• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktek kewirausahaan dibidang jasa konstruksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Praktek kewirausahaan dibidang jasa konstruksi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

Tulisan ini dibuat sebagai bahagian dari seminar sehari “Peningkatan Iklim Kewirausahaan bagi Civitas Academica Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung”. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran Sumber Daya Manusia bagaimana yang dibutuhkan dalam industri umumnya dan bisnis jasa konstruksi khususnya. Sementara kalangan bisnis jasa konstruksi merasa bahwa semangat maupun kompetensi lulusan perguruan tinggi umumnya dan teknik sipil khususnya masih dirasakan lemah, jauh daripada yang diharapkan, terlepas apakah kekurangan dan kelemahan memang pantas dituntut kepada Perguruan Tinggi untuk mengatasinya.

Untuk itu, pada seminar ini akan diuraikan bagaimana implementasi iklim kewirausahaan dalam perusahaan kontraktor besar seperti PT Wijaya Karya dan wiraausaha apa saja yang mungkin muncul dari lulusan Teknik Sipil. Juga disampaikan kompetensi yang bisa diharapkan dunia bisnis jasa konstruksi yang diperoleh dari seseorang lulusan baru yang berlatar belakang pendidikan Teknik Sipil. Sebagai seorang Praktisi, tentunya tulisan ini terbatas pada pengalaman penulis yang kebanyakan puluhan tahun dalam bisnis pelaksanaan jasa konstruksi. Selanjutnya akan diperoleh gambaran relatif cukup banyak kompetensi yang harus ditambahkan pada seorang lulusan Politeknik untuk dapat menjadi seorang Wirausaha yang handal dan berhasil.

(2)

Gap yang terasakan

Kebanyakan jawaban lulusan perguruan tinggi adalah mencari kerja, bila dipertanyakan tentang apa yang akan dilakukan setelah wisuda. Hampir jarang yang memberikan jawaban akan menciptakan kerja atau berusaha. Tentunya para orang tua atau masyarakat jasa konstruksi akan menimpakan kesalahannya kepada sistem pendidikan yang berlaku, yang tidak menumbuhkan wawasan dan keberanian mental untuk seorang lulusannya menjadi wirausahawan. Lebih jauh lagi kalau iklim industri mengharapkan kompetensi SDM secara komprehensif yang meliputi karakter wirausaha, manajerial skill and technical knowhow diperoleh dari seorang lulusan baru. Tentu ini adalah sesuatu yang mustahil, karena manajerial skill apalagi tecnical knowhow sangatlah dinamis dan sangat dalam serta beragam yang mugkin ratusan banyaknya. Antara technical knowhow bisnis pertambangan, perikanan, pertanian, manufakturing, perdagangan, realti, properti, konstruksi, perhubungan, pariwisata, perbankan dll, ada kompetensi yang sangat spesifik berbeda bahkan walaupun masih dalam bisnis yang sama. Sebagaimana contohnya dalam bisnis jasa konstruksi technical knowhow dalam hal “kontrak jasa konstruksi” sangatlah berbeda antara Penyedia Jasa Perencana dengan Penyedia Jasa Pelaksana (Kontraktor). Perencana fokus pada penyusunan kondisi kontrak atau pemilihan standar kontrak yang paling cocok dengan budaya, lokasi dan jenis proyek, sementara kontraktor fokus kepada bagaimana mengadministrasi konntrak sehingga setiap perubahan kontraktual mendapatkan imbalan yang sesuai. Ini saja, sudah membutuhkan kompetensi yang berbeda.

(3)

Lapangan Kerja

Lulusan Teknik Sipil mempunyai peluang bergerak dalam lapangan berdasarkan kepemilikan usaha seperti:

 Pemerintah  BUMN/BUMD  Swasta

Para lulusan bisa juga mempunyai peluang bergerak dalam bisnis seperti:

Konsultan

 Konsultan Studi  Konsultan AMDAL  Konsultan Appraisal

 Konsultan Perencana Fungsional  Konsultan Perencana Struktural  Konsultan QS

 Konsultan IT

 Konsultan Pengawas / CM  Konsultan PM

 Konsultan SDM

 Konsultan Manajemen Mutu Konstruksi  Konsultan Manajemen Komunikasi  Konsultan Hukum Konstruksi

Jasa khusus

 Laboratorium  Scheduling  Safety

(4)

 Broker Asuransi  Appraisal risiko

 Mediator / Arbiter Konstruksi

Jasa Pelaksanaan Jasa Konstruksi

 Kontraktor Spesialis Pancang  Kontraktor Surveyor

 Kontraktor Spesialis  Kontraktor Generalis

 Kontraktor Design and Built  Kontraktor EPC

 Kontraktor CM  Kontraktor BOT

Pemasok

 Pemasok Tenaga Kerja  Pemasok Alat Berat  Pemasok Alat Angkat  Pemasok Alat Angkut  Pemasok Tenaga Staf  Pemasok IT

 Pemasok Paket Software

Kompetensi

Kompetensi yang dibutuhkan dibutuhkan SDM dalam bisnis meliputi 3 kelompok besar: 1. Kompetensi Basis

2. Kompetensi Teknikal 3. Kompetensi Manajerial

(5)

Kebutuhan akan Kompetensi Teknikal semakin berkurang dengan meningkatnya posisi seseorang pada Level Manajemen. Untuk keberhasilan berwirausaha. Kompetensi Basis yang meliputi Karakter dibutuhkan mutlak. Karakter membentuk Personal Brand yang sangat dibutuhkan dalam membina hubungan usaha. Kompetensi Manajerial dan apalagi Teknikal bisa dicari atau di”beli” dan relatif cukup tersedia banyak.

Kompetensi Basis

Kompetensi Basis disamping karakter, meliputi kompetensi antara lain dalam bidang komunikasi, negosiasi, leadership, network.

 Karakter

Karakter merupakan nilai2 basis yang meliputi antara lain: o Commit: Berbuat sesuai kesepakatan dan janji

o Integrity: Keutuhan daan ketulusan yang meliputi adil, bertanggung jawab, independen, transparan dan jujur.

o Relationship: Kemauan untuk membangun dan senantiasa memelihara hubungan baik dengan rekan sejawat, klien dan mitra kerja

o Team-work: Bekerja bersama akan meningkatkan kinerja jauh lebih baik dibanding sendirian. Kerja sama yang baik akan menimbulkan sinergi.

o Innovative: Karakter yang wajib dimiliki karena inilah yang menjamin pertumbuhan dan membentengi rencana jangka panjang.

(6)

o Caring: sikap yang peduli dengan orang lain. Kepedulian akan berbalas yang pada akhirnya akan menghasilkan saling peduli yang merupakan kekuatan luar biasa o Respect: menghormati orang lain terutama diri sendiri terlebih dahulu

o Listen: Sikap yang mau mendengarkan orang lain dan ini merupakan kunci keberhasilan berkomunikasi

o Open-feedback: Sikap yang mau menerima kritik, menganggapnya bukan suatu yang memalukan namun suatu peluang untuk meningkatkan diri terus menerus o Taking risk: karakter yang sangat diperlukan seseorang yang akan berwiraausaha.

Tanpa ini seseorang akan selalu mencari tempat yang nyaman dan tidak berpindah lagi sebagaimana karyawan yang loyal

o Auto-didak: Sebagai wiraausahawan sangat diperlukan semangat untuk belajar terus menerus dengan kemauan sendiri. Berbeda dengan karyawan yang pelatihannya diatur dan ditugaskan oleh unit Pengembangan SDM.

 Kompetensi Komunikasi:

Communications problems grow much faster ion any organization than the organization itself grows (Morris Maxim)

Kenyataan bahwa:

o Profesional dan manajer melaksanakan tugasnya melalui komunikasi dgn orang o Para pendidik tidak mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang efektif o Struktur organisasi autokrasi memperbanyak problema komunikasi

o Komunikasi yang buruk melemahkan power dari manajer senior o Peningkatan komunikasi adalah tugas setiap orang

(7)

Negosiasi adalah suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang. (Phil Baguley dalam Teach Yourself Negotiating). Ciri negosiasi antara lain adalah senantiasa melibatkan orang, mengandung ancaman terjadinya konflik, bertatap muka (menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh dan ekspresi), berakhir dengan kesepakatan yang bukan tidak mungkin yang tercapai adalah sepakat untuk tidak sepakat. Kesepakatan seperti ini membuka pintu baru, merupakan awal jalan keluar lain seperti konsiliasi, mediasi atau arbitrase.

 Kompetensi Network

Untuk berwirausaha modal utama adalah memliki teman, kolega, mitra yang akan mendukung kita dalam kehidupan profesional dan bisnis kita. Ini harus diawali dengan mengetahui dengan jelas jaringan seperti apa yang akan kita bangun. Menurut buku “Maximize Your Strength” ; 27% dari semua orang yang ada didunia sama sekali tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam hidupnmya. 60% mempunyai tujuan yang samar. 10% mempunyai tujuan yang jelas, dan hanya 3% yang bahkan menuliskannya. Membangun Network adalah suatu seni, belum ditemukan rumusan pasti bagaimana membangunnya.

 Kompetensi Leadership

Suatu kemampuan untuk memberikan visi dan misi dan menggerakkan SDM perusahaan pada arah yang sama. Menuntut ketauladanan dalam perilaku se hari2.

(8)

Kompetensi Teknikal

Melihat kepada Lapangan Kerja yang memungkinkan seorang lulusan Teknik Sipil untuk berperan didalamnya, yang dituntut bisa satu atau lebih dari Kompetensi Teknikal sbb:  Estimasi  Manajemen Risiko  Administrasi Kontrak  Konsiliasi  Mediasi  Arbitrasi  Material Engineering  Design Engineering  Safety Engineering  Cost Engineering  Engineering  Construction Method  Auditing  Inspection  Testing  Commissioning  Cash Management  Construction Management  Project Management  Procurement  Asuransi  Laboratorium

(9)

Kompetensi tingkat ini besifat lebih umum dan bisa digunakan pada profesi yang jauh berbeda seperti:  Marketing  SDM  Finansial  Decission Making  Couching  Counselling Penutup

Dari hasil paparan diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak kompetensi yang tidak diperoleh di Perguruan Tinggi kecuali sebahagian kecil ditambah dengan “basic education” tentunya. Pengetahuan dasar teknik sipil yang dipelajari ini hanya akan banyak terpakai kalau lulusan bekerja sebagai Konsultan Perencana struktur, namun profesi ini hanya mampu menyerap lulusan kemungkinan besar tidak lebih dari 5% lulusan keseluruhan, untuk pastinya perlu dilakukan survey untuk itu Sementara profesi lainnya yang menyerap 95% lulusan, dirasakan memakai tidak lebih dari 10% pengetahuan teknik sipil yang diperoleh, sehingga terkesan bahwa ilmu yang digali ber tahun2 di Perguruan Tinggi terasa sia-sia. Maka oleh karena itu, perlu Perguruan Tinggi perlu meninjau ulang kurikulum yang ada sehingga pengetahuan yang diberikan bermanfaat terutama kompetensi yang mendasar untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan sehingga mengembangkan profesionalisme pada lapangan kerja yang

(10)

Dianjurkan Perguruaan Tinggi memperbanyak pendidikan D1 atau D2 yang spesifik dan siap pakai dalam profesi2 tertentu, seperti estimator, scheduler, administrator kontrak konstruksi, construction cost engineer, construction safety engineer, konsiliator/mediator, arbiter yang justru masih langka dan sangat dibutuhkan oleh industri jasa konstruksi di Indonesia. Jakarta, 8 Oktober 2003 Gusnando S Anwar [email protected] 081 2927 6699 Catatan Kaki:

Penulis sangat berterima kasih apabila ada yang mengkritisi dan mendiskusikan tulisan ini diluar seminar. Feedback bagi penulis merupakan peluang untuk perbaikan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tentang kemandirian ibu post partum dalam perwatan bayi preterm dengan pendekatan theory of goal attainment dapat disimpulkan sebagai bahwa

Untuk mengetahui metode peramalan yang paling tepat, dalam menentukan besarnya produksi produk kain CDP 2024 di periode yang akan datang pada Departement Weaving 2

ASSURANCE” memiliki Laporan Keuangan program manfaat purnakarya ataukah tidak dan apakah perusahaan asuransi “PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE” ini sudah sesuai dengan

Tanah sampel yang merupakan jenis tanah vertisol diambil dari lokasi tercemar limbah tekstil, termasuk dalam kondisi tanah tercemar logam berat dengan kadar awal Cu sebesar

Oleh karena itu, perlu dilakukan proses optimasi formula gel asam glikolat menggunakan kombinasi gelling agent CMC-Na dan karbomer yang diharapkan pada konsentrasi

The depth distributions of radionuclides and mercury revealed that sediments in front of the factory represent a mixture of natural sediment and coal ash originating from the coal

Beban tersebut terdiri dari berat maksimum telur, berat rantai dan berat roller, sehingga besarnya gaya yang diperlukan untuk menggerakkan konveyor sebesar 18.8 N.. Daya

Dari hasil pengamatan didapat lama penyimpanan telur ayam merawang (Gallusgallus) menunjukkan berpengaruh sangat nyata (P<0.05) terhadap berat tetas, hal ini