• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PERGESERAN HUKUM WARIS ADAT ANGKOLA DI KECAMATAN PADANGBOLAK KABUPATEN PADANGLAWAS UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PERGESERAN HUKUM WARIS ADAT ANGKOLA DI KECAMATAN PADANGBOLAK KABUPATEN PADANGLAWAS UTARA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PERGESERAN HUKUM WARIS ADAT ANGKOLA DI KECAMATAN

PADANGBOLAK KABUPATEN PADANGLAWAS UTARA

Pembagian harta warisan menurut adat Angkola yang mengatakan hak anak perempuan mendapat bagian dari orang tua suaminya atau dengan kata lain perempuan mendapat warisaan secara hibah.47 Pemberian harta terhadap anak perempuan biasanya sebidang tanah atau dengan bangunan disebut dengan istilah holong ate biasanya berbentuk pemberian yang cukup hanya disetujui oleh istrinya tanpa persetujuan seluruh anak dan ahli waris lainnya, hal ini dikarenakan dalam adat Angkola hanya laki-lakilah yang mendapat warisan, sedangkan perempuan tidak mendapatkan oleh karena sudah masuk pada clan suami dengan menerima sejumlah uang mahar/boli/jujur.48

Seiring berjalannya waktu kebiasan pembagian waris tersebut mulai bergeser, ada tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya pergeseran praktik hukum waris adat dalam pola-pola kehidupan masyarakat, faktor-faktor tersebut mempengaruhi pergeseran pelaksanaan pembagian waris adat Angkola yaitu sebagai berikut:

A. Faktor Agama

Menurut bahasa, agama berasal dari bahasa sansakerta (a = tidak; gama = kacau) artinya tidak kacau; atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai

47Ibid 48Ibid

(2)

arah atau tujuan tertentu. Religio (dari religere, Latin) artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan saksama; jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungannya dengan Ilahi. Dari sudut sosiologi, agama adalah tindakan-tindakan pada suatu sistem sosial dalam diri orang-orang yang percaya pada suatu kekuatan tertentu (yang supra natural) dan berfungsi agar dirinya dan masyarakat keselamatan.

Agama merupakan suatu sistem sosial yang dipraktekkan masyarakat; sistem sosial yang dibuat manusia (pendiri atau pengajar utama agama) untuk berbakti dan menyembah Ilahi. Sistem sosial tersebut dipercayai merupakan perintah, hukum, kata-kata yang langsung datang dari Ilahi agar manusia mentaatinya. Perintah dan kata-kata tersebut mempunyai kekuatan Ilahi sehingga dapat difungsikan untuk mencapai atau memperoleh keselamatan (dalam arti seluas-luasnya) secara pribadi dan masyarakat.

Dari sudut kebudayaan, agama adalah salah satu hasil budaya. Artinya, manusia membentuk atau menciptakan agama karena kemajuan dan perkembangan budaya serta peradabannya. Dengan itu, semua bentuk-bentuk penyembahan kepada Ilahi (misalnya nyanyian, pujian, tarian, mantra, dan lain-lain) merupakan unsur-unsur kebudayaan. Dengan demikian, jika manusia mengalami kemajuan, perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan kebudayaan, maka agama pun mengalami hal yang sama. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan ritus, nyanyian, cara penyembahan (bahkan ajaran-ajaran) dalam agama-agama perlu diadaptasi sesuai dengan kondisi dan perubahan sosio-kultural masyarakat.

(3)

Kaum agamawan berpendapat bahwa agama diturunkan Allah kepada manusia. Artinya, agama berasal dari Allah; Ia menurunkan agama agar manusia menyembah-Nya dengan baik dan benar; ada juga yang berpendapat bahwa agama adalah tindakan manusia untuk menyembah Allah yang telah mengasihinya.49

Masyarakat Angkola di Padanglawas Utara sejak dahulu mempunyai kepercayaan yang diperoleh dari nenek moyang. Suatu kepercayaan yang disebut Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh-roh halus. Kemudian pada abad ke-11, agama yang pertama datang ke daerah Padanglawas utara adalah agama budha, masuk ke Padanglawas Utara yang dibawa oleh Kerajaan Pannai, Panai atau Pane merupakan kerajaan Buddhis yang pernah berdiri pada abad ke-11 sampai ke-14 di pesisir timur Sumatera Utara. Masuknya agama Budha tidak mempengaruhi sistem pewarisan pada masyarakat adat Angkola di Padanglawas Utara, karena pada saat mereka masuk ke Padanglawas Utara hanya bertujuan untuk tempat persinggahan sementara dan tidak menerapkan sistem pewarisan dalam masyarakat.50 Lokasi kerajaan ini tepatnya di lembah sungai Panai dan Barumun yang mengalir di Kabupaten Labuhanbatu dan Kabupaten Tapanuli Selatan sekarang. Kerajaan ini kurang dikenal akibat minimnya sumber sejarah dan sedikitnya prasasti yang menyebutkan kerajaan ini.

49

http://gudangmaterikuliah.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-agama-menurut-umum-dan.html diakses pada tanggal 09 november 2016 pukul 00:31 WIB

50Wawancara dengan Bapak Tongku adil harahap Tokoh adat kabupaten Padanglawas utara,

(4)

Kerajaan Pannai sebagai kerajaan kecil merupakan kerajaan bawahan dari Kerajaan Sriwijaya kemudian Dharmasraya. Meskipun kurang dikenal, kerajaan Budha beraliran Tantrayana ini meninggalkan peninggalan belasan candi-candi Budha yang tersebar di kawasan Percandian Padanglawas, yakni sebanyak 16 bangunan, salah satunya Candi Bahal. Candi Bahal terletak di didesa Portibi Kecamatan Portibi yang berbatasan dengan Kecamatan Padangbolak Kabupaten Padanglawas Utara.51

Keberadaan kerajaan ini pertama kali diketahui dari Prasasti Tanjore yang berbahasa Tamil berangka tahun 1025 dan 1030 Saka yang dibuat Raja Rajendra Cola I, di India Selatan, yang menyebutkan tentang penyerangannya ke Sriwijaya. Prasasti ini menyebutkan bahwa kerajaan Pannai dengan kolam airnya merupakan salah satu taklukan Rajendra Cola I dari Colamandala India. Selain Pannai, penyerbuan Chola ini juga disebutkan telah menaklukan Malaiyur, Ilangsogam, madamalingam, Ilamuri Desam, dan Kadaram.52

Kerajaan Pannai sebagai salah satu negeri taklukan dalam penyerbuan ke Sriwijaya ini menimbulkan dugaan bahwa kerajaan Pannai adalah salah satu negeri anggota Mandala Sriwijaya.

Tiga abad kemudian nama kerajaan ini kembali disebutkan dalam kitab Nagarakertagama, naskah kuno Kerajaan Majapahit tulisan Empu Prapanca berangka tahun 1365 Saka. Dalam pupuh ke-13 disebutkan Pane sebagai bagian dari

51

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pannai diakses pada tanggal 09 november 2016 pukul 01:32 WIB

(5)

negeri-negeri di Sumatera yang dibawah pengaruh mandala Majapahit. Singhasari melalui Ekspedisi Pamalayu berhasil menarik kerajaan Malayu Dharmasraya masuk dalam pengaruh Singhasari, maka segenap negeri bawahan Dharmasraya seperti Palembang, Teba, Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar, Pane, Kampe, Haru, Mandailing, Tamiyang, Perlak, Padang Lawas, Samudra, Lamuri, Batan, Lampung, dan Barus pun masuk dalam lingkungan pengaruh Jawa Singhasari dan kemudian diwarisi oleh Majapahit. Para arkeolog dan sejarahwan berusaha mencari lokasi kerajaan ini, dan karena kesamaan nama tempat maka merujuk pada daerah di sekitar muara sungai Panai dan sungai Barumun, pantai timur Sumatera Utara yang menghadap perairan Selat Melaka, kini terletak di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.

Pada tahun 1846 Franz Junghuhn, seorang ahli geologi dan Komisaris Hindia Timur melaporkan temuan kompleks Biaro di Padanglawas di daerah hulu sungai Barumun. Daerah luas yang sunyi dengan runtuhan Biaronya dahulu kala pernah menjadi pusat keagamaan Kerajaan Pannai Sebuah kerajaan yang kurang dikenal dalam percaturan sejarah kuno Indonesia.

Daerah Padanglawas merupakan dataran rendah yang kering, pada masa lampau mungkin tidak pernah menjadi pusat pemukiman, dan hanya berfungsi sebagai pusat upacara keagamaan. Meskipun daerah ini dapat dicapai melalui jalan sungai dan jalan darat, yang dapat berarti tidak terisolir, tetapi lingkungan Padanglawas yang sering bertiup angin panas tidak memungkinkan untuk bercocok tanam. Oleh karena itulah, diduga bahwa pemukiman masyarakat pendukung budaya

(6)

Biaro Padanglawas seharusnya bermukim di daerah muara Sungai Panai dan Barumun, tidak di sekitar kompleks percandian. Maka diduga pusat kerajaan Pannai terletak di daerah yang lebih subur dan lebih dekat ke jalur perdagangan Selat Melaka, yaitu di sekitar muara sungai Panai dan Barumun.53

Pada tahun 1128-1285 kerajaan Panai tersingkir menghadapi pasukan dan pedagang arab yang ingin menguasai Bandar Barus. Selain hendak memonopoli perdagangan di pantai barat Sumatera, orang-orang Arab Juga mengembangkan Islam.54 Dengan masuknya agama ke daerah Padanglawas Utara, maka kepercayaan masyarakat Angkola dan aturan-aturan yang ada pada hukum adat Angkola semakin lama semakin terlupakan termasuk sistem pewarisannya.

Pergeseran hukum adat terjadi, salah satunya disebabkan adanya hukum atau peraturan-peraturan agama. Pada awal masuknya Islam ke Indonesia, nilai-nilai hukum agama Islam dihadapkan dengan nilai-nilai hukum adat yang berlaku, yang dipelihara dan ditaati sebagai sistem hukum yang mengatur masyarakat tersebut. Sebagai contoh, hukum kewarisan sudah ada dalam hukum adat sebelum Islam memperkenalkannya. Sehingga pada akhirnya, proses penerimaan hukum kewarisan Islam sebagai sistem hukum berjalan bersama dengan sistem hukum kewarisan adat.

Di satu pihak hukum kewarisan Islam menggantikan posisi hukum kewarisan adat yang tidak islamiyah dan di pihak lain hukum kewarisan adat yang tidak

53ibid

54http://majalah.tempointeraktif.com.id/arsip/1987/11/21/AG/mbm.19871121.AG32818.id.ht

(7)

bertentangan dengan hukum kewarisan Islam mengisi kekosongan hukum kewarisan sesuai budaya hukum yang berlaku dilingkungan adat masyarakat.55

Lambat laun, hukum kewarisan adat dalam hal tertentu digeser posisinya oleh hukum kewarisan Islam, dengan demikian hukum kewarisan Islam menjadi hukum kewarisan adat dan dalam lain hal yang tidak diatur oleh hukum kewarisan Islam atau tidak bertentangan dengan hukum kewarisan Islam, maka hukum kewarisan adat itu tetap berlaku contohnya dalam pembagian waris adat dikatakan bahwa bahagian anak perempuan hanya merupakan holong ate, dan pada saat ini masyarakat adat Angkola sudah menggunakan sistem kewarisan Islam dalam hal pembagian porsi waris yakni dua bagian untuk anak laki-laki dan satu bagian untuk anak perempuan ( 2:1). Hal ini terjadi karena masyarakat adat angkola sudah mayoritas menganut agama Islam.56

Pengaruh kedatangan agama pada masyarakat Angkola dapat dilihat pada kenyataan yang ada pada saat pembagian harta warisan dilaksanakan, yang sebelumnya dikenal dengan istilah Holong ate atau pemberian seikhlasnya saja, dan setelah masuknya agama Islam pembagian harta warisan dilakukan menurut ajaran agama Islam (Faraidh) yang mengatakan anak perempuan mendapatkan ½ (setengah) bahagian anak laki-laki dari keseluruhan harta warisan.

Contoh kasus: keluarga Bapak A. Harahap

Menurut penuturan responden, keluarga responden terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan tiga orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan, keluarga

55

Zainuddin Ali, Pelaksanaan Hukum Waris Di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Hal. 226 56Wawancara dengan bapak Mangaraja Huala harahap,warga desa Sosopan Kecamatan

(8)

responden adalah pemeluk agama Islam, dalam pembahagian warisan dilakukan pada saat ayah dan ibu masih hidup, hal ini dilakukan untuk menjaga agar nantinya apabila orang tua telah meninggal tidak terjadi perselisihan dalam pembahagian harta warisan.

Dalam musyawarah pembahagian harta warisan, pada dasarnya dilakukan menurut adat Angkola,tapi dalam hal ini orang anak perempuan mendapat bagian ½ (setengah) bahagian dari bahagian anak laki-laki, dan biasanya penerapan pembagian ini diterima oleh pihak anak laki-laki dan masyarakat adat Angkola.57

Dari pembagian harta warisan yang diceritakan responden, bahwa hukum waris Islam mempunyai pengaruh terhadap hukum waris adat Angkola. Pengaruh hukum waris Islam terhadap hukum waris Angkola adalah kedudukan anak perempuan sebagai ahli waris yang mempunyai hak ½ (setengah) bahagian dari bahagian anak laki-laki.

B. Faktor Ekonomi

Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti, tata, aturan. Dengan demikian ekonomi secara sederhana dapat diartikan aturan rumah tangga, pengertian ekonomi adalah ilmu yang mempelajari upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara perorangan maupun kelompok dengan mempergunakan segala

57Wawancara dengan bapak Amirullah harahap,warga desa Sosopan Kecamatan Padangbolak

(9)

perangkat fasilitas yang berhubungan dan mendukung usaha dilakukannya kegiatan ekonomi dengan maksud agar memperoleh kesejahteraan dan kemakmuran.58

Pembagian harta warisan merupakan salah satu faktor yang bisa meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran terhadap ahli waris yang menerimanya, 59sebab dengan harta warisan kebutuhan ekonomi ahli waris akan terpenuhi, tetapi sebagian ahli waris yang tingkat ekonominya telah terpenuhi tidak mengharapkan lagi harta warisan, harta warisan akan diberikan kepada saudara kandungnya yang lebih membutuhkan.

Akibat dari faktor ekonomi terhadap pergeseran pembagiaan waris adat Angkola sangat berpengaruh ,antara lain adalah:60

a. Ahli waris yang tingkat ekonominya mencukupi dan dirasa berlebih tidak mengharapkan mendapatkan bahagian harta warisan karena merasa bahwa ahli waris yang lain lebih membutuhkan harta warisan untuk meningkatkan perekonomian saudaranya, hal ini membuat pembagian harta warisan dalam masyarakat Angkola berubah menjadi pewarisan kepada ahli waris yang lebih membutuhkan.

b. Bahagian anak perempuan sebagai ahli waris akan hilang jika tingkat ekonomi anak perempuan sejahtera dan mencukupi.

58

http://www.edukasinesia.com/2016/04/pengertian-ilmu-ekonomi-pembagian-ruang-lingkup-ekonomi-perbedaan-ekonomi-makro-dan-ekonomi-mikro.html

59Wawancara dengan Bapak Ikhwan Harahap Ketua Lembaga Adat dan budaya Kabupaten

Padanglawas Utara, pada tanggal 14 november 2016, Pukul 15.00 Wib

(10)

c. Apabila tingkat ekonomi semua ahli waris mencukupi dan dirasa lebih, maka bisa saja pembagian harta warisan tidak dilakukan atau bisa saja harta warisan tersebut malah dihibahkan.

Contoh kasus: Keluarga Bapak R Dalimunthe

Menurut penuturan responden keluarga terdiri dari ayah, ibu, tiga orang anak laki-laki dan satu anak perempuan, diantara ketiga anak laki-laki tersebut satu diantaranya mempunyai tingkat ekonomi yang kurang baik, dan anak perempuan mempunyai tingkat ekonomi yang mapan. Pada saat ayah, ibu meninggal, pembagian warisan dilakukan, harta warisan yang dibagikan tidak banyak hanya sebuah rumah semi permanen, oleh karena diantara empat dari ahli waris terdapat satu ahli waris yang mempunyai tingkat ekonomi yang lemah maka, sesuai dengan kesepakatan para ahli waris lain yang seharusnya mendapat bahagian, menyerahkan harta warisan itu sepenuhnya kepada saudara mereka yang tingkat perekonomiannya itu lemah.

Dari contoh kasus yang diceritakan diatas terlihat bahwa faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap tata cara dan peraturan pembagian waris adat masyarakat Angkola.

C. Faktor Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penunjang dari suatu pola pikir cara pandang karena pada dasarnya pendidikan dapat merubah pola pikir dan cara berpikir seseorang. Pendidikan adalah solusi terbaik untuk membentuk pola pikir yang

(11)

unggul.Pendidikan mempunyai peranan penting dalam peningkatan sumber daya manusia, pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi, dengan pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam kehidupan.

Menurut Ki Hajar Dewantara ada tiga lingkungan pendidikan yaitu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.61

1. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama, karena dalam lingkungan inilah anak pertama-tama mendapatkan bimbingan dan pendidikan yang paling banyak di terima oleh anak adalah keluarga. karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga yang terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, yang berinteraksi, saling komunikasi, mempertahankan suatu kebudayaan bersama dan beberapa orang yang hidup dalam satu atap yang saling membutuhkan.

Fungsi dan Peranan Pendidikan keluarga: a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak

61http://pakguruonline.pendidikan.net/wacana_pdd_1html, diakses pada tanggal 18 november

(12)

b. Menjamin kehidupan Emosional anak c. Menanamkan dasar pendidikan moral d. Peletakkan dasar-dasar keagamaan e. Memberikan dasar pendidikan sosial.62

Tugas utama dari keluarga adalah pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga lainnya. Dengan demikian orang pertama yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan peserta didik untuk dapat berperan dalam keluarga dan masyarakat.63 2. Lingkungan Sekolah

Pada dasarnya pendidikan sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan, oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Peran sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan

62

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hal 38-43 63Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), hal 17

(13)

keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.

Fungsi sekolah itu, yaitu :

a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan b. Spesialisasi

c. Efisiensi d. Sosialisasi

e. Konservasi dan transmisi kultural f. Transisi dari rumah ke masyarakat64

Di sekolah anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan dijadikan bekal untuk kehidupannya nanti dimasyarakat dalam menerima perubahan-perubahan.

3. Lingkungan Masyarakat

Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang memiliki dorongan untuk hidup berkelompok secara bersama-sama yang didasari pada pemahaman bahwa manusia hidup bermasyarakat. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah pendidikan dilingkungan keluarga dan sekolah.Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah. Hal ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan di dalam masyarakat.

(14)

Lingkungan masyarakat memiliki pengaruh yang kuat disegala dimensi kehidupan masyarakat, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan sosial baik secara positif maupun negatif. Pengaruh lingkungan membuat masyarakat terapit diantara dua pilihan. Disatu pihak masyarakat menerima, dipihak lain justru menimbulkan masalah-masalah yang kemudian merambah disemua aspek kehidupan masyarakat.

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga dan sekolah.Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah dimulai beberapa waktu ketika anak-anak telah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu :

1. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan

2. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat 3. Dalam Masyarakat tersedia berbagai sumber belajar yang baik yang dirancang

( by design) maupun yang dimanfaatkan.65 Perlu pula diingat bahwa manusia

65

(15)

dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul dan sebagainya.

Pada hakikatnya faktor pendidikan merupakan hal yang penting untuk menjadikan manusia dalam menilai tentang baik dan buruk suatu pilihan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka tingkat pemikirannya akan lebih kritis dalam menghadapi segala masalah yang datang, sebab dengan adanya pendidikan akan mengajarkan nilai-nilai serta kebiasaan-kebiasaan baru, dimana nilai-nilai tersebut semuanya sangat diperlukan bagi pembangunan ekonomi sosial suatu bangsa.

Jadi pendidikan adalah pembentukan hukum nasional yang menuju ke arah unifikasi hukum, yang akan menggeser hukum waris adat Angkola.

Contoh kasus: keluarga Bapak S siregar

Menurut penuturan responden, keluarga responden terdiri dari seorang ayah, seorang ibu, dua orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan, keluarga responden sangat mengutamakan pendidikan,

Pembagian harta warisan dilakukan ketika kedua orang tua masih hidup, semasa hidupnya keluarga responden sangat mengutamakan pendidikan walaupun harta habis terjual, pada saat pembagian warisan harta yang akan dibagi sebuah rumah dan tanah pekarangannya dan sebidang tanah perkebunan,

(16)

semua anak-anak telah berkeluarga, kedua anak laki-laki tersebut merupakan tamatan sarjana dan telah mempunyai kehidupan yang cukup dan terpenuhi, sedangkan anak perempuan bukan seorang sarjana dan mempunyai kehidupan yang kurang, sehingga ketika pembagian harta warisan yang seharusnya menurut hukum adat Angkola bagian anak laki-laki lebih besar dari anak perempuan, tetapi dalam hal ini kedua anak laki-laki yang telah mempunyai pendidikan yang tinggi mengambil sikap dengan menyerah kan harta warisan tersebut kepada anak perempuan, dengan syarat sebelum kedua orang tua meninggal harta warisan tersebut masih dipergunakan kedua oarang tua responden.

Dari contoh diatas dengan pendidikan maka cara berpikir dari orang tua responden lebih maju dan sikap dari kedua anak laki-laki keluarga responden sangat mencerminkan bahwa keduanya mempunyai pola pikir yang positif, hal ini tanpa disadari telah menggeser pembagian harta warisan pada hukum waris adat Angkola.

Pergeseran pembagian warisan masyarakat adat angkola dikecamatan Padangbolak lebih dominan dikarenakan faktor agama, hal ini dikarenakan masyarakat adat angkola adalah masyarakat yang taat beragama, sehingga masyarakat menganggap bahwa nilai-nilai yang telah diatur oleh agama tentang kewarisan adalah lebih adil dan menghindari perselisihan antara ahli waris.

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan adalah kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa Program Kependidikan Universitas Negeri Semarang, sebagai pelatihan untuk

4.0 KEMAHIRAN YANG DIUKUR DALAM UJIAN APTITUD AM TAHUN 3. Kemahiran yang diukur dalam Ujian Aptitud Am Tahun

Aliran ini sambil mengalir melakukan pengikisan tanah dan bebatuan yang dilaluinya (Ilyas, 1990 dalam Setijanto, 2005). Sungai merupakan bentuk ekosistem perairan mengalir

(1) Aplikasi Basisdata Fuzzy untuk Pemilihan Makanan Sesuai Kebutuhan Nutrisi dapat memiliki tampilan yang cukup mudah digunakan dan dapat menampilkan hasil perhitungan

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa untuk masing-masing ternak besar, yaitu sapi, kerbau dan kuda, Kecamatan Siborongborong memiliki indeks gravitasi tertinggi dengan

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

10,5 g/ha memiliki daya kendali yang berbeda dengan herbisida paraquat 900 g/ha dan penyiangan mekanis sehingga dapat diketahui bahwa herbisida 1,8-cineole tidak mampu menyamai

“Mblaketaket” pada koran Radar Banyumas edisi Januari 2016 yaitu ada dua, pertama tipe humor berdasarkan pada motivasinya dan yang kedua tipe humor berdasarkan pada topiknya. Tipe