• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 112 TAHUN 1980 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT TAHUN 1980

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 112 TAHUN 1980 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT TAHUN 1980"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

KEPUTUSAN

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 1980

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT TAHUN 1980

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

MENIMBANG : Bahwa dalam usaha meningkatkan produksi dan mutu tembakau rakyat dan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, meningkatkan pendapatan petani serta memenuhi kebutuhan pabrik rokok, maka sebagai pelaksanaan dari Keputusan Menteri Pertanian tanggal 24 Maret 1980 Nomor 198/KPTS/Um/3/1980 tentang Intensifikasi Tembakau Rakyat Tahun 1980 dipandang perlu untuk mengadakan Intensifikasi Tembakau Rakyat di Jawa Timur terutama pada areal yang berpotensi untuk tembakau rakyat serta mengatur sistim pemasarannya.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 ;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1972 ;

3. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 190/Kpts/Org/5/1975 ; 4. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 347/Kpts/Um/7/1973 ; 5. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 198/Kpts/Um/3/1980.

MEMPERHATIKAN : Hasil Rapat Satuan Pembina Bimas Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur tanggal 9 April 1980

M E M U T U S K A N

MENETAPKAN : KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT TAHUN 1980.

(2)

Pasal 1

Sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri Pertanian tanggal 24 Maret 1980 Nomor 198/Kpts/Um/3/1980 tentang Intensifikasi Tembakau Rakyat Tahun 1980, dilaksanakan Intensifikasi Tembakau Rakyat Tahun 1980 di Kabupaten Daerah Tingkat II Pamekasan dan Sumenep, dengan berpedoman pada Lampiran Keputusan ini.

Pasal 2

Bupati Kepala Daerah Tingkat II Pamekasan dan Sumenep. selaku Ketua Satuan Pelaksana Bimbingan Massal Daerah Tingkat II ditugaskan untuk melaksanakan Program Intensifikasi Tembakau Rakyat Tahun 1980 sesuai dengan Pedoman sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 Keputusan ini.

Pasal 3

Biaya kegiatan pelaksanaan Program Intensifikasi Tembakau Rakyat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan untuk bidang koordinasi) dan biayauntuk bimbingan pengawasan yang dilaksanakan oleh Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) dibebankan kepada GAPPRI.

Pasal 4

(1) Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku surat terhitung mulai tanggal 1 April 1980 ;

(2) Keputusan ini diumumkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.

Ditetapkan di : Surabaya Tanggal : 9 Mei 1980

Pj. WAKIL GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

ttd

M. SOEGIONO NIP. 010060575

DIUMUMKAN DALAM LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

(3)

LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR

KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR TANGGAL : 9 Mei 1980

NOMOR : 112 Tahun 1980

PEDOMAN PELAKSANAAN INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT TAHUN TANAM 1980

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan istilah :

a. Cabang Dinas Perkebunan Daerah, ialah Cabang Dinas Perkebunan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur setempat selaku Unit Pelaksana Proyek ;

b. T R, ialah Intensifikasi Tembakau Rakyat;

c. SAPEM BIMAS Tingkat I, ialah Satuan Pembina Bimbingan Massal Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur ;

d. SAPEL BIMAS Tingkat II, ialah Satuan Pelaksana Bimbingan Massal Kabupaten Daerah Tingkat II setempat ;

e. GAPPRI, ialah Gabungan Pefserikatan Pabrik Rokok Indonesia ; f. K U D, ialah Koperasi Unit Desa ;

g. PT, ialah Perseroan Terbatas ; h. PR, ialah Pabrik Rokok.

Pasal 2

(1) Program ITR dilaksanakan dalam rangka peningkatan pendapatan petani, meningkatkan produksi dan kwalitas serta membuka lapangan kerja ;

(2) ITR Tahun Tanam 1980 dilaskanakan di Kabupaten Daerah Tingkat II Pamekasan seluas 500 (lima ratus) hektar, dan Sumenep seluas 1.000 (seribu) hektar ;

(3) Yang dapat diikut sertakan dalam Program ITR adalah petani pemilik dan atau pemegang hak atas tanah, yang mengusahakan tembakau diatas tanahnya ;

(4) Petani peserta ITR mengusahakan tanaman tembakau diatas resikonya sendiri, dengan jaminan pasar dan harga umum.

BAB II

SARANA PRODUKSI Pasal 3

(1) Pengadaan sarana produksi berupa benih dasar dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian Tanaman Industri, sedangkan pengadaan dan penyaluran benih sebar dilakukan oleh Cabang Dinas Perkebunan Daerah ;

(2) Pembibitan dilaksanakan oleh petani peserta ITR sendiri ;

(3) Pengawasan atas mutu sarana produksi untuk ITR dilakukan oleh SAPEM BIMAS Tingkat I/SAPEL Bimas Tingkat II;

(4) Harga tertinggi pupuk sampai kepada petani ditetapkan seperti tersebut ZA sebesar Rp. 93,- (sembilan puluh tiga rupiah)/kilogram, UREA sebesar Rp.70,- (tujuh puluh rupiah)/ kilogram, TSP sebesar Rp. 70,- (tujuh puluh rupiah)/kilogram ;

(4)

(5) Pengadaan sarana produksi berupa pupuk dan pestisida dilakukan oleh PT. PERTANI dan penyalurannya oleh KUD setempat melalui kelompok tani masing-masing ; Dalam hal KUD belum mampu penyalurannya dilakukan oleh PT. PER-TANI kepada Kelompok tani ;

(6) Pengawasan Penyaluran dan penggunaan sarana produksi dilaksanakan oleh SAPEL BIMAS Tingkat II, yang sehari-hari dilakukan oleh Cabang Dinas Perkebunan Daerah ;

BAB III PERKREDITAN

Pasal 4

(1) Kepada petani peserta ITR, diberikan kredit modal kerja permanen untuk pembiayaan sarana produksi berupa pupuk dan obat-obatan biaya garapan dan bibit serta biaya pengolahan dengan bunga 1% per bulan datem jangka waktu 8 bulan ;

(2) Kredit modal kerja permanen ini disediakan oleh Bank Ekspor Impor Indonesia berdasarkan perjanjian kredit antara petani dengan Bank Ekspor Impor Indonesia ;

(3) Besttrnya paket kredit modal kerja permanen ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini ;

(4) a. Kredit untuk sarana produksi berupa pupuk akan dibayarkan oleh Bank Ekspor Impor kepada PT. PERTANI berdasarkan bukti penerimaan dari petani dengan sepengetahuan Cabang Dinas Perkebunan Daerah ;

b. Kredit untuk biaya bibit, pestisida, pupuk kandang, biaya garapan dan biaya pengolahan diberikan langsung oleh Bank Ekspor Impor Indonesia kepada petani sesuai jadwal waktu dan kebutuhan yang ditetapkan ;

(5) Pengembalian kredit dimaksud ayat (1) pasal ini dilakukan pada saat petani menerima pembayaran hasil penjualan tembakau rajangan yang jumlahnya sama dengan besamya paket kredit ditambah bunga 1% per bulan ;

(6) Apabila terjadi kegagalan panen, sepanjang itu diluar kemampuan manusia, dinyatakan dalam suatu berita acara yang disahkan oleh Cabang Dinas Perkebunan Daerah dan pengembalian kredit ditunda sampai musim panen tahun berikutnya, tanpa dibebani bunga.

BAB IV

PEMASARAN HASIL Pasal 5

(1) Pabrik Rokok Anggota GAPPRI terutama PT. Gudang Garam, PT. Bcntoel, PT. Sampurna, PR. Jarum, PR. Noroyono, PR. Jambu Bol, PR. Sukun diwajibkan membeli tembakau rakyat milik petani peserta Intensifikasi sesuai kwalitas yang dihasilkan dengan harga wajar dan yang merangsang petani ;

(2) Pabrik Rokok anggota GAPPRI seperti yang tercantum dalam ayat (1) pasal ini bertanggung jawab atas penyediaan dana pembclian tembakau milik petani peserta Intensifikasi ;

(3) Petani peserta ITR menerima penyebaran tembakau rajangan dan atau krosok secara tunai

(4) Harga umum tembakau rajangan dan atau krosok agar tercapai kesepakatan harga yang layak ditetapkan secara musyawarah antara wakil petani (kelompok), anggota GAPPRI seperti tersebut ayat (1) pasal ini dan SAPEL BIMAS Tingkat II serta Lembaga Tembakau Jawa Timur I menjelang panen ;

(5) Dalam hal terjadi ketidak sesuaian dalam penetapan harga SAPEM BIMAS Tingkat I beserta Instansi yang ada hubungannya dengan masalah pertembakauan dapat bertindak

(5)

BAB V

ORGANISASI, TATA KERJA DAN PENYULUHAN Pasal 6

(1) Untuk menjamin pengelolaan usaha tani tembakau rakyat yang tinggi mutu serta produktivitasnya petani peserta ITR yang perlu dikelompokkan dalam suatu kelompok hamparan dengan satuan areal antara 10 (sepuluh) hektar sampai dengan 25 (dua puluh lima) hektar dan memanfaatkan kelompok-kelompok hamparan yang telah ada ;

(2) Masing-masing kelompok hamparan dipimpin oleh seorang Ketua Kelompok yang dipilih dari dan oleh petani anggota kelompok tersebut dengan persetujuan SAPEL BIMAS Tingkat II dalam hal ini Cabang Dinas Perkebunan ;

(3) Bimbingan Tehnis operasionil kelompok hamparan untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman tembakau rakyat dilaksanakan oleh SAPEL BIMAS Tingkat II yang sehari-hari ditugaskan kepada Cabang Dinas Perkebunan Daerah dan dibantu oleh Pabrik Rokok anggota GAPPRI dalam rangka mendapatkan kwalitas yang dikehendaki oleh Pabrik Rokok anggota GAPPRI ;

(4) Pada saat akan dimulainya program ITR, KUD setempat mengkoordinir petani peserta Proyek bersama Ketua Kelompok tani serta ikut menyalurkan sarana produksi (pupuk) dari PT. PERTANI kepada petani.

BAB VI P E M B I A Y A AN

Pasal 7

(1) Biaya pengolahan (eksploitasi) tanaman sampai penjualan tembakau rajangan di tingkat petani menjadi tanggung jawab petani ;

(2) Para anggota kelompok ITR merumuskan secara musyawarah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan kelompok termasuk imbalan jasa untuk Ketua Kelompok ; (3) Biaya-biaya untuk koordinasi dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (Anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan). BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 8

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan kemudian oleh SAPEM BIMAS Tingkat I.

Pj. WAKIL GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

ttd

M. SOEGIONO NIP. 010060575

DIUMUMKAN DALAM LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

(6)

LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR

KEPALA DAERAH TINGKAT II JAWA TIMUR TANGGAL : 9 Mei 1980

NOMOR : 112 Tahun 1980

BESARNYA PAKET KREDIT MODAL KERJA PERMANEN INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT TAHUN 1980

( tiap Ha)

NO. JENIS PAKET JUMLAH N I L A I

1. Biaya garapan Rp. 50.000,00

2. Biaya pengolahan hasil Rp. 24.000,00

3. Pupuk : − UREA − TSP − Z A − Pupuk Kandang 50 Kg. 50 Kg. 100 Kg. 10 Ton Rp. Rp. Rp. Rp. 3.500,00 3.500,00 9.300,00 50.000,00 4. Pestisida ( Sevin WP ) Rp. 6.000,00 5. B i b i t 20.000 Bt. Rp. 30.000,00 JUMLAH : Rp. 176.300,00

Pj. WAKIL GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

ttd

M. SOEGIONO NIP. 010060575

DIUMUMKAN DALAM LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa efek samping menjadi resiko potensial bagi pasien yang diterapi jangka panjang sehingga perlu dilakukan monitoring terhadap potensi interaksi dari obat

Hasil yang diperoleh tersebut di atas menunjukkan bahwa kemampuan bioreaktor hibrid bermedia pelepah sawit dalam mendegradasi senyawa organik yang terdapat pada limbah cair

lanjut juga terkendala oleh kurangnya data dan sulitnya survei rumah tangga untuk dapat menangkap adanya disabilitas, karena keluarga-keluarga sering- kali menyembunyikan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penyediaan buah dan sayur dalam keluarga dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada anak usia prasekolah dimana

Pada penelitian ini air yang masuk ke dalam membran sebelumnya dilakukan proses pengolahan awal terlebih dahulu menggunakan filter pasir dan karbon aktif, kedua filter ini

Masa remaja membawa pergolakan fisik, emosional, dan sosial.Sepanjang maturasi seksual, perasaan, peran, dan nilai baru harus diintegrasikan ke dalam diri. Pertumbuhan yang cepat

Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur tanggal 21 Nopember 1994 Nomor 136 Tahun 1994 tentang Baku Mutu Limbah

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Sistem Informasi Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 8 Yogyakarta dikembangkan menggunakan framework CodeIgniter dengan fitur: