54 BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan dalam penelitian ini yaitu:
“Teknik sosiodrama tidak dapat mereduksi secara signifikan perilaku
kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMA Theresiana”.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti ingin menyampaikan beberapa saran bagi
remaja (19 siswa subjek penelitian). Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan
adalah :
1. Jika nantinya terdapat penelitian/ kegiatan bimbingan, ikuti dan
manfaatkan dengan lebih baik, tanpa paksaan dan penuh dengan
pemahaman dan kesadaran diri.
2. Masa remaja adalah masa yang cukup sulit untuk dihadapi, namun tidak
55
hingga membuat diri sendiri ikut arus di dalamnya. Untuk itu pergunakan
masa remaja ini dengan hal-hal yang lebih positif, lebih membangun dan
bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, sekolah dan masyarakat.
5.2.2 Bagi Kepala Sekolah dan Guru Pembimbing SMA Theresiana Salatiga
Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak kekurangan dalam kegiatan
bimbingan. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan beberapa hal yang sekiranya
dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi guru pembimbing maupun
kepala SMA Theresiana Salatiga.
1. Guru pembimbing dan sekolah kiranya lebih dapat memperhatikan
perkembangan siswa. Setiap perilaku penyimpangan sebaiknya menjadi
bahan pelayanan yang serius dan tidak mentolerir bahwa memang masa
remaja demikian adanya.
2. Sekalipun penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan dengan
teknik sosiodrama tidak dapat mereduksi secara siginifikan perilaku
kenakalan remaja, penulis melihat ada beberapa anak yang mulai
menunjukkan perubahan untuk itu perlu segera ditindak lanjuti agar
mereka dapat menjadi lebih baik. Guru pembimbing dapat memberi
bimbingan dengan metode lain yang sekiranya lebih dapat membantu
siswa terkait permasalahan kenakalannya atau dengan konseling.
3. Dalam menangani remaja, khususnya yang bermasalah membutuhan suatu
56
dalam bidangnya untuk itu diharapkan sekolah mempunyai guru
pembimbing yang memang memiliki kompetensi dan kualifikasi di
bidangnya.
5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik sosiodrama sebagai strategi
intervensi tidak dapat mereduksi secara signifikan perilaku kenakalan remaja, untuk
itu bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian terkait
kenakalan remaja, bisa mencari strategi lain atau dengan konseling supaya diperoleh
intervensi yang signifikan dapat menurunkan kenakalan remaja. Konseling yang
dapat diberikan, antara lain;
1. Konseling kelompok teleoanalitik (Konseling Adlerian), konseling ini
dapat digunakan bagi mereka yang secara nyata berhadapan dengan
kehilangan akan prestise dan berhadapan dengan pengakuan terbuka akan
anti sosial ataupun kehendak yang asosial (Loekmono, 2006). Demikian
juga dengan Seligman (1997), menyatakan bahwa konseling Adlerian
berguna untuk perawatan berbagai kelainan, termasuk kelainan perilaku,
perilaku anti sosial, ansietas masa kanak-kanak dan remaja, beberapa
kelainan afektif dan kelainan kepribadian (dalam Gladding, 2012).
2. Terapi Realitas (RT), pendekatan ini fleksibel dan dapat diterapkan pada
banyak populasi. Khususnya tepat diterapkan dalam perawatan
57
pengendalian impuls, penyimpangan kepribadian dan tingkah laku
antisosial. Terapi ini dapat diterapkan dalam konseling individual untuk
anak-anak, remaja, dewasa dan lansia dan juga dalam konseling kelompok,
perkawinan dan keluarga (Gladding, 2012).
3. Terapi Gestalt, pendekatan ini tepat untuk mengobati penyimpangan afektif
tertentu, kondisi kegelisahan, kelainan somatoform, kelainan penyesuaian
dan diagnosis DSM-IV-TR seperti permasalahan yang berhubungan
dengan pekerjaan dan permasalahan interpersonal (Seligman, 1997).