• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS. 3.1 Analisis Tapak Batasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS. 3.1 Analisis Tapak Batasan"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISIS

3.1 Analisis Tapak

3.1.1 Batasan

Gambar 16 : Peta dan Foto Udara Eksisting Stasiun Manggarai

Sumber :Google Earth

Batas Utara : Jl. Stasiun Manggarai

Dalam rencana kawasan Manggarai, sebelah Utara stasiun akan dibangun fasilitas umum.

Batas Selatan : Bengkel kereta api

Dalam rencana kawasan Manggarai, sebelah Selatan stasiun akan dibangun fasilitas umum.

Batas Timur : Jl. Manggarai Utara dan taman

Dalam rencana kawasan Manggarai, sebelah Timur stasiun akan dibangun fasilitas wisma dan taman sebagai ruang terbuka hijau. Batas Barat : Perumahan

Dalam rencana kawasan Manggarai, sebelah Barat stasiun akan dibangun fasilitas umum.

(2)

Berdasarkan analisis batasan, maka bagian dasar stasiun yang diperbolehkan dibangun sebesar 20.000m2. Dengan lantai atas berjumlah dua lantai. GSB yang cukup besar dapat digunakan sebagai lahan parkir mobil dan motor. Rencana kawasan sekitar stasiun yang sebagian besar akan digunakan sebagai fasilitas umum (komersial) dapat dijadikan view yang potensial selain sebuah taman di sebelah Timur stasiun sehingga untuk fasilitas penumpang pada stasiun dibuat dinding transparan agar pengguna dapat melihat semua view.

3.1.2 Iklim

Suhu rata-rata : 27° C Kelembaban : 80-90% Curah Hujan : 2.000 mm Kecepatan Angin : 5-10knot

Berdasarkan analisis terhadap iklim yang merupakan iklim tropis maka untuk perancangan stasiun Manggarai yang baru harus dipenuhi hal-hal berikut ini. Stasiun harus mampu menampung dan mengalirkan air hujan dari atap sampai ke saluran air kotor sehingga tidak akan menyebabkan kebocoran atau air masuk ke dalam bangunan dan menyebabkan kebanjiran. Selain tahan terhadap hujan, ruang di dalam stasiun tidak boleh terasa panas dan menyilaukan pada pagi, siang, dan malam hari; disediakan penghawaan yang baik sehingga pengguna di dalam stasiun merasa nyaman.

3.1.3 Matahari

Gambar 17 : Analisis Matahari Sumber : dokumentasi pribadi

(3)

Letak rel kereta api Manggarai mengarah ke barat laut sehingga pengaruh sinar matahari tidak terlalu membuat panas bangunan baik bila diletakkan dalam posisi sejajar rel maupun tegak lurus dengan rel. Namun ada bagian dari bangunan akan mengarah ke Barat, sehingga membuat ruangan yang berada di dalamnya menjadi panas. Pada bagian ini perlu di disain penutup ruang yang tidak membuat panas tapi pengguna di dalam masih bisa melihat keluar.

3.1.4 Vegetasi

Vegetasi sekitar bangunan sedikit dan tidak terlalu tinggi. Tinggi pohon sebelah Utara stasiun sekitar 10 m, sebelah Barat stasiun tinggi pohon sekitar 15 m, dan sebelah Timur stasiun terdapat taman rumput dengan pohon-pohon yang tingginya kira-kira 10 m. Vegetasi pada bagian Timur stasiun dapat dimanfaatkan sebagai view dari dalam bangunan.

Gambar 18 dan 19: Keadaan Lingkungan Kawasan Manggarai Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 20: Keadaan Lingkungan Kawasan Manggarai Sumber : dokumentasi pribadi

(4)

3.1.5 Sungai

Gambar 21 : Sungai di Dekat Rel Stasiun Manggarai Sumber : dokumentasi pribadi

Sebelah Utara lahan terdapat sungai Ciliwung yang cukup besar dengan garis sempadan sungai 7,5 m. Sebelah Barat lahan terdapat sungai kecil dengan sempadan sungai 2 m. Sungai Ciliwung ini dapat dimanfaatkan juga sebagai view dari dalam bangunan. Sungai kecil di sebelah Barat lahan dapat digunakan sebagai saluran pembuangan akhir air kotor dari bangunan setelah diolah terlebih dahulu.

3.1.6 Pencapaian

Gambar 22 : Analisis Pencapaian Sumber : dokumentasi pribadi

(5)

Pencapaian dari luar ke bangunan bisa menggunakan kendaraan pribadi dari arah jl.Stasiun Manggarai (dua arah), jl.Manggarai Utara (satu arah), dan dari arah Barat stasiun (rencana pelebaran jalan dan satu arah). Angkutan umum dari arah Utara stasiun menggunakan ojek, bajaj, taksi, dan metromini. Angkutan umum dari arah Barat stasiun menggunakan bus (terminal bus Manggarai) dan busway (halte Manggarai). Untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung stasiun yang menggunakan angkutan umum dan member kenyamanan bagi pengguna kendaraan di jalan umum, maka lahan stasiun bagian Utara diberi area perhentian angkutan umum dengan penutup atap supaya aman dari cuaca. Untuk lahan bagian Barat diberi jalur pedestrian yang tertutup supaya pengunjung dari terminal dan halte tidak kehujanan atau kepanasan.

3.1.7 Analisis Bangunan

Gambar 23 : Analisis Eksisting Sumber : dokumentasi pribadi

1. Bangunan stasiun yang sekarang merupakan warisan pemerintahan Belanda sehingga terlihat memiliki langgam kolonial. Hall stasiun yang masih ada sekarang kecil dan tidak terawat dan hall loket stasiun yang ada hanya menyediakan 6 loket.

(6)

2. Stasiun Manggarai yang sekarang memiliki peron baru tetapi kurang menyediakan tempat duduk sehingga penumpang yang menunggu kereta duduk di lantai. Jalur penumpang yang akan menuju ke peron bersilangan dengan jalur rel sehingga membahayakan penumpang yang akan menyebrang.

Gambar 27, 28, dan 29 : Keadaan Stasiun Manggarai Sumber : dokumentasi pribadi

3. Stasiun Manggarai yang sekarang tidak steril, sehingga masyarakat umum bisa masuk kedalam stasiun tanpa ada pengawasan. Selain itu, penumpang yang keluar dari kereta, tidak melalui gerbang stasiun tetapi melalui jalur rel.

Gambar 30, 31, dan 32 : Keadaan Rel Stasiun Manggarai Sumber : dokumentasi pribadi

4. Peron digunakan pedagang kaki lima untuk berjualan makanan, minuman, majalah, dan lain-lain. Sehingga mengganggu kenyamanan penumpang.

Gambar 33 : Keadaan Rel Stasiun Manggarai Sumber : dokumentasi pribadi

(7)

5. Daerah Selatan stasiun digunakan untuk mencuci dan memperbaiki kereta. Tempat ini akan dipindahkan ke tempat lain karena fungsi stasiun yang baru adalah stasiun penumpang.

Gambar 34 dan 35 : Keadaan Rel Stasiun Manggarai Sumber : dokumentasi pribadi

3.1.8 Pencapaian dari Kereta Api

Gambar 36 : Analisis Sirkulasi Kereta Api Sumber : dokumentasi pribadi

Stasiun Manggarai yang sekarang memfasilitasi kereta api komuter yang berasal dari dalam kota Jakarta, dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sehingga untuk mencapai stasiun Manggarai digunakan kereta api listrik ekonomi maupun eksekutif. Sedangkan kereta api dari kota daerah Timur misalnya Bandung, DIY, Surabaya, dan lain-lain hanya melintasi stasiun ini. Namun pada perkembangannya stasiun ini akan memfasilitasi penumpang dari kota daerah Timur menggunakan kereta api diesel dan penumpang dari Bandara Soekarno-Hatta menggunakan kereta

(8)

lama. Tabel dibawah ini merupakan jadwal kereta api yang sekarang digunakan untuk kereta komuter dan kereta jarak jauh.

Gambar 37 : Jadwal Keberangkatan KA Sumber : dokumentasi pribadi

3.1.9 Kesimpulan

Berdasarkan analisis tapak ini maka diperlukan bangunan stasiun yang baru untuk dapat menampung jumlah penumpang yang banyak dari berbagai tujuan karena stasiun yang sekarang tidak memiliki kapasitas yang cukup. Bangunan stasiun yang lama (kolonial) menurut PT. KAI akan dipindahkan ke Cikarang sehingga lahan

(9)

kereta api Manggarai ini akan dianggap kosong. Selain itu depo yang ada di Selatan stasiun akan dipindahkan ke Depok sehingga lahannya akan digunakan untuk sentra bisnis baru sesuai dengan rencana pengembangan.

Untuk bangunan baru yang menghadap ke arah Barat, diperuntukkan bagi fungsi-fungsi yang tidak berhubungan langsung dengan penumpang misalnya servis maupun administrasi. Bila diperlukan untuk fungsi penumpang maka perlu penyelesaian yang dapat mengurangi panas matahari memasuki bangunan. Diperlukan sirkulasi yang aman untuk mencapai peron sehingga penumpang yang akan memasuki kereta api tidak perlu melewati rel kereta api.

3.2 Analisis Kegiatan

Tabel 5. Analisis Kegiatan

NO FASILITAS PELAKU KEGIATAN UTAMA ANALISA

1. FASILITAS UTAMA : • Sarana Transit Kereta Api • pengunjung melakukan perpindahan dengan naik/turun antar moda transportasi

Membutuhkan

signage yang jelas

dan orientasi yang mudah 2. FASILITAS PENUNJANG : • Administrasi dan Manajemen • Pimpinan • Staff Administrasi • mengelola • menerima tamu • mengadakan rapat • melakukan transaksi Membutuhkan ruang yang terpisah dari umum (privat)

• Operasional • Staff Operasional • Petugas keamanan • Mengontrol peron • Mengontrol mesin karcis • Menjaga keamanan • Mengontrol gerbang karcis

• Mengontrol kereta api

• Disediakan CCTV sebagai kamera pengawas untuk membantu pengontrolan • Disediakan ruangan yang transparan

(10)

• Bagian Pelayanan Penumpang Kereta • Penumpang • Staff • Petugas keamanan • Memeberikan informasi • Menjual karcis • Menerima keluhan penumpang • Mengecek barang bawaan penumpang • Melakukan city chek-in

• Disediakan layar informasi keberangkatan dan kedatangan kereta • Disediakan ruangan informasi dan costumer servis • Diperlukan loket karcis dan mesin tiket

• Diperlukan sarana x-ray dan loket

city chek-in 3. FASILITAS PELENGKAP : • Restoran • Pengunjung • pengelola • makan/minum • menyiapkan pesanan pengunjung • Penempatan yang mudah dilihat dan di jangkau

• Dapur yang terpisah dari umum

• Jalur sirkulasi barang yang terpisah dari publik

• Retail

• Pengunjung • pengelola

• Membeli barang atau makanan

• Menjual barang atau makanan

• Penempatan yang mudah dilihat dan dijangkau

• Jalur sirkulasi barang yang terpisah dari publik

3.3 Analisis Pemakai

Tabel 6. Analisis Pengguna

No Pengguna Kecenderungan Analisa

1. Penumpang • Ingin berjalan sependek mungkin

• Penghubung antarmoda transportasi yang jelas dan

(11)

• Mencari tempat duduk untuk menunggu

• Berjalan dan melihat-lihat

• Memerlukan informasi jadwal,biaya, dan arah

• Menunggu dan mencari pertokoan yang menjual buku-buku, majalah, atau makanan

• Mudah mencari teman jika berjanji untuk bertemu

• Mudah membawa barang • Barang aman masuk kereta

api

dekat

• Disediakan ruang-ruang yang mengalir dan ada pengarah

• Disediakan tempat duduk yang dirancang untuk jangka waktu menunggu panjang dan sebentar • Ruang utama sebagai inti

ruangan

• Disediakan jalur bagi penyandang cacat

• Menyediakan jumlah loket dengan perhitungan jumlah penumpang terbanyak pada jam sibuk

2. Pengantar • Kemudahan memperoleh informasi

• Kemudahan melihat kedatangan dan keberangkatan penumpang

• Ingin mengantarkan sampai kereta atau kendaraan umum berangkat

• Tersedia tempat menunggu yang nyaman

3. Staf KAI • Mencari tempat makan saat istirahat

• Mengawasi pergerakan moda transportasi

• Mengontrol penumpang yang datang ataupun pergi

• Bekerja dengan kenyamanan tinggi

• Disediakan uang istirahat atau kantin

• Ruang-ruang kantor yang nyaman

(12)

4. Staf Railink • Bisa mengontrol penumpang yang datang ataupun pergi • Bekerja dengan kenyamanan

tinggi

• Mengangkut barang bagasi dengan aman

• Mencari tempat makan saat istirahat

• Sirkulasi bagasi yang tertutup dari penumpang • Disediakan uang istirahat

atau kantin

• Ruang-ruang kantor yang nyaman

5. Pedagang • Berada di tempat yang sering dilewati pengunjung

• Bisa mengawasi pembeli • Mudah untuk bongkar muat

barang

• Berada di jalur sirkulasi atau tempat tunggu

6. Pengunjung umum • Membutuhkan orientasi atau penanda pada pintu masuk • Mencari tempat yang menjual

buku, majalah, atau makanan • Melihat-lihat pemandangan

ke lingkungan sekitar

• Pintu masuk yang menarik

• Butuh tanda-tanda yang jelas dan menarik dengan ketinggian skala manusia • Mengolah pemandangan

ke potensi lingkunan sekitar

• Perlu adanya pemisahan yang jelas antara free

area dengan paid area

• Bidang sirkulasi yang tidak patah dan berliku-liku

7. Petugas kebersihan

• Membersihkan lantai tanpa menggangu penumpang

• Membersihkan tempat sampah sesering mungkin

• Membersihkan kaca jendela dengan aman

• Mudah menyimpan alat kebersihan

• Menyediakan tempat sampah di setiap jalur yang ramai penumpang

• Disediakan tempat penampungan sampah sementara dan shaft sampah antar lantai

(13)

8. Petugas parkir • Memberikan karcis parkir dengan mudah

• Mengawasi kendaraan yang diparkir

• Disediakan tempat karcis di pintu masuk dan keluar parkiran

• Disediakan ruang/menara pengawas parkiran

3.4. Analisis Ruang dan Bentuk

3.4.1. Pola massa bangunan

Terdapat dua jenis pola massa bangunan, yaitu :

1. Massa tunggal, yaitu bangunan yang hanya terdiri dari satu massa. 2. Massa majemuk, yaitu bangunan yang terdiri lebih dari satu massa. Berdasarkan kondisi pada tapak yang ada, efisiensi luas bangunan, dan efisiensi sirkulasi, maka dipilih jenis massa tunggal dengan bentuk linier (mengikuti sumbu rel) pada bagian bangunan Utara karena diatasnya terdapat jalur rel kereta api dan berbentuk melingkar pada bagian bangunan Selatan untuk mengorientasikan view ke arah luar.

3.4.2. Bentuk dasar bangunan

Bentuk dasar bangunan digunakan bentuk dasar persegi dengan komposisi yang beraturan dan stabil, alasannya:

• Efisiensi ruang sangat baik. Dilihat dari fungsi bangunan sebagai stasiun yang memiliki ruang yang cukup beragam, maka pengefisiensian ruang yang baik sangat penting

• Sirkulasi dalam bangunan sangat baik dan akan bersifat linier • Kesan bangunan netral

(14)

3.5 Analisis Struktur dan Utilitas Bangunan

Fungsi dari struktur bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh alam dan menyalurkan semua beban ke dalam tanah. Penentuan struktur yang tepat, kuat dan ekonomis akan dapat menambah keindahan arsitektur.

3.5.1. Sistem Struktur Bawah

Penentuan jenis pondasi bangunan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain :

• Karakteristik tanah

• Kedalaman tanah keras

• Beban yang akan dipikul

• Kemudahan pelaksanaan

• Waktu pelaksanaan (berpengaruh terhadap masa konstruksi proyek)

• Pengaruh lingkungan sekitar proyek Alternatif penggunaan sistem pondasi1 :

• Pondasi Tiang Pancang

Tiang pondasi dibuat terlebih dahulu dengan metoda pre-fabrikasi untuk mendapatkan standarisasi yang baik, kemudian penempatannya dilakukan dengan alat pemancang.

• Pondasi Bored Pile

Pada tahap awal dibuat lubang lebih dahulu, dengan cara di bor untuk kemudian diisi oleh konstruksi pondasi dicor di lokasi proyek.

Pondasi Rakit ( Raft Fondation )

Prinsip kerjanya dengan membuat galian pada tanah seluas area bangunan dengan kedalaman pondasi yang telah diperhitungkan sesuai dengan daya dukung tanah di lokasi, sehingga akan terlihat seperti mangkok.

1

(15)

Tabel 7. Alternatif Penggunaan Sistem Pondasi

JENIS PONDASI

SKETSA KELEBIHAN KEKURANGAN

PONDASI TIANG PANCANG

• Pengerjaan tiang dibuat dipabrik

• Standar dan mutu terjaga baik • Mudah diperoleh dalam

jumlah yang banyak • Pekerjaan lebih cepat

• Pada saat penanaman tiang pancang, menimbulkan getaran pada lingkungan sekitar tapak

• Memerlukan biaya

tambahan untuk pengangkutan

• Perlu teknik

penyambungan yang baik bila kedalaman tanah kerasnya cukup jauh

PONDASI BORED PILE

ƒ Tidak menimbulkan getaran yang keras

ƒ Kekuatan menahan beban sama dengan tiang pancang ƒ Dipergunakan untuk segala

jenis tanah

ƒ Berdiameter besar

sehingga biaya lebih besar

ƒ Membutuhkan alat

bantu khusus mulai dari alat bor

ƒ Kurang praktis PONDASI

RAKIT

ƒ Lubang galian dapat

digunakan sebagai basement ƒ Sangat berguna digunakan

pada banguan yang berada di tapak yang daya dukung tanahnya lemah

Perlu biaya tambahan untuk menggali tanah dan mengangkutnya

Kesimpulan : Berdasarkan alternatif penggunaan pondasi diatas, maka pondasi yang digunakan pada stasiun Manggarai adalah pondasi bored pile, karena stasiun ini berada pada tanah yang tergolong stabil dan kemampuan pondasi tersebut menahan beban

(16)

3.5.2. Sistem Struktur Atas

3.5.2.1. Sistem Struktur Bangunan

Alternatif jenis sistem struktur yang dapat diterapkan pada bangunan adalah2 : 1.Portal (kolom dan balok)

Tabel 8. Alternatif Sistem Struktur

2. Dinding Pemikul

3. Wafel

Sketsa Kelebihan Kekurangan

ƒ Dapat membentuk ruang yang bebas kolom

ƒ Kuat mendukung gaya dari berbagai arah ƒ Tidak memerlukan finishing karena

tampilan strukturnya mempunyai nilai estetika

ƒ Biaya relatif mahal ƒ Tidak ada ruang

untuk penempatan sarana utilitas ƒ Tidak dapat diadakan penambahan sarana utilitas 2

Francis D.K Ching, Building Construction Illustrated,John Wiley & Sons,Inc.,2001

Sketsa Kelebihan Kekurangan

ƒ Kekakuan cukup tinggi

ƒ Ruang yang dihasilkan bebas kolom

ƒ Dapat meredam bising

ƒ Kurang fleksibel dalam penataan ruang dalam ƒ Pemakaian biaya cukup

besar (lebih cocok digunakan untuk bangunan tingkat tinggi)

Sketsa Kelebihan Kekurangan

ƒ Kekakuan cukup tinggi

ƒ Ruang yang dihasilkan bebas kolom

ƒ Dapat meredam bising

ƒ Kurang fleksibel dalam penataan ruang dalam ƒ Pemakaian biaya cukup

besar (lebih cocok digunakan untuk bangunan tingkat tinggi)

(17)

Kesimpulan : Berdasarkan analisis struktur bangunan, maka bangunan stasiun menggunakan sistem portal.

3.5.2.2. Bahan Struktur

Pertimbangan bahan struktur berdasarkan studi bahan struktur3

Tabel 9. Alternatif Penggunaan Bahan Struktur

BAHAN STRUKTUR

GAMBAR KEUNTUNGAN KERUGIAN

BETON

ƒ Kekakuan cukup tinggi

ƒ Dapat menahan gaya yang besar ƒ Mudah dalam pengaturan

(fleksibel)

ƒ Tahan terhadap panas/kebakaran

Pelaksaan relatif lama

BAJA

ƒ Pelaksanaan relatif cepat ƒ Fleksibilitas tinggi ƒ Ekonomis waktu ƒ Tidak tahan terhadap panas yang tinggi ƒ Biaya relatif tinggi KOMPOSIT

ƒ Tahan terhadap bahaya kebakaran dan gempa

ƒ Pemeliharaan mudah

Biaya relatif tinggi

Kesimpulan : Berdasarkan analisis diatas maka bahan struktur bangunan yang digunakan adalah struktur beton bertulang.

3.5.2.3. Struktur Lantai

Pemilihan struktur untuk lantai bangunan berdasarkan pertimbangan :

• Fasilitas pendukung dan stasiun membutuhkan utilitas yang lengkap dan baik sehingga harus disediakan ruang sebagai tempat sarana utilitas ditempatkan.

(18)

• Kemampuan untuk mendukung beban yang bekerja diatasnya.

• Berat bahan yang digunakan harus seringan mungkin sehingga dapat mengurangi beban struktur.

Tabel 10. Alternatif Penggunaan Plat Lantai

JENIS LANTAI BAHAN STRUKTUR

KEUNTUNGAN KERUGiAN

PLAT LANTAI BALOK

SATU ARAH / DUA ARAH

• Beton bertulang • Baja komposit

• Ada ruang antara plat lantai atas dengan plafon ntuk penempatan

Makin lebar bentang, makin tebal plat lantai • Relatif lebih murah

terlalu berat

PLAT LANTAI WAFEL

ƒ Beton bertulang

ƒ Fungsi balok digantikan oleh plat wafel

ƒ Ukuran lebih tipis dibandingkan dengan sistem plat lantai + balok ƒ Dapat sekaligus

dimanfaatkan sebagai plafon

ƒ Penempatan utilitas permanen ƒ Penambahan saran utilitas hanya dapat ditempatkan dibawah grid wafel ƒ Beban struktur lebih berat ƒ Relatif mahal

Kesimpulan : Berdasarkan analisis diatas, sistem struktur lantai bangunan menggunakan plat lantai balok satu/dua arah dengan konstruksi beton bertulang.

3.5.2.4. Struktur Atap

Pertimbangan penggunaan struktur atap :

• Kesesuaian dengan tampilan bangunan (estetika eksterior)

• Sesuai dengan iklim setempat

(19)

Pertimbangan jenis penutup atap4:

Tabel 11. Alternatif Penggunaan PenutupLantai

JENIS PENUTUP ATAP

SKETSA KELEBIHAN KEKURANGAN

DAK BETON

ƒ Kuat dan kokoh

ƒ Insultasi bunyi baik sekali

• Dapat terjadi keretakan

• Beban besar (masif)

RANGKA BIDANG

ƒ Kuat ƒ Ekonomis

ƒ Bentang lebih kecil ƒ Terbatas dalam

bentuk

RANGKA RUANG

ƒ Dapat digunakan dengan bentangan yang cukup panjang

ƒ Bobot ringan

ƒ Biaya relatif tinggi (tidak ekonomis)

Kesimpulan : Bangunan stasiun ini membutuhkan ruangan tanpa kolom sehingga kolom untuk ruangannya menggunakan penutup dari rangka bidang.

3.5.2.5. Struktur Dinding

a. Dinding Beton Ekspose (Ekspose Concrete Wall)

• Merupakan material masif, padat, dan berat. Penggunaan dinding beton solid dapat berupa kombinasi dengan dinding bata sebagai dinding ganda bagi lapisan dinding untuk ruang yang berhubungan langsung dengan ruang luar.

• Kesan ditimbulkan masif dan kokoh.

b. Dinding Panel Alumunium (Alumunium Panel Wall)

• Digunakan sebagai pelapis dinding masif sebagi penyeimbang kesan kaku yang ditimbulkan dinding beton ekspos. Bahan ini dapat menambah penampilan bahan

(20)

• Kesan yang ditimbulkan pada penampilan bangunan bersifat "modern, canggih, dan berteknologi tinggi"

c. Dinding Permukaan kaca (Curtain Wall)

• Digunakan sebagai pelapis "estetika" yang transparan pada penyelesaian fasade bangunan, biasanya material ini digunakan pada fungsi bisnis (perkantoran). Interaksi yang dihasilkan oleh material ini bersifat interaksi visual dan pemisahan secara fisik.

3.5.3. Sistem Utilitas

3.5.3.1. Sistem Penyediaan Air Bersih

Kebutuhan akan pendistribusian air bersih untuk ruangan-ruangan seperti toilet, pantry, mushola, restaurant & café, kebutuhan pemadam kebakaran. Air bersih berasal dari PAM dan air sumur sebagai sumber air cadangan.

Diagram 1. Sistem Penyediaan Air Bersih

3.5.3.2. Sistem Pembuangan Air Kotor

Diagram 2. Sistem Pembuangan Air Kotor

3.5.3.3. Sistem Pembuangan Sampah

Sampah dapat berasal dari kegiatan di dalam bangunan dan penumpang / pengunjung. Sampah pada tempat sampah dikumpulkan dengan kereta dorong pada

Air RESERVOIR BAWAH POMPA RESERVOIR ATAS

PANEL

POMPA

WATER SPRINKLER

HYDRANT

AIR HUJAN

BAK PENAMPUNGAN BAK KONTROL RIOL KOTA

AIR KOTOR

KOTORAN BERLEMAK

TANAH PENGENDAPAN

(21)

setiap lantai, ditampung di tempat penampungan sementara dan selanjutnya diangkut dengan truk dari dinas kebersihan kota.

Diagram 3. Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah dalam bangunan dibagi menjadi dua, yaitu :

• Vertikal, dengan menggunakan shaft sampah

• Horisontal, dengan meletakkan tempat sampah pada lokasi tertentu pada bagian bangunan untuk kemudian dikumpulkan dibawa ke pembuangan.

3.5.3.4. Sistem Jaringan Listrik

Suplai listrik utama pada stasiun ini diperoleh dari PLN dan genset. Pemakaian genset digunakan pada saat lampu padam. Jaringan kabel yang akan digunakan adalah melalui jaringan kabel bawah tanah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada ruangan dalam stasiun kabel-kabel ini diletakkan di langit-langit ruangan.

Adapun sistem pendistribusian daya listrik yang diterapkan adalah sistem konvensional, yaitu sebagai berikut :

Diagram 4. Sistem Jaringan Listrik

3.5.3.5. Sistem Komunikasi

Sistem telekomunikasi yang terdapat didalam stasiun adalah :

Komunikasi Ekstern

Yaitu yang digunakan untuk hubungan komunikasi luar area. Disediakan sambungan telepon dari PT Telkom untuk pengelola bangunan dan ruang-ruang pelengkap

SAMPAH TEMPAT SAMPAH BAK PENAMPUNGAN PENAMPUNGAN KOTA TPA Jaringan PLN

Gardu Central Panel Genset

(22)

Komunikasi Intern

Yaitu yang digunakan untuk hubungan dalam bangunan. Disediakan interkom yang menghubungkan antara bagian-bagian bangunan yang memerlukan. Disediakan pula sound system yang digunakan untuk menyampaikan pengumuman, pengaturan pengoperasian perjalanan kereta, panggilan, keamanan dan lain-lain.

3.5.3.6. Sistem Pencahayaan

Bangunan terpadu ini merupakan bangunan umum dengan berbagai macam aktivitas pengguna yang kompleks, yang memerlukan penyediaan fasilitas penerangan yang memadai. Sistem pencahayaan pada bangunan sangat berpengaruh terhadap kualitas suasana yang dihasilkan dan juga kenyamanan bagi pengguna yang berada di dalamnya.

Berdasarkan sumber penerangan cahaya yang dibutuhkan dalam bangunan dapat dibedakan menjadi :

1.Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami menimbulkan kesan alami, biaya relatif murah dan tidak menimbulkan keletihan pada mata.

Persyaratan yang harus dipenuhi: • Tidak menyilaukan • Penyebaran merata • Kuat penerangan cukup Sistem yang dapat digunakan:

• Melalui skylight

• Melalui bukaan-bukaan, seperti penggunaan louvres pada bidang dinding sebagai ventilasi alami dan jendela dengan elemen pendukung tertentu (ornamen transparan)

2. Pencahayaan Buatan

Bertujuan memberikan kenyamanan visual disamping suasana yang diinginkan. Terutama pemakaian pada malam hari dan pada ruangan yang tidak memperoleh cahaya matahari langsung. Intensitas penerangan cahaya tidak terlalu menyilaukan, intensitas cahaya yang baik untuk pencahayaan antara 50 lux – 150 lux.

(23)

3.5.3.7. Sistem Penghawaan

Suhu udara di kawasan Jakarta relatif panas pada siang hari. Sehingga untuk meningkatkan kenyamanan pada bangunan, diperlukan pengkondisian udara buatan. Pada dasarnya, ada 2 macam sistem penghawaan, yaitu :

1. Penghawaan Alami

Sistem penghawaan alami dipakai di bangunan dengan sistem ventilasi silang (cross ventilation). Sistem ini digunakan pada ruang-ruang yang relatif besar dan tidak memerlukan pengkondisian udara yang intensif.

2. Penghawaan Buatan

Digunakan pada ruang-ruang yang memerlukan kondisi udara yang intensif dan stabil sehingga dapat memenuhi tingkat kenyamanan thermal (22°-26° C). Dengan penggunaan sistem ini, suhu dan kelembaban dapat diukur hingga mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan dan penghawaan terjadi dengan merata.

3.5.2.8. Sistem Keamanan

Untuk keamanan pada bangunan digunakan sistem keamanan dengan camera monitor (CCTV) untuk hall utama, hall tiket, hall city check in, platform, dan fasilitas penunjang lainnya yang disambung dengan ruang penjaga/pengawas.

3.6 Kebutuhan Bangunan

Rumus yang dipakai pada perhitungan kebutuhan ruang pada tabel di bawah ini berdasarkan standar oleh JICA.

Asumsi jumlah penumpang :

• Jumlah Penumpang Komuter = 257.000 penumpang/hari • Jumlah Penumpang Jarak Jauh = 14.900 penumpang/hari • Jumlah Penumpang Bandara = 25.600 penumpang/hari

(24)

Tabel 12. Perhitungan Kebutuhan Ruang

Jumlah penumpang komuter pada peak hour (berlangsung selama 1 jam) = 17.134 orang Jumlah penumpang jarak jauh pada peak hour (berlangsung selama 1 jam) = 994 orang Jumlah penumpang bandara pada peak hour (berlangsung selama 1 jam) = 1.707 orang

Hall utama S = A x B

S = luas area hall

A = satuan luas area tunggu penumpang = 0,7m²/orang B = jumlah penumpang yang menunggu = c x q

c = jumlah penumpang jam sibuk

Q = % penumpang

menunggu pada jam sibuk = 2,5 % B = 19835 x 2,5 % = 495,875~496 S = 0,7 x 496 = 347,2m² Concourse komuter S3=A x B S3= luas concourse A= Luas per penumpang=0,7m²/orang

B= Jumlah penumpang yang menunggu di concourse (asumsi 10%= 1713 orang)

S3=0,7x1713 =1.199,1m²

(25)

Concourse jarak jauh S3=A x B S3= luas concourse A= Luas per penumpang=1m²/orang

B= Jumlah penumpang yang menunggu di concourse (asumsi 60%= 596 orang) S3=1x596 =596 m² Concourse bandara S3=A x B S3= luas concourse A= Luas per penumpang=1m²/orang B= Jumlah penumpang yang menunggu di concourse (asumsi 60%= 1.024 orang)

S3=1x1.024 =1.024m2

Jumlah loket tiket komuter n = t/b n = jumlah loket t = jumlah penumpang pembeli tiket (17.134 orang,asumsi 50% tiket langganan =8.567 orang/jam) b = kapasitas pemesanan (300 orang/jam) n = 8.567/300 = 29 loket ~(Jumlah loket=14 dan mesin loket yang kapasitasnya lebih cepat= 7 mesin).

Jumlah loket tiket Jarak Jauh

n = t/b

n = jumlah loket

t = jumlah penumpang pembeli tiket (994 orang)

n = 994/225 = 5 loket

(26)

Jumlah loket tiket Bandara

n = t/b

n = jumlah loket

t = jumlah penumpang pembeli tiket (1.707 orang) b = kapasitas pemesanan (225orang/jam) n = 1707/225 = 8 loket Gerbang Komuter N = (n1/P1 + n2/P2) + A N = jumlah gerbang

n1 = penumpang masuk pada jam sibuk (asumsi yang masuk 40%=6.853 orang) P1 = jumlah penumpang yang masuk satu gate per jam(menggunakan mesin 1 kartu/orang=3 detik~1200 orang/jam)

n2 = penumpang keluar pada jam sibuk (asumsi yang keluar 60%=10.280 orang) P2 = jumlah penumpang yang keluar satu gate per jam (menggunakan mesin=1200 orang/jam)

A = tambahan gerbang = 2

Jumlah gate masuk N=(6853/1200)+2 = 7 gate

jumlah gate keluar N=(10280/1200)+2 =11 gate

(27)

Gerbang Jarak Jauh

N = (n1/P1 + n2/P2) + A

N = jumlah gerbang

n1 = penumpang masuk pada jam sibuk (asumsi yang masuk 40%=398 orang) P1 = jumlah penumpang yang masuk satu gate per jam (menggunakan pemeriksa manual =5detik~720 orang/jam) n2 = penumpang keluar pada jam sibuk (asumsi yang keluar 60%=596 orang) P2 = jumlah penumpang yang keluar satu gate per jam (menggunakan pemeriksa manual=720orang/jam) A = tambahan gerbang = 2

Jumlah gate masuk N=(398/720)+2 = 3gate

jumlah gate keluar N=(596/720)+2 =3 gate Gerbang Bandara N = (n1/P1 + n2/P2) + A N = jumlah gerbang

n1 = penumpang masuk pada jam sibuk (asumsi yang masuk 40%=683 orang) P1 = jumlah penumpang yang masuk satu gate per jam(menggunakan mesin =3detik~1200 orang/jam) n2 = penumpang keluar pada jam sibuk (asumsi yang keluar 60%=1024 orang) P2 = jumlah penumpang yang keluar satu gate per jam

Jumlah gate masuk N=(683/1200)+2 = 3gate

jumlah gate keluar N=(1024/1200)+2 =3 gate

(28)

Ruang antri tiket komuter

S1 = L1 x L2

S1 = area hall mesin tiket L1 = lebar loket x jumlah loket = 1,05 x 29 = 30,45 L2 = panjang antrian 2,5m/10 orang S1 = 30,45 x 2,5 = 76,125m²

Ruang antri tiket jarak jauh S1 = L1 x L2

S1 = area hall mesin tiket L1 = lebar loket x jumlah loket = 1,05 x 5= 5,25 L2 = panjang antrian 15m/10 orang S1 = 5,25 x 15 = 78,75m²

Ruang antri tiket bandara

S1 = L1 x L2

S1 = area hall mesin tiket L1 = lebar loket x jumlah loket = 1,05 x 8= 8,4 L2 = panjang antrian 15m/10 orang S1 = 8,4 x 15 = 126m²

Ruang antrian pada gerbang masuk komuter S2 = L3 x L4

S2 = area antrian pada gerbang

L3 = lebar total dari gerbang = (lebar 1 gerbang x jumlah gerbang) + toleransi = (1,1m x 7) + 2 = 9,7m L4 = panjang antrian 3m/10orang

S2 = 9,7 x 3 = 29,1m²

(29)

Ruang antrian pada gerbang keluar komuter S2 = L3 x L4

S2 = area antrian pada gerbang

L3 = lebar total dari gerbang = (lebar 1 gerbang x jumlah gerbang) + toleransi = (1,1m x 11) + 2 = 14,1m L4 = panjang antrian 3m/10orang S2 = 14,1 x 3 = 42,3m²

Ruang antrian pada gerbang keluar dan masuk jarak jauh S2 = L3 x L4

S2 = area antrian pada gerbang

L3 = lebar total dari gerbang = (lebar 1 gerbang x jumlah gerbang) + toleransi = (1,1m x 3) + 2 = 5,3m L4 = panjang antrian 15m/10orang

S2 = 5,3 x 15 = 79,5m²

Ruang antrian pada gerbang keluar dan masuk bandara S2 = L3 x L4

S2 = area antrian pada gerbang

L3 = lebar total dari gerbang = (lebar 1 gerbang x jumlah gerbang) + toleransi = (1,1m x 3) + 2 = 5,3m L4 = panjang antrian 15m/10orang S2 = 5,3 x 15 = 79,5m² Kantor kepala stasiun S = N + 14 S = luas kantor N = jumlah pengunjung kantor = 10 orang/10m² S = 10 + 14 = 24m² Kantor stasiun S = S1 + S2 + S3

S = luas kantor stasiun S1 = luas meja kepala = 7m²

S = 7 + 48+ 16,5 = 71,5 m²

(30)

= 48m²

S3 = ruang untuk staf tanpa meja

=1,1m²/orang x 15orang = 16,5 m²

Ruang rapat S = a x N

S = standar luas ruang rapat a = standar pengunjung = 1,5m²/orang

N = jumlah orang yang ikut rapat =15 S = 1,5 x 15 = 22,5 m² Platform penumpang (mengikuti standar P.T. KAI)

Luas platform sejajar: Panjang = 200 m, lebar = 7m Panjang total platform = P pl

P pl = (10 x gerbong kereta) = (10 x 20) =200m

Luas = 1400m²

Tabel 13. Persyaratan Ruang

Ruang Luas Persyaratan Keterangan

Hall utama 694,4m² • Ruangan bebas kolom • Mudah terlihat dan

dicapai

• Plafon ruangan tinggi • Terdapat informasi

signage dan informasi kereta yang

berangkat/datang

Merupakan akses utama,masuk dan keluar stasiun

(31)

Komuter

Loket tiket 30,1 m² • Keamanan yang tinggi, dibatasi dengan kaca

• Cahaya buatan yang terang

• Terdapat panel jadwal dan biaya kereta api komuter

• Satu loket luas=2,15 m² (meja,kursi,komputer,d an sirkulasi) • Jumlah loket=14(komuter), Ruang Ticket Vending Machine 32,5 m² • Keamanan dipantau CCTV • Terdapat informasi penggunaan dan tujuan kereta • Terdapat 5 TVM Ruang antri tiket komuter

76,125m² • Ruangan bebas kolom • Diawasi oleh petugas

keamanan(langsung/C CTV)

Ruang antrian gerbang

komuter

71,4 m² • Ruangan bebas kolom • Sejajar dengan loket

tiket

• Diawasi oleh petugas keamanan(langsung/C CTV)

Ruang penjaga 12,5 m² Mudah melihat gerbang elektrik dan penumpang yang melewati gerbang

(32)

Concourse komuter

1.199,1m² • Tempat duduk sedikit (+30 kursi)

• Terdapat informasi kereta dan signage • Disediakan 8 telepon

koin

• Disediakan tempat sampah

• Merupakan zona paid

• Ruangan sebelum platform WC 39 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik

• Shaft untuk air bersih dan kotor

• WC pria=7 urinoir, 3 closet, dan 2 wastafel • WC wanita= 4 closet,

dan 3 wastafel • Janitor

Musholla 30 m² • Pencahayaan buatan • Air bersih yang lancar

mengalir

• Terdapat 2 musholla • Kapasitas musholla 15

orang

• 4 keran air wudhu Ruang ganti

popok

8 m² • Pencahayaan buatan • Penghawaan yang baik • Disediakan tempat sampah • Terdapat 2 ruangan • Dua wastafel Ruang Merokok

18 m² • Penghawaan yang baik • Disediakan 10 kursi

Jarak Jauh

Loket tiket 21,5 m² • Keamanan yang tinggi, dibatasi dengan kaca

• Cahaya buatan yang terang

• Terdapat panel jadwal

• Satu loket luas=2,15 m² (meja,kursi,komputer,d an sirkulasi)

(33)

dan biaya kereta api komuter

Ruang antrian tiket jarak jauh

78,75m² • Ruangan bebas kolom • Diawasi oleh petugas

keamanan(langsung/C CTV)

Ruang antrian gerbang jarak jauh

79,5m² • Ruangan bebas kolom • Sejajar dengan loket

tiket

• Diawasi oleh petugas keamanan(langsung/C CTV)

Ruang penjaga 10 m² Mudah melihat gerbang elektrik dan penumpang yang melewati gerbang

Satu ruang penjaga=2,5 m²

Concourse jarak jauh

596 m² • Terdapat tempat duduk berjumlah 25% dari penumpang yang datang (100 kursi) • Tempat duduk yang

nyaman

• Terdapat informasi kereta dan signage

• Terdapat TV

• Merupakan zona paid

• Ruangan sebelum platform Ruang tunggu dan cafe (60) 180 m² • Pencahayaan alami dan buatan

• Penghawaan yang baik (dapur dan cafe) • Air bersih yang lancar

• Kapasitas 60 orang • Luas dapur=31.2 m² • 2 wastafel

(34)

Ruang tunggu dan cafe (80)

429 m² • Pencahayaan alami dan buatan

• Penghawaan yang baik (dapur dan cafe) • Air bersih yang lancar • Shaft untuk air bersih

dan kotor

• 2 ruangan

• Kapasitas @ cafe=80orang

• Luas dapu @ cafe =31.2 m²

• 2 wastafel @ cafe

Retail 27 m² • Pencahayaan buatan • 3 retail WC 78 m² • Pencahayaan buatan

yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Shaft untuk air bersih dan kotor

• WC pria=7 urinoir, 4 closet, 2 wastafel, dan 4 kamar mandi

• WC wanita= 4 closet, 5 wastafel, dan 4 kamar mandi

• Janitor

Musholla 121 m² • Pencahayaan buatan • Air bersih yang lancar

mengalir

• Terdapat 2 musholla • Kapasitas musholla 30

orang

• 4 keran air wudhu Ruang ganti

popok

11 m² • Pencahayaan buatan • Penghawaan yang baik • Disediakan tempat sampah • Terdapat 4 ruangan • Dua wastafel Ruang Merokok

18 m² • Penghawaan yang baik • Disediakan 10 kursi

(35)

Bandara

Loket tiket 23,65 m² • Keamanan yang tinggi, dibatasi dengan kaca

• Cahaya buatan yang terang

• Terdapat panel jadwal dan biaya kereta api komuter

• Satu loket luas=2,15 m² (meja,kursi,komputer,d an sirkulasi) • Jumlah loket=11 Ruang antrian tiket bandara

126m² • Ruangan bebas kolom • Diawasi oleh petugas

keamanan(langsung/C CTV)

Ruang antrian bandara

79,5m² • Ruangan bebas kolom • Sejajar dengan loket

tiket

• Diawasi oleh petugas keamanan(langsung/C CTV) Concourse bandara 1.024 m² • Terdapat tempat duduk berjumlah 100 kursi

• Tempat duduk yang nyaman

• Terdapat informasi kereta dan signage

• Terdapat TV

• Merupakan zona paid

• Ruangan sebelum platform

(36)

Ruang tunggu dan cafe

324 m² • Pencahayaan alami dan buatan

• Penghawaan yang baik (dapur dan cafe) • Air bersih yang lancar • Shaft untuk air bersih

dan kotor

• Kapasitas 200 orang • Luas dapur=31.2 m² • 2 wastafel

City check in 110 m² • Keamanan tinggi • Petugas dapat bertatap

langsung dengan penumpang

• 6 counter

Ruang x-ray 54 m² Keamanan tinggi 2 mesin x-ray Ruang

pengambilan bagasi

67 m² • Keamanan tinggi • Petugas dapat bertatap

langsung dengan penumpang WC 78 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik

• Shaft untuk air bersih dan kotor

• WC pria=7 urinoir, 4 closet, 2 wastafel, dan 4 kamar mandi

• WC wanita= 4 closet, 5 wastafel, dan 4 kamar mandi

• Janitor

Ruang ganti popok

11 m² • Pencahayaan buatan • Penghawaan yang baik • Disediakan tempat sampah • Terdapat 4 ruangan • Dua wastafel Ruang Merokok

18 m² • Penghawaan yang baik • Disediakan 10 kursi

(37)

Ruang pemilahan bagasi

72,6 m² Keamanan tinggi • Sebagai tempat untuk memisahkan bagasi berdasarkan tujuan pesawat terbang

• Terletak terpisah dari fasilitas umum

Kantor Railink 127,5 m² • Pencahayaan buatan • Penghawaan yang baik • Ruangan yang tidak

terlalu bising

• Terdapat 15 pegawai,1 kepala staff

• Terletak terpisah dari fasilitas umum

Ruang rapat Railink

22,5 m² • Pencahayaan buatan • Penghawaan yang baik • Ruangan yang tidak

terlalu bising

• Kapasitas 12 orang • Terletak terpisah dari

fasilitas umum

Ruang ganti pegawai railink

62,5 m² • Penghawaan yang baik • Pencahayaan buatan

• Terdapat 2 ruangan (pria dan wanita)

• 4 lemari loker, 4 bangku sepanjang 2 m, dan 8 kursi

gudang 16 m² • Penghawaan yang baik • Pencahayaan buatan Musholla 30 m² • Pencahayaan buatan

• Air bersih yang lancar mengalir

• Terdapat 2 musholla • Kapasitas musholla 15

orang

(38)

WC pegawai 30 m² • Pencahayaan buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Shaft untuk air bersih dan kotor

• WC pria=3 urinoir, 2 closet, dan 1 wastafel • WC wanita= 3 closet,

dan 2 wastafel • Janitor

Pantry 12 m² • Pencahayaan buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Shaft untuk air bersih dan kotor

Fasilitas Administrasi KAI Kantor Kepala Stasiun 35 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik • Tidak bising • Disediakan ruang tamu • Dapat mengawasi fasilitas stasiun

Terletak terpisah dari fasilitas umum Kantor Wakil Kepala Stasun 20 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik • Tidak bising

Terletak terpisah dari fasilitas umum

Kantor stasiun 71,5 m² • Pencahayaan buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Tidak bising

Terletak terpisah dari fasilitas umum

(39)

Ruang rapat KAI 22,5 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik • Tidak bising • Kapasitas 12 orang • Terletak terpisah dari

fasilitas umum

Ruang ganti pegawai

stasiun

62,5 m² • Penghawaan yang baik • Pencahayaan buatan

• Terdapat 2 ruangan (pria dan wanita)

• 4 lemari loker, 4 bangku sepanjang 2 m, dan 8 kursi

gudang 16 m² • Penghawaan yang baik • Pencahayaan buatan Musholla 30 m² • Pencahayaan buatan

• Air bersih yang lancar mengalir

• Terdapat 2 musholla • Kapasitas musholla 15

orang

• 4 keran air wudhu WC pegawai 30 m² • Pencahayaan buatan

yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Shaft untuk air bersih dan kotor

• WC pria=3 urinoir, 2 closet, dan 1 wastafel • WC wanita= 3 closet,

dan 2 wastafel • Janitor

Pantry 12 m² • Pencahayaan buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Shaft untuk air bersih dan kotor

(40)

Ruang VIP 128 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik • Tidak bising • 2 ruangan, di lantai 1 dan dasar

• Terletak terpisah dari fasilitas umum Kamar mandi VIP 24 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik

• Shaft untuk air bersih dan kotor

2 kamar mandi lantai 1 dan dasar

Ruang Istirahat Pegawai

104 m² • Penghawaan yang baik • Pencahayaan buatan • Shaft untuk air bersih

dan kotor

• Tempat untuk istirahat dan untuk makan

• Kapasitas kantin 50 orang

Fasilitas lain stasiun Ruang informasi 36 m² • Dapat bertatap langsung dengan penumpang • Terdapat informasi bangunan, jadwal kereta dan tarif

• Kapasitas 2 orang • Terletak di Hall utama

Ruang reservasi 37,5 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik • Tidak bising

• Terletak di zona publik • Kapasitas 12 orang Costumer servis 37,5 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik • Tidak bising

• Terletak di zona publik • Kapasitas 6 orang

(41)

Ruang P3K 72 m² • Pencahayaan buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Tidak bising

• Terdapat ruang untuk dokter seluas 27 m² • Terdapat tempat tidur

untuk 4 orang

POLUSKA 130 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik • Tidak bising • Terdapat ruang tahanan sementara

• Terletak diantara zona komersial dan kereta api • Terdapat ruang kontrol

stasiun

Ruang Porter 60 m² • Pencahayaan buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Terdapat 2 ruangan untuk hall utara dan selatan

• Tempat duduk dengan kapasitas 25 orang Fasilitas Komersial

Minimart 270 m² • Pencahayaan buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Keamanan yang tinggi

• Terletak di zona publik • Disediakan gudang

penyimpanan barang

Retail 189 m² • Pencahayaan buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Terdapat 21 retail • Terletak di zona publik

(42)

Biro perjalanan 42 m² • Pencahayaan buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Dekat dengan gerbang keluar

• Terdapat 2 biro

• Terletak di zona publik

Money Changer 40 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik

• Keamanan yang tinggi

• Terdapat 2 biro

• Terletak di zona publik

Restoran 480 m² • Pencahayaan alami buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Terdapat 2 restoran dengan kapasitas 100 orang

• Terletak di zona publik Cafe 480 m² • Pencahayaan alami

buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Terdapat 3 cafe dengan kapasitas 50 orang • Terletak di zona publik

ATM 30 m² • Terdapat 6 mesin di

setiap hall

WC 39 m² • Pencahayaan buatan

yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Shaft untuk air bersih dan kotor

• WC pria=7 urinoir, 3 closet, dan 2 wastafel • WC wanita= 4 closet,

dan 3 wastafel • Janitor

Musholla 30 m² • Pencahayaan buatan • Air bersih yang lancar

mengalir

• Terdapat 2 musholla • Kapasitas musholla 15

orang

(43)

Ruang ganti popok

8 m² • Pencahayaan buatan • Penghawaan yang baik • Disediakan tempat sampah • Terdapat 2 ruangan • Dua wastafel Ruang Merokok

18 m² m² • Penghawaan yang baik • Disediakan 10 kursi Kantor Pengelola 90 • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik • Tidak bising

Terletak terpisah dengan zona publik

Ruang ganti pegawai

komersial

62,5 m² • Penghawaan yang baik • Pencahayaan buata

• Terdapat 2 ruangan (pria dan wanita)

• 4 lemari loker, 4 bangku sepanjang 2 m, dan 8 kursi

Gudang komersial

120 m² • Penghawaan yang baik • Pencahayaan buatan

Terletak terpisah dengan zona publik

Musholla pegawai

30 m² • Pencahayaan buatan • Air bersih yang lancar

mengalir

• Terdapat 2 musholla • Kapasitas musholla 15

orang

• 4 keran air wudhu WC pegawai 30 m² • Pencahayaan buatan

yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Shaft untuk air bersih dan kotor

• WC pria=3 urinoir, 2 closet, dan 1 wastafel • WC wanita= 3 closet,

dan 2 wastafel • Janitor

(44)

Pantry 12 m² • Pencahayaan buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Shaft untuk air bersih dan kotor

Fasilitas Operasional kereta

PPKA 105 m² • Pencahayaan buatan yang terang

• Penghawaan udara yang baik

• Dapat mengawasi secara langsung dan dengan kamera CCTV

• Diletakan dekat dengan fasilits administrasi • Memiliki akses untuk

memeriksa seluruh kereta api Pengawas Peron 84 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik • Dapat mengawasi secara langsung

Tiap peron memiliki pngawas peron dengan luas 7mx12m

Ruang sinyal 378 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik • Diletakkan terpisah dengan bangunan stasiun Ruang Perawatan 35 m² • Pencahayaan buatan yang terang • Penghawaan udara yang baik

(45)

Fasilitas Utilitas Ruang

reservoir

124 m² • Terletak dilantai dasar • Jauh dari septictank • Dinding ruangan yang

kuat

Berada di zona servis

Ruang Pompa 21 m² • Terletak dilantai dasar • Jauh dari septictank • Dekat dengan ruang

reservoir

Berada di zona servis

Ruang AHU 180 m² • Terletak dilantai dasar • Pintu yang besar

Berada di zona servis

Ruang Genset 90 m² • Terletak dilantai dasar • Pintu yang besar • Memiliki akses keluar

bangunan untuk pengisian bahan bakar

Berada di zona servis

Ruang Elektrikal

36 m² • Terletak dilantai dasar • Tidak bersebelahan

langsung dengan ruang reservoir

Berada di zona servis

Ruang traffo 36 m² • Terletak dilantai dasar • Tidak bersebelahan

langsung dengan ruang reservoir

• Dekat dengan ruang elektrikal

Berada di zona servis

Roof tank 50 m² • Terletak di atap

• Jauh dari jangkauan penumpang

(46)

Septitank 106,25 m² • Terletak jauh dari reservoir

• Didalam tanah Parkir

Parkir Mobil 2.475 m² • Asumsi pengguna

kendaraan=5% dari jumlah keseluruhan pada jam padat(19.835 orang)=992 orang

• Asumsi pengguna mobil=60%x992=595

• Jumlah pengguna tiap mobil 3 orang,jadi jumlah parkir mobil=595/3=198 • Luas total=198x12,5=2.475 m²

Parkir Motor 336,6 m² • Asumsi pengguna

kendaraan=5% dari jumlah keseluruhan pada jam padat(19.835 orang)=992 orang

• Asumsi pengguna motor=40%x992=397

• Jumlah pengguna tiap motor 2orang,jadi jumlah parkir mobil=397/2=198

Luas total=198x1,7=336,6 m²

(47)

Parkir Mobil Staf 312,5 m² • • Asumsi pengguna kendaraan pegawai=25% dari jumlah keseluruhan pegawai(250 orang)=63 orang • Asumsi pengguna mobil=40%x63=25 Luas total=25x12,5 =312,5 m² Parkir Motor Staf 64,6 m² • • Asumsi pengguna kendaraan pegawai=25% dari jumlah keseluruhan pegawai(250 orang)=63 orang • Asumsi pengguna motor=60%x63=38 Luas total=38x1,7 =64,6 m²

Parkir Bus 60 m² • Kapasitas 2 bus kecil

• Luas=3x10=30 m² Parkir Bus Staf 60 m² • Kapasitas 2 bus kecil

• Luas=3x10=30 m²

Parkir Taksi 187,5 m² 15 taxi

Jumlah Sirkulasi 10% 13.799,58 m² 1.379,958 m² Peron (7,5x200)x8 12.000 m²

Gambar

Gambar 16 :   Peta dan Foto Udara Eksisting Stasiun Manggarai
Gambar 17 : Analisis Matahari  Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 20: Keadaan Lingkungan Kawasan Manggarai  Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 21 : Sungai di Dekat Rel Stasiun Manggarai  Sumber : dokumentasi pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian metalografi pada logam hasil pengecoran industri kecil yang menggunakan cetakan logam terlihat konsentrasi atom Al dan Si yang tersebar tidak merata terutama

Pintu akan membuka setelah kereta melewati perlintasan jalan dan kereta terdeteksi oleh sensor yang kedua.. Rancang bangun alat ini untuk satu jalur kereta dengan

Salah satu faktor yang paling penting dalam mempersiapkan proposal dan memperkirakan biaya pekerjan konstruksi serta keuntungannya yang didapatkan dari suatu pekerjaan

menggunakan rumus Debye Scherrer, didapati bahwa temperatur pemanasan mempengaruhi struktur dan ukuran kristal pada sample, semakin besar pemanasan yang diberikan

Pada kelompok I atau kelompok kontrol negatif yaitu kelompok mencit yang tidak mendapat perlakuan infeksi dan tidak menerima pemberian ekstrak etanol daun iler terlihat

 Di bawah Anjakan 6 Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia ini, Kementerian akan mempercepat penambahbaikan prestasi sekolah melalui program yang sistematik dan

Terdapat 1 Program yaitu Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelola Keuangan Sekretariat Daerah dengan Kegiatan Konsolidasi Pelaksanaan Pengelolaan Administrasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik panel dinding bata yang diperkuat dengan tulangan dan pengaruhnya terhadap perilaku portal beton bertulang yang