• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTTO. Tak ada kata tak mampu yang ada hanya tak mau, niatkanlah. - Penulis Berhentilah mengeluh, kerjakanlah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTTO. Tak ada kata tak mampu yang ada hanya tak mau, niatkanlah. - Penulis Berhentilah mengeluh, kerjakanlah"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MOTTO

“Tak ada kata tak mampu yang ada hanya tak mau, niatkanlah” - Penulis –

“Berhentilah mengeluh, kerjakanlah” - Penulis –

“Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan” - Robert F. Kennedy –

“Percayalah pada keajaiban tapi jangan tergantung padanya” - H. Jackson Brown,Jr –

(2)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang tersayang I Made Kadek, Luh Putu Intarini & I Gede Nyoman Suarjana

Serta

Almamater tercinta,

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Bertanda tangan dibawah ini, saya Kadek Ayu Ratih Dharma Putri, dengan disaksikan oleh tim penguji skripsi, dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan telah disebutkan dalam kutipan serta daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan ini dicabut.

Denpasar, 12 Januari 2017 Yang menyatakan,

Kadek Ayu Ratih Dharma Putri (1202205013)

(4)

Peran Kemandirian dan Efikasi Diri Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Siswa Kelas Unggulan SMA Dwijendra Denpasar

Kadek Ayu Ratih Dharma Putri

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana ABSTRAK

Motivasi berprestasi sangatlah penting pada siswa yang menduduki kelas unggulan. Siswa pada kelas unggulan memiliki kurikulum pelajaran yang sedikit berbeda dari kelas reguler pada umumnya, baik jam pelajaran yang lebih panjang maupun tuntutan wajib agar lebih unggul dibandingkan dengan kelas reguler. Motivasi berprestasi bukanlah aspek mental yang dibawa sejak lahir. Motivasi berprestasi sangat dipengaruhi oleh aspek mental yang memacu penggunaan potensi diri secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dari kemandirian dan efikasi diri terhadap motivasi berprestasi pada siswa kelas unggulan. Subjek pada penelitian ini berjumlah 376 siswa kelas kelas unggulan SMA Dwijendra Denpasar. Alat ukur penelitian yang digunakan adalah skala motivasi berprestasi, skala kemandirian dan skala efikasi diri. Hasil dari uji analisis regresi berganda menunjukkan nilai R=0,576 (p<0,05) dan R2=0,331 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemandirian dan efikasi diri secara bersama-sama berperan sebesar 33,1% terhadap motivasi berprestasi pada siswa kelas unggulan. Koefisien beta terstandarisasi dari kemandirian menunjukkan nilai sebesar 0,053 dan memiliki taraf signifikansi sebesar 0,310 (p>0,05) yang berarti bahwa kemandirian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi berprestasi. Koefisien beta terstandarisasi dari efikasi diri menunjukkan nilai sebesar 0,543 dan memiliki taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa efikasi diri berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi berprestasi.

(5)

The Role of Autonomy and Self Efficacy to The Motivation for Achievement on the Students of Excellent Class at Dwijendra High School in Denpasar

Kadek Ayu Ratih Dharma Putri

Departement of Psychology, Faculty of Medicine, University of Udayana

ABSTRACT

Motivation for achievement is very important to the students who admitted in the excellent class. Students in the class have a slightly different curriculum from those of the regular classes in general, either in the longer lesson-hour and demands required to be superior than the regular classes. Achievement motivation is not a mental aspect inborn. Achievement motivation is strongly influenced by the mental aspects that motivate use of potential optimally. This study aims to look at the role of autonomy and self efficacy on the students achievement motivation in the excellent class. The subjects in this study amounted to 376 students of excellent classes Dwijendra High School in Denpasar. The research measuring instruments used were achievement motivation scale, autonomy scale and self-efficacy scale. The results of multiple regression analysis test showed that the value of R = 0,576 (p<0,05) and R2 = 0,331 so that it can be concluded that the autonomy and self-efficacy showed jointly contribute 33,1% towards the achievement motivation in the students of excellent classes. Standardized beta coefficient of autonomy showed a value of 0,053 and has a significance level of 0,310 (p>0,05) which means that the autonomy does not significantly influence the achievement motivation. Standardized beta coefficient of self-efficacy showed a value of 0,543 and has a significance level of 0,000 (p<0,05) which means that self-efficacy significantly influence achievement motivation.

(6)

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat dan karuniaNya skripsi yang berjudul “Peran Kemandirian dan Efikasi Diri Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Siswa Kelas Unggulan SMA Dwijendra Denpasar” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan tugas utama yang wajib diselesaikan oleh setiap mahasiswa Program Studi Psikologi guna memenuhi sebagian syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak, antara lain kepada:

1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas berkat, rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

2. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT (K), M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3. Dra. Adijanti Marheni, M.Si., Psikolog selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan yang sangat berarti pada skripsi ini sehingga menjadi lebih baik.

4. Dr. Drs. I Made Rustika, M.Si., Psikolog selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus pembimbing akademik yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran dalam membimbing, memberi dukungan serta berbagai saran hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(7)

5. Luh Kadek Pande Ary Susilawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan yang sangat berarti pada skripsi ini sehingga menjadi lebih baik.

6. Ni Made Ari Wilani, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan yang sangat berarti pada skripsi ini sehingga menjadi lebih baik.

7. Seluruh dosen Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah memberikan pengajaran terbaik dan membagikan ilmu serta pengalaman selama menempuh perkuliahan.

8. Seluruh staff pegawai Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah banyak membantu peneliti dalam segala urusan birokrasi dan administrasi.

9. Seluruh siswa serta pihak sekolah SMA Dwijendra Denpasar yang telah bersedia menjadi responden serta memfasilitasi penulis dalam pengambilan data penelitian skripsi.

10. Orangtua tercinta I Made Kadek dan Luh Putu Intarini yang selalu memberikan dukungan tiada henti, memberikan saran, doa dan perhatian baik secara psikologis maupun finansial untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Suami tercinta I Nyoman Gede Suarjana yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk menemani dan memberikan dukungan secara psikologis maupun finansial untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

(8)

12. Kadek Wulandari, Rima Yunanda, Kadek Novi dan Ratih Wulandari yang selalu memberikan saran, waktu luang untuk berdiskusi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Sahabat tersayang Gusti Ayu Satyawathi dan Taman Ratnalaya yang selalu memberikan perhatian dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Keluarga besar Zettrasedon yang tidak dapat diebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada peneliti selama penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Om Shanti Shanti Shanti Om

Denpasar, 12 Januari 2017

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Keaslian Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Motivasi Berprestasu ... 13

1. Definisi Motivasi Berprestasi ... 13

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi ... 14

3. Dimensi Motivasi Berprestasi ... 15

B. Kemandirian ... 18

1. Definisi Kemandirian ... 18

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ... 18

3. Dimensi Kemandirian ... 20

C. Efikasi Diri ... 22

1. Definisi Efikasi Diri ... 22

2. faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri ... 23

3. Dimensi Efikasi Diri ... 24

D. Peran Kemandirian dan Efikasi Diri terhadap Motivasi Berprestasi pada Siswa Kelas Unggulan SMA Dwijendra Denpasar ... 26

E. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN ... 31

A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 31

1. Variabel Tergantung ... 31

2 . Variabel Bebas ... 31

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 31

1. Motivasi Berprestasi ... 31

2. Kemandirian ... 32

3. Efikasi Diri ... 32

(10)

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 32

D. Metode Pengumpulan Data ... 33

1. Skala Motivasi Berprestasi ... 33

2. Skala Kemandirian ... 34

3. Skala Efikasi Diri ... 36

E. Validitas Dan Reliabilitas ... 37

1. Validitas Instrumen ... 37

2. Reliabilitas Instrumen ... 38

F. Metode Analisis Data ... 38

1. Uji Asumsi ... 39

2. Uji Hipotesis ... 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . ... 41

A. Persiapan Penelitian . ... 41

1. Persiapan Uji Coba Alat Ukur ... 41

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 41

B. Pelaksanaan Penelitian . ... 45

C. Analisis Data dan Hasil Penelitian . ... 45

1. Karakteristik Subjek . ... 45

2. Deskripsi dan Kategorisasi Data Penelitian . ... 48

3. Uji Asumsi Penelitian . ... 50

a. Uji Normalitas . ... 51

b. Uji Linearitas . ... 52

c. Uji Multikolinearitas ... 53

4. Uji Hipotesis . ... 54

5. Uji Data Tambahan . ... 56

D. Pembahasan . ... 58

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN . ... 64

A. Kesimpulan . ... 64

B. Saran . ... 65

1. Saran Praktis . ... 65

2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya . ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Peran Kemandirian dan Efikasi Diri Terhadap

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Penilaian Skala ... 33

Tabel 2. Aspek dan Distribusi Item Motivasi Berprestasi ... 35

Tabel 3. Aspek dan Distribusi Item Kemandirian ... 36

Tabel 4. Aspek dan Distribusi Item Efikasi Diri ... 37

Tabel 5. Nomor Item Gugur Pada Skala Motivasi Berprestasi ... 43

Tabel 6. Sebaran Item Skala Motivasi Berprestasi ... 44

Tabel 7. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 8. Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia ... 46

Tabel 9. Karakteristik Subjek Berdasarkan Pendidikan Ayah ... 46

Tabel 10. Karakteristik Subjek Berdasarkan Pendidikan Ibu ... 47

Tabel 11. Deskripsi Data Penelitian ... 48

Tabel 12. Rumus Kategorisasi Jenjang Ordinal Data Penelitian ... 48

Tabel 13. Kategorisasi Kemandirian ... 49

Tabel 14. Kategorisasi Efikasi Diri ... 49

Tabel 15. Kategorisasi Motivasi Berprestasi ... 50

Tabel 16. Uji Normalitas Data Penelitian ... 51

Tabel 17. Uji Linieritas Data Penelitian ... 52

Tabel 18. Uji Multikolinieritas Data Penelitian ... 53

Tabel 19. Uji Regresi Berganda Data Penelitian ... 54

Tabel 20. Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F ... 54

Tabel 21. Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Koefisien Beta dan Nilai T ... 55

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lembar Kesediaan Menjadi Subjek ... 70

Lampiran 2. Skala Motivasi Berprestasi ... 71

Lampiran 3. Skala Kemandirian ... 74

Lampiran 4. Skala Efikasi Diri ... 77

Lampiran 5. Data Uji Coba Skala Motivasi Berprestasi ... .79

Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi ... .87

Lampiran 7. Data Penelitian ... .89

Lampiran 8. Deskripsi Data Penelitian ... .98

Lampiran 9. Uji Normalitas Data Penelitian ... .99

Lampiran 10. Uji Linieritas Data Penelitian ... 100

Lampiran 11. Uji Multikolinieritas Data Penelitian ... 102

Lampiran 12. Uji Regresi Berganda Data Penelitian ... 103

Lampiran 13. Uji Independent Sample t-Test ... 105

Lampiran 14. Wawancara Pendahuluan ... 108

Lampiran 15. Studi Pendahuluan ………..110

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu memiliki kondisi psikologis maupun fisiologis yang berfungsi sebagai pendorong individu dalam melakukan sesuatu, kondisi ini disebut dengan motivasi (Noehi Nasution dalam Djamarah, 2011). Menurut Greenberg dan Baron (dalam Khairani, 2013), motivasi adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku individu ke arah pencapaian tujuan (kebutuhan). Motivasi antara individu satu dan individu yang lainnya bisa saja berbeda-beda dalam melakukan kegiatan yang sama.

Maslow (dalam Djaali, 2013), mengungkapkan bahwa terdapat lima tingkatan kebutuhan dasar hidup individu, antara lain: 1) kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dengan segera, seperti kebutuhan untuk makan, minum, berpakaian dan bertempat tinggal; 2) kebutuhan keamanan, kebutuhan ini merupakan kebutuhan individu untuk memproleh keselamatan, keamanan, jaminan atau perlindungan dari ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup dan kehidupan dengan segala aspeknya; 3) kebutuhan sosial, kebutuhan ini merupakan kebutuhan individu untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, berkelompok, dan bermasyarakat; 4) kebutuhan akan harga diri, kebutuhan ini merupakan kebutuhan individu untuk memperoleh penghormatan, pujian, penghargaan dan pengakuan; 5) kebutuhan akan aktualisasi diri, kebutuhan ini merupakan kebutuhan individu untuk memperoleh kebanggaan, kekaguman dan kemasyhuran sebagai pribadi yang mampu mengaktualisasikan potensi secara maksimal sehingga tercapai prestasi yang luar biasa.

Berdasarkan kelima tingkatan tersebut, kebutuhan akan harga diri merupakan kebutuhan yang paling berkaitan dengan motivasi berprestasi. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung akan sukses memenuhi kebutuhan dalam tingkatan ini daripada

(15)

individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Motivasi berprestasi merupakan kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat didalam diri individu yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu yaitu berprestasi setinggi mungkin (Djaali, 2013). Motivasi melibatkan suatu proses yang memberikan energi, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Khairani (2013) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi merupakan bagian pembelajaran yang esensial dalam rangka membentuk pribadi manusia yang berkarakter, dimana motivasi berprestasi ini dapat melahirkan individu-individu yang unggul, penemu, kreatif, dan terus berkarya untuk kepentingan bersama.

Pada era globalisasi ini, motivasi berprestasi sangatlah penting. Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat, lapangan pekerjaan menjadi terbatas, standar-standar pendidikan maupun pekerjaan menjadi semakin tinggi, menyebabkan timbulnya persaingan yang tinggi dalam dunia pekerjaan maupun dunia pendidikan, lebih lebih lagi pada siswa yang menduduki kelas unggulan khususnya pada siswa kelas unggulan SMA Dwijendra Denpasar.

Siswa kelas unggulan SMA Dwijendra Denpasar memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelas reguler di SMA tersebut, mulai dari proses seleksi siswa dalam menduduki kelas unggulan (dengan mengikuti tes IQ, tes tulis terkait kemampuan akademik, hasil tes tulis kemampuan akademik minimal memenuhi syarat rata-rata diatas 7, dan menggunakan pertimbangan nilai raport saat SMP), mendapatkan jam pelajaran yang lebih panjang dibanding kelas reguler, mendapatkan pembinaan materi lanjutan dari pembelajaran yang di ujian nasionalkan baik pembinaan dari guru pengampu bidang studi maupun dari dosen Universitas Udayana, menggunakan sistem bilingual (menggunakan bahasa Indonesia sekaligus bahasa Inggris dalam proses belajar mengajar), dan dibina secara mental untuk mengikuti berbagai kegiatan lomba-lomba seperti lomba cerdas cermat. Selain itu juga diharapkan siswa kelas unggulan mampu menjadi juara disegala perlombaan, dapat

(16)

memasuki universitas Negeri dan diharapkan mampu bersaing dalam dunia pekerjaan (Putri, 2016).

Apabila motivasi berprestasi yang dimiliki individu rendah, maka individu tidak akan mampu bersaing dan mencapai harapan atau tujuannya dengan maksimal, sedangkan individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki peluang yang sangat tinggi untuk sukses mencapai harapan atau tujuannya. Pemaparan tersebut didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Santrock (2003) bahwa motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan mencapai kesuksesan.

Schwitzgebel dan Kalb (dalam Djaali, 2013) mengemukakan bahwa individu dengan motivasi berprestasi tinggi menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan atau kebetulan. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung akan lebih profesional dalam melakukan sebuah pekerjaan dan berpeluang lebih besar untuk sukses dibandingkan dengan individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Individu dengan motivasi beprestasi tinggi juga tertarik terhadap tantangan, dimana individu ini akan selalu berusaha mencoba lebih kreatif. Pemaparan tersebut didukung oleh penelitian Kuntjojo dan Matulessy (2012), yang menunjukkan ada hubungan positif antara motivasi berprestasi dan kreativitas.

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi memilih tujuan yang realistis tetapi menantang daripada tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya (Schwitzgebel & Kalb dalam Djaali, 2013). Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan mengukur kemampuan yang dimiliki dan mempertimbangkan berbagai macam rintangan yang mungkin akan terjadi sebelum menentukan suatu tujuan sehingga berpeluang lebih tinggi dalam mencapai kesuksesan. Pemaparan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Mulyana (2015), dimana hasil penelitiannya menunjukkan ada

(17)

hubungan yang positif antara goal-setting dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan prestasi atlet renang.

Schwitzgebel dan Kalb (dalam Djaali, 2013), mengemukakan bahwa individu dengan motivasi berprestasi tinggi mencari situasi atau pekerjaan dimana individu tersebut memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya. Apabila lingkungan tidak mampu mengayomi kemampuan yang dimiliki individu maka individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung akan keluar dari lingkungan tersebut dan mencari lingkungan yang sesuai, sedangkan individu dengan motivasi berprestasi rendah akan tetap tinggal dan tidak mampu berkembang menjadi lebih baik. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi juga mampu menerima kritik dan saran dengan bijak, sehingga individu ini mampu menjadi lebih baik dari prestasi yang sudah dicapai di masa lalu.

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi senang bekerja sendiri dan mengungguli orang lain (Schwitzgebel & Kalb dalam Djaali, 2013). Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi berpeluang menyelesaikan masa kuliah S1 lebih cepat dibandingkan dengan mahasiswa pada umumnya. Pemaparan tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Palupi dan Wrastari (2013), dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa psikologi angkatan 2010 Universitas Airlangga Surabaya.

Schwitzgebel dan Kalb (dalam Djaali, 2013) mengemukakan bahwa individu dengan motivasi berprestasi tinggi mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. Ketika dalam proses pencapaian tujuan individu mengalami rintangan maupun godaan untuk melakukan hal atau kegiatan diluar tujuan yang telah ditentukan, individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung lebih mampu mengutamakan hal atau kegiatan mana yang lebih penting yang mampu memberikan dampak positif bagi dirinya dan

(18)

tujuan yang telah ditentukan, sedangkan individu dengan motivasi berprestasi rendah cenderung tidak bisa menentukan mana yang lebih penting dan mudah tertarik dengan hal atau kegiatan yang dapat mengganggu pencapaian tujuannya.

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya kecuali hal tersebut merupakan lambang prestasi atau suatu ukuran keberhasilan (Schwitzgebel & Kalb dalam Djaali, 2013). Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung lebih mengutamakan kualitas dari hasil tujuannya, apakah hasil dari tujuan tersebut merupakan sebuah kebanggaan akan keberhasilan atau hanya sekedar keuntungan yang tidak memiliki nilai kebanggan.

Dalam setiap proses pendidikan motivasi berprestasi setiap siswa tidaklah sama, antara siswa satu dengan siswa lainnya memiliki motivasi berprestasi yang berbeda. Ada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan ada juga yang memiliki motivasi berprestasi rendah, serta ada juga yang motivasi berprestasinya biasa-biasa saja. Sehingga timbul pertanyaan mengapa ada peserta didik yang motivasi berprestasinya tinggi dan ada yang motivasi berprestasinya rendah.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi tingginya motivasi berprestasi pada individu. Salah satu faktor tersebut adalah yang berkaitan dengan kesiapan, mengemban tanggung jawab dan tidak bergantung dengan orang lain, aspek mental yang paling sesuai dengan karakteristik faktor tersebut adalah kemandirian. Kemandirian atau yang sering disebut dengan otonomi adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan (Desmita, 2009).

Individu dengan kemandirian yang tinggi memiliki sifat tidak bergantung dengan orang lain (Steinberg, 2014). Kemandirian yang tinggi dalam diri individu dapat meningkatkan motivasi berprestasi, dalam hal ini individu dengan kemandirian yang tinggi

(19)

cenderung akan lebih suka mengerjakan sesuatu dengan sendiri dan bersaing mengungguli orang lain, sedangkan individu dengan kemandirian yang rendah senang bergantung dengan orang lain, melakukan sesuatu dengan bantuan orang lain, dan lebih suka berkelompok. Keterkaitan antara kemandirian dan motivasi berprestasi tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh David, Matullesy dan Pratikto (2014), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara variabel kemandirian dengan motivasi berprestasi.

Steinberg (2014), mengemukakan bahwa individu dengan kemandirian yang tinggi memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan. Kemandirian yang tinggi dalam diri individu dapat meningkatkan motivasi berprestasi, dalam hal ini individu dengan kemandirian yang tinggi cenderung akan lebih menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan memilih tujuan yang realistis tetapi menantang untuk dijalani, sedangkan individu dengan kemandirian yang rendah tidak mampu untuk memilih situasi atau tugas yang sesuai kemampuan serta tidak mampu memilih tujuan yang realistis.

Individu dengan kemandirian yang tinggi mulai menentukan prinsip sendiri tanpa ada campur tangan orang atau pihak lain (Steinberg, 2014). Kemandirian yang tinggi dalam diri individu dapat meningkatkan motivasi berprestasi, dalam hal ini individu dengan kemandirian yang tinggi cenderung lebih menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya tanpa ada campur tangan orang lain, sedangkan individu dengan kemandirian yang rendah cenderung tidak memiliki prinsip sendiri, dimana individu ini mudah dipengaruhi pihak lain. Keterkaitan antara kemandirian dan motivasi berprestasi tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsih (2015), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara motivasi berprestasi dan kemandirian. Penelitian korelasional tersebut menunjukkan bahwa naiknya taraf motivasi

(20)

berprestasi akan diikuti oleh naiknya taraf kemandirian atau sebaliknya, naiknya taraf kemandirian akan diikuti oleh naiknya taraf motivasi berprestasi.

Steinberg (2014), mengemukakan bahwa individu dengan kemandirian yang tinggi sudah menentukan nilai-nilai sendiri. Individu dengan kemandirian yang tinggi cenderung tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya kecuali hal tersebut merupakan lambang prestasi atau suatu ukuran keberhasilannya, sedangkan individu dengan kemandirian yang rendah cenderung bersikap tidak konsisten, dimana nilai-nilai yang dimiliki belum jelas dan tegas, apakah individu tersebut sekedar mencari uang atau sudah memiliki nilai lebih dari hasil uang yang diperoleh.

Faktor lain yang juga menentukan taraf motivasi berprestasi adalah keyakinan mampu mencapai target yang ditetapkan, aspek mental yang sesuai dengan karakteristk tersebut adalah efikasi diri. Efikasi diri merupakan keyakinan individu untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki serta keyakinan individu untuk mengatasi berbagai rintangan yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan atau pemecahan masalah (Bandura, 1997).

Individu dengan efikasi diri yang tinggi memiliki keyakinan diri menyelesaikan suatu tugas dalam level tertentu sesuai dengan kemampuannya (Bandura, 1997). Efikasi diri yang tinggi dalam diri individu dapat meningkatkan motivasi berprestasi, dalam hal ini individu dengan efikasi diri yang tinggi yakin memiliki keyakinan mampu menggunakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki guna mencapai target tertentu, hal ini selanjutnya akan memacu individu tersebut untuk mencapai target yang lebih tinggi lagi. Dorongan untuk mencapai target yang lebih tinggi merupakan salah satu aspek motivasi berprestasi. Keterkaitan antara efikasi diri dan motivasi berprestasi tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah dan Hasan (2011), dimana hasil penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara self-efficacy dengan motivasi berprestasi.

(21)

Bandura (1997), mengemukakan bahwa individu dengan efikasi diri yang tinggi memiliki keyakinan bisa mengaplikasikan apa yang sudah dikuasai terhadap tugas yang memiliki kemiripan dan yakin mampu menerapkan kemampuan tersebut dalam tugas yang dimiliki. Efikasi diri yang tinggi dalam diri individu dapat meningkatkan motivasi berprestasi, dalam hal ini individu dengan efikasi diri yang tinggi memiliki keyakinan mampu untuk mengaplikasikan kemampuan yang telah dimiliki dalam menyelesaikan tugas maupun mencapai target yang serupa bahkan lebih baik dari pencapaian sebelumnya, sehingga hal ini selanjutnya akan memacu individu tersebut untuk menentukan target yang lebih menantang dan melebihi prestasi yang dimiliki oleh orang lain. Dorongan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dari orang lain merupakan salah satu aspek dari motivasi berprestasi.

Individu dengan efikasi diri yang tinggi memiliki keyakinan yang kuat (Bandura, 1997). Individu dengan taraf efikasi diri tinggi akan selalu gigih atau tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan tugas karena individu tersebut memiliki keyakinan mampu mengantisipasi rintangan maupun tantangan yang mungkin muncul dalam proses pencapaian dengan mengelola kelebihan kelebihan yang dimiliki, sehingga individu tersebut akan terpacu untuk mengambil tugas-tugas yang menuntut tanggung jawab atas hasil-hasilnya. Dorongan untuk mengambil tugas yang menuntut tanggung jawab atas hasil-hasilnya merupakan salah satu aspek dari motivasi berprestasi. Keterkaitan antara efikasi diri dan motivasi berprestasi tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Afifah (2014); begitu juga Hartono (2015), dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri memiliki pengaruh yang positif terhadap motivasi berprestasi pada mahasiswa ekonomi Universitas Kuningan

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti merasa bahwa perlu diadakannya penelitian untuk mengetahui peran kemandirian dan efikasi diri terhadap motivasi berprestasi pada siswa kelas unggulan SMA Dwijendra Denpasar.

(22)

B. Rumusan Masalah

Apakah kemandirian dan efikasi diri berperan terhadap motivasi berprestasi pada siswa kelas unggulan SMA Dwijendra Denpasar.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran kemandirian dan efikasi diri terhadap motivasi berprestasi pada siswa kelas unggulan SMA Dwijendra Denpasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat pada pengembangan ilmu Psikologi pada umumnya dan pada khususnya Psikologi Pendidikan, Psikologi Kepribadian serta Psikologi Perkembangan.

2. Manfaat Praktis a. Siswa

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada siswa bahwa terdapat peran kemandirian dan efikasi diri terhadap motivasi berprestasi sehingga siswa bisa lebih sadar diri untuk meningkatkan kemandirian dan efikasi diri guna meningkatkan motivasi berprestasinya.

b. Orangtua

Diharapkan penelitian ini mampu menambah wawasan dan informasi mengenai peran kemandirian dan efikasi diri terhadap motivasi berprestasi agar mampu membimbing dan menuntun anaknya untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik serta memberikan lingkungan yang sesuai bagi anak guna menunjang keberhasilannya.

(23)

c. Institusi

Diharapkan penelitian ini mampu menambah wawasan dan informasi mengenai peran kemandirian dan efikasi diri terkait motivasi berprestasi pembelajar agar mampu membuat program pengajaran yang bisa mengembangkan kemandirian dan efikasi diri pembelajar sehingga pembelajar mampu meningkatkan motivasi berprestasinya baik dengan menerapkan kurikulum maupun mengadakan kegiatan-kegiatan seperti outbond, belajar dialam terbuka, dan lain sebagainya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang peran kemandirian dan efikasi diri terhadap motivasi berpretasi sepengetahuan penulis sudah pernah dilakukan penelitian lain, namun penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun beberapa penelitian yang membahas mengenai kemandirian, efikasi diri dan motivasi berprestasi antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ema Uzlifatul Jannah pada tahun 2013 dengan judul “Hubungan Antara Self-Efficacy Dan Kecerdasan Emosional Dengan Kemandirian Pada Remaja“. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas X-XI MA Bahr Ulum Kupang Jetis Mojokerto tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ada hubungan antara self-efficacy dan kecerdasan emosional dengan kemandirian remaja.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni pada tahun 2013 dengan judul “Hubungan Efikasi Diri Dan Regulasi Emosi Dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa SMK Negeri 1 Samarinda“. Subjek dalam penelitian ini adalah 90 siswa SMK Negeri 1 Samarinda. Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang

(24)

positif dan signifikan antara efikasi diri dan regulasi emosi dengan motivasi berprestasi.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Auliaillah Ilmi Rahadianto & Nono Hery Yoenanto pada tahun 2014 dengan judul “Hubungan Antara Self-Efficacy Dan Motivasi Berprestasi Dengan Kecemasan Akademik Pada Siswa Program Sekolah RSBI Di Surabaya“. Subjek penelitian ini adalah 282 siswa di sekolah RSBI di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara self-efficacy dan motivasi berprestasi dengan kecemasan akademik pada siswa RSBI.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Lydia Edmay Viveca David, Andik Matullesy & Herlan Pratikto pada tahun 2014 dengan judul “Pola Asuh Demokratis, Kemandirian Dan Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa“. Subjek penelitian adalah 110 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado semester dua angkatan 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada korelasi atau hubungan antara pola asuh demokratis dengan motivasi berprestasi, sedangkan terdapat korelasi positif yang sangat signifikan antara variabel kemandirian dengan motivasi berprestasi.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ikasuwaji & Yamin Setiawan pada tahun 2015 dengan judul “Hubungan Antara Penerimaan Orang Tua Dan Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Anak Slowlearne “. Subjek dalam penelitian ini adalah 70 slowlearner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penerimaan diri orang tua dan konsep diri secara bersama-sama dengan motivasi berprestasi.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Arifian Bagus Wicaksono & Desi Nurwidayanti pada tahun 2015 dengan judul “Hubungan Antara Konformitas Dengan Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya“.subjek dalam penelitian ini adalah 180 mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya. Hasil

(25)

pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konformitas dengan motivasi berprestasi.

Perbedaan keenam penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya dengan peneliti lakukan adalah variabel yang mempengaruhi motivasi berprestasi. Peneliti memberikan fokus kepada kemandirian dan efikasi diri terhadap motivasi berprestasi pada siswa kelas unggulan SMA Dwijendra Denpasar.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap muslim tentu ingin bisa membaca Al-Qur’an secara benar dan baik, karenanya setiap muslim pasti berusaha dengan belajar kepada guru dan berdoa kepada Allah agar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisi kelaras 68% dan jerami 17% merupakan variasi komposisi media dengan hasil berat basah, berat kering, dan jumlah tubuh buah

Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model pendekatan Think Pair Share dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.Hasil yang diperoleh dalam

Nazih Hammad menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang diharamkan seperti alkohol dalam medis dan obat-obatan selama belum bisa tergantikan atau tidak ada alternatif lain yang

tata letak yng berorientasi pada produk disusun dikeliling produk atau kelompok produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan variasi rendah... dua jenis tata letak

1) Langkah pertama adalah langkah hisap. Selanjutnya, katup hisap akan terbuka sebelum mencapai TMA dan katup buang akan tertutup. Akibatnya, akan terjadi kevakuman

Substitusi alginat dapat meningkatkan kestabilan emulsi kamaboko ikan Kuniran pada subtitusi alginat 2,5% dan tepung tapioka 7,5%,Nilai stabilitas emulsi kamaboko dengan

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya, ditemukan 35 kasus filariasis kronis di Kecamatan Kodi Balaghar, namun sejauh ini belum pernah