• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

DRAFT

Peran Tanaman Refugia Terhadap Kelimpahan Serangga Herbivora

pada Tanaman Padi Pasang Surut

The Roles of Refugia Plants toward the Abundance of Herbivorous Insects

on Tidal Paddy Field

YULIA PUJIASTUTI *), H.W.S. WENI danABU UMAYAH

Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM 32 Indralaya Ogan Ilir

*)

Corresponding author: yulunsri@unsri.ac.id

ABSTRACT

Tidal rice cultivation faces not only water problems but also insect pests. Therefore, it must be controlled mainly by using natural enemies such as predatory insects and parasitasitoid. Refugia plant is one of the temporary shelters that can meet the needs of natural enemies. The aim of research was to determine the abundance, diversity and family herbivore that dominates in paddy fields with or without refugia. The research was conducted from December 2014 until March 2015, with the location of Mekar Sari village of Muara Telang Banyuasin Regency, South Sumatra Province. Collection of data on the herbivore insect was done by direct observation (visual control), insect nets and pitfall trap. In practice, the observations were made on two subplots rice fields, i.e. one subplot was surrounding by refugia plat and one subplot was not surrounding by refugia plant. The refugia plant were longbean and corn. Observations were made on rice plants in vegetative phase and the generative phase. The results showed 876 individu consisting of 6 orders and 11 families. The abundance of herbivorous insects obtained in the subplot with refugia plants was lower than that of paddy field without refugia plant. Diversity of herbivorous insects in the fields with plants refugia and without refugia is low to moderate. Insect family that dominate on both subplots was Acrididae.

Keywords: herbivore, paddy, tidal area, insects, refugial plant

ABSTRAK

Budidaya tanaman padi pasang surut selain mengalami permasalahan air, juga mengalami kendala berupa serangga hama tanaman. Oleh karenanya harus dilakukan pengendalian terutama dengan memanfaatkan musuh alaminya berupa serangga predator dan parasitasitoid. Tanaman refugia merupakan salah satu tempat tinggal sementara yang dapat memenuhi kebutuhan hidup musuh alami. Tujuan penelitian untuk mengetahui kelimpahan, diversitas dan famili herbivora yang mendominasi pada lahan sawah dengan atau tanpa refugia. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai dengan Maret 2015, dengan lokasi Desa Mekar Sari Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Koleksi data tentang keberadaan arthropoda dilakukan dengan pengamatan langsung (visual control), penggunaan jaring serangga dan pitfall trap. Pada pelaksanaannya, pengamatan arthropoda dilakukan pada 2 subplot sawah dengan perincian satu subplot dengan tanaman refugia berupa tanaman kacang panjang dan jagung, sedangkan satu subplot lain tanpa tanaman refugia. Pengamatan dilakukan pada

(2)

ISBN: 979-587-580-9

2

DRAFT

tanaman padi fase vegetatif dan fase generatif. Hasil pengamatan dan identifikasi menunjukkan 876 individu yang terdiri dari 6 ordo dan 11 famili. Kelimpahan jumlah serangga herbivora yang didapat pada subplot dengan tanaman refugia lebih rendah dibandingkan dengan tanaman padi tanpa tanaman refugia. Diversitas serangga herbivora di sawah dengan tanaman refugia dan tanpa refugia tergolong rendah hingga sedang. Famili yang mendominasi pada kedua subplot tersebut adalah Acrididae.

Kata kunci: herbivora, padi, pasang surut, serangga, tanaman refugia PENDAHULUAN

Budidaya tanaman padi di lahan pasang surut terutama sangat dipengaruhi oleh kondisi pasang surutnya air laut atau sungai, sehingga usaha ini hanya dapat dilakukan sekali dalam setahun. Pada umumnya penanaman padi dilakukan dengan cara tabur benih langsung (Tabela) sehingga tidak terdapat jarak tanam di lahan padi. Selain mengalami permasalahan air, usaha penanaman padi di lahan pasang surut juga mengalami kendala adanya serangan hama tanaman. Beberapa jenis serangga seperti wereng coklat, hama putih palsu, penggerek batang, menjadi hama penting pada tanaman padi di lahan pasang surut. Pada umumnya untuk mengatasi masalah tersebut, petani melakukan pengendalian dengan cara yang paling mudah dan praktis yaitu dengan pengendalian kimia menggunakan insektisida. Namun cara tersebut seringkali menimbulkan kerugian terhadap lingkungan berupa pencemaran dan kematian beberapa jenis serangga berguna seperti musuh alami (predator dan parasitoid) dan serangga penyerbuk.

Serangga musuh alami seringkali memerlukan tempat berlindung sementara sebelum menemukan inang atau mangsanya. Penanaman tanaman di pinggir lahan dapat dilakukan untuk memenuhi hal tersebut. Selain bertujuan untuk mendapatkan hasil produksi sampingan, penanaman tanaman di pinggir lahan dapat berfungsi sebagai sumber makanan bagi imago baik parasitoid maupun predator dan berlindung sementara (refugia). Tanaman refugia merupakan salah satu tempat tinggal sementara yang dapat memenuhi kebutuhan hidup musuh alami. Sari dan Yanuwiadi (2014) melaporkan bahwa jumlah arthropoda yang mendatangi tanaman refugia cukup tinggi sehingga menurunkan tingkat populasi arthropoda pada tanaman padi merah. Penelitian yang dilakukan oleh Wardhani et al (2013) menyebutkan bahwa jumlah arthropoda yang tertarik pada tanaman refugia lebih tinggi dibandingkan pada lahan yang tidak dikombinasikan dengan tanaman refugia.

Pada sekitar tanaman padi sawah pasang surut, biasanya petani menanam tanaman sayuran dan tanaman pangan yang lain seperti kacang panjang dan jagung pada area di sekeliling lahan padi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelimpahan, diversitas dan famili arthropoda herbivora yang mengunjungi pada lahan sawah pasang surut yang disekelilingnya ditanami dengan tanaman refugia.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di sentra produksi padi pasang surut Sumatera Selatan yaitu di Desa Mekar Sari Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. Secara

(3)

3

DRAFT

Geografis Daerah Telang I terletak pada 02o29’ sampai 02o 48’ LS dan 104o 30’sampai 104o52’ BT. dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 10 m dpl yang sebagian besar merupakan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Kondisi curah hujan bulanan saat musim hujan mencapai 790 mm/bulan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Maret 2015. Lahan percobaan seluas 0,5 ha dan di sekelilingnyaa ditanami dengan kacang panjang dan jagung, sedangkan lahan seluas 0,5 ha tidak dikelilingi oleh tanaman kacang pangjang dan jagung. Jarak antara kedua sawah tersebut sekitar 100 meter.

Pengamatan serangga herbivora dilakukan dengan tiga metode yaitu visual control (pengamatan langsung), penggunaan jaring serangga dan pemasangan pitfall trap. Pengamatan dilakukan sebanyak empat kali yaitu dua kali masa vegetatif dan dua kali masa generatif. Visual control dilakukan dengan mengamati serangga herbivora pada pagi hari (jam 7- 9) dicatat serangga yang hinggap atau berada pada tanaman padi. Penggunaan jaring serangga untuk pengambilan serangga herbivora dilakukan dengan 10 kali ayunan ganda. Pemasangan pitfall trap pada lokasi lahan yang dikelilingi oleh tanaman refugia dan lahan tanpa tanaman refugia. Pemasangan dilakukan pada pagi hari dan pengambilan pitfall trap dilakukan setelah dipasang selama 2 x 24 jam. .

Analisis Data. Identifikasi serangga dilakukan di laboratorium Entomologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Data tentang serangga herbivora dan pengaruh efek abiotik dianalisis secara desktiptif.

HASIL Pengamatan serangga herbivora pada fase vegetatif

Pengamatan serangga herbivora saat padi pada saat fase vegetatif dilakukan saat tanaman padi berumur 21hari dan 35 hari. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat 5 ordo dan 12 famili serangga herbivora seperti tercantum pada Tabel 1 dan jumlah serangga yang tertangkap sebanyak 267 ekor ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1.

Tabel 1. Serangga herbivora yang tertangkap dalam pitfall trap, jaring serangga dan teramati visual control pada fase vegetatif di sawah pasang surut dengan tanaman

refugia di Kecamatan Muara Telang

Ordo Famili Pitfall trap Jaring serangga Visual control

Hemiptera Alydidae   Diptera Cecidomyiidae   Orthoptera Acrididae   Coleoptera Chrysomelidae  Homoptera Cicadellidae    Coleoptera Coccinelidae    Coleoptera Curculionidae  Homoptera Delphacidae   Orthoptera Gryllidae  Lepidoptera Hesperidae   Hemiptera Pentatomidae 

(4)

ISBN: 979-587-580-9

4

DRAFT

Gambar 1. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa vegetatif di sawah pasang surut dengan tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada berbagai cara pengambilan sampel

Pada pengamatan tanaman padi tanpa dikelilingi oleh tanaman refugia, terlihat jumalh family yang menyerang sebanyak 11 famli dari 5 ordo (Tabel 2) sedangkan jumlah serangga yang ditemukan dengan berbagai teknik pengambilan (pitfall trap jaring serangga dan visual control) sebanyak 324 ekor ditampilkan pada Gambar 2.

Tabel 2. Serangga herbivora yang tertangkap dalam pitfall trap, jaring serangga dan

teramati visual control pada fase vegetatif di sawah pasang surut tanpa tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang

Ordo Famili Pitfall trap Jaring serangga Visual control

Hemiptera Alydidae   Diptera Cecidomyiidae   Orthoptera Acrididae   Coleoptera Chrysomelidae  Homoptera Cicadellidae    Coleoptera Coccinelidae    Coleoptera Curculionidae  Homoptera Delphacidae   Orthoptera Gryllidae  Lepidoptera Hesperidae   Hemiptera Pentatomidae

(5)

5

DRAFT

Gambar 2. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa vegetatif di sawah pasang surut tanpa tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada berbagai

cara pengambilan sampel

Dari hasil pengamatan pada masa vegetatif sebanyak dua kali ditemukan sejumlah 5 ordo dan 12 famlil serangga herbivore. Dalam pengamatan ini, serangga atau arthropoda yang lain yang tidak berperan sebagai herbivore diabaikan. Jumlah individu herboivora yang dtemukan didominasi oleh family Acrididae ordo Orthoptera.

Pengamatan pada fase generatif.

Masa generatif ditandai dengan adanya kemunculan nunga padi dan bulir padi. Pada saat ini, jumlah famili serangga herbivore pada tanaman dengan refugia yang muncul jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah family pada saat pengamtan padi fase vegetative. Famili yang muncul pada saat generative adalah Famili Coreidae ordo Hemiptera. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 3 dan jumlah serangga yang tertangkap sebanyak 118 ekor ditampilkan pada Gambar 3.

Tabel 3. Serangga herbivore yang tertangkap dalam pitfall trap, jaring serangga dan teramati visual control pada fase generative di sawah pasang surut dengan tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang

Ordo Famili Pitfall trap Jaring

serangga control Visual

Hemiptera Alydidae  Diptera Cecidomyiidae Orthoptera Acrididae   Coleoptera Chrysomelidae  Homoptera Cicadellidae  Coleoptera Coccinelidae  

(6)

ISBN: 979-587-580-9 6

DRAFT

Coleoptera Curculionidae  Homoptera Delphacidae  Lepidoptera Hesperidae   Hemiptera Coreidae  

Gambar 3. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa generatif di sawah pasang surut dengan tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada berbagai cara pengambilan sampel

Pada tanaman padi yang tidak dikelilingi oleh tanaman refugia, family Cecidomyiidae tidak ada namun muncul family Coreidae pada saat padi masak susu yaitu Leptocorisa acuta atau disebut dnegan walangsangit. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 4 dan jumlah serangga herbivora sebanyak 167 ekor ditampilkan pada Gambar 4. Tabel 4. Serangga herbivora yang tertangkap dalam pitfall trap, jaring serangga dan teramati visual control pada fase generative di sawah pasang surut tanpa tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang

Ordo Famili pitfall

trap jaring serangga visual control

Hemiptera Alydidae  

Diptera Cecidomyiidae 

Orthoptera Acrididae    

Coleoptera Chrysomelidae  

(7)

7

DRAFT

Coleoptera Coccinelidae     Coleoptera Curculionidae   Homoptera Delphacidae   Lepidoptera Hesperidae   Hemiptera Coreidae  

Gambar 4. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa generatif di sawah pasang surut tanpa tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada berbagai cara pengambilan sampel

PEMBAHASAN

Pengamatan yang dilakukan terhadap serangga herbivora pada tanaman padi pasang surut dengan penambahan tanaman refugia menunjukkan hasil yang menarik. Pada tanaman padi yang dikelilingi oleh tanaman refugia (dalam hal ini tanaman kacang panjang dan tanaman jagung) mendapat kunjungan serangga herbivora yang lebih sedikit dibandingkan dengan lahan padi tanpa tanaman refugia, baik saat fase vegetatif maupun generatif. Saat vegetatif secara keseluruhan jumlah serangga herbivora pada tanaman dengan refugia sebanyak 267 ekor sedangkan tanpa refugia sebanyak 324 ekor. Dari famili serangga yang menyerang pada tanaman dengan refugia didominasi oleh Coccinelidae sedangkan pada tanaman tanpa refugi didominasi oleh Acrididae. Famili ini menyerang mulai masa vegetatif sampai dengan masa generatif (Arofah dan Tjahjaningrum, 2013).

Pada saat masa vegetatif, sebagian besar herbivora (pemakan daun) muncul dan menyerang karena saat itu tanaman masih muda yang ditunjukkan dengan adanya tekstur daun yang masih lembut. Hal ini mendorong serangga pemakan daun menyerang tanaman, sedangkan pada waktu generatif justru lebih banyak serangga yang menyerang bagian tanaman berupa bulir padi, terutama walang sangit (famili Coreidae). Hal tersebut disebabkan adanya kekhususan inang dari walang sangit yang secara khusus menyerang

(8)

ISBN: 979-587-580-9

8

DRAFT

tanaman padi masak susu (Kalshoven, 1981). Famili Grylidae ditemukan cukup banyak dari masa vegetatif sampai dengan eneratif. Azmi et al (2014) juga menyampaikan hasil penelitiannya bahwa Grylidae cukup mendominasi lahan sawah padi merah dibandingkan dengan pada area refugia.

Famili Acrididae ditemukan dalam jumlah terbanyak baik saat vegetatif maupun generatif. Pada lahan padi yang dikelilingi oleh tanaman refugia jumlah individu dari famili Acridiade yang datang dan menyerang pada tanaman padi lebih rendah dibandingkan pada tanaman yang tidak dikelilingi oleh tanaman kacang panjang dan jagung. Hal ini menunjukkan bahwa Acrididae mencari dan mendapatkan inang yang sesuai pada saat padi pada masa vegetatif tanaman padi tanpa tanaman refugia. Selaras dengan pendapat Sari dan Yanuwiadi (2014) yang melaporkan bahwa Acrididae mempunyai kesukaan terhadap tanaman pada daun muda yang berwarna hijau.

Cara pengambilan serangga herbivora juga sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Penggunaan pitfal trap, biasanya digunakan untuk mendapatkan serangga yang hidup di permukaan tanah, sedangkan jaring serangga yang digunakan lebih ditujukan pada serangga yang hidup pada tajuk tanaman padi atau serangga yang sedang berlindung atau mengunjungi tanaman padi. Dapat dilihat bahwa jaring serangga dapat menangkap serangga terutama dari ordo Hemiptera dan Lepidoptera sedangkan pada pitfall trap lebih banyak menangkap serangga dari ordo Colepoptera dan Orthoptera. Hal ini sesuai dengan habitat dari kedua ordo tersebut yaitu sebagai serangga penghuni permukaan tanah (Erawati et al, 2010). P\engamatan visual control lebih meunjukkan pada keberadaan sesaat serangga herbivora. Ha tersebut belum menunjukkan secara pasti apakah serangga hama tersebut memang menyerang tanaman atau hanya sekedar berhenti untuk sementara. Namun demikian, kehadiran serangga pada tajuk atau bagian tanaman lain, mengindikasikan bahwa tempat tersebut dapat digunakan untuk berhenti smenetara sebelum menyerang tanaman.

KESIMPULAN

Kelimpahan jumlah serangga herbivora yang didapat pada lahan padi dengan tanaman refugia, lebih rendah dibandingkan dengan tanaman padi tanpa tanaman refugia.. Famili yang mendominasi pada kedua tersebut adalah Acrididae.

DAFTAR PUSTAKA

Arofah, S. dan I.T.D Tjahjaningrum. 2013. Pengaruh Habitat Termodifikasi Menggunakan Serai Terhadap Serangga Herbivora dan Produktivitas Padi Varietas IR- 64 di Desa Purwosari, Pasuruan. Jurnal Sains dan Seni Pomits 2 (2): 2337-3520

Azmi, S. L. Leksono, A. S, Yanuwiadi, B. Arisoesilaningsih, E. 2014. Diversitas Arthropoda Herbivor Pengunjung Padi Merah di Sawah Organik di Desa Sengguruh, Kepanjen. J-PAL. 5(1): 57-64.

Erawati, N. V. & D.S. Kahono. 2010. Keanekaragaman dan kelimpahan belalang dan kerabatnya (Orthoptera) pada dua ekosistem pegunungan di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. J. Entomol. Indon., 7(2):100-115.

(9)

9

DRAFT

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indoneisa. Revised and translated by P.A.

van der Laan. PT Ichtiar Baru-van Hoeve Jakarta.

Sari, R. P. & B. Yanuwiadi. 2014. Efek Refugia pada Populasi Herbivora di Sawah Padi Merah Organik Desa Sengguruh, Kepanjen, Malang. Biotropika. 2(1): 14-19. Wardani, F.S., A.S. Leksono, B. Yanuwiadi. 2013. Efek Blok Refugia (Ageratum

conyzoides, Ageratum houstonianum, Commelina diffusa) Terhadap Pola Kunjungan Arthropoda di Perkebunan Apel Desa Poncokusumo, Malang. Jurnal Biotropika | Vol. 1 No. 4 | 2013

Gambar

Gambar 1. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa vegetatif di sawah                    pasang surut dengan tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada berbagai                 cara pengambilan sampel
Gambar 2. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa vegetatif di sawah                        pasang surut tanpa tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada berbagai
Gambar 3. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa generatif di sawah                        pasang surut dengan tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada                            berbagai  cara pengambilan sampel
Gambar 4. Jumlah serangga herbivora yang ditemukan pada masa generatif di sawah                        pasang surut tanpa tanaman refugia di Kecamatan Muara Telang pada                            berbagai  cara pengambilan sampel

Referensi

Dokumen terkait

Modifikasi sensor kecepatan angin beda suhu bertujuan untuk memperbaiki kinerja sensor dengan menstabilkan proses penginderaan kecepatan angin dan transmisi data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian masyarakat tentang tingkat pelayanan dan mengetahui atribut pelayanan apa saja yang perlu ditingkatkan pada Bus AKDP

Guru mata pelajaran geografi di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung memiliki peran penting dalam proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.

Dalam penelitian ini akan meneliti kualitas fisik briket campuran serbuk gergajian kayu Kalimantan dan jerami padi dan kinetika reaksi dengan variasi

Hipotesis dari penelitian ini adalah ikan kembung dapat meningkatkan memori spasial pada tikus putih Hipotiroid Kongenital. Induk tikus bunting

Sistem kendali juga memerlukan sistem monitoring dengan akurasi yang tinggi guna memberikan masukan nilai yang akurat sehingga sistem kendali mampu bekerja dengan

Hurlock (1994) menguraikan permasalahan umum yang berhubungan dengan lansia, antara lain ; (1) keadaan fisik lemah dan tidak berdaya, (2) status ekonominya sangat terancam,

Sistem yang akan dibangun adalah sistem pemesanan dan pembayaran tiket yang dapat diakses dari perangkat Android calon pelanggan, serta sistem check in penumpang yang