• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat dan Motivasi Mahasiswa dalam Mengikuti Perkuliahan dengan E-Learning pada Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Minat dan Motivasi Mahasiswa dalam Mengikuti Perkuliahan dengan E-Learning pada Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juli 2021 eISSN 2657- 0998

901

Minat dan Motivasi Mahasiswa dalam Mengikuti Perkuliahan dengan

E-Learning pada Jurusan Pendidikan Fisika

FKIP Universitas Syiah Kuala

Nurhanifah, Evendi, Nurulwati Universitas Syiah Kuala

Email: nhanifah385@gmail.com, evendi@unsyiah.ac.id., nurulwati@unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Sistem e-lerning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi berbasis web yang memfasilitasi mahasiswa untuk belajar dikelas maupun ruang kelas tanpa tersekat ruang dan waktu. Minat belajar dan motivasi belajar mahasiswa dapat meningkat, menurun ataupun menetap apabila mengikuti perkuliahan dengan menggunakan suatu metode belajar tertentu yang diterapkan oleh Dosen. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan minat dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dengan e-learning pada jurusan pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa/i Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala yang pernah mengikuti kuliah dengan e-learning yaitu mahasiswa angkatan 2017 terdiri dari 63 orang, mahasiswa tahun 2018 terdiri dari 52 orang, dan mahasiswa tahun 2019 terdiri dari 73 orang. Maka jumlah populasi keseluruhan adalah 188 orang. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 38 orang responden yang diambil 20% dari jumlah populasi. Instrumen penelitian ini adalah angket. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat kategori-kategori minat belajar mahasiswa yaitu kategori sangat tinggi sebanyak 2,63%, kategori tinggi sebanyak 34,2%, kategori sedang sebanyak 36,8%, kategori rendah sebanyak 15,7% dan kategori sangat rendah sebanyak 10,5%. Adapun kategori motivasi belajar mahasiswa yaitu sangat tinggi 13,1%, kategori tinggi sebanyak 18,4%, kategori sedang sebanyak 36,8% dan kategori rendah berupa 26,3% dan mahasiswa dan kategori sangat rendah sebanyak 5,26%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah minat dan motivasi belajar mahasiswa sama-sama berada pada kategori sedang dengan persentase 36,8%.

Kata Kunci: Minat Belajar, Motivasi Belajar, E-learning PENDAHULUAN

Proses perkuliahan didukung oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik. Salah satu faktor ekstrinsik berupa fasilitas yang disediakan universitas untuk berlangsungnya perkuliahan. Faktor intrinsik berupa minat dan motivasi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Minat membuat seseorang berinisiatif melakukan suatu tindakan dengan kemauannya sendiri atau bersungguh-sungguh tanpa terpaksa (Pibriana, D, 2017).

Minat belajar yang besar atau meningkat pada diri seseorang akan diikuti oleh peningkatan hasil belajar artinya semakin baik minat belajar maka semakin baik hasil belajar yang didapatkan seseorang (Adawiyah, R, 2019). Salah satu hal yang dapat

(2)

902

meningkatkan minat belajar mahasiswa adalah media pembelajaran (Inggriyani, F, 2019). Media belajar yang dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa adalah dengan menggunakan internet (Pibriana, D, 2017).

Selain minat, faktor intrinsik juga termasuk motivasi belajar yang merujuk pada daya gerak psikis diri seseorang dalam melakukan suatu tindakan untuk mendapatkan pengalaman (Permana, A, 2016). Motivasi juga merujuk pada nilai keyakinan atau dorongan dalam diri seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu (Suwastika. I. W. K, 2018). Salah satu hal yang mempengaruhi motivasi belajar adalah media pembelajaran seperti belajar dengan internet atau e-learning (Suwastika. I. W. K, 2018).

Kendala yang sering dihadapi dalam dunia pendidikan adalah kurangnya kemandirian pada mahasiswa dikarenakan metode tatap muka yang masih mendominasi di dalam kelas dimana pembelajarannya masih terpusat pada dosen. Akibatnya, mahasiswa masih bergantung pada dosen (Dina, 2017). Strategi dan metode belajar yang kurang sesuai dengan tuntutan perkuliahan yang diterapkan dosen menyebabkan rendahnya perhatian, motivasi (ketertarikan) dan minat mahasiswa dalam belajar (Harini. E, 2016).

Masa pandemi yang berlangsung sejak awal tahun 2020 membuat pembelajaran mengalami sedikit hambatan. Mahasiswa tak dapat lagi hadir ke dalam kelas karena peraturan pemerintah yang memberhentikan pembelajaran tatap muka untuk pencegahan covid-19. Intruksi surat edaran No 3 Tahun 2020 terkait pencegahan covid-19 berisi larangan kepada seluruh warga satuan pendidikan untuk menghindari kontak fisik langsung seperti bersalaman dan menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.

Rektor Universitas Syiah Kuala mengeluarkan surat edaran tentang pemberhentian belajar tatap muka dan memberlakukan belajar di rumah masing-masing dengan sistem daring. Mahasiswa dapat memanfaatkan e-learning Universitas Syiah Kuala dan video conference untuk belajar jarak jauh. Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran Rektor No

B/1669/UN11/KP11.00/2020.

Pembelajaran diharapkan tetap berlangsung selama masa pandemi dengan memanfaatkan internet untuk belajar dari rumah. Sistem belajar secara online atau secara elektronik yang dikenal dengan e-learning menyebabkan terjadinya transformasi pendidikan dari tatap muka ke digital (Purlilaiceu, 2018, Yuhasriati et al. 2020). Pemanfaatan sistem e-learning juga dapat membuat mahasiswa memiliki kemampuan untuk menjelajah, memperdalam, serta mengkaji materi secara aktif dan mandiri (Divayana. D. G. H, 2017).

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa/i Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala yang pernah mengikuti kuliah dengan e-learning yaitu mahasiswa angkatan 2017 terdiri dari 63 orang, mahasiswa tahun 2018 terdiri dari 52 orang, dan mahasiswa tahun 2019 terdiri 73 orang. Maka jumlah populasi keseluruhan adalah 188 orang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 38 orang

(3)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juli 2021 eISSN 2657- 0998

903

diambil 20% dari populasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan angket dan wawancara. Angket minat terdiri dari 10 pertanyaan dan angket motivasi terdiri dari 12 pertanyaan. Pilihan jawaban didalam angket terdiri dari 4 alternatif pilihan yaitu setuju, sangat setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan skor alternatif jawaban mahasiswa untuk menghitung total nilai dari skor-skor yang diberikan kepada setiap jawaban (setuju, sangat setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju) pada angket minat dan motivasi. Adapun skor alternatif dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban Mahasiswa

No. Altenatif Jawaban Keterangan

1 4 Sangat setuju

2 3 Setuju

3 2 Tidak setuju

4 1 Sangat TidakSetuju

Sumber: Slameto (2010)

Analisis Minat Belajar Mahasiswa

Total nilai skor jawaban angket minat belajar mahasiswa yang telah didapatkan kemudian dianalisis dengan menggunakan kategori minat belajar. Adapun kategori minat belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini:

Tabel 2. Kategori Minat Belajar

No. Rentangan Skor Kategori

1 ≥ 45,2 Sangat Tinggi

2 40,2-45,2 Tinggi

3 35,3-40,2 Cukup

4 30,3-35,3 Rendah

5 ≤ 30,3 Sangat Rendah

Sumber: Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala (Data Diolah, 2020) Skor jawaban angket minat mahasiswa dianalisis jumlah yang termasuk ke dalam setiap kategori minat (sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah). Lalu setelah didapatkan jumlah nya maka disubtituskan ke dalam rumus persentase agar dapat dideskripsikan dan ditafsirkan minat belajar mahasiswa selama mengikuti perkuliahan secara e-learning.

Adapun rumus persentase minat belajar mahasiswa menurut Sudijono. A, (2011:43) adalah sebagai berikut:

P% = x 100 ...(1) Keterangan:

(4)

904

P : Angka persentase minat belajar siswa F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : Jumlah skor maksimum

(Sudijono. A, 2011:43) Analisis Motivasi Belajar Mahasiswa

Total nilai skor jawaban angket minat belajar mahasiswa yang telah didapatkan kemudian dianalisis dengan menggunakan kategori minat belajar. Adapun kategori minat belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3. Kategori Motivasi Belajar

No. Rentangan Skor Kategori

1 ≥ 56,2 Sangat Tinggi

2 50,47 – 56 Tinggi

3 44,7 – 50,47 Cukup

4 38,99 – 44,7 Rendah

5 ≤ 38,99 Sangat Rendah

Sumber: Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala (Data Diolah, 2020) Setelah didapatkan nilai dari setiap kategori motivasi belajar mahasiswa, kemudian skor jawaban angket motivasi mahasiswa dianalisis jumlah yang termasuk ke dalam setiap kategori motivasi (Tabel 3.7). Lalu setelah didapatkan jumlah nya maka disubstituskan ke dalam rumus persentase agar dapat dideskripsikan dan ditafsirkan motivasi belajar mahasiswa selama mengikuti perkuliahan secara e-learning. Adapun rumus persentase motivasi belajar mahasiswa menurut Arikunto (2001:236) adalah sebagai berikut:

Nilai Motivasi % = x 100...(

2)

(Arikunto, 2001:236) HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Minat Belajar Mahasiswa

Untuk mengetahui kategori tingkat minat belajar dari 38 mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Fisika secara sistem e-learning dapat dilihat secara ringkas pada tabel 4. berikut ini:

Tabel 4. Kategori Tingkat Minat Belajar

No Nama Mahasiswa Skor Kategori

(1) (2) (3) (4)

1 MFI 46 Sangat Tinggi

2 MAA 42 Tinggi

3 VAR 41 Tinggi

4 FMA 42 Tinggi

(5)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juli 2021 eISSN 2657- 0998 905 6 NSH 45 Tinggi 7 HMA 42 Tinggi 8 SSF 42 Tinggi 9 SLR 41 Tinggi 10 FAM 45 Tinggi 11 SUA 43 Tinggi 12 NAH 43 Tinggi 13 ZAI 43 Tinggi 14 RAS 41 Tinggi 15 SAA 39 Sedang 16 NNA 38 Sedang 17 SSA 36 Sedang 18 IHA 36 Sedang 19 SAR 39 Sedang 20 AII 38 Sedang 21 HUI 38 Sedang 22 ANI 40 Sedang 23 NFA 40 Sedang 24 EPI 39 Sedang 25 SWI 37 Sedang (1) (2) (3) (4) 26 MML 37 Sedang 27 MAI 36 Sedang 28 NLA 37 Sedang 29 WHA 35 Rendah 30 FNA 33 Rendah 31 RMH 33 Rendah 32 MAA 35 Rendah 33 MAF 34 Rendah 34 ARA 31 Rendah

35 YAF 27 Sangat Rendah

36 ESP 30 Sangat Rendah

37 HMI 27 Sangat Rendah

38 TFR 25 Sangat Rendah

Total 1437

Sumber: Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala (Data Diolah, 2020)

Berdasarkan data pada tabel 4., maka jumlah frekuensi kategori minat belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5. berikut ini:

Tabel 5. Jumlah Frekuensi Kategori Minat Belajar Mahasiswa

No Kategori Jumlah Frekuensi Persentase

1 Sangat Tinggi 1 2,63% 2 Tinggi 13 34,2% 3 Sedang 14 36,8% 4 Rendah 6 15,7% 5 Sangat Rendah 4 10,5% Jumlah 38

(6)

906

Berdasarkan data pada tabel 4.24, maka jumlah frekuensi kategori minat belajar mahasiswa dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini:

Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa dari 38 mahasiswa diperoleh bahwa, mahasiswa yang mendapat skor dalam kategori sangat tinggi sebanyak 1 orang dengan persentase 2,63%, kategori tinggi sebanyak 13 orang dengan persentase 34,2%, kategori sedang sebanyak 14 orang dengan persentase 36,8%, kategori rendah sebanyak 6 orang dengan 15,7%, dan kategori sangat rendah sebanyak 4 orang dengan 10, 5%. Disimpulkan bahwa terdapat kategori minat belajar mahasiswa yang sangat mendominasi yaitu kategori sedang dengan persentase 36,8% artinya minat belajar mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan secara e-learning berada pada kategori yang sedang. Hal ini sesuai dengan penelitian (Sudiksa, 2020), yang menyatakan bahwa minat belajar mahasiswa dengan e-lerning masih dalam kategori sedang.

Untuk melihat aspek yang paling menonjol dalam minat belajar mahasiswa maka dapat dilihat secara ringkas pada 6. berikut ini:

Tabel 6. Tabel Analisis Nilai Hasil Jawaban Angket Minat Mahasiswa

Indikator No Item Total Nilai

Perasaan Senang 1 dan 2 143,3%

Rasa Tertarik 3 dan 4 147,8%

Perhatian 5, 6, 7 208,3

Keterlibatan 8, 9, 10 234,1%

Sumber: Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala (Data Diolah, 2020) Berdasarkan tabel 6. diketahui aspek yang paling menonjol dalam minat belajar mahasiswa adalah keterlibatan terdapat pada pertanyaan nomor 8, 9 dan 10 dengan total nilai persentase 234,1%. Artinya mahasiswa sangat senang untuk ikut terlibat dalam kegiatan belajar mengajar secara e-learning.

b. Analisis Motivasi belajar Mahasiswa

Untuk mengetahui kategori tingkat motivasi belajar dari 38 mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Fisika secara sistem e-learning dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 7. berikut ini:

Gambar 1 Jumlah Frekuensi dan Persentase Kategori minat belajar mahasiswa

(7)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juli 2021 eISSN 2657- 0998

907

Tabel 7. Kategori Tingkat Motivasi Belajar

No Nama Mahasiswa Skor Kategori

(1) (2) (3) (4)

1 NSH 58 Sangat Tinggi

2 FAM 57 Sangat Tinggi

3 SUA 58 Sangat Tinggi

4 NAH 57 Sangat Tinggi

5 ANI 57 Sangat Tinggi

6 VAR 52 Tinggi 7 FMA 54 Tinggi 8 MFI 53 Tinggi 9 SSF 51 Tinggi 10 SLR 52 Tinggi 11 ZAI 54 Tinggi 12 MML 52 Tinggi (1) (2) (3) (4) 13 YAF 47 Sedang 14 MMA 46 Sedang 15 SAA 50 Sedang 16 IMA 48 Sedang 17 FNA 47 Sedang 18 NNA 46 Sedang 19 MAF 45 Sedang 20 SAR 47 Sedang 21 AII 50 Sedang 22 HUI 46 Sedang 23 HMI 46 Sedang 24 NFA 45 Sedang 25 EPI 48 Sedang 26 NLA 46 Sedang 27 WHA 44 Rendah 28 ESP 43 Rendah 29 HMA 44 Rendah 30 RMH 42 Rendah 31 MAA 44 Rendah 32 IHA 44 Rendah 33 ARA 44 Rendah 34 SWI 42 Rendah 35 MAI 40 Rendah 36 RAS 44 Rendah

37 SAA 34 Sangat Rendah

38 TFR 34 Sangat Rendah

Jumlah 1811

(8)

908

Berdasarkan data pada tabel 7. maka jumlah frekuensi kategori motivasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 8. berikut ini:

Tabel 8. Jumlah Frekuensi Kategori Motivasi Belajar Mahasiswa

No Kategori Jumlah Frekuensi Persentase

(1) (2) (3) (4) 1 Sangat Tinggi 5 13,1% 2 Tinggi 7 18,4% (1) (2) (3) (4) 3 Sedang 14 36,8% 4 Rendah 10 26,3% 5 Sangat Rendah 2 5,26% Jumlah 38

Sumber: Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala (Data Diolah, 2020) Berdasarkan data pada tabel 4.26, maka jumlah frekuensi dan persentase kategori minat belajar mahasiswa dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:

Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa dari 38 mahasiswa diperoleh tingkat motivasi dalam kategori sangat tinggi sebanyak 5 orang dengan persentase 13,1%, kategori tinggi sebanyak 7 orang dengan persentase 18,4%, kategori sedang sebanyak 14 orang dengan persentase 36,8%, kategori rendah sebanyak 10 orang dengan persentase 26,3%, kategori sangat rendah sebanyak 2 orang dengan persentase 5,26%. Berdasarkan gambar 4.2 disimpulkan bahwa terdapat kategori motivasi belajar mahasiswa yang sangat mendominasi yaitu kategori sedang dengan persentase 36,8% artinya motivasi belajar mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan secara e-learning berada pada kategori yang sedang juga sehingga sama seperti hasil minat belajar mahasiswa.

Untuk melihat aspek yang paling menonjol dalam minat belajar mahasiswa maka dapat dilihat secara ringkas pada 4.28 berikut ini:

Tabel 9. Tabel Analisis Nilai Hasil Jawaban Angket Motivasi Mahasiswa

Indikator No Item Nilai

Adanya hasrat dan keinginan berhasil 1 dan 2 184,1%

Gambar 2 Jumlah Frekuensi dan Persentase Kategori Motivasi Belajar Mahasiswa

(9)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juli 2021 eISSN 2657- 0998

909 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3 dan 4 186,7%

Adanya harapan dan cita-cita masa depan 5 dan 6 156,1% Adanya penghargaan dalam belajar mata kuliah fisika

dengan e-learning 7 dan 8 169%

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mata

kuliah fisika dengan e-learning 9 dan 10 126,7% Adanya lingkungan belajar mata kuliah fisika dengan

e-learning yang kondusif 11 dan 12 160,1%

Sumber: Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala (Data Diolah, 2020) Berdasarkan tabel 9. diketahui bahwa aspek yang paling menonjol dalam motivasi belajar mahasiswa adalah adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar (pertanyaan 3 dan 4) dengan total persentase 186,7%. Artinya bahwa mahasiswa merasa sangat butuh untuk belajar. Mahasiswa merasa sangat membutuhkan pengetahuan di bidang Fisika sehingga mahasiswa akan selalu terdorong untuk menambah pengetahuan.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil penelitian minat belajar mahasiswa selama mengikuti perkuliahan Fisika secara e-learning pada penelitian ini didapatkan bahwa minat belajar mahasiswa berada pada kategori sedang dengan persentase 36,8%.

2. Hasil penelitian motivasi belajar mahasiswa selama mengikuti perkuliahan Fisika secara e-learning pada penelitian ini didapatkan bahwa motivasi belajar mahasiswa berada pada kategori sedang dengan persentase 36,8%.

3. Aspek yang paling menonjol dalam minat belajar mahasiswa adalah aspek keterlibatan dengan total nilai persentase 234,1%. Artinya mahasiswa sangat senang untuk ikut terlibat dalam kegiatan belajar mengajar secara e-learning. 4. Aspek yang paling menonjol dalam motivasi belajar mahasiswa adalah aspek

adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar dengan total persentase 186,7%. Artinya bahwa mahasiswa merasa sangat butuh untuk belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, R. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agam Islam Mahasiswa Melalui Kompetensi Profesional Dosen dan Minat Belajar Mahasiswa. Jurnal

Pendidikan Islam. 1(1):139

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara Dina. 2017. Pengaruh Penerapan Pembelajaran E-learning Terhadap Kemandirian dan Minat Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Wawasan dan Kajian MIPA. Jurnal

EDUSAINS. 9(1):113.

Divayana, D, G, H. 2017. Evaluasi Pmanfaatan E-learning Menggunakan Model CSE-UCLA. Jurnal Cakrawala Pendidikan. (2):280.

(10)

910

Harini, E. 2016. Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran tipe Make A Match. Jurnal Pendidikan Matematika. 4(1):109.

Inggriyani, F. 2019. Minat Belajar Mahasiswa dengan Menggunakan Blended Learning melalui Google Classroom pada Pembelajaran Konsep Dasar Bahasa Indonesia SD.

Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran. 3(1):29

Permana, A. 2016. Pengaruh Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap Kemampuan Belajar Ilmu Alamiah Dasar. Jurnal Formatif. 6(3):279.

Pibriana, D. 2017. Analisis Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Minat Belajar Mahasiswa (Studi Kasus: Perguruan Tinggi di Kota Palembang). Jurnal Teknik

Informatika dan Sistem Informasi. 3(2):105-113.

Purlilaiceu. 2018. Penerapan Sistem E-Learning Melalui Aplikasi Edmodo dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa,Sastra Indonesia dan Daerah di Universitas Mathla’ul Anwar Banten.

Jurnal Artikula. 1(1):8.

Sudiksa, I. dkk. (2020). Pengaruh E-Learning Dan Lingkungan Kampus Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Dengan Motivasi Belajar Sebagai Variabel Mediasi. Jurnal

Teknologi Pembelajaran Indonesia.

Sugijono, A. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Suwastika, I, W, K. 2018. Pengaruh E-learning Sebagai Salah Satu Media Pembelajaran

Berbasis Teknologi Informasi Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Sistem

dan Informatika. 13(1):2.

Yuhasriati, Jasmaniah, Azhari, B., Ma’Awiyah, A., Zulkifli, Syabuddin, Hamid, M., Hamidansyah, Ridhwan, M., Hambali, Ilyas, & Bahri, S. (2020). E-Learning as Connector among Education Institution in the 4th Industrial Revolution. Journal of

Physics: Conference Series. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1471/1/012024

Gambar

Tabel 5. Jumlah Frekuensi Kategori Minat Belajar Mahasiswa
Tabel 6. Tabel Analisis Nilai Hasil Jawaban Angket Minat Mahasiswa
Tabel 8. Jumlah Frekuensi Kategori Motivasi Belajar Mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil seluruh pengujian yang telah dilakukan baik uji pH, uji swelling maupunuji SEM diperoleh bentuk film terbaik pada sampel kedua dengan perbandingan 50%

Didapatkan bahwa semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin banyak kandungan anthelmintik yang terdapat pada daun biduri sehingga menyebabkan kematian

Ada beberapa topik yang tidak terdapat pada kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi siswa kelas VIII yang mengikuti TIMSS.. Perbandingan Kurikulum IPA SD Kelas IV dan

Terlepas dari dinamika tersebut di atas, penulis masih melihat bahwa GKPB telah berhasil menginspirasi banyak gereja yang lain untuk berani keluar dari zona nyaman

menegaskan bahwa pendekatan TIS bukan- lah sebuah metode tunggal atau disiplin khu- sus yang dapat diterapkan secara pragmatis, melainkan TIS adalah ragam praktik dengan cakupan

Dari hasil implementasi dan pengukuran menunjukkan bahwa pada saat daya pancar sama, modulasi QPSK dengan kode konvolusi memiliki BER lebih kecil dibandingkan modulasi QPSK tanpa

Keunggulan komparatif suatu komoditi bagi suatu negara atau daerah adalah komoditi tersebut lebih unggul secara relatif dengan komoditi lain didaerahnya.Dalam perdagangan

Kemudian perencanaan pembelajaran, implementasi serta metode yang dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa menjadi satu rangkaian perbaikan dari siklus I yang