• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SUKSES TANI NUSASUBUR DESA LABANGKA KECAMATAN BABULU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SUKSES TANI NUSASUBUR DESA LABANGKA KECAMATAN BABULU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

DI PT. SUKSES TANI NUSASUBUR DESA LABANGKA

KECAMATAN BABULU KABUPATEN PENAJAM PASER

UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

YAHYA ABDUL GHANI NIM : 110500070

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) Di PT.Sukses Tani Nusasubur Desa Labangka Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur

Nama : Yahya Abdul Ghani

NIM : 110 500 070

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat, SP. MSc NIP. 19721023 200112 1 001 Pembimbing, Yuanita, SP, MP NIP. 196611252001122001 Penguji I Roby, SP, MP NIP. 197305172005011009 Penguji II Faradilla, SP, MSc NIP.197409012000122001

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Sukses Tani Nusasubur (STN), Desa Labangka,Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara,

Provinsi Kalimantan Timur dengan lancar dan tanpa ada halangan apapun.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan dukungan dan do’a kepada penulis selama ini.

2. Ibu Yuanita, SP, MP selaku dosen pembimbing.

3. Bapak Roby, SP, MP dan Ibu Faradilla, SP, MSc selaku dosen penguji PKL. 4. Bapak NurHidayat, SP, MSc selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman

Perkebunan.

5. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.

6. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

7. Bapak Edward Nainggolan selaku Asisten Afdeling Echo.

8. Para karyawan lapangan yang telah memberikan banyak bimbingan selama kegiatan praktek kami.

9. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.

(4)

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kesempurnaan laporan ini.

Samarinda, 30Mei 2014

(5)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN………...….. KATA PENGANTAR……….. DAFTAR ISI………. DAFTAR LAMPIRAN………. I. PENDAHULUAN A. Latar belakang………. B. Tujuan kegiatan………... C. Hasil Yang Diharapkan……….

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan ……….. B. Manajemen Perusahaan……… C. Lokasi Dan Waktu Kegiatan PKL………

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Perawatan Tanaman Menghasilkan………....…….. 1. Pengendalian gulma……… a. Rawat piringan………... 1) Manual……….. 2) Kimia………. b. Rawat gawangan………... 1) Manual……….. 2) Kimia………. c. Infusepifit……… 2. Penunasan (Pruning)……….. 3. Pemupukan……….. a. Pemupukan manual……….…. b. Pemupukan mekanis……….….. 4. Pengendalian Hamadan Penyakit Tanaman………….

a. Pembuatan titik sampel dan baris sampel………… b. Sistem peringatan awal……….…….. B. Panen Dan Pengangkutan…..………. 1. Sensus Produksi……… 2. Panen dan langsir………. 3. Pengangkutan………

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..… B. Saran………. DAFTAR PUSTAKA…….………... LAMPIRAN………..……….... i ii iii iv 1 2 3 4 5 7 8 8 8 9 10 11 11 12 14 15 17 17 18 20 20 22 23 24 25 27 29 29 31 32

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

NO. Halaman

1. Struktur Organisasi PT. SuksesTani Nusasubur………. 33 2. Peta Afdeling Echo………. 34 3. Dokumentasi kegiatan PKL di PT. STN………. 35

(7)

1

I. PENDAHULUAN

A .Latar Belakang

Komoditas kelapa sawit dalam perekonomian Indonesia cukup memegang peranan penting dan strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang cerah sebagai sumber devisa, permintaan minyak kelapa sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan juga digunakan sebagai bahan mentah industri non pangan. Jikadilihat dari biaya produksinya, komoditas kelapa sawit jauh lebih murah produksinya daripada minyak nabati lainnya.Minyak kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah di masa mendatang.Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari minyak kelapa sawit (Fauzi, 2004).

Kelapa sawit di Indonesia merupakan komoditas primadona, luasnya terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan besar Negara atau perkebunan swasta.Saat ini perkebunan rakyat sudah berkembang pesat. Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di Sumatera Utara dan di Daerah Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di beberapa Provinsi, antara lain Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Irian Jaya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan khususnya Kalimantan Timur yang sedang dalam tahap perluasan daerah budidaya tanaman kelapa sawit (Sastrosayono, 2006).

Era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai pada tahun 1982 yang dirintis melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola PTP VI. Pada tahun 2011 luas areal kelapa sawit baru mencapai

(8)

2

827.347 ha yang terdiri dari 164.952 ha sebagai tanaman plasma,17.237 ha milik BUMN sebagai inti dan 645.158 ha milik perkebunan swasta. Produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 4.471.546 ton pada tahun 2011. Dari sejumlah perkebunan swasta yang telah memperoleh ijin lokasi sementara ini yang telah beroperasi membangun kebun dalam skala yang luas baru sebanyak kurang lebih 330 perusahaan (Anonim, 2010).

Untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dimana mahasiswa yang merupakan salah satu aset pembangunan nasional hendaknya tidak hanya berkecimpung didalam perguruan tinggi saja tetapi mahasiswa juga harus mampu mengembangkan keterampilan untuk menghadapi perubahan-perubahan dan mampu berperan aktif dalam berfikir secara intelektual dan bersosialisasi dengan masyarakat untuk membantu kearah kehidupan yang lebih baik.Maka dari itu Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program praktek kerja lapang (PKL) dengan harapanagar para lulusannya mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya serta dapat mengaplikasikannya secara langsung dengan ketentuan yang ada di lapangan.

B. Tujuan

Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan agar mahasiswa:

1. Memiliki pengetahuan teknis dan keterampilan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit.

2. Dapat memberikan perbandingan antara teori di kampus dan dilapangan.

(9)

3

4. Agar mahasiswa dapat mempelajari dan memahami semua tahapan budidaya kelapa sawit.

C. Hasil yang diharapkan

1. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang perkebunan kelapa sawit.

2. Memahami bagaimana cara menggunakan alat-alat yang digunakan dalam teknik budidaya tanaman kelapa sawit.

3. Menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil dalam budidaya tanaman kelapa sawit.

(10)

4

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Sukses Tani Nusasubur (STN) merupakan salah satu perusahaan yangberada di bawah naungan Astra Agro Lestari (AAL) yang bergerak di bidang Agronomi, khususnya dalam bidang kelapa sawit.

PT. STN berlokasi di Desa Labangka dengan jarak tempuh sejauh 10 KM dari wilayah Administrasi Desa atau Kantor Desa Labangka sejauh 15 KM dari pusat kecamatan Babulu, dan jarak dari pusat Kabupaten Penajam Paser Utara sejauh 60 KM, serta kurang lebih 250 KM dari pusat Ibu Kota Provinsi Samarinda.

Perusahaan perkebunan yang berdiri pada tahun 1990 ini dipimpin oleh seorang Administratur, memiliki 3 (tiga) bidang yaitu bidang administrasi umum, bidang tanaman dan bidang teknik, yang masing-masing di pimpin oleh seorang kepala bidang. PT. STN memiliki ijin lokasi dengan luas 9000 Ha, dengan Hak Guna Usaha (HGU) seluas 7.936,92 Ha.

PT. STN terbagi atas delapan afdeling yaitu : afdeling Alfa (OA), Afdeling Bravo (OB), Afdeling Charli (OC), Afdeling Delta (OD), Afedeling Echo (OE), Afdeling Fanta (OF), Afdeling Golf (OG) dan afdeling India (OI). Masing – masing afdeling memiliki luas wilayah dan topografi yang berbeda – beda. Salah satunya Afdeling Echo dengan luas areal 577,35 Ha danluas areal tanamnya di bagi menjadi 24 blok.

Di PT. STN sedang dibangun pabrik kelapa sawit yang ditargetkan beroprasi pada bulan September 2014, dan sekarang masih dalam proses

(11)

5

pembangunan. Lokasi pembangunan pabrik berada di tengah kebun kelapa sawit yang tepatnya di Afdeling Echo.

B. Manajemen Perusahaan

Berikut peran beberapa tugas penting di dalam keorganisasian di kebun PT. STN antara lain :

1. Estate Manager/Administratur Kebun

Estate manager bertindak sebagai pimpinan yang mengkoordinasikan seluruh kendali kegiatan di Kebun. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pekerjaan dan semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan di kebun atau unit yang dipimpinnya. Menentukan kebijakan dalam hal penggunaan dana dan anggaran kebun.

2. Kasi Administrasi

Kasie Administrasi (KTU) bertanggung jawab dan melaksanakan semua kegiatan yang berada di kantor kebun. KTU bertanggung jawab dalam pembukuan dan administrasi perkantoran di kebun yang bersangkutan.

3. Asisten Kepala/Kepala kebun

Asisten kepala (Askep) membantu tugas estate manager dan bertanggung jawab terhadap rayon yang dipimpinnya, misal Askep mengambil salah satu divisi dibawah pengawasannya bersama Asisten divisi memeriksa pekerjaan yang telah diperiksa oleh Asisten dan apabila menggunakan bahan maka Askep dapat memproritaskan pemeriksaan terhadap cara kerja dan hasil kerja dari pemakaian dosis dengan benar. Askep turut mendiskusikan hasil kerja di lapangan serta

(12)

6

masalah yang dihadapi di lapangan untuk mencari jalan keluarnya. Askep menyampaikan pada Maneger semua kendala di lapangan serta alternatif penyelesaiaan masalah tersebut sehingga Manager dapat menetapkan kebijakannya.

4. Asisten Kebun

Asisten kebun bertanggung jawab dan melaksanakan pencapaian target terhadap divisi yang dipimpinnya dalam melaksanakan semua kegiatan, baik secara teknis maupun administrasi, misalnya menerima laporan hasil kerja dari para mandor, kemudian membuat rencana kerja.

5. Mandor

Mandor memiliki pekerjaan utama mengawasi pekerjaan dan bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan yang menjadi pengawasannya.Mandor terdiri dari Mandor 1, sebagai pembantu Asisten dalam hal supervisi dan pengorganisasian pekerjaan rutin dan Mandor lapangan yang bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang dilakukan beserta bahan yang digunakan.

6. Krani

Krani bertugas mencatat hasil setiap karyawan atau berhubungan dengan teknis administrasi laporan pekerjaan di divisi setiap hari yang didapat dari para mandor.

7. Karyawan

Karyawan merupakan pekerjaan utama sebagai pelaksana langsung kegiatan di kebun. Adapun status karyawan antara lain Buruh Harian Lepas (BHL) dan Karyawan Tetap (KT).

(13)

7

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Perusahaan perkebunan PT. Sukses Tani Nusasubur berlokasi di Desa : Labangka

Kecamatan : Babulu

Kabupaten : Penajam Paser Utara (PPU) Provinsi : Kalimantan Timur

Pelaksanaan PKL dimulai dari tanggal 03 Maretdan berakhir pada tanggal 09 Mei 2014.

(14)

8

III. HASIL PRATEK KERJA LAPANG

A. Perawatan Tanaman Menghasilkan

Menurut Risza (1994)perawatan tanaman menghasilkan adalah pemeliharaan yang dilakukan terhadap tanaman yang sudah menghasilkan mulai dari umur 3 tahun sampai dengan umur 25 tahun. Kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan meliputi, garuk piringan, babat gawangan, dongkel anak kayu, tunas pemeliharaan, pemeliharaan saluran air, pemeliharaan teras dan tangga-tangga panen, inventarisasi pokok dan penyisipan tanaman.

1. Pengendalian gulma

Menurut Sastrosayono (2006), gulma di perkebunan kelapa sawit harus dikendalikan supaya secara ekonomi tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi. Adanya gulma di perkebunan kelapa sawit akan merugikan. Alasannya, gulma akan menghambat jalan para pekerja dan menjadi pesaing tanaman kelapa sawit dalam penyerapan unsur hara dan air.

Menurut Pahan (2008), pengendalian atau pemberantasan gulma di perkebunan kelapa sawit dilakukan pada dua tempat, yaitu di piringan dan gawangan.

a. Rawat piringan

Menurut Pahan (2008), tujuan pengendalian gulma dipiringan dibedakan berdasarkan jenis tanamannya. Pada tanaman belum menghasilkan, pengendalian rumput dapat mengurangi kompetisi unsur hara karena akar halus tanaman masih berada disekitar piringan atau

(15)

9

pokok. Pada tanaman menghasilkan, pengendalian rumput di piringan bertujuan untuk memudahkan pengutipan brondolan.

1) Manual

a) Tujuan

Tujuan dari rawat piringan ialah untuk membersihkan piringan dari semua jenis gulma yang tumbuh.

b) Dasar teori

Menurut Risza (1994), piringan pokok digaruk bersih dengan radius 2 m, pasar pikul dan terasan dibabat tandes selebar 1m, dan pada areal rendahan yang becek, piringan pokok cukup dibabat mepet.

c) Alat

Alat yang digunakan adalah cangkul d) Prosedur kerja

(1) Sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu alat disiapkan (2) Menentukan blok yang akan dilakukan rawat piringan manual (3) Gulma dipiringan dibersihkan menggunakan cangkul selebar 2 m (4) Gulma dikumpulkan menjadi satu

(5) Kemudian gulma dibuang pada gawangan mati e) Hasil yang dicapai

Hasil kalibrasi yang didapatkan untuk 1 hari kerja ( HK )mendapatkan 60 pokok yang dilakukan selama 7 jam kerja.

(16)

10

f) Pembahasan

Di PT. STN pelaksanaan pengendalian gulma secara manual dalam 1 jam kerja mendapat kurang lebih 8 sampai 10 pokok, tergantung dari ketebalan gulma dan sersah.

2) Kimia

a) Tujuan

Tujuan pengendalian gulma secara kimia adalah untuk membersihkan gulma pada piringan, jalan panen dan tempat pengumpulan hasil (TPH) serta memudahkan dalam proses panen. b) Dasar teori

Menurut Pahan (2008), piringan, pasar rintis (pasar panen), dan tempat pengumpulan hasil (TPH) merupakan beberapa sarana terpenting dari produksi dan perawatan. Piringan berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk, tempat daerah jatuhnya tandan buah dan brondolan.Pasar rintis berfungsi sebagai jalan untuk mengangkut buah ke TPH. Sedangkan TPH berfungsi sebagai tempat pengumpulan hasil panen sebelum diangkut ke pabrik.

c) Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah kep sprayer, gelas ukur dan timba air. Bahan yang digunakan adalah Round up dan air.

d) Prosedur kerja

(1) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan (2)Menentukan blok yang akan dilakukan rawat gawangan kimia (3)Memasukan air kedalam kep sprayer hingga ¼ kep

(17)

11

(5)Menambahkan air hingga 15 l

(6) Menyemprotkan Round up pada semua jenis gulma yang ada dipiringan

e) Hasil yang dicapai

Dalam melakukan kegiatan pengendalian gulma dipiringan dengan cara kimia untuk 1 hari kerja (HK) dapat mengerjakan 0,5 ha.

f) Pembahasan

Prestasi kerja dapat dilihat dari keadaan topografi lahan, ketersediaan air dilapangan dan ketebalan gulma. Penyemprotan pada piringan dilakuklan dengan jari-jari 2 meter dari pokok.

b. Rawat gawangan

Menurut Mangoensoekarjo (2008), di perkebunan kelapa sawit memang sering ditemui masalah gulma, baik dipiringan maupun di gawangan. Perawatan gawangan dengan cara mengendalikan semua jenis gulma yang tumbuh dapat memudahkan proses panen dan pemupukan.

a. Manual

a) Tujuan

Untuk membongkar atau mematikan semua jenis gulma yang termasuk anak kayu dan menghindarkan pembabatan gulma. b) Dasar teori

Menurut Risza (2004), semua tumbuhan yang berkayu, pakis gajah dan keladi-keladian harus didongkel sampai akarnya keluar. Rotasi dilakukan selama 2 bulan sekali dan harus benar-benar efektif

(18)

12

sehingga babatan tidak begitu diperlukan lagi atau hanya bersifat selektif.

c) Alat

Alat yang digunakanadalah cangdos (cangkul dodos) dan cangkul d) Prosedur kerja

(1) Mempersiapkan alat yang akan digunakan

(2) Menentukan blok yang akan dilakuan pendongkelan

(3) Melakukan pendongkelan semua tumbuhan yang berkayu termasuk anak sawit, baik yang tumbuh di gawangan maupun yang tumbuh di sekitar piringan pokok yang tinggi gulmanya mencapai 1-1.5 m

(4) Tumbuhan anak kayu yang sudah didongkel kemudian dikumpulkan pada gawangan mati dan diusahakan agar akar dan batang tumbuhan tidak bersentuhan dengan tanah supaya cepat kering dan mati.

e) Hasil yang dicapai

Hasil kalibrasi yang dilakukan untuk 7 jam kerja dalam satu harimendapatkan luasan 2500 m2 atau 0,25 ha.

f) Pembahasan

Melakukan pendongkelan terhadap tumbuhan anak kayu dapat mencegah gulma tersebut untuk tumbuh kembali dalam waktu yang lama.

(19)

13

b. Kimia

a) Tujuan

Bertujuan agar kondisi areal kebun bersih sehingga mempermudah aktivitas panen, pengawasan serta mengurangi persaingan unsur hara dan air dengan gulma.

b) Dasar teori

Menurut Anonim (2008), pengendalian gulma pada jalan rintis dan gawangan menggunakan herbisida kontak atau sistemik sesuai dengan jenis gulma lunak dan gulma keras yang menjadi sasaran.

c) Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah kep sprayer,timba air dan gelas ukur Bahan yang digunakan adalah Ally dan air

d) Prosedur Kerja

(1)Alat dan bahan disiapkan

(2)Menentukan blok yang akan akan dilakukan penyemprotan

(3) Sebelum melakukan penyemprotan terlebih dahulu melakukan identifikasi gulma di blok yang akan disemprot

(4) Memasukan air kurang lebih 5-8 l ke dalam kep, Kemudian memasukan herbisida Ally dengan dosis 60 cc/kepdantambahkan air hingga batas 15 l

(5) Menyemprot di antara pokok tanaman atau gawangan e) Hasil yang dicapai

Dari kegiatan yang telah di lakukan untuk 1 orang pekerja dapat menghabiskan sebanyak 10 sampai dengan 12 kep per hari

(20)

14

kerja (HK). Untuk 1 kep dengan rata-rata mendapat 10,8 pokok. Untuk luasanya dalam 1 HK dapat melakukan penyemprotan seluas 0,92 ha.

f) Pembahasan

Pengendalian gulma secara kimia dilakukan digawangan dengan gulma yang menjadi sasaran utama adalah cleudemia dan dipastikan gulma yang disemprot benar-benar terkena aplikasi obat tersebut.Sehingga tidak ada yang terlewatkan dan gulma benar-benar mati.

c. Infus Epifit

1) Tujuan

Mengurangi persaingan antara tanaman pokok dan tumbuhan epifit dalam penyerapan unsur hara dan air serta memudahkanpemanen dalam mengambil buah.

2) Dasar teori

Menurut Mangoensoekarjo (2003), gulma yang tumbuh sebagai epifit pada batang kelapa sawit dapat menyebabkan brondolan buah tertahan pada batang sawit yang kelak akan tumbuh dan akan menjadi gulma tanaman kelapa sawit itu sendiri.

3) Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah parang, botol, selang dan gunting Bahan yang digunakan adalah Round up, plastik es dan tali rafiah 4) Prosedur kerja

a) Alat dan bahan disiapkan

(21)

15

c) Round up dimasukkan kedalam botol yang telah diberi selang pada tutupnya untuk memudahkan dalam penuangan

d) Mencari dan memilih pokok sawit yang ditumbuhi epifit e) Kemudian mencari akar epifit disekitar pokok sawit

f) Setelah dapat, akar diamati arahnya dan akar dipotong, akar yang mengarah ke atas yang di infus

g) Kemudian, isi Round up ke dalam plastik es dengan dosis 20 cc per plastik

h) Setelah itu, masukkan akar ke dalam plastik, dan ikat plastik menggunakan tali rafiah

5) Hasil yang dicapai

Hasil kalibrasi yang dilakukan untuk 1 plastik es, dosis yang digunakan adalah20 ccdengan kandungan Round up sebanyak 5cc/plastik, sedangkan untuk normanya 1 hari kerja (HK) dapat menginfus sebanyak kurang lebih100 epifit.

6) Pembahasan

Tumbuhan epifit yang banyak tumbuh di PT. STN adalah jenis beringin dan tumbuhan berkayu lainya.Daun tumbuhan epifit mulai rontok setelah diinfus dengan waktu kurang lebih 1 minggu dan batang epifit mulai mengering setelah kurang lebih3 minggu dari waktu penginfusan.

(22)

16

2. Penunasan (Pruning)

a. Tujuan

Menjaga suplai hara dan air agar tidak terus berlangsung kepada jaringan pelepah yang tidak produktif lagi, sehingga mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman.

b. Dasar teori

Menurut Pahan (2008), penunasan adalah kegiatan pemotongan pelepah daun dengan menggunakan dodos atau egrek (alat pemotong buah dan pelepah), dengan rotasi 9 bulan sekali. Pada saat penunasaan harus diusahakan sampai batas songgo 2 sehingga setelah penunasaan pelepah daun masih tersisa 48-56 pelepah untuk tanaman muda dan 40-48 untuk tanaman tua. Bekas penunasan harus dekat dengan pokok sawit

c. Alat

Alat yang digunakan adalah egrek dan parang.

d. Prosedur kerja

1) Mempersiapkan alat yang akan digunakan

2) Menentukan blok yang akan dilakukan penunasan

3) Pemotongan pelepah dengan menggunakan egrek dan menyisakan songgo 2, potongan pelepah maksimal 15 cm dari batang.

4) Pelepah yang dipotong adalah pelepah yang patah, kering dan berlebihan

(23)

17

e. Hasil yang dicapai

Hasil kalibrasi yang dilakukan untuk 1 hari kerja mendapatkan 60 pokok,dilakukan selama 7 jam kerja dengan waktu istirahat 30-35 menit. Setiap 1 jam kerja mendapatkan kurang lebih 9 pokok.

f. Pembahasan

Di PT. STN penunasan dilakukan sesuai dengan manajemen pelepah(ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaaan dalam melakukan penunasan).

3. Pemupukan

a. pemupukan manual

1) Tujuan

Pemupukan bertujuan untuk menambahkan kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah agar tanaman dapat menyerap sesuai kebutuhan pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif untuk menghasilkan produktifitas yang maksimal.

2) Dasar teori

Menurut Mangoensoekarjo (2008), salah satu tindakan yang paling penting dalam teknis budidaya kelapa sawit adalah pemupukan. Tujuan dari pemupukan adalah menambah ketersediaan unsur hara didalam tanah agar tanaman dapat menyerap sesuai kebutuhan.Pemupukan harus dilakukan secara teratur menurut bagian pemupukan, sedangkan bagian pemupukan dibuat berdasarkan hasil analisis tanah maupun analisis daun.

(24)

18

3) Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah ember, mangkuk takar, sarung tangan dan pisau.

Bahan yang digunakan adalah pupuk NPK dengan kandungan N16%, P 6% dan K 23%.

4) Prosedur kerja

a) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b) Menentukan blok yang akan dilakukan pemupukan pada pokok sawitnya

c) Memuat pupuk kedalam truk dari gudang untuk selanjutnya dibawa ke blok dan mengecernya dipinggir jalan

d) Karung pupuk dibuka dengan pisau dan menuangkan pupuk ke ember

e) Memasukan pupuk kedalam 4 lubang yang telah tersedia pada piringan pokok sawit dengan dosis 2 kg per pokok( 0,5 kg/lubang ) dan menutup lubang yang telah diberi pupuk

f) Karung bekas pupuk dikumpulkan menjadi satu 5) Hasil yang dicapai

Melakukan pemupukan selama 7 jam kerja, prestasi pemupuk untuk 1 HK adalah 500 kg atau 10 karung.

6) Pembahasan

Pemupukan harus dilakukan secara teratur menurut bagian pemupukan, sedangkan bagian pemupukan dibuat berdasarkan hasil analisa tanah maupun analisa daun yang telah dilakukan oleh perusahaan.

(25)

19

b. Pemupukan mekanis

1) Tujuan

Pemupukan bertujuan untuk menambahkan kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah agar tanaman dapat menyerap sesuai kebutuhan dan untuk menghasilkan produktifitas yang maksimal dan menekan biaya pemupukan.

2) Dasar teori

MenurutAnonim (2010), pemupukan mekanis menggunakan alat (traktor) penabur pupuk untuk areal yang relatif rata. Cara ini banyak diterapkan karena sulitnya memperoleh tenaga kerja pemupukan dan pelaksanaan pemupukan lebih efisien biaya.

3) Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah conycom (alat penabur pupuk mekanis), truk dan pisau

Bahan yang digunakan adalah pupuk NPKdengan kandungan N 16%, P 6% dan K 23%.

4) Prosedur kerja

a) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b) Menentukan blok yang akan dilakukan pemupukan pada pokok sawitnya

c) Memuat pupuk kedalam truk dari gudang untuk selanjutnya dibawa ke blok dan mengeceranya dipinggir jalan

d) Membuka karung pupuk dengan pisau dan memasukkan pupuk ke dalam bak conycom

(26)

20

f) Setelah itu, alat conycom masuk menaburkan pupuk dengan mengelilingi gawangan

5) Hasil yang dicapai

Untuk 1 unit conycom ditargetkan dapat melakukan pemupukan seluas 20-25 ha/HK dan pupuk yang dapat ditaburkan mencapai kurang lebih 5 ton.

6) Pembahasan

Untuk 1 unit conycom membutuhkan 1 operator dan 2 tenaga pengangkut. Dibandingkan dengan pemupukan manual, pemupukan mekanis lebih hemat dari segi biaya karena membutuhkan sedikit tenaga kerja.

4. Pengendalian Hama Penyakit Tanaman

a. Pembuatan titik sampel (TS) dan baris sampel (BS)

1) Tujuan

Untuk memudahkan dalam pengamatan hama dan penyakit secara awal.

2) Dasar teori

Menurut Mangoensoekarjo (2003), untuk melakukan sensus pengamatan hama dilakukan dengan patokan setiap 1 pohon sampel mewakili 2-3 ha areal tanam dantitik sensus adalah pohon sebagai pusat sensus.

3) Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah kuas dan parang. Bahan yang digunakan adalah cat

(27)

21

4) Prosedur kerja

a) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan b) Pembuatan TS dengan rumus

(1) TS = jumlah pokok dalam baris – 6 jumlah TS dalam baris – 1

(2) Setelah pokok dapat, kerok pelepah sampai bersih kemudian tulis TS menggunakan cat

(3) TS berisi nama blok dan nomor TS c) Pembuatan BS dengan rumus

(1) BS = jumlah baris dalam blok – 6 jumlah baris dalam blok– 1

(2) Kerok pelepah hingga bersih dan tulis BS dengan rincian tulisan nomor BS dan seluruh TS yang terdapat pada BS tersebut

5) Hasil yang dicapai

Pembuatan TS dan BS dalam 1 hari kerja mampumendapatkan 15 buah, dan dapat digunakan untuk pengamatan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang.

6) Pembahasan

Rumus TS dan BS biasa digunakan untuk lahan tanam yang datar, sedangkan untuk lahan bergelombang penggunaan rumus tersebut agak susah karena adanya jurang yang memisahkan petakan blok sehingga baris tanam tidak tersambung. Dalam pembuatan TS, satu TS mewakili luasan 1 ha tanam dan untuk satu baris sampel dapat mewakili beberapa titik sampel.

(28)

22

b. Sistem peringatan awal

1) Tujuan

Sistem peringatan awal bertujuan untuk mengetahui keberadaan organisme pengganggu tanaman secara dini yang berupa hama dan penyakit.

2) Dasar teori

Menurut Pahan (2008), upaya mendeteksi hama dan penyakit pada waktu yang lebih dini mutlak harus dilaksanakan. Selain akan memudahkan tindakan pencegahan dan pengendalian, keuntungan deteksi dini juga bertujuan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tak terkendalikan.

Menurut mangoensoekarjo (2003), sistem peringatanawalpada pelaksanaan sistem ini kebun kelapa sawit disensus secara berkala sehingga dapat selalu diketahui ada tidaknya serangan hama dan bila ada, perkembangannya diikuti terus.

3) Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah egrek untuk pokok tinggi, form pengamatan dan alat ukur.

Bahan yang digunakan adalah kantong plastik. 4) Prosedur kerja

a) Alat dan bahan disiapkan

b) Pengamatan dimulai dari pokok TSsebagai pokok pusat dilakukannya pengamatan

c) Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati bagian-bagian dari kelapa sawit (daun, batang, buah, dll), jika terdapat gejala serangan

(29)

23

atau terdapat organisme pengganggu tanaman(OPT), bagian yang terserang diturunkan dan dilakukan pengamatan lebih lanjut

d) Kemudian pengamatan berlanjut dari pokok TS ke lingkaran pokok pertama yang mengelilingi pokok TS

e) Kemudian berlanjut pada lingkaran ke dua dan ke tiga

f) Kemudian menganalisa tingkat serangan yang terjadi pada TS tersebut, tergolong tingkat serangan ringan, sedang, atau berat.

g) Kemudian masukkan data yang sudah didapatkedalam form pengamatan

5) Hasil yang dicapai

Sistem peringatan awal dilakukan dengan rotasi satu bulan sekali dengan menuntaskan semua blok. Pengamatan awal akan ditindak lanjuti jika serangan tergolong dalam tingkat serangan sedang hingga berat.

6) Pembahasan

Ulat api Setothosea asigna merupakan ulat api yang berkembang di PT STN, selain itu terdapat beberapa jenis ulat api yang lain seperti Setora nitens, Darna trima dan lain-lain. Untuk ulat kantong ada beberapa jenis seperti Mahasena corbetti dan Metisa plana.

B. Panen Dan Pengangkutan

Menurut Risza (1994), panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan dan brondolan yang tercecer didalam dan diluar piringan. Selanjutnya menyusun tandan buah di tempat pengumpulan hasil (TPH).

(30)

24

1. Sensus Produksi

a. Tujuan

Sensus pokok sawit dilakukan untuk mendapatkan data dilapangan yang akan digunakan sebagai taksasi panen untuk 7 hari kedepan (buah merah), 4 bulan kedepan ( buah hitam ), 6 bulan kedepan ( bunga ), dan untuk mengetahui kerapatan buah.

b. Dasar teori

Menurut mangoensoekarjo (2003), produksi tandan buah segar (TBS) ditentukan oleh jumlah tandan bunga yang dapat berkembang menjadi tandan buah. Tandan ini dapat diramalkan lebih awal, yakni enam bulan sebelumnya.

c. Alat

Alat yang digunakan adalahpena dan kertas form d. Prosedur kerja

1) Mempersiapkan alat yang akan digunakan

2) Menentukan blok yang akan dilakukan sensus pokok

3) Melihat dan menghitung jumlah buah, bunga dan pokok istirahat

4) Mengambil sempel sebanyak 10% dari jumlah keseluruhan pokok sawit pada setiap blok yang disensus

5) Pengambilan sampel dilakukan secara acak

6) Menghitung jumlah buah, bunga dan pokok istirahat dari sampel yang sudah didapat

7) Kemudian catat pada form sensus dan menjumlahkan seluruh buah merah, buah hitam, bunga dan pokok istirahat

(31)

25

e. Hasil yang dicapai

Hasil dari melakukan sensus produksi dalam 1 HK mendapatkan 10% sampel dari jumlah pokok pada setiap blok yang disensus.Sensus produksi dilakukan dengan rotasi 4 bulan sekali.

f. Pembahasan

Sensus produksi dilakukan setiap 4 bulan untuk mengetahui taksasi 6 bulan ke depan. Hasil perhitungan berupa jumlah bunga dan buah hitam dikalikan dengan berat janjang rata-rata (BJR) akan didapatkan produksi selama 6 bulan kedepan.

2. Panen dan langsir

a. Tujuan

Untuk mendapatkan tandan buah segar yang telah matang dan memperoleh keuntungan dari penjualan minyak kelapa sawit dengan rendemen tinggi.

b. Dasar teori

Menurut Fadli, dkk (2006), panen adalah kegiatan berurutan yang meliputi pemotongan tandan buah segar (TBS), pengutipan brondolan, pemotongan dan penyusunan tandan dan brondolan ke tempat pengumpulan hasil (TPH).

c. Alat dan bahan

Alat yangdigunakan adalah egrek, parang, ganco, tojok, angkong,wintor ( alat langsir mekanis ), pengeruk brondolan dankampak.

Bahan yang digunakan adalah karung dan solar. d. Prosedur kerja

(32)

26

a) Mempersiapkan peralatan panen

b) Menentukanblok yang akan dipanen buahnya

c) Pemanen berjalan memasuki baris tanaman dengan memperhatikan brondolan dalam piringan danapabila terdapat10 brondolan atau lebih di piringan berarti buah siap untuk dipanen d) Pemotongan pelepah terlebih dahulu apabila buah terselip atau

susah untuk diturunkan

e) Setelah buah turun, pemanen menyusun pelepah terlebih dahulu pada gawangan mati sebelum pindah pada pokok berikutnya

2) Langsir buah ke TPH :

a) Pelangsir (orang yang melangsir buah) menaikan buah beserta brondolannya ke atasangkong atau wintordan melangsirnya ke TPH b) Buah disusun 5 janjang per baris dengan tangkai menghadap ke

jalan untuk memudahkan dalam penghitungan

c) Tangkai panjang pada buah dipotong membentuk huruf V (cangkem kodok).

d) Kemudian pelangsir menuliskan kupon panen. e. Hasil yang dicapai

Pemanen dalam 1 HK dapat menyelesaikan 2-2,5 ha dan Apabila berpasangan dengan pelangsir maka ditargetkan dapat menyelesaikan 4-5 ha dengan basis yang berbeda pada setiap blok, basis ditentukan dengan jumlah berat janjang rata-rata pada setiap blok.Sedangkan apabila pelangsiran buah dilakukan dengan menggunakan wintor, operator wintor dapat mengangkut buah dengan basis 2250 kg per HK dan menghabiskan solar 3 l selama 7 jam kerja.

(33)

27

f. Pembahasan

Dalam 1 HK pemanen harus dapat memenuhi basis dan apabila sudah melebihi basis, maka pemanen akan mendapatkan premi.Langsir TBS yang dilakukan dengan menggunakan angkong dapat dilakukan pada areal tanam yang tidak berteras, sedangkankan langsir yang dilakukan dengan menggunakan wintor hanya dapat dilakukan pada areal tanam yang berteras.

3. Pengangkutan

a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut tandan buah segar (TBS) beserta berondolanya untuk dikirim kepabrik.

b. Dasar teori

Menurut Risza (1994), Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen. Operasi pengangkutan saling mendukaung dengan operasi panen dan pengolahan, karena sifat pengoperasiannya merupaka 3 sub sistem induk yaitu Panen-Angkut-Olah (PAO). Buah yang sudah ada di TPH harus segera mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai bermalam di kebun akan menyebabkan asam lemak bebas (ALB) meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun.

Menurut Pahan (2008), dalam pengelolaan kebun kelapa sawit, faktor transportasi harus mendapatkan perhatian khusus. Keterlambatan (restan) pengangkutan TBS ke pabrik kelapa sawitakan mempengaruhi proses pengolahan, kapasitas olah, dan mutu produk akhir.

(34)

28

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah truk, tojok, ganco, dan pengeruk brondolan. Bahan yang digunakan adalah karung.

d. Prosedur kerja

1) Mempersiapkan alat dan bahan pengangkutan

2) Menentukan blok yang akan diangkut tandan buah segarnya

3) Penukaran kupon panen warna putih dengan kupon panen warnamerah yang dilakukan oleh krani

4) Dua orang helper melakukan pengangkutan TBS dengan menggunakan tojok kedalam truk

5) Pengangkutan brondolan dengan menggunakan karung dan pengeruk brondolan agar lebih cepat dan mudah

6) TBS yang telah diangkut kedalam truk kemudian disusun

7) Krani membuat surat angkut buah ( SAB ) yang di berikan ke supir truk untuk dibawa ke pabrik.

e. Hasil yang dicapai

Pengangkutan dilakukan selama 2,5-3 jam untuk satu truk dengan jumlah janjang kurang lebih 350 buah dan berat janjang yang diangkut dalam satu truk kurang lebih 8 ton.

f. Pembahasan

Pengangkutan yang dilakukan oleh unit milik perusahaaan dihitung berdasarkan basis, 1 helper basisnya adalah 3500 kg. Dan jika menggunakan unit luar (kontraktor) biaya angkut dihitung per kg.

(35)

29

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan disalah satu perusahaan perkebunan PT. Sukses Tani Nusasubur (STN) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tahapan-tahapan praktek (PKL) yang dilakukan adalah : a) Pemeliharaan tanaman menghasilkan

Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal jika dipelihara dengan baik. Pemeliharaan pada tanaman menghasilkan meliputi pengendalian gulma, rawat gawangan, rawat piringan, infus epifit, penunasan pelepah dan pemupukan.

b) Panen dan Pengangkutan

Persiapan panen perlu dilakukan dengan baik dan harus berorientasi terhadap kematangan buah yang optimum agar pada saat panen dimulai produksi dapat dikumpulkan dan buah tidak menginap serta angkutan ke pabrik lancar.

2. Antara teori diperkuliahan tentang budidaya tanaman kelapa sawit dengan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di perusahaan tidak jauh berbeda.

B. Saran

1. Pelatihan kedisiplinan sejak dini perlu diterapkan agar mahasiswa tidak kaget pada waktu PKL. Selain itu kegiatan praktek di kampus seharusnya juga diterapkan sebagaimana mestinya paling tidak dapat dijadikan sebagai simulasi kegiatan di perusahaan.

(36)

30

2. Sebaiknya ada ikatan kerjasama antara Politeknik Peratanian Negeri Samarinda dengan perusahaan perkebunan khususnya sehingga dalam pelaksanaan praktek kerja lapang nantinya mahasiswa tidak mengalami kesulitan untuk mencari lokasi PKL.

(37)

33

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Sumatra Utara.

Anonim. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya KelapaSawit. PT. Rea Kaltim

Plantation. Kalimantan Timur.

Fadli. L. M, Sutarta. S.E, Darmosarkore. W, Purba. P, Ginting. N. E. 2006.

Panen Kelapa Sawit. PPKS.

Fauzi, Y. 2004. KelapaSawit. Penebar Swadaya Jakarta.

Mangoensoekarjo, S.2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada

University Press.Yogyakarta.

Mangoensoekarjo S. dan AT.Tojib.2003. Manajemen Budidaya Kelapa Sawit

Gadjah Mada University press.Yogyakarta.

Pahan, I.2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Risza, S. 1994. Upaya Peningkatan Produktifitas Kelapa Sawit.

Kanisius.Yogyakarta.

Risza, S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit

Indonesia.Kanisius.Yogyakarta.

Sastrosayono. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

(38)

33 Lampiran 1. StrtukturOrganisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT. SUKSES TANI NUSASUBUR

ZARMAN

ADMINISTRATUR

KABUN R I

A.ZULKARNAIN

ASST SHE

ARINANDA UTOMO SUJITO

SITE ENGINEER

PERNAM ARI P

ASST CDO SUPARNO

ASST OPERSIONAL M.KHOIRUL KA.AFD OA KABUN R II M. TAUFIEK ASST TRANSPORT JOKO RETNO KA TATA USAHA CANDRA S KA. AFD OI KA. AFD OG SUGITA KA. AFD OE E NAINGGOLAN PANIMIN KA. AFD OF KA. AFD OC IMAM HIDAYAT KA. AFD OB NURIAN KA. TEKNIK RIANTO KABAG KEU NOVIRWAN KABAG HRGA A YAHYA D A KA. GUDAN M. FARID W RUBADI KA. AFD OD

(39)

34

(40)

35

Lampiran 3. DokumentasikegiatanPKL di PT. STN

Gambar 1.Rawatpiringanmanual

(41)

36

Gambar 3. Rawatgawangan manual

(42)

37

Gambar 5. Infus epifit

(43)

38

Gambar 7.Pemupukan manual

(44)

39

Gambar 9.Pembuatantitiksampeldanbarissampel

(45)

40

Gambar 11. Panen

(46)

41

Gambar 13. Langsir mekanis

Gambar

Gambar 1.Rawatpiringanmanual
Gambar 4. Rawat gawangan kimia
Gambar 5. Infus epifit
Gambar 7.Pemupukan manual
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengecekan ini dilakukan dengan kegiatan meliputi: (1) Mengecek ulang data-data yang terkumpul, baik data dari responden.. maupun bersumber

Pembangunan ekonomi dan sosial Negara Thailand pada periode 11 (2012- 2016) menggunakan konsep pengembangan secara terpadu dan menyeluruh. Aspek pembangunan yang

Jika Carry Flag = 0, maka program akan melompat ke alamat yang disebutkan dalam perintah; jika tidak, maka program akan melanjutkan ke baris berikutnya (tidak terjadi

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fernandes & Caliri, (2008) yang menelitii tentang penggunaan skala braden untuk memperediksi kejadian dekubitus

Skripsi ini dibuat atas kerja keras peneliti untuk menampilkan yang terbaik dengan format penulisan yang sesistematis mungkin dan mengangkat sebuah topik dalam dunia

Tujuan disusunnya analisis peta mutu pendidikan (capaian Standar Nasional Pendidikan) Kabupaten Badung ini adalah untuk mengetahui gambaran ketercapaian mutu pendidikan

Beban usaha mental merupakan indikator besarnya kebutuhan mental dan perhatian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas, tidak tergantung terhadap jumlah pekerjaan

Analisis perhitungan bahan baku pada proses pertenunan dilakukan dengan melihat model matematis perhitungan bahan baku proses pertenunan, yaitu untuk kebutuhan benang lusi