• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap pemerintah pusat yang pada akhirnya disalurkan melalui berbagai gerakan separatis seperti PRRI-Permesta, akhirnya mendorong Presiden Soekarno untuk sampai pada satu kesimpulan bahwa telah muncul suatu keadaan kacau yang membahayakan keadaan negara.

Atas dasar itulah akhirnya Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 membacakan sebuah dekrit yang menandai dimulainya babak baru dalam sejarah bangsa Indonesia yaitu Demokrasi Terpimpin. Dekrit yang dikeluarkan Presiden Soekarno mendapat sambutan dari masyarakat Republik Indonesia yang pada waktu itu sangat menantikan kehidupan negara yang stabil. Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya berasal dari sambutan yang hangat dari sebagian besar rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam dukungan yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara lainnya, seperti Mahkamah Agung dan KSAD.1

1Marwati Djoened Poesponegoro dan nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta: Balai

(2)

Sebagai tindak lanjut Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Lima hari setelah dekrit. kabinet baru dibentuk. Kabinet ini terbentuk dengan berdasarkan Keputusan Presiden No. 153/1959 dengan dinamanakan Kabinet Kerja dengan pimpinan Kabinetnya Presiden Ir. Soekarno. Untuk teknis menangani kabinet, Presiden dibantu seorang Menteri Pertama yang dipercayakan kepada Ir. Juanda.2 Sistem

kabinet parlementer yang dianut pada masa demokrasi liberal diganti dengan sistem kabinet presidensil. Selain dibentuk Kabinet Kerja pemerintah dalam hal ini tepatnya Presiden Soekarno mendirikan pula lembaga-lembaga pemerintahan seperti Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Dewan Perancang Nasional (DAPERNAS) dan Front Nasional.

Salah satu tindakan Presiden Soekarno untuk nenegakkan Demokrasi terpimpin adalah mendirikan Front Nasional. Front Nasional dibentuk melalui Penetapan Presiden No.13 tahun 1959. Pendirian Front Nasional disahkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 31 Desember 1959. Organisasi yang juga dipimpin olehnya itu beranggotakan hampir seluruh kekuatan politik, baik partai politik, organisasi massa, maupun golongan fungsional. Dengan lingkup organisasi yang bersifat nasional dan memiliki struktur dari pusat hingga daerah, Front Nasional merupakan sebuah organisasi massa milik negara yang besar.

Sebagai organisasi yang didirikan oleh pemerintah, Front Nasional memiliki tugas yang tercantum dalam Penetapan Presiden No.13 tahun 1959. Tugas Front Nasional adalah:

(3)

1. menghimpun dan mempersatukan kekuatan revolusioner di masyarakat serta memimpin gerak masyarakat untuk menyelesaikan revolusi dalam bidang-bidang pembengunan semesta, kesejahtraan sosial dan pertahanan keamanaan 2. menyelenggarakan kerjasama yang seerat-eratnya dengan pemerintah dan

lembaga negara lainnya3

Dalam strateginya untuk memberlakukan sistem Demokrasi Terpimpin, Soekarno memang bermaksud menambah tekanannya terhadap partai politik dengan rencana pendirian organisasi ini. Soekarno bekerja sama dengan Angkatan Darat untuk mematahkan resistensi partai politik. Dengan pendirian Front Nasional, Soekarno juga berkeinginan mematikan Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB). Organisasi yang didirikan oleh Nasution itu telah berhasil menghimpun kekuatan golongan karya. Soekarno menyiapkan gerakannya untuk membendung kekuasaan Angkatan Darat yang meningkat akibat pendirian FNPIB.

Sudah sejak terbentuknya Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB) yang disponsori oleh TNI-AD, Soekarno merasa disingkirkan oleh Nasution di dalam merintis idea dibentuknya suatu Front Nasional. Presiden Soekarno tidak menyukai hal ini, dan berusaha untuk melemahkan peranan FNPIB, supaya tidak berhasil dijadikan sebagai alat politik TNI-AD oleh Nasution.4

Setelah dekrit dibacakan, jelaslah apa sesungguhnya keinginan dan latarbelakang Soekarno membentuk Front Nasional. Dalam suasana revolusi yang dibawa ke tahun 1945, Front Nasional mengembalikan gagasan Soekarno pada tahun tersebut. Ia mendambakan sebuah badan yang bertugas menggalang kekuatan

3Nugroho Notosusanto, Pejuang dan Prajurit, (Jakarta:Pustaka Sinar Harapan,1991) Halaman 108 4Yahya A. Muhaimin, Perkembangan Militer dalam Politik di Indonesia 1945-1966, (Yogyakarta: Gadjah

(4)

rakyat untuk mengawal jalannya revolusi. Pada pidato tanggal 17 Agustus 1959 ia berkata: “Front Nasional harus menggalang seluruh kegotongroyongan rakjat. Front Nasional itulah dus jang harus menggalang semangat dan tenaga laten di kalangan rakjat, didjadikan satu gelombang ke-ho-lopis-kuntul-barisan untuk menjelesaikan revolusi.” 5

Dengan diberlakukannya kembali UUD 1945 pada bulan Juli 1959, Presiden Soekarno merupakan pemegang inisiatif politik, terutama dengan tindakan dan janji-janjinya yang langsung ditujukan kepada pembentukan kembali struktur konstitusional. Presiden Soekarno dengan konsep Demokrasi Terpimpin menilai Demokrasi Barat yang bersifat liberal tidak dapat menciptakan kestabilan politik. Menurutnya, penerapan sistem Demokrasi Barat menyebabkan tidak terbentuknya pemerintahan kuat yang dibutuhkan untuk membangun Indonesia. Pandangan Soekarno terhadap sistem liberal ini pada akhirnya berpengaruh terhadap kehidupan partai politik di Indonesia.

Berdasarkan Penpres No.7 tahun 1959 tanggal 31 Desember 1959, kehidupan partai politik ditata dengan dilakukuannya penyederhanaan partai. Partai-partai yang lolos persyaratan adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), NU, Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Katolik, Parkindo, PSI, Partai Murba, Partai IPKI, PSII dan Partai Perti.

Pada tahun-tahun awal Demokrasi Terpimpin Partai politik tidak mempunyai peran besar dalam pentas politik nasional. Partai politik seperti NU dan PNI dapat dikatakan pergerakannya dilumpuhkan karena ditekan oleh presiden yang 5 Soekarno, Di bawah Bendera Revolusi Jilid II, (Panitya Penerbit Di Bawah Bendera Revolusi 1965) Halaman 384-385

(5)

menuntut agar mereka mendukung apa yang telah dilakukan olehnya. Sebaliknya, golongan komunis memainkan peranan penting pada saat itu. Pada dasarnya sepuluh partai politik yang ada tetap diperkenankan untuk hidup, termasuk NU dan PNI, tetapi semua wajib menyatakan dukungan terhadap gagasan presiden pada segala kesempatan serta mengemukakan ide-ide mereka sendiri dalam suatu bentuk yang sesuai dengan doktrin presiden. Partai politik dalam pergerakannya tidak boleh bertolak belakang dengan konsepsi Soekarno. Demokrasi terpimpin yang dianggapnya mengandung nilai-nilai asli Indonesia dan lebih baik dibandingkan dengan sistim ala Barat, ternyata dalam pelaksanaannya lebih mengarah kepada praktek pemerintahan yang otoriter.

Berbagai kekuatan politik yang sebelumnya tidak begitu berperan, kini mulai mengambil-alih jalannya sejarah. Di bawah UUD 1945 yang diberlakukan kembali, Soekarno yang pada masa Demokrasi Parlementer hanya berkedudukan sebagai simbol, kini menjadi presiden seutuhnya, tokoh yang menguasai, dan sumber kepemimpinan ideologi. Di saat mayoritas partai politik mengalami delegitimasi yang serius, PKI, yang bangkit sepanjang dasawarsa 1950-an, memperoleh kesempatan untuk tampil secara fenomenal di panggung politik. Dalam penggambaran kiprah partai politik di percaturan politik nasional, maka ada satu partai yang pergerakan serta peranannya begitu dominan yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada masa itu kekuasaan memang berpusat pada tiga kekuatan yaitu, Soekarno, TNI-Angkatan Darat, dan PKI. Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran mengenai kehidupan partai politik pada masa demokrasi terpimpin, pergerakan PKI pada masa ini tidak dapat dilepaskan.

(6)

PKI dapat menghimpun massa dengan intensif dan segala cara, baik secara etis maupun tidak. Pergerakan PKI yang sedemikian progresifnya dalam pengumpulan massa membuat PKI menjadi sebuah partai besar pada akhir periode Demokrasi Terpimpin. Pada tahun 1965, PKI mengklaim telah memiliki tiga juta orang anggota ditambah 17 juta pengikut yang menjadi antek-antek organisasi pendukungnya, sehingga di negara non-komunis, PKI merupakan partai terbesar. Dengan adanya keadaan yang seperti itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai partai besar yang menjadi salah satu anggota dalam Front Nasional tentu memiliki pengaruh yang besar dalam orgaanisasi tersebut. PKI telah memberikan pengruh dalam program Front Nasional seperti, dalam pelaksanaan program land reform dengan mengklaim bahwa program ini merupakan alat perjuangan partai mereka, dengan merencanakan perombakan status tanah dan melakukan penghasutan agar para petani melakukan aksi penyerobotan tanah. Kedua, dalam penyelenggaraan aksi-aksi massa yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan anarkis dan mempersenjatai para kaum petani dan buruh.

B. Analisis Masalah B.1. Identifikasi Masalah

(7)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Latar Belakang didirikannya organisasi Front Nasional pada masa Demokrasi Terpimpin.

2. Front Nasional merupakan wadah bagi partai-partai politik yang hidup pada masa Demokrasi Terpimpin.

3. Pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Front Nasional pada masa Demokrasi Terpimpin

B.2. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada Pengaruh dari Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Front Nasional pada masa Demokrasi Terpimpin. Dengan adanya pembatasan masalah tersebut, diharapkan dalam penelitian ini dapat sesuai dengan tujuan penelitian.

B.3. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang tersebut di atas, maka rumusan masalah yang timbul adalah

“Bagaimanakah pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Front Nasional pada masa Demokrasi Terpimpin?”

C. Tujuan Penelitian

(8)

1. Untuk mengetahui tentang adanya pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Front Nasional

2. Untuk mendeskripsikan tentang pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Front Nasional

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, para pembaca dan institusi terkait lainnya, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai tambahan wawasan dan tambahan informasi tentang pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam front nasional pada masa demokrasi terpimpin.

2. Bagi Dinas Pendidikan, penelitian ini diharapkan berguna sebagai suplemen bahan ajar guru mata pelajaran sejarah di SMA kelas XII semester satu pada sub pokok bahasan Kehidupan Masyarakat dan Negara Pada masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek penelitian : Front Nasional

2. Objek penelitian : Pengaruh Partai Komunis Indonesia

(PKI) dalam Front Nasional

3. Tempat Penelitian : Perpustakaan Universitas Lampung dan

Perpustakaan Nasional

(9)

5. Temporal : Tahun 1959-1966

Referensi

Dokumen terkait

Pusat pemikiran tidak lagi kosmos, seperti pada jaman Yunani kuno, atau Tuhan, seperti dalam Abad Pertengahan Eropa, melainkan manusia.. MuIai saat itu manusialah

Komitmen terhadap organisasi didefinisikan sebagai suatu keadaan saat seorang individu memihak pada organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara

Penelitian merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan keterampilan menulis teks eksposisi te ntang seni pertunjukan Jawa dengan menggunakan

All New Honda Civic juga tersedia dalam pilihan Paket Cermat, Cerdas + Hemat, yang memberikan keuntungan melalui perawatan berkala lebih terjangkau, dan bebas kenaikan harga.

Dari literatur yang telah dipahami, kemudian dapat ditentukan topik yang akan diangkat dalam penelitian, yaitu dalam hal keterkaitan antara peranan fasilitas

Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Maka untuk mewujudkan itu diperlukan struktur organisasi perusahaan karena struktur

Terlaksananya Pengembangan Jaringan Perpipaan SPAM Berbasis Masyarakat untuk Desa Mojoduwur Kecamatan Ngetos Kab.. Nganjuk (DAK FISIK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan kadar air serta kerapatan kayu lamina dari jenis Malau dan Palele dengan kayu solidnya;