• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 8, No. 7, Oktober 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 8, No. 7, Oktober 2020"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1127

Peningkatan Kemampuan Guru SD Negeri 3 Bintang Pada Proses

Pembelajaran Dan Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Melalui

Penerapan Supervisi Akademik Pada Tahun 2018

Safwan AB.

Kepala SD Negeri 3 Bintang Kabupaten Aceh Tengah Email : safwan.ab@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru SD Negeri 3 Bintang pada proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar peserta didik melalui penerapan supervisi akademik pada tahun 2018. Penelitian ini dilaksanakan tempat peneliti bertugas di SD Negeri 3 Bintang selama tiga bulan yaitu bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober pada semester ganjil pada tahun 2018. Subjek penelitian adalah sebanyak 11 orang guru. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi guru melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar peserta didik. Analisa data menggunakan deskriptif kualitatif menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I banyak guru yang memiliki kekurangan dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilain hasil belajar peserta didik. Belum ada guru yang berada pada kriteria sangat baik. Pada siklus II pelaksanaan proses pembelajaran dan penilain hasil belajar peserta didik telah mengalami peningkatan. Persentase jumlah guru yang mendapat kriteria sangat baik melaksanakan proses pembelajaran adalah 91%. Persentase guru yang telah membuat dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik dengan benar adalah 91%. Peserta didik juga terlihat antusias dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, tidak ada lagi siswa yang melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran di dalam kelas waktu proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru di SD Negeri 3 Bintang pada proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar peserta didik pada tahun 2018.

Kata kunci: Guru, Proses Pembelajaran, Penilaian, Hasil Belajar siswa, Supervisi Akademik

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia. Tanpa pendidikan manusia tidak akan maju dan berkembang. Peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan idealnya harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi dan transformasi. Dengan kata lain, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi atau proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar, proses sosialisasi atau proses

(2)

1128

bermasyarakat terutama bagi anakdidik, dan wadah proses transformasi atau proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.

Peningkatan mutu pendidikan di sekolah berkaitan langsung dengan peserta didik sebagai anak didik dan guru sebagai pendidik. Keberhasilan belajar di sekolah dapat diketahui dari hasil belajar peserta didik dan prestasi peserta didik di sekolah. Untuk itu diperlukan kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah yang mengelola dan memanjamen seluruh proses dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Wahjosumidjo (2007: 83) mengartikan Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses pembelajaran, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.

Pada tingkat operasional, Kepala Sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala Sekolah diangkat untuk menduduki jabatan bertanggung jawab mengkoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah yang dipimpin. Tentu saja Kepala Sekolah bukan satu-satunya yang bertanggung jawab penuh terhadap suatu sekolah, karena masih banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan seperti guru, peserta didik, dan lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran. Namun Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat mempengaruhi jalannya sistem yang ada dalam sekolah. Berpijak pada struktur organisasi di sekolah, maka Kepala sekolah adalah sebagai pemimpin disekolahnya. Menurut Wahjosumidjo (2007: 87) sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah diharapkan mampu menjalankan kepemimpinannya dengan baik dan dapat mempertanggung jawabkan kepemimpinannya.

Kepala sekolah mempunyai tanggungjawab diantaranya harus mempunyai sebuah visi, misi, strategi, dan memiliki kemampuan mengkoordinasi dan menyerasikan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan sekolah (yang umumnya tak terbatas), memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang terampil (cepat, tepat, cekat, dan akurat) sumber daya yang dimaksud disini adalah sumber daya manusia (Daryanto, 2011: 7). Selain itu kepala sekolah juga harus mempunyai sebuah kompetensi dalam mengelola seluruh staf agar tercapai tujuan yang diinginkan. Untuk itu Kepala sekolah perlu melaksanakan pengawasan secara berkala, kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan observasi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dari hasil observasi ini dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi pembinaan dan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan dan mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.

Guru merupakan salah satu faktor tercapainya tujuan pendidikan, harus dapat dioptimalkan kompetensinya oleh kepala sekolah guna mencapai kualitas pendidikan yang diharapkan. Guru dinyatakan kompeten jika nyata mampu menjalankan tugas keguruannya secara profesional sesuai dengan tuntutan jabatannya. Menurut Suwarno (2006: 33)

(3)

1129 Kompenen pendidikan adalah semua hal yang berkaitan dengan jalannya proses pendidikan, dan guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang perlu mendapat perhatian utama. Hal ini dikarenakan guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam setiap upaya pendidikan. Di tengah banyak terjadinya perubahan yang cukup fundamental dalam bidang pendidikan yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu, menuntut semua pihak sektor pendidikan untuk meningkatkan kompetensinya.

Majid (2014: 35) mendefinisikan penilaian sebagai suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Sedangkan Mundilarto (2012: 14) mengungkapkan bahwa proses penilaian (assessment) mencakup pengumpulan bukti-bukti atau informasi yang menunjukkan tingkat pencapaian belajar peserta didik. Definisi penilaian oleh para ahli dan tokoh yang dimaksud disini adalah proses pengumpulan informasi terkait ketercapaian hasil belajar peserta didik serta efektivitas proses pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil dari penilaian ini dapat digunakan sebagai acuan pemberian keputusan terhadap hasil belajar peserta didik untuk dikembangkan atau diperbaiki. Sedangkan hasil belajar merupakan sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengandakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Jihad dan Haris (2012:15) untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemudian menurut Mulyasa (2010:212) Hasil Belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di SD Negeri 3 Bintang Kabupaten Aceh Tengah diketahui bahwa masih ada guru yang memiliki kemampuan belum maksimal dalam melaksanakan proses pembelajaran, hal ini terlihat dari observasi peneliti ke kelas pada waktu guru melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat para guru tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru pada waktu melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. Selain itu motivasi peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran juga masih kurang. Temuan lainnya adalah adanya para peserta didik yang melakukan aktivitas lain selain kegiatan pembelajaran di dalam kelas waktu proses pembelajaran berlangsung yang disebabkan proses pembelajaran yang dilakukan kurang maksimal. Selanjutnya peneliti juga menemukan bahwa masih ada guru-guru yang masih belum sempurna dalam membuat penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian yang dilakukan tidak sempurna berdampak pada terhadap nilai peserta didik. Sehingga harus dilakukan upaya perbaikan oleh peneliti sebagai Kepala sekolah di SD Negeri 3 Bintang untuk mengatasi permasalahan ini. Adapun upaya yang dilakukan peneliti yaitu dengan melakukan supervisi akademik.

Supervisi atau pengawasan merupakan salah satu fungsi administrasi pendidikan, yang bertujuan untuk menjaga dan mendorong agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, berhasil guna, dan tepat guna sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelakunya disebut supervisor, yang kedudukannya lebih tinggi atau di atas orangorang yang disupervisi (Danim dan Khairil, 2012: 152).

(4)

1130

Susanto (2016: 217) menyatakan supervisi ini merupakan suatu kegiatan pengawasan profesional yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru membantu peserta didik ketika sedang dalam proses belajar. Sedangkan supervisi akademik merupakan supervisi yang menitik beratkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu hal-hal yang berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses kegiatan pembelajaran. Supervisi akademik dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas.

Secara konseptual Glickman (dalam Asmani, 2012: 92), menyatakan bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan yang dapat membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya melakukan pengelolaan proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Kemampuan guru melaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran inilah yang kemudian menjadi sasaran utama dari kegiatan supervisi akademik. Dalam usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, Kepala sekolah bertugas menyelenggarakan serta melaksanakan kegiatan supervisi. Tugas ini cukup penting karena melalui perannya sebagai supervisor, kepala sekolah dapat memberi bantuan, bimbingan, ataupun layanan kepada guru dalam menjalankan tugas ataupun dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada saat proses pembelajaran. Salah satu upaya untuk meningkatkan profesional guru adalah melalui supervisi.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti sebagai Kepala sekolah tertarik untuk melakukan penelitian dengan menerapkan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru pada proses kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Adapun judul yang penelitian ini adalah “Peningkatan Kemampuan Guru SD Negeri 3 Bintang Pada Proses Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Penerapan Supervisi Akademik Pada Tahun 2018”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Penelitian ini dilaksanakan tempat peneliti bertugas di SD Negeri 3 Bintang selama tiga bulan yaitu bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober pada semester ganjil pada tahun 2018. Subjek penelitian adalah sebanyak 11 orang guru. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi guru melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar peserta didik. Analisa data menggunakan deskriptif kualitatif menggunakan rumus persentase untuk melihat peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar peserta didik.

HASIL PENELITIAN DA N PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru-guru di SD Negeri 3 Bintang Kabupaten Aceh Tengah belum maksimal. Hal ini diketahui dari hasil observasi peneliti sebagai Kepala sekolah. Selain itu peneliti juga

(5)

1131 menemukan bahwa motivasi peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran juga masih kurang. Peserta didik juga melakukan aktivitas lain yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas pada waktu pembelajaran berlangsung dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang maksimal. Kemudian peneliti juga menemukan bahwa guru-guru yang masih belum sempurna dalam membuat penilaian hasil belajar peserta didik. Para guru memang sudah melakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik, namun penilaian yang dilakukan tidak sempurna. Sehingga berdampak pada terhadap nilai peserta didik. Oleh karena itu peneliti sebagai Kepala sekolah di SD Negeri 3 Bintang tersebut berupaya melakukan perbaikan dengan melakukan supervisi akademik.

Melihat fakta ini, peneliti sebagai kepala sekolah bertanggungjawab untuk membina dan membenahi kekurangan tersebut. Langkah yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan supervisi akademik terhadap guru tersebut. Supervisi akademik yang dilakukan peneliti dalam bentuk pengawasan dan pembinaan. Pengawasan yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dan penilaian hasil belajar yang dilakukan guru. Pembinaan yang dilakukan kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan proses pembelajaran dan membuat penilaian hasil belajar peserta didik. Sehingga melalui penerapan supervisi akademik ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Deskripsi Hasil Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan yang dipersiapkan peneliti adalah dengan mengadakan pertemuan bersama dengan guru yang akan dijadikan subjek dalam penelitian dan menentukan jadwal pembinaan terhadap guru-guru. Peneliti juga menetapkan jadwal pelaksanaan supervisi untuk guru-guru tersebut guna mengawasi proses pembelajaran yang dilakukan dan membuat penilaian hasil belajar. Perencanaan lainnya yang disiapakan peneliti adalah membuat lembar observasi untuk melihat kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan membuat penilaian hasil belajar peserta didik. Kemudian peneliti juga membuat jadwal pelaksanaan observasi dan peneliti juga menyediakan perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan supervisi akademik dan pembinaan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan yang dilakukan peneliti pertama kali adalah dengan mengadakan pertemuan dengan guru-guru pada hari Rabu tanggal 29 Agusutus 2018, untuk merefleksikan proses pembelajaran yang telah dilakukan selama ini. Dalam pertemuan tersebut, guru-guru mengakui kekurangan dan kelalaian yang telah mereka lakukan, baik dalam proses pembelajaran maupun penilaian hasil belajar. Peneliti meminta para guru untuk memperbaiki kekurangan tersebut dengan mengikuti pembinaan yang akan dilakukan. Di akhir pertemuan, peneliti mengingatkan guru-guru untuk mengikuti pembinaan yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 September 2018.

Tindakan selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan supervisi. Peneliti melakukan supervisi selama satu minggu lebih mulai tangggal 31 Agustus sampai tanggal 8 September 2018. Peneliti mengunjungi kelas guru mengajar dan mengawasi jalannya

(6)

1132

proses pembelajaran yang dilakukan guru. Supervisi juga dilakukan terhadap penilain hasil belajar yang dilakukan guru yang dilakukan di ruangan guru dengan meminta para guru memperlihatkan perangkat penilaian hasil belajar peserta didik. Peneliti mencatat kekurangan yang dilakukan guru baik dalam proses pembelajaran maupun pada penilain hasil belajar peserta didik. Catatan ini akan dijadikan peneliti sebagai bahan perbaikan pada pelaksanaan pembinaan.

Pada hari dan waktu yang telah ditetapkan yaitu hari Sabtu tanggal 15 September 2018. Peneliti melaksanakan pembinaan dan dihadiri oleh semua guru yang menjadi subjek dalam penelitian. Dalam melaksanakan pembinaan, peneliti memberitahukan kekurangan guru berdasarkan catatan. Selanjutnya peneliti memberikan pencerahan dengan menyampaikan materi mengenai proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang baik. Selanjutnya dilakukan diskusi, dalam diskusi peneliti melayangkan pertanyaan guna memotivasi guru, namun kebanyakan guru-guru pasif bahkan hanya sedikit guru yang mau mengajukan pertanyaan. Pertemuan di akhiri dan peneliti mengingatkan agar guru-guru mengikuti pembinaan selanjutnya.

c. Tahap Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan observasi langsung ke kelas dimulai pada 17 Septenber sampai tanggal 25 September 2018. Peneliti melihat bagaimana guru melaksanakan proses pembelajaran di kelas dan dalam membuat penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam melakukan observasi, peneliti mengamati seluruh aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran. Hasil observasi proses pembelajaran yang dilakukan guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus I No Nama (kode

Guru) Jumlah Persen % Kriteria

1 Guru 1 41 64,06 Cukup 2 Guru 2 51 79,69 Baik 3 Guru 3 49 76,56 Baik 4 Guru 4 50 78,13 Baik 5 Guru 5 46 71,88 Cukup 6 Guru 6 49 76,56 Baik 7 Guru 7 49 76,56 Baik 8 Guru 8 50 78,13 Baik 9 Guru 9 47 73,44 Cukup 10 Guru 10 51 79,69 Baik 11 Guru 11 43 67,19 Cukup Persentase Ketuntasan 0%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwasanya 7 orang guru (64%) berada pada kriteria baik, selebihnya yaitu 4 orang guru (36%) berada pada kriteria cukup dan belum ada guru yang berada pada kategori sangat baik. Kebanyakan guru memiliki kekurangan pada aspek menggunakan alat bantu/media pembelajaran. Selain itu, dalam proses

(7)

1133 pembelajaran Peserta didik belum tampak ceria dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh guru belum ada yang mencapai indikator keberhasilan penelitian.

Penilaian peneliti terhadap penilaian hasil belajar yang dilakukan guru, selain melakukan observasi peneliti meminta guru-guru untuk mengumpulkan soal-soal yang dibuat guru beserta perhitungan persentase bagi Peserta didik yang tuntas maupun yang tidak tuntas. Analisis hasil penilaian pada setiap pelaksanaan penilaian dan segala yang diperlukan sesuai dengan yang aspek pengamatan pada lembar observasi penilaian hasil belajar. Hasil observasi peneliti terhadap kemampuan guru melakukan penilaian hasil belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Penilaian Hasil Belajar Siklus I No Nama (kode

Guru) Jumlah Persen % Kriteria

1 Guru 1 28 70 Cukup 2 Guru 2 32 80 Baik 3 Guru 3 31 78 Baik 4 Guru 4 32 80 Baik 5 Guru 5 29 73 Cukup 6 Guru 6 30 75 Cukup 7 Guru 7 33 83 Baik 8 Guru 8 31 78 Baik 9 Guru 9 32 80 Baik 10 Guru 10 34 85 Baik 11 Guru 11 31 78 Baik

Berdasarkan tabel di atas diketahui penilaian hasil belajar yang dilakukan guru masih belum benar. Dari 11 orang guru yang menjadi subjek, tidak ada yang berada pada kriteria sangat baik. Bahkan 3 orang guru (27,3%) berada pada kriteria cukup, selebihnya yaitu 9 orang guru (72,7%) berada pada kriteria baik. Kelemahan guru dalam melakukan penilaian hasil belajar yang paling banyak adalah guru tidak mendokumentasikan nilai secara tertib dan akurat. Disamping itu juga, guru tidak melakukan analisis butir soal untuk menentukan validasi isi. Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian, maka diketahui hasil oservasi penilaian hasil belajar yang dilakukan guru pada siklus I belum ada yang mencapai indikator tersebut.

d. Tahap Refleksi

Refleksi yang dilakukan peneliti adalah dengan mengumpulkan semua hasil observasi yang telah dilakukan dan telah dianalisis. Pada siklus ini banyak guru memiliki kekurangan, sehingga kriteria penilaian guru berada pada kriteria cukup dan baik. Sehingga tidak memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang diinginkan. Peneliti menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan pada siklus I adalah belum berhasil. Hasil refleksi yang dilakukan peneliti terdapat beberapa kekurangan yang harus dilakukan

(8)

1134

perbaikan pada siklus berikutnya. Adapun kekurangan tersebut adalah kebanyakan guru kurang dalam menggunakan metode/pendekatan yang variatif, memiliki tidak menggunakan alat bantu/media pembelajaran dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator dalam membantu mengatasi kesulitan peserta didik, berperan teknik bertanya dengan bahasa yang baik dan jelas dan peserta didik belum tampak ceria dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Sedangkan kekurangan pada penilaian hasil belajar adalah guru tidak mendokumentasikan nilai secara tertib dan akurat serta guru tidak melakukan analisis butir soal untuk menentukan validasi isi. Untuk itu peneliti perlu peneliti membuat solusi terhadap kekurangan tersebut. Solusi yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan pengawasan yang lebih ketat dan dalam pembinaan melibatkan guru-guru dengan melakukan diskusi terbuka, sehingga para guru bisa memahami bagaimana melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang baik.

Deskripsi Hasil Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan yang dipersiapkan peneliti pada siklus II adalah hampir sama dengan siklus II. Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah dengan mengadakan pertemuan kembali bersama dengan guru dan menentukan jadwal pelaksanaan pembinaan. Kemudian peneliti merencanakan dan menetapkan perbaikan yang harus dilakukan untuk siklus sebelumnya. Perencanaan lainnya yang dilakukan peneliti yaitu menetapkan jadwal pelaksanaan suvervisi dan mempersiapkan kembali lembar observasi untuk melihat kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Untuk jadwal observasi, penelitian menetapkan sendiri (rahasia) yaitu dimulai pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober sampai dengan hari Rabu tanggal 31 Oktober 2018. Selanjutnya peneliti menyediakan perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan supervisi akademik dan pembinaan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan yang dilakukan peneliti adalah dengan mengadakan pertemuan dengan guru-guru pada hari Sabtu tanggal 6 Oktober 2018 dan memberikan hasil observasi siklus sebelumnya. Peneliti beserta guru membahas kekurangan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar pada sebelumnya. Dalam pertemuan tersebut, peneliti juga memberi arahan kepada guru untuk memperbaiki kekurangan yang dilakukan guru. Pertemuan ini diakhiri dengan peneliti mengingatkan guru untuk mengikuti pembinaan hari Rabu pada tanggal 20 Oktober 2018.

Kegiatan selanjutnya adalah peneliti mengadakan supervisi dengan mengawasi proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Pengawasan juga dilakukan peneliti terhadap penilain hasil belajar yang dilakukan guru. Dalam melaksanakan pengawasan, peneliti memperhatikan dengan seksama dan mencatat kekurangan serta keunggulan yang dimiliki guru. Peneliti menunjukkan wibawanya sebagai kepala sekolah, sehingga para guru sungguh-sungguh dalam melaksanakan pembelajaran dan dalam membuat serta melakukan penilaian hasil belajar.

(9)

1135 Pelaksanaan supervisi dimulai pada hari Senin tanggal 8 Oktober sampai dengan hari Rabu tanggal 17 Oktober 2018. Pelaksanaan penelitian selanjutnya adalah mengadakan pembinaan. Pembinaan dilakukan dengan mengumpulkan guru di ruangan dan menyampaikan materi mengenai proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang baik. Para guru antusias mengikuti pembinaan oleh peneliti. Kegiatan pembinaan dilanjutkan dengan melakukan diskusi. Dalam diskusi guru terlibat aktif melakukan tanya jawab, sehingga mereka paham mengenai pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang benar. Di akhir pertemuan, peneliti mengoreksi hasil catatannya waktu melakukan supervisi terhadap kekurangan dan keunggulan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Kekurangan guru dalam catatan tersebut, dijelaskan oleh peneliti dan memberitahukan yang seharusnya dilakukan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

c. Tahap Observasi

Observasi pada siklus II dimulai pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober sampai dengan hari Rabu tanggal 31 Oktober 2018. Peneliti melakukan observasi pada waktu guru mengajar di kelas, dengan memperhatikan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukannya dan bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap hasil belajar Peserta didik. Hasil observasi peneliti untuk proses pembelajaran, peneliti isikan pada lembar observasi dan dapat dilihat hasilnya pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II No Nama (kode

Guru) Jumlah Persen % Kriteria

1 Guru 1 53 82,81 Baik

2 Guru 2 60 93,75 Sangat Baik

3 Guru 3 59 92,19 Sangat Baik

4 Guru 4 61 95,31 Sangat Baik

5 Guru 5 56 87,5 Sangat Baik 6 Guru 6 56 87,5 Sangat Baik 7 Guru 7 59 92,19 Sangat Baik

8 Guru 8 60 93,75 Sangat Baik

9 Guru 9 56 87,5 Sangat Baik 10 Guru 10 60 93,75 Sangat Baik 11 Guru 11 56 87,5 Sangat Baik

Persentase Ketuntasan 91%

Tabel di atas menunjukkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran telah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai dan persentase yang diperoleh guru. Sebanyak 10 orang guru (91%) berada pada kriteria sangat baik, selebihnya atau 1 orang guru (9%) berada pada kriteria baik. Tidak ada lagi guru yang berada pada kriteria cukup. Kemudian aktivitas Peserta didik dalam pembelajaran juga

(10)

1136

sudah lebih aktif dibandingkan dengan siklus I. Persentase ini telah mencapai indikator keberhasilan penelitian.

Untuk penilaian hasil belajar yang dilakukan guru, setelah observasi kelas selesai peneliti meminta guru untuk memperlihatkan instrumen penilain hasil belajar yang dibuat guru dan segala yang diperlukan sesuai dengan yang aspek pengamatan pada lembar observasi penilaian hasil belajar. Hasil observasi terhadap penilaian hasil belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Penilaian Hasil Belajar Siklus II No Nama (kode

Guru) Jumlah Persen % Kriteria

1 Guru 1 35 88 Sangat Baik

2 Guru 2 38 95 Sangat Baik

3 Guru 3 38 95 Sangat Baik

4 Guru 4 35 88 Sangat Baik

5 Guru 5 32 80 Baik

6 Guru 6 35 88 Sangat Baik

7 Guru 7 36 90 Sangat Baik

8 Guru 8 37 93 Sangat Baik

9 Guru 9 35 88 Sangat Baik

10 Guru 10 36 90 Sangat Baik

11 Guru 11 35 88 Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas diketahui guru telah membuat dan melakukan penilaian hasil belajar dengan benar. Tabel di atas juga menunjukkan sebanyak 10 orang guru (91%) telah berada pada kriteria sangat baik dan hanya 1 orang guru (9%) berada pada kriteria baik. Sehingga telah mencapai indikator keberhasilan penelitian. Ini menunjukkan penilain hasil belajar yang lakukan lebih baik dari siklus sebelumnya.

d. Tahap Refleksi

Refleksi yang dilakukan peneliti pada siklus II diawali dengan mengumpulkan hasil observasi pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang dilakukan guru untuk disimpulkan. Dari hasil observasi diketahui kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilain hasil belajar telah meningkat dan telah mencapai inidikator keberhasilan penelitian. Kemudian tidak ada lagi Peserta didik yang melakukan aktivitas selain kegiatan pembelajaran di dalam kelas waktu proses pembelajaran berlangsung, Peserta didik telah aktif dan antusias mengikuti dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini telah berhasil dan tidak perlu dilanjutkan lagi.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan hasil bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar

(11)

1137 peserta didik mengalami peningkatan melalui supervisi akademik yang dilakukan oleh peneliti. Pada siklus I banyak guru yang memiliki kekurangan dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilain hasil belajar peserta didik. Belum ada guru yang berada pada kriteria sangat baik. Pada siklus II pelaksanaan proses pembelajaran dan penilain hasil belajar peserta didik telah mengalami peningkatan. Persentase jumlah guru yang mendapat kriteria sangat baik melaksanakan proses pembelajaran adalah 91%. Persentase guru yang telah membuat dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik dengan benar adalah 91%. Peserta didik juga terlihat antusias dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, tidak ada lagi peserta didik yang melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru di SD Negeri 3 Bintang pada proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar peserta didik pada tahun 2018.

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press.

Danim, Sudarwan dan Khairil. 2012. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: GAVA MEDIA.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2012. Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta : Multi Pressindo. Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2012. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mundilarto. 2012. Penilaian hasil belajar fisika. Yogyakarta. UNY Press.

Susanto, Ahmad. 2016. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru: Konsep, Strategi, dan Implementasinya. Jakarta: Prenadamedia Group.

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta : AR-Ruzz Media Jogjakarta.

Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teori dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Gambar

Tabel 1. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus I  No  Nama (kode
Tabel 2. Hasil Pengamatan Penilaian Hasil Belajar Siklus I   No  Nama (kode
Tabel 3. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II   No  Nama (kode
Tabel 4. Hasil Pengamatan Penilaian Hasil Belajar Siklus II  No  Nama (kode

Referensi

Dokumen terkait

Kecamatan Bekasi Utara sebagai salah satu kecamatan yang terletak di Kota Bekasi yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) akan terus melakukan perubahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengamatan tekanan darah berhasil bekerja dimana sensor dapat melakukan pengamatan tekanan darah secara otomatis dan

Business Process Model and Notation (BPMN) merupakan suatu model standar untuk menggambarkan proses bisnis suatu organisasi. Tujuan utama BPMN adalah menyediakan

Hubungan pengetahuan komunikasi terapeutik terhadap kemampuan komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Elisabeth

Berdasarkan hasil deteksi histologik, luka pada kulit mencit dapat diobati dengan daun mengkudu, dan pada minggu keempat telah memberikan gambaran histologis kulit

kalau suksesor dirasa sudah matang dalam mengelola dan memimpin perusahaan dengan senang hati pemindahan jabatan dilakukan T : Selama ini apakah pernah karyawan

Interaksi adalah juga ruang untuk melakukan sosialisasi dalam mengenal pola-pola pewarisan tradisi kitab kuning dan proses belajar untuk mengembangkan intelektual

Dilihat dari mechanical property serat pelepah pisang semakin banyak jumlah helai serat pada komposit maka nilai kekuatn tarik semaikn tinggi hal ini menyebabkan