 92.15 6.71 0.07 0.15 0.01 0.89 100.00 2 Kota Maba 70.17 18.81 1.00 9.02 0.00 1.00 100.00 3 Maba 54.39 22.26 2.96 15.36 1.51 3.52 100.00 4 Maba Tengah 70.57 6.40 17.88 3.76 0.26 1.13 100.00 5 Maba Utara 75.63 9.80 13.38 0.13 0.13 0.93 100.00 6 Wasile Utara 89.11 7.47 0.09 2.27 0.05 1.01 100.00 7 Wasile Tengah 69.07 3.14 0.21 21.22 0.08 6.28 100.00 8 Wasile Timur 12.45 11.90 72.87 1.10 0.01 1.66 100.00 9 Wasile 12.30 12.09 71.31 3.07 0.00 1.23 100.00 10 Wasile Selatan 46.24 20.60 14.42 15.45 0.21 3.09 100.00 Jumlah 54.92 12.68 23.07 7.04 0.24 2.05 100.00

(6)

Tingkat pendidikan penduduk di kabupaten Halmahera Timur sampai tahun 2009 umumnya didominasi oleh pendidikan sekolah dasar (SD) yaitu sebanyak 43,98%, pendidikan menengah yang terdiri pendidikan menengah pertama (SMP)

dan pendidikan menengah atas (SMA) sebesar 25,62%, pendidikan tinggi yang meliputi Diploma, S1, dan S2 sebesar 1,97%, sedangkan yang belum sekolah maupun tidak menamatkan pendidikan SD sebanyak 28,43% secara lengkap ditampilkan dalam Gambar 5.

Gambar 5. Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Tahun 2009. Sumber: Halmahera Timur Dalam Angka (Data diolah)

Penduduk di Kabupaten Halmahera Timur umumnya bekerja dan berusaha di sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, jasa kemasyarakatan, dan lainnya (pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, bangunan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan). Berdasarkan data tahun 2009 dari jumlah penduduk yang sudah bekerja sebanyak 25.220 orang, sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu 70,77%, kemudian industri pengelohan 4,20%, perdagangan, hotel dan restoran 6,97%, jasa kemasyarakatan 4,05%, lainnya 14,01% secara lengkap ditampilkan dalam Gambar 6. 28.43 43.98 25.62 1.97 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 Tdk/Blm SD SD Menengah Tinggi

(7)

Gambar 6. Persentase Penduduk Bekerja Tahun 2009. Sumber: Halmahera Timur Dalam Angka (data diolah) 4.3.2. Budaya (Nilai dan Tradisi)

Wilayah Kabupaten Halmahera Timur yang dulunya (sebelum kemerdekaan) sebagai bagian dari wilayah pemerintahan Kesultanan Tidore, memiliki beragam budaya, adat istiadat dan tradisi masyarakat seperti “mari torang baku bantu, bari/marong” (tolong menolong/gotong royong), dan “ngaku se rasai, budi se bahasa” yang merupakan ekspresi dari kesantunan dalam bersikap, dan kehalusan bertutur kata, dan menghargai/menghormati orang yang lebih tua usianya dengan yang lebih muda, dan dianggap berjasa. Disamping itu, terdapat budaya atau kebiasaan masyarakat yang bersifat ritual baik dikalangan umat muslim (Islam), maupun nasrani (Kristen).

Acara ritual dikalangan umat muslim seperti “Mauludan dan Gisbayu”. Mauludan adalah ritual perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW dalam bentuk lantunan bacaan riwayat Nabi yang disemarakkan oleh sajian berbagai jenis makanan untuk dikonsumsi bersama, dan Gisbayu yaitu ritual magis yang dilaksanakan rutin setiap bulannya atau berdasarkan kebutuhan tertentu oleh sekelompok warga yang segaris keturunan (Bappeda, 2005). Sedangkan dikalangan umat nasrani seperti “makan-makan tahun baru” (makan bersama), acara ini biasanya diselenggarakan pada waktu akhir tahun dan menyambut tahun baru (bulan Desember-Januari). Bentuk acaranya biasanya dimulai dengan ibadah-ibadah ritual, diselingi dengan sajian makanan-makanan khas untuk dikonsumsi bersama dan disemarakan dengan lagu-lagu dan tarian.

70.77 4.20 6.97 4.05 14.01 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 Pertanian Industri Pengolahan Perdagangan Hotel & Restoran

Jasa Kemasyarakatan

Lainnya Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan

(8)

Dari berbagai macam adat istiadat dan tradisi di atas, tradisi yang sampai saat ini masih menonjol dan terus dipelihara dalam kehidupan sosial masyarakat Halmahera Timur yang sudah semakin dinamis dan majemuk adalah mari torang baku bantu, dan mari torang baku bawa bae-bae. Tradisi ini sangat nampak dalam berbagai kegiatan masyarakat seperti kerja bakti membersihkan kampong (desa), membangun rumah, hajatan kawinan (orang kawin) dan sunatan (khitanan) anak, hajatan mendoakan orang meninggal (tahlilan), dan dalam kegiatan-kegiatan ekonomi seperti membersihkan kebun (ladang), panen hasil-hasil pertanian dan perkebunan.

Tradisi atau budaya mari torang baku bantu, dan mari torang baku bawa bae-bae yang sangat kuat dan menonjol, dalam kehidupan sosial masyarakat, maka oleh pemerintah daerah Halmahera Timur sejak dibentuk pada tahun 2003, mengformulasikan substansi dari kearifan lokal tersebut dalam kalimat “LIMABOT FAIFIYE (mari torang baku bawa bae-bae dan saling bantu)”. Filosofi ini mengajak kepada semua penduduk yang ada di Halmahera Timur tanpa memandang suku bangsa (etnis), budaya dan agama, untuk selalu hidup rukun dan damai, yang dilandasi dengan semangat persaudaraan dan saling membantu dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

LIMABOT FAIFIYE saat ini menjadi spirit yang melandasi tata pergaulan sosial masyarakat, dan berbagai aktifitas pemerintah, sehingga masyarakat Halmahera Timur yang majemuk, hidup dengan rukun, damai, dan penuh persaudaraan, serta dapat berkompetisi secara fair dalam bidang ekonomi dan politik. Bahkan dalam bidang politik, “siapa saja” dapat menjadi pemimpin politik di daerah ini, seperti menjadi anggota DPRD dan Bupati. Hal ini memberikan gambaran bahwa Halmahera Timur merupakan daerah yang memiliki budaya toleran, santun, dan terbuka kepada semua suku (etnis) dan agama untuk hidup bermasyarakat dalam wilayah Halmahera Timur sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(9)

4.3. Prasarana dan Sarana Wilayah 4.3.1. Prasarana Wilayah

a. Jaringan Jalan

Prasarana jaringan jalan di Kabupaten Halmahera Timur setelah dilakukan pemekaran wilayah menunjukkan peningkatan. Hal tersebut terlihat pada tahun 2005 dari perkiraan panjang ruas jalan kurang lebih 334,40 km, baru 70,40 km jalan beraspal, dan 15,00 km jalan sirtu, selebihnya merupakaan jenis tanah (belum dibangun). Kemudian sampai tahun 2009, perkiraan pembangunan panjang jalan mengalami peningkatan menjadi kurang lebih 654,92 km. Dari perkiraan panjang jalan tersebut, telah diaspal 153,58 km, sirtu 236,21 km, jalan tanah 101,30 km, dan sisa yang belum dibangun (dibuka jalan baru) 163,83 km.

Ruas jalan di wilayah kabupaten Halmahera Timur sampai tahun 2009 belum ada jalan negara, yang ada hanya ruas jalan yang berstatus jalan propinsi kurang lebih 203,1 km, dan kabupaten 451.82 km (lihat Tabel 11).

Tabel 11. Pembangunan Jalan di Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2009. No Nama Ruas Jalan Status

Ruas jalan Jenis Permukaan (Km) Aspal Sirtu Jalan Tanah Belum dibuka Panjang Ruas Jalan 1 Ekor-Subaim Propinsi 45.00 48.00 93.00 2 Buli-Subaim Propinsi 8.30 29.60 37.90 3 Buli-Maba Propinsi 15.60 23.60 39.20 Maba-Sagea 18.00 15.00 33.00 Jumlah 203.1 4 Subaim-Lolobata Kabupaten 24.90 13.03 37.93 5 Lolobata-Labi2 Kabupaten 12.00 26.80 49.80 88.60 6 Labi2-Bololo Kabupaten 22.00 5.30 4.70 32.00 7 Bololo-Patlean Kabupaten 9.70 18.60 28.30

8 Patlean -Lolasita Kabupaten 20.00 12.00 22.28 54.28

9 Lolasita-Miaf Kabupaten 11.50 37.50 49.00

10 Miaf-Wayamli Kabupaten 5.00 18.00 15.95 38.95

11 Wayamli-Lapter Kabupaten 5.00 18.56 23.56

12 Lapter-Buli Kabupaten 17.22 17.22

13 Maba-Bicoli Kabupaten 16.50 18.50 35.00

14 Dalam Kota Maba Kabupaten 21.06 25.92 46.98

Jumlah 153.58 236.21 101.30 163.83 654.93

(10)

b. Pelabuhan Laut dan Udara

Sarana dan prasarana dibidang transportasi udara, sejak tahun 2004 bandara udara Buli telah dimanfaatkan, dan sampai tahun 2009 telah beroperasi 3 (tiga) armada penerbangan yaitu Wings Air, Express Air, dan Trigana Air, yang melayani rute Buli-Ternate-Manado, dengan rata-rata penerbangan 1 (satu) hari 3 (tiga) kali penerbangan. Kemudian sejak tahun 2007 telah dibangun dermaga (pelabuhan) Samudera di ibukota kabupaten, sedangkan untuk pelabuhan rakyat di kota Maba, Buli, Subaim, dan Wayamli telah aktif melakukan kegiatan bongkar muat barang dan penumpang.

c. Listrik, Telekomunikasi dan Air Bersih

Pembangunan jaringan listrik, telekomunikasi, dan air bersih di Kabupaten Halmahera Timur semakin membaik. Wilayah Halmahera Timur yang telah memiliki jaringan listrik yang dikelola PLN Cabang Ternate dan Soa Sio, sampai tahun 2009 baru terdapat pada 4 kecamatan, yaitu Buli (Ibukota Kecamatan Maba), Bicoli (Ibukota Kecamatan Maba Selatan), Subaim (Ibukota Kecamatan Wasile), dan Lolobata (Ibukota Kecamatan Wasile Tengah). Sedangkan pada ibukota kabupaten di Maba dan Nusajaya (kecamatan Wasile Selatan) masih dikelola oleh pemerintah daerah.

Jaringan komunikasi di wilayah Halmahera Timur terdapat tiga jaringan komunikasi antara lain SSB (alat komunikasi satu arah), Wartel (Warung telepon) dan telepon seluler (handphone). Kemudian untuk penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan di wilayah Kabupaten Halmahera Timur, sampai tahun 2009 telah memiliki jaringan air bersih dengan sistem perpipaan yang telah menjangkau hampir sebagian besar ibukota kecamatan dan desa-desa dan sebagian desa lainnya masih menggunakan air sumur.

4.3.2. Sarana Wilayah

a. Fasilitas Perkantoran (Fasilitas Pelayanan Umum)

Fasilitas perkantoran di pusat ibukota kabupaten Halmahera Timur, sampai tahun 2009 telah dibangun dan digunakan bangunan kantor DPRD, Kantor Bupati, 16 kantor Dinas, 7 kantor badan. Kemudian di pusat pemerintahan 10 kecamatan, sampai tahun 2009 telah dibangun 10 kantor camat, dan terus dilakukan

(11)

peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana di pusat pemerintahan kecamatan, termasuk telah dibangun kantor desa pada 73 desa, dan sebagian besar desa telah dibangun pula kantor BPD dengan menggunakan dana yang bersumber dari alokasi dana desa (ADD).

b. Fasilitas Pendidikan

Ketersediaan fasilitas pendidikan mulai TK, SD, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK di Kabupaten Halmahera Timur setelah pemekaran wilayah secara agregate semakin meningkat. Pada tahun 2004 jumlah sekolah TK sebanyak 12 buah, SD 78 buah, SMP/MTs 16 buah, dan SMA/MA/SMK 9 buah, meningkat pada tahun 2009 untuk TK menjadi 28 buah, SD 79 buah, SMP/MTs 36 buah, dan SMA/MA/SMK 16 buah (Gambar 7)

Gambar 7. Perkembangan Fasilitas Sekolah Tahun 2004-2009. Sumber : Dinas Pendidikan Kab.Halmahera Timur, 2009.

Perkembangan sekolah khusunya sekolah SD sampai tahun 2009 sudah merata pada semua desa (73 desa) di 10 kecamatan dalam wilayah kabupaten Halmahera Timur. Kemudian sekolah TK belum merata pada 73 desa. Sedangkan untuk sekolah SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK walaupun belum seluruhnya merata pada desa-desa, namun untuk skala kecamatan seluruh kecamatan sudah memiliki sekolah SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK (lihat Tabel 12).

12 17 18 18 23 28 78 78 78 78 79 79 16 20 26 30 30 36 9 10 12 12 12 16 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2004 2005 2006 2007 2008 2009 TK SD SMP/MTs SMA/MA/SMK

(12)

Tabel 12. Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan Tahun 2009 No Kecamatan Jumlah Desa TK SD SMP/MTs SMA/MA/SMK 1 Maba Selatan 7 2 7 3 1 2 Kota Maba 5 2 5 3 2 3 Maba 8 2 8 3 2 4 Maba Tengah 6 2 8 3 2 5 Maba Utara 7 0 7 4 1 6 Wasile Utara 6 0 6 2 1 7 Wasile Tengah 8 2 8 2 1 8 Wasile Timur 6 7 9 4 2 9 Wasile 6 7 7 4 2 10 Wasile Selatan 14 4 14 8 2 Jumlah 73 28 79 36 16

Sumber: Halmahera Timur Dalam Angka Tahun 2009 (data diolah)

Peningkatan fasilitas sekolah di Kabupaten Halmahera Timur, diikuti pula dengan penambahan jumlah tenaga pengajar (guru) TK, SD, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, yang selama tahun 2004-2009 cenderum mengalami peningkatan secara lengkap di tampilkan dalam Gambar 8.

Gambar 8. Perkembangan Jumlah Guru di Kab.Halmahera Timur Sumber : Dinas Pendidikan Kab.Halmahera Timur, 2009.

Distribusi guru (tenaga pengajar) pada semua kecamatan dalam wilayah Kabupaten Halmahera Timur sampai tahun 2009, untuk sekolah SD secara kuantitas dipandang cukup merata, sedangkan TK, SMP/MTs, dan

29 30 32 32 32 50 329 439 476 476 476 578 100 111 144 144 144 230 65 78 97 97 97 185 0 100 200 300 400 500 600 700 2004 2005 2006 2007 2008 2009 TK SD SMP/MTs SMA/MA/SMK

(13)

SMA/MA/SMK secara kuantitas belum merata, secara lengkap ditampilkan dalam Tabel 13.

Tabel 13. Distribusi Guru Menurut Tingkat Pendidik Tahun 2009

No Kecamatan TK SD SMP/MTs SMA/MA/SMK 1 Maba Selatan 3 55 22 17 2 Kota Maba 4 50 23 21 3 Maba 4 49 32 24 4 Maba Tengah 4 48 13 1 5 Maba Utara 4 41 14 4 6 Wasile Utara 4 42 7 0 7 Wasile Tengah 4 60 20 8 8 Wasile Timur 8 72 35 19 9 Wasile 9 51 31 27 10 Wasile Selatan 6 110 37 22 Jumlah 50 578 234 143

Sumber: Halmahera Timur Dalam Angka (Data diolah)

Pertambahan jumlah sekolah dan guru selama tahun 2004-2009, diharapkan dapat memberikan pelayanan pada siswa (murid) yang lebih baik, karena setiap tahun jumlah siswa mulai TK, SD, SMP/MTs dan SMA/MK/SMK terus mengalami peningkatan secara lengkap ditampilkan pada Gambar 9.

Gambar 9. Perkembangan Jumlah Murid

Sumber : Dinas Pendidikan Kab.Halmahera Timur, 2009

Pada Gambar 11 terlihat pada tahun 2004 jumlah siswa (murid) TK sebanyak 692 orang, SD 9.830 orang, SMP/MTs 2.820 orang, SMA/MA/SMK

692 758 876 943 1120 1232 9830 9927 10468 11231 13240 12211 2820 2842 3283 3853 4419 4744 1006 1321 1684 2024 2354 2637 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 TK SD SMP/MTs SMA/MA/SMK

(14)

1.006 orang, kemudian meningkat untuk TK menjadi 1.232 orang, SD 12.211 orang, SMP/MTs 4.744 orang, SMA/MA/SMK 2.637 orang pada tahun 2009.

Perkembangan jumlah murid pada semua jenjang pendidikan terjadi pada semua kecamatan dalam wilayah Kabupaten Halmahera Timur. Pada tahun 2009 jumlah murid terbanyak untuk TK terdapat pada kecamatan Maba dan Wasile Selatan, kemudian murid SD dan SMP/MTs terbanyak terdapat di kecamatan Wasile Selatan, Maba, dan Maba Selatan, sedangkan untuk murid SMA/MA/SMK terbanyak terapat di kecamatan Kota Maba dan Wasile (Tabel 14).

Tabel 14. Jumlah Murid Tahun 2009

No Kecamatan TK SD SMP/MTs SMA/MA/SMK 1 Maba Selatan 75 1,295 508 320 2 Kota Maba 151 1,000 384 334 3 Maba 200 1,343 581 428 4 Maba Tengah 50 1,120 361 86 5 Maba Utara 30 1,390 317 20 6 Wasile Utara 40 880 205 0 7 Wasile Tengah 100 837 311 333 8 Wasile Timur 199 1,211 521 323 9 Wasile 187 1,142 528 407 10 Wasile Selatan 200 1,993 841 209 Jumlah 1232 12,211 4557 2460

Sumber: Halmahera Timur Dalam Angka (Data diolah)

c. Fasilitas Kesehatan

Penyediaan fasilitas kesehatan merupakan salah satu kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat. Fasilitas kesehatan yang terdapat di kabupaten Halmahera Timur terdiri atas rumah sakit, puskesmas kecamatan puskesmas pembantu, dan poskesdes selama tahun 2005-2009 cenderum mengalami peningkatan secara lengkap ditampilkan pada Gambar 10.

(15)

Gambar 10. Perkembangan Fasilitas Kesehatan

Sumber: Dinas Kesehatan Kab.Halmahera Timur (data diolah), 2009

Peningkatan fasilitas kesehatan di Kabupaten Halmahera Timur selama tahun 2005-2009, disertai pula dengan peningkatan tenaga dokter PNS, dokter PTT, Bidan, dan perawat selama tahun 2005-2009 lebih lengkap ditampilkan pada Gambar 11.

Gambar 11. Perkembangan Jumlah Tenaga Medis. Sumber: Dinas Kesehatan Kab.Halmahera Timur, 2009.

Penyebaran fasilitas kesehatan dan tenaga medis (kesehatan) di semua kecamatan dalam wilayah kabupaten Halmahera Timur sampai tahun 2009 sudah mulai membaik. Hal tersebut dapat diamati dari 10 ibukota kecamatan yang di wilayah Halmahera Timur semuanya telah memiliki puskesmas, dan untuk Pustu

1 1 1 1 8 8 11 11 12 22 22 22 22 22 44 44 51 51 40 0 10 20 30 40 50 60 2005 2006 2007 2008 2009

RS Puskesmas Pustu Poskesdes

10 14 16 16 19 27 31 47 47 39 74 84 101 101 115 0 20 40 60 80 100 120 140 2005 2006 2007 2008 2009

(16)

dan Poskesdes juga sudah mulai merata pada semua desa dalam 10 kecamatan, sedangkan untuk rumah sakit (RS) saat ini hanya terdapat di ibukota kabupaten (Maba), dan mulai tahun 2010 dibangun 1 (satu) buah rumah sakit (RS) tipe D di ibukota kecamatan Wasile (Subaim). Untuk tenaga medis seperti dokter, bidan dan perawat sampai tahun 2009 sudah mulai tersedia pada 10 kecamatan, secara lengkap disajikan dalam Tabel 15.

Tabel 15. Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Tahun 2009

No Kecamatan RS Puskesmas Pustu Poskesdes Dokter Perawat Bidan

1 Maba Selatan 0 1 2 4 2 11 8 2 Kota Maba 1 2 2 4 4 28 6 3 Maba 0 1 0 4 3 11 2 4 Maba Tengah 0 2 5 4 2 8 4 5 Maba Utara 0 1 5 4 1 9 3 6 Wasile Utara 0 1 2 4 1 6 0 7 Wasile Tengah 0 1 1 4 2 7 2 8 Wasile Timur 0 1 1 4 1 12 5 9 Wasile 1 1 0 4 1 10 5 10 Wasile Selatan 0 1 4 4 2 13 4 Jumlah 2 12 22 40 19 115 39

Sumber: Halmahera Timur Dalam Angka

d. Fasilitas Perekonomian

Fasilitas perekonomian di kabupaten Halmahera Timur mencakup pasar, pertokoan, bank, KUD, restoran/rumah makan, toko/kios, warung dan pedagang kaki lima. Fasilitas perekonomian ini sampai dengan tahun 2009, terdiri dari bank 4 buah (Bank Mandiri di Buli, dan Bank BRI di Buli, Subaim dan Kota Maba), KUD 30 buah, toko/kios 597 buah, pasar Pemda/Desa 50 buah.

4.4. PDRB dan PDRB per Kapita

Produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Halmahera Timur atas dasar harga konstan selama tahun 2005-2009 cenderum mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat pada tahun 2005 nilai PDRB sebesar Rp. 175,560.88, meningkat menjadi Rp. 235,283.98 pada tahun 2009. Peningkatan PDRB Halmahera Timur telah mendorong pula peningkatan PDRB per kapita Halmahera Timur yang pada tahun 2005 sebesar Rp. 3,709 menjadi Rp. 5,890 pada tahun

(17)

2009. Peningkatan PDRB per kapita Halmahera Timur selama tahun 2005-2009 secara lengkap ditampilkan dalam Tabel 16.

Tabel 16. Perkembangan PDRB dan PDRB per Kapita

Tahu n

Perkembangan PDRB PDRB Per Kapita

Halteng Tidore Haltim Propinsi

Halten g Tidor e Halti m 2005 181,204.9 5 201,194.2 0 175,560.8 8 2,211,661.3 9 6,635 3,091 3,709 2006 188,769.6 9 213,082.2 8 186,569.3 0 2,332,407.9 7 6,760 3,240 3,793 2007 196,819.3 4 225,730.1 6 205,598.3 3 2,478,311.2 5 7,351 3,552 4,351 2008 207,497.2 2 238,918.3 1 219,563.3 3 2,628,186.3 1 8,289 4,068 5,151 2009 218,855.5 2 253,283.9 8 235,283.9 8 2,810,213.1 8 9,211 5,010 5,890

Sumber: Halmahera Timur Dalam Angka, Halmahera Tengah Dalam Angka, Kota TidoreKepulauan Dalam Angka, Propinsi Maluku Utara Dalam Angka.

Besarnya peningkatan nilai PDRB dan PDRB per kapita Halmahera Timur tahun 2005-2009, bila dibandingkan dengan kota Tidore Kepulauan dan daerah induk Halmahera Tengah pada tahun yang sama, berada pada urutan ke-2 (lihat Tabel 16).

4.5. Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pendapatan daerah bersumber PAD, Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Berdasarkan data Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Halmahera Timur, realisasi pendapatan daerah mengalami pertumbuhan dari target yang ditetapkan, rata-rata per tahun dalam tahun 2005-2009 sebesar 27,32% lebih rinci ditampilkan dalam Gambar 12.

Pertumbuhan pendapatan daerah dalam tahun 2005-2009, disebabkan adanya peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah, yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan (DP), dan lain-lain pendapatan daerah yang sah secara lengkap ditampilkan dalam Gambar 13.

(18)

Gambar 12. Perkembangan Pendapatan Daerah Sumber: Buku LKPJ Bupati dan APBD Halmahera Timur

Gambar 13. Perkembangan Sumber-Sumber Pendapatan Daerah Sumber: Buku LKPJ Bupati tahun 2005-2009

Peningkatan pendapatan daerah kabupaten Halmahera Timur selama tahun 2005-2009, secara langsung telah mendorong peningkatan belanja daerah. Pada tahun 2005 total jumlah belanja daerah sebesar Rp.290 milyar, meningkat menjadi Rp. 604,363,069,407 pada tahun 2009 secara lengkap ditampilkan Gambar 14.

86,884,400,000 238,471,383,806 290,000,000,000 382,473,833,071 419,246,880,000 95,186,898,533 247,090,087,931 297,885,295,247 390,985,007,838 426,613,593,360 0 50,000,000,000 100,000,000,000 150,000,000,000 200,000,000,000 250,000,000,000 300,000,000,000 350,000,000,000 400,000,000,000 450,000,000,000 2005 2006 2007 2008 2009 Target Realisasi 2005 2006 2007 2008 2009 PAD 1,552,070,2 3,855,083,5 3,904,848,2 23,974,844, 9,505,213,3 Dana Perimbangan 89,797,548, 242,065,004 268,280,447 302,686,463 327,753,380 Lain-Lain PD yg sah 3,837,280,0 1,170,000,0 25,700,000, 61,745,893, 69,355,000, 0 50,000,000,000 100,000,000,000 150,000,000,000 200,000,000,000 250,000,000,000 300,000,000,000 350,000,000,000

(19)

Gambar 14. Perkembangan Belanja Daerah

Sumber:Buku APBD Halmahera Timur

Keterangan: TBD=Total belnja Daerah, BM=Belanja Modal, BBJ=Belanja Barang dan Jasa, BP=Belanja Pegawai, BL=Belanja lain-lain

4.6. Kelembagaan Pemerintahan Daerah

Pada masa sebelum kemerdekaan, wilayah Halmahera Timur adalah bagian dari wilayah Kesultanan Tidore. Pada masa kemerdekaan wilayah Halmahera Timur masuk dalam wilayah distrik Maba yang merupakan salah satu distrik dari 3 (tiga) distrik (Maba, Weda dan Patani), yang berada dibawah wilayah autonomi pemerintahan Kesultanan Tidore yang beribukota di Kota Tidore. Kemudian pada akhir tahun 1962 ibukota pemerintahan Irian Barat di Soasioa (Tidore), ditarik kembali ke Jayapura (Papua), status wilayah autonomi Kesultanan Tidore berubah menjadi daerah administratif Halmahera Tengah yang beribukota di Soa Sio Tidore, sedangkan wilayah distrik seperti Maba, Patani dan Weda menjadi kecamatan. Selanjutnya pada tahun 1999 wilayah administrasi Halmahera Tengah ditetapkan menjadi kabupaten defenitif yang membawahi kecamatan Tidore, Weda, Patani, Maba, dan Wasile.

Pada tahun 2003 dilakukan pemekaran wilayah Halmahera Tengah menjadi 3 (tiga) daerah otonom, yaitu Kabupaten Halmahera Tengah (kabupaten induk), Kota Tidore Kepulauan dan Halmahera Timur berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 2003. Wilayah Kabupaten Halmahera Timur (dulunya distrik Maba) pada saat menjadi kabupaten defenitif membawahi 4 (empat) kecamatan yaitu

2005 2006 2007 2008 2009 TBD 113,504,432 277,281,440 338,764,998 538,060,380 604,500,269 BM 41,020,767, 139,391,280 177,551,435 306,110,614 333,662,787 BBJ 26,446,416, 66,965,048, 67,376,330, 98,354,523, 130,562,913 BP 39,590,913, 39,590,913, 43,183,126, 57,558,222, 75,959,390, BL 6,446,335,0 31,334,197, 50,654,105, 76,037,020, 64,315,178, 0 100,000,000,000 200,000,000,000 300,000,000,000 400,000,000,000 500,000,000,000 600,000,000,000 700,000,000,000 TBD BM BBJ BP BL

(20)

kecamatan Maba, Maba Selatan, Wasile dan Wasile Selatan, yang kemudian pada tahun 2006 dimekarkan menjadi 10 kecamatan.

Pemerintahan daerah Halmahera Timur setelah dimekarkan menjadi kabupaten defenitif pada tahun 2003, dipimpin oleh penjabat Bupati yang diangkat oleh Gubernur Propinsi Maluku Utara atas nama Menteri Dalam Negeri RI. Untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, penjabat Bupati membentuk struktur organisasi pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat daerah dan sekretariat DPRD dengan Surat Keputusan Nomor 4 tahun 2003, dan 11 dinas daerah dengan Surat Keputuasn Nomor 5 Tahun 2003, serta 2 badan dan 1 kantor dengan Surat Keputusan Nomor 6 tahun 2003.

Pada tahun 2004 dibentuk DPRD yang pertama melalui Pemilu tahun 2004, dengan jumlah anggota 20 orang (kursi). Dari 20 orang anggota DPRD tahun 2004, yang terbanyak berasal dari partai Golkar yaitu 35% (7 kursi), kemudian Demokrat 20% (4 kursi), PDIP 10%, PAN 10%, sedangkan PPP, PKS, PSI, PBR dan PDS masing-masing 5%, secara lengkap ditampilkan dalam Gambar 15.

Pada Pemilu 2009 dilakukan pemilihan DPRD yang kedua dengan kursi yang diperebutkan masih tetap 20 kursi, karena jiwa pilih di Kabupaten Halmahera Timur masih dibawah 100 ribu. Hasil Pemilu 2009, partai Golkar masih tetap menjadi pemenang pertama dengan perolehan jumlah kursi sebesar 20%, pemenang kedua PDIP 15%, dan Demokrat, PAN, PPP masing-masing 10%, serta PKS, PDK, PBR, PPRN, PKDI, Patriot, Hanura masing-masing 5 % secara lengkap ditampilkan pada Gambar 16.

Gambar 15. Persentase Anggota DPRD Hasil Pemilu 2004 35 20 10 5 10 5 5 5 5 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Golkar Demokrat PDIP PPP PAN PKS PSI PBR PDS

(21)

Sumber: Sekretariat DPRD Halmahera Timur

Gambar 16. Persentase Anggota DPRD Hasil Pemilu 2009

Pada tahun 2005 dilakukan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati yang pertama secara langsung. Untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan sesuai visi dan misi, maka Bupati/Wakil Bupati bersama DPRD merubah dan membentuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang diantaranya sekretariat daerah, sekretariat DPRD, 15 dinas, 7 badan, 1 kantor, dan 6 bagian, serta 10 kantor camat. Jumlah aparatur Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada seluruh SKPD maupun guru dan tenaga medis sampai tahun 2009 berjumlah 2266 orang.

20 10 15 10 10 5 5 5 5 5 5 5 0 5 10 15 20 25

Golkar Demokrat PDIP PAN PPP PKS PDK PBR PPRN PKDI Patriot Hanura

Gambar

Tabel 9. Penyebaran Pemeluk Agama Tahun 2009
Gambar 5. Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Tahun 2009.
Gambar 6. Persentase Penduduk Bekerja Tahun 2009.
Tabel 12. Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan Tahun 2009  No  Kecamatan  Jumlah Desa  TK  SD  SMP/MTs SMA/MA/SMK 1  Maba Selatan  7  2  7  3  1  2  Kota Maba  5  2  5  3  2  3  Maba  8  2  8  3  2  4  Maba Tengah  6  2  8  3  2  5  Maba Utara  7  0  7  4  1
+6

Referensi

Dokumen terkait

Juragan Somad marah mengetahui si Kabayan tidak di rumah, tetapi sedikit terhibur mendengar keterangan Nyi Iteung, istri Kabayan yang mengatakan bahwa suaminya untuk sementara

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu didirikan pabrik biodiesel dari mikroalga, selain karena kandungan minyak yang cukup tinggi, pemanfaatan mikroalga

Secara spesifik penelitian ini akan melihat pola pembelajaran berbasis multimedia yang diterapkan pada jenjang menengah di sekolah dasar dengan mengambil subyek materi

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 25 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2017 ten tang Perlakuan Perpajakan pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas

Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan pelaksananya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemberian air buah nenas terhadap ayam petelur afkir dapat menurunkan persentase lemak abdominal, meningkatkan

Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar ensiklopedia sejarah dan budaya lokal Dieng pada proses pembelajaran sejarah materi pokok