• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS VCO (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP NILAI KONSTANTA KERR DAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KUALITAS VCO (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP NILAI KONSTANTA KERR DAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS VCO (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP

NILAI KONSTANTA KERR DAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI

CAHAYA

Julia Kristi, Nita Handayani, Anis Yuniati Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta 55281

Email: julia_kristi@yahoo.com

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS VCO (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP NILAI KONSTANTA KERR DAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas VCO (ditinjau dari komposisi asam lemak) terhadap nilai konstanta Kerr dan perubahan sudut polarisasi cahaya. Penelitian ini menggunakan prinsip kerja efek Kerr, dimana berkas cahaya laser yang mengenai sel Kerr yang berisi VCO akan mengalami refraksi ganda. Nilai konstanta Kerr diperoleh dari plot grafik hubungan antara tegangan terhadap perubahan fase sedangkan nilai perubahan sudut polarisasi cahaya diperoleh dengan menganalisa intensitas cahaya menggunakan hukum Mallus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa VCO yang memiliki kualitas tinggi adalah VCO yang memiliki komposisi asam lemak jenuh yang lebih besar dengan nilai konstanta Kerr dan perubahan sudut polarisasi cahaya yang kecil sedangkan VCO yang memiliki kualitas rendah adalah VCO yang memiliki komposisi asam lemak jenuh yang lebih kecil dengan nilai konstanta Kerr dan perubahan sudut polarisasi cahaya yang besar.

Kata kunci : konstanta Kerr, polarisasi cahaya, VCO, asam lemak, refraksi ganda.

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE VCO (VIRGIN COCONUT OIL) QUALITY TO THE VALUE OF KERR CONSTANT AND THE CHANGE IN LIGHT POLARIZATION ANGLE. The aims of this study is to find out the effect of VCO quality (terms of fatty acid composition) of the constant Kerr and the change in light polarization angle. This study uses the principle of Kerr effect, when a laser beam contained the VCO on the Kerr will get double refraction. Kerr constant values obtained from the graph plots of relationship between the voltage to the phase change meanwhile the change on light polarization angle is obtained by analyzing the light intensity using the Mallus law. These results indicate that the high quality VCO is that VCO with saturated fatty acid compositions of larger Kerr constant value and changes in light polarization angle is small, while the lower quality VCO is that with a saturated fatty acid composition of smaller Kerr constant value and changes the angle of polarization of light.

Keywords: Kerr constant, the polarization of light, VCO, fatty acid, double refraction.

PENDAHULUAN

ndonesia merupakan negara yang kaya akan hasil perkebunan. Salah satu jenis dari hasil perkebunan yang paling potensial adalah pohon kelapa. Pada pohon kelapa bagian yang terpenting adalah air dan daging buah kelapa. Akhir- akhir ini pemanfaatan daging buah kelapa menjadi lebih variatif. VCO (Virgin Coconut Oil) merupakan salah satu bentuk olahan daging kelapa yang baru-baru ini banyak diproduksi.

VCO menjadi populer karena manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan karena komponen yang terkandung pada VCO sebagian besar berupa asam-asam lemak yang tergolong MCFA (Medium Chain Fatty Acid). Salah satunya

adalah asam laurat (lauriet acid) yang terbukti mampu menanggulangi berbagai penyakit seperti jantung, asam urat, diabetes, paru-paru dan hipertensi.

Pada beberapa tahun terakhir ini VCO telah menjadi perhatian masyarakat luas karena keajaiban dan kemampuannya dalam memelihara kesehatan. Hal tersebut menjadikan VCO menjadi komoditas perdagangan yang sangat laku serta banyak diminati oleh masyarakat. Sebagai dampak dari popularitas VCO tersebut maka banyak masyarakat berlomba-lomba membuat VCO dengan berbagai variasi metode pembuatan mulai dari cara yang paling sederhana sampai dengan cara yang paling modern. Banyaknya metode pembuatan VCO memunculkan asumsi bahwa

(2)

VCO yang dijual di pasaran belum tentu memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh Asian and Pacific Coconut Community (APCC).

Penelitian yang telah dilakukan adalah menguji kualitas VCO dengan menggunakan parameter kimia seperti yang ditetapkan oleh APCC berupa kadar angka asam dan kadar protein.

Pada penelitian ini ditawarkan salah satu teknik pengujian kualitas VCO dengan menggunakan parameter fisika yaitu dengan menentukan nilai konstanta Kerr dan perubahan sudut polarisasi cahaya yang diakibatkan karena pengaruh medan listrik luar.

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas VCO (ditinjau dari komposisi asam lemak) terhadap nilai konstanta Kerr dan perubahan sudut polarisasi cahaya.

Polarisasi Cahaya

Cahaya seperti halnya semua radiasi elektromagnetik, diramalkan oleh teori elektromagnet sebagai gelombang transversal yaitu gelombang yang memiliki vektor listrik dan vektor magnet yang keduanya saling berosilasi tegak lurus satu sama lain, serta tegak lurus terhadap arah perambatannya. Cahaya yang tidak terpolarisasi memiliki arah getar ke segala arah. Cahaya dikatakan terpolarisasi jika merambat pada suatu arah tertentu. Polarisasi merupakan pengkutuban yaitu perubahan arah getar cahaya yang semula acak menjadi satu arah getar.

Polarisasi dibagi menjadi tiga yaitu polarisasi linear, polarisasi lingkaran dan polarisasi ekliptik. Cahaya yang tidak terpolarisasi dapat menjadi cahaya yang terpolarisasi dengan beberapa cara yaitu polarisasi oleh refleksi, polarisasi oleh refraksi ganda dan polarisasi oleh absorbsi selektif.

Medium Non Linear

Pada bahan dielektrik polarisasi sebanding dengan medan listrik E yang mengenainya, karena P diukur dalam cm -2, sedangkan  E juga diukur dalam cm O -2 maka dapat dituliskan nilai dari polarisasi sebagai berikut :

E x

PO  (1)

dengan  adalah suseptibilitas listrik dari 

material.

Fenomena non linear secara umum diakibatkan oleh ketidakmampuan dari dipol dalam medium optik untuk merespon secara linear dari medan listrik E luar yang datang. Seperti inti

atom yang terlalu masif dan elektron pada inti dalam yang terikat sangat kuat untuk merespon medan listrik dari cahaya yang mengenainya. Dalam hal ini elektron terluar yang bertanggungjawab terhadap terjadinya polarisasi pada media optis akibat adanya medan listrik E.

Perubahan Intensitas Transmisi

Pada penelitian ini, penyelidikan kualitas VCO menggunakan medan listrik statis. Pada Gambar 1 digambarkan bahwa VCO adalah larutan non polar dalam keadaan tanpa adanya medan listrik luar.

Gambar 1. Molekul VCO adalah non polar (Firdausi, 2011)

Bila dilewatkan cahaya yang terpolarisasi linear maka berkas cahaya yang melewati molekul VCO tidak mengalami perubahan arah polarisasi cahaya.

Pada Gambar 2 molekul-molekul VCO dimasukkan dalam ruang bermedan listrik E yang cukup kuat dengan beda potensial kedua plat adalah U. Molekul-molekul akan mengalami polarisasi dan membentuk dipol listrik .

Gambar 2. Molekul-molekul VCO yang mengalami polarisasi saat dikenakan medan listrik E ( Firdausi, 2011) Bila dilewatkan cahaya yang terpolarisasi linear EC maka akan mengimbas molekul membentuk dipol listrik PC.

Perubahan sudut polarisasi θ diberikan oleh persamaan : 2 / 1 2 2 ) ( sin P P P C C   (2)

Intensitas transmisi, setelah melewati analisator sebanding dengan sin2 . Parameter khas yang akan ditentukan untuk menyelidiki

(3)

kualitas VCO adalah ζ (perubahan sudut polarisasi cahaya) dengan definisi

sin2 (3)

Efek Kerr

Efek Kerr adalah peristiwa perubahan zat yang semula isotropik menjadi anisotropik bila ditempatkan pada medan listrik yang kuat.

Efek Kerr dibagi menjadi dua yaitu : 1. Efek Kerr Elektro Optik

Peristiwa perubahan indeks bias bahan karena pengaruh medan listrik secara keseluruhan. 2. Efek Kerr Optik

Peristiwa perubahan indeks bias bahan karena pengaruh medan listrik yang berasal dari gelombang elektromagnetik cahaya.

Jika indeks bias yang berkaitan adalah nao dan na maka perbedaan lintasan optiknya dirumuskan :

δ = ℓ ( n a naO) (4)

Ketika berkas cahaya dengan panjang gelombang (λ) melewati suatu medium yang memiliki perbedaan indeks bias (∆n), dimana medium tersebut diberikan medan listrik E maka berkas akan mengalami refraksi ganda (birefraction). Secara matematis dapat dirumuskan :

∆n = K E2 (5)

K merupakan konstanta Kerr.

Intesitas cahaya I yang terletak di belakang analisator A diperoleh dari hubungan

         2 2 2 sin d v K l l O (6)

Aktivitas Optis

Aktivitas optis merupakan kemampuan suatu zat tertentu untuk memutar cahaya yang terpolarisasi bidang saat berkas cahaya melalui zat cair. Hal ini terjadi bila molekul zat tidak simetris. Molekul tersebut memiliki dua bentuk struktur yang berbeda, masing-masing merupakan pencerminan yang lain. Kedua bentuk tersebut adalah isomer optik (optical isomers) dan enansiomer (enantiomers). Salah satu bentuk akan memutar cahaya pada satu arah, sedangkan bentuk yang lain memutar dengan jarak yang sama namun dengan arah yang berlainan. Salah satu zat yang termasuk zat optis aktif adalah VCO (Virgin Coconut Oil).

VCO merupakan minyak kelapa murni yang diproduksi dari daging buah kelapa tanpa melalui proses pemanasan. Komponen VCO

berupa asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam lemak tak jenuh sekitar 10%. VCO mengandung ± 51,24% asam laurat dan sekitar 7,91% asam kaprilat. Keduanya merupakan asam lemak rantai sedang yang disebut dengan Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Menurut penelitian kandungan asam laurat pada VCO dapat berfungsi untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Di dalam tubuh manusia, asam laurat diubah menjadi monolaurin yang berfungsi menghambat dan membunuh berbagai virus, bakteri dan protozoa. Asam lemak lainnya seperti asam kaprat, kaplirat berperan dalam pembakaran nutrisi makanan menjadi energi. Asam kaprat di dalam tubuh diubah menjadi monocaprin yang bermanfaat untuk menyembuhkan beragam penyakit kelamin, seperti Herpes Simplex Virus-2 (HSV-2) dan HIV-1. VCO yang berkualitas adalah yang memiliki kandungan asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Standar kualitas VCO berdasarkan komposisi asam lemak ( Thieme, J.G, 1968)

No

Asam Lemak

Rumus kimia Rentang ( % )

Jumlah (%) Asam Lemak

Jenuh

1 Asam Kaproat C5H11COOH 0,0 - 0,8 0,5 2 Asam Kaprilat C7H17COOH 5,5 - 9,5 8 3 Asam Kaprat C9H19COOH 4,5 - 9,5 7 4 Asam Laurat C11H23COOH44,0 - 52 48 5 Asam Miristat C13H27COOH13,0 - 19 17 6 Asam Palmitat C15H31COOH7,5 - 10,5 9 7 Asam Stearat C17H35COOH 1,0 - 3,0 2 8 Asam Arachidat C19H39COOH 0,0 - 0,8 0,8

Asam Lemak Tidak Jenuh : 9

Asam

Palmitoleat C15H29COOH 0,0 - 1,3 0,1 10 Asam Oleat C17H33COOH 5,0 - 8,0 6 11 Asam Linoleat C17H31COOH 1,5 - 2,5 1,6

TATA KERJA

Alat Penelitian

1. Laser He-Ne (sumber cahaya) λ = 632,8 nm 2. Polarisator dan analisator

3. Sel Kerr 4. Fotoelemen

5. Measuring Amplifier Universal dan multimeter digital 1

(4)

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah beberapa sampel produk VCO yang dijual di pasaran.

Pemberian merk VCO dari A sampai F berdasarkan kualitas VCO yang ditinjau dari komposisi asam lemak, dari yang paling tinggi sampai paling rendah. VCO yang berkualitas tinggi (komposisi asam lemak) diindikasikan dengan merk A. VCO merk A memiliki komposisi

asam lemak jenuh yang hampir mendekati standar VCO yang baik dan memiliki konsentrasi asam lemak jenuh yang paling besar. VCO yang berkualitas rendah (komposisi asam lemak) diindikasikan dengan merk F. VCO merk F memiliki konsentrasi asam lemak jenuh yang tidak sesuai dengan standar dan komposisi asam lemaknya paling sedikit dibandingkan VCO yang lain.

Tabel 2. Spesifikasi bahan beberapa sampel produk VCO

Asam Lemak Rentang Jumlah ideal Jumlah (%)

Asam Lemak Jenuh (%) (%) A B C D E F

Asam Kaproat 0,0-0,8 0,5 0,51 1,24 0,9 Asam Kaprilat 5,5-9,5 8 9,18 10,91 8,05 11,54 2,79 Asam Kaprat 4,5-9,5 7 7,07 8,1 8,29 8,59 8,05 10,03 Asam Laurat 44,0-52,0 48 51,23 48,74 53,07 52,96 61,07 53,5 Asam Miristat 13,0-19,0 17 17,13 16,31 15,4 15,35 15,4 Asam Palmitat 7,5-10,5 9 7,3 7,38 5,92 5,59 5,92 Asam Stearat 1,0-3,0 2 2,17 1,76 3,04 Asam Arachidat 0,0-0,8 0,8

Asam Lemak Tidak Jenuh

Asam Palmitoleat 0,0-1,3 0,1 2,7

Asam Oleat 5,0-8,0 6 5,42 3,09 6,83 5,5

Asam Linoleat 1,5-2,5 1,6 5,68 1,7

Jumlah Konsentrasi Asam

Lemak Jenuh 87,29 74,91 31,74 23,94 23,45 0

Cara Kerja

1. Kalibrasi instrumen efek Kerr dengan elemen PLZT. Nilai konstanta Kerr elemen PLZT berdasarkan referensi adalah

19 2

2, 7 10

x

m/volt

.

2. Pembuatan sel Kerr yang dilengkapi dengan elektroda

Sel Kerr pada penelitian ini memiliki dimensi ukuran 3 cm x 2 cm x 1 cm. Sel Kerr ini terbuat dari kaca preparat. Elektroda pada sel Kerr terbuat dari bahan tembaga dengan dimensi ukuran 3 cm x 1,8 cm.

Tahap Analisis Data 1. Penentuan konstanta Kerr

O l l K d U arcsin 2 2   (7)  K d m 2  (8)

K adalah konstanta Kerr. Konstanta Kerr dapat diperoleh dari gradien garis lurus dengan mem-plot kuadrat dari tegangan yang diberikan terhadap perubahan fase.

Konsentrasi asam lemak tidak jenuh yang tidak sesuai dengan standar Konsentrasi asam lemak jenuh yang sesuai dengan standar

Konsentrasi asam lemak jenuh yang tidak sesuai dengan standar Konsentrasi asam lemak tidak jenuh yang sesuai dengan standar

(5)

2. Penentuan perubahan sudut polarisasi cahaya

Gambar 4. Sel Kerr yang dilengkapi dengan elektroda t l lmaxcos2 (9) sin2 (10)

ζ = perubahan sudut polarisasi cahaya Diagram Alir Penelitian

Persiapan

Kalibrasi instrument efek Kerr dengan elemen PLZT

Pembuatan sel Kerr dilengkapi dengan elektroda

Pengujian VCO

Variasi tegangan (0,2 kV -1 kV) Variasi sudut polarisator (100− 900)

Konstanta Kerr Perubahan sudut polarisasi cahaya

Analisis data

Penyusunan Laporan

Gambar 3. Diagram alir proses penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 3. Nilai konstanta Kerr pada ke-enam merk VCO

No Merk Konstanta Kerr x 10-7.(m/V2)

1 A ( 7,50 ±0,45 ) 2 B ( 7,53 ± 0,67 ) 3 C ( 8,24 ± 0,41 ) 4 D ( 8,54 ± 0,16 ) 5 E ( 9,04 ± 0,37 ) 6 F ( 9,09 ± 0,33 )

Gambar 5. Diagram batang hubungan antara kualitas VCO terhadap nilai konstanta Kerrnya

Berdasarkan Tabel 3 maka hubungan antara kualitas VCO (komposisi asam lemak) terhadap nilai konstanta Kerr dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagaimana ditunjukkan Gambar 5.

Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 5 dapat dilihat bahwa VCO yang berkualitas tinggi dengan indikasi merk A memiliki nilai konstanta Kerr yang kecil, sedangkan VCO yang berkualitas rendah dengan indikasi merk F memiliki nilai konstanta Kerr yang besar. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan mengamati interaksi antara sifat dari molekul asam lemak yang menyusun VCO yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh dengan berkas cahaya maupun medan listrik luar yang mengenainya.

Tabel 4. Nilai perubahan sudut polarisasi cahaya pada ke-enam merk VCO

No Merk V = 0 Volt V = 500 Volt V = 1000 Volt E = 0 E =5 104V/m E =10 104V/m ζ ζ ζ 1 A 0,9710±10-3 0,9740±6 10-4 0,9760±10-3 2 B 0,9730±3 10-4 0,9760±6 10-4 0,9770±10-3 3 C 0,9750±3 10-4 0,9780±6 10-4 0,9810±6 10-4 4 D 0,9760±3 10-4 0,9800±6 10-4 0,9840±6 10-4 5 E 0,9780±3 10-4 0,9820±6 10-4 0,9870±10-3 6 F 0,9790±3 10-4 0,9830±6 10-4 0,9880±6 10-4

Gambar 6. Diagram batang hubungan antara kualitas VCO terhadap nilai perubahan sudut polarisasi cahaya.

(6)

Asam lemak jenuh

Asam lemak jenuh memiliki ikatan tunggal diantara atom-atom C nya. Ikatan ini bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi), sehingga ketika cahaya yang terpolarisasi linear dilewatkan pada molekul maka struktur molekul hanya akan berubah sedikit yang menghasilkan nilai konstanta Kerr yang kecil.

Gambar 7. Bentuk ikatan tunggal pada asam lemak jenuh (Sastrohamidjojo, 2009)

Asam lemak jenuh termasuk ke dalam zat non polar, dimana ketika diberikan medan listrik maka muatan positif dan negatif pada molekul non polar akan terpisah. Tidak ada gaya total dipol karena gaya tarik-menarik muatan akan mengimbangi gaya luar pada masing-masing muatan. Hal ini berpengaruh terhadap nilai konstanta Kerr yang relatif kecil.

Gambar 8. Bentuk molekul non polar saat dikenai medan listrik (Zemansky and Sears, 2003)

Asam lemak jenuh memiliki ikatan molekul berbentuk trans. Molekul ini memiliki gaya Van Der Waals yang kuat, sehingga ketika dilewatkan cahaya yang terpolarisasi linear maka hanya akan menghasilkan perubahan sudut polarisasi yang kecil.

Gambar 9. Bentuk ikatan molekul trans pada asam lemak jenuh (Darmoyuwono, 2006) Asam lemak jenuh memiliki bentuk molekul karbon yang asimetris. Molekul ini memiliki dua bentuk struktur yang berbeda, dimana yang satu merupakan penceminan yang lain. Ketika cahaya laser mengenai molekul ini maka molekul akan menyerap energi cahaya laser, terjadi gerakan elektroionik sehingga cahaya tersebut dapat membentuk sudut dan menghasilkan perubahan sudut yang relatif besar.

Gambar 10. Bentuk molekul asam lemak jenuh yang asimetris (Soerdja, 1985)

Asam lemak tidak jenuh

Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda diantara atom-atom C nya. Ikatan ini sangat mudah bereaksi, sehingga ketika dilewatkan cahaya yang terpolarisasi linear maka struktur molekul asam lemak akan mudah berubah yang menghasilkan nilai konstanta Kerr yang besar.

Gambar 11. Bentuk ikatan ganda pada asam lemak tidak jenuh (Sastrohamidjojo, 2009) Asam lemak tidak jenuh termasuk kedalam zat polar, dimana ketika diberikan medan listrik luar maka akan ada gaya total yang bekerja, akan ada momen yang mengarahkan molekul untuk berputar sehingga molekul tersebut mengorientasikan dirinya sejajar dengan arah medan listrik. Hal ini berpengaruh terhadap nilai konstanta Kerr yang besar.

Gambar 12. Bentuk molekul polar saat dikenai medan listrik (Zemansky and Sears, 2003)

Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan molekul berbentuk cis. Molekul ini memiliki gaya Van Der Waals yang lemah, sehingga ketika dilewatkan cahaya yang terpolarisasi linear maka akan menghasilkan perubahan sudut polarisasi yang besar.

Gambar 13. Bentuk ikatan molekul cis pada asam lemak tidak jenuh (Darmoyuwono, 2006)

(7)

Gambar 14. Bentuk molekul asam lemak tidak jenuh yang simetris (Soerdja, 1985) Asam lemak tidak jenuh memiliki bentuk molekul karbon yang simetris. Molekul ini berimpit dengan bayangan cerminnya yang disebut akiral. Saat cahaya yang terpolarisasi bidang melewati molekul yang memiliki arah putar tertentu menyebabkan kedua komponen polarisasi merambat dengan kecepatan berbeda, setelah menempuh jarak tertentu di dalam minyak maka arah getarnya akan berubah yang menghasilkan nilai perubahan sudut polarisasi yang besar.

KESIMPULAN

VCO yang berkualitas tinggi adalah VCO yang memiliki komposisi asam lemak jenuh yang lebih besar dan memiliki komposisi asam lemak yang mendekati standar kualitas. Pada penelitian ini terdapat pada VCO merk A dengan nilai konstanta Kerr dan perubahan sudut polarisasi cahaya yang kecil. VCO yang berkualitas rendah adalah VCO yang memiliki komposisi asam lemak yang tidak sesuai dengan standar kualitas dan komposisi asam lemaknya paling sedikit dibandingkan dengan yang lain. Pada penelitian ini terdapat pada VCO merk F dengan nilai konstanta Kerr dan perubahan sudut polarisasi cahaya yang besar.

SARAN

Pengambilan data harus dilakukan dalam ruang gelap sehingga tidak ada pengaruh sumber cahaya lain.

Intensitas radiasi terukur bersifat fluktuatif sehingga perlu ketelitian dalam pembacaan multimeter.

DAFTAR PUSTAKA

1. DARMOYUWONO, WINARNO. 2006. Gaya Hidup Sehat Dengan Virgin Coconut Oil. Jakarta : PT. Index Kelompok Gramedia 2. FIRDAUSI K, SOFYAN. 2011.

Pengembangan Metode Uji Baru Untuk Penentuan Mutu Minyak Goreng Berdasarkan Sifat Elektrooptis. Yogyakarta: UGM

3. SASTROHAMIDJOJO, HARDJONO. 2009. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak dan Protein.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

4. SOERDJA, DAVID. 1985. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta : Erlangga

5. THIEME, J. G.1968. Fatty acid of coconut oil. University of Bucharest

6. ZEMANSKY AND SEARS. 2003. Fisika Universitas. Edisi kesepuluh. Jilid 2. Jakarta : Erlangga

TANYAJAWAB

Sukarsono

 Hal yang penting dari minyak adalah kerusakan karena oksidasi sehingga timbul free fatty acid (FFA). Kenapa FFA tidak ditinjau?

Julia Kristi

 Karena pada penelitian ini hanya meninjau dari perbandingan komposisi asam lemak VCO pada beberapa produk VCO dengan standar kualitas komposisi asam lemak yang ada.

Bambang G. Susanto

 Kalau dilihat dari fungsi asam kaprat untuk menyembuhkan penyakit HIV, apakah asam kaprat yang konsentrasi tinggi atau rendah?

Julia Kristi

 Menurut standar kualitas VCO yang baik (sumber: Thieme J. G.) asam kaprat berada pada rentang 4,5 - 9,5 %

Gambar

Gambar  1.  Molekul  VCO  adalah  non  polar  (Firdausi, 2011)
Tabel  1.  Standar  kualitas  VCO  berdasarkan  komposisi  asam  lemak  (  Thieme,  J.G,  1968)
Tabel 2. Spesifikasi bahan beberapa sampel produk VCO
Gambar  4.  Sel  Kerr  yang  dilengkapi  dengan  elektroda  tll max cos 2 (9)   sin2 (10)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur dari hati yang terdalam penulis persembahkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan kertas karya dengan judul

POLA PERTUMBUHAN DAN FAKTOR KONDISI IKAN LUMO Labiobarbus ocellatus (Heckel, 1843) DI SUNGAI TULANG

“RUMAH SUSUN SEWA BAGI PEKERJA PABRIK DI SURABAYA”, sebuah judul yang didasari oleh kebutuhan akan tempat tinggal yang mampu mewadahi bagi para pekerja pabrik

ketiga validator itu bukan perbaikan secara spesifik. Setelah melakukan perbaikan dengan mengacu pada saran dan ma- sukan dari uji ahli, langkah selanjut- nya adalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pengaruh audit manajemen terhadap kinerja manajerial pada

Pola pikir yang melandasi penelitian ini adalah seperti yang dikemukakan pada latar belakang bahwa Pendidikan merupakan jalur utama yang harus ditempuh manusia untuk ikut

(1) Bidang Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c mempunyai tugas menyusun kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan melayani kebutuhan pelaksanaan

Model belajar yang benar haruslah dilaksanakan pada saat sebelum dan sesudah proses belajar berlangsung, bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, yang