• Tidak ada hasil yang ditemukan

KIPRAH KH. ZENAL MUSTOFA TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI SUKAMANAH SINGAPARNA TASIKMALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KIPRAH KH. ZENAL MUSTOFA TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI SUKAMANAH SINGAPARNA TASIKMALAYA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KIPRAH KH. ZENAL MUSTOFA TERHADAP PERKEMBANGAN

PENDIDIKAN ISLAM DI SUKAMANAH SINGAPARNA TASIKMALAYA

Oleh : Lukman Hakim

Abstrak

Dilihat dari perkembangan sejarah, kehadiran pendidikan Pondok Pesantren tampaknya sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Oleh karena itu tak salah jika disebut bahwa Pesantren adalah pendidikan pertama ada di Indonesia. Tujuan pendidikan Pondok Pesantren adalah untuk menyebarkan ajaran islam, yang melahirkan masyarakat cinta agama, bangsa dan negara, serta transpormasi nilai-nilai dan ajaran ke-Islam-an, untuk menggali informasi tentang sejarah perjuangan KH. Zenal Mustofa dan kiprahnya terhadap perkembangan pendidikan si Singaparana Tasikmalaya, pengguna metode pendekatan kualitatif secara umum penelitian kualitatif sifatnya deskriftif analitik.

Hasil dari penelitian bahwa perkembangan pendidikan di Tasikmalaya mengalami peningkatan yang berarti, diantaranya berkat peran KH. Zenal Mustofa, yang selanjutnya melahirkan ulama yang besar di Tasikmalaya dan sekitarnya. Ke depan Pendidikan Pondok Pesantren harus lebih meningkatkan eksistensi dan peran sertanya terlebih untuk meningkatkan kualitas sumber daya melalui amal ma’ruf nahyi mungkar.

Abstract

According to the historical development, the presence of boarding school education have appears far before Indonesia's independence. Therefore, it is not wrong if it mentioned that boarding school is the first school in Indonesia.

The purpose of boarding school is to spread the teachings of Islam, that the express of sociaty love religion, nation and state, as well as transpormation values and teachings progress Islamic education, to discover of information about the history of the struggle KH. Zenal Mustafa and his progress on the development of the education in Singaparana Tasikmalaya, it’s using the qualitative approach method. Generally, that the characteristic of qualitative research is descriptive analytic.

The results from the research that the development of education in Tasikmalaya has increased that means, such as KH. Zenal Mustafa, who is expressing great scholars of islam in Tasikmalaya and its environs. Education Boarding school must be increase of existence and participation especially to increase the quality of resources through of amal ma'ruf nahyi mungkar

(2)

Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Dilihat dari spektrum pembangunan bangsa, peran pondok Pesantren di samping menjadi lembaga pendidikan islam, Pesantren juga sebagai bagian infrastruktur masyarakat secara sosiokultural ikut berkiprah dalam proses pembentukan kesadaran masyarakat untuk memiliki idealisme demi kemajuan bangsa dan negaranya.

Kini sesudah 63 tahun Indonesia merdeka dan berada dalam kesejarahan Orde Reformasi, terutama setelah terpilih salah seorang tokoh pesantren yaitu KH. Abdurrahman Wahid menjadi Presiden RI ke-4, pondok pesantren semakin ikut memerankan diri secara maksimal dalam kiprah kependidikan.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan lembaga sosial tumbuh diam-diam di pedesaan dan perkantoran. Jumlah lembaga tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam catatan Departemen Agama jumlah pesantren pada tahun 1977 sebanyak 4.195 buah dengan santri 677.384 orang. Jumlah tersebut meningkat menjadi 5.661 pesantren dengan 938.397 orang santri pada tahun 1981 (Yacub, 1985:68). Kemudian tahun 1999 jumlah tersebut meningkat secara signifikan menjadi 10.000 pesantren (Depag, 1999).

Dalam hal pembangunan bangsa, keberadaan pesantren menjadi penting. Karena tidak sedikit alumni-alumni pesantren yang menjadi pimpinan bansa dan menjadi pahlawan (Ali, 1987:17).

Salah satu dari sekian banyak tokoh pesantren menjadi pahlawan diantaranya KH.Zenal Mustofa dari Tasikmalaya. Ia lahir di kampung Bageur, Desa Cimerah, kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 1901, (Muslim, 2000).

Kiprah KH. Zenal Mustofa dalam pengembangan pendidikan Islam di Tasikmalaya tidak dapat diragukan lagi. Banyak diantara santri-santrinya yang kini telah menjadi kyai besar, seperti KH. Ilyas Ruhiyat, yang pernah menjadi Rois Syuriah PBNU periode 1994-1999 yang kemudian mengembangkan Pesantren Cipasung.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai kiprah KH.Zenal Mustofa dalam perkembangan pendidikan Islam khususnya di Singaparna Tasikmalaya.

(3)

Adapun permasalahan yang ingin dikembangkan dalam penelitian ini diantaranya :

a. Bagaimana sejarah perjuangan KH. Zenal Mustofa?

b. Bagaimana kiprah KH. Zenal Mustofa terhadap perkembangan pendidikan Islam di Singaparna Tasikmalaya?

2. Rumusan Masalah

Penelitian tentang kiprah KH. Zenal Mustofa dalam perkembangan pendidikan Islam di Singaparna Tasikmalaya menjadi penting artinya bagi generasi muda pesantren pelanjut perjuangannya dalam menegakkan kebenaran dan mengembangkan Islam di daerah tersebut. sebab KH. Zenal Mustofa merupakan seorang tokoh nasional yang mempunyai semangat kejuangan dalam melawan penjajahan. Dalam kaitan ini minimal ada tiga nilai kegunaan dari hasil penilitian ini, diantaranya yaitu :

a. Sebagai penambah wawasan keilmuan penulis tentang sejarah perkembangan pendidikan Islam di kabupaten Tasikmalaya, khususnya di Singaparna.

b. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan acuan dalam penulisan sejarah pendidikan Islam di Tasikmalaya khususnya, dan umumnya di tingkat nasional

c. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepustakaan bagi pesantren Sukamanah

3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

a. Untuk menggali informasi tentang sejarah perjuangan KH. Zenal Mustofa b. Untuk menggali informasi tentang kiprah KH. Zenal Mustofa terhadap

perkembangan pendidikan Islam di Singaparna Tasikmalaya

4. Definisi Operasional

Agar tidak menjadi salah penafsiran, maka perlu didefiniskan beberapa istilah kunci yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Sejarah perjuangan KH. Zenal Mustofa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah riwayat perjuangan KH. Zenal Mustofa mulai dari riwayat hidupnya hingga akhir hayatnya

(4)

b. Kiprah KH. Zenal Mustofa terhadap perkembangan pendidikan Islam di Singaparna Tasikmalaya maksudnya adalah sumbangan dan perjuangan KH. Zenal Mustofa dalam bidang pendidikan Islam di Singaparna khususnya, ketika menjadi guru/kiai di Pesantren Sukamanah yang melahirkan beberapa tokoh penting dalam dunia kepesantrenan

Kajian Pustaka

Penelitian tentang kiprah KH. Zenal Mustofa terhadap perkembangan pendidikan Islam di Singaparna Tasikmalaya secara khusus masih terbilang langka. Satu-satunya buku stensitan yang menceritakan sejarah perjuangan KH. Zenal Mustofa diperoleh dari tulisan yang disusun oleh KH. A. Wahab Muhsin (Sesepuh Pesantren Sukahideung) dan KH. Fuad Muhsin (Sesepuh Pesantren Sukamanah), itupun masih bersifat terbatas.

Namun demikian untuk melihat perjuangan KH. Zenal Mustofa, perlu kiranya ditampilkan sejarah pesantren secara umum sebab, KH. Zenal Mustofa merupakan salah seorang tokoh pesantren yang berjuang melawan penjajah melalui pengembangan pendidikan Islam pesantren tersebut.

Penelitian tentang kepesantrenan sudah banyak dilakukan oleh orang, misalnya Clifford Greetz yang menulis tentang varian masyarakat Jawa ke dalam tiga bagian, yaitu: santri, abangan dan priyayi. Kemudian Zakhsyari Dofier secara khusus meneliti tentang tradisi pesantren, khususnya tentang kehidupan kyai. Muastuhu juga meneliti tentang dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Sedangkan Karel A. Steenbrink meneliti Pesantren, Madrasah dan Sekolah. Dan masih banyak lagi penelitian tentang kepesantrenan. Akan tetapi dari sekian banyak hasil penelitian, tidak satu pun yang meneliti secara khusus tentang kiprah KH. Zenal Mustofa dalam perkembangan pendidikan Islam lebih bersifat lokal daerah saja, kendatipun dirinya sudah dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

Kiprah perjuangan KH. Zenal Mustofa sebenarnya tidak lepas dari tradisi dan moralitas pesantren yang ia kembangkan sebagai ruh perjuangannya. Melalui pesantren itulah ia berangkat melaksanakan perjuangannya melawan penjajahan dan kezaliman lainnya.

Jadi dengan demikian peneliti tentang KH. Zenal Mustofa belum pernah dilakukan oleh para peneliti. Oleh karena itu dalam tulisan ini peneliti akan dilakukan secara Grounded Research.

(5)

Kiprah Perjuangan KH. Zenal Mustofa dalam Perkembangan Pendidikan Islam di Sukamanah Singaparna Tasikmalaya.

1. Riwayat hidup dan Perjuangan KH. Zenal Mustofa

Nama KH. Zenal Mustofa cukup dikenal di Tasikmalaya, khususnya di Singaparna. Ia dilahirkan di Kampung Bageur, Desa Cimerah, Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Pada tahun 1901. Nama kecilnya adalah umri, kemudian sekembalinya dari menuntut ilmu di Pesantren, namanya berganti menjadi Hudaemi. Selanjutnya sekembalinya dari menunaikan ibadah haji, namanya diganti menjadi Zenal Mustofa (Muhsin, 2000).

Riwayat pendidikannya dimulai dari pendidikan Sekolah Rendahan di kampung halamannya. Setelah mengenyam pendidikan formal, ia melanjutkan pendidikan ke berbagai pesantren yang pernah disinggahinya, diantaranya pesantren Gunung Apri dan Pesantren Cilenga selama kurang lebih 17 tahun (Wahab, 2000).

Watak yang dimiliki oleh KH. Zenal Mustofa sangat terpuji. Ia adalah seorang alim yang qona’ah, tabah diwaktu berhadapan dengan kesulitan dan setiap cita-cita dikejarnya dengan himmatil’alilyah (semangat hidup).

Ia adalah seorang guru yang berbakat, dengan cara dan gayanya yang khas dalam memberikan pelajaran, ia telah mencapai sukses yang besar. Pada waktu berpidato pada pengajian-pengajian umum, dengan suaranya yang nyaring, pembahasannya yang berisi padat, mantap dan meresap, terpakulah mustami’in mengikuti dengan segala kesungguhan.

Disamping itu ia adalah seorang pemimpin yang memiliki syaja’ah, berwibawa, disegani dan dihormati terutama oleh murid-muridnya. Dan tidak kurang menonjolnya bahwa ia memiliki watak keras dan tegas terhadap kemungkaran.

Pengalaman organisasinya tercatat sebagai pengurus Jam’iyah Nahdlatul Ulama Kabupaten Tasikmalaya sebagai wakil Rois pada tahun 1933. Hal ini semakin memperkuat kedudukannya sebagai pimpinan pesantren Sukamanah dan sekaligus sebagai mubaligh, sehingga tidak heran apabila para santri yang menaruh minat untuk belajar di pesantrennya.

Sikapnya yang keras terhadap kemungkaran ditunjukkan dengan pertentangannya dengan penjajah Belanda saat itu. Dengan pandangan dan sikapnya yang istiqomah, ia membenci Pemerintah Belanda. Karena

(6)

menurutnya, penjajah Belanda sudah keterlaluan menginjak-injak hak-hak rakyat, sehingga wajar apabila ia memandang bahwa memerangi Belanda adalah wajib bagi setiap muslim. Kebenciannya terhadap Belanda ia tanamkan kepada murid-muridnya melalui pengajian.

Melalui kegiatan pengajian ia memberikan motivasi kepada umat Islam untuk selalu berjuang melawan penjajah Belanda. Dengan isi pidatonya yang cukup keras dalam menentang penjajahan Belanda, menimbulkan kekhawatiran bagi pihak Belanda. Oleh karenanya setiap KH. Zenal Mustofa melakukan pidato di depan umum, ia selalu dibuntuti oleh kaki tangan Belanda, malahan seringkali ia diturunkan dari mimbar karena isi pidatonya yang menyerang Belanda.

Tindakan pemerintah Belanda seperti itu tidak mengurangi semangatnya untuk terus berjuang membebaskan tanah air dari cengkeraman penjajah. Akhirnya, dengan rasa kesal, Belanda menangkap KH. Ruhiyat dari Pesantren Cipasung, H. Riroj, Hambali dan Syafai’i, maka KH. Zenal Mustofa dijebloskan ke penjara Tasikmalaya, dan kemudian dipindahkan ke Sukamiskin dan pada tanggal 10 Januari 1942 dibebaskan.

Dalam sejarah perjuangan lainnya, KH. Zenal Mustofa tidak lepas dari kehidupan penjara ke penjara. Sebab setelah dibebaskan dari penjara Sukamiskin pada bulan Januari tahun 1942, kemudian pada bulan Februari 1942 ia dipenjarakan lagi di rumah tahanan Ciamis bersama KH. Ruhiyat Cipasung.

Pada waktu Belanda menyerah kepada Jepang keadaan KH. Zenal Mustofa masih mendekam di penjara Ciamis bersama KH. Ruhiyat. Baru pada bulan Maret tahun 1942, berkat pertolongan seorang kolonel Jepang, kedua tokoh Singaparna tersebut dibebaskan. Tujuan Jepang membebaskan kedua kyai tersebut adalah untuk menarik keduanya agar bekerja sama dengan penjajah Jepang.

Setelah keluar dari penjara Ciamis oleh pemerintah Jepang, untuk beberapa waktu KH. Zenal Mustofa tidak melakukan perlawanan terhadap penjajah. Untuk sementara waktu ia mempercayai bahwa Jepang jauh lebih baik dari Belanda.

Namun setelah melihat kelakuan Jepang yang tidak jauh berbeda dengan Belanda, dan bahkan jauh lebih kejam, akhirnya KH. Zenal Mustofa bangkit kembali melakukan perlawanan.

(7)

Dengan adanya perlakuan Jepang yang kejam dan buas terhadap rakyat, akhirnya KH. Zenal Mustofa menyusun kekuatan untuk melawan Jepang. Melalui kegiatan pengajian dan tabligh KH. Zenal Mustofa membakar semangat warga masyarakat dan santri untuk melakukan perlawanan terhadap Jepang. Dengan mengambil pusat kegiatan di Pesantren Sukamanah, kekuatan perlawanan santri dan masyarakat terhadap Jepang tersebut semakin sengit. Akhirnya pada tanggal 24 Februari 1944, Jepang mengirimkan satu pleton pasukan bersenjata lengkap untuk menangkap KH. Zenal Mustofa bersama pengikutnya.

Kedatangan pasukan Jepang dengan maksud menangkap KH. Zenal Mustofa dan pengikutnya tersebut dengan tidak menghilangkan semangat mereka untuk melawan. Akhirnya dengan pekikan takbir mereka siap menghadang pasukan Jepang. Saat itu pasukan Jepang dapat dipukul mundur. Beberapa anggota pasukan ditahan oleh pengikut KH. Zenal Mustofa di pesantren Sukamanah.

Kejadian tersebut sangat memukul penjajah Jepang, pada hari Jum’at 25 februari 1944, kira-kira jam 13.00, datang empat pasukan Jepang dengan congkak dan sombong mendatangi pesantren Sukamanah dan meminta supaya senjatanya yang dirampas oleh pasukan Jepang dikembalikan serta menyerahkan KH. Zenal Mustofa ke Pemerintah Jepang. Namun dengan semangat tinggi dan pekik gema takbir, permintaan kempetai Jepang itu dijawab dengan perlawanan. Dari empat orang tentara Jepang datang ke Pesantren Sukamanah, tiga diantaranya mati seketika karena diserang pengikut KH. Zenal Mustofa, sedangkan yang seorang lagi dapat menyelamatkan diri.

Selang beberapa waktu setelah terjadi pertempuran, pada waktu ashar tiba, dalam keadaan siap siaga. Berjaga-jaga takut terjadi pembalasan dari Jepang, tiba-tiba datang beberapa puluh truk membawa polisi bangsa Indonesia yang sengaja datang ke Sukamanah untuk diadu domba dengan pimpinan pesantren. Alangkah terkejutnya pihak Sukamanah melihat yang berhadapan dengan mereka adalah saudaranya sendiri yang seharusnya berada di pihak mereka. KH. Zenal Mustofa memerintahkan kepada pengikutnya untuk tidak menyerang. Namun polisi Indonesia tersebut sebenarnya hanyalah umpan belaka karena dibelakang truk polisi tersebut muncul pasukan Jepang dengan senjata lengkap menyerang dengan tiba-tiba. Akhirnya dengan persenjataan yang sederhana dan jumlah pasukan

(8)

yang minim, pasukan KH. Zenal Mustofa dapat dipukul mundur dan KH. Zenal Mustofa sendiri ditangkap, di bawa ke Bandung dan akhirnya hilang tanpa ada kabar lagi.

Kurang lebih 25 tahun, keberadaan KH. Zenal Mustofa tidak diketahui. Namun berkat kekuasaan Alloh SWT, pada tanggal 23 Maret 1970 dengan bantuan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto memberitahukan bahwa diantara sederetan nama pahlawan Belanda yang dimakamkan di Ancol terdapat nama KH. Zenal Mustofa bersama pengikutnya. Berdasarkan dokumen tersebut, ternyata KH. Zenal Mustofa telah menjalani hukuman mati pada tanggal 25 bulan Oktober tahun 1944 dan dimakam di Taman Pahlawan Belanda Ancol Jakarta.

Dengan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya, Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan nasional kepada KH. Zenal Mustofa, dan pemerintah daerah tingkat II Kabupaten Tasikmalaya mengabadikan namanya menjadi salah satu jalan di Tasikmalaya.

2. Kiprah KH. Zenal Mustofa dalam mengembangkan Pendidikan Islam di Singaparna

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa kehidupan KH. Zenal Mustofa penuh dengan nilai-nilai kepahlawanan. Dengan semangat yang tinggi, ia melakukan perlawanan terhadap Belanda dan Jepang. Kendatipun akhirnya ia wafat dihukum mati, namun namanya tetap harum sebagai pejuang yang gigih dalam membela kebenaran di bumi pertiwi ini.

Dalam melakukan perjuangannya yang dijadikan sebagai masa dan pertahanan adalah pesantren yang dipimpinnya. Dengan demikian perjuangan KH. Zenal Mustofa dalam melawan kezaliman tersebut tidak lepas dari keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan islam. Oleh karena itu wajar apabila ia memiliki kiprah yang nyata dalam mengembangkan pendidikan islam khususnya di Singaparna. Dengan bermodalkan kepahlawanan dan keberanian, maka tidak sedikit masyarakat dan para santri yang berguru di pesantrennya.

Keberadaan pesantren Sukamanah tidak asing lagi bagi masyarakat Tasikmalaya dan Jawa Barat umumnya. Sebab, pesantren tersebut dijadikan sebagai basis perjuangan melawan penjajah, juga tempat tumbuhnya

(9)

pengkajian-pengkajian keilmuan islam. Melalui pesantren Sukamanah itulah banyak lahir ulama besar di Tasikmalaya.

Berdirinya Pesantren Sukamanah pada tahun 1927 merupakan wujud nyata kiprah KH. Zenal Mustofa dalam perkembangan pendidikan islam di Tasikmalaya. Selama lebih kurang 17 tahun, ia memimpin pesantren tersebut. dengan kecerdasan ilmunya, banyak santri yang tertarik untuk mondok di pesantren itu.

Sepeninggal KH. Zenal Mustofa, kepemimpinan Pesantren Sukamanah dilanjutkan oleh menantunya yaitu KH. Muhammad Fuad Muhsin, hingga kini pesantren tersebut terus berkembang dan cukup banyak santri yang belajar didalamnya. Sebab, pesantren tersebut memiliki kekhasan dalam hal ilmu Balaghah. Tidak sedikit ahli Balaghah di Tasikmalaya adalah jebolan Sukamanah.

Kini murid-muridnya telah menyebar ke berbagai pelosok tanah air menjadi pimpinan pesantren seperti Cipasung, keresek dan lainnya.

Kesimpulan

Akhirnya dengan keterbatasan literatur yang dimiliki, maka dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perkembangan pendidikan Islam di Tasikmalaya terus mengalami peningkatan yang berarti. Salah satu diantaranya adalah berkat peran KH. Zenal Mustofa

2. KH. Zenal Mustofa selain sebagai seorang pemimpin pesantren, ia pun menjadi pahlawan nasional karena berkat jasa-jasanya dalam melawan penjajah Belanda dan Jepang.

3. Melalui tangannya banyak lahir ulama-ulama dan pesantren di sekitar Tasikmalaya yang berasal dari Pesantren Sukamanah. Hal ini berarti ia telah berkiprah dalam pengembangan pendidikan Islam di Tasikmalaya, karena dengan menyebarnya murid-murid beliau di berbagai daera

Daftar Pustaka

Yacub M, 1985. Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa. Cetakan Pertama, Angkasa, Bandung.

Departemen Agama Kabupaten Tasikmalaya tahun 1999.

Ali A, Mukti, 1987. Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini. Cetakan Pertama, Rajawali, Jakarta.

(10)

Muhsin A, Wahab dan M. Fuad Muhsin, 1973. Sejarah Singkat Perjuangan Pahlawan Nasional KH. Zenal Mustofa. Pontren Sukamanah, Tasikmalaya.

(11)
(12)
(13)
(14)

KIPRAH KH. ZENAL MUSTOFA

TERHADAP PERKEMBANGAN

PENDIDIKAN ISLAM DI

SUKAMANAH SINGAPARNA

TASIKMALAYA

by Dr. H. Lukman Hakim, M.si

Submission date: 18-Oct-2019 12:41PM (UTC+0000) Submission ID: 1195453228

File name: 14._Kiprah_KH.docx (28.72K) Word count: 2509

(15)

9

%

SIMILARITY INDEX

8

%

INTERNET SOURCES

0

%

PUBLICATIONS

4

%

STUDENT PAPERS

1

1

%

2

1

%

3

1

%

4

1

%

5

1

%

6

<

1

%

7

<

1

%

8

<

1

%

KIPRAH KH. ZENAL MUSTOFA TERHADAP PERKEMBANGAN

PENDIDIKAN ISLAM DI SUKAMANAH SINGAPARNA

TASIKMALAYA

ORIGINALITY REPORT PRIMARY SOURCES

tammimsyafii.blogspot.com

Internet Source

etheses.uin-malang.ac.id

Internet Source

pt.scribd.com

Internet Source

Submitted to Universitas Pendidikan Indonesia

Student Paper

repository.unpas.ac.id

Internet Source

anzdoc.com

Internet Source

danielstephanus.wordpress.com

Internet Source

khayatulkhoiri.blogspot.com

Internet Source

(16)

9

<

1

%

10

<

1

%

11

<

1

%

12

<

1

%

13

<

1

%

14

<

1

%

15

<

1

%

16

<

1

%

17

<

1

%

Exclude quotes On Exclude bibliography On

Exclude matches Off

seunuddoncity.blogspot.com

Internet Source

agie-fahmi.blogspot.com

Internet Source

Submitted to UIN Sunan Ampel Surabaya

Student Paper

www.scribd.com

Internet Source

repo.iain-tulungagung.ac.id

Internet Source

digilib.uinsby.ac.id

Internet Source

leoniya-tknegeripembinablog.blogspot.com

Internet Source

Submitted to IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik

Bangka Belitung

Student Paper

Submitted to Universitas Terbuka

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini ditujukan untuk melihat tingkat keterkaitan sektor kehutanan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya dan peranan sektor kehutanan dalam penciptaan output,

Pada bagian ini merupakan ending dari lagu Tambourin Paraphrase for Solo Marimba karya Keiko Abe, yang mana terdapat pengulangan introduksi yang terletak pada awal birama,

Kad slušamo, radimo to u šutnji no ponekad i slušanje prekidamo, dali zbog vlastitih uvjerenja i mišljenja ne želimo slušati do kraja ili jer nam je tema

Dalam rangka pengembangan Unit Usaha Syariah Bank BPD Kalsel, dengan memperhatikan minat, semangat serta harapan masyarakat dan Pemerintah Daerah

yang memenuhi ketentuan indikator penilaian kinerja unit penyelenggara layanan publik sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Hasil penelitian ini adalah: (1) Dalam bentuk partisipasi pemilih baik antara pemilih di Dusun Tahele (Pedalaman Desa Buhu) dan Pemilih di Dusun Sentral dan Dusun Alo

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik sarang dan pendugaan populasi orangutan di Cagar Alam Sipirok, Sumatera UtaraI. Penelitian dilakukan